BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 37/07/12/Th. XIX, 01 Juli 2016
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI SUMATERA UTARA JUNI 2016 SEBESAR 99,84
Pada Juni 2016, NTP Provinsi Sumatera Utara (2012=100) tercatat sebesar 99,84 atau mengalami penurunan 1,06 persen dibandingkan dengan NTP Mei 2016 sebesar 100,91.
Penurunan NTP Juni 2016 disebabkan oleh turunnya NTP Subsektor Hortikultura sebesar 2,09 persen dan NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 2,84 persen. Sedangkan Subsektor Tanaman Pangan (padi dan palawija) mengalami kenaikan sebesar 0,01 persen, NTP Subsektor Peternakan naik sebesar 0,98 persen, dan NTP Subsektor Perikanan naik sebesar 0,94 persen.
Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi perdesaan. Pada Juni 2016, terjadi inflasi perdesaan di Sumatera Utara sebesar 0,30 persen. Hal ini disebabkan oleh kenaikan indeks pada seluruh kelompok konsumsi rumah tangga, yaitu indeks kelompok bahan makanan sebesar 0,02 persen, indeks kelompok makanan jadi, minuman, rokok, & tembakau sebesar 0,92 persen, indeks kelompok perumahan sebesar 0,15 persen, indeks kelompok sandang sebesar 0,78 persen, indeks kelompok kesehatan sebesar 0,48 persen, indeks kelompok pendidikan, rekreasi & olah raga sebesar 0,11 persen, dan indeks kelompok transportasi & komunikasi sebesar 0,19 persen.
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Sumatera Utara Juni 2016 sebesar 106,43 atau turun 0,96 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya.
1. NILAI TUKAR PETANI (NTP) Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di Provinsi Sumatera Utara pada Juni 2016, NTP Provinsi Sumatera Utara mengalami penurunan 1,06 persen dibanding Mei 2016, yaitu dari 100,91 menjadi 99,84. Penurunan NTP pada Juni 2016 disebabkan kenaikan indeks harga hasil produksi pertanian lebih rendah jika dibandingkan dengan kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian. Penurunan NTP Juni 2016 disebabkan oleh turunnya NTP Subsektor Hortikultura sebesar 2,09 persen dan NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 2,84 persen. Sedangkan Subsektor Tanaman Pangan (padi dan palawija) mengalami kenaikan sebesar 0,01 persen, NTP Subsektor Peternakan naik sebesar 0,98 persen, dan NTP Subsektor Perikanan naik sebesar 0,94 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 37/07/12/Th. XIX, 01 Juli 2016
1
Tabel 1 Nilai Tukar Petani Provinsi Sumatera Utara per Subsektor, Mei 2016-Juni 2016 (2012=100) Subsektor
Mei 2016
Juni 2016
Persentase Perubahan
(1)
(2)
(3)
(4)
a. Nilai Tukar Petani Padi & Palawija (NTPP)
98,21
98,22
0,01
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
122,62
122,96
0,27
- Padi
124,90
126,31
1,12
- Palawija
117,27
115,10
-1,85
124,86
125,18
0,26
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
127,33
127,72
0,31
- Indeks BPPBM
117,11
117,24
0,11
a. Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH)
99,15
97,07
-2,09
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
123,05
120,84
-1,79
- Sayur-sayuran
117,62
114,32
-2,80
- Buah-buahan
129,76
128,80
-0,74
- Tanaman Obat
109,51
108,97
-0,49
124,11
124,49
0,31
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
126,13
126,57
0,35
- Indeks BPPBM
115,09
115,21
0,10
a. Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR)
99,03
96,22
-2,84
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
124,11
120,89
-2,59
124,11
120,89
-2,59
125,32
125,64
0,26
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
126,65
127,00
0,28
- Indeks BPPBM
118,11
118,31
0,17
a. Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPT)
110,09
111,17
0,98
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
130,07
131,76
1,30
- Ternak Besar
135,63
138,01
1,76
- Ternak Kecil
124,45
125,41
0,78
- Unggas
114,64
114,39
-0,22
- Hasil Ternak
113,70
113,53
