BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 21/04/12/Thn. XX, 3 April 2017
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI SUMATERA UTARA MARET 2017 SEBESAR 99,77
Pada Maret 2017, NTP Provinsi Sumatera Utara (2012=100) tercatat sebesar 99,77 atau turun 0,03 persen dibandingkan dengan NTP Februari 2017 sebesar 99,80.
Penurunan NTP Maret 2017 disebabkan oleh turunnya NTP pada subsektor Tanaman Pangan (Padi dan Palawija) sebesar 0,41 persen, subsektor Hortikultura sebesar 0,07 persen, subsektor Peternakan sebesar 0,27 persen, dan subsektor Perikanan sebesar 0,52 persen. Sedangkan NTP subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik sebesar 0,46 persen.
Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi perdesaan. Pada Maret 2017, terjadi inflasi perdesaan di Sumatera Utara sebesar 0,18 persen. Hal ini disebabkan oleh kenaikan indeks pada lima kelompok konsumsi rumahtangga yaitu indeks kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,43 persen, indeks kelompok perumahan sebesar 1,36 persen, indeks kelompok sandang sebesar 0,19 persen, indeks kelompok kesehatan sebesar 0,34 persen, dan indeks kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga sebesar 0,05 persen. Sedangkan, indeks kelompok bahan makanan turun sebesar 0,07 persen, dan indeks kelompok transportasi dan komunikasi turun sebesar 0,34 persen.
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Sumatera Utara Maret 2017 sebesar 107,40 atau turun 0,10 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya.
1. NILAI TUKAR PETANI (NTP) Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani, begitu juga sebaliknya. Berdasarkan pemantauan harga-harga perdesaan di Provinsi Sumatera Utara pada Maret 2017, NTP Provinsi Sumatera Utara turun 0,03 persen dibanding Februari 2017, yaitu dari 99,80 menjadi 99,77. Terjadinya penurunan NTP pada Maret 2017 disebabkan oleh kenaikan indeks harga hasil produksi pertanian lebih rendah jika dibandingkan dengan kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian. Penurunan NTP Maret 2017 disebabkan oleh turunnya NTP pada subsektor Tanaman Pangan (Padi dan Palawija) sebesar 0,41 persen, subsektor Hortikultura sebesar 0,07 persen, subsektor Peternakan sebesar 0,27 persen, dan subsektor Perikanan sebesar 0,52 persen. Sedangkan NTP subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik sebesar 0,46 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 21/04/12/Thn. XX, 3 April 2017
1
Tabel 1 Nilai Tukar Petani Provinsi Sumatera Utara per Subsektor, Februari 2017 - Maret 2017 (2012=100)
Subsektor
Februari 2017
Maret 2017
Persentase Perubahan
(1)
(2)
(3)
(4)
a. Nilai Tukar Petani Padi & Palawija (NTPP)
94,94
94,55
-0,41
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
123,32
123,12
-0,17
- Padi
125,70
125,50
-0,16
- Palawija
117,75
117,53
-0,19
129,90
130,21
0,24
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
132,74
133,02
0,21
- Indeks BPPBM
120,99
121,41
0,35
a. Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH)
95,01
94,94
-0,07
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
122,41
122,59
0,15
- Sayur-sayuran
118,86
116,92
-1,64
- Buah-buahan
126,92
129,67
2,17
- Tanaman Obat
107,05
104,80
-2,10
128,84
129,13
0,22
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
131,43
131,72
0,22
- Indeks BPPBM
117,30
117,59
0,24
a. Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR)
99,20
99,66
0,46
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
129,13
130,01
0,68
129,13
130,01
0,68
130,17
130,45
0,21
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
131,92
132,17
0,19
- Indeks BPPBM
120,77
121,19
0,35
a. Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPT)
111,33
111,02
-0,27
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
136,50
136,23
-0,20
- Ternak Besar
142,97
142,74
-0,16
- Ternak Kecil
129,14
128,91
-0,18
- Unggas
120,63
119,72
-0,75
- Hasil Ternak
118,19
118,39
0,16
122,62
122,71
0,08
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
131,65
131,78
0,10
- Indeks BPPBM
114,66
114,72
0,05
1. Tanaman Pangan (Padi & Palawija)
c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
2. Hortikultura
c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
- Tanaman Perkebunan Rakyat c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
4. Peternakan
c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
2
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 21/04/12/Th. XX, 3 April 2017
Tabel 1 (lanjutan)
Subsektor Subsektor
Februari 2017 Februari 2017
Maret 2017 Maret 2017
Persentase Perubahan
(1)
(2)
(3)
(4)
a. Nilai Tukar Nelayan dan Pembudidayaan Ikan (NTNP)
103,11
102,57
-0,52
b. Indeks Harga yang Diterima Nelayan dan Pembudidayaan Ikan (It)
128,31
127,78
-0,42
c. Indeks Harga yang Dibayar Nelayan dan Pembudidayaan Ikan (Ib)
124,44
124,57
0,10
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
129,56
129,82
0,20
- Indeks BPPBM
118,58
118,58
0,00
a. Nilai Tukar Nelayan (NTN)
109,25
108,35
-0,82
b. Indeks Harga yang Diterima Nelayan (It)
135,87
134,95
-0,68
- Penangkapan Perairan Umum
113,77
116,03
1,98
- Penangkapan Laut
136,10
135,15
-0,70
124,37
124,55
0,14
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
129,62
129,88
0,20
- Indeks BPPBM
116,70
116,76
0,05
a. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi)
96,94
96,76
-0,18
b. Indeks Harga yang Diterima Pembudidaya Ikan (It)
120,70
120,56
-0,12
- Budidaya Air Tawar
124,52
124,49
-0,03
- Budidaya Laut
103,02
101,97
-1,02
- Budidaya Air Payau
101,76
103,02
1,24
124,51
124,60
0,07
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
129,50
129,76
0,20
- Indeks BPPBM
120,47
120,41
-0,05
5. Perikanan
5.1. Perikanan Tangkap
c. Indeks Harga yang Dibayar Nelayan (Ib)
5.2. Perikanan Budidaya
c. Indeks Harga yang Dibayar Pembudidaya Ikan (Ib)
Gabungan/Provinsi Sumatera Utara a. Nilai Tukar Petani (NTP)
99,80
99,77
-0,03
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
127,98
128,19
0,16
c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
128,23
128,48
0,19
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
131,95
132,19
0,18
- Indeks BPPBM
119,04
119,36
0,27
a. Nilai Tukar Petani (NTP)
99,71
99,69
-0,02
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
127,97
128,20
0,18
c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
128,34
128,60
0,20
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
132,02
132,26
0,18
- Indeks BPPBM
119,05
119,38
0,28
Gabungan/Provinsi Sumatera Utara tanpa Perikanan
BPPBM = Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 21/04/12/Thn. XX, 3 April 2017
3
2. INDEKS HARGA YANG DITERIMA PETANI (IT) Indeks harga yang diterima petani (It) dari kelima subsektor menunjukkan fluktuasi harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada Maret 2017, It Provinsi Sumatera Utara mengalami kenaikan sebesar 0,16 persen dibandingkan dengan It Februari 2017, yaitu dari 127,98 menjadi 128,19. Kenaikan It terjadi pada dua subsektor, yaitu subsektor tanaman hortikultura sebesar 0,15 persen, dan subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,68 persen. Sedangkan tiga subsektor yang mengalami penurunan It, yaitu subsektor tanaman pangan (padi & palawija) sebesar 0,17 persen, subsektor peternakan sebesar 0,20 persen, dan subsektor perikanan sebesar 0,42 persen.
