Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Luas lahan pekarangan secara nasional sekitar 10,3 juta ha atau 14 % dari keseluruhan luas lahan pertanian dan merupakan salah satu sumber potensial penyedia bahan pangan yang bernilai gizi dan memiliki nilai ekonomi tinggi. Lahan pekarangan tersebut sebagian besar masih belum dimanfaatkan sebagai areal pertanaman aneka komoditas pertanian, khususnya komoditas pangan. Di Provinsi Bengkulu, lahan pekarangan cukup luas namun pemanfaatannya relatif masih terbatas. Dengan demikian, pengembangan berbagai inovasi yang terkait dengan lahan pekarangan belum banyak berkembang sebagaimana yang diharapkan. Pemanfaatan lahan pekarangan untuk tanaman obat-obatan, tanaman pangan, tanaman hortikultura, ternak, ikan dan lainnya, selain dapat memenuhi kebutuhan keluarga sendiri, juga berpeluang memperbanyak sumber penghasilan rumah tangga, apabila dirancang dan direncanakan dengan baik. Penerbitan Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan ini diharapkan akan menghela berkembangnya inovasi baru serta pemikiran bagi pemanfaatan lahan pekarangan di Provinsi Bengkulu. Semoga buku ini dapat menjadi pedoman teknis yang bermanfaat bagi berbagai kalangan yang peduli pada optimalisasi pemanfaatan pekarangan. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Bengkulu, Mei 2012 Kepala,
Dr. Dedi Sugandi, MP
1
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR...................................................................
iii
DAFTAR ISI............................................................................
iv
I.
PENDAHULUAN................................................................ 1.1. Latar Belakang......................................................... 1.2. Tujuan..................................................................... 1.3. Sasaran....................................................................
1 1 2 2
II.
KONSEP DAN BATASAN....................................................
3
III. TAHAPAN PELAKSANAAN.................................................
5
IV. DISAIN PEKARANGAN......................................................
7
V.
KEBUN BIBIT DESA (KBD)................................................
11
VI. MENYIAPKAN MEDIA TANAM............................................
12
VII. TEKNOLOGI PEMBUATAN KOMPOS DAN MIKRO ORGANISME LOKAL (MOL)...............................................
14
VIII. TEKNIS BUDIDAYA.......................................................... 8.1. Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur................................................................ 8.2. Budidaya Sayuran Dataran Rendah............................ 8.3. Budidaya Tanaman Pangan....................................... 8.4. Budidaya Ikan Lele...................................................
17
IX. PENUTUP........................................................................
66
LAMPIRAN..............................................................................
67
2
17 18 49 57
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lahan pekarangan memiliki fungsi multi guna, karena dari lahan yang relatif sempit ini, bisa menghasilkan bahan pangan seperti umbi-umbian, sayuran, buah-buahan; bahan tanaman rempah dan obat, bahan kerajinan tangan; serta bahan pangan hewani yang berasal dari unggas, ternak kecil maupun ikan. Pemanfaatan lahan pekarangan untuk pengembangan pangan rumah tangga merupakan salah satu alternatif untuk mewujudkan kemandirian pangan rumah tangga. Berbagai jenis tanaman pangan seperti padi-padian, umbi-umbian, kacang-kacangan, sayur, buah, dan pangan dari hewani banyak kita jumpai. Demikian pula berbagai jenis tanaman rempah dan obat-obatan dapat tumbuh dan berkembang dengan mudah di wilayah kita ini. Namun demikian realisasi konsumsi masyarakat masih dibawah anjuran pemenuhan gizi. Oleh karena itu salah satu upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan keluarga dan gizi masyarakat harus diawali dari pemanfaatkan sumberdaya yang tersedia maupun yang dapat disediakan di lingkungannya. Upaya tersebut ialah memanfaatkan pekarangan yang dikelola oleh keluarga. Provinsi Bengkulu memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah. Ketersediaan jenis pangan dan rempah yang beraneka ragam, berbagai jenis tanaman pangan seperti padi-padian, umbi-umbian, kacang-kacangan, sayur, buah, dan pangan dari hewani banyak kita jumpai. Demikian pula berbagai jenis tanaman rempah dan obat-obatan dapat tumbuh dan berkembang dengan mudah di wilayah kita ini. Namun demikian realisasi konsumsi masyarakat masih dibawah anjuran pemenuhan gizi. Oleh karena itu salah satu upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan keluarga dan gizi masyarakat harus diawali dari pemanfaatkan sumberdaya yang tersedia maupun yang dapat disediakan di lingkungannya. Upaya tersebut ialah memanfaatkan pekarangan yang dikelola oleh keluarga. Berdasarkan pengamatan, perhatian petani terhadap pemanfaatan lahan pekarangan relatif masih terbatas, sehingga pengembangan berbagai inovasi yang terkait dengan lahan pekarangan belum banyak berkembang sebagaimana yang diharapkan. Kementerian Pertanian melihat potensi lahan pekarangan ini sebagai salah satu pilar yang dapat diupayakan untuk mewujudkan 3
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu kesejahteraan keluarga, baik bagi rumah tangga di perdesaan maupun di perkotaan. Manfaat yang akan diperoleh dari pengelolaan pekarangan antara lain dapat: memenuhi kebutuhan konsumsi dan gizi keluarga, menghemat pengeluaran, dan juga dapat memberikan tambahan pendapatan bagi keluarga. Potensi lahan pekarangan sebagai salah satu pilar yang dapat diupayakan untuk mewujudkan kesejahteraan keluarga, baik bagi rumah tangga di perdesaan maupun di perkotaan.
1.2. Tujuan Tujuan pemanfaatan Lahan Pekarangan antara lain: 1. Meningkatkan keterampilan keluarga dan masyarakat dalam pemanfaatan lahan pekarangan di perkotaan maupun pedesaan untuk budidaya tanaman pangan, buah, sayuran dan tanaman obat keluarga (toga), pemeliharaan ternak dan ikan, pengolahan hasil serta pengolahan limbah rumah tangga menjadi kompos. 2. Memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga dan masyarakat secara lestari 3. Menambah keindahan dan kesehatan lingkungan, serta mempertahankan sumberdaya genetik lokal yang tersedia di setiap daerah. 4. Mengembangkan kegiatan ekonomi produktif keluarga dan menciptakan lingkungan hijau yang bersih dan sehat secara mandiri.
1.3. Sasaran Sasaran yang ingin dicapai dari Pemanfaatan Lahan Pekarangan ini adalah berkembangnya kemampuan keluarga dan masyarakat secara ekonomi dan sosial, dalam memenuhi kebutuhan pangan dan gizi, menuju keluarga dan masyarakat yang mandiri dan sejahtera.
4
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu
II. KONSEP DAN BATASAN 1. Lahan Pekarangan: Adalah lahan kering yang berada di sekitar rumah yang dibatasi dengan pagar/batas.
2. Bahan Pangan: Biasanya berasal dari tumbuhan dan hewan yang mengandung beberapa unsur atau senyawa seperti air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, enzim, pigmen, dan lain-lain.
3. Penataan Pekarangan: Ditujukan untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya melalui pengelolaan lahan pekarangan secara intensif dengan tata letak sesuai dengan pemilihan komoditas.
4. Rumah Pangan Lestari: Rumah yang memanfaatkan pekarangan secara intensif melalui pengelolaan sumberdaya alam lokal secara bijaksana, yang menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas, nilai dan keanekaragamannya.
5. Pengelompokan Lahan Pekarangan: Dibedakan atas pekarangan perkotaan dan perdesaan, masingmasing memiliki spesifikasi baik untuk menetapkan komoditas yang akan ditanam, besarnya skala usaha pekarangan, maupun cara menata tanaman, ternak, dan ikan. a. Pekarangan Perkotaan: Pekarangan perkotaan dapat dikelompokkan menjadi 2 strata, yaitu: (1) Perumahan tanpa halaman sampai dengan luas lahan 100 m2; (2) Perumahan dengan luas lahan 100 – 200 m2. b. Pekarangan Perdesaan: Pekarangan perdesaan dikelompkkan menjadi 2 strata, yaitu (1) sempit sampai luas: 200 - 400 m2; (2) pekarangan luas (>400 m2).
5
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu
6. Pemilihan komoditas: Ditentukan dengan mempertimbangkan pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga serta kemungkinan pengembangannya secara komersial berbasis kawasan. Komoditas untuk pekarangan antara lain: sayuran, tanaman rempah dan obat, serta buah (pepaya, belimbing, jambu biji, Jeruk Kalamansi, mangga bengkulu). Pada pekarangan yang lebih luas dapat ditambahkan kolam ikan dan ternak ayam, itik, kambing.
6
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu
III TAHAPAN PELAKSANAAN 3.1. Persiapan a) pengumpulan informasi awal tentang potensi sumberdaya dan kelompok sasaran. b) pertemuan dengan SKPD terkait untuk menentukan kesepakatan dalam penentuan calon kelompok sasaran dan lokasi. c) memilih pendamping yang menguasai teknik pemberdayaan masyarakat sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
3.2. Pembentukan Kelompok Kelompok sasaran adalah rumahtangga atau kelompok rumah tangga, dan fasilitas umum dalam satu Rukun Tetangga, Rukun Warga atau satu dusun/kampung. Kelompok dibentuk dari, oleh, dan untuk kepentingan para anggota kelompok itu sendiri.
3.3. Sosialisasi Menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan dan membuat kesepakatan awal untuk rencana tindak lanjut yang akan dilakukan. Kegiatan sosialisasi dilakukan terhadap kelompok sasaran dan pemuka masyarakat serta petugas pelaksana instansi terkait.
3.4. Perencanaan Kegiatan a) Diawali dengan pelaksanaan PRA untuk mengetahui kondisi awal, potensi, dan kendala, serta menyusun disain pekarangan. b) Melakukan perencanaan/rancang bangun pemanfaatan lahan pekarangan dengan menanam berbagai tanaman pangan, sayuran dan obat keluarga, ikan dan ternak, serta pengelolaan limbah rumah tangga. c) Menyusun rencana kerja untuk satu tahun. Kegiatan tersebut dilakukan bersama-sama dengan kelompok dan dinas instansi terkait.
3.5. Pelatihan Pelatihan dilakukan sebelum pelaksanaan di lapang. Jenis pelatihan yang dilakukan diantaranya: penyiapan media tanam, teknik budidaya tanaman pangan, buah dan sayuran, toga, teknik budidaya ikan dan
7
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu ternak, pengolahan hasil dan pemasaran serta teknologi pengelolaan limbah rumah tangga menjadi kompos.
3.6. Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh Tim terpadu yang dikoordinir oleh Badan Ketahanan Pangan Provinsi, dengan pengawalan teknologi oleh peneliti/penyuluh BPTP serta pendampingan oleh Penyuluh lapangan. Kegiatan bersifat lapangan (demplot beberapa titik, penanaman sayuran/ternak/ikan kepada seluruh anggota, pengelolaan Kebun Bibit Desa).
3.7. Monitoring dan Evaluasi Dilaksanakan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan kegiatan, dan menilai kesesuaian kegiatan yang telah dilaksanakan dengan perencanaan. Evaluasi pengeluaran konsumsi rumah tangga dan tambahan pendapatan keluarga.
8
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu
IV. DISAIN PEKARANGAN Model Perkotaan: Strata I (Luas < 100 m2) 1. Untuk rumah tanpa halaman dapat ditanam sayuran vertikultur tingkat 4 (bahan dari paralon atau bambu betung). Tanaman yang dapat ditanaman adalah jenis sayuran seperti kangkung, bayam, sawi, daun bawang, kemangi; tanaman obat yang dapat diusahakan antara lain: kencur, jahe, kunyit. 2. Rumah dengan halaman sempit dapat ditanam tanaman sayuran vertikultur, tanaman dalam polybag seperti: cabe, terung, tomat, dan bunga kol. 3. Rumah yang halaman pekarangan agak luas (< 100 m2) dapat diusahakan tanaman dalam polybag maupun bertanam di bedengan misalnya: cabe, terung, tomat, bunga kool, kunyit, kemangi, lengkuas, dan jahe.
Model Perkotaan: Strata II (luas pekarangan 100 – 200 m2 ) 1. Tanaman sayuran dalam polybag: tomat, terung, daun bawang diletakkan di depan teras rumah menggunakan para-para. 2. Halaman dengan sinar penuh dapat ditanami sayuran, buah-buahan dan obat. Sayuran yang ditanam dianjurkan dalam bedengan ukuran 1-2 m x 4-8m tergantung ketersediaan lahan, jenis sayuran seperti: kangkung, cabai, tomat, kool bunga, terung, atau kacang panjang halaman dengan sinar kurang penuh (teduh): bayam, sawi, slada, kunyit, kunyit putih, jahe, kencur, lengkuas. 3. Pada halaman yang luas dapat diusahakan tanaman buah seperti: pisang, pepaya, jeruk kalamansi, mangga Bengkulu. Selain tanaman sayur dan buah juga dapat diusahakan ternak ayam buras, dan kolam ikan (lele, nila).
9
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu
Gambar Disain Pekarangan Model Perkotaan Strata 1:
Strata II:
10
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu
Model Perdesaan: Strata I (luas pekarangan < 400 m2) 1. Pada halaman yang sempit sampai cukup luas dianjurkan menanam dalam polybag dan bedengan. Tanaman sayuran dalam polybag: tomat, terung, daun bawang, sawi diletakkan di halaman depan rumah menggunakan para-para. Tanaman sayuran dan obat dalam bedengan dengan sinar penuh: kangkung, tomat, cabai, terung, atau kacang panjang; halaman dengan sinar kurang penuh (teduh) bayam, sawi, selada,seledri, kunyit, kunyit putih, jahe, kencur, lengkuas. Tanaman buah ditanam di halaman samping atau belakang, jenisnya: pisang, mangga, pepaya, jeruk kalamansi. 2. Ternak ayam kampung. 3. Kolam ikan: (lele, nila).
Model Perdesaan: Strata II (luas pekarangan > 400 m2) 1. Tanaman sayuran dalam polybag: tomat, terung, daun bawang, sawi diletakkan di depan teras rumah menggunakan para-para. Tanaman sayuran dan obat dalam bedengan dengan sinar penuh: kangkung, tomat, cabai, terung, atau kacang panjang; halaman dengan sinar kurang penuh (teduh) bayam, sawi, selada,seledri, kunyit, kunyit putih, cahe, kencur, lengkuas. Tanaman buah ditanam di halaman samping atau belakang, jenisnya: pisang, mangga, pepaya, jeruk kalamansi. 2. Tanaman pangan lainnya seperti ubi kayu, ubi jalar, ganyong, garut, talas. 3. Ternak ayam kampung Kolam ikan: (lele, nila). 4. Ternak Kambing kacang.
