BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 39/06/12/Th. XVIII, 01 Juni 2015
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI SUMATERA UTARA MEI 2015 SEBESAR 98,75
Pada Mei 2015, NTP Provinsi Sumatera Utara (2012=100) tercatat sebesar 98,75 atau mengalami kenaikan 0,19 persen dibandingkan dengan NTP April 2015 sebesar 98,57.
Kenaikan NTP Mei 2015 disebabkan oleh naiknya NTP beberapa subsektor yaitu NTP Subsektor Tanaman Pangan (padi dan palawija) sebesar 0,17 persen, NTP Subsektor Hortikultura sebesar 0,47 persen, NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,61 persen. Sedangkan NTP Subsektor Peternakan turun sebesar 0,57 persen dan NTP Subsektor Perikanan turun sebesar 0,25 persen.
Pada Mei 2015, terjadi inflasi perdesaan di Sumatera Utara sebesar 0,84 persen. Hal ini disebabkan oleh kenaikan indeks pada seluruh kelompok konsumsi rumah tangga, yaitu indeks kelompok bahan makanan sebesar 1,58 persen, indeks kelompok makanan jadi, minuman, rokok, & tembakau sebesar 0,27 persen, indeks kelompok perumahan sebesar 0,13 persen, indeks kelompok sandang sebesar 0,22 persen, indeks kelompok kesehatan sebesar 0,21 persen, indeks kelompok pendidikan, rekreasi & olah raga sebesar 0,01 persen, dan indeks kelompok transportasi & komunikasi sebesar 0,54 persen.
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Sumatera Utara Mei 2015 sebesar 103,32 atau naik 0,58 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya.
1. NILAI TUKAR PETANI (NTP) Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di Provinsi Sumatera Utara pada Mei 2015, NTP Provinsi Sumatera Utara mengalami kenaikan 0,19 persen dibanding April 2015, yaitu dari 98,57 menjadi 98,75. Kenaikan NTP pada Mei 2015 disebabkan kenaikan indeks harga hasil produksi pertanian lebih tinggi jika dibandingkan dengan kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian. Kenaikan NTP Mei 2015 disebabkan oleh naiknya NTP beberapa subsektor yaitu NTP Subsektor Tanaman Pangan (padi dan palawija) sebesar 0,17 persen, NTP Subsektor Hortikultura sebesar 0,47 persen, NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,61 persen. Sedangkan NTP Subsektor Peternakan turun sebesar 0,57 persen dan NTP Subsektor Perikanan turun sebesar 0,25 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 39/06/12/Th. XVIII, 01 Juni 2015
1
Tabel 1 Nilai Tukar Petani Provinsi Sumatera Utara per Subsektor, April-Mei 2015 (2012=100) Subsektor
April 2015
Mei 2015
Persentase Perubahan
(1)
(2)
(3)
(4)
a. Nilai Tukar Petani Padi & Palawija (NTPP)
96,56
96,73
0,17
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
114,85
115,88
0,89
- Padi
117,01
118,48
1,25
- Palawija
109,79
109,78
-0,01
118,95
119,80
0,72
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
120,64
121,65
0,84
- Indeks BPPBM
113,63
113,99
0,32
a. Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH)
98,23
98,69
0,47
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
116,96
118,20
1,06
- Sayur-sayuran
111,93
113,16
1,10
- Buah-buahan
123,08
124,32
1,01
- Tanaman Obat
108,70
110,03
1,22
119,07
119,77
0,59
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
120,19
120,97
0,65
- Indeks BPPBM
114,07
114,40
0,29
1. Tanaman Pangan (Padi & Palawija)
c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
2. Hortikultura
c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR)
95,46
96,04
0,61
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
113,97
115,66
1,48
113,97
115,66
1,48
119,39
120,42
0,87
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
120,19
121,32
0,94
- Indeks BPPBM
115,05
115,57
0,45
a. Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPT)
107,63
107,02
-0,57
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
123,40
123,16
-0,19
