BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 48/08/12/Th. XVIII, 03 Agustus 2015
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI SUMATERA UTARA JULI 2015 SEBESAR 97,55
Pada Juli 2015, NTP Provinsi Sumatera Utara (2012=100) tercatat sebesar 97,55 atau mengalami penurunan 0,93 persen dibandingkan dengan NTP Juni 2015 sebesar 98,47.
Penurunan NTP Juli 2015 disebabkan oleh turunnya NTP Subsektor Hortikultura sebesar 0,13 persen dan NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 2,81 persen. Sedangkan NTP Subsektor Tanaman Pangan (padi dan palawija) naik sebesar 0,06 persen, NTP Subsektor Peternakan naik sebesar 0,06 persen, dan NTP Subsektor Perikanan naik sebesar 1,21 persen.
Pada Juli 2015, terjadi inflasi perdesaan di Sumatera Utara sebesar 0,68 persen. Hal ini disebabkan oleh kenaikan indeks pada enam kelompok konsumsi rumah tangga, yaitu indeks kelompok bahan makanan sebesar 1,20 persen, indeks kelompok perumahan sebesar 0,45 persen, indeks kelompok sandang sebesar 1,30 persen, indeks kelompok kesehatan sebesar 0,20 persen, indeks kelompok pendidikan, rekreasi & olah raga sebesar 0,82 persen, dan indeks kelompok transportasi & komunikasi sebesar 0,02 persen. Sementara indeks kelompok makanan jadi, minuman, rokok, & tembakau relatif stabil.
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Sumatera Utara Juli 2015 sebesar 103,10 atau turun 0,69 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya.
1. NILAI TUKAR PETANI (NTP) Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di Provinsi Sumatera Utara pada Juli 2015, NTP Provinsi Sumatera Utara mengalami penurunan 0,93 persen dibanding Juni 2015, yaitu dari 98,47 menjadi 97,55. Penurunan NTP pada Juli 2015 disebabkan kenaikan indeks harga hasil produksi pertanian lebih rendah jika dibandingkan dengan kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian. Penurunan NTP Juli 2015 disebabkan oleh turunnya NTP Subsektor Hortikultura sebesar 0,13 persen dan NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 2,81 persen. Sedangkan NTP Subsektor Tanaman Pangan (padi dan palawija) naik sebesar 0,06 persen, NTP Subsektor Peternakan naik sebesar 0,06 persen, dan NTP Subsektor Perikanan naik sebesar 1,21 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 48/08/12/Th. XVIII, 03 Agustus 2015
1
Tabel 1 Nilai Tukar Petani Provinsi Sumatera Utara per Subsektor, Juni-Juli 2015 (2012=100) Subsektor
Juni 2015
Juli 2015
Persentase Perubahan
(1)
(2)
(3)
(4)
a. Nilai Tukar Petani Padi & Palawija (NTPP)
95,24
95,29
0,06
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
115,19
115,89
0,60
- Padi
117,38
118,12
0,64
- Palawija
110,08
110,65
0,52
120,95
121,61
0,55
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
123,15
123,97
0,67
- Indeks BPPBM
114,06
114,24
0,16
a. Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH)
97,92
97,79
-0,13
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
118,28
118,65
0,32
- Sayur-sayuran
115,04
117,38
2,03
- Buah-buahan
122,26
120,33
-1,58
- Tanaman Obat
110,88
110,84
-0,03
120,79
121,33
0,45
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
122,23
122,86
0,51
- Indeks BPPBM
114,37
114,52
0,13
1. Tanaman Pangan (Padi & Palawija)
c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
2. Hortikultura
c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR)
96,28
93,57
-2,81
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
117,17
114,69
-2,12
117,17
114,69
-2,12
121,69
122,57
0,72
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
122,80
123,71
0,74
- Indeks BPPBM
115,74
116,43
0,59
a. Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPT)
107,92
107,99
0,06
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
125,23
125,92
0,56
- Ternak Besar
