No. 11/02/51/Th. X, 1 Februari 2016
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. JANUARI 2016, NTP BALI TURUN 0,16 PERSEN
Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali bulan Januari 2016 tercatat mengalami penurunan sebesar 0,16 persen, dari 105,13 pada bulan Desember 2015, menjadi 104,96. Dari sisi indeks yang diterima petani (It), tercatat kenaikan sebesar 0,65 persen, dari 125,48 di bulan sebelumnya menjadi 126,30. Sementara dari sisi indeks yang dibayar petani (Ib), tercatat kenaikan sebesar 0,81 persen, dari 119,36 menjadi 120,33.
Pada bulan Januari 2016, dari lima subsektor, tercatat hanya satu yang mengalami kenaikan NTP, yaitu Subsektor Hortikultura sebesar 1,33 persen. Sedangkan subsektor lainnya mengalami mengalami penurunan, yaitu Subsektor Tanaman Pangan, Perkebunan Rakyat, Peternakan dan Perikanan masingmasing sebesar 0,68 persen, 0,75 persen, 0,48 persen dan 0,25 persen.
NTP Nasional bulan Januari 2016 mencapai 102,55, mengalami penurunan sebesar 0,27 persen terhadap bulan sebelumnya. Penurunan ini secara umum didorong oleh indeks harga yang diterima petani (It) yang naik sebesar 0,35 persen, lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan harga yang dibayar petani (Ib) sebesar 0,63 persen.
Berdasarkan Indeks Harga Konsumen Perdesaan (IHKP) Januari 2016, daerah pedesaan di Bali tercatat inflasi sebesar 1,01 persen. Sedangkan secara nasional daerah perdesaan juga mengalami inflasi, yaitu 0,83 persen.
Bulan Januari 2016, tercatat inflasi perdesaan hampir terjadi di seluruh provinsi di Indonesia, kecuali Provinsi Gorontalo, Sulawesi Utara dan Papua yang mengalami deflasi masing-masing sebesar 0,33 persen, 0,11 persen, dan 0,08 persen. Inflasi tertinggi tercatat di Provinsi Jawa Timur sebesar 1,44 persen dan inflasi terendah tercatat di Provinsi Jambi sebesar 0,04.
NTP (Farmers Term of Trade) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian terhadap barang dan jasa yang diperlukan petani untuk konsumsi rumahtangganya maupun untuk biaya produksi produk pertanian. Nilai Tukar Petani (NTP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase). Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Pada bulan Januari 2016 Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali tercatat mengalami penurunan sebesar 0,16 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 105,13, menjadi 104,96. Dari sisi indeks yang diterima petani (It), tercatat kenaikan sebesar 0,65 persen, dari 125,48 di bulan
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 11/02/51/Th. X, 1 Februari 2016
1
sebelumnya menjadi 126,30. Sementara dari sisi indeks yang dibayar petani (Ib), tercatat kenaikan sebesar 0,81 persen, dari dari 119,36 menjadi 120,33.
1. a.
NTP Subsektor Subsektor Tanaman Pangan (Padi & Palawija/NTP-P)
NTP Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) ada bulan Januari 2016 kembali mengalami penurunan dibandingkan dengan bulan sebelumya, yaitu dari 100,48 menjadi 99,81 atau turun sebesar 0,68 persen. Subsektor tanaman pangan kembali mengalami penurunan NTP, bahkan berada dibawah nilai 100, yang berarti nilai yang diterima dari hasil pertanian tanaman pangannya tidak mampu mencukupi kebutuhan konsumsi rumah tagga dan biaya produksinya. Indeks harga yang diterima petani (It) pada subsektor Tanaman Pangan naik sebesar 0,32 persen. Kenaikan ini terjadi pada kelompok Padi sebesar 1,07 persen , sementara kelompok palawija mengalami penurunan sebesar 1,81 persen. Di sisi lain, indeks harga yang dibayar petani (Ib) tercatat mengalami kenaikan yang lebih besar dari pada It, yaitu sebesar 1,00 persen. Kenaikan pada Ib dipengaruhi oleh naiknya Indeks Harga Konsumsi Rumah Tangga (IHKP) dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) masing-masing sebesar 1,11 persen dan 0,49 persen.
b.
