No. 44/8/13/Th XVIII, 3 Agustus 2015
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH A.
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI
NTP SUMATERA BARAT JULI 2015 SEBESAR 97,36 ATAU TURUN 0,19%
NTP Sumatera Barat bulan Juli 2015 tercatat sebesar 97,36 atau turun sebesar 0,19 persen bila dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 97,54 (Juni 2015). Indeks harga yang diterima petani (It) naik 0,47 persen, dan indeks harga yang dibayar petani (Ib) juga mengalami kenaikan sebesar 0.66 persen.
Pada bulan Juli 2015 NTP masing-masing subsektor tercatat sebesar 92,49 untuk subsektor tanaman pangan (NTPP), 97,94 untuk subsektor hortikultura (NTPH), 96,75 untuk subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTPR), 103,27 untuk subsektor peternakan (NTPT), dan 107,40 untuk subsektor perikanan (NTN). Subsektor perikanan terbagi menjadi dua, yaitu subsektor perikanan tangkap dan perikanan budidaya dengan NTP masing-masing sebesar 102,95 dan 108,52.
Secara regional, di Sumatera Barat pada bulan Juli 2015 terjadi inflasi di daerah perdesaan sebesar 0,80 persen yang disebabkan terjadinya inflasi pada kelompok bahan makanan (1,11 persen), makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,30 persen), kelompok perumahan (0,42 persen), kelompok sandang (2,30 persen), kelompok kesehatan (1,13 persen), kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga (0,82 persen), dan kelompok transportasi dan komunikasi (0,34 persen).
1. Nilai Tukar Petani (NTP) Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga di pedesaan di 11 kabupaten di Sumatera Barat pada bulan Juli 2015, NTP Sumatera Barat mengalami penurunan sebesar 0,19 persen dibanding bulan Juni 2015, yaitu dari 97,54 menjadi 97,36. Hal ini disebabkan kenaikan indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 0,47 persen, lebih kecil dibanding kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian sebesar 0,66 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 44/8/13/Th XVIII, 3 Agustus 2015
1
Tabel 1 Nilai Tukar Petani Per Subsektor dan Perubahannya Juni 2015 – Juli 2015 (2012=100)
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 44/8/13/Th XVIII, 3 Agustus 2015
2
Bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya pada bulan Juli 2015 NTP tiga subsektor mengalami peningkatan, yaitu subsektor tanaman perkebunan rakyat (0,77 persen), subsektor peternakan (0,67 persen) dan subsektor perikanan (0,06 persen). Sedangkan subsektor tanaman pangan dan subsektor hortikultura mengalami penurunan masing-masing sebesar 1,51 persen dan 0,71 persen.
2.
Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
Indeks harga yang diterima petani (It) dari kelima subsektor menunjukkan fluktuasi harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada bulan Juli 2015 terjadi kenaikan pada indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 0,47 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yaitu dari 115,01 menjadi 115,55. Meningkatnya nilai It diakibatkan oleh meningkatnya nilai It pada tiga subsektor, yaitu subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,47 persen, subsektor peternakan sebesar 1,17 persen, dan subsektor perikanan sebesar 0,62 persen. Sedangkan It pada subsektor tanaman pangan mengalami penurunan sebesar 0,82 persen. Sementara It pada subsektor hortikultura tidak mengalami perubahan.
3.
Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada bulan Juli 2015 indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan sebesar 0,66 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Menaiknya nilai Ib disebabkan oleh naiknya nilai Ib pada semua subsektor, yaitu subsektor tanaman pangan (0,70 persen), subsektor hortikultura (0,71 persen), subsektor perkebunan rakyat (0,70 persen), subsektor peternakan (0,49 persen) dan subsektor perikanan (0,56 persen).
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 44/8/13/Th XVIII, 3 Agustus 2015
3
Grafik 1 NTP Sumatera Barat Bulan Juli 2014 – Juli 2015 (2012=100)
108
105
NTP
102
100,53 100,85
99
100,17 100,50
99,93 100,70
98,97
98,54 99,15
97,36
96,83
98,66
97,71
97,54
96
93
90
Bulan
4.
NTP Subsektor a.
Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) NTP subsektor tanaman pangan (NTPP) pada bulan Juli 2015 mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu sebesar 1,51 persen. Hal ini dikarenakan menurunnya indeks harga yang diterima petani sebesar 0,82 persen, Sedangkan indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,70 persen. Menurunnya nilai indeks harga yang diterima petani (It) disebabkan oleh menurunnya indeks subkelompok padi sebesar 1,15 persen. Sedangkan subkelompok palawija mengalami peningkatan sebesar 0,33 persen. Sementara itu, perubahan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan sebesar 0,70 persen diakibatkan oleh naiknya indeks subkelompok konsumsi rumahtangga (IKRT) sebesar 0,87 persen dan subkelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,16 persen.
b. Subsektor Hortikultura (NTPH) Nilai Tukar Petani untuk subsektor hortikultura (NTPH) pada bulan Juli 2015 mengalami penurunan sebesar 0,71 persen dari 98,64 menjadi 97,94. Hal ini disebabkan karena peningkatan indeks yang dibayar petani sebesar 0,71 persen, sementara indeks harga yang diterima petani tidak mengalami perubahan. Tidak berubahnya nilai It disebabkan adanya kenaikan nilai indeks harga pada komoditas subkelompok buah-buahan sebesar 0,51 persen, dan subkelompok tanaman obat sebesar 0,61 persen, sedangkan subkelompok sayur-sayuran menurun sebesar 0,26 persen. Kenaikan Ib sebesar 0,71 persen disebabkan naiknya indeks harga subkelompok konsumsi rumah tangga (IKRT) sebesar 0,82 persen, dan indeks subkelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,15 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 44/8/13/Th XVIII, 3 Agustus 2015
4
c.
Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR) NTPR pada bulan Juli 2015 mengalami kenaikan sebesar 0,77 persen, yaitu dari 96,02 menjadi, 96.75. Meningkatnya nilai NTPR ini disebabkan oleh peningkatan indeks harga yang diterima petani (1,47 persen), lebih besar dibanding peningkatan indeks yang dibayar petani (0,70 persen). Menaiknya nilai Ib sebesar 0,70 persen diakibatkan menaiknya indeks harga pada subkelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,77 persen dan subkelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,30 persen.
d.
Subsektor Peternakan (NTPT) NTPT pada Juli 2015 mengalami kenaikan sebesar 0,67 persen, yaitu dari 102,58 menjadi 103,27. Kenaikan It ini terjadi diakibatkan oleh peningkatan pada indeks harga yang diterima petani (It) (1,17 persen) lebih besar dibandingkan peningkatan indeks harga yang dibayar petani (0,49 persen). Kenaikan indeks harga yang diterima petani (It) terjadi karena kenaikan pada empat subkelompok yaitu : subkelompok ternak besar (1,14 persen), subkelompok ternak kecil (1,70 persen), subkelompok unggas (1,07 persen) dan subsektor hasil ternak (1,27 persen). Kenaikan indeks yang dibayar petani (Ib) diakibatkan oleh kenaikan indeks harga pada subkelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,76 dan subkelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,21 persen.
e.
Subsektor Perikanan (NTN) Pada bulan Juli 2015, nilai tukar petani subsektor perikanan (NTN) mengalami peningkatan sebesar 0,06 persen, yaitu dari 107,33 menjadi 107,40. Kondisi ini diakibatkan kenaikan indeks harga yang diterima petani sebesar 0,62 persen, lebih besar dari kenaikan indeks yang dibayar petani yang mengalami kenaikan sebesar 0,56 persen. Peningkatan nilai It merupakan kontribusi dari peningkatan subkelompok subsektor penangkapan ikan sebesar 1,97 persen, dan peningkatan subsektor budidaya ikan sebesar 0,30 persen. Kenaikan indeks harga yang dibayar petani terjadi diakibatkan kenaikan indeks subkelompok konsumsi rumah tangga (IKRT) sebesar 0,72 persen, dan subkelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,31 persen.
4.
Indeks Harga Konsumen Pedesaan Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi di wilayah perdesaan. Secara regional, Sumatera Barat pada bulan Juli 2015 terjadi inflasi di daerah perdesaan sebesar 0,80 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Terjadinya inflasi di daerah perdesaan merupakan kontribusi dari perubahan indeks pada seluruh kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan (1,11%), kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,30%), kelompok perumahan (0,42%), kelompok sandang (0,23%), kelompok kesehatan (1,13%), kelompok kelompok pendidikan rekreasi, olahraga (0,82%), dan kelompok transportasi dan komunikasi (0,34 persen).
