PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - BRASIL PERIODE : JANUARI – NOVEMBER 2014
A.
Perkembangan perekonomian dan perdagangan Brasil Total perdagangan Brasil dengan Dunia pada periode Januari-November 2014 sebesar US$ 419,44 milyar atau turun sebesar 5,2% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2013, yang tercatat sebesar US$ 442,64 milyar. Total perdagangan tersebut terdiri dari ekspor sebesar US$ 207,61 milyar, atau turun sebesar 6,1% apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2013 yang tercatat sebesar US$ 221,19 milyar, dan impor sebesar US$ 211,83 milyar atau turun sebesar 4,3% apabila dibandingkan dengan nilai impor periode yang sama tahun 2013, yang tercatat sebesar US$ 221,45 milyar. Pada periode ini, neraca perdagangan Brasil dengan Dunia defisit sebesar US$ 4,22 milyar, atau meningkat sebesar 1.493,60% dibanding periode yang sama tahun 2013, yang tercatat defisit sebesar US$ 0,27 milyar.
Pertumbuhan GDP Brasil pada tahun 2013 sebesar : 2,3% ;
Sementara itu, inflasi bulan November 2014, stabil sebesar : 6,56% ;
Tingkat pengangguran bulan November 2014, turun sebesar : 4,70% ;
Nilai tukar Real Brasil (BRL) terhadap US Dollar, bulan November 2014, naik yaitu : BRL 2,60 / US$ 1 ;
B.
Tingkat suku bunga Bank Sentral Brasil, stabil sebesar : 7,25% per tahun .
Perkembangan Perdagangan Bilateral Brasil dengan Indonesia 1. Ekspor Brasil ke Indonesia periode Januari-November 2014 sebesar US$ 2.018,87 juta, atau naik 10,9% apabila dibandingkan dengan nilai ekspor periode JanuariNovember 2013, sedangkan impor Brasil dari Indonesia sebesar US$ 1.683,61 juta, naik 13,9% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2013, sehingga neraca perdagangan Indonesia dengan Brasil pada periode ini, tercatat defisit bagi Indonesia sebesar US$ 335,26 juta. 2. Komoditi ekspor Indonesia ke Brasil periode Januari-November 2014, antara lain : Natural Rubber, Balata, Gutta-Percha, Guayule (HS 4001) sebesar US$ 192,09 juta, turun sebesar 18,12% dibanding periode yang sama tahun 2013, dengan pangsa pasar 40,77% ;
Coconut (copra), Palm Kernel or Babassu Oil & Fractions (HS 1513) sebesar US$ 172,51 juta, naik sebesar 54,78% dibanding periode yang sama tahun 2013, dengan pangsa pasar 85,05%; Palm Oil and Its Fractions (HS 1511) sebesar US$ 156,23 juta, naik sebesar 23,32% dibanding periode yang sama tahun 2013, dengan pangsa pasar 84,17% ; Yarn (oth th sewing thread) Of Synthetic Staple Fibres (HS 5509) sebesar US$ 129,19 juta, turun sebesar 5,91% dibanding periode yang sama tahun 2013, dengan pangsa pasar 53,66% ; Parts and Accessories Of The Motor Vehicles (HS 8708) sebesar US$ 116,16 juta, naik 7,00% dibanding periode yang sama tahun 2013, pangsa pasarnya 1,72% ; Yarn (other than sewing thread) Of Artificial Staple Fibres (HS 5510) sebesar US$ 110,27 juta, naik 2,00% dibanding periode yang sama tahun 2013, dengan pangsa pasar 45,88% . Sementara itu, impor Indonesia dari Brasil antara lain :
Soybean Oil Cake & Other Solid Residue, Wh/Not Ground (HS 2304) sebesar US$ 667,68 juta, meningkat sebesar 133,96%, dengan pangsa pasar 10,13% ;
Cotton, Not Carded Or Combed (HS 5201) sebesar US$ 269,37 juta, naik sebesar 30,79%, dengan pangsa pasar 22,95% ;
Corn (maize) (HS 1005) sebesar US$ 222,78 juta, turun sebesar 13,94% dibanding periode yang sama tahun 2013, dengan pangsa pasar 6,74% ;
Cane Or Beet Sugar And Chemically (HS 1701) sebesar US$ 125,43 juta, turun 71,94% dibanding periode yang sama tahun 2013, dengan pangsa pasar 1,45% ;
Unmanufactured Tobacco; Tobacco Refuse (HS 2401) sebesar US$ 107,67 juta, naik sebesar 11,17% dibanding periode yang sama tahun 2013, dengan pangsa pasar 4,71% ;
Semi-finished Products Of Iron Or Non-alloy Steel (HS 7207) sebesar US$ 81,45 juta, turun sebesar 10,56% , dengan pangsa pasar 3,98% .
