PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI – SEPTEMBER 2014
A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Jepang 1. Neraca perdagangan Jepang dengan Dunia periode Januari-September 2014 tercatat defisit sebesar US$ 101,69 miliar, meningkat 25,75% dibanding periode yang sama tahun 2013, yang tercatat defisit sebesar US$ 80,87 miliar. Total perdagangan JepangDunia pada periode Januari-September 2014, tercatat sebesar US$ 1.137,71 miliar, atau turun 1,05% dibanding periode yang sama tahun 2013, yang tercatat sebesar US$ 1.149,77 miliar. Total perdagangan tersebut terdiri dari ekspor Jepang ke Dunia sebesar US$ 518,01 miliar, atau turun 3,08% dibanding periode yang sama tahun 2013 yang tercatat sebesar US$ 534,45 miliar, dan impor sebesar US$ 619,70 miliar, atau naik 0,71% dibanding periode yang sama tahun 2013, yang tercatat sebesar US$ 615,32 miliar. 2. Ekspor Jepang ke Dunia periode Januari-September 2014 terbesar ditujukan ke Amerika Serikat sebesar US$ 94,93 miliar, atau turun 3,39% dibanding periode yang sama tahun 2013 yang tercatat sebesar US$ 98,26 miliar, dan merupakan 18,33% dari total ekspor Jepang ke Dunia. Kemudian, ke China sebesar US$ 94,58 miliar, atau naik 0,40% dibanding periode yang sama tahun 2013, yang tercatat sebesar US$ 94,20 miliar. Korea Selatan sebesar US$ 38,82 miliar (-9,74%); Taiwan sebesar US$ 30,17 miliar (-3,43%); Hongkong US$ 28,24 miliar (+0,76%); Thailand sebesar US$ 23,77 miliar (-14,23%), dan Singapura US$ 15,47 miliar (-0,39%). Sedangkan, Indonesia di peringkat ke-9, dengan nilai sebesar US$ 11,41 miliar (-11,37%). 3. Komoditi ekspor non-migas utama Jepang ke Dunia, yang meningkat periode JanuariSeptember 2014 adalah Special HS,
Chile, Japan, Korea,
Mexico,
Norway
(HS 0000) sebesar US$ 26,33 miliar (0,19%); Machines & Apps Used Soley For Manufacture Of Se (HS 8486) sebesar US$ 9,68 miliar (5,87%); Motor Vehic For The Trans Of Goods (HS 8704) sebesar US$ 7,73 miliar (2,22%); dan Self-Propelled Bulldozers, Angledozers, Graders, L (HS 8429) sebesar US$ 6,51 miliar (0,79%). Sementara itu, Cars (incl. Station Wagon) (HS 8703) sebesar US$ 66,27 miliar, mengalami penurunan 1,45% dibanding periode yang sama tahun 2013, juga merupakan komoditi ekspor non migas Jepang dengan nilai tertinggi pada periode ini;
Selanjutnya, Parts and Access Of The Motor Vehicles Of Headings 8 (HS 8708) sebesar US$ 24,46 miliar (-7,08%); Electronic Integrated Circuits (HS 8542) sebesar US$ 18,87 miliar (-7,58%); dan Vessels For The Transport Of Persons Or Goods, Inc (HS 8901) sebesar US$ 9,78 miliar (-20,94%). 4. Impor Jepang pada periode Januari-September 2014 terbesar berasal dari China sebesar US$ 134,75 miliar atau naik 2,39% dibanding periode yang sama tahun 2013, dan merupakan 21,74% dari total impor Jepang dari Dunia. Kemudian, dari Amerika Serikat US$ 54,21 miliar (+4,02%); Australia sebesar US$ 37,00 miliar (-4,06%); Saudi Arabia sebesar US$ 36,98 miliar (+3,01%); United Arab Emirates sebesar US$ 32,95 miliar (+5,69%); Qatar sebesar US$ 26,60 miliar (-5,83%); Korea Selatan sebesar US$ 25,34 miliar (-3,68%) dan Malaysia sebesar US$ 22,33 miliar (+0,48%). Sementara itu, impor dari Indonesia sebesar US$ 19,33 miliar, mengalami penurunan sebesar 9,86%. Pada periode ini, Indonesia menduduki peringkat ke-9 sebagai negara asal impor Jepang dan Malaysia berada di peringkat ke-8. 5. Beberapa komoditi impor non migas utama Jepang dari Dunia, yang mengalami peningkatan, pada periode Januari-September 2014 antara lain adalah Automatic Data Processing Machines (HS 8471) sebesar US$ 12,84 miliar, meningkat 6,27% dibanding periode yang sama tahun 2013, sebesar US$ 12,08 miliar; Electronic Integrated Circuits (HS 8542) sebesar US$ 12,65 miliar (3,63%), dan Special HS, Chile, Japan, Korea,
