No. 26/5/13/Th XIX, 2 Mei 2016
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH A.
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI
NTP SUMATERA BARAT APRIL 2016 SEBESAR 98,76 ATAU NAIK 0,39 PERSEN
NTP Sumatera Barat bulan April 2016 tercatat sebesar 98,76 atau naik sebesar 0,39 persen bila dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 98,38 (Maret 2016). Indeks harga yang diterima petani (It) mengalami penurunan sebesar 0,61 persen dan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami penurunan sebesar 1,00 persen.
Pada bulan April 2016 NTP masing-masing subsektor tercatat sebesar 96,06 untuk subsektor tanaman pangan (NTPP), 94,72 untuk subsektor hortikultura (NTPH), 100,34 untuk subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTPR), 102,55 untuk subsektor peternakan (NTPT), dan 106,63 untuk subsektor perikanan (NTPN). Subsektor perikanan terbagi menjadi dua, yaitu subsektor perikanan tangkap dan perikanan budidaya dengan NTP masing-masing sebesar 104,16 dan 107,23.
Secara regional, di Sumatera Barat pada bulan April 2016 terjadi deflasi di daerah perdesaan sebesar 1,21 persen yang disebabkan terjadinya deflasi pada kelompok bahan makanan (2,10 persen), kelompok perumahan (0,01 persen), kelompok kesehatan (0,08 persen), dan kelompok transportasi dan komunikasi (2,74 persen). Sedangkan tiga kelompok lainnya mengalami inflasi: kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,06 persen), kelompok sandang (0,01 persen), dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga (0,02 persen).
A. Nilai Tukar Petani (NTP) Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga di pedesaan di 11 kabupaten di Sumatera Barat pada bulan April 2016, NTP Sumatera Barat mengalami peningkatan sebesar 0,39 persen dibanding bulan Maret 2016, yaitu dari 98,38 menjadi 98,76. Hal ini disebabkan penurunan indeks harga yang diterima petani (0,61 persen), lebih rendah dibanding penurunan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian (1,00 persen).
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 26/5/13/Th XIX, 2 Mei 2016
1
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 26/5/13/Th XIX, 2 Mei 2016
2
Bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, NTP April 2016 pada tiga subsektor mengalami peningkatan, yakni subsektor hortikultura, (0,01 persen), subsektor tanaman perkebunan rakyat (3,58 persen), dan subsektor peternakan (0,32 persen). Sedangkan dua NTP subsektor lainnya mengalami penurunan, yakni subsektor tanaman pangan (2,59 persen), dan subsektor perikanan (0,05 persen).
2.
Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
Indeks harga yang diterima petani (It) menunjukkan fluktuasi harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada bulan April 2016 terjadi penurunan pada indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 0,61 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yaitu dari 120,12 menjadi 119,39. Menurunnya nilai It diakibatkan oleh menurunnya nilai It pada empat subsektor, yaitu subsektor tanaman pangan (3,58 persen), subsektor hortikultura (0,94 persen), subsektor peternakan (0,51 persen), dan subsektor perikanan (0,53 persen). Sedangkan It pada subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami peningkaatan sebesar (2,36 persen).
3.
Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada bulan April 2016 indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami penurunan sebesar 1,00 persen dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu dari 122,10 menjadi 120,88. Menurunnya nilai Ib disebabkan oleh turunnya nilai Ib pada seluruh subsektor, yaitu subsektor tanaman pangan (1,01 persen), subsektor hortikultura (0,94 persen), subsektor tanaman perkebunan rakyat (1,18 persen), subsektor peternakan (0,83 persen), dan subsektor perikanan (0,48 persen).
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 26/5/13/Th XIX, 2 Mei 2016
3
Grafik 1 NTP Sumatera Barat Bulan April 2015 – April 2016 (2012=100)
4.
NTP Subsektor a.
Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) NTP subsektor tanaman pangan (NTPP) pada bulan April 2016 mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu sebesar 2,59 persen dari 98,62 menjadi 96,06. Hal ini dikarenakan penurunan indeks harga yang diterima petani (3,58 persen), lebih besar dibanding penurunan indeks harga yang dibayar petani (1,01 persen). Menurunnya nilai indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 3,58 persen disebabkan oleh menurunnya indeks harga pada subkelompok padi sebesar 4,11 persen, dan indeks harga pada subkelompok palawija sebesar 1,69 persen. Sementara itu, indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami penurunan sebesar 1,01 persen diakibatkan oleh turunnya indeks harga subkelompok konsumsi rumahtangga (IKRT) sebesar 1,29 persen, dan indeks harga subkelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,13 persen.
b. Subsektor Hortikultura (NTPH) Nilai Tukar Petani untuk subsektor hortikultura (NTPH) pada bulan April 2016 mengalami peningkatan sebesar 0,01 persen dari 94,71 menjadi 94,72. Hal ini dikarenakan penurunan indeks harga yang diterima petani (0,93 persen) lebih rendah dibanding penurunan indeks harga yang dibayar petani (0,94 persen). Menurunnya nilai It sebesar 0,93 persen disebabkan menurunnya nilai indeks harga pada subkelompok sayur-sayuran sebesar 2,24 persen, walaunpun nilai indeks harga pada subkelompok buah-buahan dan subkelompok tanaman obat mengalami peningkatan masingmasing sebesar 1,85 persen dan 0,57 persen. Penurunan Ib sebesar 0,94 persen disebabkan turunnya indeks harga pada subkelompok konsumsi rumah tangga (IKRT) sebesar 1,08 persen, dan indeks harga pada subkelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,25 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 26/5/13/Th XIX, 2 Mei 2016
4
c.
Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR) NTPR pada bulan April 2016 mengalami peningkatan sebesar 3,58 persen, yaitu dari 96,87 menjadi 100,34. Meningkatnya nilai NTPR ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 2,36 persen, sedangkan indeks yang dibayar petani mengalami penurunan sebesar 1,18 persen. Menurunnya nilai Ib sebesar 1,18 persen diakibatkan menurunnya indeks harga pada subkelompok konsumsi rumah tangga sebesar 1,34 persen, dan indeks harga pada subkelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,17 persen.
d.
Subsektor Peternakan (NTPT) NTPT pada April 2016 mengalami peningkatan sebesar 0,32 persen, yaitu dari 102,23 menjadi 102,55. Peningkatan NTP ini terjadi diakibatkan oleh penurunan pada indeks harga yang diterima petani (0,51 persen) lebih rendah dibanding penurunan indeks harga yang dibayar petani (0,83 persen). Penurunan indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 0,51 persen terjadi karena penurunan harga pada subkelompok ternak besar sebesar 0,19 persen, subkelompok unggas (1,13 persen), dan subsektor hasil ternak (1,55 persen). Sedangkan indeks harga pada subkelompok ternak kecil mengalami peningkatan sebesar 0,69 persen. Penurunan indeks harga yang dibayar petani (Ib) sebesar 0,83 persen diakibatkan oleh penurunan indeks harga pada subkelompok konsumsi rumah tangga sebesar 1,15 persen, dan subkelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,49 persen.
e.
Subsektor Perikanan (NTPN) Pada bulan April 2016, nilai tukar petani subsektor perikanan (NTPN) mengalami penurunan sebesar 0,05 persen, yaitu dari 106,69 menjadi 106,63. Kondisi ini diakibatkan penurunan indeks harga yang diterima petani (0,53 persen), lebih besar dibanding penurunan indeks yang dibayar petani (0,48 persen). Penurunan nilai It sebesar 0,53 persen merupakan kontribusi dari penurunan indeks harga pada subsektor perikanan budidaya sebesar 0,82 persen, sedangkan indeks harga pada subsektor perikanan tangkap mengalami peningkatan sebesar 0,71 persen. Penurunan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,48 persen diakibatkan penurunan indeks harga pada subkelompok konsumsi rumah tangga (IKRT) sebesar 0,54 persen dan indeks harga pada subkelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,37 persen.
4.
