BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 57/09/12/Th. XVIII, 01 September 2015
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI SUMATERA UTARA AGUSTUS 2015 SEBESAR 97,26
Pada Agustus 2015, NTP Provinsi Sumatera Utara (2012=100) tercatat sebesar 97,26 atau mengalami penurunan 0,29 persen dibandingkan dengan NTP Juli 2015 sebesar 97,55.
Penurunan NTP Agustus 2015 disebabkan oleh turunnya NTP Subsektor Hortikultura sebesar 0,89 persen, NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 1,88 persen, dan NTP Subsektor Perikanan sebesar 0,16 persen. Sedangkan NTP Subsektor Tanaman Pangan (padi dan palawija) naik sebesar 0,79 persen dan NTP Subsektor Peternakan naik sebesar 1,26 persen.
Pada Agustus 2015, terjadi deflasi perdesaan di Sumatera Utara sebesar 0,01 persen. Hal ini disebabkan oleh penurunan indeks pada 3 kelompok konsumsi rumah tangga, yaitu indeks kelompok bahan makanan sebesar 0,07 persen, indeks kelompok makanan jadi, minuman, rokok, & tembakau sebesar 0,06 persen, dan indeks kelompok pendidikan, rekreasi & olah raga sebesar 0,14 persen. Sementara indeks kelompok perumahan naik sebesar 0,26 persen, indeks kelompok sandang naik sebesar 0,09 persen, indeks kelompok kesehatan naik sebesar 0,10 persen, dan indeks kelompok transportasi & komunikasi naik sebesar 0,02 persen.
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Sumatera Utara Agustus 2015 sebesar 102,71 atau turun 0,38 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya.
1. NILAI TUKAR PETANI (NTP) Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di Provinsi Sumatera Utara pada Agustus 2015, NTP Provinsi Sumatera Utara mengalami penurunan 0,29 persen dibanding Juli 2015, yaitu dari 97,55 menjadi 97,26. Penurunan NTP pada Agustus 2015 disebabkan kenaikan indeks harga hasil produksi pertanian lebih rendah jika dibandingkan dengan kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian. Penurunan NTP Agustus 2015 disebabkan oleh turunnya NTP Subsektor Hortikultura sebesar 0,89 persen, NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 1,88 persen, dan NTP Subsektor Perikanan sebesar 0,16 persen. Sedangkan NTP Subsektor Tanaman Pangan (padi dan palawija) naik sebesar 0,79 persen dan NTP Subsektor Peternakan naik sebesar 1,26 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 57/09/12/Th. XVIII, 01 September 2015
1
Tabel 1 Nilai Tukar Petani Provinsi Sumatera Utara per Subsektor, Juli-Agustus 2015 (2012=100) Subsektor
Juli 2015
Agustus 2015
Persentase Perubahan
(1)
(2)
(3)
(4)
a. Nilai Tukar Petani Padi & Palawija (NTPP)
95,29
96,05
0,79
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
115,89
116,82
0,80
- Padi
118,12
119,61
1,25
- Palawija
110,65
110,29
-0,33
121,61
121,63
0,01
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
123,97
123,93
-0,03
- Indeks BPPBM
114,24
114,39
0,13
a. Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH)
97,79
96,92
-0,89
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
118,65
117,56
-0,92
- Sayur-sayuran
117,38
116,84
-0,46
- Buah-buahan
120,33
118,52
-1,51
- Tanaman Obat
110,84
113,33
2,24
121,33
121,30
-0,03
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
122,86
122,82
-0,03
- Indeks BPPBM
114,52
114,52
0,00
1. Tanaman Pangan (Padi & Palawija)
c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
2. Hortikultura
c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR)
93,57
91,81
-1,88
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
114,69
112,53
-1,88
114,69
112,53
-1,88
122,57
122,57
0,00
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
123,71
123,68
-0,02
- Indeks BPPBM
116,43
116,59
0,14
a. Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPT)
107,99
109,36
1,26
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
125,92
127,52
1,26
