No. 62/09/51/Th. IX, 1 September 2015
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. AGUSTUS 2015, NTP BALI TURUN 0,34 PERSEN
Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali bulan Agustus 2015 tercatat mengalami penurunan sebesar 0,34 persen, dari 104,60 pada bulan Juli 2015, menjadi 104,25. Dari sisi indeks yang diterima petani (It), tercatat kenaikan sebesar 0,12 persen, dari 122,11 di bulan sebelumnya menjadi 122,27. Sementara dari sisi indeks yang dibayar petani (Ib), tercatat kenaikan sebesar 0,46 persen, dari dari 116,74 menjadi 117,28.
Pada bulan Agustus 2015, dari lima subsektor, dua diantaranya mengalami penurunan NTP, yaitu Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 2,19 persen dan Hortikultura 1,38 persen. Sementara itu, tiga subsektor lainnya, yaitu Tanaman Pangan, Peternakan dan Perikanan mengalami kenaikan, masing-masing sebesar 1,79 persen, 0,28 persen, dan 0,22 persen.
NTP Nasional bulan Agustus 2015 mencapai 101,28, mengalami kenaikan sebesar 0,31 persen terhadap bulan sebelumnya. Kenaikan ini secara umum didorong oleh indeks harga yang diterima petani (It) yang naik sebesar 0,66 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan harga yang dibayar petani (Ib) sebesar 0,36 persen.
Berdasarkan Indeks Harga Konsumen Perdesaan (IHKP) Agustus 2015, daerah pedesaan di Bali tercatat inflasi sebesar 0,64 persen. Sedangkan secara nasional daerah perdesaan mengalami inflasi sebesar 0,47 persen.
Bulan Agustus 2015, tercatat inflasi perdesaan di 27 provinsi, sedangkan 6 provinsi mengalami deflasi. Inflasi perdesaan tertinggi terjadi di Provinsi Gorontalo, yaitu sebesar 1,23 persen dan inflasi terendah terjadi di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Papua sebesar 0,03 persen. Sementara itu, deflasi terbesar tercatat di Nusa Tenggara Barat (NTB) mencapai 0,57 persen, sedangkan deflasi terendah tercatat di Papua Barat dan Sumatera Utara masing-masing sebesar 0,01 persen.
NTP (Farmers Term of Trade) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian terhadap barang dan jasa yang diperlukan petani untuk konsumsi rumahtangganya maupun untuk biaya produksi produk pertanian. Nilai Tukar Petani (NTP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase). Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Pada Agustus 2015, Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali tercatat mengalami penurunan sebesar 0,34 persen, dari 104,60 pada bulan lalu, menjadi 104,25. Dari sisi indeks yang diterima petani (It), tercatat kenaikan sebesar 0,12 persen, dari 122,11 di bulan sebelumnya menjadi 122,27. Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 62/09/51/Th. IX, 1 September 2015
1
Sementara dari sisi indeks yang dibayar petani (Ib), tercatat kenaikan sebesar 0,46 persen, dari 116,74 menjadi 117,28.
1.
NTP Subsektor
a.
Subsektor Tanaman Pangan (Padi & Palawija/NTP-P)
NTP Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) pada bulan Agustus 2015 mengalami kenaikan sebesar 1,79 persen dibanding bulan sebelumnya, yaitu dari 95,86 menjadi 97,57. Nilai NTP-P masih tetap berada dibawah 100 ini menunjukkan bahwa biaya produksi dan konsumsi rumahtangga petani di subsektor pertanian tanaman pangan masih lebih besar dibandingkan hasil yang diterima dari usaha pertaniannya. Indeks harga yang diterima petani (It) pada subsektor Tanaman Pangan naik sebesar 2,35 persen. Kenaikan ini terjadi pada kelompok Padi dan Palawija masing-masing sebesar 2,62 persen dan 1,63 persen. Di sisi lain, indeks harga yang dibayar petani (Ib) tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,55 persen, namun masih lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan It. Kenaikan pada Ib dipengaruhi oleh naiknya Indeks Harga Konsumsi Rumah Tangga (IHKP) dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) masing-masing sebesar 0,64 persen dan 0,13 persen.
b.