C.
Informasi lainnya 1.
Kebijakan Perdagangan Brasil saat ini. CAMEX mengurangi bea impor Soda Kaustik dan Ethyl Acrylate. Pemerintah Brazil melalui CAMEX Resolution No. 104/2014, mengurangi sementara bea masuk untuk produk Caustic–Soda dan Asetat akrilat, karena berkurangnya persediaan dalam negeri Brazil, untuk :
Caustic–Soda, khusus untuk penggunaan dalam produksi alumina: dari 8% menjadi 2% untuk jangka waktu 12 bulan, untuk kuota 360.000 ton, dengan NCM kode 001 2815.12.00. Asetat akrilat: Penurunan bea masuk 12% sampai 2% dan berlaku sejak 24 Februari 2015. Tujuannya menjaga stok selama enam bulan dan tambahan kuota 7.000 ton. Etil akrilat (NCM 2916.12.20) digunakan dalam penyusunan emulsi dan polimer untuk aplikasi coating, finishing dan kulit paduan, tekstil dan kertas, serta untuk penyusunan cat interior dan eksterior, perekat dan poles lantai.
MDIC meluncurkan kalender pameran di Brazil 2015 secara online dan cetak. Pemerintah Brazil menerbitkan versi online dan edisi cetak kalender pameranpameran di Brazil tahun 2015. Ini merupakan media pemasaran yang penting, memberikan informasi mengenai peristiwa penting yang akan diadakan di beberapa kota Brasil, dengan tanggal, tempat, waktu, sektor ekonomi, produk dan jasa. Kalender ini menginformasikan pada pengusaha Brasil dan asing peluang terbaik berpameran. Sektor-sektor yang berpartisiapasi adalah kerajinan hingga teknologi tinggi, agribisnis, teknik dan arsitektur, transportasi dan logistik, ritel, waralaba, dan sebagainya.Untuk berpartisipasi, dapat diakses di situs www.expofeiras.gov.br.
CAMEX mengeluarkan kebijakan pengamanan perdagangan baru. Pemerintah Brazil melalui Resolusi Camex No 105, 106, dan 107 telah menerapkan kebijakan pengamanan perdagangan baru untuk PET Films, tube Carbon Steel dan Ban untuk Bis dan Truk. PET Films, Resolusi No.105 menerapkan bea masuk anti dumping (BMAD) sampai dengan 6 (enam) bulan untuk impor dari China, Mesir, dan India. Kode Klasifikasi produk ini adalah 3920.62.19, 3920.62.91; 3920.62.99; dan 3920.62.11, 3920.63.00, 3920.68.99 dan 3920.69.00 dari Kode Mercosur (NCM). BAMD diterapkan sebagai berikut : Untuk perusahaan P Flex dari Egypt (Mesir), dikenakan BMAD sebesar US$ 95,88 / ton. Sedangkan, perusahaan lainnya dikenakan sebesar US$ 435,45 / ton. Selanjutnya, untuk perusahaan2 dari India dikenakan Provisional Anti-dumping bervariasi masing-masing US$ 195,58 / ton; US$
196,24 / ton; US$ 198,55 / ton, dan US$ 737,44 / ton. Sementara, untuk semua perusahaan dari China dikenakan BMAD yang sama sebesar US$ 820,60 / ton. PET films digunakan untuk textile dan industri fibers, food packaging, cosmetics, pharmaceuticals, dsb. Carbon Steel Pipes, melalu resolusi No.106 diterapkan BAMD untuk impor carbon steel tubes dari Ukraine (NCM 7304.19.00) seamless, driving (line pipe), used for oil or gas pipelines dengan diameter luar tidak lebih dari 141,3 mm. BAMD diterapkan dengan pengenaan sebagai berikut : Untuk perusahaan Interpipe Niko Tube LLC and PJSC Interpipe NTRP dari Ukraina dikenakan BAMD sebesar US$ 155,80 / ton , sedangkan untuk perusahaan lainnya dikenakan sebesar US$ 708,60 / ton. Produk ini terutama digunakan untuk konstruksi jalur pipa yang mengalirkan produk petrokimia ke refineri atau penampungan. Ban Bis dan Truk, menerapkan BAMD untuk impor ban radial baru untuk truk dan bis dengan ukuran 20 '' 22 '' dan 22,5 '' (NCM 4011.20.90), model biasa dan tubeless. Bea dikenakan untuk impor dari Afrika Selatan, Korea Selatan, Jepang, Russia, Thailand dan Taiwan. BAMD yang dikenakan adalah : Untuk semua perusahaan dari Afrika Selatan dikenakan BAMD yang sama sebesar US$ 1.751,93 / ton. Sedangkan, untuk perusahaan dari Korea Selatan dikenakan BAMD bervariasi masingmasing US$ 317,77 / ton; US$ 1.794,73 / ton, dan US$ 2.031,31 / ton. Sementara, untuk semua perusahaan dari Jepang dikenakan BAMD yang sama sebesar US$ 4.058,74 / ton. Selanjutnya, untuk perusahaan dari Rusia dikenakan BAMD bervariasi masing-masing US$ 1.097,13 / ton dan US$ 2.933,96 / ton. Dari Thailand, untuk semua perusahaan dikenakan BAMD yang sama sebesar US$ 550,52 / ton serta untuk semua perusahaan dari Taiwan, dikenakan BAMD yang sama sebesar US$ 723,62 / ton.