-0,15
118,15
118,52
0,32
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
126,29
126,66
0,29
- Indeks BPPBM
110,98
111,36
0,34
1. Tanaman Pangan (Padi & Palawija)
c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
2. Hortikultura
c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
- Tanaman Perkebunan Rakyat c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
4. Peternakan
c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
2
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 37/07/12/Th. XIX, 01 Juli 2016
Subsektor
Mei 2016
Juni 2016
Persentase Perubahan
(1)
(2)
(3)
(4)
a. Nilai Tukar Nelayan dan Pembudidayaan Ikan (NTNP)
98,54
99,47
0,94
b. Indeks Harga yang Diterima Nelayan dan Pembudidayaan Ikan (It)
119,10
120,53
1,19
c. Indeks Harga yang Dibayar Nelayan dan Pembudidayaan Ikan (Ib)
120,87
121,17
0,25
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
124,29
124,77
0,39
- Indeks BPPBM
116,94
117,04
0,08
a. Nilai Tukar Nelayan (NTN)
101,97
103,76
1,75
b. Indeks Harga yang Diterima Nelayan (It)
123,23
125,65
1,97
- Penangkapan Perairan Umum
111,37
112,57
1,08
- Penangkapan Laut
123,36
125,79
1,97
120,85
121,10
0,21
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
124,36
124,83
0,38
- Indeks BPPBM
115,71
115,65
-0,06
a. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi)
95,09
95,15
0,06
b. Indeks Harga yang Diterima Pembudidaya Ikan (It)
114,95
115,37
0,36
- Budidaya Air Tawar
117,90
118,41
0,43
- Budidaya Laut
101,70
101,70
0,00
- Budidaya Air Payau
98,52
98,52
0,00
120,88
121,25
0,30
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
124,22
124,72
0,40
- Indeks BPPBM
118,18
118,44
0,21
a. Nilai Tukar Petani (NTP)
100,91
99,84
-1,06
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
124,58
123,60
-0,79
c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
123,46
123,80
0,28
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
126,62
127,00
0,30
- Indeks BPPBM
115,94
116,14
0,17
a. Nilai Tukar Petani (NTP)
100,98
99,85
-1,12
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
124,75
123,69
-0,84
c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
123,53
123,88
0,28
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
126,69
127,07
0,30
- Indeks BPPBM
115,91
116,11
0,18
5. Perikanan
5.1. Perikanan Tangkap
c. Indeks Harga yang Dibayar Nelayan (Ib)
5.2. Perikanan Budidaya
c. Indeks Harga yang Dibayar Pembudidaya Ikan (Ib)
Gabungan/Provinsi Sumatera Utara
Gabungan/Provinsi Sumatera Utara tanpa Perikanan
BPPBM = Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 37/07/12/Th. XIX, 01 Juli 2016
3
2. INDEKS HARGA YANG DITERIMA PETANI (IT) Indeks harga yang diterima petani (It) dari kelima subsektor menunjukkan fluktuasi harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada Juni 2016, It Provinsi Sumatera Utara mengalami penurunan sebesar 0,79 persen dibandingkan dengan It Mei 2016, yaitu dari 124,58 menjadi 123,60. Penurunan It terjadi pada dua subsektor yaitu subsektor hortikultura sebesar 1,79 persen dan subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 2,59 persen. Sementara tiga subsektor lainnya mengalami kenaikan yaitu subsektor tanaman pangan (padi & palawija) sebesar 0,27 persen, subsektor peternakan sebesar 1,30 persen, dan subsektor perikanan sebesar 1,19 persen.
3. INDEKS HARGA YANG DIBAYAR PETANI (IB) Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada Juni 2016, Ib Provinsi Sumatera Utara mengalami kenaikan sebesar 0,28 persen dibandingkan dengan Ib Mei 2016, yaitu dari 123,46 menjadi 123,80. Kenaikan Ib terjadi pada seluruh subsektor, yaitu subsektor tanaman pangan sebesar 0,26 persen, subsektor hortikultura sebesar sebesar 0,31 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,26 persen, subsektor peternakan sebesar 0,32 persen, dan subsektor perikanan sebesar 0,25 persen.
