PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - RR CHINA PERIODE : JANUARI – MARET 2015
A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan RR China 1. Total nilai perdagangan RR China dengan Dunia pada periode Januari-Maret 2015 sebesar US$ 886,43 miliar atau turun 8,25% apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014, sebesar US$ 966,08 miliar. Total perdagangan
tersebut
terdiri dari nilai ekspor RR China ke Dunia sebesar US$ 513,51 miliar, meningkat 4,51% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014, yang tercatat sebesar US$ 491,33 miliar. Sementara itu, nilai impor RR China
dari
Dunia pada periode Januari-Maret 2015 sebesar US$ 372,92 miliar atau turun 21,45% apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014, yang tercatat sebesar US$ 474,75 miliar. 2. Neraca perdagangan RR China dengan Dunia periode Januari-Maret 2015 tercatat surplus sebesar US$ 140,59 miliar atau meningkat 747,76% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014,
yang tercatat surplus sebesar
US$ 16,58 miliar. 3. Negara tujuan ekspor RR China terbesar pada periode ini adalah Amerika Serikat sebesar US$ 89,70 miliar, meningkat 11,23% dibanding periode yang sama tahun 2014, sebesar US$ 80,65 miliar; kemudian, Hongkong sebesar US$ 64,58 miliar (-11,01%), ke Jepang sebesar US$ 32,86 miliar (-11,68%). Sementara itu, negara asal impor RR China terbesar pada periode ini, adalah Korea Selatan dengan nilai US$ 40,70 miliar, turun 8,15% dibanding periode yang sama tahun 2014; Amerika Serikat sebesar US$ 35,65 miliar (-10,40%); Jepang sebesar US$ 33,15 miliar (-11,30%), dan Taiwan dengan nilai impor US$ 32,32 miliar (-2,59% ). 4. Beberapa komoditi impor Non Migas RR China terbesar dari Dunia pada periode Januari-Maret 2015, yang meningkat bila dibanding periode yang sama tahun 2014, antara lain : Electronic
Integrated
Circuits
and Microassemblies (HS 8542)
sebesar
US$ 48,92 miliar, meningkat 5,39%; Electrical
Appartus
For
US$ 10,21 miliar (7,43%) ;
Line
Telephony
Or
Line (HS 8517) sebesar
Chemical Woodpulp, Soda Or Sulfate, Other Than Dissolving Grades (HS 4703) sebesar US$ 2,38 miliar, meningkat 1,19%; Cotton Yarn (Other Than Sewing Thread), Containing 85% (By Wt.) Or More Cotton, (HS 5205) sebesar US$ 1,55 miliar, meningkat 3,71%; Furniture, Nesoi (Oth Th Seats) (HS 9403) sebesar US$ 209,74 juta (7,89%); Bread, Pastry, Cakes, Bisuits And Other Bakers' Wares; (HS 1905) sebesar US$ 129,13 juta ( 53,64% ) . 5. Beberapa komoditi ekspor Non Migas RR China terbesar ke Dunia, pada periode Januari-Maret 2015, yang meningkat bila dibanding periode yang sama tahun 2014, antara lain : Electrical Apparatus For Line Telephony or Line Telegr (HS 8517) sebesar US$ 45,23 miliar, meningkat 15,59% dibanding periode yang sama tahun 2014; Electronic
Integrated
Circuits
and
Microassemblies (HS 8542) sebesar
US$ 12,73 miliar (2,64% ); Liquid Crystal Devices
Nesoi; Lasers, Other Than
(HS 9013)
sebesar
US$ 7,64 miliar ( 0,68% ); Furniture, Nesoi (Oth Th Seats) (HS 9403) sebesar US$ 7,01 miliar, meningkat 20,49% dibanding periode yang sama tahun 2014; Electrical
Transformers, Static Converters Or Induct (HS 8504) sebesar
US$ 6,06 miliar, meningkat 4,45% dibanding periode yang sama tahun 2014.