11
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu
Gambar Disain Pekarangan Model Perdesaan Strata 1:
Strata II:
12
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu
V. KEBUN BIBIT DESA (KBD) Kebun Bibit Desa (KBD) merupakan kebun bibit yang dibuat di setiap Desa untuk menyiapkan bibit tanaman yang dibutuhkan anggota. Tujuan KBD adalah untuk menyiapkan bibit yang kontinyu, dan varietas terjamin sehingga dapat mempertahankan kelestarian kawasan. KBD untuk sayuran terdiri dari: (1) rumah bibit dengan ukuran 3 - 4 m X 5 m, tinggi 3 m, atap terbuat dari plastik bening tebal, dan (2) rak bibit berupa para-para bertingkat. KBD dapat memperoleh benih/bibit dari Kebun Bibit Inti (KBI) berupa varietas unggul dari Badan Litbang, maupun swasta yang berada di BPTP.
Rumah Bibit pada Kebun Bibit Inti (KBI) di BPTP Bengkulu
13
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu
VI. MENYIAPKAN MEDIA TANAM Media tanam adalah tempat tumbuhnya tanaman untuk menunjang perakaran. Dari media tanam inilah tanaman menyerap makanan berupa unsur hara melalui akarnya. Media tanam yang digunakan adalah campuran antara tanah, pupuk kandang atau kompos, dan sekam dengan perbandingan 1:1:1 (ukuran karung, atau gerobag dorong, bukan kilogram). Setelah semua bahan terkumpul, dilakukan pencampuran hingga merata. Tanah dengan sifat koloidnya memiliki kemampuan untuk mengikat unsur hara, dan melalui air unsur hara dapat diserap oleh akar tanaman dengan prinsip pertukaran kation. Sekam berfungsi untuk menampung air di dalam tanah sedangkan kompos menjamin tersedianya bahan penting yang akan diuraikan menjadi unsur hara yang diperlukan tanaman. Campuran media tanam kemudian dimasukkan ke dalam media tanam seperti polybag, bambu vertikultur hingga penuh. Media tanam di dalam bambu diusahakan agar tidak terlalu padat supaya air mudah mengalir, juga supaya akar tanaman tidak kesulitan “bernafas”, dan tidak terlalu renggang agar ada keleluasaan dalam mempertahankan air dan menjaga kelembaban. Contoh media tanaman
14
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu
Media tanam dalam bedengan, dan polybag
15
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu
VII. TEKNOLOGI PEMBUATAN KOMPOS DAN MIKRO ORGANISME LOKAL (MOL) Kompos adalah pupuk yang dihasilkan dari bahan organik melalui proses pembusukan. Pembuatannya dilakukan pada suatu tempat yang terlindung dari matahari dan hujan. Salah satu aktivator atau dekomposer yang sering digunakan adalah Stardec, Trico-G atau Starbio. Aktivator Stardec berisi beberapa mikroba yang berperan dalam penguraian atau dekomposisi limbah organik hingga dapat menjadi kompos. Mikroba tersebut lignolitik, selulolitik, proteolitik, lipolitik, aminolitik dan mikroba fiksasi nitrogen non-simbiotik.
Alat dan Bahan yang diperlukan dalam pembuatan 1 ton kompos Bahan yang dibutuhkan: • 1 ton bahan organik (pupuk kandang/limbah kotoran sapi) • 2,5 kg Aktivator (Trico G/stardec) • 100 kg serbuk gergaji (dapat diganti dengan dedak atau bahan halus lainnya) • 100 kg abu Sekam • 20 kg kalsit atau dolomit. Alat-alat yang digunakan: • Sekop • Cangkul • Gerobak sorong/ arco • Tempat pembuatan/gudang
Cara pengolahan aplikasi pupuk mikroba stardec: 1. Siapkan media pengolahan kompos pada tempat terlindung atau tidak kena matahari langsung, bisa dibawah atap pondok atau dibawah pohon dengan alas atau lantai dibuat agak tinggi untuk menghindari genangan air. Pengolahan kompos juga bisa menggunakan media berbentuk lobang dengan ukuran dalam 1 m, lebar 2 m s/d 3 m dan panjangnya tergantung lokasi dan kebutuhan. Sebaiknya dibuat bangunan khusus untuk pengolahan secara berkesinambungan.
16
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu 2. Campurkan bahan organik (pupuk kandang atau limbah pertanian lain) dengan serbuk gergaji, abu dan kalsit kemudian diaduk merata. 3. Buat lapisan setinggi 60 cm taburkan Stardec secara merata pada bahan dasar kompos, kemudian dilapisi lagi setinggi 60 cm dan taburkan Stardec kembali secara merata. Demikian seterusnya dilakukan sesuai dengan kapasitas bahan yang diproses. 4. Selama proses pengomposan, tambahkan air pada bahan organik untuk mempertahankan kadar air dan kelembaban tetap berkisar 50 s/d 60 %. 5. Tumpukan bahan tersebut dibalik seminggu sekali dengan waktu proses pengomposan selama 3-4 minggu. Jika ingin mempercepat waktu pengomposan, bisa ditambahkan pupuk urea sebanyak 2,5 kg per ton bahan organik.
Ciri-ciri kompos yang telah matang 1. Warna menjadi coklat kehitaman 2. Terjadi perubahan bentuk menjadi remah 3. Tidak berbau dan suhu tidak panas.
Cara penggunaan kompos Kompos diberikan pada lahan dengan cara diberikan pada jalur atau lahan yang dicangkul atau disekitar lubang tanam sebelum tanam. Untuk pertanaman padi sawah digunakan minimal 2 ton kompos dan pertanaman jagung 2 s/d 4 ton kompos. Penggunaan kompos dikombinasikan dengan penggunaan 50 % rekomendasi pupuk kimia. Penggunaan kompos ini mulai berkembang di tingkat petani, tidak hanya untuk komoditi padi dan palawija, tetapi juga sayursayuran. Dosis kompos pada tanaman sayuran (cabe, tomat dan lainlain) berkisar 10 s/d 20 ton/ha atau 0,5 s/d 1 kg kompos/tanaman. Dengan pemakaian 0,5 s/d 1 kg kompos/tanaman, tangkai buah cabe cenderung lebih kuat sehingga dapat mengurangi gugur bunga. Pada tanaman terung, pemberian kompos menyebabkan buah terung menjadi besar.
Cara Pembuatan Mikro Organisme Lokal (MOL) • Siapkan botol plastik air minum kemasan ukuran besar (1.500 mililiter). Cukup satu botol kosong saja, tidak usah dengan tutupnya. 17
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu • Beli tapai atau peuyeum, sedikit saja, soalnya butuhnya juga hanya 1 ons, lalu masukkan dalam botol tadi. • Isikan air dalam botol yang telah berisi tapai atau peuyeum tadi. Tidak usah penuh, cukup hampir penuh. • Masukkan gula ke dalam botol yang telah diisi tapai atau peyeum dan air tadi. Bisa gula pasir atau gula merah, 5 sendok makan. • Kocok-kocok sebentar agar gula melarut. • Biarkan botol terbuka tidak ditutup selama 4 atau 5 hari. Selanjutnya, selamanya botol tidak ditutup, biar MOL-nya bisa bernafas. • Setelah 5 hari, dan kalau dicium akan berbau wangi alkohol, maka MOL telah bisa dipakai. • Kalau ingin ”beternak” MOL, maka ambillah botol kosong yang sejenis, lalu bagilah MOL dari botol yang satu ke botol kedua. Separoh-separoh. Lalu isikanlah air ke dalam botol-botol tadi sampai hampir penuh, dan kemudian masukanlah gula ke masing-masing botol dengan takaran seperti di atas. Maka kita punya 2 botol MOL. Bila ingin memperbanyak lagi ke dalam botol-botol yang lain, lakukanlah dengan cara yang sama.
18
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu VIII. TEKNIS BUDIDAYA 8.1. Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur
Tanaman Vertikultur dari bambu
Tanaman Vertikultur dari paralon
Istilah verticultur sesuai dengan asal katanya dari bahasa Inggris, yaitu vertical dan culture, maka vertikultur adalah sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat, baik indoor maupun outdoor. Sistem budidaya pertanian secara vertikal atau bertingkat ini merupakan konsep penghijauan yang cocok untuk daerah perkotaan dan lahan terbatas. Misalnya, lahan 1 meter mungkin hanya bisa untuk menanam 5 batang tanaman, dengan sistem vertikal bisa untuk 20 batang tanaman. Vertikultur tidak hanya sekadar kebun vertikal, namun ide ini akan merangsang seseorang untuk menciptakan khasanah biodiversitas di pekarangan yang sempit sekalipun. Struktur vertikal, memudahkan pengguna membuat dan memeliharanya. Pertanian vertikultur tidak hanya sebagai sumber pangan tetapi juga menciptakan suasana alami yang menyenangkan. Model, bahan, ukuran, wadah vertikultur sangat banyak, tinggal disesuaikan dengan kondisi dan keinginan. Pada umumnya adalah berbentuk persegi panjang, segi tiga, atau dibentuk mirip anak tangga atau para-para, dengan beberapa undak-undakan atau sejumlah rak. Bahan dapat berupa bambu atau pipa paralon, kaleng bekas, bahkan lembaran karung beras pun bisa, karena salah satu filosofi dari vertikultur adalah memanfaatkan benda-benda bekas di sekitar kita. Persyaratan vertikultur adalah kuat dan mudah dipindahpindahkan. Tanaman yang akan ditanam sebaiknya disesuaikan dengan 19
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu kebutuhan dan memiliki nilai ekonomis tinggi, berumur pendek, dan berakar pendek. Tanaman sayuran yang sering dibudidayakan secara vertikultur antara lain selada, kangkung, bayam, pokcoy, caisim, kemangi, tomat, pare, kacang panjang, mentimun dan tanaman sayuran daun lainnya. Untuk tujuan komersial, pengembangan vertikultur ini perlu dipertimbangkan aspek ekonomisnya agar biaya produksi jangan sampai melebihi pendapatan dari hasil penjualan tanaman. Sedangkan untuk hobi, vertikultur dapat dijadikan sebagai media kreativitas dan memperoleh panenan yang sehat dan berkualitas.
Pembuatan wadah tanam vertikultur Contoh salah satu wadah tanam dibuat dari dua batang bambu yang masing-masing panjangnya 120 cm, dengan pembagian 100 cm untuk wadah tanam dan 20 cm sisanya untuk ditanam ke tanah. Pada setiap bambu akan dibuat lubang tanam sebanyak 10 buah. Bambu dipilih yang batangnya paling besar, lalu dipotong sesuai dengan ukuran yang ditetapkan. Semakin bagus kualitas bambu, semakin lama masa pemakaiannya. Di bagian 20 cm terdapat ruas yang nantinya akan menjadi ruas terakhir dihitung dari atas. Semua ruas bambu kecuali yang terakhir dibobol dengan menggunakan linggis supaya keseluruhan ruang dalam bambu terbuka. Di bagian inilah nantinya media tanam ditempatkan. Untuk ruas terakhir tidak dibobol keseluruhan, melainkan hanya dibuat sejumlah lubang kecil dengan paku untuk sirkulasi air keluar wadah. Selanjutnya dibuat lubang tanam di sepanjang bagian 100 cm dengan menggunakan bor listrik. Dapat juga menggunakan alat lain seperti pahat untuk membuat lubang. Lubang dibuat secara selangseling pada keempat sisi bambu (asosiasikan permukaan bambu dengan bidang kotak). Pada dua sisi yang saling berhadapan terdapat masing-masing tiga lubang tanam, pada dua sisi lainnya masingmasing dua lubang tanam, sehingga didapatkan 10 lubang tanam secara keseluruhan. Setiap lubang berdiameter kira-kira 1,5 cm, sedangkan jarak antar lubang dibuat 30 cm.
