PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI – JUNI 2014
A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Jepang 1. Neraca perdagangan Jepang dengan Dunia periode Januari-Juni 2014 tercatat defisit sebesar US$ 73,96 miliar, meningkat 44,81% dibanding periode yang sama tahun 2013, yang tercatat defisit sebesar US$ 51,07 miliar. Total perdagangan Jepang-Dunia pada periode Januari-Juni 2014, tercatat sebesar US$ 758,57 miliar, atau turun 0,43% dibanding periode yang sama tahun 2013, yang tercatat sebesar US$ 761,82 miliar. Total perdagangan tersebut terdiri dari ekspor Jepang ke Dunia sebesar US$ 342,30 miliar, atau turun 3,68% dibanding periode yang sama tahun 2013 yang tercatat sebesar US$ 355,37 miliar, dan impor sebesar US$ 416,26 miliar, atau naik 2,42% dibanding periode yang sama tahun 2013, yang tercatat sebesar US$ 406,44 miliar. 2. Ekspor Jepang ke Dunia periode Januari-Juni 2014 terbesar ditujukan ke Amerika Serikat sebesar US$ 63,12 miliar, atau turun 2,98% dibanding periode yang sama tahun 2013 yang tercatat sebesar US$ 65,06 miliar, dan merupakan 18,44% dari total ekspor Jepang ke Dunia. Kemudian, ke China sebesar US$ 61,86 miliar, atau naik 1,43% dibanding periode yang sama tahun 2013, yang tercatat sebesar US$ 60,99 miliar. Korea Selatan sebesar US$ 25,95 miliar (-10,38%); Taiwan sebesar US$ 20,11 miliar (-6,07%); Hongkong US$ 18,01 miliar (-0,40%); Thailand sebesar US$ 15,65 miliar (-17,12%), dan Singapura US$ 10,21 miliar (-2,55%). Sedangkan, Indonesia di peringkat ke-9, dengan nilai sebesar US$ 7,68 miliar (-12,76%). 3. Komoditi ekspor non-migas utama Jepang ke Dunia, yang meningkat periode JanuariJuni 2014 adalah Machines And Apps Used Soley For Manufacture Of Se (HS 8486) sebesar US$ 7,00 miliar (18,93%); Machines And Mechanical Appliances Having Individu (HS 8479) sebesar US$ 4,03 miliar (5,33%); Liquid Crystal Devices Nesoi; Lasers, Other Than L (HS 9013) sebesar US$ 3,47 miliar (11,56%); dan Flat-Rolled Alloy Steel (Other Than Stainless) Pro (HS 7225) sebesar US$ 2,66 miliar (7,59%). Sementara itu, Cars (incl. Station Wagon) (HS 8703) sebesar US$ 43,27 miliar, mengalami penurunan 1,63% dibanding periode yang sama tahun 2013, juga merupakan komoditi ekspor non migas Jepang dengan nilai tertinggi pada periode ini; Selanjutnya, Special HS, Chile, Japan, Korea, Mexico, Norway (HS 0000) sebesar
US$ 17,11 miliar (-0,90%); Parts and Access Of The Motor Vehicles Of Headings 8 (HS 8708) sebesar US$ 16,14 miliar (-7,92%); dan Electronic Integrated Circuits (HS 8542) sebesar US$ 12,03 miliar (-9,49%). 4. Impor Jepang pada periode Januari-Juni 2014 terbesar berasal dari China sebesar US$ 90,31 miliar atau naik 6,14% dibanding periode yang sama tahun 2013, dan merupakan 21,69% dari total impor Jepang dari Dunia. Kemudian, dari Amerika Serikat US$ 35,92 miliar (+4,67%); Saudi Arabia sebesar US$ 25,05 miliar (+3,60%); Australia sebesar US$ 24,47 miliar (-2,79%); United Arab Emirates sebesar US$ 21,34 miliar (+2,76%); Qatar sebesar US$ 18,68 miliar (-2,84%); Korea Selatan sebesar US$ 17,12 miliar (-3,12%) dan Malaysia sebesar US$ 15,37 miliar (+2,10%). Sementara itu, impor dari Indonesia sebesar US$ 13,22 miliar, mengalami penurunan sebesar 9,48%. Pada periode ini, Indonesia menduduki peringkat ke-9 sebagai negara asal impor Jepang dan Malaysia berada di peringkat ke-8. 5. Beberapa komoditi impor non migas utama Jepang dari Dunia, yang mengalami peningkatan, pada periode Januari-Juni 2014 antara lain adalah Automatic Data Processing Machines (HS 8471) sebesar US$ 9,36 miliar, meningkat 13,37% dibanding periode yang sama tahun 2013, sebesar US$ 8,25 miliar; Iron Ores & Concentrates (HS 2601) sebesar US$ 8,62 miliar (6,03%), dan Electronic Integrated Circuits (HS 8542) sebesar US$ 8,45 miliar (10,86%). Sedangkan, komoditi yang mengalami penurunan nilai impor, antara lain : Electric App For Line Telephony, incl Curr Line System (HS 8517) sebesar US$ 11,13 miliar, turun 7,48% dibanding periode yang sama tahun 2013, sebesar US$ 12,03 miliar; Coal; Briquettes, Ovoids & Similar Solid (HS 2701) sebesar US$ 10,31 miliar (-13,73%); Medicaments (Except Vaccines Etc., (HS 3004) sebesar US$ 6,83 miliar (-8,70%), dan Copper Ores And Concentrates (HS 2603) sebesar US$ 5,30 miliar (-0,18%).
