`
No.23/04/13/Th. XVIII, 1 April 2015
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH A.
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI
NTP SUMATERA BARAT MARET 2015 SEBESAR 98,97 ATAU NAIK 0,32%
NTP Sumatera Barat bulan Maret 2015 tercatat sebesar 98,97 atau naik sebesar 0,32 persen bila dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 98,66 (Februari 2015). Indeks harga yang diterima petani (It) naik 0,32 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) tetap (tidak mengalami perubahan).
Pada bulan Maret 2015 NTP masing-masing subsektor tercatat sebesar 98,44 untuk Subsektor Tanaman Pangan (NTPP), 96,90 untuk Subsektor Hortikultura (NTPH), 98,27 untuk Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR), 100,99 untuk Subsektor Peternakan (NTPT), dan 107,58 untuk Subsektor Perikanan (NTN). Untuk Subsektor Perikanan terbagi menjadi dua, yaitu Subsektor Perikanan Tangkap dan Perikanan Budidaya dengan NTP masing-masing sebesar 102,76 dan 108,79.
Secara regional, di Sumatera Barat pada bulan Maret 2015 terjadi deflasi di daerah perdesaan sebesar 0,11 persen yang disebabkan oleh kelompok Bahan Makanan (1,19%), sedangkan 6 kelompok lain mengalami inflasi yaitu: Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau (0,87%), kelompok Perumahan (0,55%), kelompok Sandang (0,03%), kelompok Kesehatan (0,35%), kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga (0,08%) dan kelompok Transportasi dan Komunikasi ( 1,23%)
1. Nilai Tukar Petani (NTP) Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga di pedesaan di 11 kabupaten di Sumatera Barat pada bulan Maret 2015, NTP Sumatera Barat mengalami kenaikan sebesar 0,32 persen dibanding bulan februari 2015, yaitu dari 98,66 menjadi 98,97. Hal ini disebabkan Kenaikan indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 0,32 persen disisi lain indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian tetap (tidak mengalami perubahan).
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 23/04/13/Th.XVIII, 1 April 2015
1
Tabel1 Nilai Tukar Petani PerSubsektor dan Perubahannya Februari 2015 – Maret 2015 (2012=100) Kelompokdan Sub kelompok (1) 1. Tanaman Pangan a. NilaiTukar Petani (NTPP) b. NilaiTukar Usaha Pertanian c. Indeks Diterima Petani - Padi - Palawija d. Indeks Dibayar Petani - Indeks Konsumsi RumahTangga - Indeks BPPBM 2. Hortikultura a. Nilai Tukar Petani (NTPH) b. NilaiTukar Usaha Pertanian c. Indeks Diterima Petani - Sayur-sayuran - Buah-buahan - Tanaman Obat d. Indeks Dibayar Petani - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Nilai Tukar Petani (NTPR) b. NilaiTukar Usaha Pertanian c. Indeks Diterima Petani - Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) d. Indeks Dibayar Petani - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 4. Peternakan a. Nilai Tukar Petani (NTPT) b. NilaiTukar Usaha Pertanian c. Indeks Diterima Petani - Ternak Besar - Ternak Kecil - Unggas - HasilTernak d. Indeks Dibayar Petani - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 5. Perikanan a. Nilai Tukar Petani (NTN) b. NilaiTukar Usaha Pertanian c. Indeks Diterima Petani - Tangkap - Budidaya d. Indeks Dibayar Petani - Indeks Konsumsi RumahTangga - Indeks BPPBM
Bulan
Persentase
Februari 2015 (2)
Maret 2015 (3)
Perubahan (4)
98,61 102,45 114,60 117,48 104,55 116,21 117,72 111,86
98,44 102,13 114,23 116,26 107,14 116,04 117,49 111,85
-0,17 -0,31 -0,32 -1,03 2,48 -0,15 -0,20 -0,01
95,44 101,62 110,08 112,83 105,18 105,55 115,34 116,87 108,32
96,90 103,00 111,72 113,91 107,98 103,98 115,30 116,79 108,46