B. Perkembangan Perdagangan Bilateral RR China dengan Indonesia 1. Total nilai perdagangan RR China dengan Indonesia pada periode Januari-Maret 2015 sebesar US$ 13.480,46 juta, turun 19,90% apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014, sebesar US$ 16.829,18 juta. Total perdagangan tersebut terdiri dari nilai ekspor RR China ke Indonesia sebesar US$ 9.161,78 juta, meningkat sebesar 5,72% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014, yang tercatat sebesar US$ 8.665,94 juta. Sementara itu, nilai impor RR China dari Indonesia pada periode Januari-Maret 2015 sebesar US$ 4.318,68 juta, turun sebesar 47,10% apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014, yang tercatat
sebesar
US$ 8.163,24 juta.
Neraca perdagangan Indonesia dengan
RR China periode Januari - Maret 2015 tercatat defisit bagi Indonesia sebesar US$ 4.843,09 juta, meningkat 863,42% apabila dibandingkan dengan periode Januari-Maret 2014, yang tercatat defisit sebesar US$ 502,70 juta.
2. Beberapa komoditi ekspor terbesar Indonesia ke RR China periode Januari-Maret 2015 antara lain, adalah : Lignite, Agglomerated, Or Not, mencapai US$ 523,60 juta, turun sebesar 45,59%; Coal; Briquettes, Ovoids, etc, mencapai US$ 458,97 juta, turun sebesar 64,22%; Petroleum Gases & Other Gaseous Hydrocarbons, mencapai US$ 357,43 juta, naik sebesar 166,16%; Palm Oil & Its Fractions, Not Chemically Nodified, mencapai US$ 345,97 juta, turun sebesar 46,17%; Chemical
Woodpulp,
Soda Or Sulfate,
Not
Dissoly
Gr,
mencapai
US$ 284,53 juta, turun sebesar 7,49% .
C. Informasi Lainnya 1. Pertumbuhan Ekonomi RR China triwulan pertama tahun 2015 Perekonomian RR China, dalam hal ini adalah GDP, dalam beberapa tahun ke depan diproyeksikan tumbuh 6-7% per tahun. Menurut proyeksi IMF dan Worldbank, pertumbuhan GDP RR China selama 2015 – 2020 diperkirakan sebesar 6-7%. Berdasarkan laporan dari National Development and Reform Commission (NDRC) yang disampaikan pada Third Session of the Twelve National People’s Congress, bahwa pertumbuhan GDP RR China tahun 2014 mencapai 7,4%. Tahun 2015, ditetapkan pertumbuhan GDP sebesar 7%, dan diharapkan pertumbuhan tersebut dapat menyerap 10 juta tenaga kerja baru. Pada tahun 2015, Pemerintah RR China memprogramkan kebijakan yang dapat meningkatkan
perekonomiannya.
Salah
satu
dari
kebijakannya
adalah
meningkatkan permintaan pasar dalam negeri atau Promoting Domestic Demand, yang dilakukan melalui peningkatan angka Consumer Spending, dan menjaga stabilitas nilai investasi. Dalam peningkatan belanja konsumen, Pemerintah RR China akan meningkatkan pendapatan masyarakat melalui beberapa cara diantaranya menaikan pendapatan para pekerja yang pensiun sebesar 10%. Selain itu, dilakukan perluasan pasar domestik agar dapat meningkatkan angka Consumer Spending bagi sektor-sektor tertentu seperti perawatan bagi orang jompo, kesehatan, rekreasi, turis, produk ramah lingkungan, pendidikan, kebudayaan, dan lainnya. Terutama, dengan mempercepat perluasan broadband internet diberbagai daerah pedesaan dan