127,91
129,14
0,96
- Ternak Kecil
124,39
124,06
-0,26
- Unggas
114,64
114,43
-0,18
- Hasil Ternak
112,18
113,17
0,88
116,03
116,61
0,49
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
122,76
123,67
0,74
- Indeks BPPBM
110,11
110,38
0,25
- Tanaman Perkebunan Rakyat c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
4. Peternakan
c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
2
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 48/08/12/Th. XVIII, 03 Agustus 2015
Subsektor
Juni 2015
Juli 2015
Persentase Perubahan
(1)
(2)
(3)
(4)
a. Nilai Tukar Nelayan dan Pembudidayaan Ikan (NTNP)
96,16
97,32
1,21
b. Indeks Harga yang Diterima Nelayan dan Pembudidayaan Ikan (It)
113,80
115,67
1,64
c. Indeks Harga yang Dibayar Nelayan dan Pembudidayaan Ikan (Ib)
118,35
118,85
0,42
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
121,18
121,72
0,44
- Indeks BPPBM
115,26
115,76
0,43
a. Nilai Tukar Nelayan (NTN)
99,81
101,21
1,40
b. Indeks Harga yang Diterima Nelayan (It)
118,60
120,94
1,98
- Penangkapan Perairan Umum
106,87
108,13
1,17
- Penangkapan Laut
118,72
121,08
1,98
118,83
119,50
0,56
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
121,29
121,84
0,46
- Indeks BPPBM
115,23
116,07
0,73
a. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi)
92,45
93,37
0,99
b. Indeks Harga yang Diterima Pembudidaya Ikan (It)
5. Perikanan
5.1. Perikanan Tangkap
c. Indeks Harga yang Dibayar Nelayan (Ib)
5.2. Perikanan Budidaya 108,98
110,36
1,26
- Budidaya Air Tawar
110,67
112,37
1,53
- Budidaya Laut
101,70
101,70
0,00
- Budidaya Air Payau
98,17
97,50
-0,68
c. Indeks Harga yang Dibayar Pembudidaya Ikan (Ib)
117,88
118,19
0,27
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
121,06
121,59
0,43
- Indeks BPPBM
115,30
115,44
0,12
a. Nilai Tukar Petani (NTP)
98,47
97,55
-0,93
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
118,29
117,87
-0,36
c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
120,13
120,83
0,58
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
122,76
123,59
0,68
- Indeks BPPBM
113,94
114,32
0,33
a. Nilai Tukar Petani (NTP)
98,53
97,55
-0,99
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
118,43
117,93
-0,42
c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
120,19
120,89
0,58
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
122,80
123,65
0,69
- Indeks BPPBM
113,91
114,28
0,33
Gabungan/Provinsi Sumatera Utara
Gabungan/Provinsi Sumatera Utara tanpa Perikanan
BPPBM = Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 48/08/12/Th. XVIII, 03 Agustus 2015
3
2. INDEKS HARGA YANG DITERIMA PETANI (IT) Indeks harga yang diterima petani (It) dari kelima subsektor menunjukkan fluktuasi harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada Juli 2015, It Provinsi Sumatera Utara mengalami penurunan sebesar 0,36 persen dibandingkan dengan It Juni 2015, yaitu dari 118,29 menjadi 117,87. Penurunan It terjadi pada subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 2,12 persen. Sementara It empat subsektor lainnya mengalami kenaikan, yaitu subsektor tanaman pangan (padi & palawija) sebesar 0,60 persen, subsektor hortikultura sebesar 0,32 persen, subsektor peternakan sebesar 0,56 persen, dan subsektor perikanan sebesar 1,64 persen.
3. INDEKS HARGA YANG DIBAYAR PETANI (IB) Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada Juli 2015, Ib Provinsi Sumatera Utara naik sebesar 0,58 persen bila dibandingkan dengan Ib Juni 2015, yaitu dari 120,13 menjadi 120,83. Kenaikan Ib terjadi pada seluruh subsektor, yaitu subsektor tanaman pangan sebesar 0,55 persen, subsektor hortikultura sebesar 0,45 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,72 persen, subsektor peternakan sebesar 0,49 persen, dan subsektor perikanan sebesar 0,42 persen.