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 44/8/13/Th XVIII, 3 Agustus 2015
5
Tabel 2 Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Menurut Kelompok Pengeluaran Juni 2015-Juli 2015 (2012=100) IHK
IHK
Perdesaan
Perdesaan
Perdesaan
Juni 2015
Juli 2015
Juli 2015 *)
(2)
(3)
Konsumsi Rumah Tangga
120,95
Bahan Makanan
Rincian Pengeluaran
Inflasi
Laju Inflasi
Inflasi
Pedesaan
Pedesaan
Tahun Kalender
Tahun ke
**)
Tahun ***)
(4)
(5)
(6)
121,92
0,80
0,46
7,30
130,37
131,82
1,11
-1,69
8,09
114,47
114,81
0,30
4,87
7,33
Perumahan
115,33
115,82
0,42
3,56
7,07
Sandang
110,18
112,72
2,30
4,65
5,72
Kesehatan
111,83
113,08
1,13
3,33
5,48
Pendidikan, Rekreasi & Olahraga
109,59
110,49
0,82
2,31
2,58
Transportasi dan Komunikasi
119,31
119,72
0,34
-5,62
7,43
(1)
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
*) Persentase perubahan IHK Perdesaan Bulan Juli 2015 terhadap Bulan sebelumnya **) Persentase perubahan IHK Perdesaan Bulan Juli 2015 terhadap Bulan Desember 2014 ***) Persentase perubahan IHK Perdesaan Bulan Juli 2015 terhadap Bulan Juli 2014
Laju inflasi pedesaan tahun kalender bulan Juli 2015 sebesar 0,46 persen, sedangkan nilai inflasi pedesaan tahun ke tahun (year on year) sebesar 7,30 persen.
Grafik 2 Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Juni 2013 – Juli 2015 (2012=100)
2,57
2,21
Inflasi Perdesaan
2 2,00
1,31
0,98
0,92 1,08
0
0,04
1,02 0,8
1,00
0,760,38
0,42
0,89
0,29 -0,05
-0,17 0,09
0,50
0,37 -0,05
-0,11
-0,97
Jul-15
Jun-15
Mei-15
Apr-15
Mar-15
Feb-15
Jan-15
Des-14
Nop-14
Okt-14
Sep-14
Agust-14
Jul-14
Jun-14
Mei-14
Apr-14
Mar-14
Feb-14
Jan-14
Des-13
Nop-13
Okt-13
Sep-13
Agust-13
Jul-13
-2
Bulan
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 44/8/13/Th XVIII, 3 Agustus 2015
6
PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH JULI 2015 HARGA GABAH (GKP) DI PETANI TURUN 3 %
Komposisi jumlah observasi dari 99 transaksi harga gabah di tujuh kabupaten di Sumatera Barat selama Juli 2015, didominasi didominasi Gabah Kering Panen (GKP) sebesar 91,92 persen dan Gabah Kualitas Rendah sebesar 8,08 persen.
Di tingkat petani, harga gabah tertinggi berasal dari gabah kualitas GKP varietas Cisokan yaitu sebesar Rp 5.350,- per kg yang terjadi di Kabupaten Solok. Sedangkan harga terendah berasal dari gabah kualitas GKP varietas Ir 66 , yaitu senilai Rp 3.545,00- per kg, terjadi di Kabupaten Pesisir Selatan.
Sama dengan bulan sebelumnya, pada bulan Juli 2015 rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani mengalami penurunan sebesar 3 persen dari 4.328,72,- per kg ( Juni 2015) menjadi Rp 4.198,76,- per kg ( Juli 2015), dan di tingkat penggilingan turun 1,20 persen dari Rp 4.413,39,- per kg (Juni 2015) menjadi Rp 4.360,24,- per kg ( Juli 2015). Sementara itu, rata – rata harga gabah kualitas rendah dan gabah kualitas GKG tidak dapat dibandingkan.