- Ternak Besar
126,52
125,65
-0,69
- Ternak Kecil
121,12
122,50
1,14
- Unggas
113,03
112,66
-0,33
- Hasil Ternak
112,23
111,85
-0,34
114,65
115,09
0,38
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
120,32
121,35
0,85
- Indeks BPPBM
109,66
109,58
-0,07
- Tanaman Perkebunan Rakyat c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
4. Peternakan
c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
2
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 39/06/12/Th. XVIII, 01 Juni 2015
Subsektor
April 2015
Mei 2015
Persentase Perubahan
(1)
(2)
(3)
(4)
a. Nilai Tukar Nelayan dan Pembudidayaan Ikan (NTNP)
96,91
96,67
-0,25
b. Indeks Harga yang Diterima Nelayan dan Pembudidayaan Ikan (It)
113,69
113,87
0,16
c. Indeks Harga yang Dibayar Nelayan dan Pembudidayaan Ikan (Ib)
117,31
117,80
0,41
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
119,70
120,29
0,50
- Indeks BPPBM
114,67
115,06
0,34
a. Nilai Tukar Nelayan (NTN)
101,15
101,21
0,05
b. Indeks Harga yang Diterima Nelayan (It)
118,99
119,65
0,56
- Penangkapan Perairan Umum
103,94
104,87
0,90
- Penangkapan Laut
119,14
119,80
0,55
117,63
118,22
0,50
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
119,80
120,40
0,50
- Indeks BPPBM
114,46
115,04
0,51
a. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi)
92,61
92,07
-0,58
b. Indeks Harga yang Diterima Pembudidaya Ikan (It)
5. Perikanan
5.1. Perikanan Tangkap
c. Indeks Harga yang Dibayar Nelayan (Ib)
5.2. Perikanan Budidaya 108,35
108,06
-0,27
- Budidaya Air Tawar
109,89
109,54
-0,32
- Budidaya Laut
101,70
101,70
0,00
- Budidaya Air Payau
98,58
98,58
0,00
c. Indeks Harga yang Dibayar Pembudidaya Ikan (Ib)
116,99
117,37
0,32
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
119,60
120,19
0,49
- Indeks BPPBM
114,89
115,08
0,17
a. Nilai Tukar Petani (NTP)
98,57
98,75
0,19
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
116,52
117,54
0,87
c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
118,22
119,02
0,68
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
120,33
121,34
0,84
- Indeks BPPBM
113,43
113,76
0,29
a. Nilai Tukar Petani (NTP)
98,61
98,81
0,20
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
116,61
117,64
0,89
c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
118,24
119,05
0,69
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
120,35
121,37
0,85
- Indeks BPPBM
113,39
113,72
0,29
Gabungan/Provinsi Sumatera Utara
Gabungan/Provinsi Sumatera Utara tanpa Perikanan
BPPBM = Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 39/06/12/Th. XVIII, 01 Juni 2015
3
2. INDEKS HARGA YANG DITERIMA PETANI (IT) Indeks harga yang diterima petani (It) dari kelima subsektor menunjukkan fluktuasi harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada Mei 2015, It Provinsi Sumatera Utara mengalami kenaikan sebesar 0,87 persen dibandingkan dengan It April 2015, yaitu dari 116,52 menjadi 117,54. Kenaikan It terjadi pada empat subsektor, yaitu subsektor tanaman pangan (padi & palawija) sebesar 0,89 persen, subsektor hortikultura sebesar 1,06 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,48 persen, dan subsektor perikanan sebesar 0,16 persen. Sementara penurunan It terjadi pada subsektor peternakan yaitu sebesar 0,19 persen.
3. INDEKS HARGA YANG DIBAYAR PETANI (IB) Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada Mei 2015, Ib Provinsi Sumatera Utara naik sebesar 0,68 persen bila dibandingkan dengan Ib April 2015, yaitu dari 118,22 menjadi 119,02. Kenaikan Ib terjadi pada seluruh subsektor, yaitu subsektor tanaman pangan sebesar 0,72 persen, subsektor hortikultura sebesar 0,59 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,87 persen, subsektor peternakan sebesar 0,38 persen, dan subsektor perikanan sebesar 0,41 persen.