B. Perdagangan bilateral Jepang dengan Indonesia 1. Selama periode Januari-Juni 2014, neraca perdagangan Jepang dengan Indonesia surplus bagi Indonesia sebesar US$ 5,54 miliar, turun 4,50% dibanding periode yang sama tahun 2013, sebesar US$ 5,80 miliar. Total perdagangan periode Januari-Juni 2014 tercatat sebesar US$ 20,89 miliar, atau turun 10,71% dibanding periode yang sama tahun 2013, sebesar US$ 23,40 miliar. Total perdagangan tersebut terdiri dari ekspor Jepang ke Indonesia sebesar US$ 7,68 miliar, atau turun sebesar 12,76%
dibanding periode yang sama tahun 2013, yang tercatat sebesar US$ 8,80 miliar, dan impor Jepang dari Indonesia sebesar US$ 13,22 miliar, atau turun sebesar 9,48% dibanding periode yang sama tahun 2013, yang tercatat sebesar US$ 14,60 miliar,. 2. Beberapa komoditi ekspor non migas utama Indonesia ke Jepang yang meningkat nilai ekspornya pada periode Januari-Juni 2014 adalah Ash And Residues (Except From Iron Or Steel Manuf.) (HS 2620) sebesar US$ 385,80 juta, atau meningkat 16,41% dibanding periode yang sama tahun 2013, sebesar US$ 331,40 juta; Plywood, Veneered Panels & Similar Laminated Wood (HS 4412) sebesar US$ 381,27 juta (2,56%); serta Insulated Wire/Cable (HS 8544) sebesar US$ 302,95 juta (8,88%). Sementara itu, komoditi ekspor non migas utama Indonesia yang turun nilai ekspornya ke Jepang, antara lain: Coal, Briquettes, Ovoids & Similar Solid Fuels Man (HS 2701) sebesar US$ 1.674,06 juta, turun 17,71% dibanding tahun 2013, dan merupakan 12,67% dari total impor Jepang pada periode ini; Nickle Mattes, Nickle Oxide Sinters (HS 7501) sebesar US$ 446,13 juta (-17,04%); Natural Rubber, Balata, GuttaPercha,etc (HS 4001) sebesar US$ 428,86 juta (-26,15%), dan Paper And Paperboard, Uncoated, For Writing, Print (HS 4802) sebesar US$ 178,95 juta (-17,36%). 3. Beberapa komoditi impor utama Indonesia dari Jepang, yang nilai impornya meningkat, selama periode Januari-Juni 2014, adalah : Machines And Mechanical Appliances Having Individu (HS 8479) sebesar US$ 139,73 juta, atau meningkat 20,39% dibanding periode yang sama tahun 2013, sebesar US$ 116,06 juta; Printing Machinery (Including Ink-Jet Printing Mac (HS 8443) sebesar US$ 122,18 juta (87,35%); Machine-Tool For Wrkg Met By Forging/Hammerg,etc (HS 8462) sebesar US$ 118,82 juta (29,24%); Self - Propelled Bulldozers, Angledozers,
Graders,
(HS 8429) sebesar US$ 109,60 juta (15,68%); Semifinished Products Of Iron Or Nonalloy Steel (HS 7207) sebesar US$ 75,44 juta (27,07%).
C. Informasi Lainnya 1. Perkembangan ekonomi Jepang saat ini Bank of Japan (BOJ) mempertahankan program stimulus karena produksi dan ekspor yang terus melemah. Di sisi lain, menegaskan tugas Gubernur BOJ untuk menjaga laju ekonomi pasca melemahnya pajak penjualan. BOJ akan meningkatkan basis moneter tahunan sebesar 70 triliun (US$ 687 miliar) dari sebelumnya 60 triliun yen. Ekonom telah memprediksi langkah yang diambil
BOJ, karena Negeri Sakura masih dalam ancaman deflasi. Kondisi ini memperkuat spekulasi pemangkasan estimasi pertumbuhan indikatorindikator
perekonomian
oleh
BOJ.