Subsektor Hortikultura (NTP-H)
NTP Subsektor Hortikultura (NTP-H) merupakan satu-satunya subsektor yang mengalami kenaikan pada bulan Januari 2016, yait sebesar 1,33 persen dari 103,05 pada bulan lalu menjadi 104,41. Kenaikan ini terjadi karena indeks yang diterima petani (It) mengalami kenaikan sebesar 2,17 persen, sementara indeks harga yang harus dibayar oleh petani (Ib) mengalami kenaikan lebih kecil, yaitu sebesar 0,83 persen. Kenaikan yang terjadi pada It dipengaruhi oleh naiknya harga pada semua kelompok, yaitu sayur-sayuran 2,02 persen, buah-buahan 2,25 persen, dan tanaman obat 0,44 persen. Secara umum, beberapa komoditas yang memberikan andil kenaikan pada It, antara lain jeruk, pisang, cabai merah, tomat, dan cabai rawit. Sementara itu, kenaikan yang terjadi pada Ib disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,97 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,42 persen.
c.
Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr)
NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr) pada bulan Januari 2016 tercatat turun sebesar 0,75 persen dari 100,63 menjadi 99,88. Secara umum, penurunan NTP-Pr dipicu oleh naiknya indeks yang diterima petani (It) sebesar 0,04 persen, sedangkan indeks yang dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan lebih besar, yaitu 0,80 persen. Beberapa komoditas perkebunan yang memberikan andil atas naiknya It di subsektor ini yaitu kakao, kelapa, cengkeh dan buah aren/enau. Di sisi lain, kenaikan pada Ib dipengaruhi oleh indeks konsumsi rumah tangga dan indeks BPPBM yang mengalami kenaikan masing-masing sebesar 0,97 persen dan 0,18 persen.
2
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 11/02/51/Th. X, 1 Februari 2016
Tabel 1 Nilai Tukar Petani Provinsi Bali dan Perubahannya Menurut Subsektor Desember 2015 - Januari 2016 (2012=100) Subsektor (1)
Bulan Desember 2015
Persentase Januari 2016
Perubahan
(2)
(3)
(4)
1. Tanaman Pangan (NTP-P)
100.48
99.81
-0.68
a. Indeks Diterima Petani
123.40
123.80
0.32
- Padi
122.32
123.63
1.07
- Palawija
126.58
124.29
-1.81
122.81
124.04
1.00
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
123.88
125.25
1.11
b. Indeks Dibayar Petani - Indeks BPPBM
117.84
118.42
0.49
2. Hortikultura (NTP-H)
103.05
104.41
1.33
a. Indeks Diterima Petani
123.93
126.62
2.17
- Sayur-sayuran
135.02
137.75
2.02
- Buah-buahan
118.98
121.66
2.25
- Tanaman Obat
125.60
126.15
0.44
b. Indeks Dibayar Petani
120.27
121.26
0.83
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
122.76
123.94
0.97
- Indeks BPPBM
113.51
113.99
0.42
3. Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr)
100.63
99.88
-0.75
a. Indeks Diterima Petani
120.07
120.13
0.04
120.07
120.13
0.04
119.32
120.27
0.80
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
123.13
124.33
0.97
- Indeks BPPBM
107.91
108.10
0.18
4. Peternakan (NTP-Pt)
113.53
112.98
-0.48
a. Indeks Diterima Petani
131.93
132.19
0.19
- Ternak Besar
135.51
136.03
0.38
- Ternak Kecil
131.08
129.36
-1.31
- Unggas
129.21
130.47
0.98
- Hasil Ternak
116.72
118.39
1.43
- Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) b. Indeks Dibayar Petani
b. Indeks Dibayar Petani
116.21
117.00
0.68
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
123.32
124.52
0.97
- Indeks BPPBM
109.99
110.41
0.38
5. Perikanan (NTP-Pi)
102.16
101.90
-0.25
a. Indeks Diterima Petani
123.97
124.53
0.45
- Tangkap
134.33
135.04
0.53
- Budidaya
108.60
108.95
0.32
b. Indeks Dibayar Petani
121.35
122.20
0.70
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
126.53
128.28
1.38
- Indeks BPPBM
111.72
110.67
-0.94
NTP Gabungan
105.13
104.96
-0.16
a. Indeks Diterima Petani
125.48
126.30
0.65
b. Indeks Dibayar Petani
119.36
120.33
0.81
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
123.31
124.56
1.01
- Indeks BPPBM
112.09
112.49
0.35
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 11/02/51/Th. X, 1 Februari 2016
3
d.