8.2. Budidaya Sayuran Dataran Rendah a. Cabe Cabe merah (Capsicum annum) merupakan salah satu jenis
sayuran penting yang bernilai ekonomis tinggi dan cocok untuk dikembangkan di daerah tropika seperti di Indonesia. Cabe sebagian 20
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu besar digunakan untuk konsumsi rumah tangga dan sebagiannya untuk ekspor dalam bentuk kering, saus, tepung dan lainnya. Komoditi tersebut banyak diusahakan di lahan kering baik dataran tinggi maupun dataran rendah. Cabe merah dapat dibudidayakan di dataran rendah maupun dataran tinggi, pada lahan sawah, pekarangan atau tegalan dengan ketinggian 0-1000 m dpl. Tanah yang baik untuk pertanaman cabe adalah yang berstruktur remah atau gembur, subur, banyak mengandung bahan organik, pH tanah antara 6-7. Kandungan air tanah juga perlu diperhatikan. Tanaman cabe yang dibudidayakan di sawah sebaiknya ditanam pada akhir musim hujan, sedangkan di tegalan ditanam pada musim hujan. Beberapa varietas cabe non hibrida spesifik dataran rendah yang dihasilkan Badan Litbang Pertanian antara lain: No
Nama Varietas
Potensi Hasil (ton/ha)
1 2 3 4
Tombak-1 (K) Tombak-2 (K) Cemeti-1 (K) Tampar-1 (K)
19-22 11 8,5 14,3
Panjang diameter buah (cm/cm) 13/1,5 9,8/1,3 12/0,8 15,6/0,7
5
Tampar-2 (K)
15,5
13,2/1,3
6
Kriting Bkt Tinggi
30
18/0,1
7
Laris (B)
12
14,5/0,9
8 9 10
Tanjung-1 (K) Tanjung-2 (B) Lembang-1 (K)
18,5 19,5 19
10,9/1,2 11,2/1,3 11,2/1,3
21
Ketahanan terhadap penyakit
Ketahanan terhadap hama
Adaptasi
Antraknos Antraknos Antraknos Layu + Antrknos Layu + Antrknos Antraknos + busuk Batang Antraknos + busuk daun Antraknos Antraknos
Lalat buah Lalat buah Lalat buah -
DT – DR DT – DR DT – DR -
-
-
-
-
-
DR – DT
Tungau -
DR – DT DR – DT DM – DT
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu Tahapan Budidaya
Penanganan Bibit Cabe di KBI BPTP Bengkulu
Persemaian • Untuk memperoleh bibit yang baik umumnya dilakukan penyemaian benih di tempat persemaian, kemudian dilakukan penyapihan (pembumbungan) sebelum ditanam di lapangan. • Tempat persemaian diberi naungan atap plastik transparan, dan atap menghadap ke timur. • Media persemaian terdiri dari campuran tanah, kompos, dan sekam (1:1:1), diayak sehingga mendapatkan struktur tanah yang halus dan masukkan dalam plastik persemaian ukuran 6 x 10 cm. • Benih dimasukkan di tengah media persemaian kemudian ditutupi tipis tanah halus dan disiram. Lalu ditutupi lagi dengan daun pisang atau karung basah. • Setelah benih berkecambah (7-8 hari) tutup daun pisang atau karung dibuka. • Penyiraman dilakukan secukupnya tidak terlalu basah atau kering. • Setelah membentuk 2 helai daun (12-14 hari) bibit disemprot dengan insektisida berbahan aktif fipronil 50 gr/l, dosis penyemprotan 0,5 ml per liter • Persemaian juga disiangi dengan cara mencabut gulma yang tumbuh. • Bibit yang tampak terserang hama atau penyakit dibuang dan dimusnahkan. • Sebelum dipindah ke lapangan atau media tanam, dilakukan penguatan bibit dengan cara membiarkan bibit menerima langsung sinar matahari dan mengurangi penyiraman secara bertahap. Penguatan bibit dilakukan selama 7 hari. • Bibit siap ditanam setelah berumur 3-4 minggu. Bibit tersebut sudah membentuk 4-6 helai daun, dan tinggi 5-10 cm. 22
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu Penyiapan Lahan Bedengan • Untuk lahan pekarangan: lahan diolah sedalam 30-40 cm sampai gembur, dibuat bedengan dengan lebar 1-1,2 m, tinggi 30 cm, jarak antar bedeng 30 cm. Dibuat garitan-garitan atau lubang tanam dengan jarak tanam (50-60 cm) x (40-50 cm). Polybag Komposisi media tanam terdiri dari tanah : kompos : sekam dengan perbandingan 2:2:1. Penggunaan sekam bertujuan untuk memperbaiki drainase sehingga air tidak tergenang dalam polybag. Polybag yang dipakai berukuran 35 cm x 35 cm yang telah diberi lubang kemudian media diisi sebanyak ¾ dari volume polybag lalu disiram dan dibiarkan selama 5-7 hari agar media tanam lebih siap. Penanaman • Pemilihan waktu tanam yang tepat sangat penting, terutama berhubungan dengan ketersediaan air, curah hujan, temperatur, dan gangguan hama/penyakit. • Pada penanaman polybag dapat ditanam dua bibit. • Pada lahan bedengan waktu tanam yang baik pada awal musim hujan, Sebelum tanam, garitan-garitan yang telah disiapkan diberi pupuk kandang atau kompos, dengan cara dihamparkan pada garitan. Di atas pupuk kandang atau kompos diletakkan sebagian pupuk buatan, kemudian diaduk dengan tanah. • Bedengan kemudian disiram dengan air sampai kapasitas lapang (lembab tapi tidak becek). • Penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari, satu-dua tanaman per lubang. Pemulsaan Penggunaan mulsa pada budidaya cabe merupakan salah satu usaha untuk memberikan kondisi lingkungan pertumbuhan yang baik. Mulsa dapat memelihara struktur tanah tetap gembur, memelihara kelembaban dan suhu tanah. Juga akan mengurangi pencucian hara, menekan gulma dan mengurangi erosi tanah. Mulsa plastik hitam perak dapat digunakan untuk penanaman cabe, dipasang sebelum tanam cabe. 23
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu Penggunaan mulsa plastik hitam perak dapat meningkatkan hasil cabe, mengurangi kerusakan tanaman karena hama trips dan tungau, dan menunda insiden virus. Penggunaan mulsa jerami setebal 5 cm (10 ton/ha) juga dapat meningkatkan hasil cabe, tetapi mulsa jerami sebaiknya digunakan pada musim kemarau, dipasang 2 minggu setelah tanam. Pemeliharaan Tanaman • Selain pupuk kandang/kompos, dapat ditambahkan pupuk kimia dalam jumlah terbatas misalnya NPK (10 gram) dilarutkan dalam 1 liter air. Pupuk dikocorkan sebanyak 1 gelas air mineral kecil (250 ml) per polybag/lubang tanam, diusahakan tidak terkena batang tanaman. Tanaman di pupuk 1 kali setiap 2 minggu. • Selain pemupukan sebaiknya dilakukan pewiwilan, pengajiran dan pengikatan, penyiraman, penyiangan serta pengendalian hama dan penyakit. • Pewiwilan dilakukan terhadap tunas samping yang muncul sebelum pembungaan agar tanaman tumbuh besar terlebih dahulu. Ajir ditancapkan dalam polybag disamping tanaman pada jarak 10 cm dari pangkal batang. Pengikatan dilakukan pada ajir membentuk angka “8“ sehingga tidak menghambat pertumbuhan batang. Pengikatan dilakukan pada ajir sebanyak tiga simpul setiap tanaman yaitu: dibawah cabang Y pada umur 10-15 hst, diatas cabang Y umur 30-40 hst dan pada waktu pembesaran buah 50-60 hst. • Penyiraman dilakukan setiap hari. • Penyiangan dilakukan bersamaan dengan pemupukan yaitu setiap 2 minggu sekali dengan mencabut rumput/gulma di sekitar tanaman cabe. • Hama yang dominan menyerang adalah kutu daun, thrips dan lalat buah sedangkan penyakit yang timbul diantaranya layu bakteri dan virus mozaik yang menyebabkan stagnasi dan kematian tanaman. Untuk mengendalikan hama lalat buah dapat digunakan perangkap yang telah diolesi oleh lem yang mengandung “eugenol“ untuk menarik lalat buah yang ditempatkan setiap sudut lokasi pertanaman cabe dalam polybag.
24
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu Panen • Cabe merah dapat di panen pertama kali pada umur 70-75 hari setelah tanam untuk dataran rendah dengan interval panen 3-7 hari. • Buah rusak yang disebabkan oleh lalat atau antraknosa segera dimusnahkan. • Buah yang akan dijual segar dipanen matang. Buah yang dikirim untuk jarak jauh dipanen waktu buah matang hijau. Buah yang akan dikeringkan dipanen setelah matang penuh. • Tempat penyimpanan harus kering, sejuk dan cukup sirkulasi udara.
Penanaman Tanaman Cabe dalam Polybag
25
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu Analisis Usaha tani cabe per hektar URAIAN A 1 2
Biaya Produksi Benih (sachet) Pupuk Organik (kg) Urea (kg) TSP (kg) Dolomit (kg) KCl (kg) 3 Obat insektisida (ml) fungisida (ml) 4 Biaya variabel lain Mulsa (gulung) bambu tali rafia (gulung) 5 Tenaga Kerja (HOK) Olah Tanah Tanam Pemupukan Penyemprotan Panen Total A B Nilai Produksi - Produksi buah (kg) Total B C Nilai Pendapatan (B-A) D Nilai Efisiensi R/C B/C ROI BEP (RP/kg) Sumber: literature
Harga
Volume
Satuan
Total
18
85,000
10,000 500 250 2,500 250
500 1,960 2,400 500 4,600
7,000 5,250
400 350
20 70 5
435,000 10,000 15,000
82 35 25 80 178
60,000 60,000 60,000 60,000 60,000
26,000
10,000
1,530,000 10,618,478 5,000,000 980,000 600,000 1,250,000 1,150,000 4,637,500 2,800,000 1,837,500 9,475,000 8,700,000 700,000 75,000 24,000,000 4,920,000 2,100,000 1,500,000 4,800,000 10,680,000 48,730,978 260,000,000 42,675,000 211,269,022 5.34 4.34 253% 1874.3
Keterangan: Populasi Tanaman Jarak Tanam (cm) Biaya Produksi (Rp/pohon) Produktivitas (kg/pohon) Penerimaan (Rp/pohon) Pendapatan (Rp/pohon) Umur Produktif (bulan)
= = = = = = =
26
20,000 60 x 70 2,436.55 1.3 13,000.00 10,563.45 7
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu b. Tomat
Tomat (Solanum lycopersicum syn. Lycopersicum esculentum) adalah tumbuhan dari keluarga Solanaceae. Tomat merupakan tanaman semusim, dapat tumbuh setinggi 1 sampai 3 meter. Tanaman ini dapat diusahakan di dataran rendah maupun dataran tinggi. Persyaratan tumbuhnya: tanahnya gembur, porus dan subur, tanah liat yang sedikit mengandung pasir dan pH antara 5 – 6; curah hujan 7501250 mm/tahun, serta kelembaban cukup. Tahapan Budidaya Persemaian • Siapkan media tanam yang merupakan campuran tanah, pupuk kandang, dan sekam dengan perbandingan 1:1:1, ayak dengan saringan kasar. • Masukkan dalam polybag plastik ukuran 6 X 10 cm. • Selama dalam persemaian lakukan penyiraman setiap sore hari. • Masukkan benih satu per satu, tutup dengan karung basah selama 3 hari. • Setelah benih berumur 8-10 hari di persemaian, pilih bibit yang baik, tegar dan sehat dan pindahkan dari rumah semai untuk mendapatkan sinar matahari langsung. Tanam • Siapkan bedengan lebar 120-160 cm untuk barisan ganda dan 4050 cm untuk barisan tunggal, panjang disesuaikan kondisi lahan. • Buatlah parit selebar 20-30 cm diantara bedengan dengan kedalaman 30 cm untuk pembuangan air. • Campurkan kompos yang telah disiapkan, pada setiap lubang tanam yang disiapkan. 27
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu •
Apabila menggunakan polybag, siapkan media tanam, tanah 2 bagian, kompos 2 bagian dan sekam 1 bagian dicampur merata. Isikan sampai ¾ bagian dan bibit ditanam. • Apabila ditanam di bedengan, pindahkan bibit tanaman yang telah berumur 3 minggu dengan jarak tanam 60 X 60 cm dalam barisan. Pemeliharaan • Sebagai stimulant pertumbuhan, berikan tambahan pupuk NPK 1 gelas air mineral dilarutkan dalam 1 ember air. Siramkan 1 gelas air mineral larutan pupuk NPK di sekitar tanaman, lakukan hal yang sama setelah 2 minggu. • Pada saat tanaman mulai berbunga dapat dipupuk dengan gandasil B sesuai anjuran dalam label. • Apabila dijumpai jamur, atau terjadi serangan daun, lakukan penyemprotan dengan pestisida nabati (larutan daun sirsak) atau larutan Trico G sesuai anjuran dalam label, atau 1 genggam Trico G dan 1 genggam guladilarutkan dalam 1 liter air (1 ember kecil) dan siramkan di seputar tanaman. • Lakukan penyiraman setiap hari. Panen • Tomat dapat di panen pertama kali pada umur 70-75 hari setelah tanam untuk dataran rendah dengan interval panen 3-7 hari. • Buah rusak yang disebabkan oleh lalat atau antraknosa segera dimusnahkan. • Buah yang akan dijual segar dipanen matang. Buah yang dikirim untuk jarak jauh dipanen waktu buah matang hijau. Buah yang akan dikeringkan dipanen setelah matang penuh. • Tempat penyimpanan harus kering, sejuk dan cukup sirkulasi udara.
28
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu
Analisis Rekomendasi Usahatani Tomat/ha URAIAN A 1 2
Biaya Produksi Benih (gr) Pupuk Organik (kg) Urea (kg) TSP (kg) Dolomit (kg) 3 Obat Furadan (kg) insektisida (ml) 4 Lain-lain bambu 5 Tenaga Kerja (HOK) Total biaya Nilai Produksi Produksi buah/daun (kg) Nilai Pendapatan Nilai Efisiensi R/C B/C ROI BEP produksi BEP harga
Harga
Volume
Satuan
Total
220
17,500
9,000 220 50 438
500 1,200 1,600 1,500
25.00
9,250.00
22,000
200
43,750
2,500
3,850,000 5,501,000 4,500,000 264,000 80,000 657,000 431,250 231,250.00 200,000.0 4,400,000 4,400,000 9,843,750 24,026,000 109,375,000 109,375,000 85,349,000 4.55 3.55 355% 9,610.40 549
Keterangan: Jarak tanam (cm) Populasi per hektar (tanaman) Biaya produksi per polibag (Rp) Produksi per polibag (Kg) Harga jual (Rp/kg) Penerimaan per polibag (Rp) Pendapatan per polibag (Rp) BEP harga per polibag (Rp/kg) BEP produksi per polibag kg)
= = = = = = = = =
29
60x70 23,810 2000 1.84 2500 4,594 2,594 1,088 0.8
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu
c. Kangkung Kangkung (Ipomoea reptans) terdiri dari 2 jenis, yaitu kangkung darat dan Kangkung air yang tumbuh secara alami di sawah, rawa atau parit-parit. Kangkung air memiliki ciri berbunga putih kemerahmerahan, batang berwarna hijau dan berdaun besar, dan memiliki biji lebih sedikit daripada kangkung darat. Kangkung darat memiliki ciri bunga berwarna putih bersih, batang berwarna putih kehijau-hijauan, batang dan daun lebih kecil daripada kangkung air dan lebih banyak berbiji daripada kangkung air. Ada beberapa varietas Kangkung antara lain Bangkok LP1, Serimpi, Large Leaf, Kangkung Grand, Kangkung Bisi, Kangkung Sutera, dan Kangkung Bisi. Kangkung dapat tumbuh pada tanah lempung sampai lempung berpasir, gembur dan mengandung bahan organik, dengan pH tanah optimum 5,5 - 6,5. Kangkung dapat hidup dengan baik pada tanah dengan ketinggian 50 - 500 m di atas permukaan laut (dpl), lokasi terbuka, dan memperoleh sinar matahari langsung. Namun demikian kangkung juga bisa ditanam di tanah rawa yang drainase airnya tidak lancar. Tahapan Budidaya
Penanaman Kangkung dalam Bedengan
Persiapan Lahan Tanah dibersihkan dari gulma dan dicangkul sedalam ± 20 cm untuk membalik dan memecah agregat tanah. Buat bedengan dengan lebar 100 cm, tinggi 25-30 cm dan panjang menyesuaikan lahan. Dibedengan ditambahkan pupuk kandang/ kompos sebanyak 1 Kg/m2.
