No. 05/01/72/Th. XV, 02 Januari 2012
PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH SEPTEMBER 2011
RINGKASAN
Perkembangan selama lima tahun terakhir yaitu periode 2007-2011 jumlah dan persentase penduduk miskin di Sulawesi tengah terus mengalami penurunan secara significant. Masing-masing tahun 2007 sebanyak 557,40 ribu jiwa (22,42 persen), tahun 2008 sebanyak 524,70 ribu jiwa (20,75 persen), tahun 2009 sebanyak 489,84 ribu jiwa (18,98 persen), tahun 2010 sebanyak 474,99 ribu jiwa (18,07 persen) dan pada tahun 2011 (bulan Maret) sebanyak 423,63 ribu jiwa (15,83 persen) sedangkan untuk bulan September naik menjadi 432,07 ribu jiwa (16,04 persen).
Penduduk miskin di Sulawesi Tengah dalam kurun waktu 2011 pada keadaan September sebesar 432,07 ribu jiwa (16,04 persen) sedangkan keadaan Maret sebesar 423,63 ribu jiwa (15,83 persen). Hal tersebut berarti tingkat kemiskinan naik sebanyak 8,44 ribu jiwa atau naik 0,21 persen point. Jika dilihat tingkat akselerasi terjadi pertambahan penduduk miskin di Sulawesi Tengah pada tahun 2011 periode Maret– September sebesar 1,99 persen. Selama tahun 2011 pada periode Maret - September, penduduk miskin di daerah perdesaan dan perkotaan bertambah masing-masing sekitar 4,4 ribu jiwa dan 4,0 ribu jiwa.
Tahun 2011, periode Maret – September, Garis Kemiskinan naik sebesar 5,13 persen, yaitu dari Rp.235.512,- per kapita per bulan pada bulan Maret menjadi Rp. 247,584 per kapita per bulan pada September 2011.
Tahun 2011, periode Maret – September, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) menunjukkan peningkatan dari 2,76 menjadi 2,87. Hal tersebut mengindikasikan ratarata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan mengarah semakin melebar artinya rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung menjauhi garis kemiskinan atau ke arah yang sedikit buruk.
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) menunjukkan kecenderungan meningkat dari 0,75 periode Maret 2011 menjadi 0,78 pada periode September 2011, hal tersebut menunjukkan ketimpangan pengeluaran penduduk semakin melebar.
Berita Resmi Statistik No. No. 05/01/72/Th. XV, 02 Januari 2012
1
1.
Perkembangan Penduduk Miskin di Sulawesi Tengah, 2007 - 2011 Perkembangan selama 5 (lima) tahun terakhir yaitu periode 2007-2011 jumlah dan persentase penduduk miskin di Sulawesi Tengah mengalami penurunan secara signifikan. Tahun 2007 sebanyak 557,40 ribu jiwa (22,42 persen), tahun 2008 sebanyak 524,70 ribu jiwa (20,75 persen), tahun 2009 sebanyak 489,84 ribu jiwa (18,98 persen), tahun 2010 sebanyak 474,99 ribu jiwa (18,07 persen) dan pada tahun 2011 sebanyak 423,63 ribu jiwa (15,83 persen) pada periode Maret sedangkan September sebanyak 432,07 ribu jiwa (16,04 persen), lihat tabel 1. Pada Tahun 2011 periode Maret – September terjadi pertambahan jumlah dan persentase penduduk miskin sebesar 8,44 ribu jiwa dan 16,04 persen dengan perubahan 0,21 persen point. Tabel 1. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Sulawesi Tengah 2007- 2011 Jumlah Penduduk Miskin (Ribu)
Tahun
Kota
Desa
Kota+Desa
(1)
(2)
(3)
(4)
2007
67,10
490,40
2008
60,93
2009 2010 2011 (Maret) 2011 (Septem ber)
Akselerasi (persen)
Persentase Penduduk Miskin
Perubahan (persen point)
Kota
Desa
Kota+Desa
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
557,40
-1,54
12,86
24,97
22,42
-1,67
463,77
524,70
-5,87
11,47
23,22
20,75
-1,67
54,67
435,17
489,84
-6,65
10,09
21,35
18,98
-8,47
54,22
420,77
474,99
-3,02
9,82
20,26
18,07
-0,91
61,90
361,74
423,63
-10,81
9,46
17,89
15,83
-2,24
65,90
366,17
432,07
1,99
10,05
17,96
16,04
0,21
Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)
2.
Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Maret 2011 – September 2011 Jumlah dan persentase penduduk miskin di Sulawesi Tengah September 2011 sebesar 432,07 ribu jiwa (16,04 persen) dibandingkan penduduk miskin Maret 2011. Hal 2
Berita Resmi Statistik No. 05/01/72/Th. XV, 02 Januari 2012
ini berarti secara absolut jumlah penduduk miskin naik sebesar 8,44 ribu jiwa atau secara relatif mengalami peningkatan 0,21 persen point. Jika dilihat tingkat akselerasi pengurangan penduduk miskin di Sulawesi Tengah pada periode Maret 2011 - September 2011 terjadi peningkatan sebesar 1,99 persen. Selama periode Maret 2011 - September 2011, penduduk miskin di daerah perdesaan dan daerah perkotaan secara absolut bertambah masing-masing sebesar 4,4 ribu jiwa dan 4,0 ribu jiwa (lihat tabel 1). Tabel 2. Garis Kemiskinan, Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Daerah, Maret 2011 - September 2011
Makanan
Bukan Makanan
Total
Jumlah penduduk miskin (ribu)
Maret
184.190
79.137
263.326
61,90
9,46
September
191.220
80.040
271.260
65,90
10,05
Maret
180.577
45.932
226.509
368,44
17,89
September
191.537
48.435
239.973
366,17
17,96
Maret
181.460
54.051
235.512
423,63
15,83
September
191.460
56.123
247.584
432,07
16,04
Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bln) Daerah/ Tahun 2011
Persentase penduduk miskin
Perkotaan
Perdesaan
Kota+Desa
Sumber: Diolah dari data Susenas
Berita Resmi Statistik No. No. 05/01/72/Th. XV, 02 Januari 2012
3
3.
Perubahan Garis Kemiskinan Maret 2011 - September 2011 Besar kecilnya jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh Garis Kemiskinan, karena penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dibawah Garis Kemiskinan. Periode Maret 2011 – September 2011, Akselerasi Garis Kemiskinan naik sebesar 5,13 persen, yaitu dari Rp.235.512,- keadaan Maret tahun 2011 menjadi Rp.247.584,keadaan September 2011. Dengan memperhatikan komponen Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM), terlihat bahwa peranan komoditi makanan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Pada tahun 2011 periode Maret, sumbangan GKM terhadap GK sebesar 77,05 persen, naik menjadi 77,33 persen pada periode September 2011 (tabel 2).
4.
Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan Dimensi lain yang perlu diperhatikan selain jumlah dan persentase penduduk miskin adalah Indeks Kedalaman Kemiskinan.
Tabel 3. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di Sulawesi Tengah Menurut Daerah, Maret 2011 – September 2011 Tahun 2011
Kota
Desa
Kota + Desa
(1)
(2)
(3)
(4)
Maret
1,93
3,03
2,76
September
1,46
3,33
2,87
Maret
0,59
0,81
0,75
September
0,31
0,94
0,78
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
Sumber: Diolah dari data Susenas
Periode Maret 2011 - September 2011, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) menunjukkan peningkatan dari 2,76 pada Maret 2011 menjadi 2,87 pada September 2011.
4
Berita Resmi Statistik No. 05/01/72/Th. XV, 02 Januari 2012
Hal tersebut berarti bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung menjauhi garis kemiskinan atau ke arah yang sedikit buruk. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) untuk daerah perkotaan mengalami penurunan sebesar 1,93 menjadi 1,46 sementara daerah pedesaan menunjukkan kenaikan dari 3,03 menjadi 3,33 (tabel 3). Artinya di daerah perkotaan ketimpangan rata-rata pengeluaran penduduk miskin sudah lebih baik daripada daerah pedesaan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) secara umum meningkat dari 0,75 menjadi 0,78 pada periode yang sama (tabel 3). Hal tersebut menunjukkan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin semakin melebar. Nilai Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) untuk perkotaan mencapai 0,59 pada Maret 2011 menurun menjadi 0,31 pada September 2011. Sementara sebaliknya di daerah perdesaan meningkat dari 0,81 pada Maret 2011 menjadi 0,94 pada September 2011. Di daerah perkotaan ketimpangan dan keparahan rata-rata pengeluaran penduduk miskin sudah semakin mengecil sedangkan di daerah pedesaan pada periode September terjadi ketimpangan dan keparahan rata-rata pengeluaran penduduk miskin yang semakin melebar dibandingkan dengan periode Maret tahun yang sama.
Berita Resmi Statistik No. No. 05/01/72/Th. XV, 02 Januari 2012
5