4. NTP SUBSEKTOR 4.1. Subsektor Tanaman Pangan/Padi & Palawija (NTPP) Pada Mei 2015, NTPP mengalami kenaikan sebesar 0,17 persen, dan hal ini karena perubahan It (0,89%) lebih tinggi dibandingkan perubahan pada Ib (0,72%). Kenaikan yang terjadi pada It karena indeks kelompok padi mengalami kenaikan sebesar 1,25 persen yaitu dari 117,01 menjadi 118,48. Sedangkan indeks kelompok palawija mengalami penurunan sebesar 0,01 persen yaitu dari 109,79 menjadi 109,78. Di sisi lain, kenaikan pada Ib terjadi karena perubahan pada indeks konsumsi rumah tangga (IKRT) naik sebesar 0,84 persen dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) naik sebesar 0,32 persen.
4.2. Subsektor Hortikultura (NTPH) Pada Mei 2015, NTPH mengalami kenaikan sebesar 0,47 persen, dan hal ini karena perubahan It (1,06%) lebih tinggi dibandingkan perubahan pada Ib (0,59%). Kenaikan yang terjadi pada It karena indeks pada kelompok sayur-sayuran naik sebesar 1,10 persen yaitu dari 111,93 menjadi 113,16, indeks kelompok buah-buahan naik sebesar 1,01 persen yaitu dari 123,08 menjadi 124,32, dan indeks kelompok tanaman obat naik sebesar 1,22 persen yaitu dari 108,70 menjadi 110,03. Di sisi lain, perubahan kenaikan pada Ib terjadi karena perubahan IKRT naik sebesar 0,65 persen dan indeks BPPBM naik sebesar 0,29 persen.
4.3. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) Pada Mei 2015, NTPR mengalami kenaikan sebesar 0,61 persen, dan hal ini karena perubahan It (1,48%) lebih tinggi dibandingkan perubahan pada Ib (0,87%). Kenaikan yang terjadi pada It karena indeks kelompok tanaman perkebunan rakyat naik sebesar 1,48 persen yaitu dari 113,97 menjadi 115,66. Di sisi lain, perubahan kenaikan pada Ib karena perubahan IKRT naik sebesar 0,94 persen dan indeks BPPBM naik sebesar 0,45 persen.
4
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 39/06/12/Th. XVIII, 01 Juni 2015
4.4. Subsektor Peternakan (NTPT) Pada Mei 2015, NTPT mengalami penurunan sebesar 0,57 persen, dan hal ini karena perubahan It (-0,19%) lebih rendah dibandingkan perubahan pada Ib (0,38%). Penurunan yang terjadi pada It karena indeks kelompok ternak besar turun sebesar 0,69 persen, indeks kelompok unggas turun sebesar 0,33 persen, dan indeks kelompok hasil ternak turun sebesar 0,34 persen. Sementara indeks kelompok ternak kecil naik sebesar 1,14 persen. Di sisi lain, perubahan kenaikan pada Ib karena perubahan IKRT naik sebesar 0,85 persen sementara indeks BPPBM turun sebesar 0,07 persen.
4.5. Subsektor Perikanan (NTNP) Pada Mei 2015, NTNP mengalami penurunan sebesar 0,25 persen, dan hal ini disebabkan oleh perubahan It (0,16%) lebih rendah dibandingkan perubahan pada Ib (0,41%). Kenaikan yang terjadi pada It karena perubahan pada indeks kelompok penangkapan ikan secara rata-rata naik sebesar 0,56 persen sementara indeks kelompok budidaya ikan rata-rata turun sebesar 0,27 persen. Di sisi lain, perubahan kenaikan pada Ib karena perubahan IKRT naik sebesar 0,50 persen dan indeks BPPBM naik sebesar 0,34 persen. 4.5.1. Kelompok Penangkapan Ikan (NTN) Pada Mei 2015, NTN mengalami kenaikan sebesar 0,05 persen, dan hal ini disebabkan oleh perubahan It (0,56%) lebih tinggi dibandingkan perubahan pada Ib (0,50%). Kenaikan yang terjadi pada It karena indeks kelompok penangkapan ikan secara rata-rata naik sebesar 0,56 persen. Di sisi lain, perubahan kenaikan pada Ib karena perubahan IKRT naik sebesar 0,50 persen dan indeks BPPBM naik sebesar 0,51 persen. 4.5.2. Kelompok Budidaya Ikan (NTPi) Pada Mei 2015, NTPi mengalami penurunan sebesar 0,58 persen, dan hal ini disebabkan oleh perubahan It (-0,27%) lebih rendah dibandingkan perubahan pada Ib (0,32%). Penurunan yang terjadi pada It karena indeks kelompok budidaya ikan secara rata-rata turun sebesar 0,27 persen. Di sisi lain, perubahan kenaikan pada Ib karena perubahan IKRT naik sebesar 0,49 persen dan indeks BPPBM naik sebesar 0,17 persen.