30
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu
Penanaman • Dibuat alur-alur melintang pada bedengan dengan menggunakan sebilah bambu atau kayu. Kedalaman alur 1,5 - 2 cm, jarak antar alur 10-15 cm. • Tanam benih di alur yang sudah dibuat dengan cara menebar benih di lubang alur dengan kerapatan 1 – 2 biji per cm. • Timbun alur penanaman dengan tanah tipis (0,5 cm). Pemeliharaan • Periksa tanaman setiap hari. • Setiap hari dilakukan penyiraman sebanyak 2 kali pada pagi dan sore hari. • Perlu dilakukan penyiangan pada umur tanaman 7 HST. • Sebagai tambahan, lakukan pemupukan dengan pupuk urea sebanyak 2 Kg/100 m2 pada umur tanaman 7 HST. Panen Panen dilakukan dengan mencabut batang kangkung hingga akar pada umur tanaman 20 - 30 HST. Lakukan panen pada sore hari, pada bedengan 10 m2 diperkirakan akan menghasilkan 16 kg setiap panen.
31
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu
Analisis Rekomendasi Usahatani Kangkung URAIAN Biaya Produksi Benih (kg) Pupuk Organik (kg) SP-36 (kg) Urea (kg) KCl 3 Tenaga Kerja (HOK) Olah Tanah Tanam Pemupukan Panen Total biaya Nilai Produksi Produksi daun (kg) Nilai Pendapatan Nilai Efisiensi R/C B/C ROI BEP (RP/kg) BEP Produksi
Harga
Volume
A 1 2
Satuan
Total
40
35,000
10,000 100 100 100
500 2,000 1,800 6,600
52 26 2 208
60,000 30,000 30,000 20,000
20,000
2,000
1,400,000 5,840,000 4,800,000 200,000 180,000 660,000 8,125,000 3,125,000 780,000 60,000 4,160,000 15,365,000 40,000,000 24,635,000 2.60 1.60 160% 768.3 7,682.5
Keterangan: Jarak tanam Populasi per hektar Populasi per bedeng Biaya produksi per bedeng (ukuran 20 m2) Penerimaan per bedeng Pendapatan per bedeng Harga jual (Rp/kg) Produksi per bedeng (kg) BEP harga / bedeng BEP produksi/ bedeng
32
= = = = = = = = = =
15 x 5 cm 1,333,333 2,667 30,730 80,000 49,270 2,000 40 768.25 15.365
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu
d. Bayam Bayam merupakan tanaman sayuran yang dikenal dengan nama ilmiah Amaranthus spp. Kata "amaranth" dalam bahasa Yunani berarti "everlasting" (abadi). Tanaman bayam dipromosikan sebagai bahan pangan sumber protein, terutama untuk negara-negara berkembang. Jenis bayam budidaya dibedakan 2 macam yaitu: Bayam cabut dan Bayam Tahun. Bayam dapat tumbuh sepanjang tahun, dimana saja baik di dataran rendah, maupun di dataran tinggi. Pertumbuhan paling baik pada tanah subur dan banyak sinar matahari. Suhu yang paling baik 25oC - 35oC dan pH tanah antara 6-7. Waktu tanam terbaik pada awal musim hujan atau pada awal musim kemarau. Varietas bayam yang banyak dibudidayakan dan mempunyai nilai komersil yang tinggi antara lain: Cummy, Green, Lake, Strayful, varietas bayam unggul ada 7 macam; Giti Hijau, Giti Merah, Maksi, Raja, Betawi, Skop dan Hijau. Sedangkan Varietas bayam cabut unggul adalah Cempaka 10 dan Cempaka 20. Benih • Bayam dikembangkan melalui biji. • Biji bayam yang dijadikan benih harus cukup tua (± umur 3 bulan) biji dipanen pada waktu musim kemarau dan hanya dipilih tandan yang sudah tua. • Tandan harus dijemur beberapa hari kemudian biji dirontokkan dan dipisahkan dari sisa-sisa tanaman. • Benih yang baik untuk tanaman bayam adalah: berasal dari tanaman yang sehat, bebas Hama Penyakit, daya kecambah 80 %, dan memiliki kemurnian yang tinggi. • Benih bayam yang tua dapat disimpan selama satu tahun. Benih bayam tidak memiliki masa Dormansi. • Kebutuhan benih adalah sebanyak 5-10 Kg/ha atau 0.5-1 gr/m2. Tahapan Budidaya
Persiapan Lahan
• Lahan dicangkul sedalam 20-30 cm supaya gembur. • Buat bedengan dengan arah membujur dari Barat ke Timur agar mendapatkan cahaya penuh, Lebar bedengan sebaiknya 100-150 cm dengan tinggi 25-30 cm sedangkan untuk panjang bedengan disesuaikan dengan kondisi lahan. Jarak antar bedengan 20-30 cm. 33
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu • Pemberian pupuk kandang dilakukan bersamaan pengolahan tanah. Jumlah pupuk kandang 1 kg/m2.
dengan
Tanam Penanaman atau penaburan benih bayam dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu; • Ditabur langsung diatas bedengan. Sebelum benih disebar perlu dicampurkan dengan abu atau pasir kering dengan perbandingan 1 bagian benih: 10 bagian abu atau pasir kering dengan tujuan agar penaburan benih merata dan tidak bertumpuk-tumpuk. • Ditebar pada larikan/barisan dengan jarak 10-15 cm pada garitan yang dibuat menurut baris sepanjang bedengan. Benih yang sudah ditabur segera ditutup tanah tipis secara merata kemudian disiram dengan menggunakan gembor penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore hari kecuali hari hujan. • Disemai terlebih dahulu. Keuntungannya tanaman dapat tumbuh dengan baik karena benih diperoleh secara seleksi untuk ditanam. Jarak tanam untuk bayam yang disemaikan adalah antara 60x50 cm atau 80x40 cm jarak tanam dapat disesuaikan dengan tingkat kesuburan tanah. Pemeliharaan Tanaman • Penjarangan dan Penyulaman Apabila saat menyebar benih secara langsung di lapangan tidak merata sehingga pertumbuhan jadi mengelompok maka perlu dilakukan penjarangan sekaligus panen perdana. • Apabila tanaman bayam dihasilkan dari benih yang disemai maka dilakukan penyulaman jika ada yang mati/terserang penyakit. • Penyiangan, dilakukan apabila tumbuh gulma atau rumput liar lainya. Penyiangan dilakukan bersamaan penggemburan tanah. • Penyiraman Pada fase awal pertumbuhan, sebaiknya penyiraman dilakukan rutin dan intensif 1-2 kali sehari, terutama dimusim kemarau. Waktu yang paling baik untuk penyiraman tanaman bayam adalah pagi dan sore hari dengan menggunakan alat bantu Gembor agar siramannya merata. Untuk tanaman muda membutuhkan air 4 liter/m2/hari dan menjelang dewasa membutuhkan air sekitar 8 liter/m2/hari.
34
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu
Penyiraman Tanaman Bayam
• Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Jenis hama yang sering menyerang tanaman bayam diantaranya; Ulat Daun, Kutu Daun, Penggorok Daun, Belalang dan Lalat yang dapat dikendalikan dengan pestisida nabati. Panen • Bayam cabut biasanya dipanen apabila tinggi tanaman kira-kira 15 – 20 cm yaitu pada umur 3 – 4 minggu setelah tanam. • Tanaman dicabut dengan akarnya atau dipotong pangkalnya, tanaman yang masih kecil diberi kesempatan untuk tumbuh membesar, sehingga panen bayan identik dengan penjarangan. • Sedangkan bayam petik biasanya mulai dapat dipanen pada umur 1-1,5 bulan dengan interval pemetikan seminggu sekali.
35
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu Analisis Rekomendasi Usahatani Bayam per Hektar URAIAN A 1 2
Biaya Produksi Benih (kg) Pupuk Kandang (kg) Urea (kg) SP-36 (kg) KCl 3 Tenaga Kerja (HOK) Olah Tanah Tanam Panen Total biaya Nilai Produksi Produksi daun (kg) Nilai Pendapatan Nilai Efisiensi R/C B/C ROI BEP (RP/kg) BEP Produksi
Volume 10
70,000
10,000 250 300 200
500 1800 2000 6600
104 26 104
30,000 30,000 20,000
20,750
2,000
Keterangan Jarak tanam Populasi per hektar Populasi per bedeng 2 Biaya produksi per bedeng (ukuran 20 m ) Produksi per bedeng (kg) Harga jual (Rp/kg) Penerimaan per bedeng Pendapatan per bedeng BEP harga / bedeng BEP produksi/ bedeng
e.
Harga Satuan
Total 700,000 7,370,000 5,000,000 450,000 600,000 1,320,000 5,980,000 3,120,000 780,000 2,080,000 14,050,000 41,500,000 27,450,000 2.95 1.95 195% 677.1 7,025
= = =
10 x 20 500,000 1,000
= = = = = = =
28,100 41.5 2000 83,000 54,900 677 14.05
Terung
Terung merupakan sejenis tumbuhan yang dikenal sebagai sayur-sayuran dan ditanam untuk dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Terung dikenal dengan nama ilmiah Solanum melongena L. adalah merupakan tanaman asli daerah tropis yang cukup dikenal di Indonesia. Sebagai salah satu sayuran pribumi, buah terung hampir selalu ditemukan di pasar tani atau pasar tradisional dengan harga yang relatif murah. 36
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu Tahapan Budidaya Persemaian • Untuk memperoleh bibit yang baik umumnya dilakukan penyemaian benih di tempat persemaian, kemudian dilakukan penyapihan (pembumbungan) sebelum ditanam di lapangan. • Tempat persemaian diberi naungan atap plastik transparan, dan atap menghadap ke timur. • Media persemaian terdiri dari campuran tanah, kompos, dan sekam (1:1:1), diayak sehingga mendapatkan struktur tanah yang halus dan masukkan dalam plastik persemaian ukuran 6 x 10 cm. • Benih dimasukkan di tengah media persemaian kemudian ditutupi tipis tanah halus dan disiram. Lalu ditutupi lagi dengan daun pisang atau karung basah. • Setelah benih berkecambah (7-8 hari) tutup daun pisang atau karung dibuka. • Penyiraman dilakukan secukupnya tidak terlalu basah atau kering. • Setelah membentuk 2 helai daun (12-14 hari) bibit disemprot dengan insektisida berbahan aktif fipronil 50 gr/l, dosis penyemprotan 0,5 ml per liter. • Persemaian juga disiangi dengan cara mencabut gulma yang tumbuh. • Bibit yang tampak terserang hama atau penyakit dibuang dan dimusnahkan. • Sebelum dipindah ke lapangan atau media tanam, dilakukan penguatan bibit dengan cara membiarkan bibit menerima langsung sinar matahari dan mengurangi penyiraman secara bertahap. Penguatan bibit dilakukan selama 7 hari. • Bibit siap ditanam setelah berumur 3-4 minggu. Bibit tersebut sudah membentuk 4-6 helai daun, dan tinggi 5-10 cm. Penyiapan Lahan Bedengan • Untuk lahan pekarangan: lahan diolah sedalam 30-40 cm sampai gembur, dibuat bedengan dengan lebar 1-1,2 m, tinggi 30 cm, jarak antar bedeng 30 cm. Dibuat garitan-garitan atau lubang tanam dengan jarak tanam (50-60 cm) x (40-50 cm). Polybag • Komposisi media tanam terdiri dari tanah: kompos : sekam dengan perbandingan 2:2:1. Penggunaan sekam bertujuan untuk 37
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu memperbaiki drainase sehingga air tidak tergenang dalam polybag. Polybag yang dipakai berukuran 35 cm x 35 cm yang telah diberi lubang kemudian media diisi sebanyak ¾ dari volume polybag lalu disiram dan dibiarkan selama 5-7 hari agar media tanam lebih siap. Penanaman • Pemilihan waktu tanam yang tepat sangat penting, terutama berhubungan dengan ketersediaan air, curah hujan, temperatur, dan gangguan hama/penyakit. • Pada penanaman polybag dapat ditanam dua bibit. • Pada lahan bedengan waktu tanam yang baik pada awal musim hujan, Sebelum tanam, garitan-garitan yang telah disiapkan diberi pupuk kandang atau kompos, dengan cara dihamparkan pada garitan. Di atas pupuk kandang atau kompos diletakkan sebagian pupuk buatan, kemudian diaduk dengan tanah. • Bedengan kemudian disiram dengan air sampai kapasitas lapang (lembab tapi tidak becek). • Penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari, satu – dua tanaman per lubang. Pemeliharaan Tanaman • Pemupukan; selain pupuk kandang/kompos, dapat ditambahkan pupuk kimia dalam jumlah terbatas misalnya NPK (10 gram) dilarutkan dalam 1 liter air. Pupuk dikocorkan sebanyak 1 gelas air mineral kecil (250 ml) per polybag/lubang tanam, diusahakan tidak terkena batang tanaman. Tanaman di pupuk 1 kali setiap 2 minggu. • Selain pemupukan sebaiknya dilakukan pewiwilan, pengajiran dan pengikatan, penyiraman, penyiangan serta pengendalian hama dan penyakit. • Pewiwilan dilakukan terhadap tunas samping yang muncul sebelum pembungaan agar tanaman tumbuh besar terlebih dahulu. Ajir ditancapkan dalam polybag disamping tanaman pada jarak 10 cm dari pangkal batang. Pengikatan dilakukan pada ajir membentuk angka “8“ sehingga tidak menghambat pertumbuhan batang. Pengikatan dilakukan pada ajir sebanyak tiga simpul setiap tanaman yaitu: dibawah cabang Y pada umur 10-15 hst, diatas cabang Y umur 30-40 hst dan pada waktu pembesaran buah 50 – 60 hst. • Penyiraman dilakukan setiap hari.
38
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu • Penyiangan dilakukan bersamaan dengan pemupukan yaitu setiap 2 minggu sekali dengan mencabut rumput/gulma di sekitar tanaman terung. Panen Buah pertama dapat dipetik setelah umur 3-4 bulan tergantung dari jenis varietas: - Ciri-ciri buah siap panen adalah ukurannya telah maksimum dan masih muda. - Waktu yang paling tepat pagi atau sore hari. - Cara panen buah dipetik bersama tangkainya dengan tangan atau alat yang tajam. - Pemetikan buah berikutnya dilakukan rutin tiap 3-7 hari sekali dengan cara memilih buah yang sudah siap dipetik.