4. NTP SUBSEKTOR 4.1. Subsektor Tanaman Pangan/Padi & Palawija (NTPP) Pada Juli 2015, NTPP mengalami kenaikan sebesar 0,06 persen, dan hal ini karena perubahan It (0,60%) lebih tinggi dibandingkan perubahan pada Ib (0,55%). Kenaikan yang terjadi pada It karena indeks kelompok padi mengalami kenaikan sebesar 0,64 persen yaitu dari 117,38 menjadi 118,12 dan indeks kelompok palawija mengalami kenaikan sebesar 0,52 persen yaitu dari 110,08 menjadi 110,65. Di sisi lain, kenaikan pada Ib terjadi karena perubahan pada indeks konsumsi rumah tangga (IKRT) naik sebesar 0,67 persen dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) naik sebesar 0,16 persen.
4.2. Subsektor Hortikultura (NTPH) Pada Juli 2015, NTPH mengalami penurunan sebesar 0,13 persen, dan hal ini karena perubahan It (0,32%) lebih rendah dibandingkan perubahan pada Ib (0,45%). Kenaikan yang terjadi pada It karena indeks pada kelompok sayur-sayuran naik sebesar 2,03 persen yaitu dari 115,04 menjadi 117,38. Sementara indeks kelompok buah-buahan turun sebesar 1,58 persen yaitu dari 122,26 menjadi 120,33 dan indeks kelompok tanaman obat turun sebesar 0,03 persen yaitu dari 110,88 menjadi 110,84. Di sisi lain, perubahan kenaikan pada Ib terjadi karena perubahan IKRT naik sebesar 0,51 persen dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) naik sebesar 0,13 persen.
4.3. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) Pada Juli 2015, NTPR mengalami penurunan sebesar 2,81 persen, dan hal ini karena perubahan It (-2,12%) lebih rendah dibandingkan perubahan pada Ib (0,72%). Penurunan yang terjadi pada It karena indeks kelompok tanaman perkebunan rakyat turun sebesar 2,12 persen yaitu dari 117,17 menjadi 114,69. Di sisi lain, perubahan kenaikan pada Ib karena perubahan IKRT naik sebesar 0,74 persen dan indeks BPPBM naik sebesar 0,59 persen.
4
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 48/08/12/Th. XVIII, 03 Agustus 2015
4.4. Subsektor Peternakan (NTPT) Pada Juli 2015, NTPT mengalami kenaikan sebesar 0,06 persen, dan hal ini karena perubahan It (0,56%) lebih tinggi dibandingkan perubahan pada Ib (0,49%). Kenaikan yang terjadi pada It karena indeks kelompok ternak besar naik sebesar 0,96 persen dan indeks kelompok hasil ternak naik sebesar 0,88 persen. Sementara indeks kelompok ternak kecil turun sebesar 0,26 persen dan indeks kelompok unggas turun sebesar 0,18 persen. Di sisi lain, perubahan kenaikan pada Ib karena perubahan IKRT naik sebesar 0,74 persen dan indeks BPPBM naik sebesar 0,25 persen.
4.5. Subsektor Perikanan (NTNP) Pada Juli 2015, NTNP mengalami kenaikan sebesar 1,21 persen, dan hal ini disebabkan oleh perubahan It (1,64%) lebih tinggi dibandingkan perubahan pada Ib (0,42%). Kenaikan yang terjadi pada It karena perubahan pada indeks kelompok penangkapan ikan secara rata-rata naik sebesar 1,98 persen dan indeks kelompok budidaya ikan rata-rata naik sebesar 1,26 persen. Di sisi lain, perubahan kenaikan pada Ib karena perubahan IKRT naik sebesar 0,44 persen dan indeks BPPBM naik sebesar 0,43 persen. 4.5.1. Kelompok Penangkapan Ikan (NTN) Pada Juli 2015, NTN mengalami kenaikan sebesar 1,40 persen, dan hal ini disebabkan oleh perubahan It (1,98%) lebih tinggi dibandingkan perubahan pada Ib (0,56%). Kenaikan yang terjadi pada It karena indeks kelompok penangkapan ikan secara rata-rata naik sebesar 1,98 persen. Di sisi lain, perubahan kenaikan pada Ib karena perubahan IKRT naik sebesar 0,46 persen dan indeks BPPBM naik sebesar 0,73 persen. 4.5.2. Kelompok Budidaya Ikan (NTPi) Pada Juli 2015, NTPi mengalami kenaikan sebesar 0,99 persen, dan hal ini disebabkan oleh perubahan It (1,26%) lebih tinggi dibandingkan perubahan pada Ib (0,27%). Kenaikan yang terjadi pada It karena indeks kelompok budidaya ikan secara rata-rata naik sebesar 1,26 persen. Di sisi lain, perubahan kenaikan pada Ib karena perubahan IKRT naik sebesar 0,43 persen dan indeks BPPBM naik sebesar 0,12 persen.