4. NTP SUBSEKTOR 4.1. Subsektor Tanaman Pangan/Padi & Palawija (NTPP) Pada Juni 2016, NTPP mengalami kenaikan sebesar 0,01 persen, dan hal ini karena perubahan It (0,27%) lebih tinggi dibandingkan perubahan pada Ib (0,26%). Kenaikan yang terjadi pada It karena indeks kelompok padi naik sebesar 1,12 persen yaitu dari 124,90 menjadi 126,31, sedangkan indeks kelompok palawija mengalami penurunan sebesar 1,85 persen yaitu dari 117,27 menjadi 115,10. Di sisi lain, perubahan kenaikan pada Ib terjadi karena perubahan pada indeks konsumsi rumah tangga (IKRT) naik sebesar 0,31 persen dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) naik sebesar 0,11 persen.
4.2. Subsektor Hortikultura (NTPH) Pada Juni 2016, NTPH mengalami penurunan sebesar 2,09 persen, dan hal ini karena perubahan It (1,79%) lebih rendah dibandingkan perubahan pada Ib (0,31%). Penurunan yang terjadi pada It karena indeks pada kelompok sayur-sayuran turun sebesar 2,80 persen yaitu dari 117,62 menjadi 114,32, indeks kelompok buah-buahan turun sebesar 0,74 persen yaitu dari 129,76 menjadi 128,80, dan indeks kelompok tanaman obat turun sebesar 0,49 persen yaitu dari 109,51 menjadi 108,97. Di sisi lain, perubahan kenaikan pada Ib terjadi karena perubahan IKRT naik sebesar 0,35 persen dan indeks BPPBM naik sebesar 0,10 persen.
4.3. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) Pada Juni 2016, NTPR mengalami penurunan sebesar 2,84 persen, dan hal ini karena perubahan It (-2,59%) lebih rendah dibandingkan perubahan pada Ib (0,26%). Penurunan yang terjadi pada It karena indeks kelompok tanaman perkebunan rakyat turun sebesar 2,59 persen yaitu dari 124,11 menjadi 120,89. Di sisi lain, perubahan kenaikan pada Ib karena perubahan IKRT naik sebesar 0,28 persen dan indeks BPPBM naik sebesar 0,17 persen.
4
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 37/07/12/Th. XIX, 01 Juli 2016
4.4. Subsektor Peternakan (NTPT) Pada Juni 2016, NTPT mengalami kenaikan sebesar 0,98 persen, dan hal ini karena perubahan It (1,30%) lebih tinggi dibandingkan perubahan pada Ib (0,32%). Kenaikan yang terjadi pada It karena indeks kelompok ternak besar naik sebesar 1,76 persen dan indeks kelompok ternak kecil naik sebesar 0,78 persen. Sementara indeks kelompok unggas mengalami penurunan sebesar 0,22 persen dan indeks kelompok hasil ternak turun sebesar 0,15 persen. Di sisi lain, perubahan kenaikan pada Ib karena perubahan IKRT naik sebesar 0,29 persen dan indeks BPPBM naik sebesar 0,34 persen.
4.5. Subsektor Perikanan (NTNP) Pada Juni 2016, NTNP mengalami kenaikan sebesar 0,94 persen, dan hal ini disebabkan oleh perubahan It (1,19%) lebih tinggi dibandingkan perubahan pada Ib (0,25%). Kenaikan yang terjadi pada It karena perubahan pada indeks kelompok penangkapan ikan rata-rata naik sebesar 1,97 persen dan indeks kelompok budidaya ikan secara rata-rata naik sebesar 0,36 persen. Di sisi lain, perubahan kenaikan pada Ib karena perubahan IKRT naik sebesar 0,39 persen dan indeks BPPBM naik sebesar 0,08 persen. 4.5.1. Kelompok Penangkapan Ikan (NTN) Pada Juni 2016, NTN mengalami kenaikan sebesar 1,75 persen, dan hal ini disebabkan oleh perubahan It (1,97%) lebih tinggi dibandingkan perubahan pada Ib (0,21%). Kenaikan yang terjadi pada It karena indeks kelompok penangkapan ikan secara rata-rata naik sebesar 1,97 persen. Di sisi lain, perubahan kenaikan pada Ib karena perubahan IKRT naik sebesar 0,38 persen sementara indeks BPPBM mengalami penurunan sebesar 0,06 persen. 4.5.2. Kelompok Budidaya Ikan (NTPi) Pada Juni 2016, NTPi mengalami kenaikan sebesar 0,06 persen, dan hal ini disebabkan oleh perubahan It (0,36%) lebih tinggi dibandingkan perubahan pada Ib (0,30%). Kenaikan yang terjadi pada It karena indeks kelompok budidaya ikan secara rata-rata naik sebesar 0,36 persen. Di sisi lain, perubahan kenaikan pada Ib karena perubahan IKRT naik sebesar 0,40 persen dan indeks BPPBM naik sebesar 0,21 persen.