Indeks Harga Konsumen Pedesaan Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi di wilayah perdesaan. Secara regional, Sumatera Barat pada bulan April 2016 terjadi deflasi di daerah perdesaan sebesar 1,21 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Terjadinya deflasi di daerah perdesaan merupakan kontribusi dari penurunan indeks harga pada kelompok bahan makanan (2,10 persen), kelompok perumahan (0,01 persen), kelompok kesehatan (0,08 persen), dan kelompok transportasi dan komunikasi (2,74 persen). Sedangkan tiga kelompok lainnya mengalami inflasi: kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,06 persen), kelompok sandang (0,01 persen), dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga (0,02 persen). Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 26/5/13/Th XIX, 2 Mei 2016
5
Tabel 2 Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Menurut Kelompok Pengeluaran Maret 2016 - April 2016 (2012=100)
*) Persentase perubahan IHK Perdesaan Bulan April 2016 terhadap Bulan sebelumnya **) Persentase perubahan IHK Perdesaan Bulan April 2016 terhadap Bulan Desember 2015 ***) Persentase perubahan IHK Perdesaan Bulan April 2016 terhadap Bulan April 2015
Laju inflasi pedesaan tahun kalender bulan April 2016 sebesar 0,60 persen, dan inflasi pedesaan tahun ke tahun (year on year) sebesar 5,02 persen.
Grafik 2 Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan April 2015 – April 2016 (2012=100)
\ Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 26/5/13/Th XIX, 2 Mei 2016
6
B. PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH APRIL 2016 HARGA GABAH (GKP) DI PETANI TURUN 11,10 %
Komposisi jumlah observasi dari 99 transaksi harga gabah di tujuh kabupaten di Sumatera Barat selama April 2016, didominasi didominasi Gabah Kering Panen (GKP) sebesar 100 persen .
Di tingkat petani, harga gabah tertinggi berasal dari gabah kualitas GKP varietas Cisokan yaitu sebesar Rp 6.200,- per kg yang terjadi di Kabupaten Agam. Sedangkan harga terendah berasal dari gabah kualitas GKP varietas SPR, yaitu senilai Rp 4.200,00- per kg, terjadi di Kabupaten Tanah Datar.
Berbeda dengan bulan sebelumnya, pada bulan April 2016 rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani mengalami penurunan sebesar 11,10 persen dari Rp 5.749,26,- per kg (Maret 2016) menjadi Rp 5.110,98,- per kg ( April 2016), dan di tingkat penggilingan turun 11,05 persen dari Rp 5.854,58,- per kg (Maret 2016) menjadi Rp 5.207,51,- per kg (April 2016). Sementara itu, rata–rata harga gabah kualitas rendah dan gabah kualitas GKG tidak dapat dibandingkan.
Survei harga produsen gabah berasal dari 99 observasi di tujuh kabupaten di Sumatera Barat, yaitu: Pesisir Selatan, Solok, Padang Pariaman, Agam, Tanah Datar, Limapuluh Kota, dan Pasaman. Rata-rata harga gabah di tingkat petani bulan April 2016 dibanding bulan Maret 2016 untuk kualitas GKP mengalami penurunan sebesar 11,10 persen dari Rp 5.749,26 per kg (Maret 2016) menjadi Rp 5.110,98 per kg (April 2016). Sementara di tingkat penggilingan harga gabah GKP turun sebesar 11,05 persen dari Rp 5.854,58,- per kg (Maret 2016) menjadi Rp 5.207,51,- per kg (April 2016). Tabel 3 Jumlah Observasi Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan, Dan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) April 2016 Kelompok Kualitas
Jumlah Observasi
(1)
HHarga Pembelian Rata-rata HargaP Pemerintah Tkt Penggilingan ( (Rp/Kg) (Rp/Kg) Rata-rata
Harga di Tk Petani (Rp/Kg)
(Rp/kg)
