BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR No. 02/01/53/Th. XX, 03 JANUARI 2017
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DESEMBER 2016 NILAI TUKAR PETANI (NTP) DESEMBER 2016 SEBESAR 101,31
Nilai Tukar Petani (NTP) bulan Desember 2016 didasarkan pada perhitungan NTP dengan tahun dasar 2012 (2012=100). Penghitungan NTP ini mencakup 5 subsektor, yaitu subsektor padi & palawija, hortikultura, tanaman perkebunan rakyat, peternakan dan perikanan.
Pada bulan Desember 2016, NTP Nusa Tenggara Timur sebesar 101,31 dengan NTP masing-masing subsektor tercatat sebesar 105,36 untuk subsektor tanaman pangan (NTP-P); 98,17 untuk subsektor hortikultura (NTP-H); 93,78 untuk subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTP-TPR); 106,12 untuk subsektor peternakan (NTP-Pt) dan 103,53 untuk subsektor perikanan (NTP-Pi).
Jika NTP Desember 2016 dibandingkan dengan NTP November 2016, terjadi penurunan sebesar 0,51 persen.
Di daerah perdesaan terjadi Inflasi pada bulan Desember 2016 sebesar 0,94 persen. Sub kelompok bahan makanan jadi mengalami inflasi tertinggi yaitu sebesar 1,57 persen. Sedangkan Inflasi terendah adalah sub kelompok makanan jadi,minuman rokok dan tembakau yaitu sebesar 0,02 persen.
1. Nilai Tukar Petani (NTP) Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di NTT pada Desember 2016, NTP di Nusa Tenggara Timur mengalami penurunan dibanding November 2016 yaitu sebesar 0,51 persen. Hal ini disebabkan karena terjadi peningkatan lebih kecil pada indeks harga hasil produksi pertanian dan terjadi peningkatan lebih besar pada indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian. Ditinjau per subsektor dengan membandingkan NTP Desember 2016 dengan NTP November 2016 maka subsektor padi palawija mengalami peningkatan sebesar 0,57 persen, subsektor hortikultura mengalami penurunan sebesar 0,86 persen; subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami penurunan sebesar 1,66 persen; subsektor peternakan mengalami penurunan sebesar 0,61 persen dan subksetor perikanan mengalami peningkatan sebesar 0,81 persen. Berita Resmi Statistik No. 02/01/53/Th. XX, 03 Januari 2017 1 dari 6
2. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Indeks harga yang diterima petani dari ke lima subsektor menunjukkan fluktuasi harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada Desember 2016, indeks harga yang diterima petani naik sebesar 0,30 persen dibandingkan November 2016 yaitu dari 124,17 menjadi 124,54. 3. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) Melalui indeks harga yang dibayar petani dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar di pedesaan serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada Desember 2016 indeks harga yang dibayar petani dilaporkan mengalami peningkatan dibandingkan November 2016 yaitu 121,94 menjadi 122,93 atau meningkat sebesar 0,82 persen. 4. NTP Subsektor a. Subsektor Padi & Palawija NTP subsektor padi dan palawija di Nusa Tenggara Timur mengalami peningkatan sebesar 0,57 persen. Hal ini disebabkan indeks yang diterima petani mengalami peningkatan lebih besar sedangkan indeks yang dibayar petani mengalami peningkatan lebih kecil yaitu masing-masing naik sebesar 1,39 persen dan 0,81 persen. Naiknya indeks yang diterima petani lebih dipengaruhi oleh peningkatan pada subkelompok padi sebesar 1,51 persen sedangkan naiknya indeks yang dibayar dominan dipengaruhi oleh peningkatan pada indeks subkelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,90 persen. b. Subsektor Hortikultura NTP untuk subsektor hortikultura turun sebesar 0,86 persen. Hal ini karena indeks yang diterima petani turun sebesar 0,07 persen sedangkan indeks yang dibayar petani naik hanya sebesar 0,80 persen. Penurunan