5. PERBANDINGAN ANTARPROVINSI Dari 10 provinsi di Pulau Sumatera, perubahan NTP Juni 2016 terhadap NTP Mei 2016, terdapat 2 provinsi mengalami kenaikan dan 8 provinsi mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yaitu sebesar 0,51 persen. Sementara penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Bengkulu yaitu sebesar 2,16 persen. Dari 33 provinsi yang dihitung NTP-nya, perubahan NTP Juni 2016 terhadap NTP Mei 2016, terdapat 17 provinsi mengalami kenaikan dan 16 provinsi mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Sulawesi Tenggara yaitu sebesar 1,10 persen, sebaliknya penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Bengkulu sebesar 2,16 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 37/07/12/Th. XIX, 01 Juli 2016
5
Tabel 2 Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi dan Persentase Perubahannya, Juni 2016 (2012=100) Provinsi
Ib
NTP
Indeks
% Perub
Indeks
% Perub
Rasio
% Perub
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Aceh
117,14
-0,87
122,24
0,26
95,83
-1,12
Sumatera Utara
123,60
-0,79
123,80
0,28
99,84
-1,06
Sumatera Barat
118,09
-0,86
121,28
0,35
97,37
-1,20
Riau
121,54
-1,01
123,87
0,67
98,11
-1,67
Kepulauan Riau
117,00
-0,10
118,66
0,48
98,60
-0,58
Jambi
121,07
0,01
122,08
0,41
99,18
-0,40
Sumatera Selatan
114,98
-0,53
122,53
0,60
93,84
-1,12
Kepulauan Bangka Belitung
122,73
1,02
118,30
0,51
103,74
0,51
Bengkulu
114,70
-1,19
123,52
0,99
92,86
-2,16
Lampung
127,15
0,78
121,57
0,33
104,59
0,44
DKI Jakarta
119,54
0,22
118,07
0,64
101,25
-0,42
Jawa Barat
131,26
0,48
126,12
0,68
104,08
-0,20
Banten
124,25
0,20
122,36
0,68
101,54
-0,48
Jawa Tengah
122,82
0,20
123,26
0,43
99,64
-0,22
DI Yogyakarta
127,30
0,98
122,59
0,37
103,84
0,61
Jawa Timur
131,18
0,68
125,43
0,38
104,59
0,29
Bali
128,83
0,91
120,88
0,31
106,58
0,60
Nusa Tenggara Barat
126,12
1,20
121,10
0,88
104,14
0,32
Nusa Tenggara Timur
121,40
0,63
120,59
0,04
100,67
0,59
Kalimantan Barat
117,61
0,09
122,48
0,82
96,02
-0,72
Kalimantan Tengah
119,52
0,66
121,81
0,26
98,12
0,39
Kalimantan Selatan
115,85
0,59
119,38
0,77
97,04
-0,18
Kalimantan Timur
120,45
0,56
122,28
0,32
98,50
0,24
Sulawesi Utara
119,76
0,82
123,46
0,44
97,00
0,38
Gorontalo
130,49
-0,35
123,61
-0,23
105,57
-0,12
Sulawesi Tengah
123,27
1,25
122,51
0,54
100,62
0,71
Sulawesi Selatan
128,80
0,95
123,62
0,67
104,19
0,28
Sulawesi Barat
127,10
1,28
118,22
0,43
107,51
0,84
Sulawesi Tenggara
122,57
1,56
121,79
0,45
100,65
1,10
Maluku
127,27
-0,08
123,56
0,40
103,01
-0,48
Maluku Utara
125,32
0,40
120,32
0,87
120,32
0,87
Papua
117,06
1,65
120,52
0,72
97,13
0,92
Papua Barat
123,25
1,09
122,71
0,59
100,44
0,50
Nasional
125,18
0,39
123,37
0,46
101,47
-0,08
(1)
6
It
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 37/07/12/Th. XIX, 01 Juli 2016