39
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu Analisis Rekomendasi Usahatani Terong Ungu/ha URAIAN A 1 2
Biaya Produksi Benih (gr) Pupuk Organik (kg) Urea (kg) TSP (kg) 3 Pestisida Curacron (ml) 4 Tenaga Kerja (HOK) Olah Tanah Tanam Penyemprotan Panen Biaya produksi Nilai Produksi Produksi buah (kg) Nilai Pendapatan Nilai Efisiensi R/C B/C ROI BEP produksi BEP harga
Harga
Volume
Satuan
Total
165
25,000
16,000 416 208
500 1,800 6,000
24
20,000
75 34 42 417
60,000 60,000 60,000 60,000
66,500
2,000
4,125,000 9,998,300 8,000,000 748,800 1,249,500 480,000 34,080,000 4,500,000 2,040,000 2,520,000 25,020,000 48,683,300 133,000,000 84,316,700 2.73 1.73 173% 24,341.65 732.08
Keterangan Jarak tanam (cm) Populasi per hektar (tanaman) Biaya produksi per polibag (Rp) Produksi per polibag (Kg) Harga jual (Rp/kg) Penerimaan per polibag (Rp) Pendapatan per polibag (Rp) BEP harga per polibag (Rp/kg) BEP produksi per polibag (kg)
= = = = = = = = =
40
60x60 27,778 2,753 2.39 2,000 4,780 2,027 1150 1.4
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu f.
Sawi
Indonesia memungkinkan dikembangkan tanaman sayur-sayuran yang banyak bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan bagi manusia. Sehingga ditinjau dari aspek klimatologis Indonesia sangat tepat untuk dikembangkan untuk bisnis sayuran. Di antara tanaman sayur-sayuran yang mudah dibudidayakan adalah caisim (sawi). Sawi sangat potensial untuk komersial dan prospek sangat baik. Ditinjau dari aspek klimatologis, aspek teknis, aspek ekonomis dan aspek sosialnya sangat mendukung, sehingga memiliki kelayakan untuk diusahakan di Indonesia. Sebutan sawi orang asing adalah mustard. Perdagangan internasional dengan sebutan green mustard, chinese mustard, indian mustard ataupun sarepta mustard. Orang Jawa, Madura menyebutnya dengan sawi, sedang orang Sunda menyebut sasawi. Manfaat sawi sangat baik untuk menghilangkan rasa gatal di tenggorokan pada penderita batuk. Penyembuh penyakit kepala, bahan pembersih darah, memperbaiki fungsi ginjal, serta memperbaiki dan memperlancar pencernaan. Sedangkan kandungan yang terdapat pada sawi adalah protein, lemak, karbohidrat, Ca, P, Fe, Vitamin A, Vitamin B, dan Vitamin C. Budidaya Tanaman Sawi Cara bertanam sawi sesungguhnya tak berbeda jauh dengan budidaya sayuran pada umumnya. Budidaya konvensional di lahan meliputi proses pengolahan lahan, penyiapan benih, teknik penanaman, penyediaan pupuk dan pestisida, serta pemeliharaan tanaman. Sawi dapat ditanam secara monokultur maupun tumpang sari. Tanaman yang dapat ditumpangsarikan antara lain: bawang daun, wortel, bayam, kangkung darat. Sedangkan menanam benih sawi ada yang secara langsung tetapi ada juga melalui pembibitan terlebih dahulu. 41
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu Berikut ini akan dibahas mengenai teknik budidaya sawi secara konvensional di lahan. Benih • Sebelum benih disebar, direndam dengan larutan hangat Previcur N dengan konsentrasi 0,1% selama ± 2 jam. • Selama perendaman, benih yang mengapung dipisahkan dan dibuang. Benih yang tenggelam yang digunakan, dipisahkan dan dikering anginkan. • Kemudian benih disebar secara merata pada bedengan persemaian, dengan media semai setebal ± 7 cm dan disiram. Bedengan persemaian tersebut sebaiknya diberi naungan. • Media semai dibuat dari tanah, kompos, dan sekam dengan perbandingan 1 : 1 : 1. • Benih yang telah disebar ditutup dengan media semai, kemudian ditutup dengan daun pisang atau karung goni selama 2 – 3 hari. • Bibit sawi berumur 7 – 8 hari setelah semai dipindahkan ke dalam bumbunan dan bibit siap ditanam di Kebun pada saat berumur 2 – 3 minggu setelah semai. Persiapan Lahan Pengolahan tanah secara umum melakukan penggemburan dan pembuatan bedengan. • Tahap-tahap penggemburan yaitu pencangkulan untuk memperbaiki struktur tanah dan sirkulasi udara dan pemberian pupuk dasar untuk memperbaiki fisik serta kimia tanah yang akan menambah kesuburan lahan yang akan kita gunakan. • Tanah yang hendak digemburkan harus dibersihkan dari bebatuan, rerumputan, semak atau pepohonan yang tumbuh dan bebas dari daerah ternaungi, karena tanaman sawi suka pada cahaya matahari secara langsung. • Sedangkan kedalaman tanah yang dicangkul sedalam 20 sampai 40 cm. • Pemberian pupuk organik sangat baik untuk penyiapan tanah. Sebagai contoh pemberian pupuk kandang yang baik yaitu 1 kg/m2. • Pupuk kandang diberikan saat penggemburan agar cepat merata dan bercampur dengan tanah yang akan kita gunakan. • Bila daerah yang mempunyai pH terlalu rendah (asam) sebaiknya dilakukan pengapuran. Pengapuran ini bertujuan untuk menaikkan derajad keasaman tanah, pengapuran ini dilakukan jauh-jauh 42
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu sebelum penanaman benih, yaitu kira-kira 2 sampai 4 minggu sebelumnya. Sehingga waktu yang baik dalam melakukan penggemburan tanah yaitu 2 – 4 minggu sebelum lahan hendak ditanam. • Jenis kapur yang digunakan adalah kapur kalsit (CaCO3) atau dolomit (CaMg(CO3)2). Penanaman • Bibit yang telah berumur 21 hari setelah semai ditanam pada lubang tanam yang telah disediakan dengan jarak tanam 20 x 15 cm. • Pupuk yang digunakan berupa pupuk kandang sebanyak 1 kg/m2 diberikan merata di atas bedengan dan diaduk merata dengan tanah. • Pemberian pupuk kandang dilakukan ± 3 hari sebelum tanam. • Pemupukan susulan menggunakan pupuk urea 0,13 kg/m2 yang diberikan setelah penyiangan atau ± 2 minggu setelah tanam. Pemeliharaan Pemeliharaan adalah hal yang penting. Sehingga akan sangat berpengaruh terhadap hasil yang akan didapat. • Penyiraman, penyiraman ini tergantung pada musim, bila musim penghujan dirasa berlebih maka kita perlu melakukan pengurangan air yang ada, tetapi sebaliknya bila musim kemarau tiba kita harus menambah air demi kecukupan tanaman sawi yang kita tanam. Bila tidak terlalu panas penyiraman dilakukan sehari cukup sekali sore atau pagi hari. • Tahap selanjutnya yaitu penjarangan, penjarangan dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. • Selanjutnya tahap yang dilakukan adalah penyulaman, penyulaman ialah tindakan penggantian tanaman ini dengan tanaman baru. Caranya sangat mudah yaitu tanaman yang mati atau terserang hama dan penyakit diganti dengan tanaman yang baru. • Penyiangan biasanya dilakukan 2 – 4 kali selama masa pertanaman sawi, disesuaikan dengan kondisi keberadaan gulma pada bedeng penanaman. Biasanya penyiangan dilakukan 1 atau 2 minggu setelah penanaman. Apabila perlu dilakukan penggemburan dan pengguludan bersamaan dengan penyiangan. • Pemupukan tambahan diberikan setelah 3 minggu tanam, yaitu dengan urea 50 kg/ha. Dapat juga dengan satu sendok teh sekitar 43
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu 25 gram dilarutkan dalam 25 liter air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Penanaman Vertikultur Langkah-langkah penanaman secara vertikultur adalah sebagai berikut: • Benih disemaikan pada kotak persemaian denagn media pasir. Bibit dirawat hingga siap ditanaman pada umur 14 hari sejak benih disemaikan. • Sediakan media tanam berupa tanah, kompos, dan sekam dengan perbandingan 2:2:1 yang dicampur secara merata. • Masukkan campuran media tanam tersebut ke dalam polybag yang berukuran 20 x 30 cm. • Pindahkan bibit tanaman yang sudah siap tanam ke dalam polybag yang tersedia. Tanaman yang dipindahkan biasanya telah berdaun 3 – 5 helai. • Polibag yang sudah ditanami disusun pada rak-rak yang tersedia pada Lath House. Panen Dalam hal pemanenan penting sekali diperhatikan umur panen dan cara panennya. Umur panen sawi paling lama 50 hari. Paling pendek umur 40 hari. Terlebih dahulu melihat fisik tanaman seperti warna, bentuk dan ukuran daun. Cara panen ada 2 macam yaitu mencabut seluruh tanaman beserta akarnya dan dengan memotong bagian pangkal batang yang berada di atas tanah dengan pisau tajam.
44
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu Analisis Rekomendasi Usahatani Sawi per Hektar URAIAN A 1 2
Biaya Produksi Benih (gr) Pupuk Organik (kg) Urea (kg) 3 Pestisida Decis 2,5 EC 4 Tenaga Kerja (HOK) Olah Tanah Penyemaian Tanam Pemupukan Penyemprotan Pemeliharaan Panen Total Biaya Nilai Produksi Produksi buah/daun (kg) Nilai Pendapatan Nilai Efisiensi R/C B/C ROI BEP (Rp/kg) BEP Produksi
Harga
Volume
Satuan
Total
350
1,500
10,000 250
500 1,800
2
15,000
172 4 50 6 4 100 50
30,000 15,000 15,000 30,000 30,000 15,000 15,000
20,000
1,500
525,000 5,450,000 5,000,000 450,000 30,000 30,000 8,520,000 5,160,000 60,000 750,000 180,000 120,000 1,500,000 750,000 14,525,000 30,000,000 15,475,000 2.07 1.07 107% 726.3 9,683.33
Keterangan Jarak tanam (cm) Populasi per hektar Populasi per bedeng 2 Biaya produksi per bedeng (ukuran 20 m ) Produksi per bedeng (kg) Harga jual (Rp/kg) Penerimaan per bedeng Pendapatan per bedeng BEP (Rp/kg) BEP produksi (kg)
45
= = =
30x40 833,333 1,667
= = = = = = =
29,050 40 1,500 60,000 30,950 726.25 19.37
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu g. Kol Bunga
Kol bunga putih (Brassica oleracea var. botrytis L. subvar. cauliflora DC) merupakan tanaman sayur famili Brassicaceae (jenis kol
dengan bunga putih kecil) berupa tumbuhan berbatang lunak. Masyarakat di Indonesia menyebut kubis bunga sebagai kol kembang atau blum kol (berasal dari bahasa Belanda Bloemkool). Tanaman ini berasal dari Eropa subtropis di daerah Mediterania. Kubis bunga yang berwarna putih dengan massa bunga yang kompak seperti yang ditemukaan saat ini dikembangkan tahun 1866 oleh Mc.Mohan ahli benih dari Amerika. Diduga kubis bunga masuk ke Indonesia dari India pada abad ke XIX. Walaupun tanaman ini adalah tanaman dataran tinggi triopka dan wilayah dengan lintang lebih tinggi, beberapa kultivar dapat membentuk bunga di dataran rendah sekitar khatulisiwa. Daerah dataran tinggi (pegunungan) adalah pusat budidaya kubis bunga. Pusat Produksi tanaman ini terletak di Jawa Barat yaitu di Lembang, Cisarua, Cibodas. Tetapi saat ini kubis bunga mulai ditanam di sentra-sentra sayuran lainnya seperti Bukit Tinggi (Sumatera Barat), Pangalengan, Maja dan Garut (Jawa Barat), Kopeng (Jawa Tengah) dan Bedugul (Bali). Budidaya Tanaman Kol Bunga Iklim • Kubis bunga merupakan tanaman sayuran yang berasal dari daerah sub tropis. Di tempat itu kisaran temperatur untuk pertumbuhan kubis bunga yaitu minimum 15.5-18 derajat C dan maksimum 24 derajat C. • Kelembaban optimum bagi tanaman blumkol antara 80-90%.
46
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu •
Dengan diciptakannya kultivar baru yang lebih tahan terhadap temperatur tinggi, budidaya tanaman kubis bunga juga dapat dilakukan di dataran rendah (0-200 m dpl) dan menengah (200-700 m dpl). • Di dataran rendah, temperatur malam yang terlalu rendah menyebabkan terjadinya sedikit penundaan dalam pembentukan bunga dan umur panen yang lebih panjang. Persemaian • Untuk memperoleh bibit yang baik umumnya dilakukan penyemaian benih di tempat persemaian, kemudian dilakukan penyapihan (pembumbunan) sebelum ditanam di lapangan. • Tempat persemaian diberi naungan atap plastik transparan, dan atap menghadap ke timur. • Media persemaian terdiri dari campuran tanah, kompos, dan sekam (1:1:1), diayak sehingga mendapatkan struktur tanah yang halus dan masukkan dalam plastik persemaian ukuran 6 x 10 cm. • Benih dimasukkan di tengah media persemaian kemudian ditutupi tipis tanah halus dan disiram. Lalu ditutupi lagi dengan daun pisang atau karung basah. • Setelah benih berkecambah (7-8 hari) tutup daun pisang atau karung dibuka. • Penyiraman dilakukan secukupnya tidak terlalu basah atau kering. • Setelah membentuk 2 helai daun (12-14 hari) bibit disemprot dengan insektisida berbahan aktif fipronil 50 gr/l, dosis penyemprotan 0,5 ml per liter • Persemaian juga disiangi dengan cara mencabut gulma yang tumbuh. • Bibit yang tampak terserang hama atau penyakit dibuang dan dimusnahkan. • Sebelum dipindah ke lapangan atau media tanam, dilakukan penguatan bibit dengan cara membiarkan bibit menerima langsung sinar matahari dan mengurangi penyiraman secara bertahap. Penguatan bibit dilakukan selama 7 hari. • Bibit siap ditanam setelah berumur 3-4 minggu. Bibit tersebut sudah membentuk 4-6 helai daun, dan tinggi 5-10 cm.