5. PERBANDINGAN ANTARPROVINSI Dari 10 provinsi di Pulau Sumatera, perubahan NTP Juli 2015 terhadap NTP Juni 2015, terdapat 4 provinsi mengalami kenaikan dan 6 provinsi mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Kepulauan Riau yaitu sebesar 1,43 persen, sebaliknya penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Riau sebesar 1,56 persen. Dari 33 provinsi yang dihitung NTP-nya, perubahan NTP Juli 2015 terhadap NTP Juni 2015, terdapat 22 provinsi mengalami kenaikan dan 11 provinsi mengalami penurunan. Kenaikan tertinggi terjadi di Provinsi Sulawesi Tenggara yaitu sebesar 1,57 persen, sebaliknya penurunan terbesar terjadi di Propinsi Riau yaitu sebesar 1,56 persen. .
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 48/08/12/Th. XVIII, 03 Agustus 2015
5
Tabel 2 Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi dan Persentase Perubahannya, Juli 2015 (2012=100) Provinsi
Ib
NTP
Indeks
% Perub
Indeks
% Perub
Rasio
% Perub
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Aceh
114,27
1,14
118,76
0,66
96,22
0,48
Sumatera Utara
117,87
-0,36
120,83
0,58
97,55
-0,93
Sumatera Barat
115,55
0,47
118,69
0,66
97,36
-0,19
Riau
113,52
-1,23
119,82
0,33
94,74
-1,56
Kepulauan Riau
116,88
2,02
116,48
0,58
100,35
1,43
Jambi
114,87
0,43
119,66
0,53
96,00
-0,10
Sumatera Selatan
114,16
-0,49
118,73
0,68
96,15
-1,17
Kepulauan Bangka Belitung
124,92
1,33
116,98
0,58
106,79
0,75
Bengkulu
111,18
-0,60
119,35
0,76
93,15
-1,35
Lampung
122,37
1,88
118,33
0,90
103,41
0,97
DKI Jakarta
115,98
0,08
119,60
0,48
96,98
-0,40
Jawa Barat
126,68
1,88
121,61
0,82
104,17
1,06
Banten
122,33
0,92
118,44
0,85
103,28
0,06
Jawa Tengah
118,48
1,44
119,69
0,92
98,99
0,52
DI Yogyakarta
119,66
1,06
118,52
0,46
100,96
0,60
Jawa Timur
125,10
1,45
120,44
0,65
103,87
0,80
Bali
122,11
1,12
116,74
0,47
104,60
0,64
Nusa Tenggara Barat
122,18
1,29
117,64
0,73
103,86
0,55
Nusa Tenggara Timur
118,09
0,28
116,16
0,34
101,66
-0,05
Kalimantan Barat
116,25
1,20
119,56
0,63
97,23
0,57
Kalimantan Tengah
118,11
0,98
119,07
0,39
99,19
0,59
Kalimantan Selatan
115,57
-0,26
115,43
0,23
100,12
-0,49
Kalimantan Timur
117,12
0,64
119,59
0,36
97,94
0,29
Sulawesi Utara
113,68
1,19
119,14
0,42
95,42
0,76
Gorontalo
122,30
0,49
120,32
0,23
101,65
0,26
Sulawesi Tengah
116,05
1,11
118,17
0,50
98,21
0,61
Sulawesi Selatan
125,04
1,68
119,61
0,74
104,53
0,93
Sulawesi Barat
121,88
0,86
115,72
0,33
105,32
0,53
Sulawesi Tenggara
118,62
1,67
118,21
0,11
100,35
1,57
Maluku
121,42
0,75
120,81
0,44
100,51
0,30
Maluku Utara
118,10
0,58
116,34
0,29
101,51
0,29
Papua
112,35
0,15
115,93
0,23
96,91
-0,07
Papua Barat
120,51
0,06
119,46
0,53
100,88
-0,46
Nasional
120,58
1,12
119,42
0,67
100,97
0,44
(1)
6
It
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 48/08/12/Th. XVIII, 03 Agustus 2015
