No. 05/01/51/Th. X, 4 Januari 2016
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. DESEMBER 2015, NTP BALI TURUN 0,27 PERSEN
Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali bulan Desember 2015 tercatat mengalami penurunan sebesar 0,27 persen, dari 105,41 pada bulan November 2015, menjadi 105,13. Dari sisi indeks yang diterima petani (It), tercatat kenaikan sebesar 0,63 persen, dari 124,69 di bulan sebelumnya menjadi 125,48. Sementara dari sisi indeks yang dibayar petani (Ib), tercatat kenaikan sebesar 0,91 persen, dari 118,28 menjadi 119,36.
Pada bulan Desember 2015, dari lima subsektor, tercatat tiga yang mengalami penurunan NTP, yaitu Subsektor Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perikanan masing-masing sebesar 0,59 persen, 0,76 persen dan 1,94 persen. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat dan Peternakan mengalami kenaikan masing-masing sebesar 0,30 persen, dan 0,01 persen.
NTP Nasional bulan Desember 2015 mencapai 102,83, mengalami penurunan sebesar 0,11 persen terhadap bulan sebelumnya. Penurunan ini secara umum didorong oleh indeks harga yang diterima petani (It) yang naik sebesar 0,77 persen, lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan harga yang dibayar petani (Ib) sebesar 0,89 persen.
Berdasarkan Indeks Harga Konsumen Perdesaan (IHKP) Desember 2015, daerah pedesaan di Bali tercatat inflasi sebesar 1,08 persen. Sedangkan secara nasional daerah perdesaan juga mengalami inflasi, yaitu 1,14 persen.
Bulan Desember 2015, tercatat inflasi perdesaan terjadi di seluruh provinsi di Indonesia. Inflasi tertinggi tercatat di Provinsi Gorontalo sebesar 1,64 persen, sementara inflasi terendah tercatat di Provinsi Kalimantan Barat sebesar 0,06.
NTP (Farmers Term of Trade) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian terhadap barang dan jasa yang diperlukan petani untuk konsumsi rumahtangganya maupun untuk biaya produksi produk pertanian. Nilai Tukar Petani (NTP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase). Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Pada bulan Desember 2015 Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali tercatat mengalami penurunan sebesar 0,27 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 105,41, menjadi 105,13. Dari sisi indeks yang diterima petani (It), tercatat kenaikan sebesar 0,63 persen, dari 124,69 di bulan sebelumnya menjadi 125,48. Sementara dari sisi indeks yang dibayar petani (Ib), tercatat kenaikan sebesar 0,91 persen, dari dari 118,28 menjadi 119,36. Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 05/01/51/Th. X, 4 Januari 2016
1
1. a.
NTP Subsektor Subsektor Tanaman Pangan (Padi & Palawija/NTP-P)
NTP Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) ada bulan Desember 2015 kembali mengalami penurunan dibandingkan dengan bulan sebelumya, yaitu dari 101,08 menjadi 100,48 atau turun sebesar 0,59 persen. Indeks harga yang diterima petani (It) pada subsektor Tanaman Pangan naik sebesar 0,40 persen. Kenaikan ini terjadi pada kelompok Padi sebesar 1,21 persen , sementara kelompok palawija mengalami penurunan sebesar 1,82 persen. Di sisi lain, indeks harga yang dibayar petani (Ib) tercatat mengalami kenaikan sebesar 1,00 persen. Kenaikan pada Ib dipengaruhi oleh naiknya Indeks Harga Konsumsi Rumah Tangga (IHKP) dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) masing-masing sebesar 1,14 persen dan 0,30 persen.
b.