6. INDEKS HARGA KONSUMEN PERDESAAN Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi perdesaan. Pada Juni 2016, terjadi inflasi perdesaan di Sumatera Utara sebesar 0,30 persen. Hal ini disebabkan oleh kenaikan indeks pada seluruh kelompok konsumsi rumah tangga, yaitu indeks kelompok bahan makanan sebesar 0,02 persen, indeks kelompok makanan jadi, minuman, rokok, & tembakau sebesar 0,92 persen, indeks kelompok perumahan sebesar 0,15 persen, indeks kelompok sandang sebesar 0,78 persen, indeks kelompok kesehatan sebesar 0,48 persen, indeks kelompok pendidikan, rekreasi & olah raga sebesar 0,11 persen, dan indeks kelompok transportasi & komunikasi sebesar 0,19 persen. Secara nasional pada Juni 2016, terjadi inflasi perdesaan sebesar 0,59 persen. Dari 33 provinsi yang dilaporkan, 32 provinsi mengalami inflasi dan 1 provinsi mengalami deflasi. Inflasi perdesaan tertinggi terjadi di Provinsi Bengkulu sebesar 1,19 persen, sedangkan deflasi perdesaan terjadi di Provinsi Gorontalo sebesar 0,25 persen. Tabel 3 Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan, Juni 2016 (2012=100) Provinsi
Bahan Makanan
Makanan Jadi
Perumahan
Sandang
Kesehatan
Pendidikan, Rekreasi, dan O. Raga
Transportasi dan Komunkiasi
UMUM/ KRT
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Aceh
-0,05
0,94
0,16
1,40
0,34
0,21
0,17
0,31
Sumatera Utara
0,02
0,92
0,15
0,78
0,48
0,11
0,19
0,30
Sumatera Barat
0,26
0,86
-0,04
1,02
0,55
0,27
0,28
0,42
Riau
1,16
0,81
0,28
1,69
0,32
0,29
0,00
0,80
Kepulauan Riau
1,01
0,59
0,03
0,29
0,09
0,21
0,30
0,59
Jambi
0,48
0,96
0,33
1,04
0,08
0,07
-0,11
0,49
Sumatera Selatan
1,14
0,97
0,09
0,77
0,02
0,52
-0,05
0,80
Kepulauan Bangka Belitung
0,81
1,17
0,05
0,91
0,25
0,24
-0,10
0,62
Bengkulu
2,19
0,93
0,24
1,00
0,36
0,13
0,07
1,19
Lampung
0,29
1,14
0,37
0,79
0,30
-0,02
0,04
0,44
DKI Jakarta
1,61
1,07
0,00
0,45
0,00
0,00
0,00
0,94
Jawa Barat
1,50
0,63
0,44
1,08
0,12
-0,01
0,31
0,91
Banten
1,19
0,65
0,44
1,56
0,33
0,30
-0,23
0,79
Jawa Tengah
0,84
1,06
0,20
0,81
0,33
0,13
0,09
0,67
DI Yogyakarta
0,59
1,14
0,50
0,93
0,28
0,04
0,07
0,56
Jawa Timur
0,09
1,32
0,16
1,18
0,11
0,32
0,03
0,40
Bali
0,58
0,86
0,28
0,00
0,20
0,14
0,07
0,43
Nusa Tenggara Barat
1,48
1,63
0,38
1,50
0,39
0,04
0,05
1,13
Nusa Tenggara Timur
-0,64
1,25
0,46
0,46
0,24
0,09
0,93
0,06
Kalimantan Barat
1,40
1,32
0,12
0,23
0,50
0,02
0,07
0,98
Kalimantan Tengah
0,03
1,14
0,30
0,38
0,14
0,16
-0,41
0,28
Kalimantan Selatan
1,03
0,95
0,81
1,11
0,47
1,25
0,23
0,90
Kalimantan Timur
0,38
0,85
0,22
0,26
0,34
0,08
-0,11
0,38
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 37/07/12/Th. XIX, 01 Juli 2016
7
Provinsi
Bahan Makanan
Makanan Jadi
Perumahan
Sandang
Kesehatan
Pendidikan, Rekreasi, dan O. Raga
Transportasi dan Komunkiasi
UMUM/ KRT
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Sulawesi Utara
0,82
1,02
0,03
0,05
0,06
0,03
-0,11
0,54
Gorontalo
-1,25
1,41
0,74
1,13
0,07
0,08
0,02
-0,25
Sulawesi Tengah
0,17
1,45
1,62