- Ternak Besar
129,14
131,08
1,50
- Ternak Kecil
124,06
124,90
0,68
- Unggas
114,43
115,88
1,27
- Hasil Ternak
113,17
114,49
1,16
116,61
116,60
0,00
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
123,67
123,72
0,03
- Indeks BPPBM
110,38
110,35
-0,03
- Tanaman Perkebunan Rakyat c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
4. Peternakan
c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
2
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 57/09/12/Th. XVIII, 01 September 2015
Subsektor
Juli 2015
Agustus 2015
Persentase Perubahan
(1)
(2)
(3)
(4)
a. Nilai Tukar Nelayan dan Pembudidayaan Ikan (NTNP)
97,32
97,17
-0,16
b. Indeks Harga yang Diterima Nelayan dan Pembudidayaan Ikan (It)
115,67
115,62
-0,04
c. Indeks Harga yang Dibayar Nelayan dan Pembudidayaan Ikan (Ib)
118,85
118,99
0,12
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
121,72
121,75
0,03
- Indeks BPPBM
115,76
116,04
0,24
a. Nilai Tukar Nelayan (NTN)
101,21
100,41
-0,79
b. Indeks Harga yang Diterima Nelayan (It)
120,94
120,15
-0,65
- Penangkapan Perairan Umum
108,13
107,21
-0,84
- Penangkapan Laut
121,08
120,29
-0,65
119,50
119,67
0,14
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
121,84
121,88
0,03
- Indeks BPPBM
116,07
116,43
0,31
a. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi)
93,37
93,87
0,53
b. Indeks Harga yang Diterima Pembudidaya Ikan (It)
5. Perikanan
5.1. Perikanan Tangkap
c. Indeks Harga yang Dibayar Nelayan (Ib)
5.2. Perikanan Budidaya 110,36
111,06
0,64
- Budidaya Air Tawar
112,37
113,22
0,76
- Budidaya Laut
101,70
101,70
0,00
- Budidaya Air Payau
97,50
97,50
0,00
c. Indeks Harga yang Dibayar Pembudidaya Ikan (Ib)
118,19
118,31
0,10
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
121,59
121,61
0,02
- Indeks BPPBM
115,44
115,64
0,17
a. Nilai Tukar Petani (NTP)
97,55
97,26
-0,29
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
117,87
117,52
-0,29
c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
120,83
120,83
0,00
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
123,59
123,57
-0,01
- Indeks BPPBM
114,32
114,42
0,09
a. Nilai Tukar Petani (NTP)
97,55
97,26
-0,30
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
117,93
117,58
-0,30
c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
120,89
120,89
0,00
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
123,65
123,63
-0,01
- Indeks BPPBM
114,28
114,37
0,08
Gabungan/Provinsi Sumatera Utara
Gabungan/Provinsi Sumatera Utara tanpa Perikanan
BPPBM = Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 57/09/12/Th. XVIII, 01 September 2015
3
2. INDEKS HARGA YANG DITERIMA PETANI (IT) Indeks harga yang diterima petani (It) dari kelima subsektor menunjukkan fluktuasi harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada Agustus 2015, It Provinsi Sumatera Utara mengalami penurunan sebesar 0,29 persen dibandingkan dengan It Juli 2015, yaitu dari 117,87 menjadi 117,52. Penurunan It terjadi pada tiga subsektor yaitu subsektor hortikultura sebesar 0,92 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,88 persen, dan subsektor perikanan sebesar 0,04 persen. Sementara It dua subsektor lainnya mengalami kenaikan, yaitu subsektor tanaman pangan (padi & palawija) sebesar 0,80 persen dan subsektor peternakan sebesar 1,26 persen.
3. INDEKS HARGA YANG DIBAYAR PETANI (IB) Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada Agustus 2015, Ib Provinsi Sumatera Utara relatif stabil dibandingkan dengan Ib Juli 2015, yaitu 120,83. Ib relatif stabil karena terjadi kenaikan pada subsektor tanaman pangan sebesar 0,01 persen dan subsektor perikanan sebesar 0,12 persen, sementara penurunan terjadi pada subsektor hortikultura sebesar sebesar 0,03 persen, sedangkan subsektor tanaman perkebunan rakyat dan subsektor peternakan relatif stabil.