3. INDEKS HARGA YANG DIBAYAR PETANI (IB) Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan khususnya para petani, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada Maret 2017, Ib Provinsi Sumatera Utara mengalami kenaikan sebesar 0,19 persen jika dibandingkan dengan Ib Februari 2017, yaitu dari 128,23 menjadi 128,48. Kenaikan Ib terjadi pada semua subsektor, yaitu subsektor tanaman pangan (padi & palawija) sebesar 0,24 persen, subsektor hortikultura sebesar 0,22 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,21 persen, subsektor peternakan sebesar 0,08 persen. dan subsektor perikanan sebesar 0,10 persen. Tabel 2 Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016 – 2017 (2012=100) Tahun/Bulan (1)
2016 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Rata–rata 2016 2017 Januari Februari Maret
4
It Indeks (2)
Ib % Perub (3)
Indeks (4)
NTP
% Perub (5)
(6)
% Perub (7)
121,58 121,87 122,60 123,89 124,58 123,60 123,46 124,10 126,56 127,97 128,46 129,65 124,86
-0,94 0,24 0,60 1,05 0,56 -0,79 -0,11 0,52 1,98 1,12 0,38 0,92
122,32 122,83 123,63 122,91 123,46 123,80 124,61 124,98 125,57 126,36 127,41 127,66 124,63
0,28 0,42 0,65 -0,58 0,44 0,28 0,65 0,30 0,47 0,63 0,83 0,19
99,39 99,21 99,17 100,80 100,91 99,84 99,08 99,29 100,79 101,28 100,83 101,56 100,19
-1,22 -0,18 -0,04 1,64 0,11 -1,06 -0,76 0,22 1,50 0,49 -0,45 0,73
128,74 127,98 128,19
-0,70 -0,59 0,16
128,32 128,23 128,48
0,52 -0,07 0,19
100,33 99,80 99,77
-1,21 -0,52 -0,03
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 21/04/12/Th. XX, 3 April 2017
4. NTP SUBSEKTOR 4.1. Subsektor Tanaman Pangan/Padi & Palawija (NTPP) Pada Maret 2017, NTPP mengalami penurunan sebesar 0,41 persen, dan hal ini karena perubahan It (-0,17%) lebih rendah dibandingkan perubahan pada Ib (0,24%). Perubahan yang terjadi pada It karena indeks kelompok padi turun sebesar 0,16 persen yaitu dari 125,70 menjadi 125,50 dan indeks kelompok palawija turun sebesar 0,19 persen yaitu dari 117,75 menjadi 117,53. Di sisi lain, perubahan kenaikan pada Ib terjadi karena perubahan pada indeks konsumsi rumah tangga (IKRT) naik sebesar 0,21 persen dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) naik sebesar 0,35 persen.
4.2. Subsektor Hortikultura (NTPH) Pada Maret 2017, NTPH mengalami penurunan sebesar 0,07 persen, dan hal ini karena perubahan It (0,15%) lebih rendah dibandingkan perubahan pada Ib (0,22%). Perubahan yang terjadi pada It karena indeks kelompok sayur-sayuran turun sebesar 1,64 persen yaitu dari 118,86 menjadi 116,92, dan indeks kelompok tanaman obat turun sebesar 2,10 persen yaitu dari 107,05 menjadi 104,80. Sedangkan indeks kelompok buah-buahan naik sebesar 2,17 persen yaitu dari 126,92 menjadi 129,67. Di sisi lain, perubahan kenaikan pada Ib karena perubahan IKRT naik sebesar 0,22 persen dan indeks BPPBM naik sebesar 0,24 persen.
4.3. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) Pada Maret 2017, NTPR mengalami kenaikan sebesar 0,46 persen, dan hal ini karena perubahan It (0,68%) lebih tinggi dibandingkan perubahan pada Ib (0,21%). Perubahan yang terjadi pada It karena indeks kelompok tanaman perkebunan rakyat naik sebesar 0,68 persen yaitu dari 129,13 menjadi 130,01. Di sisi lain, perubahan kenaikan pada Ib karena perubahan IKRT naik sebesar 0,19 persen dan indeks BPPBM naik sebesar 0,35 persen.
4.4. Subsektor Peternakan (NTPT) Pada Maret 2017, NTPT mengalami penurunan sebesar 0,27 persen, dan hal ini karena perubahan It (-0,20%) lebih rendah dibandingkan perubahan pada Ib (0,08%). Penurunan yang terjadi pada It karena indeks kelompok ternak besar turun sebesar 0,16 persen, indeks kelompok ternak kecil sebesar 0,18 persen, dan indeks kelompok unggas sebesar 0,75 persen. Sedangkan indeks kelompok hasil ternak naik sebesar 0,16 persen, Di sisi lain, perubahan kenaikan pada Ib karena perubahan IKRT naik sebesar 0,10 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,05 persen.