1,49
0,79
0,16
0,20
0,67
Sulawesi Selatan
1,13
0,95
0,40
0,80
0,40
0,24
0,46
0,84
Sulawesi Barat
0,76
0,75
0,13
0,48
0,07
-0,10
0,42
0,57
Sulawesi Tenggara
0,66
0,87
0,09
0,99
0,27
0,04
0,18
0,56
Maluku
0,51
1,09
-0,01
0,82
0,15
0,17
-0,08
0,47
Maluku Utara
1,78
0,68
0,06
0,39
0,61
0,13
0,10
1,06
Papua
1,29
1,17
0,33
0,22
0,03
0,00
0,08
0,91
Papua Barat
1,06
0,79
0,24
1,03
0,49
0,15
0,00
0,74
Nasional
0,63
1,05
0,28
0,92
0,26
0,17
0,14
0,59
7. NILAI TUKAR USAHA RUMAH TANGGA PERTANIAN (NTUP) SUBSEKTOR Pada Juni 2016, NTUP Provinsi Sumatera Utara mengalami penurunan sebesar 0,96 persen. Hal ini karena perubahan It (-0,79%) lebih rendah dibandingkan perubahan indeks BPPBM (0,17%). Penurunan NTUP disebabkan oleh turunnya NTUP pada subsektor hortikultura sebesar 1,89 persen dan subsektor tanaman perkebunan rakyat turun sebesar 2,76 persen. Sementara subsektor tanaman pangan mengalami kenaikan sebesar 0,16 persen, subsektor peternakan naik sebesar 0,96 persen, dan subsektor perikanan sebesar 1,11 persen. Tabel 4 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian per Subsektor dan Persentase Perubahannya Juni 2016 (2012=100)
8
Subsektor
Mei 2016
Juni 2016
% Perubahan
(1)
(2)
(3)
(4)
1. Tanaman Pangan
104,71
104,88
0,16
2. Hortikultura
106,91
104,89
-1,89
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
105,07
102,18
-2,76
4. Peternakan
117,20
118,32
0,96
5. Perikanan
101,85
102,98
1,11
a. Tangkap
106,50
108,65
2,02
b. Budidaya
97,27
97,41
0,15
Sumatera Utara
107,46
106,43
-0,96
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 37/07/12/Th. XIX, 01 Juli 2016
B. HARGA PRODUSEN GABAH JUNI 2016
Selama Juni 2016 dilakukan di 13 kabupaten terhadap 89 observasi. Berdasarkan komposisinya, jumlah observasi harga gabah masih didominasi Gabah Kering Panen (GKP) sebanyak 61 observasi (68,54%), diikuti oleh Gabah Kering Giling (GKG) sebanyak 19 observasi (21,35%), dan Gabah Kualitas Rendah sebanyak 9 observasi (10,11%).
Di tingkat petani pada Juni 2016, harga tertinggi senilai Rp5.650,00 per kg berasal dari gabah kualitas GKG varietas Ciherang di Kabupaten Deli Serdang. Sedangkan harga terendah senilai Rp3.750,00 per kg berasal dari gabah kualitas GKP varietas Mekongga, Bondoroso, Sibatu bara, Sitoyo, dan Siganteng di Kabupaten Mandailing Natal.
Di tingkat penggilingan pada Juni 2016, harga tertinggi senilai Rp5.700,00 per kg berasal dari gabah kualitas GKP varietas Ciherang di Kabupaten Asahan dan gabah kualitas GKG varietas Ciherang di Kabupaten Deli Serdang.
Survei harga produsen gabah selama Juni 2016 dilakukan di 13 kabupaten terhadap 89 observasi. Berdasarkan komposisinya, jumlah observasi harga gabah masih didominasi Gabah Kering Panen (GKP) sebanyak 61 observasi (68,54%), diikuti oleh Gabah Kering Giling (GKG) sebanyak 19 observasi (21,35%), dan Gabah Kualitas Rendah sebanyak 9 observasi (10,11%).