Subsektor Hortikultura (NTP-H)
NTP Subsektor Hortikultura (NTP-H) merupakan salah subsektor yang mengalami penurunan NTP pada bulan Agustus 2015. NTP-H turun sebesar 1,38 persen, yaitu dari 103,54 pada bulan lalu menjadi 102,11. Penurunan ini terjadi karena indeks yang diterima petani (It) mengalami penurunan sebesar 0,90 persen, sementara indeks harga yang harus dibayar oleh petani (Ib) mengalami kenaikan sebesar 0,48 persen. Penurunan yang terjadi pada It dipengaruhi oleh turunnya harga-harga pada kelompok buah-buahan dan tanaman obat masing-masing sebesar 2,11 persen, dan 0,92 persen. Secara umum, komoditas yang mengalami penurunan harga, antara lain jeruk, pisang, salak, sawo, jahe dan kunyit. Sementara itu, kenaikan yang terjadi pada Ib disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,63 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,06 persen.
c.
Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr)
NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr) pada bulan Agustus 2015 mengalami penurunan sebesar 2,19 persen dari 101,39 menjadi 99,17. NTP-Pr pada bulan Agustus 2015 kembali berada di bawah nilai 100, yang menunjukkan bahwa biaya yang harus dikeluarkan petani di subsektor ini lebih besar daripada pendapatan yang diterima dari hasil perkebunannya. Secara umum, penurunan NTP-Pr dipicu oleh turunnya indeks yang diterima petani (It) sebesar 1,72 persen, sedangkan indeks yang dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan sebesar 0,49 persen. Beberapa komoditas perkebunan yang memberikan andil atas turunnya It di subsektor ini yaitu kopi, kakao, cengkeh, dan kelapa. Di sisi lain, kenaikan pada Ib dipengaruhi oleh indeks konsumsi rumah tangga dan indeks BPPBM yang naik masing-masing sebesar 0,63 persen dan 0,02 persen.
2
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 62/09/51/Th. IX, 1 September 2015
Tabel 1 Nilai Tukar Petani Provinsi Bali dan Perubahannya Menurut Subsektor Juli 2015 - Agustus 2015 (2012=100) Subsektor (1)
Bulan
Persentase
Juli 2015
Agustus 2015
Perubahan
(2)
(3)
(4)
1. Tanaman Pangan (NTP-P)
95.86
97.57
1.79
a. Indeks Diterima Petani
114.96
117.66
2.35
- Padi
112.24
115.18
2.62
- Palawija
122.92
124.92
1.63
119.93
120.59
0.55
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
120.64
121.41
0.64
b. Indeks Dibayar Petani - Indeks BPPBM
116.63
116.79
0.13
2. Hortikultura (NTP-H)
103.54
102.11
-1.38
a. Indeks Diterima Petani
121.80
120.70
-0.90
- Sayur-sayuran
130.21
132.25
1.57
- Buah-buahan
118.04
115.54
-2.11
- Tanaman Obat
123.95
122.81
-0.92
b. Indeks Dibayar Petani
117.64
118.21
0.48
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
119.54
120.29
0.63
- Indeks BPPBM
112.48
112.55
0.06
3. Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr)
101.39
99.17
-2.19
a. Indeks Diterima Petani
118.41
116.38
-1.72
118.41
116.38
-1.72
116.78
117.35
0.49
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
119.95
120.70
0.63
- Indeks BPPBM
107.27
107.29
0.02
4. Peternakan (NTP-Pt)
114.09
114.41
0.28
a. Indeks Diterima Petani
129.74
130.56
0.63
- Ternak Besar
131.58
133.28
1.30
- Ternak Kecil
132.52
132.18
-0.26
- Unggas
127.45
127.00
-0.36
- Hasil Ternak
116.75
115.96
-0.68
- Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) b. Indeks Dibayar Petani
b. Indeks Dibayar Petani
113.72
114.12
0.36
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
120.14
120.94
0.66
- Indeks BPPBM
108.09
108.15
0.06
5. Perikanan (NTP-Pi)
105.08
105.32
0.22
a. Indeks Diterima Petani
125.23
126.20
0.78
- Tangkap
137.74
139.35
1.17
- Budidaya
106.68
106.70
0.03
b. Indeks Dibayar Petani
119.17
119.83
0.56
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
123.57
124.52
0.77
- Indeks BPPBM
111.13
111.21
0.07
NTP Gabungan
104.60
104.25
-0.34
a. Indeks Diterima Petani
122.11
122.27
0.12
b. Indeks Dibayar Petani
116.74
117.28
0.46
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
120.12
120.89
0.64
- Indeks BPPBM
110.84
110.92
0.07
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 62/09/51/Th. IX, 1 September 2015
3
d.