Subsektor Hortikultura (NTP-H)
NTP Subsektor Hortikultura (NTP-H) mengalami penurunan pada bulan Desember 2015 sebesar 0,76 persen dari 103,84 pada bulan lalu menjadi 103,05. Kenaikan ini terjadi karena indeks yang diterima petani (It) mengalami kenaikan sebesar 0,11 persen, sementara indeks harga yang harus dibayar oleh petani (Ib) mengalami kenaikan lebih besar, yaitu sebesar 0,88 persen. Kenaikan yang terjadi pada It dipengaruhi oleh naiknya harga pada kelompok sayur-sayuran dan tanaman obat masing-masing sebesar 1,52 persen dan 2,95 persen. Sedangkan pada kelompok buah-buahan terjadi penurunan sebesar 0,61 persen. Secara umum, beberapa komoditas yang memberikan andil kenaikan pada It, antara lain cabai merah, pisang, salak, bawang merah, dan cabai rawit. Sementara itu, kenaikan yang terjadi pada Ib disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 1,08 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,29 persen.
c.
Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr)
NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr) pada bulan Desember 2015 tercatat naik sebesar 0,30 persen dari 100,33 menjadi 100,63. Secara umum, kenaikan NTP-Pr dipicu oleh naiknya indeks yang diterima petani (It) sebesar 1,14 persen, sedangkan indeks yang dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan lebih rendah, yaitu 0,84 persen. Beberapa komoditas perkebunan yang memberikan andil atas naiknya It di subsektor ini yaitu kelapa, biji jambu mete, cengkeh. Di sisi lain, kenaikan pada Ib dipengaruhi oleh indeks konsumsi rumah tangga dan indeks BPPBM yang mengalami kenaikan masing-masing sebesar 1,03 persen dan 0,21 persen.
2
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 05/01/51/Th. X, 4 Januari 2016
Tabel 1 Nilai Tukar Petani Provinsi Bali dan Perubahannya Menurut Subsektor November 2015 - Desember 2015 (2012=100) Subsektor
Bulan
Persentase
November 2015
Desember 2015
Perubahan
(2)
(3)
(4)
1. Tanaman Pangan (NTP-P)
101.08
100.48
-0.59
a. Indeks Diterima Petani
122.91
123.40
0.40
- Padi
120.85
122.32
1.21
- Palawija
128.93
126.58
-1.82
121.59
122.81
1.00
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
122.48
123.88
1.14
(1)
b. Indeks Dibayar Petani - Indeks BPPBM
117.49
117.84
0.30
2. Hortikultura (NTP-H)
103.84
103.05
-0.76
a. Indeks Diterima Petani
123.80
123.93
0.11
- Sayur-sayuran
133.00
135.02
1.52
- Buah-buahan
119.72
118.98
-0.61
- Tanaman Obat
122.00
125.60
2.95
b. Indeks Dibayar Petani
119.22
120.27
0.88
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
121.44
122.76
1.08
- Indeks BPPBM
113.18
113.51
0.29
3. Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr)
100.33
100.63
0.30
a. Indeks Diterima Petani
118.72
120.07
1.14
118.72
120.07
1.14
118.33
119.32
0.84
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
121.87
123.13
1.03
- Indeks BPPBM
107.68
107.91
0.21
4. Peternakan (NTP-Pt)
113.52
113.53
0.01
a. Indeks Diterima Petani
130.73
131.93
0.92
- Ternak Besar
133.65
135.51
1.39
- Ternak Kecil
132.27
131.08
-0.90
- Unggas
126.86
129.21
1.86
- Hasil Ternak
115.46
116.72
1.09
- Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) b. Indeks Dibayar Petani
b. Indeks Dibayar Petani
115.16
116.21
0.91
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
122.04
123.32
1.05
- Indeks BPPBM
109.14
109.99
0.78
5. Perikanan (NTP-Pi)
104.18
102.16
-1.94
a. Indeks Diterima Petani
125.29
123.97
-1.06
- Tangkap
136.36
134.33
-1.49
- Budidaya
108.89
108.60
-0.27
b. Indeks Dibayar Petani
120.27
121.35
0.90
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
124.88
126.53
1.33
- Indeks BPPBM
111.78
111.72
-0.06
NTP Gabungan
105.41
105.13
-0.27
a. Indeks Diterima Petani
124.69
125.48
0.63
b. Indeks Dibayar Petani
118.28
119.36
0.91
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
122.00
123.31
1.08
- Indeks BPPBM
111.62
112.09
0.42
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 05/01/51/Th. X, 4 Januari 2016
3
d.