Daya
tahan
ekonomi
negara
tersebut
dipertanyakan, setelah aktivitas produksi jatuh ke level terendah dalam 3 tahun. Hideo Kumomoto, ekonom dari Dai-Ichi Life Research Institute menyampaikan apabila ekspor terus melemah sedangkan upah tidak naik, sepertinya BOJ akan memangkas penilaiannya atas indikator ekonomi. Masih ada sisa ruang untuk BOJ mengimplementasikan program stimulus. Secara terperinci, produksi Jepang turun 3,3 % pada Juni 2014 dari bulan Mei, kejatuhan paling signifikan sejak Maret 2011 saat gempa bumi. Padahal, Juli, BOJ sempat menyatakan optimis terhadap data produksi. Sementara, harga konsumen pada Juni 2014 meningkat 3,6 % dibanding Juni 2013. Adapun inflasi inti Juni 2014 sebesar 1,3 %. Sebelumnya BOJ mengestimasi peningkatan pajak penjualan menjadi 8 % dari 5 % akan berkontribusi sebesar 2 % pada inflasi inti Mei. Namun, pertumbuhan pendapatan tidak sesuai dengan alur inflasi. Tingkat pertumbuhan upah masyarakat Jepang tidak berubah dari Mei 2014. Padahal, kenaikan pajak penjualan telah diberlakukan. Bahkan, harga minyak tanah Jepang berada di level tertingginya sejak 2008. Akhir pekan, BOJ menyampaikan optimistis target inflasi 2 % segera tercapai senada dengan Menteri Keuangan Jepang, Taro Aso. 2. Investasi topang surplus Neraca Perdagangan Jepang Neraca perdagangan Jepang surplus untuk keempat kalinya pada Mei, terbantu investasi luar negeri Jepang. Jepang menyiasati peningkatan investasi setelah yen tergelincir dan mempengaruhi ekspor. Ekonom Dai-ichi Life Research Institute, menyampaikan pemulihan ekonomi global berperan penting terhadap mata uang dan kemampuan ekspor Jepang. Adapun pendapatan surplus dari investasi luar negeri Mei, mengkompensasi defisit neraca perdagangan. Abe berencana memangkas pajak korporasi secara bertahap, hingga dibawah 30% beberapa tahun ke depan. Dilakukan sebagai upaya meningkatkan daya saing perusahaan Jepang dan meningkatkan investasi asing. 3. Pasar Energi Hidrogen di Jepang Pasar energi hidrogen Jepang tahun 2030 diproyeksikan mencapai sebesar 1 triliun yen, dan tahun 2050 diproyeksikan mencapai 8 trilyun yen, dengan percepatan riset
dan pengembangan yang mengarah pada energi ramah lingkungan. Dalam laporan 30 Juli 2014, New Energy and Industrial Technology Development Organization (NEDO) menyatakan Jepang sudah sangat berdaya saing di bidang bahan bakar hidrogen, dan menjadi yang terdepan, khususnya di pasar mobil bahan bakar hidrogen. Mobil berbahan bakar hidrogen digerakan dengan listrik dari reaksi pembakaran hidrogen dan oksigen. Sehingga, tanpa karbon dioksida. Laporan itu menekankan pentingnya pemakaian bahan bakar hidrogen lebih lanjut, guna mengurangi ketergantungan Jepang terhadap minyak bumi dan menjamin keamanan energi. Sejumlah produsen mobil juga sudah merespon kebijakan itu, misalnya Toyota Motor Corp. yang berencana menjual mobil jenis sedan berbahan bakar hidrogen mulai Maret 2015 di Jepang. Sementara Produsen mobil Nissan Motor Co. dan Honda Motor Co. juga mengembangkan mobil serupa, dan berencana menjualnya masing-masing pada tahun 2015 dan 2017. Penggunaan bahan bakar hidrogen, dan produk terkait merupakan strategi pertumbuhan yang dipromosikan Pemerintahan Perdana Menteri Abe Shinzo. 4. Pelayanan Hubungan Dagang oleh ITPC Osaka, bulan Juni 2014 Pada bulan Juli 2014, ITPC Osaka memperoleh 10 (sepuluh) inquiries yang terdiri dari 5 (lima) inquiries offer to buy, dan 5 (lima) inquiries offer to sell. Selanjutnya, telah ditindak lanjuti dengan menghubungkan pengusaha/eksportir Indonesia maupun importir / buyer Jepang.
Sumber : Laporan ITPC Osaka, Jepang, Juli 2014