4.5. Subsektor Perikanan (NTNP) Pada Maret 2017, NTNP mengalami penurunan sebesar 0,52 persen, dan hal ini disebabkan oleh perubahan It (-0,42%) lebih rendah dibandingkan perubahan pada Ib (0,10%). Penurunan yang terjadi pada It karena perubahan pada indeks kelompok penangkapan ikan rata-rata turun sebesar 0,68 persen dan indeks kelompok budidaya ikan secara rata-rata turun sebesar 0,12 persen. Di sisi lain, perubahan kenaikan pada Ib karena perubahan IKRT naik sebesar 0,20 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 21/04/12/Thn. XX, 3 April 2017
5
4.5.1. Kelompok Penangkapan Ikan (NTN) Pada Maret 2017, NTN mengalami penurunan sebesar 0,82 persen, dan hal ini disebabkan oleh perubahan It (-0,68%) lebih rendah dibandingkan perubahan pada Ib (0,14%). Penurunan yang terjadi pada It karena indeks kelompok penangkapan ikan secara rata-rata turun sebesar 0,68 persen. Di sisi lain, perubahan kenaikan pada Ib karena perubahan IKRT naik sebesar 0,20 persen dan indeks BPPBM naik sebesar 0,05 persen. 4.5.2. Kelompok Budidaya Ikan (NTPi) Pada Maret 2017, NTPi mengalami penurunan sebesar 0,18 persen, dan hal ini disebabkan oleh perubahan It (-0,12%) lebih rendah dibandingkan perubahan pada Ib (0,07%). Penurunan yang terjadi pada It karena indeks kelompok budidaya ikan secara rata-rata turun sebesar 0,12 persen. Di sisi lain, perubahan kenaikan pada Ib karena perubahan IKRT naik sebesar 0,20 persen dan indeks BPPBM turun sebesar 0,05 persen.
5. NILAI TUKAR USAHA RUMAH TANGGA PERTANIAN (NTUP) SUBSEKTOR Pada Maret 2017, NTUP Provinsi Sumatera Utara mengalami penurunan sebesar 0,10 persen. Hal ini karena perubahan It (0,16%) lebih rendah dibandingkan perubahan indeks BPPBM (0,27%). Penurunan NTUP disebabkan oleh turunnya NTUP pada subsektor tanaman pangan sebesar 0,51 persen, subsektor hortikultura sebesar 0,09 persen, subsektor peternakan sebesar 0,25, dan subsektor perikanan sebesar 0,42. Sedangkan NTUP subsektor tanaman perkebunan rakyat naik sebesar 0,33 persen.
Tabel 3 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian per Subsektor dan Persentase Perubahannya Maret 2017 (2012=100)
6
Subsektor
Februari 2017
Maret 2017
% Perubahan
-1
-2
-3
-4
1. Tanaman Pangan
101,93
101,41
-0,51
2. Hortikultura
104,35
104,26
-0,09
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
106,93
107,28
0,33
4. Peternakan
119,05
118,75
-0,25
5. Perikanan
108,21
107,76
-0,42
a. Tangkap
116,43
115,58
-0,73
b. Budidaya
100,19
100,13
-0,07
Sumatera Utara
107,51
107,40
-0,10
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 21/04/12/Th. XX, 3 April 2017
B. HARGA PRODUSEN GABAH MARET 2017
Selama Maret 2017 dilakukan di 13 kabupaten terhadap 114 observasi. Berdasarkan komposisinya, jumlah observasi harga gabah masih didominasi Gabah Kering Panen (GKP) sebanyak 77 observasi (67,54 %), diikuti Gabah Kualitas Rendah sebanyak 23 observasi (20,18%), dan urutan ketiga adalah Gabah Kering Giling (GKG) sebanyak 14 observasi (12,28 %).
Di tingkat petani pada Maret 2017, harga tertinggi senilai Rp5.991,00 per kg berasal dari gabah kualitas GKP varietas Permaisuri di Kabupaten Toba Samosir. Sedangkan harga terendah senilai Rp4.000,00 per kg berasal dari Gabah Kualitas Rendah varietas Ciherang di Kabupaten Langkat, dan Gabah Kering Panen (GKP) varietas IR di Kabupaten Labuhan Batu.
Di tingkat penggilingan pada Maret 2017, harga tertinggi senilai Rp6.091,00 per kg berasal dari gabah kualitas GKP varietas Permaisuri di Kabupaten Toba Samosir. Sedangkan harga terendah senilai Rp4.025,00 per kg berasal dari Gabah Kualitas Rendah varietas Ciherang dari Kabupaten Langkat.