Subsektor Peternakan (NTP-Pt)
Subsektor Peternakan terdiri atas ternak besar, ternak kecil, unggas, dan hasil ternak. NTP Subsektor Peternakan (NTP-Pt) bulan Desember 2015 mengalami kenaikan, sebesar 0,01 persen, yaitu dari 113,52 menjadi 113,53. Secara umum peningkatan ini disebabkan oleh indeks harga yang diterima petani (It) naik sebesar 0,92 persen, sementara indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan yang lebih kecil, yaitu 0,91 persen. Terjadinya kenaikan It dipicu oleh naiknya harga di hampir semua kelompok, kecuali ternak kecil. Kelompok ternak besar naik sebesar 1,39 persen sedangkan kelompok unggas dan hasil ternak naik masing-masing sebesar 1,86 persen dan 1,09 persen. Sebaliknya kelompok ternak kecil mengalami penurunan sebesar 0,90 persen. Secara umum, komoditas peternakan yang mengalami kenaikan harga, yaitu sapi potong, ayam ras pedaging dan telur ayam ras. Di sisi lain, kenaikan pada Ib dipicu oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga dan indeks BPPBM masing-masing sebesar 1,05 persen dan 0,78 persen.
e.
Subsektor Perikanan (NTP-Pi)
Subsektor Perikanan mencakup kegiatan perikanan tangkap dan budidaya perikanan. Pada bulan Desember 2015, NTP Subsektor Perikanan juga mengalami penurunan, yaitu sebesar 1,94 persen, dari 104,18 menjadi 102,16. Penurunan ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) mengalami penurunan sebesar 1,06 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan sebesar 0,90 persen. Penurunan It dipicu oleh turunnya harga-harga pada kelompok perikanan tangkap dan budidaya perikanan masing-masing sebesar 1,49 persen dan 0,27 persen. Secara umum, beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga, antara lain lemuru, cumi-cumi, tuna, tongkol, dan cakalang. Sementara itu, kenaikan pada Ib didorong oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 1,33 persen sebaliknya indeks BPPBM turun sebesar 0,06 persen.
2.
Perbandingan Terhadap Angka Nasional
Pada bulan Desember 2015, NTP gabungan secara nasional mengalami penurunan sebesar 0,11 persen. Secara umum, penurunan tersebut terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) nasional mengalami kenaikan sebesar 0,77 persen, lebih rendah daripada kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) sebesar 0,89 persen. Jika dibandingkan dengan NTP Gabungan secara nasional, NTP Bali masih berada di atas NTP Gabungan secara nasional. Tabel 2 Nilai Tukar Petani Provinsi Bali dan Nasional serta Persentase Perubahannya, November - Desember 2015 (2012=100) Provinsi Bali
Indeks
November 2015
Desember 2015
%
November 2015
Desember 2015
%
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Indeks yang Diterima Petani
124.69
125.48
0.63
123.91
124.87
0.77
Indeks yang Dibayar Petani
118.28
119.36
0.91
120.36
121.43
0.89
NTP
105.41
105.13
-0.27
102.95
102.83
-0.11
(1)
4
Nasional
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 05/01/51/Th. X, 4 Januari 2016
3.