terpencil sebagai sarana sektor E-commerce. Selain peningkatan pendapatan dan perluasan pasar domestik, cara yang ditempuh lainnya adalah meningkatkan keamanan dan kenyamanan bagi para konsumen kartu kredit, kualitas produk, pengawasan produk makanan, dan lainnya. Badan Statistik Nasional RR China (National Bureau of Statistic of China) pada kuartal pertama tahun 2015 mencatat pertumbuhan RR China mencapai 7%. Angka tersebut turun dibanding kuartal keempat tahun 2014 yang mencapai 7,3%. Juga dibawah target pemerintah yang ingin mencapai angka 7,4%. Biro Statistik Nasional RR China melaporkan bahwa penurunan tersebut banyak dipengaruhi melambatnya pertumbuhan produksi industri, investasi aset serta penjualan ritel. Termasuk turunnya penjualan perumahan, meskipun kecepatannya lebih lambat dari bulan Januari dan Pebruari 2015. 2. Perkembangan Consumer Price Index (CPI) RR China bulan April 2015. Pada bulan April, CPI RR China tercatat meningkat sebesar 1,5% year-on-year. Rata-rata harga naik 1,6% di daerah perkotaan serta 1,3% di daerah pedesaan. Harga pangan naik sebesar 2,7%, dan harga non-makanan meningkat 0,9%. Harga barang konsumsi naik sebesar 1,3% dan harga layanan tumbuh 2,1%. Rata-rata dari Januari sampai April, harga konsumen secara keseluruhan naik 1,3% year-on-year. Pada bulan April 2015, harga konsumen turun 0,2% month-on-month. Untuk daerah perkotaan, harga mengalami penurunan 0,2% serta 0,3% di daerah pedesaan. Harga pangan turun sebesar 0,9%, dan harga non-makanan meningkat 0,2%. Harga barang-barang konsumsi turun 0,4%, dan harga jasa naik 0,3% month-on-month. 3. Kebijakan penurunan sementara Tarif Impor untuk beberapa produk Consumer Goods di RR China. Pada 21 Mei 2015, pemerintah RR China melalui Kementerian Keuangan (Ministry of Finance) mengumumkan penurunan tarif impor beberapa produk Consumer Goods atau produk konsumsi. Terdapat sekitar 14 produk Consumer Goods yang tariff impornya diturunkan dari kisaran 6,5-24% menjadi 2-12%. Pengumumannya berjudul Notification on the Customs Tariff Commission of the State Council Concerning the Adjustment of Some Consumer Goods Import Duties, disampaikan penurunan tarif impor ini bersifat sementara, dan berlaku per 1 Juni 2015. Pada pengumuman itu disampaikan bahwa penurunan sementara tarif impor dari Consumer Goods ini disebabkan Pemerintah RR China sedang meningkatkan Consumer Spending yang beberapa bulan terakhir terus menurun.
Pemerintah RR China juga berharap dengan penurunan impor tarif itu, wisatawan Tiongkok yang berbelanja ke luar negeri, seperti ke Hongkong, dapat tetap berbelanja di dalam negeri. Sehingga, diharapkan dapat meningkatkan Consumer Spending, yang dapat mengatasi perlambatan pertumbuhan ekonomi Tiongkok. Berdasarkan data perdagangan dari China Customs untuk periode Januari-Maret 2015, Indonesia mengekspor setengah dari 14 produk tersebut ke RR China untuk. Sebagai contoh adalah produk perawatan kulit (HS 33049900), impor RR China dari Indonesia periode Januari-Maret 2015 mencapai US$ 580.396 atau naik 352,67% dibanding periode Januari-Maret 2014 sebesar US$128.216. Dengan diturunkannya tarif impor produk perawatan kulit dimaksud dari 6,5% menjadi 2%, maka membuka peluang Indonesia untuk meningkatkan ekspor produk tersebut. Peluang yang sama juga bisa diraih untuk beberapa produk lainnya yang mengalami penurunan. Diharapkan agar rencana penurunan tarif impor sementara yang berlaku tanggal 1 Juni 2015 bisa dimanfaatkan Indonesia untuk lebih meningkatkan ekspor produk Indonesia ke RR China. Selain menyampaikan peluang tersebut kepada dunia usaha, diharapkan agar instansi terkait di Indonesia juga memberikan fasilitasi ekspor terhadap 14 produk dimaksud. Sumber : Laporan Atdag Beijing, RR China, Mei 2015