4. NTP SUBSEKTOR 4.1. Subsektor Tanaman Pangan/Padi & Palawija (NTPP) Pada Agustus 2015, NTPP mengalami kenaikan sebesar 0,79 persen, dan hal ini karena perubahan It (0,80%) lebih tinggi dibandingkan perubahan pada Ib (0,01%). Kenaikan yang terjadi pada It karena indeks kelompok padi mengalami kenaikan sebesar 1,25 persen yaitu dari 118,12 menjadi 119,61, sedangkan indeks kelompok palawija mengalami penurunan sebesar 0,33 persen yaitu dari 110,65 menjadi 110,29. Di sisi lain, perubahan kenaikan pada Ib terjadi karena perubahan pada indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) naik sebesar 0,13 persen, sementara indeks konsumsi rumah tangga (IKRT) mengalami penurunan sebesar 0,03 persen.
4.2. Subsektor Hortikultura (NTPH) Pada Agustus 2015, NTPH mengalami penurunan sebesar 0,89 persen, dan hal ini karena perubahan It (-0,92%) lebih rendah dibandingkan perubahan pada Ib (-0,03%). Penurunan yang terjadi pada It karena indeks pada kelompok sayur-sayuran turun sebesar 0,46 persen yaitu dari 117,38 menjadi 116,84 dan indeks kelompok buah-buahan turun sebesar 1,51 persen yaitu dari 120,33 menjadi 118,52. Sementara indeks kelompok tanaman obat mengalami kenaikan sebesar 2,24 persen yaitu dari 110,84 menjadi 113,33. Di sisi lain, perubahan penurunan pada Ib terjadi karena perubahan IKRT turun sebesar 0,03 persen sementara indeks BPPBM relatif stabil.
4.3. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) Pada Agustus 2015, NTPR mengalami penurunan sebesar 1,88 persen, dan hal ini karena perubahan It (-1,88%) lebih rendah dibandingkan perubahan pada Ib (0,00%). Penurunan yang terjadi pada It karena indeks kelompok tanaman perkebunan rakyat turun sebesar 1,88 persen yaitu dari 114,69 menjadi 112,53. Di sisi lain, Ib relatif stabil karena perubahan IKRT turun sebesar 0,02 persen sedangkan indeks BPPBM naik sebesar 0,14 persen. 4
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 57/09/12/Th. XVIII, 01 September 2015
4.4. Subsektor Peternakan (NTPT) Pada Agustus 2015, NTPT mengalami kenaikan sebesar 1,26 persen, dan hal ini karena perubahan It (1,26%) lebih tinggi dibandingkan perubahan pada Ib (0,00%). Kenaikan yang terjadi pada It karena kenaikan indeks pada seluruh kelompok yaitu indeks kelompok ternak besar sebesar 1,50 persen, indeks kelompok ternak kecil sebesar 0,68 persen, indeks kelompok unggas sebesar 1,27 persen, dan indeks kelompok hasil ternak sebesar 1,16 persen. Di sisi lain, Ib relatif stabil karena perubahan IKRT naik sebesar 0,03 persen sedangkan indeks BPPBM turun sebesar 0,03 persen.