1. HARGA TERTINGGI DAN TERENDAH Di tingkat petani pada Juni 2016, harga tertinggi senilai Rp5.650,00 per kg berasal dari gabah kualitas GKG varietas Ciherang di Kabupaten Deli Serdang. Sedangkan harga terendah senilai Rp3.750,00 per kg berasal dari gabah kualitas GKP varietas Mekongga, Bondoroso, Sibatu bara, Sitoyo, dan Siganteng di Kabupaten Mandailing Natal. Di tingkat penggilingan pada Juni 2016, harga tertinggi senilai Rp5.700,00 per kg berasal dari gabah kualitas GKP varietas Ciherang di Kabupaten Asahan dan gabah kualitas GKG varietas Ciherang di Kabupaten Deli Serdang. Sedangkan harga terendah senilai Rp3.800,00 per kg berasal dari gabah kualitas GKP varietas Mekongga, Bondoroso, Sibatu bara, Sitoyo, dan Siganteng di Kabupaten Mandailing Natal.
2. RATA-RATA HARGA GABAH DAN KOMPONEN MUTU Selama Juni 2016, rata-rata harga gabah kualitas GKG di tingkat petani senilai Rp5.359 per kg dan di tingkat penggilingan senilai Rp5.403 per kg. Rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani senilai Rp4.395 per kg dan di tingkat penggilingan senilai Rp4.445 per kg. Rata-rata harga gabah kualitas rendah di tingkat petani senilai Rp4.465 per kg dan di tingkat penggilingan senilai Rp4.532 per kg. Komponen mutu gabah pada Juni 2016, rata-rata Kadar Air (KA) dan Kadar Hampa/Kotoran (KH) gabah kualitas GKG masing-masing tercatat 12,79 persen dan 2,32 persen, rata-rata KA dan KH gabah kualitas GKP masing-masing tercatat 19,69 persen dan 4,97 persen, rata-rata KA dan KH gabah kualitas rendah masing-masing tercatat 28,57 persen dan 5,45 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 37/07/12/Th. XIX, 01 Juli 2016
9
Tabel 5 Jumlah Observasi, Harga Gabah di Petani dan Penggilingan, dan HPP menurut Kelompok Kualitas, Juni 2016
Kelompok Kualitas (1)
Terendah
Tertinggi
Rata-rata
Harga Ratarata di Penggilingan (Rp/Kg)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
19
4 600
5 650
(Kualuh Selatan; Labuhan Batu Utara)
(Pantai Labu; Deli Serdang)
5 359
5 403
(21,35)
61
3 750
5 640
(68,54)
(Panyabungan, Siabu; Mandailing Natal)
(Rawang Panca Arga; Asahan)
9
4 248
4 683
(10,11)
(Siantar Narumonda; Toba Samosir)
(Siantar Narumonda; Toba Samosir)
89 (100,00)
-
Jumlah Observasi (%)
GKG
GKP
Gabah Kualitas Rendah
Total
Harga Gabah di Petani (Rp/Kg)
-
4 395
Harga Pembelian Pemerintah (HPP) (Rp/Kg) (7)
Rp/Kg
%
(8)
(9)
4600
(Penggilingan)
803
17,46
3700
(Petani)
695
18,78
3750
(Penggilingan)
695
18,53
4 445
4 465
4 532
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Keterangan: ◙ GKG : KA≤14,00% dan KH≤3,00% ◙ GKP : KA (14,01%-25,00%) dan KH (3,01%-10,00%) ◙ Di LuarKualitas : KA > 25,00% atau KH > 10,00% 1 )HPP berdasarkan Inpres No 5 Tahun 2015 tanggal 17 Maret 2015
10
Selisih Harga Kol (5) atau (6) thd Kol (7)
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 37/07/12/Th. XIX, 01 Juli 2016
Informasi lebih lanjut hubungi:
BPS PROVINSI SUMATERA UTARA Telepon/Fax: 061-8452343/8452773 E-mail:
[email protected] Website:http://sumut.bps.go.id
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 37/07/12/Th. XIX, 01 Juli 2016
11