6. INDEKS HARGA KONSUMEN PERDESAAN Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi perdesaan. Pada Juli 2015, terjadi inflasi perdesaan di Sumatera Utara sebesar 0,68 persen. Hal ini disebabkan oleh kenaikan indeks pada enam kelompok konsumsi rumah tangga, yaitu indeks kelompok bahan makanan sebesar 1,20 persen, indeks kelompok perumahan sebesar 0,45 persen, indeks kelompok sandang sebesar 1,30 persen, indeks kelompok kesehatan sebesar 0,20 persen, indeks kelompok pendidikan, rekreasi & olah raga sebesar 0,82 persen, dan indeks kelompok transportasi & komunikasi sebesar 0,02 persen. Sementara indeks kelompok makanan jadi, minuman, rokok, & tembakau relatif stabil. Secara nasional pada Juli 2015, terjadi inflasi perdesaan sebesar 0,89 persen. Dari 33 provinsi yang dihitung IKRT-nya, seluruhnya mengalami inflasi. Inflasi perdesaan tertinggi terjadi di Provinsi Jawa Tengah sebesar 1,35 persen, sedangkan inflasi perdesaan terendah terjadi di Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 0,11 persen. Tabel 3 Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan, Juli 2015 (2012=100) Provinsi
Bahan Makanan
Makanan Jadi
Perumahan
Sandang
Kesehatan
Pendidikan, Rekreasi, dan O. Raga
Transportasi dan Komunkiasi
UMUM/ KRT
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Aceh
1,14
0,28
0,58
1,80
0,52
0,05
0,28
0,79
Sumatera Utara
1,20
0,00
0,45
1,30
0,20
0,82
0,02
0,68
Sumatera Barat
1,11
0,30
0,42
2,30
1,13
0,82
0,34
0,80
Riau
0,11
0,78
0,39
1,57
0,06
1,53
0,14
0,39
Kepulauan Riau
1,53
-0,05
0,30
0,73
0,37
0,15
0,57
0,79
Jambi
0,92
0,32
0,47
1,29
0,20
0,18
0,07
0,61
Sumatera Selatan
1,45
0,27
0,25
2,33
0,21
0,62
0,08
0,91
Kepulauan Bangka Belitung
1,16
0,23
0,74
1,62
0,33
0,45
-0,06
0,68
Bengkulu
1,66
0,07
0,07
2,63
0,27
0,27
0,41
0,91
Lampung
2,20
0,57
0,06
1,20
0,73
0,15
0,44
1,17
DKI Jakarta
0,88
0,63
0,72
2,70
0,01
0,25
0,00
0,79
Jawa Barat
2,07
0,23
0,17
2,18
0,33
0,59
0,17
1,09
Banten
1,02
0,96
0,95
3,03
0,72
0,88
0,51
1,04
Jawa Tengah
2,51
0,64
0,16
1,55
0,35
0,48
0,29
1,35
DI Yogyakarta
1,15
0,50
0,17
2,49
0,06
0,29
0,14
0,66
Jawa Timur
1,45
0,25
0,33
1,79
0,19
0,30
0,22
0,81
Bali
1,35
0,42
0,11
0,36
0,17
0,14
0,02
0,64
Nusa Tenggara Barat
1,38
0,27
0,42
2,76
-0,20
1,08
0,05
0,89
Nusa Tenggara Timur
0,43
0,39
0,16
0,57
0,29
0,70
0,16
0,38
Kalimantan Barat
1,06
0,78
0,24
1,34
0,36
0,29
-0,04
0,75
Kalimantan Tengah
0,52
0,09
0,74
0,86
0,19
0,05
-0,06
0,38
Kalimantan Selatan
0,11
0,24
0,20
1,06
0,21
1,39
0,18
0,25
Kalimantan Timur
0,57
0,31
0,51
0,69
0,17
-0,21
0,03
0,41
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 48/08/12/Th. XVIII, 03 Agustus 2015
7
Provinsi
Bahan Makanan
Makanan Jadi
Perumahan
Sandang
Kesehatan
Pendidikan, Rekreasi, dan O. Raga
Transportasi dan Komunkiasi
UMUM/ KRT
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Sulawesi Utara
0,56
0,87
0,09
0,08
0,84
0,65
0,10
0,48
Gorontalo
0,19
0,53
0,59
0,68
0,20
0,32
0,15
0,32
Sulawesi Tengah
1,03
0,36
0,65
1,57
0,14
0,23
-0,04
0,67
Sulawesi Selatan
1,80
0,14
0,26
1,19
0,41
0,27
0,75
1,01