Perbandingan NTP di Jabalnusra
Pada bulan Desember 2015, dari sembilan provinsi di Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara (Jabalnusra), Secara umum, NTP di Jabalnusra tercatat mengalami penurunan, yaitu di Provinsi Jawa Tengah (-0,04 persen), Jawa Timur (-0,41 persen), Banten (-0,07 persen), Bali (-0,27 persen), NTB (0,20 persen) dan NTT (-0,78 persen). Sementara itu, NTP di DKI Jakarta, Jawa Barat dan Yogyakarta mengalami kenaikan, masing-masing sebesar 0,82 persen, 0,04 persen, dan 0,32 persen. NTP di Jabalnusra lebih lengkap disajikan pada tabel 3 dibawah ini. Tabel 3 Nilai Tukar Petani Antar Provinsi di Jabalnusra November - Desember 2015 (2012=100) Provinsi
Persentase
November 2015
Desember 2015
Perubahan
(2)
(3)
(4)
DKI Jakarta
97.97
98.77
0.82
Jawa Barat
107.20
107.24
0.04
Jawa Tengah
102.07
102.03
-0.04
Yogyakarta
103.01
103.34
0.32
Jawa Timur
106.56
106.13
-0.41
Banten
107.53
107.45
-0.07
Bali
105.41
105.13
-0.27
NTB
106.43
106.22
-0.20
NTT
103.49
102.69
-0.78
(1)
4.
Bulan
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP)
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) dari komponen Ib, NTUP dapat lebih mencerminkan margin usaha pertanian, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Berbeda dengan kondisi NTP yang mengalami penurunan, NTUP Desember 2015 tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,22 persen, dari 111,70 pada bulan sebelumnya menjadi 111,94. Hal ini menunjukkan bahwa penurunan NTP Desember 2015 di Bali dominan dipengaruhi oleh meningkatnya indeks harga konsumsi rumah tangga petani. Kenaikan NTUP terjadi pada Subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,10 persen, Tanaman Perkebunan Rakyat 0,93 persen dan Peternakan 0,14 persen. Sedangkan Subsektor Hortikultura dan Perikanan mengalami penurunan masing-masing sebesar 0,18 persen dan 1,00 persen,
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 05/01/51/Th. X, 4 Januari 2016
5
Tabel 4 Nilai Tukar Usaha Pertanian per Subsektor dan Persentase Perubahannya, November - Desember 2015 (2012 = 100) Desember 2015
Persentase Perubahan
(2)
(3)
(4)
1. Tanaman Pangan
104.62
104.72
0.10
2. Hortikultura
109.39
109.19
-0.18
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
110.25
111.28
0.93
4. Peternakan
119.78
119.95
0.14
5. Perikanan
112.09
110.96
-1.00
a Perikanan Tangkap
118.85
117.24
-1.35
b. Perikanan Budidaya
101.38
101.04
-0.33
111.70
111.94
0.22
(1)
Gabungan
5.
Bulan November 2015
Subsektor
Indeks Harga Konsumen Perdesaan
Indeks Harga Konsumen Perdesaan (IHKP) dapat ditunjukkan oleh Indeks Harga Konsumsi Rumahtangga Petani yang merupakan komponen dalam Indeks Harga yang Dibayar Petani. IHK perdesaan terdiri dari 7 (tujuh) kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan, kelompok makanan jadi, kelompok perumahan, kelompok sandang, kelompok kesehatan, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga, serta kelompok transportasi dan komunikasi. Perubahan IHK perdesaan mencerminkan angka inflasi/deflasi di wilayah perdesaan. Secara nasional terjadi inflasi perdesaan sebesar 1,14 persen. Berdasarkan pengamatan IHK perdesaan pada bulan Desember 2015, terjadi inflasi semua provinsi. Inflasi perdesaan tertinggi terjadi di Gorontalo, yaitu sebesar 1,64 persen dan inflasi terendah terjadi di Kalimantan Barat sebesar 0,06 persen. Grafik 1 Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan (IHKP) Menurut Provinsi di Indonesia, Desember 2015