47
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu Penyiapan Lahan Bedengan • Untuk lahan pekarangan: lahan diolah sedalam 30-40 cm sampai gembur, dibuat bedengan dengan lebar 1-1,2 m, tinggi 30 cm, jarak antar bedeng 30 cm. Dibuat garitan-garitan atau lubang tanam dengan jarak tanam (50-60 cm) x (40-50 cm). Polybag • Komposisi media tanam terdiri dari tanah : kompos : sekam dengan perbandingan 2:2:1. • Penggunaan sekam bertujuan untuk memperbaiki drainase sehingga air tidak tergenang dalam polybag. • Polybag yang dipakai berukuran 35 cm x 35 cm yang telah diberi lubang kemudian media diisi sebanyak ¾ dari volume polybag lalu disiram dan dibiarkan selama 5-7 hari agar media tanam lebih siap. Penanaman • Pemilihan waktu tanam yang tepat sangat penting, terutama berhubungan dengan ketersediaan air, curah hujan, temperatur, dan gangguan hama/penyakit. • Pada penanaman polybag dapat ditanam dua bibit. • Pada lahan bedengan waktu tanam yang baik pada awal musim hujan, Sebelum tanam, garitan-garitan yang telah disiapkan diberi pupuk kandang atau kompos, dengan cara dihamparkan pada garitan. Di atas pupuk kandang atau kompos diletakkan sebagian pupuk buatan, kemudian diaduk dengan tanah. • Bedengan kemudian disiram dengan air sampai kapasitas lapang (lembab tapi tidak becek). • Penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari, satu-dua tanaman per lubang Pemeliharaan • Jika ada tanaman yang rusak atau mati, penyulaman dapat dilakukan sampai sebelum tanaman berumur kira-kira 2 minggu. • Penyiangan yang bersamaan dengan penggemburan dilakukan bersama-sama dengan pemupukan susulan yaitu pada 7-10 hari setelah tanam (hst), 20 hst dan 30-35 hst. • Penyiangan dan penggemburan harus dilaksanakan dengan hati-hati dan jangan terlalu dalam agar tidak merusak akar kubis bunga yang 48
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu dangkal. Pada akhir pertumbuhan vegetatif (memasuki masa berbunga) penyiangan dihentikan. • Perempelan tunas cabang dilakukan seawal mungkin supaya ukuran dan kualitas massa bunga yang terbentuk optimal. • Segera setelah terbentuk massa bunga, daun-daun tua diikat sedemikian rupa sehingga massa bunga ternaungi dari cahaya matahari. • Penutupan ini berfungsi untuk mempertahankan warna bunga supaya tetap putih. Pemupukan • Selain pupuk kandang/kompos, dapat ditambahkan pupuk kimia dalam jumlah terbatas misalnya NPK (10 gram) dilarutkan dalam 1 liter air. Pupuk dikocorkan sebanyak 1 gelas air mineral kecil (250 ml) per polybag/lubang tanam, diusahakan tidak terkena batang tanaman. Tanaman di pupuk 1 kali setiap 2 minggu. Pengairan dan Penyiraman • Pengairan dilakukan secara rutin di pagi atau sore hari. Pada musim kemarau penyiraman dilakukan 1-2 kali sehari terutama pada saat tanaman berada pada fase pertumbuhan awal dan pembentukan bunga. Panen Ciri dan Umur Panen • Pemanenan dilakukan saat massa bunga mencapai ukuran maksimal dan mampat. • Umur panen antara 55-100 hari tergantung dari kultivar. • Warna bunga putih bersih, mampat, ukuran bunga sedang 20-25 cm, pengepakan dalam kadus karton. Cara Panen • Sebaiknya panen dilakukan di pagi atau sore hari dengan cara memotong tangkai bunga bersama sebagian batang dan daunnya sepanjang 25 cm.
49
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu h. Kacang Panjang Persiapan Lahan • Tanah dicangkul sedalam ± 30 cm dibersihkan dari gulma dan tanahnya diratakan. • Bila pH tanah kurang dari 5, digunakan kapur pertanian atau dolomit sebanyak 10 kg/100 m2 pada ± 3 minggu sebelum tanam. • Dibuat bedengan dengan lebar 120 – 150 cm, tinggi ± 30 cm. Penanaman • Lahan diolah dengan baik sampai gembur. • Setelah diolah, kemudian dibuat bedengan, lebar 120 – 150 cm, dan lubang tanam dibuat dengan tugal sedalam 3 – 5 cm. • Sebaiknya dalam tiap bedengan hanya memuat 2 baris tanaman. • Jarak tanam 70 x 30 cm. • Tiap lubang ditanami 2 – 3 biji, kemudian ditutup dengan tanah. Pemeliharaan • Pupuk dasar terdiri atas pupuk kandang 100 kg/100 m2, TSP 1 kg/100 m2, KCl 1 kg/100 m2, dan urea 250 g/100 m2 diberikan pada lubang tanam 3 hari sebelum tanam. Pupuk susulan berupa Urea dengan dosis 250 g/100 m2 diberikan 3 minggu setelah tanam. • Penyiraman dilakukan setiap hari sampai benih tumbuh. Setelah tinggi tanaman mencapai 25 cm, dipasang ajir/turus dari bambu yang tingginya 2 meter untuk menjaga agar tanaman tidak roboh. Tiap empat buah turus, ujungnya diikat menjadi satu. Batang kacang panjang dililitkan pada masing-masing turus tersebut. Bila tanaman tumbuh terlalu subur, dapat dilakukan pemangkasan daun. Setelah dilakukan pemupukan susulan, dilakukan pengguludan tanaman dengan tinggi ± 20 cm. Penyiangan dilakukan pada umur 3 dan 5 minggu setelah tanam. Panen dan Pasca Panen • Kacang panjang mulai dipanen setelah berumur 50 – 60 hari setelah tanam. • Pemanenan dapat dilakukan setiap minggu selama 1 – 2 bulan. • Panen polong muda jangan sampai terlambat dilakukan, karena akan menyebabkan polong berserat dan liat.
50
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu 8.3. Budidaya Tanaman Pangan a. Jagung Manis Persiapan Lahan • Lahan dibersihkan dari vegetasi, kemudian dicangkul untuk mendapatkan tanah yang gembur. • Lahan yang gembur di taburi dengan kapur pertanian, kemudian dibentuk bedengan/guludan yang lebarnya 100 cm. Penanaman • Lahan yang siap tanam dibuat larikan untuk menebarkan pupuk kandang atau kompos. • Lubang tanam dibuatdari tugal sehingga membentuk jarak tanam 75 x 25 cm atau 70 x 20 cm. • Setiap lubang tanam diisi dengan sebutir benih jagung manis. • Pupuk yang diperlukan 200 kg urea/ha, SP-36 100 kg/ha dan KCL 100 kg/ha. • Umur empat hari setelah tanam (bibit sudah tumbuh) 100 kg urea/ha + 100 kg SP-36/ha. • Umur 35 hari setelah tanam pemupukan kedua dengan 100 kg urea/ha + 100 kg KCL/ha. • Pupuk diberikan secara larikan atau di tugalkan pada sisi kanan kiri batang sejauh 5 – 7 cm. Pemeliharaan • Pengendalian hama penyakit secara terpadu, artinya penggunaan racun berdasarkan ada gejala serangan. • Tanaman jagung membutuhkan air yang cukup untuk pertumbuhan dan memberikan hasil produksi yang baik. • Air diperlukan saat penanaman, pembungaan (45–55 hari) dan pengisian biji (60–80 hari). • Perlu diperhatikan drainase yang baik dan hindari tanaman tergenang air.
51
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu Panen • Dalam satu batang, jagung manis memiliki satu–tiga tongkol, tapi untuk menjaga agar buah maksimal satu batang ditinggalkan satu tongkol. • Sedangkan soleng (buah muda) bisa dipanen dan dijual untuk konsumsi sayur pada umur 50 hari. • Dengan menjual soleng tersebut, biasanya mampu mengembalikan modal petani untuk pengadaan pupuk dan bibit, sehingga petani mendapatkan keuntungan utuh saat panen. • Tanaman jagung manis dapat dipanen jika berumur 70 hari.
b. GANYONG (Canna edulis Ker.) Ganyong bukanlah tanaman yang manja, karena tanaman ini tahan terhadap naungan, dapat tumbuh di segala jenis tanah dan iklim. Tanaman ini tidak membutuhkan syarat yang berat untuk pertumbuhannya. Hanya saja bila menginginkan hasil panen tinggi, harus diperhatikan sifat dan lingkungan hidupnya. Tempat Tumbuh Seperti telah disebutkan di atas, tanaman ganyong tidak memerlukan syaratsyarat iklim tertentu yang sulit untuk dipenuhi. Hanya saja tanaman ini tidak tahan di daerah yang anginnya kuat, karena ganyong merupakan tanaman herba atau terna hingga mempunyai batang yang rapuh dan tidak tahan terhadap serangan angin. Pada daerah berangin kuat, tanaman ini sangat memerlukan lajur-lajur pelindung untuk mempertahankan hidupnya. Meskipun ganyong toleran terhadap suhu udara tapi umumnya tanaman ini baru akan tumbuh dengan baik pada ketinggian 0-250 meter dpl. Tetapi hal ini tidak mutlak, karena di Hawai tanaman ini justru berproduksi maksimal pada daerah yang mempunyai ketinggian dibawah 450 meter dpl sementara di Peru, di daerah dengan ketinggian di atas 2.550 meter dpl, ganyong masih mampu tumbuh subur. Suhu Pertumbuhan ganyong di daerah tropis sangat baik sekali.Di daerah yang sangat dingin tanaman ini juga dapat hidup, tetapi proses pembentukan umbi untuk menuju dewasa cukup lama. Di daerah yang suhu udaranya pada siang hari sangat tinggi dan pada malam harinya 52
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu sangat rendah, tanaman inipun mampu hidup dan berkembang biak dengan baik. Misalnya di daerah Aparimacgorge/Peru. yang pada siang hari bersuhu 32oC dan pada malam hari cuma 7oC. Kenyataannya tanaman ganyong tersebar luas di daerah tersebut. Curah Hujan Curah hujan merupakan salah satu syarat untuk menunjang kehidupan suatu tanaman. Tanaman ganyong memerlukan curah hujan yang sedang-sedang saja, tidak terlalu tinggi juga tidak terlalu rendah, sehingga tanaman ini dapat hidup dengan baik di musim kemarau atau didaerah kering. Misalnya di Hawai yang curah hujan tahunannya hanya 112 cm, tanaman mampu tumbuh dengan baik dan hasilnya sangat memuaskan.Jumlah embun juga mempengaruhi pertumbuhan tanaman ini. Embun yang terlalu banyak sering mengakibatkan kelainan pada pertumbuhan daun dan merusak perkembangan umbinya. Tanah Setiap tanaman memang menghendaki jenis tanah tertentu. Tidak demikian halnya dengan tanaman ganyong,yang dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah. Hanya di jenis tanah liat berat sajalah tanaman akan tumbuh kurang baik, karena sistem drainase pada tanah jenis ini biasanya kurang baik. Bila terpaksa harus ditanam pada jenis tanah ini, maka drainasenya harus dibuat memadai. Drainase yang memadai dapat di tempuh dengan cara membuat saluran-saluran air atau ditanam dengan sistem guludan. Apabila ingin mendapatkan hasil yang optimal, maka sebaiknya ganyong ditanam pada tanah lempung berpasir yang kaya humus. Pemilihan Bibit •
• •
Tanaman ganyong dapat diperbanyak secara generatif dan vegetatif. Secara generatif yaitu dengan menggunakan bijinya, namun sangat jarang dilakukan petani kecuali oleh peneliti, dimana jumlah bijinya relatif sedikit dan umur lebih lama. Perbanyakan yang dilakukan petani adalah dengan vegetatif yang menggunakan umbi berukuran sedang dengan tunas 1-2. Kebutuhan bibit per hektarnya ± 2 ton. Untuk mencegah kerusakan bibit akibat penyakit busuk umbi sebelum ditanam dapat dilakukan pencelupan bibit pada larutan CuSO4 10 %. 53
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu Pengolahan Tanah Alat-alat yang diperlukan Alat-alat yang digunakan dalam mengolah tanah untuk bertanaman ganyong sangat sedikit sekali, ini karena ganyong tidak ditanaman di lumpur seperti halnya padi. Jadi alat-alat yang digunakan cukup ganco atau garpu dan cangkul. Bila dilahan yang akan ditanami masih terdapat semak-semak, maka sabit juga diperlukan untuk membersihkan semak tersebut. Teknik Pengolahan Tanah • Pada musim kemarau tanah sebaiknya diganco dulu. Pada saat ini tanah terbalik dan rumput-rumput terbenam di dalam tanah. Selanjutnya rumput ini akan membusuk dan menjadi bunga tanah. • Setelah hujan tiba, tanah segera dicangkul dan diratakan. Pengerjaan pengolahan tanah tersebut mengakibatkan tanah menjadi gembur sehingga air dan udara leluasa bergerak di dalamnya. Selain itu penggemburan tanah bisa membuat umbi ganyong leluasa berkembang, sehingga akan diperoleh umbi yang berukuran lebih besar. • Pada tanah liat berat sebaiknya dibuat guludan agar drainasenya bisa sempurna. Sedang pada jenis tanah yang lain, tanah cukup dibuat bedengan-bedengan. • Umumnya bedengan ini lebarnya 120 cm dan panjangnya tidak dibatasi. Tinggi bedengan 25,30 cm dan jarak antara satu bedengan dengan bedengan lainnya 30,50 cm. • Berhubung ganyong senang sekali tumbuh pada tanah yang kaya humus, maka pada saat meratakan tanah dapat diberikan pupuk dasar. Pupuk dasar ini berupa kandang atau kompos sebanyak 25 sampai 30 ton tiap hektar. Waktu Penanaman Penanaman ganyong biasanya dilakukan saat awal musim hujan, yaitu antara bulan Oktober sampai Desember. Jarak Tanam dan Penanaman • Membuat lubang tanam merupakan langkah petama pada tahap ini. Dalamnya lubang tanaman 12,5-15 cm dibuat secara lajur atau berbaris. • Jarak tanaman yang digunakan untuk bertanam ganyong sangat tergantung pada jenis dan keadaan tanah yang digunakan sebagai 54
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu
• • •
•
lahan pertanian. Karena adanya perbedaan tersebut, jenis tanah sangat mempengaruhi kesuburan pertumbuhan tanaman dan umbi. Selain berdasarkan jenis tanah, jarak tanam juga diperhitungkan dengan berlandasan populasi optimum tanaman per hektarnya. Pada tanah liat dianjurkan menggunakan jarak tanam 90 x 90 cm, dengan jarak barisan 90 cm begitu juga jarak antara barisannya. Jika yang tersedia adalah lahan yang masih banyak ditumbuhi oleh rerumputan atau alang-alang, maka sebaiknya digunakan jarak tanam yang lebih lebar lagi yaitu 135 cm x 180 cm, sedang untuk tanah liat berat di gunakan jarak tanam 120 cm x 120 cm. Di tanah-tanah pegunungan yang biasanya tanah miring dan sudah dikerjakan menjadi teras-teras, ini sangat menguntungkan, karena selain hasil lahan akan bertambah juga dapat memperkuat terasteras tersebut. Jarak tanam yang digunakan dalam hal ini adalah 50 cm urut sepanjang tepi teras. Pemeliharaan
• Pemeliharaan tanaman ganyong yang sangat penting adalah penyiangan, pembumbunan, dan pemupukan. • Penyiangan, kebersihan bedengan atau areal tanaman dari gangguan gulma perlu sekali diperhatikan, terutama pada masa awal pertumbuhannya. Karena pada masa ini bibit yang mulai bertunas banyak sekali memerlukan air, udara dan unsur-unsur hara serta sinar matahari yang cukup untuk menunjang pertumbuhannya terutama untuk memperbanyak akar. Apabila banyak gulma yang tumbuh, tentu saja sejumlah unsur-unsur hara tersebut digunakan oleh gulma, sehingga pertumbuhan ganyong yang masih muda ini merana. • Pembumbunan adalah suatu usaha untuk menggemburkan tanah. Tanah yang gembur akan membuat umbi yang terbentuk dapat berkembang dengan leluasa. Pembumbunan dapat dimulai pada saat ganyong berumur 2-2,5 bulan. • Karena ganyong menyenangi tanah yang gembur, maka pupuk yang sangat diperlukan adalah pupuk kandang atau kompos. Pupuk ini bila perlu dapat diberikan bersamaan dengan pembumbunan. Pemanenan • Ada bermacam-macam pendapat tentang masa panen umbi ganyong, ini karena tidak ada batas masa pendewasaan umbi. 55
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu
•
•
•
• •
•
Tetapi umumnya pendewasaan umbi dipengaruhi oleh ketinggian daerah tempat hidupnya. Pada umur 6-8 bulan setelah tanam, umbi biasanya sudah cukup dewasa dan bisa panen tetapi biasanya belum dapat diambil patinya, tetapi untuk bahan makanan sampingan misalnya direbus atau dibakar. Pada dataran tinggi yang umumnya tertimpa hujan hampir sepanjang tahun, masa pendewasaan umbi lebih lama dari pada di dataran rendah. Ini karena pembentukan pati terhambat. Dengan demikian umbi baru bisa dipanen setelah umur satu tahun atau umumnya 15-18 bulan. Di dataran rendah, kandungan pati mencapai puncaknya pada umur satu tahun, lebih dari satu tahun justru kandungan patinya berkurang, ini di sebabkan setelah satu tahun musim hujan telah tiba, sehingga pati sebagai cadangan makanan tumbuhan tersebut terurai dan muncullah tunas baru. Sebagai patokan yang pasti, umbi dianggap dewasa apabila telah ditandai dengan mengeringnya batang dan daun-daun tanaman. Cara pemanenan bisa dilakukan dengan cara pencabutan apabila batang tanaman ganyong belum rapuh, bila telah rapuh dapat dengan cara mencongkelnya dengan tongkat besi, kayu atau sejenisnya. Jumlah hasil panenan ganyong berubah-ubah atau sangat tergantung pada perawatan tanaman, jenis tanah dan sebagainya.