Mexico,
Norway (HS 0000) sebesar US$ 8,58 miliar
(1,36%). Sedangkan, komoditi yang mengalami penurunan nilai impor, antara lain : Electric App For Line Telephony, incl Curr Line System (HS 8517) sebesar US$ 16,73 miliar, turun 8,37% dibanding periode yang sama tahun 2013, sebesar US$ 18,26 miliar; Coal; Briquettes, Ovoids & Similar Solid (HS 2701) sebesar US$ 15,21 miliar (-15,07%); Iron Ores And Concentrates, Including Roasted Iron (HS 2601) sebesar US$ 12,60 miliar (-1,62%), dan Medicaments (Except Vaccines Etc., (HS 3004) sebesar US$ 10,77 miliar (-3,73%).
B. Perdagangan bilateral Jepang dengan Indonesia 1. Selama periode Januari-September 2014, neraca perdagangan Jepang dengan Indonesia surplus bagi Indonesia sebesar US$ 7,91 miliar, turun 7,58% dibanding periode yang sama tahun 2013, sebesar US$ 8,56 miliar. Total perdagangan periode Januari-September 2014 tercatat sebesar US$ 30,74 miliar, atau turun 10,42%
dibanding periode yang sama tahun 2013, sebesar US$ 34,32 miliar. Total perdagangan tersebut terdiri dari ekspor Jepang ke Indonesia sebesar US$ 11,41 miliar, atau turun sebesar 11,37% dibanding periode yang sama tahun 2013, yang tercatat sebesar US$ 12,88 miliar, dan impor Jepang dari Indonesia sebesar US$ 19,33 miliar, atau turun sebesar 9,86% dibanding periode yang sama tahun 2013, yang tercatat sebesar US$ 21,44 miliar,. 2. Beberapa komoditi ekspor non migas utama Indonesia ke Jepang yang meningkat nilai ekspornya pada periode Januari-September 2014 adalah Ash And Residues (Except From Iron Or Steel Manuf.) (HS 2620) sebesar US$ 554,26 juta, atau meningkat 16,82% dibanding periode yang sama tahun 2013, sebesar US$ 474,45 juta; Plywood, Veneered Panels & Similar Laminated Wood (HS 4412) sebesar US$ 554,17 juta (0,52%); serta Insulated Wire/Cable (HS 8544) sebesar US$ 439,49 juta (7,11%). Sementara itu, komoditi ekspor non migas utama Indonesia yang turun nilai ekspornya ke Jepang, antara lain: Coal, Briquettes, Ovoids & Similar Solid Fuels Man (HS 2701) sebesar US$ 2.481,31 juta, turun 14,29% dibanding tahun 2013, dan merupakan 12,84% dari total impor Jepang pada periode ini; Nickle Mattes, Nickle Oxide Sinters (HS 7501) sebesar US$ 722,30 juta (-3,97%); Natural Rubber, Balata, GuttaPercha,etc (HS 4001) sebesar US$ 615,07 juta (-28,92%), dan Paper And Paperboard, Uncoated, For Writing, Print (HS 4802) sebesar US$ 254,84 juta (-20,45%). 3. Beberapa komoditi impor utama Indonesia dari Jepang, yang nilai impornya meningkat, selama periode Januari-September 2014, adalah : Machines And Mechanical Appliances Having Individu (HS 8479) sebesar US$ 220,85 juta, atau meningkat 19,95% dibanding periode yang sama tahun 2013, sebesar US$ 184,12 juta; Printing Machinery (Including Ink-Jet Printing Mac (HS 8443) sebesar US$ 199,76 juta (75,79%); Self-Propelled Bulldozers, Angledozers, Graders, (HS 8429) sebesar US$ 188,61 juta (19,01%); Machine-Tool For Wrkg Met By Forging/Hammerg,etc (HS 8462) sebesar US$ 146,02 juta (21,48%).