Subsektor Peternakan (NTP-Pt)
Subsektor Peternakan terdiri atas ternak besar, ternak kecil, unggas, dan hasil ternak. NTP Subsektor Peternakan (NTP-Pt) bulan Januari 2016 mengalami penurunan, sebesar 0,48 persen, yaitu dari 113,53 menjadi 112,98. Secara umum penurunan ini disebabkan oleh indeks harga yang diterima petani (It) naik sebesar 0,19 persen, sementara indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan yang lebih besar, yaitu 0,68 persen. Terjadinya kenaikan It dipicu oleh naiknya harga di hampir semua kelompok, kecuali ternak kecil. Kelompok ternak besar naik sebesar 0,38 persen sedangkan kelompok unggas dan hasil ternak naik masing-masing sebesar 0,98 persen dan 1,43 persen. Sebaliknya kelompok ternak kecil mengalami penurunan sebesar 1,31 persen. Secara umum, komoditas peternakan yang mengalami kenaikan harga, yaitu sapi potong, ayam ras pedaging, telur ayam ras, dan telur ayam buras. Di sisi lain, kenaikan pada Ib dipicu oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga dan indeks BPPBM masing-masing sebesar 0,97 persen dan 0,38 persen.
e.
Subsektor Perikanan (NTP-Pi)
Subsektor Perikanan mencakup kegiatan perikanan tangkap dan budidaya perikanan. Pada bulan Januari 2016, NTP Subsektor Perikanan juga mengalami penurunan, yaitu sebesar 0,25 persen, dari 102,16 menjadi 101,90. Penurunan ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) mengalami kenaikan sebesar 0,45 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan sebesar 0,70 persen. Kenaikan It dipicu oleh naiknya harga-harga pada kelompok perikanan tangkap dan budidaya perikanan masing-masing sebesar 0,53 persen dan 0,32 persen. Secara umum, beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga, antara lain rumput laut, udang, nila, cumicumi dan kerapu. Sementara itu, kenaikan pada Ib didorong oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 1,38 persen sebaliknya indeks BPPBM turun sebesar 0,94 persen.
2.
Perbandingan Terhadap Angka Nasional
Pada bulan Januari 2016, NTP gabungan secara nasional mengalami penurunan sebesar 0,27 persen. Secara umum, penurunan tersebut terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) nasional mengalami kenaikan sebesar 0,35 persen, lebih rendah daripada kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) sebesar 0,63 persen. Jika dibandingkan dengan NTP Gabungan secara nasional, NTP Bali masih berada di atas NTP Gabungan secara nasional. Tabel 2 Nilai Tukar Petani Provinsi Bali dan Nasional serta Persentase Perubahannya, Desember 2015 - Januari 2016 (2012=100) Provinsi Bali
Indeks
Desember 2015
Januari 2016
%
Desember 2015
Januari 2016
%
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Indeks yang Diterima Petani
125.48
126.30
0.65
124.87
125.31
0.35
Indeks yang Dibayar Petani
119.36
120.33
0.81
121.43
122.20
0.63
NTP
105.13
104.96
-0.16
102.83
102.55
-0.27
(1)
4
Nasional
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 11/02/51/Th. X, 1 Februari 2016
3.