c. Ubi Kayu Di Indonesia, ubi kayu (Manihot esculenta) merupakan makanan pokok ke tiga setelah padi dan jagung. Sedangkan untuk konsumsi penduduk dunia, khususnya penduduk negara-negara tropis, tiap tahun diproduksi sekitar 300 juta ton ubi kayu. Produksi ubikayu di Indonesia sebagian besar dihasilkan di Jawa (56,6%), Propinsi Lampung (20,5%) dan propinsi lain di Indonesia (22,9%). Permasalahan umum pada pertanaman ubikayu adalah produktivitas dan pendapatan yang rendah. Rendahnya produktivitas disebabkan oleh belum diterapkannya teknologi budidaya ubikayu dengan benar seperti belum dilakukan pemupukan baik pupuk an-organik maupun organik (pupuk kandang). Data statistik menunjukkan terjadi penurunan luas areal ubikayu sebesar 10,81% pada tahun 2004 dan 5,08% pada tahun 2005. Dengan berkurangnya luas areal tanaman ubikayu dan meningkatnya 56
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu kebutuhan bahan baku ubikayu untuk industri makanan dan bio-etanol sementara produktivitas ubikayu masih rendah, maka solusi yang tepat adalah peningkatan produktivitas per satuan luas. Kerena itu penggunaan sistem tanam double row diharapkan akan menjadi salah satu alternatif untuk mengatasi kekurangan bahan baku ubikayu di masa mendatang. Teknologi Budidaya Bahan Tanaman Tanaman ubi kayu sebagian besar dikembangkan secara vegetatif yakni dengan setek. Jenis bahan tanaman (varietas/klon) ubikayu yang banyak ditanam di Lampung antara lain adalah varietas UJ-3 (Thailand), varietas UJ-5 (Cassesart), dan klon lokal (Barokah, Manado, Klenteng, dan lain-lain). Varietas UJ-3 banyak ditanam petani karena berumur pendek tetapi kadar pati yang lebih rendah sehingga menyebabkan tingginya rafaksi (potongan timbangan) saat penjualan hasil di pabrik. Hasil kajian menunjukkan bahwa penggunaan varietas UJ-5 mampu berproduksi tinggi dan memiliki kadar pati yang tinggi pula. Beberapa varietas atau klon ubikayu yang banyak di tanam antara lain dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Beberapa varietas/klon ubikayu unggulan Varietas/Klon
Umur (bulan)
Kadar Pati (%)
Produksi
UJ-3 (Thailand)
8 – 10
25 – 30
35-40
UJ-5 (Cassesart) Malang
10 - 12 6 9 – 10
30 - 36 25- 32
45 - 60 35-38
Barokah (Lokal)
9 – 10
25 – 30
35 – 40
Sistem Tanam Rapat (70x80 cm)
Double row Rapat (70x80 cm)
Double row
Cara Tanam Cara tanam yang banyak digunakan petani: • Sistem tanam rapat dengan jarak tanam 70 x 80 cm. • Cara tanam ini memiliki banyak kelemahan antara lain penggunaan bahan tanaman dalam jumlah besar (18.000 tanaman/ha) dan produktivitas rendah (18-22 ton/ha).
57
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu • Hasil kajian menunjukkan bahwa penggunaan sistem tanam double row dengan variates UJ-5 mampu menghasilkan ubikayu 50-60 ton/ha. • Adapun cara penanaman ubikayu sistem double row dengan variates UJ-5 mampu menghasilkan ubikayu 50-60 ton/ha. Adapun cara penanaman ubikayu sistem double row adalah sebagai berikut: Penggunaan bibit unggul • Setek untuk bibit tanaman adalah varietas UJ-5 yangdiambil dari tanaman yang berumur lebih dari 8 bulan. • Jumlah bibit per hektar dengan sistem tanam double row adalah11.700 tanaman. • Panjang setek yang digunakan adalah 20 cm. Pengolahan tanah • Tanah diolah sedalam 25 cm dapat dilakukan dengan mencangkul, membajak dengan ternak dan traktor. • Dibuat guludan atau bedengan dengan jarak ganda (double row) yaitu 80 cm dan 160 cm. Sistem tanam • Sistem atau cara tanam double row adalah membuat baris ganda (double row) yakni jarak antar barisan 160 cm dan 80 cm, sedangkan jarak di dalam barisan sama yakni 80 cm. • Sehingga jarak tanam ubikayu baris pertama (160 cm x 80cm) dan baris kedua (80 cm x 80 cm). • Penjarangan barisan ini ditujukan agar tanaman lebih banyak mendapatkan sinar matahari untuk proses fotosintesa, sehingga pembentukan zat pati ubikayu di umbi lebih banyak dan ukuran umbi besar-besar. • Selain itu, diantara barisan berukuran 160 cm dapat ditanami jagung dan kacang-kacangan untuk meningkatkan pendapatan petani. • Keuntungan lain dari sistem tanam ubikayu double row adalah jumlah bibit yang digunakan lebih sedikit yakni 11.700 tanaman dibandingkan dengan system tanam petani biasa dengan jumlah bibit 17.800 tanaman.
58
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu Pemupukan • Dosis pemupukan an-organik per ha yang dianjurkan adalah: 200 kg Urea + 150 kg SP36 + 100 kg KCl dan 5 ton pupuk kandang. • Pada musim tanam berikutnya dosis pupuk kandang dikurangi menjadi 3 ton/ha. • Pemupukan Urea dilakukan 2 kali yakni pada umur 1 bulan dan 3 bulan, sedangkan SP36 dan KCl diberikan 1 kali pada umur 1 bulan setelah tanam. • Pemberian pupuk kandang dilakukan pada sekitar perakaran pada umur 2 minggu setelah tanam. Pemeliharaan • Penyiangan pertama dilakukan pada umur 3 minggu sampai 1 bulan setelah tanam. Penyiangan ini dilakukan secara mekanis dengan menggunakan koret. • Sedangkan penyiangan kedua dilakukan pada umur 3 bulan setelah tanam dengan menggunakan herbisida. • Penjarangan cabang dilakukan pada umur 1 bulan, dengan jumlah cabang yang dipelihara adalah 2 cabang per tanaman. Panen dan Pasca Panen • Panen dapat dilakukan pada umur 10 bulan sampai 12 bulan. • Panen dilakukan dengan mencabut ubikayu dan memisahkan umbi dari batang. • Rata-rata produktivitas ubikayu yang ditanam dengan sistem double row adalah 45-55 ton/ha. • Secara umum pengolahan pasca panen ubikayu digunakan untuk membuat tepung tapioka, tepung kasava, kue, mie, dan lain-lain. • Pembuatan tapioka sebagian besar dilakukan oleh parbrik besar dengan teknologi modern.
8.3. Budidaya Ikan Lele Jenis Ikan Lele 1. Clarias batrachus dikenal sebagai ikan lele (Jawa), ikan kalang Sumatera Barat), ikan maut (Sumatera Utara), dan ikan pintet (Kalimantan Selatan) 2. Clarias teysmani dikenal sebagai lele kembang (Jawa Barat), kalang putih (Padang). 59
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu 3. Clarias melanoderma dikenal sebagai ikan duri (Sumatera Selatan), wais (Jawa Tengah), wiru (Jawa Barat). 4. Clarias nieuhofi dikenal sebagai ikan lindi (Jawa), limbat (Sumatera Barat), kaleh (Kalimantan Selatan). 5. Clarias loiacanthus dikenal sebagai ikan keli (Sumatera Barat), ikan penang (Kalimantan Timur). 6. Clarias gariepinus, yang dikenal sebagai lele dumbo atau King Cat Fish, spesies asing yang berasal Afrika. Tahap Proses Budidaya Pembuatan Kolam Ada dua macam/tipe kolam, yaitu bak dan kubangan (kolam galian). Pemilihan tipe kolam tersebut sebaiknya disesuaikan dengan lahan yang tersedia. Secara teknis baik pada tipe bak maupun tipe galian, pembenihan lele harus mempunyai: 1. Kolam tandon. Mendapatkan masukan air langsung dari luar/sumber air. Berfungsi untuk pengendapan lumpur, persediaan air, dan penumbuhan plankton. Kolam tandon ini merupakan sumber air untuk kolam yang lain. 2. Kolam pemeliharaan induk. Induk jantan dan bertina selama masa pematangan telur dipelihara pada kolam tersendiri yang sekaligus sebagai tempat pematangan sel telur dan sel sperma. 3. Kolam Pemijahan. Tempat perkawinan induk jantan dan betina. Pada kolam ini harus tersedia sarang pemijahan dari ijuk, batu bata, bambu dan lain-lain sebagai tempat hubungan induk jantan dan betina. 4. Kolam Pendederan. Berfungsi untuk membesarkan anakan yang telah menetas dan telah berumur 3-4 hari. Pemindahan dilakukan pada umur tersebut karena anakan mulai memerlukan pakan, yang sebelumnya masih menggunakan cadangan kuning telur induk dalam saluran pencernaannya. Persiapan Lahan Proses pengolahan lahan (pada kolam tanah) meliputi: • Pengeringan. Untuk membersihkan kolam dan mematikan berbagai bibit penyakit. • Pengapuran. Dilakukan dengan kapur Dolomit atau Zeolit dosis 60 gr/m2 untuk mengembalikan keasaman tanah dan mematikan bibit penyakit yang tidak mati oleh pengeringan. 60
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu • Perlakuan TON (Tambak Organik Nusantara). untuk menetralkan berbagai racun dan gas berbahaya hasil pembusukan bahan organik sisa budidaya sebelumnya dengan dosis 5 botol TON/ha atau 25 gr (2 sendok makan)/100m2. Penambahan pupuk kandang juga dapat dilakukan untuk menambah kesuburan lahan. • Pemasukan Air. Dilakukan secara bertahap, mula-mula setinggi 30 cm dan dibiarkan selama 3-4 hari untuk menumbuhkan plankton sebagai pakan alami lele. Pada tipe kolam berupa bak, persiapan kolam yang dapat dilakukan adalah • Pembersihan bak dari kotoran/sisa pembenihan sebelumnya. • Penjemuran bak agar kering dan bibit penyakit mati. Pemasukan air dapat langsung penuh dan segera diberi perlakuan TON dengan dosis sama. Pemijahan Memijahkan ikan lele/mengawinkan lele tidak sulit. Berikut ini syarat indukan dan perawatan indukan lele agar mau berpijah dan penanganan anakan lele. • Bentuk dan ukuran kolam bervariasi tergantung selera pemilik dan lokasinya. Perlu diingat ukuran kolam jangan terlalu besar sehingga menyulitkan pemeliharaan kolam. • Bagian dasar dan dinding kolam sebaiknya dibuat permanen • Pada awal pemeliharaan, minggu ke-1 sampai minggu ke-6 atau pada saat umur anak lele 7-9 minggu, air kolam harus jernih. • Pada minggu ke-10, kekeruhan air kolam dalam batas-batas tertentu masih diperbolehkan. Kekeruhan menunjukkan kadar bahan padat yang melayang dalam air. Syarat indukan jantan: • Kepala indukan jantan lebih kecil dari indukan ikan lele betina. • Warna kulit dada indukan jantan agak tua bila dibanding indukan betina. • Kelamin jantan menonjol, memanjang ke arah belakang, terletak di belakang anus, dan warna kemerahan. • Gerakan indukan jantan lincah, tulang kepala pendek dan agak gepeng. • Perut indukan jantan lebih langsing dan kenyal bila dibanding indukan ikan lele betina. 61
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu • Bila diurut dari bagian perut ke arah ekor indukan lele jantan akan mengeluarkan cairan putih kental (spermatozoa+mani). • Kulit jantan lebih halus dibanding betina. Syarat indukan betina: • Kepalanya lebih besar dibanding induk lele jantan. • Warna kulit dada agak terang. • Kelamin berbentuk oval atau bulat daun, berwarna kemerahan, lubangnya agak lebar, letaknya di belakang anus. • Gerakannya lambat, tulang kepala pendek dan agak cembung. • Perutnya lebih gembung dan lunak. • Bila diurut dari bagian perut ke arah ekor indukan betina akan mengeluarkan cairan kekuning-kuningan (ovum/telur). Syarat umum indukan lele yang baik Kulitnya lebih kasar dibanding induk lele jantan. • Induk lele diambil dari lele yang dipelihara dalam kolam sejak kecil supaya terbiasa hidup di kolam. • Beratnya berkisar antara 100-200 gram dan panjang 20-50 cm, tergantung tingkat kesuburan badan. • Bentuk badan simetris, tidak bengkok, tidak cacat, tidak luka, dan gerakannya lincah. • Umur indukan jantan di atas tujuh bulan, sedangkan induk betina satu tahun. • Frekuensi pemijahan bisa satu bulan sekali, dan sepanjang hidupnya bisa memijah lebih dari 15 kali dengan syarat makanannya harus mengandung cukup protein. • Indukan lele siap memijah jika mulai berpasang-pasangan dan berkejar-kejaran. Segera tangkap indukan tersebut dan tempatkan dalam kolam tersendiri untuk dipijahkan. Perawatan indukan dan anakan lele: • Selama masa pemijahan dan masa perawatan, indukan lele diberi makanan yang berkadar protein tinggi seperti cincangan daging bekicot, larva lalat (belatung), rayap atau makanan buatan (pelet). Indukan yang memijah membutuhkan pelet dengan kadar protein yang relatif tinggi yaitu kurang lebih 60%. Cacing sutra kurang baik untuk makanan indukan lele karena kandungan lemaknya tinggi. Hentikan pemberian cacing sutra seminggu menjelang perkawinan atau pemijahan. 62