Subsektor Peternakan (NTP-Pt)
Subsektor Peternakan terdiri atas ternak besar, ternak kecil, unggas, dan hasil ternak. NTP Subsektor Peternakan (NTP-Pt) bulan Agustus 2015 mengalami kenaikan sebesar 0,28 persen, yaitu dari 114,09 menjadi 114,41. Secara umum kenaikan ini disebabkan oleh indeks harga yang diterima petani (It) naik sebesar 0,63 persen, sementara kenaikan pada indeks harga yang dibayar petani (Ib) lebih rendah, yaitu sebesar 0,36 persen. Terjadinya kenaikan It dipicu oleh naiknya harga pada kelompok ternak besar mencapai 1,30 persen, yaitu komoditas sapi potong. Sebaliknya kelompok ternak kecil, unggas dan hasil ternak mengalami penurunan harga masing-masing sebesar 0,26 persen, 0,36 persen, dan 0,68 persen. Sementara itu, kenaikan pada Ib dipicu oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,66 persen dan indeks BPPBM 0,06 persen.
e.
Subsektor Perikanan (NTP-Pi)
Subsektor Perikanan mencakup kegiatan perikanan tangkap dan budidaya perikanan. Pada bulan Agustus 2015, NTP Subsektor Perikanan juga mengalami kenaikan, yaitu sebesar 0,22 persen, dari 105,08 menjadi 105,32. Kenaikan ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan yang lebih besar daripada kenaikan indeks harga yang dibayar petani. It mengalami kenaikan sebesar 0,78 persen, sementara Ib naik sebesar 0,56 persen. Kenaikan It dipicu oleh naiknya hargaharga pada kelompok perikanan tangkap dan budidaya perikanan masing-masing sebesar 1,17 persen dan 0,03 persen. Beberapa komoditi yang mengalami kenaikan harga, yaitu tongkol, tuna, cakalang, nila, mas, dan gurame. Sementara itu, adanya kenaikan pada Ib didorong oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga dan BPPBM masing-masing sebesar 0,77 persen dan 0,07 persen.
2.
Perbandingan Terhadap Angka Nasional
Pada bulan Agustus 2015, NTP gabungan secara nasional mengalami kenaikan sebesar 0,31 persen. Secara umum, kenaikan tersebut terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) secara nasional mengalami kenaikan sebesar 0,66 persen, lebih tinggi daripada kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) sebesar 0,36 persen. Nilai NTP Bali pada bulan Agustus 2015 masih berada di atas NTP gabungan Nasional. Tabel 2 Nilai Tukar Petani Provinsi Bali dan Nasional serta Persentase Perubahannya, Agustus 2015 (2012=100) Indeks
Nasional
Juli 2015
Agustus 2015
%
Juli 2015
Agustus 2015
%
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Indeks yang Diterima Petani
122.11
122.27
0.12
120.58
121.38
0.66
Indeks yang Dibayar Petani
116.74
117.28
0.46
119.42
119.85
0.36
NTP
104.60
104.25
-0.34
100.97
101.28
0.31
(1)
3.