5. PERBANDINGAN ANTARPROVINSI Dari 10 provinsi di Pulau Sumatera, perubahan NTP Mei 2015 terhadap NTP April 2015, terdapat 5 provinsi mengalami kenaikan dan 5 provinsi mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Lampung yaitu sebesar 0,72 persen, sebaliknya penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Riau sebesar 1,24 persen. Dari 33 provinsi yang dihitung NTP-nya, perubahan NTP Mei 2015 terhadap NTP April 2015, terdapat 15 provinsi mengalami kenaikan, 17 provinsi mengalami penurunan, dan satu provinsi relatif stabil. Kenaikan tertinggi terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Barat yaitu sebesar 1,22 persen, sebaliknya penurunan terbesar terjadi di Provinsi Riau yaitu sebesar 1,24 persen, dan Provinsi Bali relatif stabil.
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 39/06/12/Th. XVIII, 01 Juni 2015
5
Tabel 2. Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi dan Persentase Perubahannya, Mei 2015 (2012=100) Provinsi
Ib
NTP
Indeks
% Perub
Indeks
% Perub
Rasio
% Perub
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Aceh
111,63
-0,22
116,76
0,69
95,60
-0,91
Sumatera Utara
117,54
0,87
119,02
0,68
98,75
0,19
Sumatera Barat
113,25
-0,20
116,96
0,72
96,83
-0,91
Riau
112,48
-0,57
118,10
0,69
95,24
-1,24
Kepulauan Riau
114,29
0,38
115,28
-0,09
99,15
0,47
Jambi
111,75
0,71
117,84
0,59
94,83
0,12
Sumatera Selatan
113,70
0,09
116,72
0,53
97,42
-0,43
Kepulauan Bangka Belitung
120,95
0,27
115,38
0,15
104,82
0,11
Bengkulu
110,04
-0,17
117,54
0,58
93,62
-0,74
Lampung
118,69
1,23
116,18
0,50
102,16
0,72
DKI Jakarta
116,77
-0,13
118,24
0,00
98,76
-0,13
Jawa Barat
122,78
0,23
119,80
0,51
102,48
-0,28
Banten
119,52
0,08
116,83
0,55
102,30
-0,48
Jawa Tengah
115,22
0,66
117,65
0,56
97,93
0,10
DI Yogyakarta
116,30
1,05
117,20
0,51
99,24
0,54
Jawa Timur
122,17
0,23
119,19
0,55
102,50
-0,31
Bali
119,59
-0,08
116,05
-0,08
103,05
0,00
Nusa Tenggara Barat
119,67
1,27
116,87
0,04
102,39
1,22
Nusa Tenggara Timur
117,18
0,19
116,14
-0,16
100,89
0,35
Kalimantan Barat
113,31
-0,69
117,81
0,30
96,18
-0,99
Kalimantan Tengah
115,77
0,24
118,00
0,82
98,11
-0,58
Kalimantan Selatan
114,17
0,03
114,54
0,39
99,68
-0,36
Kalimantan Timur
116,72
0,28
118,31
0,30
98,66
-0,02
Sulawesi Utara
112,68
-0,46
117,63
0,33
95,79
-0,79
Gorontalo
120,24
1,09
118,94
0,26
101,09
0,83
Sulawesi Tengah
112,78
0,32
116,62
0,13
96,70
0,18
Sulawesi Selatan
121,19
-0,27
117,76
0,38
102,91
-0,65
Sulawesi Barat
118,67
1,24
114,34
0,34
103,79
0,90
Sulawesi Tenggara
115,14
0,96
116,94
0,28
98,46
0,68
Maluku
119,65
-0,21
120,14
0,73
99,60
-0,94
Maluku Utara
117,48
0,01
115,20
0,17
101,98
-0,15
Papua
111,60
0,32
114,98
0,06
97,07
0,26
Papua Barat
119,29
0,76
117,88
0,16
101,19
0,60
Nasional
117,89
0,35
117,86
0,47
100,02
-0,12
(1)
6
It
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 39/06/12/Th. XVIII, 01 Juni 2015
