No. 07/07/62/Th. VIII, 1 Juli 2014
PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2014
RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Provinsi Kalimantan Tengah pada Maret 2014 mencapai 146.324 orang (6,03 persen), berkurang sejumlah 3.060 orang (0,20 persen) dibandingkan September 2013 yang berjumlah 149.384 orang (6,23 persen). Selama periode September 2013 – Maret 2014 penduduk miskin di daerah perkotaan berkurang sekitar 6.224 orang (dari 47.023 orang pada September 2013 menjadi 40.779 orang pada Maret 2014), sementara di daerah perdesaan bertambah 3.184 orang (dari 102.361 orang pada September 2013 menjadi 105.545 orang pada Maret 2014).
Penduduk miskin di daerah perkotaan pada September 2013 sebesar 5,80 persen, menurun menjadi 4,98 persen pada Maret 2014. Sedangkan penduduk miskin di daerah perdesaan meningkat dari 6,45 persen pada September 2013 menjadi 6,57 persen pada Maret 2014.
Garis Kemiskinan pada Maret 2014 yaitu sebesar Rp 318.094,- mengalami kenaikan dari september 2013 yang hanya sebesar Rp 307.698,- (naik 3,38 persen). Peranan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Pada Maret 2014, sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan sebesar 80,80 persen, tidak jauh berbeda dengan September 2014 yang sebesar 80,84 persen. Pada periode September 2013 – Maret 2014, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami penurunan. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) menurun dari 1,016 menjadi 0,748. Ini mengindikasikan bahwa ratarata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin mendekati Garis Kemiskinan. Sedangkan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) menurun dari 0,305 menjadi 0,165. Angka ini menunjukkan bahwa ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga semakin menyempit. Jika dibandingkan antar provinsi yang ada di Pulau Kalimantan pada Maret 2014 angka kemiskinan tertinggi di Provinsi Kalimantan Barat sebesar 8,54 persen, sedangkan terendah di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar 4,68 persen.
Berita Resmi Statistik No. 07/07/62/Th. VIII, 1 Juli 2014
1
1.
Perkembangan Tingkat Kemiskinan September 2013 – Maret 2014 Jumlah penduduk miskin di Provinsi Kalimantan Tengah pada Maret 2014 mencapai 146.324 orang (6,03 persen), berkurang sejumlah 3.060 orang (0,20 persen) dibandingkan dengan penduduk miskin pada September 2013 yang berjumlah 149.384 orang (6,23 persen). Berdasarkan daerah tempat tinggal, selama periode September 2013 – Maret 2014, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan berkurang 6.224 orang (0,82 persen) sedangkan daerah perdesaan bertambah 3.184 orang (0,12 persen). Tabel 1. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Provinsi Kalimantan Tengah Menurut Daerah, Maret 2007 – Maret 2014 Jumlah Penduduk Miskin
Tahun
Persentase Penduduk Miskin
Kota
Desa
Kota+ Desa
Kota
Desa
Kota+ Desa
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Maret 2007 Maret 2008 Maret 2009 Maret 2010 Maret 2011 Sept 2011 Maret 2012 Sept 2012 Maret 2013 Sept 2013 Maret 2014
51.200 45.345 35.775 33.229 29.625 28.660 32.977 33.032 34.113 47.023 40.779
159.100 154.646 130.079 130.992 118.603 123.329 117.775 112.050 106.483 102.361 105.545
210.300 199.991 165.854 164.221 148.228 151.989 150.752 145.082 140.596 149.384 146.324
6,72 5,81 4,45 4,03 3,91 3,74 4,25 4,21 4,30 5,80 4,98
10,76 10,20 8,34 8,19 7,89 8,10 7,64 7,19 6,75 6,45 6,57
9,38 8,71 7,02 6,77 6,55 6,64 6,51 6,19 5,93 6,23 6,03
Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Gambar 1. Perkembangan Kemiskinan di Provinsi Kalimantan Tengah, 2007-2014 210.300
199.991 165.854 164.221
9,38
8,71
7,02
6,77
146.324 148.228 151.989 150.752 145.082 140.596 149.384
6,55
6,64
6,51
6,19
5,93
6,23
6,03
Mar 07 Mar 08 Mar 09 Mar 10 Mar 11 Sept 11 Mar 12 Sept 12 Mar 13 Sept 13 Mar 14 Penduduk Miskin
% Penduduk Miskin
Berita Resmi Statistik No. 07/07/62/Th. VIII, 1 Juli 2014
2
2.