Perbandingan NTP di Jabalnusra
Pada bulan Januari 2016, dari sembilan provinsi di Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara (Jabalnusra), Secara umum, NTP di Jabalnusra tercatat mengalami penurunan, yaitu di Provinsi Jawa Tengah (-0,50 persen), Jawa Timur (-0,22 persen), Banten (-0,78 persen), Bali (-0,16 persen), NTB (0,65 persen) dan NTT (-0,97 persen). Sementara itu, NTP di DKI Jakarta, Jawa Barat dan Yogyakarta mengalami kenaikan, masing-masing sebesar 0,54 persen, 0,27 persen, dan 0,58 persen. NTP di Jabalnusra lebih lengkap disajikan pada tabel 3 dibawah ini. Tabel 3 Nilai Tukar Petani Antar Provinsi di Jabalnusra Desember 2015 - Januari 2016 (2012=100) Provinsi
Persentase
Desember 2015
Januari 2016
Perubahan
(2)
(3)
(4)
DKI Jakarta
98.77
99.30
0.54
Jawa Barat
107.24
107.54
0.27
Jawa Tengah
102.03
101.52
-0.50
Yogyakarta
103.34
103.94
0.58
Jawa Timur
106.13
105.90
-0.22
Banten
107.45
106.61
-0.78
Bali
105.13
104.96
-0.16
NTB
106.22
105.53
-0.65
NTT
102.69
101.69
-0.97
(1)
4.
Bulan
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP)
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) dari komponen Ib, NTUP dapat lebih mencerminkan margin usaha pertanian, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Berbeda dengan kondisi NTP yang mengalami penurunan, NTUP Januari 2016 tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,30 persen, dari 111,94 pada bulan sebelumnya menjadi 112,28. Hal ini menunjukkan bahwa penurunan NTP Januari 2016 di Bali dominan dipengaruhi oleh meningkatnya indeks harga konsumsi rumah tangga petani. Kenaikan NTUP terjadi pada Subsektor Hortikultura dan Perikanan masing-masing sebesar 1,74 persen dan 1,40 persen. Sedangkan Subsektor Tanaman Pangan mengalami penurunan sebesar 0,17 persen, Tanaman Perkebunan Rakyat 0,14 persen dan Peternakan 0,19 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 11/02/51/Th. X, 1 Februari 2016
5
Tabel 4 Nilai Tukar Usaha Pertanian per Subsektor dan Persentase Perubahannya, Desember 2015 - Januari 2016 (2012 = 100)
Januari 2016
Persentase Perubahan
(2)
(3)
(4)
1. Tanaman Pangan
104.72
104.55
-0.17
2. Hortikultura
109.19
111.08
1.74
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
111.28
111.12
-0.14
4. Peternakan
119.95
119.72
-0.19
5. Perikanan
110.96
112.52
1.40
a Perikanan Tangkap
117.24
119.63
2.04
b. Perikanan Budidaya
101.04
101.44
0.40
111.94
112.28
0.30
(1)
Gabungan
5.