6. INDEKS HARGA KONSUMEN PERDESAAN Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi perdesaan. Pada Mei 2015, terjadi inflasi perdesaan di Sumatera Utara sebesar 0,84 persen. Hal ini disebabkan oleh kenaikan indeks pada seluruh kelompok konsumsi rumah tangga, yaitu indeks kelompok bahan makanan sebesar 1,58 persen, indeks kelompok makanan jadi, minuman, rokok, & tembakau sebesar 0,27 persen, indeks kelompok perumahan sebesar 0,13 persen, indeks kelompok sandang sebesar 0,22 persen, indeks kelompok kesehatan sebesar 0,21 persen, indeks kelompok pendidikan, rekreasi & olah raga sebesar 0,01 persen, dan indeks kelompok transportasi & komunikasi sebesar 0,54 persen. Secara nasional pada Mei 2015, terjadi inflasi perdesaan sebesar 0,60 persen. Dari 33 provinsi yang dihitung IKRT-nya, 28 provinsi mengalami inflasi, 4 provinsi mengalami deflasi, dan satu provinsi relatif stabil. Inflasi perdesaan tertinggi terjadi di Provinsi Kalimantan Tengah sebesar 0,97 persen, sedangkan deflasi perdesaan terbesar terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Timur sebesar 0,24 persen, sementara Provinsi Nusa Tenggara Barat relatif stabil. Tabel 3. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan, Mei 2015 (2012=100) Provinsi
Bahan Makanan
Makanan Jadi
Perumahan
Sandang
Kesehatan
Pendidikan, Rekreasi, dan O. Raga
Transportasi dan Komunkiasi
UMUM/ KRT
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Aceh
1,20
0,87
0,15
0,39
0,23
0,69
0,26
0,83
Sumatera Utara
1,58
0,27
0,13
0,22
0,21
0,01
0,54
0,84
Sumatera Barat
1,42
0,40
0,65
0,61
0,08
0,95
0,48
0,89
Riau
1,45
0,69
0,13
0,02
0,26
0,13
-0,03
0,79
Kepulauan Riau
-0,75
0,15
0,15
0,49
0,36
0,18
0,52
-0,13
Jambi
1,31
0,34
0,29
0,39
0,14
0,58
-0,04
0,72
Sumatera Selatan
1,16
0,34
0,35
0,29
0,07
0,05
0,01
0,66
Kepulauan Bangka Belitung
-0,16
0,30
0,36
0,37
0,09
0,05
0,30
0,10
Bengkulu
1,38
0,03
0,34
0,03
0,43
0,23
0,36
0,69
Lampung
1,11
0,15
0,21
0,63
0,28
0,02
0,66
0,63
DKI Jakarta
-0,09
0,38
0,03
0,21
-0,84
0,00
-0,03
-0,01
Jawa Barat
1,00
0,44
0,15
0,73
0,35
0,05
0,12
0,59
Banten
1,05
0,63
0,66
0,03
0,30
0,00
0,14
0,68
Jawa Tengah
1,20
0,61
0,46
0,26
0,25
-0,12
0,47
0,75
DI Yogyakarta
1,62
0,32
0,25
0,17
0,26
0,10
-0,02
0,70
Jawa Timur
1,33
0,53
0,41
0,49
0,31
0,04
0,16
0,76
Bali
-0,62
0,07
-0,09
0,70
0,14
0,05
-0,02
-0,20
Nusa Tenggara Barat
-0,48
0,72
0,16
0,14
0,06
0,26
0,32
0,00
Nusa Tenggara Timur
-0,60
0,04
0,20
0,10
0,10
0,05
0,15
-0,24
Kalimantan Barat
0,24
0,51
0,19
0,30
0,70
0,10
0,37
0,32
Kalimantan Tengah
1,62
0,73
-0,80
1,89
0,19
0,68
0,74
0,97
Kalimantan Selatan
0,60
0,68
0,15
0,32
-0,04
0,11
0,04
0,45
Kalimantan Timur
0,58
0,24
0,02
0,38
0,39
0,10
0,18
0,37
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 39/06/12/Th. XVIII, 01 Juni 2015
7
Provinsi
Bahan Makanan
Makanan Jadi
Perumahan
Sandang
Kesehatan
Pendidikan, Rekreasi, dan O. Raga