(%)
(7)
(8)
(9)
4.600,00,-
--
--
3.700,00,(Petani)
1410,98
38,13
3.750,00,(Penggilingan)
1457,51
38.87
--
--
--
--
--
--
--
--
Terendah
Tertinggi
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
GKG
0 (0,00%)
--
--
--
--
GKP
99 (100%)
4200,00-
6200,00,-
5.110,98-
5 207,51,-
0 (0 %)
--
--
--
99 (100,00)
--
--
--
KualitasRendah
Total
Selisih harga kol (5&6) terhadap kol (7)
Harga gabah kualitas GKP terendah pada April 2016 di tingkat petani dijumpai di Kabupaten Tanah Datar, yaitu sebesar Rp 4.200,- per kg, sedangkan harga terendah di tingkat penggilingan juga di Kabupaten Tanah Datar, yaitu Rp 4.250,- per kg. Sementara harga tertinggi di tingkat petani terjadi di
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 26/5/13/Th XIX, 2 Mei 2016
7
Kabupaten Agam, yaitu
sebesar Rp 6.200,00,-per kg . Sedangkan harga tertinggi di tingkat
penggilingan juga terjadi di Kabupaten Agam yaitu sebesar Rp 6.250,- per kg. Tabel 4 Perbandingan Rata-rata Harga Gabah Kualitas GKP di Sumatera Barat Februari 2016 s/d April 2016 Tingkat Penggilingan (Rp/Kg)
Tingkat Petani (Rp/Kg) Apr’16
% Perubahan Bulan Apr 2016 thd. Mar 2016
(8)
(9)
(10)
5.419,56
5.743,44
5.152,90
-10,28
-11,82
5.723,82
6.270,83
5.541,00
-11,59
4.921,90
-13,24
5.472,25
5.623,20
4.871,90
-13,36
6.235,58
5.280,19
-15,32
5.912,23
6.090,58
5.162,69
-15,23
5.800,41
5.792,50
5.742,50
-0,86
5.707,82
5.715,00
5.685,00
-0,52
50 Kota
5.769,26
6.128,33
4.920,00
-19,72
5.674,87
5.958,83
4.753,33
-20,22
Pasaman
4.952,87
4.946,67
4.726,67
-4,45
4.833,84
4.846,67
4.610,00
-4,88
5.636,60
5.854,58
5.207,51
-11,05
5.534,91
5.749,26
5.110,98
-11,10
Feb’16
Mar’16
Apr’16
% Perubahan Bulan Apr2016 thd.Mar 2016
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1
Pes, Selatan
5 522, 21
5799,99
5 212,92
-10,12
2
Solok
5 831,37
5 405,80
5 648,40
3
Tanah Datar
5.561,31
5.673,20
4
Pdg, Prmn.
6.018,76
5
Agam
6 7
No.
Kabupaten
(1)
Sumbar
Feb’16
Mar’16
Grafik 3 Rata-rata Harga Gabah Kualitas GKP di Tingkat Penggilingan Dan HPP Sumatera Barat Apr 2014 – Apr 2016 5795,8
5854,6
5800
5377,8
5300
5538,7
Rata-rata Harga (Rp/Kg)
4966,1
4800 4300
4681,0
4649,51
4981,4
4609,1
4579,2
5199,3 5536,3
4994,9
5127,0 4890,8
5636,6 5207,5
4643,3
4631,1 4553,5
4584,4
4413,4
4450,3
4711,3
4360,2
3800 3300
2800 2300
Harga Gabah di Tingkat Penggilingan
Apr-16
Mar-16
Feb-16
Jan-16
Des-15
Okt-15
Nop-15
Bulan HPP Di Tingkat Penggilingan
Sep-15
Agust-15
Jul-15
Jun-15
Mei-15
Apr-15
Mar-15
Feb-15
Jan-15
Des-14
Nop-14
okt-14
Sep-14
Agust-14
Jul-14
Jun-14
Mei-14
Apr-14
1800
Berdasarkan Inpres No. 5 Tahun 2015 tentang Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah, telah ditetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang baru yang berlaku sejak tanggal 17 Maret 2015, yaitu untuk gabah kualitas GKP sebesar Rp 3.700,00,- per kg di tingkat petani dan Rp 3.750,00,- per kg di tingkat penggilingan, sedangkan HPP untuk gabah kualitas GKG sebesar Rp4.600,00,- per kg di tingkat penggilingan. Pada pemantauan bulan April 2016 tidak ditemukan kasus harga gabah yang berada di bawah HPP. Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 26/5/13/Th XIX, 2 Mei 2016
8
Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat Informasi lebih lanjut hubungi:
Azwir, S.Si Kepala Bidang Statistik Distribusi JlKhatibSulaiman No.48 Padang 25135 Telp. (0751)442158,442159 Homepage : http://sumbar.bps.go.id Email :
[email protected]
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 26/5/13/Th XIX, 2 Mei 2016
9