Survei harga produsen gabah berasal dari 99 observasi di tujuh kabupaten di Sumatera Barat, yaitu: Pesisir Selatan, Solok, Padang Pariaman, Agam, Tanah Datar, Limapuluh Kota, dan Pasaman. Rata-rata harga gabah di tingkat petani bulan Juli dibanding bulan Juni untuk kualitas GKP mengalami penurunan sebesar 3 persen dari Rp 4.328,72 per kg (Juni 2015) menjadi Rp 4.198,76 per kg (Juli 2015). Sementara di tingkat penggilingan harga gabah GKP turun sebesar 1,20 persen dari Rp 4.413,39,- per kg (Juni 2015) menjadi Rp 4.360,24,- per kg (Juli 2015). Tabel 3 Jumlah Observasi Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan, Dan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Juli 2015 Kelompok Kualitas
Jumlah Observasi
(1)
HHarga Pembelian Rata-rata HargaP Pemerintah Tkt Penggilingan ( (Rp/Kg) (Rp/Kg) Rata-rata
Harga di Tk Petani (Rp/Kg)
(Rp/kg)
(%)
(7)
(8)
(9)
4.600,00,-
--
--
3.700,00,(Petani)
498,76
13,48
3.750,00,(Penggilingan)
610,24
16.27
--
--
--
--
--
--
--
--
Terendah
Tertinggi
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
GKG
0 (0,00%)
--
--
--
--
GKP
99 (100%)
3545,00-
0 (0 %)
--
--
--
103 (100,00)
--
--
--
KualitasRendah
Total
5.350,00,-
4.198,76-
Selisih harga kol (5&6) terhadap kol (7)
4360,24,-
Harga gabah kualitas GKP terendah pada Juli 2015 di tingkat petani dijumpai di Kabupaten Pesisir Selatan, yaitu sebesar Rp 3.545,- per kg, sedangkan harga terendah di tingkat penggilingan juga terjadi di Kabupaten Pesisir Selatan, yaitu Rp 3.600,- per kg. Sementara harga tertinggi di tingkat petani Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 44/8/13/Th XVIII, 3 Agustus 2015
7
terjadi di Kabupaten Solok , yaitu sebesar Rp5.350,00,- per kg . Sedangkan harga tertinggi di tingkat penggilingan juga terjadi di Kabupaten Solok yaitu sebesar Rp 5.550,- per kg. Tabel 4 Perbandingan Rata-rata Harga Gabah Kualitas GKP di Sumatera Barat Mei 2015 s/d Juli 2015 Tingkat Penggilingan (Rp/Kg)
Tingkat Petani (Rp/Kg)
Mei.’15
Jun.’15
Jul.’15
% Perubahan Bulan Jul. 2015 thdp.Jun 2015
(2)
(5)
(5)
(5)
(6)
(9)
1
Pes, Selatan
4.395,87
4.551,40
4.354,97
-4,32
2
Solok
5.171,27
5.060,20
4.816,33
3
Tanah Datar
4.421,05
4.431,43
4
Pdg, Prmn.
4.774,75
5
Agam
6 7
No.
Jul.’15
% Perubahan Bulan Jul. 2015 thdp.Jun. 2015
(9)
(9)
(10)
4.352,72
4.498,02
4.284,91
-4,74
-4,82
5.086,60
4.972,20
4.271,55
-14,09
4.482,17
1,15
4.371,05
4.381,43
4.432,17
1,16
4.398,53
4.410,96
0,28
4.637,25
4.288,53
4.277,11
-0,27
4.147,50
4.087,50
4.163,89
1,87
4.060,00
4.017,50
4.072,22
1,36
50 Kota
4.544,00
4.428,00
4.246,67
-4,10
4.420,00
4.306,67
4.123,33
-4,26
Pasaman
4.420,00
3.936,67
4.046,67
2,79
4.320,00
3.836,67
3.930,00
2,43
4.553,49
4.413,39
4.360,24
-1,20
4.463,94
4.328,72
4.198,76
-3,00
Kabupaten
(1)
Sumbar
Mei.’15
Jun.’15
Grafik 3 Rata-rata Harga Gabah Kualitas GKP di Tingkat Penggilingan Dan HPP Sumatera Barat Jul 2013 – Jul 2015 5800
5538,7 5795,8
5300
Rata-rata Harga (Rp/Kg)
4656,8
4800
4300 3800
4579,2
4432,4 4593,5
4155,1
3960,18
5127,0
4981,4
4912,7
4698,9
4649,5
4966,1
4584,4
4609,1
4994,9 4890,8 4631,1
4681,0
4553,5 4413,4 4360,2
4266,0
4059,2
3300
2800 2300
Jul-15
Jun-15
Mei-15
Apr-15
Mar-15
Feb-15
Jan-15
Des-14
Nop-14
okt-14
Sep-14
Agust-14
Jul-14
Jun-14
Mei-14
Apr-14
Mar-14
Feb-14
Jan-14
Des-13
Nop-13
Okt-13
Sep-13
Jul-13
Agust-13
1800
Bulan Series1
Series2
Berdasarkan Inpres No. 5 Tahun 2015 tentang Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah, telah ditetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang baru yang berlaku sejak tanggal 17 Maret 2015, yaitu untuk gabah kualitas GKP sebesar Rp 3.700,00,- per kg di tingkat petani dan Rp 3.750,00,- per kg di tingkat penggilingan, sedangkan HPP untuk gabah kualitas GKG sebesar Rp4.600,00,- per kg di tingkat penggilingan. Pada pemantauan bulan Juli 2015 ditemukan kasus harga gabah yang berada di bawah HPP.
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 44/8/13/Th XVIII, 3 Agustus 2015
8
Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat Informasi lebih lanjut hubungi:
Azwir, S.Si Kepala Bidang Statistik Distribusi JlKhatibSulaiman No.48 Padang 25135 Telp. (0751)442158,442159 Homepage : http://sumbar.bps.go.id Email :
[email protected]
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 44/8/13/Th XVIII, 3 Agustus 2015
9