Transportasi dan Komunkiasi
UMUM/ KRT
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Sulawesi Utara
0,60
0,92
0,09
0,00
0,06
-0,04
0,06
0,43
Gorontalo
0,41
0,45
0,12
0,01
0,44
1,11
0,05
0,36
Sulawesi Tengah
-0,16
0,49
0,56
0,14
0,17
0,09
0,12
0,12
Sulawesi Selatan
0,80
0,42
0,67
0,19
0,30
0,04
0,39
0,56
Sulawesi Barat
0,39
0,44
0,19
0,23
0,71
0,07
0,50
0,38
Sulawesi Tenggara
0,33
0,75
0,36
0,03
0,47
-0,01
0,13
0,36
Maluku
1,54
0,64
0,03
0,53
0,05
0,47
0,38
0,89
Maluku Utara
0,17
0,36
0,03
0,34
0,20
-0,49
-0,07
0,16
Papua
-0,22
-0,16
0,02
0,18
0,11
0,17
1,61
0,02
Papua Barat
0,41
0,16
-0,16
0,12
0,13
0,13
0,02
0,21
Nasional
0,97
0,46
0,31
0,38
0,26
0,08
0,30
0,60
7. NILAI TUKAR USAHA RUMAH TANGGA PERTANIAN (NTUP) SUBSEKTOR Pada Mei 2015, NTUP Provinsi Sumatera Utara mengalami kenaikan sebesar 0,58 persen. Hal ini karena perubahan It (0,87%) lebih tinggi dibandingkan perubahan indeks BPPBM (0,29%). Kenaikan NTUP disebabkan oleh naiknya tiga subsektor penyusun NTUP yaitu, subsektor tanaman pangan sebesar 0,57 persen, subsektor hortikultura sebesar 0,77 persen, dan subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,02 persen. Sedangkan dua subsektor lainnya mengalami penurunan yaitu, subsektor peternakan sebesar 0,12 persen dan subsektor perikanan sebesar 0,17 persen. Tabel 4. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian per Subsektor dan Persentase Perubahannya Mei 2015 (2012=100)
8
Subsektor
April 2015
Mei 2015
% Perubahan
(1)
(2)
(3)
(4)
1. Tanaman Pangan
101,08
101,66
0,57
2. Hortikultura
102,53
103,33
0,77
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
99,06
100,07
1,02
4. Peternakan
112,53
112,40
-0,12
5. Perikanan
99,14
98,97
-0,17
a. Tangkap
103,96
104,00
0,05
b. Budidaya
94,31
93,90
-0,44
Sumatera Utara
102,73
103,32
0,58
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 39/06/12/Th. XVIII, 01 Juni 2015
B. HARGA PRODUSEN GABAH MEI 2015
Selama Mei 2015 dilakukan 87 observasi penjualan gabah di 13 kabupaten. Jumlah observasi harga gabah masih didominasi Gabah Kering Panen (GKP) sebanyak 52 observasi (59,77%), diikuti oleh Gabah Kering Giling (GKG) sebanyak 33 observasi (37,93%), dan Gabah Kualitas Rendah sebanyak 2 observasi (2,30%).
Di tingkat petani pada Mei 2015, harga tertinggi senilai Rp5.500,00 per kg berasal dari gabah kualitas GKG varietas Ciherang di Kabupaten Deli Serdang dan gabah kualitas GKP varietas Ciherang di Kabupaten Serdang Bedagai. Sedangkan harga terendah senilai Rp3.800,00 per kg berasal dari gabah kualitas GKP varietas Ciherang dan Mikongga di Kabupaten Simalungun.
Di tingkat penggilingan pada Mei 2015, harga tertinggi senilai Rp5.560,00 per kg berasal dari gabah kualitas GKP varietas Ciherang di Kabupaten Serdang Bedagai. Sedangkan harga terendah senilai Rp3.850,00 per kg berasal dari gabah kualitas GKP varietas Ciherang dan Mikongga di Kabupaten Simalungun.