4.5. Subsektor Perikanan (NTNP) Pada Agustus 2015, NTNP mengalami penurunan sebesar 0,16 persen, dan hal ini disebabkan oleh perubahan It (-0,04%) lebih rendah dibandingkan perubahan pada Ib (0,12%). Penurunan yang terjadi pada It karena perubahan pada indeks kelompok penangkapan ikan secara rata-rata turun sebesar 0,65 persen sementara indeks kelompok budidaya ikan rata-rata naik sebesar 0,64 persen. Di sisi lain, perubahan kenaikan pada Ib karena perubahan IKRT naik sebesar 0,03 persen dan indeks BPPBM naik sebesar 0,24 persen. 4.5.1. Kelompok Penangkapan Ikan (NTN) Pada Agustus 2015, NTN mengalami penurunan sebesar 0,79 persen, dan hal ini disebabkan oleh perubahan It (-0,65%) lebih rendah dibandingkan perubahan pada Ib (0,14%). Penurunan yang terjadi pada It karena indeks kelompok penangkapan ikan secara rata-rata turun sebesar 0,65 persen. Di sisi lain, perubahan kenaikan pada Ib karena perubahan IKRT naik sebesar 0,03 persen dan indeks BPPBM naik sebesar 0,31 persen. 4.5.2. Kelompok Budidaya Ikan (NTPi) Pada Agustus 2015, NTPi mengalami kenaikan sebesar 0,53 persen, dan hal ini disebabkan oleh perubahan It (0,64%) lebih tinggi dibandingkan perubahan pada Ib (0,10%). Kenaikan yang terjadi pada It karena indeks kelompok budidaya ikan secara rata-rata naik sebesar 0,64 persen. Di sisi lain, perubahan kenaikan pada Ib karena perubahan IKRT naik sebesar 0,02 persen dan indeks BPPBM naik sebesar 0,17 persen.
5. PERBANDINGAN ANTARPROVINSI Dari 10 provinsi di Pulau Sumatera, perubahan NTP Agustus 2015 terhadap NTP Juli 2015, terdapat 1 provinsi mengalami kenaikan dan 9 provinsi mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Lampung yaitu sebesar 0,27 persen, sebaliknya penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Riau sebesar 2,00 persen. Dari 33 provinsi yang dihitung NTP-nya, perubahan NTP Agustus 2015 terhadap NTP Juli 2015, terdapat 12 provinsi mengalami kenaikan dan 21 provinsi mengalami penurunan. Kenaikan tertinggi terjadi di Provinsi Jawa Timur yaitu sebesar 1,22 persen, sebaliknya penurunan terbesar terjadi di Propinsi Riau yaitu sebesar 2,00 persen. .
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 57/09/12/Th. XVIII, 01 September 2015
5
Tabel 2 Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi dan Persentase Perubahannya, Agustus 2015 (2012=100)
Provinsi
Ib
NTP
Indeks
% Perub
Indeks
% Perub
Rasio
% Perub
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Aceh
113,86
-0,36
118,88
0,10
95,78
-0,45
Sumatera Utara
117,52
-0,29
120,83
0,00
97,26
-0,29
Sumatera Barat
115,54
-0,01
119,15
0,39
96,97
-0,40
Riau
112,22
-1,15
120,86
0,87
92,85
-2,00
Kepulauan Riau
116,46
-0,36
116,68
0,17
99,81
-0,54
Jambi
113,88
-0,86
120,44
0,65
94,55
-1,50
Sumatera Selatan
114,29
0,11
119,13
0,34
95,94
-0,22
Kepulauan Bangka Belitung
125,55
0,51
117,81
0,71
106,57
-0,20
Bengkulu
111,21
0,02
120,21
0,72
92,51
-0,69
Lampung