Perubahan Garis Kemiskinan September 2013 – Maret 2014 Garis Kemiskinan dipergunakan sebagai suatu batas untuk menentukan miskin atau tidaknya seseorang. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan. Jadi besar kecilnya jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh Garis Kemiskinan. Selama September 2013 – Maret 2014, Garis Kemiskinan naik sebesar 3,38 persen, yaitu dari Rp 307.698,- per kapita per bulan pada September 2013 menjadi Rp 318.094,- per kapita per bulan pada Maret 2014 (Tabel 2). Dengan memperhatikan komponen Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM), terlihat bahwa peranan komoditi makanan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi non makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Pada Maret 2014, sumbangan GKM terhadap GK cukup besar, yaitu 80,80 persen, sedangkan GKBM hanya sebesar 19,20 persen saja. Tabel 2. Garis Kemiskinan dan Perubahannya Menurut Daerah di Provinsi Kalimantan Tengah, September 2013 – Maret 2014
Daerah/Tahun
Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bln) Makanan
Bukan Makanan
Total
(2)
(3)
(4)
September 2013
232.091
67.879
299.970
Maret 2014
236.203
71.179
307.382
1,77
4,86
2,47
September 2013
257.268
54.380
311.648
Maret 2014
267.629
55.927
323.556
4,03
2,84
3,82
September 2013
248.753
58.945
307.698
Maret 2014
257.016
61.078
318.094
3,32
3,62
3,38
(1)
Perkotaan
Perubahan (%) Perdesaan
Perubahan (%) Kota+Desa
Perubahan (%)
Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Pada Maret 2014, komoditi makanan yang memberi sumbangan terbesar pada Garis Kemiskinan adalah beras, yaitu sebesar 25,58 persen di perkotaan dan 30,50 persen di perdesaan. Rokok kretek filter memberikan sumbangan terbesar kedua Berita Resmi Statistik No. 07/07/62/Th. VIII, 1 Juli 2014
3
kepada Garis Kemiskinan (12,93 persen di perkotaan dan 12,40 persen di perdesaan). Jika kita lihat secara berurutan sepuluh komoditi makanan yang memberikan sumbangan terbesar di perkotaan terdiri dari beras, rokok kretek filter, daging ayam ras, gula pasir, telur ayam ras, mie instan, ikan tongkol/tuna/cakalang, bawang merah, kue basah, dan ikan kembung. Sedangkan di perdesaan terdiri dari beras, rokok kretek filter, gula pasir, daging ayam ras, telur ayam ras, mie instan, bawang merah, kopi, kue basah, dan ikan kembung. Komoditi bukan makanan yang memberikan sumbangan terbesar untuk Garis Kemiskinan adalah perumahan (9,30 persen di perkotaan dan 8,20 persen di perdesaan). Kemudian jika kita lihat secara berurutan lima komoditi bukan makanan yang memberikan sumbangan terbesar di perkotaan terdiri dari perumahan, listrik, bensin, minyak tanah, dan pendidikan. Sedangkan di perdesaan terdiri dari perumahan, bensin, listrik, perlengkapan mandi, dan kayu bakar. Tabel 3. Daftar Komoditi yang Memberi Pengaruh Besar pada Kenaikan Garis Kemiskinan, Maret 2014 Perkotaan
Perdesaan
Komoditi
%
Komoditi
%
(1)
(2)
(3)
(4)
Makanan Beras
25,58
Beras
30,50
Rokok kretek filter
12,93
Rokok kretek filter
12,40
Daging ayam ras
5,89
Gula pasir
6,30
Gula pasir
3,64
Daging ayam ras
4,59
Telur ayam ras
3,28
Telur ayam ras
2,98
Mie instan
3,11
Mie instan
2,81
Ikan Tongkol/Tuna/Cakalang
1,86
Bawang Merah
2,08
Bawang Merah
1,85
Kopi
1,53
Kue basah
1,73
Kue basah
1,45
Ikan Kembung
1,58
Ikan Kembung
1,38
Perumahan
9,30
Perumahan
8,20
Listrik
2,57
Bensin
1,61
Bensin
2,36
Listrik
1,14
Minyak tanah
1,60
Perlengkapan mandi
0,93
Pendidikan
1,30
Kayu bakar
0,72
Bukan Makanan
Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)
Berita Resmi Statistik No. 07/07/62/Th. VIII, 1 Juli 2014
4
3.
Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Selain harus mampu memperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan tentang program kemiskinan juga sekaligus harus bisa mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Pada periode September 2013 – Maret 2014, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami penurunan. Indeks Kedalaman Kemiskinan turun dari 1,016 menjadi 0,748. Sedangkan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) turun dari 0,305 menjadi 0,165 pada periode yang sama (Tabel 4). Hal ini mengindikasikan bahwa secara umum rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin mendekati Garis Kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga semakin menyempit. Tabel 4. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di Provinsi Kalimantan Tengah Menurut Daerah, Maret 2007 – Maret 2014 Tahun
Perkotaan
Perdesaan
Kota + Desa
(1)
(2)
(3)
(4)
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Maret 2007 Maret 2008 Maret 2009 Maret 2010 Maret 2011 September 2011 Maret 2012 September 2012 Maret 2013 September 2013 Maret 2014
0,980 0,898 0,616 0,861 0,823 0,666 0,572 0,919 0,631 0,380 0,795
2,040 1,760 1,238 1,098 1,071 1,309 1,286 1,158 0,982 1,342 0,724
1,680 1,467 1,027 1,018 0,988 1,094 1,047 1,078 0,864 1,016 0,748
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Maret 2007 Maret 2008 Maret 2009 Maret 2010 Maret 2011 September 2011 Maret 2012 September 2012 Maret 2013 September 2013 Maret 2014
0,380 0,186 0,130 0,236 0,264 0,184 0,128 0,251 0,135 0,037 0,189
0,570 0,462 0,270 0,238 0,231 0,335 0,322 0,273 0,219 0,441 0,153
0,510 0,368 0,222 0,238 0,242 0,285 0,257 0,266 0,191 0,305 0,165
Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Berita Resmi Statistik No. 07/07/62/Th. VIII, 1 Juli 2014
5
Nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di daerah perkotaan lebih tinggi dibandingkan perdesaan. Pada Maret 2014 nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) untuk perdesaan hanya 0,724 sementara di daerah perkotaan mencapai 0,795. Begitu juga nilai Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) untuk perdesaan hanya 0,153 sementara di daerah perkotaan mencapai 0,189. Dapat disimpulkan bahwa tingkat kemiskinan di daerah perkotaan lebih buruk dari daerah perdesaan. 4.
Tingkat Kemiskinan Menurut Provinsi di Pulau Kalimantan, Maret 2014 Tabel 5 menunjukkan jumlah dan persentase penduduk miskin menurut provinsi di Pulau Kalimantan pada Maret 2014. Dari tabel tersebut tampak bahwa persentase penduduk miskin tertinggi di Provinsi Kalimantan Barat sebesar 8,54 persen, sementara persentase penduduk miskin terendah di Provinsi Kalimantan Selatan yaitu sebesar 4,68 persen. Dilihat dari jumlah penduduk, sebagian besar penduduk miskin berada di Provinsi Kalimantan Barat yang mencapai 401.511 orang, sementara jumlah penduduk miskin terkecil berada di Provinsi Kalimantan Tengah hanya berjumlah 146.324 orang. Tabel 5. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Provinsi di Pulau Kalimantan, Maret 2014
Provinsi
Jumlah Penduduk Miskin
Persentase Penduduk Miskin
Kota
Desa
Kota+ Desa
Kota
Desa
Kota+ Desa
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Kalimantan Barat
82.048
319.463
401.511
5,76
9,76
8,54
Kalimantan Tengah
40.779
105.545
146.324
4,98
6,57
6,03
Kalimantan Selatan
62.509
120.367
182.876
3,79
5,33
4,68
Kalimantan Timur
97.892
155.707
253.599
4,01
10,33
6,42
(1)
Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 5.
Penjelasan Teknis dan Sumber Data a.
Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep pendekatan kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Dengan pendekatan ini, dapat dihitung Headcount Index, yaitu persentase penduduk miskin terhadap total penduduk. b. Metode yang digunakan yaitu dengan menghitung Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari dua komponen, yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM). Penghitungan Garis Kemiskinan dilakukan secara terpisah untuk daerah perkotaan dan perdesaan. Penduduk miskin adalah Berita Resmi Statistik No. 07/07/62/Th. VIII, 1 Juli 2014
6
penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan. c. Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2.100 kkalori per kapita perhari. Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi (padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buahbuahan, minyak dan lemak, dll). d. Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM) adalah rata-rata pengeluaran untuk perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan. Paket komoditi kebutuhan dasar bukan makanan diwakili oleh 51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di perdesaan. e. Sumber data utama yang dipakai untuk menghitung tingkat kemiskinan adalah data Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) Modul Konsumsi Maret 2014. Jumlah sampel secara nasional sebesar 75.000 rumah tangga, dimana untuk Provinsi Kalimantan Tengah sebesar 1.730 rumah tangga. Sebagai informasi tambahan, juga digunakan hasil survei SPKKD (Survei Paket Komoditi Kebutuhan Dasar), yang dipakai untuk memperkirakan proporsi dari pengeluaran masing-masing komoditi pokok bukan makanan.
Berita Resmi Statistik No. 07/07/62/Th. VIII, 1 Juli 2014
7