pada indeks diterima petani lebih dominan dipengaruhi oleh turunnya subkelompok buahbuahan sebesar 0,53 persen. Sementara peningkatan yang terjadi pada indeks yang dibayar dominan dipengaruhi oleh peningkatan pada indeks subkelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,91 persen. c. Subsektor Perkebunan Rakyat NTP subsektor perkebunan rakyat mengalami penurunan sebesar 1,66 persen. Hal ini karena terjadi penurunan pada indeks yang diterima petani sebesar 0,76 persen sedangkan indeks yang dibayar petani naik sebesar 0,91 persen. Pada indeks yang dibayar, indeks subkelompok konsumsi rumahtangga mengalami peningkatan sebesar 1,03 persen sedangkan indeks subkelompok BPPBM naik sebesar 0,23 persen. d. Subsektor Peternakan NTP subsektor peternakan mengalami penurunan sebesar 0,61 persen. Hal ini disebabkan indeks yang diterima petani mengalami peningkatan sebesar 0,15 persen dan indeks yang dibayar petani mengalami peningkatan sebesar 0,76 persen. Peningkatan yang terjadi pada indeks terima dipengaruhi Berita Resmi Statistik No. 02/01/53/Th. XX, 03 Januari 2017 2 dari 6
peningkatan pada subkelompok ternak kecil sebesar 0,84 persen. Sementara, peningkatan yang terjadi pada indeks bayar dominan dipengaruhi oleh peningkatan pada indeks subkelompok konsumsi sebesar 0,93 persen. Tabel 1. Nilai Tukar Petani NTT Per Subsektor November 2016 – Desember 2016 (2012=100) Bulan
Subsektor (1) 1. Tanaman Padi-Palawija a. Indeks yang Diterima b. Indeks yang Dibayar c. Nilai Tukar Petani 2. Hortikultura a. Indeks yang Diterima b. Indeks yang Dibayar c. Nilai Tukar Petani 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks yang Diterima b. Indeks yang Dibayar c. Nilai Tukar Petani 4. Peternakan a. Indeks yang Diterima b. Indeks yang Dibayar c. Nilai Tukar Petani 5. Perikanan a. Indeks yang Diterima b. Indeks yang Dibayar c. Nilai Tukar Petani 5.1 Penangkapan Ikan a. Indeks yang Diterima b. Indeks yang Dibayar c. Nilai Tukar Petani 5.2 Budidaya Perikanan a. Indeks yang Diterima b. Indeks yang Dibayar c. Nilai Tukar Petani Gabungan/Nusa Tenggara Timur a. Indeks yang Diterima b. Indeks yang Dibayar c. Nilai Tukar Petani
November 2016 (2)
Desember 2016 (3)
Persentase Perubahan (4)
128,68 122,83 104,76
130,47 123,83 105,36
1,39 0,81 0,57
121,18 122,38 99,02
121,09 123,35 98,17
-0,07 0,80 -0,86
117,79 123,51 95,36
116,89 124,64 93,78
-0,76 0,91 -1,66
127,21 119,14 106,77
127,40 120,05 106,12
0,15 0,76 -0,61
124,04 120,78 102,70
125,57 121,29 103,53
1,23 0,42 0,81
126,06 120,99 104,19
128,25 121,48 105,57
1,74 0,41 1,33
119,01 120,25 98,98
118,89 120,81 98,41
-0,11 0,47 -0,57
124,17 121,94 101,83
124,54 122,93 101,31
0,30 0,82 -0,51
e. Subsektor Perikanan NTP subsektor perikanan secara umum mengalami peningkatan sebesar 0,81 persen. Hal ini disebabkan naiknya indeks yang diterima petani sebesar 1,23 persen dan indeks yang dibayar petani naik sebesar 0,42 persen. Peningkatan pada indeks terima didominasi oleh naiknya indeks terima subkelompok tangkap sebesar 1,74 persen, sedangkan peningkatan pada indeks bayar dipengaruhi terutama oleh penurunan pada subkelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,54 persen.
Subkelompok Penangkapan Ikan NTP subkelompok penangkapan ikan mengalami peningkatan sebesar 1,33 persen. Hal ini disebabkan naiknya indeks yang diterima petani sebesar 1,74 persen dan peningkatan pada indeks Berita Resmi Statistik No. 02/01/53/Th. XX, 03 Januari 2017 3 dari 6
yang dibayar petani sebesar 0,41 persen. Peningkatan pada indeks terima didominasi oleh naiknya indeks terima subkelompok penangkapan ikan laut sebesar 1,74 persen, sedangkan peningkatan pada indeks bayar dipengaruhi oleh naiknya subkelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,54 persen.