C. Informasi Lainnya 1. Perkembangan perekonomian Jepang saat ini Korporasi-korporasi besar Jepang berkeinginan meningkatkan investasi sejalan dengan peningkatan sentimen terhadap pertumbuhan ekonomi. Hasil survey Bank of Japan (BoJ ) yang dipublikasikan 1 Oktober 2014, menunjukkan
korporasi manufaktur berencana menaikkan belanja modal rata-rata 8,6% hingga Maret 2015 mendatang. Adapun indeks sentimen pebisnis naik ke level 13 bulan September 2014, dari level 12 bulan Juni 2014. Seperti diketahui, BoJ dan Pemerintahan Abe didesak untuk segera mempersiapkan stimulus untuk menangkal dampak negative pajak penjualan yang direncanakan akan kembali naik ke level 10% dari 8% saat ini. Menyadari sulitnya menggenjot permintaan masyarakat, Abe menekankan vitalnya peran perusahaan untuk menggenjot belanja modal, dalam meningkatkan pertumbuhan yang terkontraksi 7,1% pada kuartal kedua yang lalu. Upaya lain yang dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi adalah dengan meningkatkan pinjaman oleh bank-bank regional mulai September 2014, sejalan dengan misi Abe untuk membangun wilayah-wilayah di tepian Jepang. 2. Toyota tarik lebih dari 1 juta unit mobil di Jepang dan Dunia. Toyota Motor Corporation, menarik sekitar 860.000 unit mobil dari 17 model yang terjual di Jepang, dan 610.000 unit mobil ekspor dengan model yang sama karena berpotensi mengalami kebocoran bensin dan kerusakan rem. Dari mobil yang terjual di Jepang, diperkirakan terdapat 240.000 unit dari 15 model yang mengalami kebocoran bensin, termasuk Lexus IS250. Sementara, 700.000 unit dari empat tipe mengalami kerusakan rem, termasuk Noah, di Indonesia dikenal dengan Nav1, dan sekitar 80.000 unit Crown mengalami kedua permasalahan tersebut. Menurut manajamen Toyota Motor Corp, mobil-mobil tersebut diproduksi antara Februari 2006 sampai dengan April 2012. Selain itu, sekitar 510.000 mobil yang diekspor ke Amerika Utara dan Eropa juga mengalami kebocoran bensin, dan 100.000 mobil lainnya yang diekspor ke China mengalami kerusakan rem. 3. Pelayanan Hubungan Dagang oleh ITPC Osaka, bulan Oktober 2014 Pada bulan Oktober 2014, ITPC Osaka memperoleh 19 (sembilan belas) inquiries yang terdiri dari 10 (sepuluh) inquiries offer to buy, dan 9 (sembilan) inquiries offer to sell. Selanjutnya, telah ditindak lanjuti dengan menghubungkan pengusaha/eksportir Indonesia maupun importir / buyer Jepang.
Sumber : Laporan ITPC Osaka, Jepang, Oktober 2014