6
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 05/01/51/Th. X, 4 Januari 2016
Pada Desember 2015, Provinsi Bali mengalami inflasi perdesaan sebesar 1,08 persen yang disebabkan oleh naiknya harga di semua kelompok komoditas. Inflasi tertinggi tercatat di kelompok bahan makanan mencapai 2,41 persen. Sementara itu kelompok komoditas makanan jadi, perumahan, sandang, kesehatan, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga serta kelompok transportasi dan komunikasi tercatat mengalami kenaikan masing-masing sebesar 0,42 persen, 0,22 persen, 0,35 persen, 0,11 persen, 0,30 persen, dan 0,01 persen. Secara umum, komoditas penyumbang inflasi pada bulan Desember 2015, antara lain bawang merah, cabai rawit, bawang putih, dan ayam ras. Selanjutnya persentase perubahan indeks harga konsumen perdesaan menurut kelompok komoditas dapat dilihat pada table 5. Tabel 5 Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Provinsi Bali dan Nasional, Desember 2015 Kelompok
Perubahan IHK Perdesaan (%) Bali
Nasional
(2)
(3)
Bahan Makanan
2.41
2.22
Makanan Jadi
0.42
0.61
Perumahan
0.22
0.26
Sandang
0.35
0.21
Kesehatan
0.11
0.22
Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga
0.30
0.13
Transportasi dan Komunikasi
0.01
0.14
Gabungan
1.08
1.14
(1)
B. HARGA GABAH BULAN DESEMBER 2015 NAIK
Berdasarkan hasil pemantauan harga gabah bulan Desember 2015, tercatat rata-rata harga gabah pada kualitas kering panen (GKP) di tingkat petani mengalami kenaikan sebesar 1,74 persen dibandingkan bulan November 2015, sedangkan di tingkat penggilingan naik sebesar 1,58 persen.
Rata-rata harga gabah kualitas GKP pada bulan Desember masih berada diatas HPP yaitu sebesar Rp 4.735,63 per kg di tingkat petani dan Rp 4.802,57 per kg di tingkat penggilingan.
Transaksi Gabah Kering Panen (GKP) dengan harga tertinggi di tingkat petani tercatat di Kabupaten Buleleng sebesar Rp 5.050,00 per kg untuk varietas Ciherang, sementara transaksi terendah tercatat di Kabupaten Gianyar dengan harga Rp 4.260,00/Kg untuk varietas yang sama.
Berdasarkan hasil pencatatan harga gabah di 7 kabupaten, yaitu Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar, Klungkung, Karangasem dan Buleleng selama bulan Desember 2015, harga gabah (GKP) di tingkat petani mengalami kenaikan sebesar 1,74 persen, dari Rp 4.654,41 per kg pada bulan sebelumnya menjadi Rp 4.735,63 per kg. Sementara itu, rata-rata harga GKP di tingkat penggilingan naik sebesar 1,58 persen dari Rp 4.727,68 per kg menjadi Rp 4.802,57 per kg. Transaksi Gabah Kering Panen (GKP) dengan harga tertinggi di tingkat petani tercatat di Kabupaten Buleleng sebesar Rp 5.050,00 per kg untuk varietas Ciherang, sementara transaksi terendah tercatat di Kabupaten Gianyar dengan harga Rp 4.260,00/Kg untuk varietas yang sama. Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 05/01/51/Th. X, 4 Januari 2016