Subkelompok Budidaya Perikanan NTP subkelompok budidaya perikanan mengalami penurunan sebesar 0,57 persen. Hal ini disebabkan penurunan pada indeks yang diterima petani sebesar 0,11 persen, sedangkan pada indeks yang dibayar petani terjadi peningkatan sebesar 0,47 persen. Penurunan pada indeks terima didominasi oleh turunnya indeks terima subkelompok budidaya air laut sebesar 0,16 persen, sedangkan peningkatan pada pada indeks bayar dipengaruhi oleh subkelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,54 persen. Tabel 2. Indeks Harga Diterima Petani, Indeks Harga Dibayar Petani per Subkelompok Pengeluaran serta Perubahannya Desember 2016 (2012=100) Kelompok/Sub Kelompok (1) 1. INDEKS HARGA YANG DITERIMA PETANI 2. INDEKS HARGA YANG DIBAYAR PETANI 2.1. KONSUMSI RUMAH TANGGA 2.1.1. Bahan Makanan 2.1.2. Makanan Jadi 2.1.3. Perumahan 2.1.4. Sandang 2.1.5. Kesehatan 2.1.6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 2.2. BIAYA PRODUKSI & PENAMBAHAN BARANG MODAL
2.2.1. Bibit 2.2.2.Obat-obatan dan Pupuk 2.2.3. Sewa Lahan, Pajak dan Lainnya 2.2.4. Transportasi 2.2.5. Penambahan Barang Modal 2.2.6. Upah Buruh Tani 3. NILAI TUKAR PETANI 4. NILAI TUKAR USAHA PERTANIAN
Indeks Gabungan Subsektor November Desember 2016 2016 (2) (3)
124,17 121,94 124,51 129,41 125,07 116,52 127,30 115,02 109,10 122,01 112,54 110,92 111,20 108,85 124,82 111,67 109,80 101,83 110,34
124,54 122,93 125,68 131,43 125,09 116,94 129,19 115,84 109,26 122,27 112,87 111,38 111,80 108,93 124,58 111,88 110,17 101,31 110,34
Persentase Perubahan (4)
0,30 0,82 0,94 1,57 0,02 0,35 1,48 0,72 0,15 0,21 0,29 0,42 0,54 0,08 -0,19 0,19 0,33 -0,51 0,01
5, Inflasi Perdesaan Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi di wilayah perdesaan. Secara umum di Provinsi Nusa Tenggara Timur pada Desember 2016 di daerah pedesaan mengalami inflasi sebesar 0,94 persen yang utamanya dipengaruhi oleh subkelompok bahan makanan sebesar 1,57 persen. Selanjutnya bila ditinjau menurut subsektor tampak bahwa subsektor padi palawija Berita Resmi Statistik No. 02/01/53/Th. XX, 03 Januari 2017 4 dari 6
mengalami inflasi sebesar 0,90 persen, subsektor hortikultura mengalami inflasi sebesar 0,91 persen, subsektor TPR mengalami inflasi sebesar 1,03 persen, subsektor peternakan mengalami inflasi sebesar 0,93 persen dan subsektor perikanan mengalami inflasi sebesar 0,54 persen. Tabel 3. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Desember 2016 (2012=100) Subsektor
Kelompok
NTT
Padi palawija
Hortikultura
TPR
Peternakan
Perikanan
0,90 1,51 -0,01 0,32 1,43 0,68 0,13 0,24
0,91 1,53 -0,03 0,38 1,54 0,69 0,11 0,17
1,03 1,71 0,09 0,25 1,40 0,81 0,16 0,19
0,93 1,57 0,02 0,40 1,62 0,72 0,20 0,22
0,54 0,61 -0,06 1,24 0,77 0,26 0,00 -0,08
Umum/ KRT Bahan Makanan Makanan Jadi Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga Transportasi dan Komunikasi
0,94 1,57 0,02 0,35 1,48 0,72 0,15 0,21
Pada bulan Desember 2016 terjadi inflasi pedesaan sebesar 0,94 persen dengan inflasi tertinggi terjadi pada subkelompok bahan makanan sebesar 1,57 persen. Sedangkan Pada bulan November 2016 terjadi inflasi di pedesaan sebesar 0,67 persen, dimana Inflasi tertinggi terjadi pada subkelompok bahan makanan sebesar 1,14 persen. Inflasi year on year sebesar 4,03 persen, sedangkan inflasi tahun kalender adalah 4,03 persen. Tabel 4. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Periode Desember 2015 – Desember 2016 (2012=100) Kelompok Bulan
Bahan Makanan
Makanan Jadi
Perumahan
Sandang
Kesehatan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Pendidikan, Rekreasi, & Olahraga (7)
1,59
0,39
0,13
0,52
0,31
Maret
2,08 0,64 0,37
0,57 0,71 0,58
0,73 0,36 0,15
0,86 0,40 0,38
April
-0,34
0,28
0,07
Mei
-0,10
0,59
Juni
-0,64
1,25
Juli
-0,02
Agustus
Transportasi & Komunikasi
Umum/KRT
(8)
(9)
0,06
0,10
0,91
0,12 0,52 0,50
0,04 0,15 0,00
1,16
0,03
0,11
0,06
0,42
0,07
0,00
0,09
0,46
0,46
0,24
0,09
0,95
-0,02
0,94
0,07
0,11
0,66
0,28
0,12
-0,04
0,24
0,18
September
-0,49
0,61
-0,12
-0,09
0,60
0,01
Oktober
-0,38
0,70
0,64
0,33
0,01
0,05
November
1,14
0,20
0,39
0,07
-0,04
0,51
Desember
1,57
0,02
0,35
1,48
0,72
0,15
-1,04 -0,04 0,08 -1,41 -0,63 0,93 0,05 0,07 -0,02 0,04 0,05 0,21
2015 Desember 2016 Januari Maret
Berita Resmi Statistik No. 02/01/53/Th. XX, 03 Januari 2017 5 dari 6
0,52 0,34 -0,22 0,05 0,06 0,21 0,41 -0,14 0,03 0,67 0,94
BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
Informasi lebih lanjut hubungi:
Maritje Pattiwaellapia,SE,M.Si Kepala BPS Nusa Tenggara Timur Telp (0380) 826289, 821755 e-mail :
[email protected].,
[email protected]
Berita Resmi Statistik No. 02/01/53/Th. XX, 03 Januari 2017 6 dari 6