Provinsi Bali
Perbandingan NTP di Jabalnusra
Pada bulan Agustus 2015, dari sembilan provinsi di Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara (Jabalnusra), hampir semua mengalami kenaikan NTP, kecuali Jawa Barat dan Bali yang turun masing-masing sebesar 0,06 persen dan 0,34 persen. Kenaikan tertinggi tercatat di Jawa Timur sebesar 1,22 persen, disusul oleh Jawa Tengah dan Banten masing-masing sebesar 0,85 persen dan 0,65 persen. NTP di Jabalnusra lebih lengkap disajikan pada tabel 3 dibawah ini. 4
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 62/09/51/Th. IX, 1 September 2015
Tabel 3 Nilai Tukar Petani Antar Provinsi di Jabalnusra Agustus 2015 (2012=100) Provinsi
Persentase
Juli 2015
Agustus 2015
Perubahan
(2)
(3)
(4)
DKI Jakarta
96.98
97.56
0.60
Jawa Barat
104.17
104.11
-0.06
(1)
4.
Bulan
Jawa Tengah
98.99
99.83
0.85
Yogyakarta
100.96
101.53
0.56
Jawa Timur
103.87
105.14
1.22
Banten
103.28
103.95
0.65
Bali
104.60
104.25
-0.34
NTB
103.86
104.14
0.27
NTT
101.66
102.15
0.48
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP)
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) dari komponen Ib, NTUP dapat lebih mencerminkan margin usaha pertanian, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. NTUP Agustus 2015 masih mengalami kenaikan sebesar 0,06 persen yaitu dari 110,17 menjadi 110,23. Kenaikan NTUP terjadi pada Subsektor Tanaman Pangan sebesar 2,21 persen, Perikanan 0,71 persen, dan Peternakan 0,58 persen. Sementara NTUP Subsektor Hortikultura dan Tanaman Perkebunan Rakyat mengalami penurunan masing-masing sebesar 0,96 persen dan 1,73 persen. Tabel 4 Nilai Tukar Usaha Pertanian per Subsektor dan Persentase Perubahannya, Agustus 2015 (2012 = 100) Bulan Juli 2015
Agustus 2015
Persentase Perubahan
(2)
(3)
(4)
1. Tanaman Pangan
98.57
100.75
2.21
2. Hortikultura
108.28
107.25
-0.96
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
110.38
108.47
-1.73
4. Peternakan
120.04
120.73
0.58
5. Perikanan
112.68
113.48
0.71
a Perikanan Tangkap
120.50
121.94
1.20
b. Perikanan Budidaya
100.23
100.04
-0.19
110.17
110.23
0.06
Subsektor (1)
Gabungan
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 62/09/51/Th. IX, 1 September 2015
5
5.
Indeks Harga Konsumen Perdesaan
Indeks Harga Konsumen Perdesaan (IHKP) dapat ditunjukkan oleh Indeks Harga Konsumsi Rumahtangga Petani yang merupakan komponen dalam Indeks Harga yang Dibayar Petani. IHK perdesaan terdiri dari 7 (tujuh) kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan, kelompok makanan jadi, kelompok perumahan, kelompok sandang, kelompok kesehatan, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga, serta kelompok transportasi dan komunikasi. Perubahan IHK perdesaan mencerminkan angka inflasi/deflasi di wilayah perdesaan. Secara nasional terjadi inflasi perdesaan sebesar 0,47 persen. Berdasarkan pengamatan IHK perdesaan pada bulan Agustus 2015, terjadi inflasi pada 27 provinsi sementara 6 provinsi mengalami deflasi. Inflasi perdesaan tertinggi di laporkan di Gorontalo mencapai 1,23 persen dan inflasi terendah tercatat di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Papua sebesar 0,03 persen. Sementara itu, provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) tercatat mengalami deflasi terbesar mencapai 0,57 persen, sedangkan provinsi Sumatera Utara dan Papua Barat mengalami deflasi terendah sebesar 0,01 persen. Grafik 1 Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan (IHKP) Menurut Provinsi di Indonesia, Agustus 2015
Pada Agustus 2015, Provinsi Bali mengalami inflasi perdesaan sebesar 0,64 persen yang disebabkan oleh naiknya harga-harga di semua kelompok komoditas. Kenaikan tertinggi terjadi pada kelompok bahan makanan sebesar 1,30 persen, disusul oleh kelompok kesehatan 0,61 persen, kelompok makanan jadi 0,33 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,29 persen, kelompok sandang 0,25 persen, kelompok perumahan 0,07 persen, serta kelompok transportasi dan komunikasi 0,07 persen. Secara umum, komoditas pada kelompok bahan makanan penyumbang inflasi pada bulan Agustus 2015, antara lain beras, cabai rawit, cabai merah, dan ikan pindang tongkol. Sedangkan penyumbang inflasi pada kelompok kesehatan, antara lain biaya dokter gigi, biaya dokter, dan biaya gunting rambut.