1,53 1,36 1,49 0,96 2,66 -2,06 -0,04 -0,07 0,13
97,71 105,21 114,21 114,21 116,88 118,39 108,55
98,27 105,51 114,78 114,78 116,88 118,26 108,78
0,57 0,29 0,50 0,50 -0,07 -0,11 0,21
101,40 106,61
100,99 105,81
-0,41 -0,75
112,79 109,38 106,65 122,09 121,95 111,23 117,19 105,80
112,70 109,61 108,10 121,01 120,79 111,60 117,16 106,51
-0,08 0,22 1,35 -0,89 -0,95 0,33 -0,02 0,68
107,40 114,83 120,42 117,54 121,11 112,12 117,26 104,86
107,58 114,70 120,82 118,63 121,35 112,30 117,23 105,33
0,17 -0,12 0,33 0,93 0,19 0,16 -0,02 0,45
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 23/04/13/Th.XVIII, 1 April 2015
2
Kelompokdan Sub kelompok
Bulan
Persentase
Februari 2015
Maret 2015
Perubahan
(2)
(3)
(4)
a. Nilai Tukar Petani b. NilaiTukar Usaha Pertanian c. Indeks Diterima Petani - Penangkapan Perairan Umum - Penangkapan Laut d. Indeks Dibayar Petani - Indeks Konsumsi RumahTangga - Indeks BPPBM
102,13 104,59 117,54 114,62 117,62 115,09 117,09 112,38
102,76 104,75 118,63 116,10 118,70 115,45 117,08 113,25
0,61 0,15 0,93 1,29 0,92 0,31 -0,01 0,77
5.b. Perikanan Budidaya a. Nilai Tukar Petani b. NilaiTukar Usaha Pertanian c. Indeks Diterima Petani - Budidaya Air Tawar d. Indeks Dibayar Petani - Indeks Konsumsi RumahTangga - Indeks BPPBM
108,72 117,54 121,11 121,11 111,40 117,30 103,04
108,79 117,34 121,35 121,35 111,54 117,27 103,42
0,07 -0,17 0,19 0,19 0,12 -0,03 0,36
Gabungan a. Nilai Tukar Petani (NTP) b. NilaiTukar Usaha Pertanian c. Indeks Diterima Petani d. Indeks Dibayar Petani - Indeks Konsumsi RumahTangga - Indeks BPPBM
98,66 104,42 113,59 115,54 117,65 108,78
98,97 104,51 113,95 115,13 117,52 109,03
0,32 0,09 0,32 0,00 -0,11 0,23
(1) 5.a. Perikanan Tangkap
Bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya pada bulan Maret 2015 NTP tiga subsektor mengalami kenaikan, yaitu Subsektor Hortikultura (1,53) persen, Subsektor Perkebunan Rakyat (0,57) persen, dan Subsektor Perikanan (0,17 persen). Sedangkan Subsektor Tanaman Pangan dan Subsektor Subsektor Peternakan mengalami penurunan masing -masing sebesar 0,17 persen dan 0,41 persen.
2.
Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
Indeks harga yang diterima petani (It) dari kelima subsektor menunjukkan fluktuasi harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada bulan Maret 2015 terjadi kenaikan pada indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 0,12 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yaitu dari 113,59 menjadi 113,95. Meningkatnya nilai It diakibatkan oleh meningkatnyanya nilai It pada tigat subsektor, yaitu Subsektor Hortikultura sebesar 1,49 persen, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,50 persen dan Subsektor Perikanan sebesar 0,17 persen sedangkan Subsektor Tanaman Pangan dan Subsektor Peternakan mengalami penurunan masing -masing sebesar 0,32 persen dan 0,08 persen.
3.
Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada bulan Maret 2015 indeks harga yang dibayar petani (Ib) tidak mengalami perubahan. Tetapnya nilai Ib diakibatkan oleh menaiknya nilai Ib pada dua subsektor,yaitu Peternakan sebesar 0,33 persen dan Perikanan sebesar 0,16 persen sedangkan Subsektor Subsektor Tanaman Pangan, Subsektor Hortikultura dan Perkebunan Rakyat mengalami penurunan masing – masing sebesar : 0, 15;0,04 dan 0,07 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 23/04/13/Th.XVIII, 1 April 2015
3
Grafik 1 NTP Sumatera Barat Bulan Maret 2014 – Maret 2015 (2012=100)
108 105 101.35
102
NTP
100.99
100.85
100.50
100.70
101.37
99
99.15 100.53
100.17
98.66
99.93 98.54
98.97
96 93
90
Bulan
4.
NTP Subsektor a.
Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) NTP Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) pada bulan Maret 2015 mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu sebesar 0,17 persen. Hal ini dikarenakan menurunnya indeks harga yang diterima petani sebesar 0,32 persen, Sedangkan indeks harga yang dibayar petani juga mengalami penurunan sebesar 0,15 persen. Menurunnya nilai indeks harga yang diterima petani (It) disebabkan oleh menurunnya indeks sub kelompok padi sebesar 1,03 persen dan sub kelompok palawija sebesar 2,48 persen. Sementara itu, perubahan indeks harga yang dibayar petani (Ib) juga mengalami penurunan sebesar 0,15 persen diakibatkan oleh menurunnya indeks subkelompok konsumsi rumahtangga (IKRT) sebesar 0,15 persen dan subkelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,01 persen.
b. Subsektor Hortikultura (NTPH) Berbeda dengan bulan sebelumnya, Nilai Tukar Petani untuk Subsektor Hortikultura (NTPH) pada bulan Maret 2015 mengalami kenaikan sebesar 1,53 persen dari 95,44 menjadi 96,90. Hal ini disebabkan oleh Menaiknya indeks harga yang diterima petani sebesar 1,49 persen sementara indeks yang dibayar mengalami penurunan sebesar 0,04 persen. Menaiknya nilai It disebabkan adanya kenaikan nilai indeks harga pada berbagai komoditas subkelompok Sayur-sayuran sebesar 0,96 persen, subkelompok Buah-buahan sebesar 2,66 persen sedangkan subkelompok Tanaman Obat turun sebesar 2,06 persen. Sementara penurunan Ib sebesar 0,04 persen disebabkan menurunnya indeks harga subkelompok Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,07 persen, sedangkan indeks subkelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) mengalami kenaikan sebesar 0,13 persen.
c.
Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR) NTPR pada bulan Maret 2015 mengalami kenaikan sebesar 0,57 persen, yaitu dari 97,71 menjadi 98,271. Meningkatnya nilai NTPR ini disebabkan oleh menaiknya indeks harga yang diterima petani sebesar 0,50 persen, Sementara disisi lain Indeks yang dibayar petani mengalami penurunan lebih besar 0,07 persen. Menurunnya nilai Ib diakibatkan adanya Penurunan indeks Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 23/04/13/Th.XVIII, 1 April 2015
4
harga pada subkelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,11 Sementara BPPBM mengalami kenaikan sebesar 0,21 persen.
d.
Subsektor Peternakan (NTPi) NTPi pada Maret 2015 mengalami penurunan sebesar 0,41 persen, yaitu dari 101,40 menjadi 100,99. Penurunan yang terjadi diakibatkan oleh menurunnya pada indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 0,08 persen. Sementara disisi lain, indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan , yaitu sebesar 0,33 persen. Penurunan indeks harga yang diterima petani (It) terjadi karena penurunan pada dua subkelompok yaitu : Subkelompok Unggas dan Hasil Ternak masing-masing sebesar 0,89 persen dan 0,95 persen Sementara Ternak Besar dan Ternak Kecil mengalami kenaikan sebesar 0,22 persen dan 1,35 persen.
e.
Subsektor Perikanan (NTN) Pada bulan Maret 2015, Nilai Tukar Petani Subsektor Perikanan (NTN) mengalami kenaikan sebesar 0,17 persen, yaitu dari 107,40 menjadi 107,58. Kondisi ini diakibatkan kenaikan indeks harga yang diterima petani sebesar 0,33 persen, sementara indeks yang dibayar petani juga mengalami kenaikan sebesar 0,16 persen. Kenaikan nilai It merupakan kontribusi dari kenaikan subkelompok budidaya ikan yang naik sebesar 0,19 persen dan subkelompok penangkapan ikan sebesar 0,93 persen. Untuk indeks yang dibayar petani, kenaikan yang terjadi diakibatkan oleh kenaikan Indeks subkelompok BPPBM sebesar 0,45 sedangkan subkelompok Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mengalami penurunan sebesar 0,02 persen.
4.
Indeks Harga Konsumen Pedesaan Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi di wilayah perdesaan. Secara regional, Sumatera Barat pada bulan Maret 2015 terjadi deflasi di daerah perdesaan sebesar 0,11 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Terjadinya deflasi di daerah perdesaan merupakan kontribusi dari perubahan indeks pada satu kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan (1,19%), sedangkan 6 lainnya mengalami inflasi makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,87%), kelompok Perumahan (0,55%), kelompok Sandang (0,03%), kelompok kesehatan (0,35%), kelompok kelompok Pendidikan Rekreasi dan Olahraga (0,08%) dan kelompok Transportasi dan Komunikasi (1,23%).