Survei harga produsen gabah selama Mei 2015 dilakukan di 13 kabupaten terhadap 87 observasi. Berdasarkan komposisinya, jumlah observasi harga gabah masih didominasi Gabah Kering Panen (GKP) sebanyak 52 observasi (59,77%), diikuti oleh Gabah Kering Giling (GKG) sebanyak 33 observasi (37,93%), dan Gabah Kualitas Rendah sebanyak 2 observasi (2,30%).
1. HARGA TERTINGGI DAN TERENDAH Di tingkat petani pada Mei 2015, harga tertinggi senilai Rp5.500,00 per kg berasal dari gabah kualitas GKG varietas Ciherang di Kabupaten Deli Serdang dan gabah kualitas GKP varietas Ciherang di Kabupaten Serdang Bedagai. Sedangkan harga terendah senilai Rp3.800,00 per kg berasal dari gabah kualitas GKP varietas Ciherang dan Mikongga di Kabupaten Simalungun. Di tingkat penggilingan pada Mei 2015, harga tertinggi senilai Rp5.560,00 per kg berasal dari gabah kualitas GKP varietas Ciherang di Kabupaten Serdang Bedagai. Sedangkan harga terendah senilai Rp3.850,00 per kg berasal dari gabah kualitas GKP varietas Ciherang dan Mikongga di Kabupaten Simalungun.
2. RATA-RATA HARGA GABAH DAN KOMPONEN MUTU Selama Mei 2015, rata-rata harga gabah kualitas GKG di tingkat petani senilai Rp5.177 per kg dan di tingkat penggilingan senilai Rp5.229 per kg. Rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani senilai Rp4.382 per kg dan di tingkat penggilingan senilai Rp4.434 per kg. Rata-rata harga gabah kualitas rendah di tingkat petani senilai Rp4.267 per kg dan di tingkat penggilingan senilai Rp4.312 per kg. Komponen mutu gabah pada Mei 2015, rata-rata Kadar Air (KA) dan Kadar Hampa/Kotoran (KH) gabah kualitas GKG masing-masing tercatat 12,73 persen dan 2,39 persen, rata-rata KA dan KH gabah kualitas GKP masing-masing tercatat 19,25 persen dan 4,28 persen, rata-rata KA dan KH gabah kualitas rendah masing-masing tercatat 27,05 persen dan 3,65 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 39/06/12/Th. XVIII, 01 Juni 2015
9
Tabel 5 Jumlah Observasi, Harga Gabah di Petani dan Penggilingan, dan HPP menurut Kelompok Kualitas, Mei 2015 Kelompok Kualitas (1)
GKG
Jumlah Observasi (%) (2)
Total
Terendah
Tertinggi
(3)
(4)
33
4 500
5 500
(37,93)
(Kualuh Selatan; Labuhanbatu Utara)
(Beringin, Lubuk Pakam; Deli Serdang)
52
3 800
5 500
(59,77)
(Tanah Jawa; Simalungun)
(Bandar Khalipah; Serdang Bedagai)
2
4 200
4 333
(2,30)
Batang Angkola; Tapanuli Selatan)
Batang Angkola; Tapanuli Selatan)
87 (100,00)
-
GKP
Gabah Kualitas Rendah
Harga Gabah di Petani (Rp/Kg)
-
Ratarata (5)
5 177
4 382
Harga Rata-rata di Penggilingan (Rp/Kg)
Harga Pembelian Pemerintah (HPP) (Rp/Kg)
(6)
(7)
5 229
Rp/Kg
%
(8)
(9)
4 600
(Penggilingan)
629
13,67
3 700
(Petani)
682
18,43
3 750
(Penggilingan)
684
18,24
4 434
4 267
4 312
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Keterangan: ◙ GKG : KA≤14,00% dan KH≤3,00% ◙ GKP : KA (14,01%-25,00%) dan KH (3,01%-10,00%) ◙ Di LuarKualitas : KA > 25,00% atau KH > 10,00% 1 )HPP berdasarkan Inpres No.5 Tahun 2015 tanggal 17 Maret 2015
10
Selisih Harga Kol (5) atau (6) thd Kol (7)
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 39/06/12/Th. XVIII, 01 Juni 2015
BPS PROVINSI SUMATERA UTARA Informasi lebih lanjut hubungi: BPS Provinsi Sumatera Utara Telepon: 061-8452343 E-mail:
[email protected] Website: http://sumut.bps.go.id/
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 39/06/12/Th. XVIII, 01 Juni 2015
11