7
Grafik 2 Perkembangan Rata-rata Harga Gabah (GKP) di Tingkat Petani dan Penggilingan Provinsi Bali Desember 2014 Desember 2015 5,000.00 4,800.00 4,600.00 4,400.00 4,200.00 4,000.00 3,800.00 3,600.00 3,400.00 3,200.00
Tk. Petani
Tk. Penggilingan
HPP Tk. Petani
Des '15
Nov '15
Okt '15
Sep '15
Ags '15
Jul '15
Jun '15
Mei '15
Apr '15
Mar '15
Feb '15
Des '14
Jan '15
3,000.00
HPP Tk. Penggilingan
Tabel 6 Perkembangan Rata-rata Harga Gabah (GKP) di Tingkat Petani dan Penggilingan Provinsi Bali Desember 2014 Desember 2015 No
Bulan
Harga di Tingkat Petani (Rp/Kg)
Perubahan (%)
Harga di Tingkat Penggilingan (Rp/Kg)
Perubahan (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1
Desember 2014
4,182.87
1.49
4,258.66
1.64
2
Januari 2015
4,341.58
3.79
4,414.58
3.66
3
Februari 2015
4,419.29
1.79
4,486.79
1.64
4
Maret 2015
4,310.36
-2.46
4,456.36
-0.68
5
April 2015
3,785.53
-12.18
3,857.96
-13.43
6
Mei 2015
3,797.24
0.31
3,861.71
0.10
7
Juni 2015
4,161.03
9.58
4,217.76
9.22
8
Juli 2015
4,281.91
2.90
4,349.42
3.12
9
Agustus 2015
4,363.01
1.89
4,424.41
1.72
10
September 2015
4,515.38
3.49
4,622.89
4.49
11
Oktober 2015
4,642.89
2.82
4,709.09
1.86
12
Nopember 2015
4,654.41
0.25
4,727.68
0.39
13
Desember 2015
4,735.63
1.74
4,802.57
1.58
*) HPP GKP (Mulai Maret 2015) Rp 3.700,00/kg di tingkat petani Rp 3.750,00/kg di tingkat penggilingan
8
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 05/01/51/Th. X, 4 Januari 2016
Tabel 7 Perkembangan Inflasi Perdesaan Bulanan dan Kumulatif Provinsi Bali dan Nasional Tahun 2013 2015 Tahun
Bali
Nasional
Bulanan
Kumulatif
Bulanan
Kumulatif
(2)
(3)
(4)
(5)
Januari
1.66
1.66
1.21
1.21
Februari
0.68
2.35
0.66
1.88
Maret
0.91
3.28
0.76
2.65
April
0.10
3.38
-0.02
2.63
Mei
-0.18
3.20
-0.03
2.60
Juni
-0.03
3.17
0.58
3.20
Juli
3.18
6.45
3.36
6.66
Agustus
0.39
6.87
0.96
7.69
September
-0.03
6.84
0.08
7.78
Oktober
1.05
7.96
0.31
8.11
Nopember
0.24
8.22
0.14
8.26
Desember
0.32
8.57
0.39
8.69
Januari
0.88
0.88
1.16
1.16
Februari
0.32
1.20
0.45
1.62
Maret
0.42
1.63
0.19
1.81
April
0.05
1.68
-0.05
1.76
Mei
0.39
2.07
0.23
1.99
Juni
0.36
2.44
0.74
2.74
Juli
0.56
3.01
0.82
3.58
Agustus
0.49
3.51
0.37
3.96
September
0.49
4.02
0.45
4.43
Oktober
0.24
4.27
0.43
4.88
November
1.52
5.85
1.49
6.41
Desember
2.85
8.86
2.72
9.30
Januari
-0.90
-0.90
-0.03
-0.03
Februari
-0.53
-1.42
-0.73
-0.76
Maret
0.88
-0.55
0.48
-0.29
April
0.25
-0.30
0.21
-0.08
Mei
-0.20
-0.49
0.60
0.52
Juni
0.17
-0.32
0.82
1.35
Juli
0.64
0.31
0.89
2.24
Agustus
0.64
0.96
0.47
2.72
September
0.52
1.48
-0.02
2.70
Oktober
-0.02
1.46
-0.04
2.66
November
0.41
1.88
0.43
3.10
Desember
1.08
2.98
1.14
4.28
(1)
2013
2014
2015
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 05/01/51/Th. X, 4 Januari 2016
9
Informasi lebih lanjut hubungi: I Gede Nyoman Subadri, S.E. Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Provinsi Bali Telepon: 0361-238159, Fax: 0361-238162 E-mail:
[email protected]