Survei harga produsen gabah selama Maret 2017 dilakukan di 13 kabupaten terhadap 114 observasi. Berdasarkan komposisinya, jumlah observasi harga gabah masih didominasi Gabah Kering Panen (GKP) sebanyak 77 observasi (67,54 %), diikuti Gabah Kualitas Rendah sebanyak 23 observasi (20,18%), dan urutan ketiga adalah Gabah Kering Giling (GKG) sebanyak 14 observasi (12,28 %).
1. HARGA TERTINGGI DAN TERENDAH Di tingkat petani pada Maret 2017, harga tertinggi senilai Rp5.991,00 per kg berasal dari gabah kualitas GKP varietas Permaisuri di Kabupaten Toba Samosir. Sedangkan harga terendah senilai Rp4.000,00 per kg berasal dari Gabah Kualitas Rendah varietas Ciherang di Kabupaten Langkat, dan Gabah Kering Panen (GKP) varietas IR di Kabupaten Labuhan Batu. Di tingkat penggilingan pada Maret 2017, harga tertinggi senilai Rp6.091,00 per kg berasal dari gabah kualitas GKP varietas Permaisuri di Kabupaten Toba Samosir. Sedangkan harga terendah senilai Rp4.025,00 per kg berasal dari Gabah Kualitas Rendah varietas Ciherang dari Kabupaten Langkat.
2. RATA-RATA HARGA GABAH DAN KOMPONEN MUTU Selama Maret 2017, rata-rata harga gabah kualitas GKG di tingkat petani senilai Rp5.071 per kg dan di tingkat penggilingan senilai Rp5.133 per kg. Rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani senilai Rp4.612 per kg dan di tingkat penggilingan senilai Rp4.672 per kg. Rata-rata harga gabah kualitas rendah di tingkat petani senilai Rp4.238 per kg dan di tingkat penggilingan senilai Rp4.276 per kg. Komponen mutu gabah pada Maret 2017, rata-rata Kadar Air (KA) dan Kadar Hampa/Kotoran (KH) gabah kualitas GKG masing-masing tercatat 13,24 persen dan 2,27 persen, rata-rata KA dan KH gabah kualitas GKP masing-masing tercatat 18,92 persen dan 5,57 persen, rata-rata KA dan KH gabah kualitas rendah masing-masing tercatat 28,60 persen dan 8,78 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 21/04/12/Thn. XX, 3 April 2017
7
Tabel 4 Jumlah Observasi, Harga Gabah di Petani dan Penggilingan, dan HPP menurut Kelompok Kualitas, Maret 2017
Kelompok Kualitas (1)
GKG
GKP
Gabah Kualitas Rendah Total
Terendah
Tertinggi
Rata-rata
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
14
4 700
5 376
(12,28)
(Kualuh Selatan ; Labuhan Batu Utara)
(Balige ; Toba Samosir)
5 071
5 133
77
4 000
5 991 (Siantar Narumonda; Toba Samosir)
4 612
4 672
4 238
4 276
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Harga Gabah di Petani (Rp/Kg)
(67,54)
(Bilah Hilir ; Labuhan Batu )
23
4 000
4 416
(20,18)
(Sei Bingai ; Langkat)
(Batang Angkola ; Tapanuli Selatan )
114 (100,00)
-
-
Harga Pembelian Pemerintah (HPP) (Rp/Kg) (7)
(8)
(9)
4 600
(Penggilingan)
533
11,59
3 700
(Petani)
912
24,65
3 750
(Penggilingan)
922
24,59
Keterangan: ◙ GKG : KA≤14,00% dan KH≤3,00% ◙ GKP : KA (14,01%-25,00%) dan KH (3,01%-10,00%) ◙ Di LuarKualitas : KA > 25,00% atau KH > 10,00% 1 )HPP berdasarkan Inpres No 5 Tahun 2015 tanggal 17 Maret 2015
8
Selisih Harga Kol (5) atau (6) thd Kol (7) Rp/Kg %
Harga Ratarata di Penggilingan (Rp/Kg)
Jumlah Observasi (%)
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 21/04/12/Th. XX, 3 April 2017
Informasi lebih lanjut hubungi:
BPS PROVINSI SUMATERA UTARA Telepon/Fax: 061-8452343/8452773 E-mail:
[email protected],
[email protected] Website:http://sumut.bps.go.id
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 21/04/12/Thn. XX, 3 April 2017
9