Bulan Desember 2015
Subsektor
Indeks Harga Konsumen Perdesaan
Indeks Harga Konsumen Perdesaan (IHKP) dapat ditunjukkan oleh Indeks Harga Konsumsi Rumahtangga Petani yang merupakan komponen dalam Indeks Harga yang Dibayar Petani. IHK perdesaan terdiri dari 7 (tujuh) kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan, kelompok makanan jadi, kelompok perumahan, kelompok sandang, kelompok kesehatan, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga, serta kelompok transportasi dan komunikasi. Perubahan IHK perdesaan mencerminkan angka inflasi/deflasi di wilayah perdesaan. Secara nasional terjadi inflasi perdesaan sebesar 0,83 persen. Berdasarkan pengamatan IHK perdesaan pada bulan Januari 2016, terjadi inflasi hampir di semua provinsi, kecuali Gorontalo, Sulawesi Utara dan Papua. Inflasi perdesaan tertinggi terjadi di Jawa Timur, yaitu sebesar 1,44 persen dan inflasi terendah terjadi di Jambi sebesar 0,04 persen. Grafik 1 Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan (IHKP) Menurut Provinsi di Indonesia, Januari 2016
Pada Januari 2016, Provinsi Bali mengalami inflasi perdesaan sebesar 1,01 persen yang disebabkan oleh naiknya harga di semua kelompok komoditas, kecuali Transportasi dan Komunikasi. 6
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 11/02/51/Th. X, 1 Februari 2016
Inflasi tertinggi tercatat di kelompok bahan makanan mencapai 2,22 persen. Sementara itu kelompok komoditas makanan jadi, perumahan, sandang, kesehatan, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga tercatat mengalami kenaikan masing-masing sebesar 1,13 persen, 0,33 persen, 0,78 persen, 0,67 persen, dan 0,33 persen. Sedangkan kelompok transportasi dan komunikasi tercatat mengalami penurunan sebesar 1,22 persen. Secara umum, komoditas penyumbang inflasi pada bulan Januari 2016, antara lain bawang merah, cabai rawit, bawang putih, daging ayam ras, telur ayam ras, dan cabai merah. Selanjutnya persentase perubahan indeks harga konsumen perdesaan menurut kelompok komoditas dapat dilihat pada table 5. Tabel 5 Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Provinsi Bali dan Nasional, Januari 2016 Kelompok
Perubahan IHK Perdesaan (%) Bali
Nasional
(2)
(3)
Bahan Makanan
2.22
1.60
Makanan Jadi
1.13
0.93
Perumahan
0.33
0.40
Sandang
0.78
0.39
Kesehatan
0.67
0.53
Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga
0.33
0.33
Transportasi dan Komunikasi
-1.22
-1.28
Gabungan
1.01
0.83
(1)
B. HARGA GABAH BULAN JANUARI 2016 NAIK
Berdasarkan hasil pemantauan harga gabah bulan Januari 2016, tercatat rata-rata harga gabah pada kualitas kering panen (GKP) di tingkat petani mengalami kenaikan sebesar 1,71 persen dibandingkan bulan Desember 2015, sedangkan di tingkat penggilingan naik sebesar 1,84 persen.
Rata-rata harga gabah kualitas GKP pada bulan Januari 2016 masih berada diatas HPP yaitu sebesar Rp 4.816,54 per kg di tingkat petani dan Rp 4.890,96 per kg di tingkat penggilingan.
Transaksi Gabah Kering Panen (GKP) dengan harga tertinggi di tingkat petani tercatat di Kabupaten Klungkung dan Tabanan sebesar Rp 5.000,00 per kg untuk varietas Ciherang, sementara transaksi terendah tercatat di Kabupaten Gianyar dengan harga Rp 4.350,00/Kg untuk varietas yang sama.