Sulawesi Barat
0,42
0,18
0,21
1,89
0,02
0,97
0,17
0,39
Sulawesi Tenggara
-0,34
0,34
0,20
2,28
0,03
0,20
0,37
0,11
Maluku
0,71
0,41
0,15
1,24
0,65
0,09
0,23
0,53
Maluku Utara
-0,02
0,61
0,77
1,52
0,62
0,19
0,12
0,31
Papua
0,33
0,35
0,24
0,23
0,06
0,18
0,44
0,31
Papua Barat
1,11
0,31
0,04
1,21
0,25
0,22
0,55
0,69
Nasional
1,52
0,38
0,28
1,65
0,31
0,56
0,24
0,89
7. NILAI TUKAR USAHA RUMAH TANGGA PERTANIAN (NTUP) SUBSEKTOR Pada Juli 2015, NTUP Provinsi Sumatera Utara mengalami penurunan sebesar 0,69 persen. Hal ini karena perubahan It (-0,36%) lebih rendah dibandingkan perubahan indeks BPPBM (0,33%). Penurunan NTUP disebabkan oleh turunnya NTUP subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 2,69 persen. Sedangkan empat subsektor penyusun NTUP lainnya mengalami kenaikan yaitu, subsektor tanaman pangan sebesar 0,45 persen, subsektor hortikultura sebesar 0,19 persen, subsektor peternakan sebesar 0,31 persen, dan subsektor perikanan sebesar 1,20 persen. Tabel 4 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian per Subsektor dan Persentase Perubahannya Juli 2015 (2012=100)
8
Subsektor
Juni 2015
Juli 2015
% Perubahan
(1)
(2)
(3)
(4)
1. Tanaman Pangan
100,99
101,45
0,45
2. Hortikultura
103,41
103,61
0,19
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
101,23
98,51
-2,69
4. Peternakan
113,73
114,08
0,31
5. Perikanan
98,74
99,92
1,20
a. Tangkap
102,93
104,20
1,24
b. Budidaya
94,52
95,60
1,14
Sumatera Utara
103,82
103,10
-0,69
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 48/08/12/Th. XVIII, 03 Agustus 2015
B. HARGA PRODUSEN GABAH JULI 2015
Selama Juli 2015 dilakukan 100 observasi penjualan gabah di 13 kabupaten. Jumlah observasi harga gabah masih didominasi Gabah Kering Panen (GKP) sebanyak sebanyak 72 observasi (72%), diikuti oleh Gabah Kering Giling (GKG) sebanyak 24 observasi (24%), dan Gabah Kualitas Rendah sebanyak 4 observasi (4%).
Di tingkat petani pada Juli 2015, harga tertinggi senilai Rp5.550,00 per kg berasal dari gabah kualitas GKG varietas Ciherang di Kabupaten Deli Serdang. Sedangkan harga terendah senilai Rp3.750,00 per kg berasal dari gabah kualitas GKP varietas Siganteng dan Batu Bara di Kabupaten Mandailing Natal serta gabah kualitas rendah varietas Ciherang di Kabupaten Tapanuli Selatan.
Di tingkat penggilingan pada Juli 2015, harga tertinggi senilai Rp5.600,00 per kg berasal dari gabah kualitas GKG varietas Ciherang di Kabupaten Deli Serdang. Sedangkan harga terendah senilai Rp3.800,00 per kg berasal dari gabah kualitas GKP varietas Siganteng dan Batu Bara di Kabupaten Mandailing Natal.
Survei harga produsen gabah selama Juli 2015 dilakukan di 13 kabupaten terhadap 100 observasi. Berdasarkan komposisinya, jumlah observasi harga gabah masih didominasi Gabah Kering Panen (GKP) sebanyak 72 observasi (72%), diikuti oleh Gabah Kering Giling (GKG) sebanyak 24 observasi (24%), dan Gabah Kualitas Rendah sebanyak 4 observasi (4%).