6
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 62/09/51/Th. IX, 1 September 2015
Tabel 5 Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Provinsi Bali dan Nasional, Agustus 2015 Kelompok
Perubahan IHK Perdesaan (%) Bali
Nasional
(2)
(3)
Bahan Makanan
1.30
0.83
Makanan Jadi
0.33
0.29
Perumahan
0.07
0.15
Sandang
0.25
0.12
Kesehatan
0.61
0.21
Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga
0.29
0.42
Transportasi dan Komunikasi
0.07
0.11
Gabungan
0.64
0.47
(1)
B. HARGA GABAH BULAN AGUSTUS 2015 NAIK
Berdasarkan hasil pemantauan harga gabah bulan Agustus 2015, tercatat rata-rata harga gabah pada kualitas kering panen (GKP) di tingkat petani mengalami kenaikan sebesar 1,89 persen dibandingkan bulan Juli 2015, sedangkan di tingkat penggilingan naik sebesar 1,72 persen.
Rata-rata harga gabah kualitas GKP pada bulan Agustus masih berada diatas HPP yaitu sebesar Rp 4.363,01 per kg di tingkat petani dan Rp 4.424,41 per kg di tingkat penggilingan.
Transaksi Gabah Kering Panen (GKP) dengan harga tertinggi di tingkat petani tercatat di Kabupaten Tabanan sebesar Rp 4.700,00 per Kg untuk varietas Ciherang, sementara transaksi terendah tercatat di Kabupaten Buleleng dengan harga Rp 3.800,00/Kg untuk varietas Ciherang.
Berdasarkan hasil pencatatan harga gabah di 7 kabupaten, yaitu Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar, Klungkung, Karangasem dan Buleleng selama bulan Agustus 2015, harga gabah (GKP) di tingkat petani mengalami kenaikan sebesar 1,89 persen, dari Rp 4.281,91 per kg pada bulan sebelumnya menjadi Rp 4.363,01 per kg. Sementara itu, rata-rata harga GKP di tingkat penggilingan naik sebesar 1,72 persen dari Rp 4.349,42 per kg menjadi Rp 4.424,41 per kg. Transaksi Gabah Kering Panen (GKP) tertinggi di tingkat petani tercatat di Kabupaten Tabanan sebesar Rp 4.700,00 per kg untuk varietas Ciherang, sedangkan transaksi terendah tercatat di Kabupaten Buleleng dengan harga Rp 3.800,00 per kg untuk varietas yang sama, yaitu Ciherang.