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu • Makanan diberikan pagi hari dan sore hari dengan jumlah 5-10% dari berat total ikan. • Setelah anakan atau benih berumur seminggu, indukan betina dipisahkan. Biarkan indukan jantan menjaga anak-anaknya. Indukan jantan baru bisa dipindahkan apabila anak-anak lele sudah berumur dua minggu. • Pisahkan indukan yang mulai lemah atau yang terserang penyakit untuk segera diobati. • Atur aliran air bersih yang masuk 5-6 liter/menit. Pembudidayaan Membudidayakan ikan lele terbilang sangat mudah dan murah jika melihat syarat hidupnya. Berikut ini adalah syarat hidup ikan lele di kolam dan keramba. Syarat hidup di kolam 1. Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, berlumpur, subur, dan tidak porous (melalukan air). 2. Lahan ideal untuk budi daya lele adalah sawah, kecomberan, kolam pekarangan, kolam kebun, dan blumbang. 3. Ikan lele hidup dengan baik di daerah dataran rendah sampai daerah yang tingginya maksimal 700 m dpl. 4. Ketinggian tanah dari permukaan sumber air dan kolam adalah 510%. 5. Lokasi untuk pembuatan kolam harus berhubungan langsung atau dekat dengan sumber air dan tidak dekat dengan jalan raya. 6. Lokasi kolam hendaknya di tempat yang teduh tetapi tidak berada di bawah pohon yang daunnya mudah rontok. 7. Pertumbuhan lele optimal pada suhu 20°C atau antara 25-28°C. Anak lele tumbuh baik pada kisaran suhu antara 26-30°C dan suhu ideal untuk pemijahan 24-28°C. 8. Lele dapat hidup dalam perairan agak tenang dan kedalamannya cukup, sekalipun kondisi airnya jelek, keruh, kotor dan miskin oksigen. 9. Perairan tidak boleh tercemar oleh bahan kimia, limbah industri, merkuri, atau mengandung kadar minyak atau bahan yang dapat mematikan ikan. 10.Perairan ideal untuk lele adalah yang banyak mengandung nutrien dan bahan makanan alami, dan bukan perairan yang rawan banjir. 63
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu 11.Permukaan perairan tidak boleh tertutup rapat oleh sampah atau daun-daunan hidup, seperti enceng gondok. Syarat hidup di keramba adalah • Sungai atau saluran irigasi yang tidak curam, mudah dikunjungi/dikontrol. • Dekat dengan rumah pemeliharanya. • Lebar sungai atau saluran irigasi antara 3-5 meter. • Sungai atau saluran irigasi tidak berbatu-batu, sehingga keramba mudah dipasang. • Kedalaman air 30-60 cm. Kolam untuk pendederan • Bentuk kolam pada minggu 1-2, lebar 50 cm, panjang 200 cm, dan tinggi 50 cm. Dinding kolam dibuat tegak lurus, halus, dan licin, sehingga apabila bergesekan tubuh benih lele tidak akan terluka. Permukaan lantai agak miring menuju pembuangan air. Kemiringan dibuat beda 3 cm di antara kedua ujung lantai, dekat tempat pemasukan air lebih tinggi. Di lantai dipasang paralon dengan diameter 3-5 cm dan panjang 10 m. • Kira-kira 10 cm dari pengeluaran air dipasang saringan yang dijepit dengan dua bingkai kayu tepat dengan permukaan dalam dinding kolam. Di antara dua bingkai dipasang selembar kasa nyamuk dari bahan plastik berukuran mess 0,5-0,7 mm, kemudian dipaku. • Setiap kolam pendederan dipasang pipa pemasukan dan pipa air untuk mengeringkan kolam. Pipa pengeluaran dihubungkan dengan pipa plastik yang berfungsi untuk mengatur ketinggian air kolam. Pipa plastik tersebut dikaitkan dengan suatu pengait sebagai gantungan. • Minggu ketiga, benih dipindahkan ke kolam pendederan yang lain. Pengambilannya tidak boleh menggunakan jaring, tetapi dengan mengatur ketinggian pipa plastik. • Kolam pendederan yang baru berukuran 100cm x 200cm x 50cm, dengan bentuk dan konstruksi sama dengan yang sebelumnya. Pemeliharaan kolam/tambak 1. Kolam diberikan kapur 25-200 gram/m2 untuk memberantas hama dan bibit penyakit. 2. Air dalam kolam/bak dibersihkan satu bulan sekali dengan cara mengganti semua air kotor tersebut dengan air bersih yang telah diendapkan dua malam. 64
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu 3. Kolam yang telah terjangkiti penyakit harus segera dikeringkan dan diberikan kapur sebanyak 200 gram/m2 selama satu minggu. 4. Tepung kapur (CaO) ditebarkan merata di dasar kolam, kemudian dibiarkan kering lebih lanjut sampai tanah dasar kolam retak-retak. Pemupukan • Sebelum digunakan kolam dipupuk dulu. Pemupukan bermanfaat untuk menumbuhkan plankton hewani dan nabati yang menjadi makanan alami bagi benih lele. • Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang (kotoran ayam) sebanyak 500-700 gram/m2. Bisa ditambahkan urea 15 gram/m2, TSP 20 gram/m2, dan amonium nitrat 15 gram/m2. Selanjutnya kolam dibiarkan selama tiga hari. • Kolam diisi kembali dengan air segar. Mula-mula 30-50 cm dan biarkan selama satu minggu sampai warna air kolam berubah menjadi coklat atau kehijauan yang menunjukkan mulai banyak jasad-jasad renik yang tumbuh sebagai makanan alami lele. • Secara bertahap ketinggian air ditambah, sebelum benih lele ditebar. Penjarangan Penjarangan adalah mengurangi padat penebaran. Mengapa? Karena ikan lele tumbuh besar sehingga ratio antara lele dengan volume kolam tidak seimbang. Apabila tidak dilakukan penjarangan dapat mengakibatkan • Ikan berdesakan, sehingga tubuhnya akan luka. • Terjadi perebutan ransum makanan dan suatu saat dapat memicu muNculnya kanibalisme (ikan yang lebih kecil dimakan oleh ikan yang lebih besar). • Lingkungan kolam tidak sehat karena berlebihan CO2 dan NH3, dan O2 kurang sekali sehingga pertumbuhan ikan lele terhambat. Cara penjarangan pada benih ikan lele • Minggu 1-2, kepadatan tebar 5.000 ekor/m2 • Minggu 3-4, kepadatan tebar 1.125 ekor/m2 • Minggu 5-6, kepadatan tebar 525 ekor/m2 Pakan
65
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu • Makanan alamiah lele adalah zooplankton, larva, cacing, serangga air, dan fitoplankton. Ikan lele juga menyukai makanan busuk yang berprotein dan kotoran yang berasal dari kakus. • Selain makanan alami, lele perlu mendapat makanan tambahan. Lele yang dipelihara di kecomberan dapat diberikan makanan tambahan berupa sisa-sisa makanan dari rumah tangga, daun kubis, tulang ikan dan tulang ayam yang dihancurkan, usus ayam, dan bangkai. • Selain makanan sisa, makanan tambahan bisa berupa campuran dedak dan ikan rucah dengan perbandingan 9:1 atau campuran bekatul, jagung dan bekicot dengan perbandingan 2:1:1. Jika cukup modal, lele bisa diberikan makanan tambahan pelet. Pemberian pakan 1. Hari pertama sampai ketiga, benih lele mendapat makanan dari kantong kuning telur yang dibawa sejak menetas. 2. Hari keempat sampai minggu kedua, benih lele diberi makan zooplankton yaitu Daphnia dan Artemia yang mengandung protein 60%. Makanan tersebut diberikan dalam jumlah 70% x biomassa setiap hari yang dibagi dalam empat kali pemberian. Makanan ditebar di sekitar tempat pemasukan air. Kira-kira 2-3 hari sebelum pemberian pakan zooplankton berakhir, benih lele harus dikenalkan dengan makanan dalam bentuk tepung yang berkadar protein 50%. Sedikit dari tepung tersebut diberikan kepada benih 10-15 menit sebelum pemberian zooplankton. Makanan yang berupa tepung dapat terbuat dari campuran kuning telur, tepung udang dan sedikit bubur nestum. 3. Minggu ketiga benih lele diberi pakan sebanyak 43% x biomassa setiap hari. 4. Minggu keempat dan kelima benih lele diberi pakan sebanyak 32% x biomassa setiap hari. 5. Minggu kelima benih lele diberi pakan sebanyak 21% x biomassa setiap hari. 6. Minggu ketiga benih lele diberi pakan sebanyak 43% x biomassa setiap hari. 7. Minggu keenam sudah bisa dicoba dengan pemberian pelet apung. Pelet • Bahan makanan pelet buatan antara lain tepung ikan (27%), bungkil kacang kedele (20%), tepung terigu (10,5%), bungkil 66
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu
• • • • •
kacang tanah (18%), tepung kacang hijau (9%), tepung darah (5%), dedak (9%), vitamin (1%), mineral (0,5%). Bahan-bahan itu dihaluskan untuk kemudian dicampur menjadi adonan seperti pasta. Adonan kemudian dicetak dan dikeringkan sampai kadar airnya kurang dari 10%. Lemak bisa ditambahkan dengan dilumurkan pada pelet sebelum diberikan pada lele. Lumuran minyak juga berfungsi memperlambat pelet tenggelam. Pellet mulai diperkenalkan pada ikan lele saat umur enam minggu dan diberikan pada ikan lele 10-15 menit sebelum pemberian makanan yang berbentuk tepung. Pada minggu ketujuh dan seterusnya lele sudah dapat langsung diberi makanan yang berbentuk pelet. Hindarkan pemberian pakan pada saat terik matahari, karena suhu tinggi dapat mengurangi nafsu makan lele. Pencegahan penyakit
Untuk mencegah terkena penyakit karena bakteri, sebelum ditebarkan lele yang berumur dua minggu dimasukkan dulu ke dalam larutan formalin dengan dosis 200 ppm selama 10-15 menit. Setelah itu lele akan kebal selama enam bulan. Pencegahan penyakit karena jamur dapat dilakukan dengan merendam lele dalam larutan Malachite Green Oxalate 2,5–3 ppm selama 30 menit. Panen • Lele sudah bisa dipanen setelah berumur 6-8 bulan, kecuali bila dikehendaki tetap saja bisa dipanen sewaktu-waktu. Berat rata-rata lele yang siap dipanen sekitar 200 gram per ekor. • Lele dumbo bisa dipanen setelah berumur 3-4 bulan yang beratnya sudah mencapai 200-300 gram per ekor. Bila dibiarkan 5-6 bulan lagi, lele dumbo akan mencapai berat 1-2 kg per ekor dengan panjang 60-70 cm. • Pemanenan sebaiknya pada pagi hari supaya lele tidak terlalu kepanasan. • Bila ingin dipanen seluruh lele, kolam dikeringkan sebagian sebelum ikan ditangkap menggunakan seser halus, tangan, lambit, tangguh atau dengan jaring. • Bila lele ingin dipancing, biarkan lele lapar lebih dahulu. • Bila menggunakan jaring, pemanenan dilakukan bersamaan dengan pemberikan pakan sehingga lele mudah ditangkap. 67
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu • Setelah dipanen, biarkan selama 1-2 hari di dalam tong atau bak tanpa diberi makan agar bau tanah dan bau amisnya hilang. • Lele ditimbang dalam waktu singkat dan cukup sekali. • Pembersihan kolam selesai panen. Setelah ikan lele dipanen, kolam harus dibersihkan dengan cara: 1. Dinding kolam disiram dengan larutan kapur sebanyak 20-200 gram/m2 kolam sampai rata. 2. Lalu kolam disiram dengan larutan formalin 40% atau larutan permanganat kalikus (PK) dengan cara yang sama. 3. Kolam dibilas dengan air bersih dan dibiarkan kering terkena sinar langsung agar penyakit yang ada di kolam terbunuh.
IX. PENUTUP Keberhasilan pemanfaatan lahan pekarangan akan menambah keuntungan bagi pemilik lahan pekarangan, terutama didukung dengan pemilihan komoditas yang tepat dan pemeliharaan yang optimal. Pengetahuan pemilik lahan akan teknik budidaya akan berpengaruh terhadap pemeliharaan tanaman dan hasil produksi. Bimbingan dan arahan dari petugas lapang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan pengetahuan para pemilik lahan pekarangan. Pedoman Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan ini diharapkan menjadi acuan bagi petugas lapangan untuk melaksanakan kegiatan di lapangan.
68
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu
LAMPIRAN
69
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu
BERBAGAI TANAMAN SAYURAN DALAM BEDENGAN
70
Petunjuk Teknis Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Provinsi Bengkulu BERBAGAI TANAMAN SAYURAN DITANAM SECARA VERTIKULTUR DALAM POLYBAG, RAK BAMBU, PARALON
71