Berdasarkan hasil pencatatan harga gabah di 7 kabupaten, yaitu Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar, Klungkung, Karangasem dan Buleleng selama bulan Januari 2016, harga gabah (GKP) di tingkat petani mengalami kenaikan sebesar 1,71 persen, dari Rp 4.735,63 per kg pada bulan sebelumnya menjadi Rp 4.816,54 per kg. Sementara itu, rata-rata harga GKP di tingkat penggilingan naik sebesar 1,84 persen dari Rp 4.802,57 per kg menjadi Rp 4.890,96 per kg. Transaksi Gabah Kering Panen (GKP) dengan harga tertinggi di tingkat petani tercatat di Kabupaten Klungkung dan Tabanan Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 11/02/51/Th. X, 1 Februari 2016
7
sebesar Rp 5.000,00 per kg untuk varietas Ciherang, sementara transaksi terendah tercatat di Kabupaten Gianyar dengan harga Rp 4.350,00/Kg untuk varietas yang sama. Grafik 2 Perkembangan Rata-rata Harga Gabah (GKP) di Tingkat Petani dan Penggilingan Provinsi Bali Januari 2015 Januari 2016
Tk. Petani
Tk. Penggilingan
HPP Tk. Petani
Jan '16
Des '15
Nov '15
Okt '15
Sep '15
Ags '15
Jul '15
Jun '15
Mei '15
Apr '15
Mar '15
Feb '15
Jan '15
5,000.00 4,800.00 4,600.00 4,400.00 4,200.00 4,000.00 3,800.00 3,600.00 3,400.00 3,200.00 3,000.00
HPP Tk. Penggilingan
Tabel 6 Perkembangan Rata-rata Harga Gabah (GKP) di Tingkat Petani dan Penggilingan Provinsi Bali Januari 2015 Januari 2016 No
Bulan
Harga di Tingkat Petani (Rp/Kg)
Perubahan (%)
Harga di Tingkat Penggilingan (Rp/Kg)
Perubahan (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1
Januari 2015
4,341.58
3.79
4,414.58
3.66
2
Februari 2015
4,419.29
1.79
4,486.79
1.64
3
Maret 2015
4,310.36
-2.46
4,456.36
-0.68
4
April 2015
3,785.53
-12.18
3,857.96
-13.43
5
Mei 2015
3,797.24
0.31
3,861.71
0.10
6
Juni 2015
4,161.03
9.58
4,217.76
9.22
7
Juli 2015
4,281.91
2.90
4,349.42
3.12
8
Agustus 2015
4,363.01
1.89
4,424.41
1.72
9
September 2015
4,515.38
3.49
4,622.89
4.49
10
Oktober 2015
4,642.89
2.82
4,709.09
1.86
11
Nopember 2015
4,654.41
0.25
4,727.68
0.39
12
Desember 2015
4,735.63
1.74
4,802.57
1.58
13
Januari 2016
4,816.54
1.71
4,890.96
1.84
*) HPP GKP (Mulai Maret 2015) Rp 3.700,00/kg di tingkat petani Rp 3.750,00/kg di tingkat penggilingan
8
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 11/02/51/Th. X, 1 Februari 2016
Tabel 7 Perkembangan Inflasi Perdesaan Bulanan dan Kumulatif Provinsi Bali dan Nasional Tahun 2014 2015 Tahun
Bali
Nasional
Bulanan
Kumulatif
Bulanan
Kumulatif
(2)
(3)
(4)
(5)
Januari
0.88
0.88
1.16
1.16
Februari
0.32
1.20
0.45
1.62
Maret
0.42
1.63
0.19
1.81
April
0.05
1.68
-0.05
1.76
Mei
0.39
2.07
0.23
1.99
Juni
0.36
2.44
0.74
2.74
Juli
0.56
3.01
0.82
3.58
Agustus
0.49
3.51
0.37
3.96
September
0.49
4.02
0.45
4.43
Oktober
0.24
4.27
0.43
4.88
November
1.52
5.85
1.49
6.41
Desember
2.85
8.86
2.72
9.30
Januari
-0.90
-0.90
-0.03
-0.03
Februari
-0.53
-1.42
-0.73
-0.76
Maret
0.88
-0.55
0.48
-0.29
April
0.25
-0.30
0.21
-0.08
Mei
-0.20
-0.49
0.60
0.52
Juni
0.17
-0.32
0.82
1.35
Juli
0.64
0.31
0.89
2.24
Agustus
0.64
0.96
0.47
2.72
September
0.52
1.48
-0.02
2.70
Oktober
-0.02
1.46
-0.04
2.66
November
0.41
1.88
0.43
3.10
Desember
1.08
2.98
1.14
4.28
1.01
1.01
0.83
0.83
(1)
2014
2015
2016 Januari
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 11/02/51/Th. X, 1 Februari 2016
9
Informasi lebih lanjut hubungi: I Gede Nyoman Subadri, S.E. Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Provinsi Bali Telepon: 0361-238159, Fax: 0361-238162 E-mail:
[email protected]