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 62/09/51/Th. IX, 1 September 2015
7
Grafik 2 Perkembangan Rata-rata Harga Gabah (GKP) di Tingkat Petani dan Penggilingan Provinsi Bali Agustus 2014 Agustus 2015 4,600.00 4,400.00 4,200.00 4,000.00 3,800.00 3,600.00 3,400.00 3,200.00
Tk. Petani
Tk. Penggilingan
HPP Tk. Petani
Ags '15
Jul '15
Jun '15
Mei '15
Apr '15
Mar '15
Feb '15
Jan '15
Des '14
Nov '14
Okt '14
Sep '14
Ags '14
3,000.00
HPP Tk. Penggilingan
Tabel 6 Perkembangan Rata-rata Harga Gabah (GKP) di Tingkat Petani dan Penggilingan Provinsi Bali Agustus 2014 Agustus 2015 No
Bulan
Harga di Tingkat Petani (Rp/Kg)
Perubahan (%)
Harga di Tingkat Penggilingan (Rp/Kg)
Perubahan (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1
Agustus 2014
3,870.13
0.16
3,930.18
0.31
2
September 2014
3,960.54
2.34
4,034.95
2.67
3
Oktober 2014
4,091.44
3.31
4,164.42
3.21
4
Nopember 2014
4,121.61
0.74
4,189.88
0.61
5
Desember 2014
4,182.87
1.49
4,258.66
1.64
6
Januari 2015
4,341.58
3.79
4,414.58
3.66
7
Februari 2015
4,419.29
1.79
4,486.79
1.64
8
Maret 2015
4,310.36
-2.46
4,456.36
-0.68
9
April 2015
3,785.53
-12.18
3,857.96
-13.43
10
Mei 2015
3,797.24
0.31
3,861.71
0.10
11
Juni 2015
4,161.03
9.58
4,217.76
9.22
12
Juli 2015
4,281.91
2.90
4,349.42
3.12
13
Agustus 2015
4,363.01
1.89
4,424.41
1.72
*) HPP GKP (Mulai Maret 2015) Rp 3.700,00/kg di tingkat petani Rp 3.750,00/kg di tingkat penggilingan
8
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 62/09/51/Th. IX, 1 September 2015
Tabel 7 Perkembangan Inflasi Perdesaan Bulanan dan Kumulatif Provinsi Bali dan Nasional Tahun 2013 2015 Tahun
Bali
Nasional
Bulanan
Kumulatif
Bulanan
Kumulatif
(2)
(3)
(4)
(5)
Januari
1.66
1.66
1.21
1.21
Februari
0.68
2.35
0.66
1.88
Maret
0.91
3.28
0.76
2.65
April
0.10
3.38
-0.02
2.63
Mei
-0.18
3.20
-0.03
2.60
Juni
-0.03
3.17
0.58
3.20
Juli
3.18
6.45
3.36
6.66
Agustus
0.39
6.87
0.96
7.69
September
-0.03
6.84
0.08
7.78
Oktober
1.05
7.96
0.31
8.11
Nopember
0.24
8.22
0.14
8.26
Desember
0.32
8.57
0.39
8.69
Januari
0.88
0.88
1.16
1.16
Februari
0.32
1.20
0.45
1.62
Maret
0.42
1.63
0.19
1.81
April
0.05
1.68
-0.05
1.76
Mei
0.39
2.07
0.23
1.99
Juni
0.36
2.44
0.74
2.74
Juli
0.56
3.01
0.82
3.58
Agustus
0.49
3.51
0.37
3.96
September
0.49
4.02
0.45
4.43
Oktober
0.24
4.27
0.43
4.88
November
1.52
5.85
1.49
6.41
Desember
2.85
8.86
2.72
9.30
Januari
-0.90
-0.90
-0.03
-0.03
Februari
-0.53
-1.42
-0.73
-0.76
Maret
0.88
-0.55
0.48
-0.29
April
0.25
-0.30
0.21
-0.08
Mei
-0.20
-0.49
0.60
0.52
Juni
0.17
-0.32
0.82
1.35
Juli
0.64
0.31
0.89
2.24
Agustus
0.64
0.96
0.47
2.72
(1)
2013
2014
2015
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 62/09/51/Th. IX, 1 September 2015
9
Informasi lebih lanjut hubungi: I Gede Nyoman Subadri, S.E. Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Provinsi Bali Telepon: 0361-238159, Fax: 0361-238162 E-mail:
[email protected]