Perubahan terhadap bea impor produk lampu LED dan Para-xylene. Resolusi CAMEX No.111 & 112 telah mengubah produk IT dan telekomunikasi dari Pengecualian list barang (LEBIT), dan dari pengecualian daftar Common External Tariff (Letec) untuk Lampu LED (LED), yang digunakan untuk penerangan dan diklasifikasikan dalam kode NCM 8543.70.99, termasuk dalam LEBIT dan masuk dalam ex-tarif. Untuk itu, pajak
impor dinaikkan 12% sampai 18%. Langkah ini untuk promosikan produk lokal dengan teknologi lebih efisien. Untuk Para-xylena (NCM 2902.43.00) termasuk dalam Letec, penurunan tarif 4% menjadi 0%. Berlaku untuk kuota 80.000 ton jangka waktu enam bulan. Produk ini bahan baku utama untuk PTA (asam tereftalat), dicampur dengan monoethylene glycol (MEG), menimbulkan resin PET (polyethylene tereftalat). Banyak digunakan dalam minuman kemasan dan poliester serat untuk sektor tekstil. Penurunan tarif, untuk memenuhi permintaan industri Brasil, karena produksi dalam negeri tidak mencukupi pasokannya. 2.
Kunjungan ke Brazilian Textile and Apparel Industry Association (ABIT) Pada 19 Noveber 2014, ITPC Sao Paulo mengunjungi kantor Brazilian Textile and Apparel Industry Association (ABIT) di Sao Paulo. Kunjungan, untuk mendapatkan gambaran tentang prospek pasar Fashion/garment khususnya atau textile pada umumnya di Brasil. Brasil masih mengimpor produk tekstil karena kebutuhan domestiknya yang sedemikian besar. Dengan Income Percapita yang cukup tinggi dan jumlah penduduk yang besar, dan secara umum memiliki 4 musim (subtropis), maka kebutuhan pakaian lebih bervariasi. Sehingga, kebutuhan market Brasil tidak dapat dipenuhi produk domestiknya. Selain produk garmen atau apparel, peluang Indonesia juga ada di raw material-nya. Saat ini ekspor tekstil Indonesia ke Brasil (HS 55) masih 10 besar produk utama Indonesia yang diekspor ke Brasil. Maka, market share Indonesia masih bisa ditingkatkan karena nilai impor tekstil Brasil dari Dunia masih sangat tinggi.
3.
Kunjungan ke CIA.Hering Brasil. Kunjungan ke CIA.Hering pada 27 November 2014 di kota Bluemenau, Brasil. Perusahaan ini sudah beroperasi lebih dari 100 tahun. Saat ini 70% produk Garment Hering dihasilkan dari domestik, sementara 30% kebutuhannya melalui impor. Pemasok terbesar Hering adalah China dengan 113 suplier, sementara Indonesia hanya 2 suplier dengan volume dan nilai perdagangan yang relatif kecil. Hering berminat menambah pasokan dari Indonesia, namun ketersediaan suplier Indonesia masih terbatas aksesnya. Hering telah menunjuk Perwakilannya di Shanghai, China menghadiri Fashion Week di Jakarta pada 26 Februari – 1 Maret 2015.
Sumber : Laporan ITPC/Atdag, Sao Paulo, November 2014