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 23/04/13/Th.XVIII, 1 April 2015
5
Tabel 2 Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Menurut Kelompok Pengeluaran Februari 2015-Maret 2015 (2012=100) IHK Perdesaan Feb 2015
Rincian Pengeluaran (1)
IHK Perdesaan Maret 2015
Inflasi Perdesaan Mar 2015 *)
Laju Inflasi Pedesaan Tahun Kalender **)
Inflasi Pedesaan Tahun ke Tahun ***)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Konsumsi Rumah Tangga
117,65
117,52
-0,11
-3,16
5,29
Bahan Makanan
126,43
124,92
-1,19
-6,83
6,55
Makanan Jadi
111,61
112,58
0,87
2,84
7,28
Perumahan
112,70
113,32
0,55
1,32
3,78
Sandang
108,07
108,10
0,03
0,36
4,27
Kesehatan
110,98
111,37
0,35
1,76
5,25
Pendidikan, Rekreasi & Olahraga
108,33
108,42
0,08
0,40
4,85
Transportasi dan Komunikasi
114,36
115,76
1,23
-8,74
1,14
*) Persentaseperubahan IHK Perdesaan Bulan Maret 2015 terhadap Bulan sebelumnya **) Persentase perubahan IHK Perdesaan Bulan Maret i 2015 terhadap Bulan Desember 2014 ***) Persentase perubahan IHK Perdesaan Bulan Maret 2015 terhadap Bulan Maret 2014
Laju inflasi pedesaan tahun kalender bulan Maret 2015 sebesar -3,16 persen, sedangkan nilai inflasi pedesaan tahun ketahun (year on year) sebesar 5,29 persen. Grafik 2 Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Maret 2013 – Februari 2015 (2012=100) 4
2.57
2.21 2.00
1.00
0.76
0.71
1.31
1.08 0.37
0.29
0.92
0.50
0.09
0.42
-0.13 -0.020.54
0
0.38
-0.05
-0.17
0.04
-0.11
-0.05
Mar-15
Feb-15
Jan-15
Dec-14
Nov-14
Oct-14
Sep-14
Aug-14
Jul-14
Jun-14
May-14
Apr-14
Mar-14
Feb-14
Jan-14
Dec-13
Nov-13
Oct-13
Sep-13
Aug-13
Jul-13
Jun-13
May-13
-2
Apr-13
-0.97
Mar-13
Inflasi Perdesaan
2
Bulan
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 23/04/13/Th.XVIII, 1 April 2015
6
B. PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH MARET 2015 HARGA GABAH (GKP) DI PETANI TURUN 2,01%
Komposisi jumlah observasi dari 98 transaksi harga gabah di tujuh kabupaten di Sumatera Barat selama Maret 2015, didominasi Gabah Kering Panen (GKP) sebesar 100 persen.
Di tingkat petani, harga gabah tertinggi berasal dari gabah kualitas GKP varietas 100 hari yaitu sebesar Rp 5.500,- per kg yang terjadi di Kabupaten Agam. Sedangkan harga terendah berasal dari gabah kualitas GKP varietas Ir 66, yaitu senilai Rp 4.150,00- per kg, terjadi di Kabupaten Pesisir Selatan.
Berbeda dengan bulan sebelumnya, pada bulan Maret 2015 rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani mengalami penurunan sebesar 2,01 persen dari 4.898,43,- per kg (Februari 2015) menjadi Rp 4.799,77,- per kg ( Maret 2015), dan di tingkat penggilingan turun 2,08 persen dari Rp 4.994,90,- per kg ( Februari 2015) menjadi Rp 4.890,78,- per kg ( Maret 2015). Sementara itu, rata – rata harga gabah kualitas rendah dan gabah kualitas GKG tidak dapat dibandingkan.
Survei harga produsen gabah berasal dari 98 observasi di tujuh kabupaten di Sumatera Barat, yaitu: Pesisir Selatan, Solok, Padang Pariaman, Agam, Tanah Datar, Limapuluh Kota, dan Pasaman. Rata-rata harga gabah di tingkat petani bulan Maret dibanding bulan Februari untuk kualitas GKP mengalami penurunan sebesar 2,01 persen Rp 4.898,43 per kg (Februari 2015) menjadi Rp 4.799,77 per kg (Maret 2015). Sementara di tingkat penggilingan harga gabah GKP turun sebesar 2,08 persen dari Rp 4.994,90,per kg (Februari 2015) menjadi Rp 4.890,78,- per kg (Maret 2015). Tabel 3 Jumlah Observasi Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan, Dan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Maret 2015 Kelompok Kualitas
Jumlah Observasi
(1)
HHarga Pembelian Rata-rata HargaP Pemerintah Tkt Penggilingan ( (Rp/Kg) (Rp/Kg) Rata-rata
Harga di Tk Petani (Rp/Kg)
(Rp/kg)
(%)
(7)
(8)
(9)
4.600,00,-
--
--
3.700,00,(Petani)
1.099,77
29,72
3.750,00,(Penggilingan)
1.140,78
30.42
--
--
--
--
--
--
--
--
Terendah
Tertinggi
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
GKG
0 (0,00%)
--
--
--
--
GKP
98 (100%)
4150,00-
0 (0 %)
--
--
--
98 (100,00)
--
--
--
KualitasRendah
Total
5.500,00,-
4.799,77-
Selisih harga kol (5&6) terhadap kol (7)
4890,78,-
Harga gabah kualitas GKP terendah pada Maret 2015 di tingkat petani dijumpai di Kabupaten Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 23/04/13/Th.XVIII, 1 April 2015
7
Pesisir Selatan, yaitu sebesar Rp 4.150,- per kg, sedangkan harga terendah di tingkat penggilingan juga terjadi di Kabupaten Pesisir Selatan, yaitu Rp 4.200,- per kg. Sementara harga tertinggi di tingkat petani terjadi di Kabupaten Agam , yaitu sebesar Rp5.500,00,- per kg Sedangkan harga tertinggi di tingkat penggilingan juga terjadi di Kab Agam yaitu sebesar Rp 5.550,- per kg. Tabel 4 Perbandingan Rata-rata Harga Gabah Kualitas GKP di Sumatera Barat Januari 2015 s/d Maret 2015 Tingkat Penggilingan (Rp/Kg) No.