123,21
0,69
118,82
0,41
103,70
0,27
DKI Jakarta
116,97
0,85
119,89
0,25
97,56
0,60
Jawa Barat
127,38
0,56
122,36
0,62
104,11
-0,06
Banten
123,68
1,11
118,98
0,45
103,95
0,65
Jawa Tengah
119,90
1,20
120,10
0,35
99,83
0,85
DI Yogyakarta
121,11
1,21
119,29
0,64
101,53
0,56
Jawa Timur
127,23
1,70
121,01
0,47
105,14
1,22
Bali
122,27
0,12
117,28
0,46
104,25
-0,34
Nusa Tenggara Barat
122,05
-0,10
117,20
-0,37
104,14
0,27
Nusa Tenggara Timur
118,69
0,51
116,20
0,03
102,15
0,48
Kalimantan Barat
115,73
-0,45
119,84
0,24
96,57
-0,68
Kalimantan Tengah
118,42
0,27
119,27
0,16
99,29
0,10
Kalimantan Selatan
115,40
-0,15
115,29
-0,12
100,09
-0,03
Kalimantan Timur
117,89
0,66
119,68
0,08
98,50
0,57
Sulawesi Utara
114,36
0,60
120,25
0,93
95,11
-0,32
Gorontalo
123,94
1,34
121,49
0,97
102,02
0,37
Sulawesi Tengah
115,41
-0,55
118,11
-0,05
97,71
-0,50
Sulawesi Selatan
125,32
0,23
120,15
0,45
104,30
-0,22
Sulawesi Barat
121,10
-0,64
115,87
0,13
104,51
-0,76
Sulawesi Tenggara
117,91
-0,59
118,44
0,20
99,55
-0,79
Maluku
120,44
-0,81
120,65
-0,14
99,83
-0,67
Maluku Utara
117,65
-0,38
116,54
0,17
100,95
-0,55
Papua
112,11
-0,21
115,96
0,02
96,68
-0,23
Papua Barat
120,62
0,09
119,46
0,00
100,97
0,08
Nasional
121,38
0,66
119,85
0,36
101,28
0,31
(1)
6
It
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 57/09/12/Th. XVIII, 01 September 2015
6. INDEKS HARGA KONSUMEN PERDESAAN Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi perdesaan. Pada Agustus 2015, terjadi deflasi perdesaan di Sumatera Utara sebesar 0,01 persen. Hal ini disebabkan oleh penurunan indeks pada 3 kelompok konsumsi rumah tangga, yaitu indeks kelompok bahan makanan sebesar 0,07 persen, indeks kelompok makanan jadi, minuman, rokok, & tembakau sebesar 0,06 persen, dan indeks kelompok pendidikan, rekreasi & olah raga sebesar 0,14 persen. Sementara indeks kelompok perumahan naik sebesar 0,26 persen, indeks kelompok sandang naik sebesar 0,09 persen, indeks kelompok kesehatan naik sebesar 0,10 persen, dan indeks kelompok transportasi & komunikasi naik sebesar 0,02 persen. Secara nasional pada Agustus 2015, terjadi inflasi perdesaan sebesar 0,47 persen. Dari 33 provinsi yang dihitung IKRT-nya, 27 provinsi mengalami inflasi dan 6 provinsi mengalami penurunan. Inflasi perdesaan tertinggi terjadi di Provinsi Gorontalo sebesar 1,23 persen, sedangkan inflasi perdesaan terendah terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 0,57 persen. Tabel 3 Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan, Agustus 2015 (2012=100) Provinsi
Bahan Makanan
Makanan Jadi
Perumahan
Sandang
Kesehatan
Pendidikan, Rekreasi, dan O. Raga
Transportasi dan Komunkiasi
UMUM/ KRT
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Aceh
0,07
0,16
-0,22
0,01
0,08
0,26
0,21
0,08
Sumatera Utara
-0,07
-0,06
0,26
0,09
0,10
-0,14
0,02
-0,01
Sumatera Barat
0,59
0,56
0,24
0,26
0,05
0,21
0,11
0,44
Riau
1,90
0,39
0,34
0,38
0,43
0,33