1. HARGA TERTINGGI DAN TERENDAH Di tingkat petani pada Juli 2015, harga tertinggi senilai Rp5.550,00 per kg berasal dari gabah kualitas GKG varietas Ciherang di Kabupaten Deli Serdang. Sedangkan harga terendah senilai Rp3.750,00 per kg berasal dari gabah kualitas GKP varietas Siganteng dan Batu Bara di Kabupaten Mandailing Natal serta gabah kualitas rendah varietas Ciherang di Kabupaten Tapanuli Selatan. Di tingkat penggilingan pada Juli 2015, harga tertinggi senilai Rp5.600,00 per kg berasal dari gabah kualitas GKG varietas Ciherang di Kabupaten Deli Serdang. Sedangkan harga terendah senilai Rp3.800,00 per kg berasal dari gabah kualitas GKP varietas Siganteng dan Batu Bara di Kabupaten Mandailing Natal.
2. RATA-RATA HARGA GABAH DAN KOMPONEN MUTU Selama Juli 2015, rata-rata harga gabah kualitas GKG di tingkat petani senilai Rp5.235 per kg dan di tingkat penggilingan senilai Rp5.281 per kg. Rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani senilai Rp4.336 per kg dan di tingkat penggilingan senilai Rp4.400 per kg. Rata-rata harga gabah kualitas rendah di tingkat petani senilai Rp3.917 per kg dan di tingkat penggilingan senilai Rp3.967 per kg. Komponen mutu gabah pada Juli 2015, rata-rata Kadar Air (KA) dan Kadar Hampa/Kotoran (KH) gabah kualitas GKG masing-masing tercatat 12,36 persen dan 2,56 persen, rata-rata KA dan KH gabah kualitas GKP masing-masing tercatat 19,25 persen dan 4,06 persen, rata-rata KA dan KH gabah kualitas rendah masing-masing tercatat 27,98 persen dan 4,40 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 48/08/12/Th. XVIII, 03 Agustus 2015
9
Tabel 5 Jumlah Observasi, Harga Gabah di Petani dan Penggilingan, dan HPP menurut Kelompok Kualitas, Juli 2015 Kelompok Kualitas (1)
GKG
GKP
Gabah Kualitas Rendah
Total
Jumlah Observasi (%) (2)
Harga Gabah di Petani (Rp/Kg) Terendah
Tertinggi
(3)
(4)
24
4 725
5 550
(24,00)
(Balige; Toba Samosir)
(Pantai Labu; Deli Serdang)
72
3 750
5 525
(72,00)
(Panyabungan; Mandailing Natal)
(Rawang Panca Arga; Asahan)
4
3 750
4 000
(4,00)
Batang Angkola; Tapanuli Selatan)
Batang Angkola; Tapanuli Selatan)
100 (100,00)
-
-
Ratarata (5)
Harga Ratarata di Penggilingan (Rp/Kg)
Harga Pembelian Pemerintah (HPP) (Rp/Kg)
(6)
(7)
5 235
5 281
4 336
4 400
Rp/Kg
%
(8)
(9)
4 600
(Penggilingan)
681
14,80
3 700
(Petani)
636
17,19
3 750
(Penggilingan)
650
17,33
3 917
3 967
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Keterangan: ◙ GKG : KA≤14,00% dan KH≤3,00% ◙ GKP : KA (14,01%-25,00%) dan KH (3,01%-10,00%) ◙ Di LuarKualitas : KA > 25,00% atau KH > 10,00% 1 )HPP berdasarkan Inpres No.5 Tahun 2015 tanggal 17 Maret 2015
10
Selisih Harga Kol (5) atau (6) thd Kol (7)
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 48/08/12/Th. XVIII, 03 Agustus 2015
BPS PROVINSI SUMATERA UTARA Informasi lebih lanjut hubungi: BPS Provinsi Sumatera Utara Telepon: 061-8452343 E-mail:
[email protected] Website: http://sumut.bps.go.id
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 48/08/12/Th. XVIII, 03 Agustus 2015
11