Kabupaten
Jan.’15
Feb.’15
Tingkat Petani (Rp/Kg)
% Perubahan Bulan Mar. 2015 thdp.Feb 2015
Mar.’15
Jan.’15
Feb.’15
% Perubahan Bulan Mar. 2015 thdp.Feb. 2015
Mar.’15
(2)
(5)
(5)
(5)
(6)
(8)
(9)
(9)
(10)
1
Pes, Selatan
5.585,52
4.858,11
4.521,96
-6,92
5.541,90
4.799,22
4.461,11
-7,05
2
Solok
5.783,27
5.407,87
5.284,71
-2,28
5.626,60
5.286,13
5.181,86
-1,97
3
Tanah Datar
5.804,74
5.134,27
4.966,27
-3,27
5.754,74
5.084,27
4.916,27
-3,30
4
Pdg, Prmn.
5.410,19
4.916,90
4.975,00
-9,12
5.297,69
4.804,40
4.862,50
1,21
5
Agam
5.910,00
5.107,50
5.077,00
1,18
5.777,27
5.005,00
5.010,00
0,10
6
50 Kota
5.609,00
4.958,00
4.900,00
-1,17
5.453,33
4.836,67
4.773,33
-1,31
7
Pasaman
4.668,33
4.581,67
4.510,00
-1,56
4.568,33
4.473,33
4.393,33
-1,79
5.538,72
4.994,90
4.890,78
-2,08
5.431,41
4.898,43
4.799,77
-2,01
(1)
Sumbar
Grafik 3 Rata-rata Harga Gabah Kualitas GKP di Tingkat Penggilingan Dan HPP Sumatera Barat Mar 2013 – Mar 2015 5795.8
5800 5300
Rata-rata Harga (Rp/Kg)
4656.8
4800 4300 3800
4432.4 4159.89 4040.5
3960.2
4593.5
4155.1
5538.7
4981.4
4912.7
4698.9
4966.1 5127.0
4994.9
4579.2 4584.4 4609.1
4649.5
4890.8
4681.0
4266.0
4104.4
4059.2
4001.4
3300 2800 2300
Mar-15
Feb-15
Jan-15
Dec-14
Nov-14
okt-14
Sep-14
Aug-14
Jul-14
Jun-14
May-14
Apr-14
Mar-14
Feb-14
Jan-14
Dec-13
Nov-13
Oct-13
Sep-13
Aug-13
Jul-13
Jun-13
May-13
Apr-13
Mar-13
1800
Bulan HPP GKP
GPP
Berdasarkan Inpres No. 5 Tahun 2015 tentang Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah, telah ditetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang baru yang berlaku sejak tanggal 17 Maret 2015, yaitu untuk gabah kualitas GKP sebesar Rp 3.700,00,- per kg di tingkat petani dan Rp 3.750,00,- per kg di tingkat penggilingan, sedangkan HPP untuk gabah kualitas GKG sebesar Rp4.600,00,- per kg di tingkat penggilingan. Pada pemantauan bulan Maret 2015 tidak ditemukan kasus harga gabah yang berada di bawah HPP. Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 23/04/13/Th.XVIII, 1 April 2015
8
Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat Informasi lebih lanjut hubungi:
Azwir, S.Si Kepala Bidang Statistik Distribusi JlKhatibSulaiman No.48 Padang 25135 Telp. (0751)442158,442159 Homepage : http://sumbar.bps.go.id Email :
[email protected]
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 23/04/13/Th.XVIII, 1 April 2015
9