0,28
1,03
Kepulauan Riau
0,44
-0,02
-0,50
0,23
0,35
0,68
0,19
0,17
Jambi
1,71
0,04
0,19
-0,27
0,03
0,15
0,05
0,79
Sumatera Selatan
0,56
0,74
-0,22
-0,10
0,14
-0,20
0,02
0,38
Kepulauan Bangka Belitung
1,86
0,18
0,17
-0,18
0,05
0,25
0,12
0,85
Bengkulu
2,02
-0,06
-0,13
-0,45
0,04
0,28
0,12
0,82
Lampung
0,46
0,86
0,59
0,05
0,53
0,11
0,53
0,53
DKI Jakarta
0,44
0,28
-0,03
-0,43
-0,17
1,12
0,00
0,28
Jawa Barat
1,72
0,19
0,13
0,30
0,11
0,59
0,17
0,84
Banten
0,77
0,40
-0,08
0,30
0,22
1,01
0,35
0,50
Jawa Tengah
0,90
0,10
0,10
0,47
0,12
0,62
0,03
0,48
DI Yogyakarta
1,57
0,41
0,14
0,21
0,36
1,18
0,07
0,78
Jawa Timur
1,33
0,23
0,19
-0,11
0,26
1,04
0,04
0,67
Bali
1,30
0,33
0,07
0,25
0,61
0,29
0,07
0,64
Nusa Tenggara Barat
-1,44
0,36
0,05
-0,41
-0,05
0,06
0,20
-0,57
Nusa Tenggara Timur
-0,05
0,16
-0,04
0,18
0,20
0,13
0,05
0,03
Kalimantan Barat
0,08
0,64
0,13
0,07
0,23
0,75
0,34
0,26
Kalimantan Tengah
-0,06
0,53
0,53
0,12
0,78
0,09
-0,04
0,18
Kalimantan Selatan
-0,73
0,21
-0,10
0,10
0,35
0,25
0,12
-0,22
Kalimantan Timur
-0,12
0,36
0,09
-0,04
0,00
0,39
-0,01
0,04
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 57/09/12/Th. XVIII, 01 September 2015
7
Provinsi
Bahan Makanan
Makanan Jadi
Perumahan
Sandang
Kesehatan
Pendidikan, Rekreasi, dan O. Raga
Transportasi dan Komunkiasi
UMUM/ KRT
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Sulawesi Utara
2,27
0,43
0,28
0,28
0,05
0,05
-0,03
1,17
Gorontalo
2,32
0,29
-0,06
0,33
0,16
0,05
-0,03
1,23
Sulawesi Tengah
-0,65
0,70
0,10
0,28
0,07
0,19
0,10
-0,10
Sulawesi Selatan
0,94
0,36
0,16
0,23
0,63
0,26
0,48
0,61
Sulawesi Barat
-0,17
0,26
0,73
0,31
0,08
0,18
0,05
0,10
Sulawesi Tenggara
0,07
0,25
0,62
-0,08
0,16
0,65
0,07
0,19
Maluku
-0,62
0,30
0,29
0,37
0,00
0,45
-0,08
-0,15
Maluku Utara
0,18
-0,07
0,47
-0,38
0,41
0,13
0,32
0,17
Papua
-0,43
1,06
0,10
0,01
0,22
0,43
-0,12
0,03
Papua Barat
-0,03
0,03
0,04
0,02
-0,19
-0,04
-0,01
-0,01
Nasional
0,83
0,29
0,15
0,12
0,21
0,42
0,11
0,47
7. NILAI TUKAR USAHA RUMAH TANGGA PERTANIAN (NTUP) SUBSEKTOR Pada Agustus 2015, NTUP Provinsi Sumatera Utara mengalami penurunan sebesar 0,38 persen. Hal ini karena perubahan It (-0,29%) lebih rendah dibandingkan perubahan indeks BPPBM (0,09%). Penurunan NTUP disebabkan oleh turunnya NTUP subsektor hortikultura sebesar 0,29 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 2,02 persen, dan subsektor perikanan sebesar 0,28 persen. Sedangkan subsektor tanaman pangan naik sebesar 0,67 persen dan subsektor peternakan sebesar 1,30 persen. Tabel 4 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian per Subsektor dan Persentase Perubahannya Agustus 2015 (2012=100)
8
Subsektor
Juli 2015
Agustus 2015
% Perubahan
(1)
(2)
(3)
(4)
1. Tanaman Pangan
101,45
102,12
0,67
2. Hortikultura
103,61
102,66
-0,92
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
98,51
96,52
-2,02
4. Peternakan
114,08
115,56
1,30
5. Perikanan
99,92
99,64
-0,28
a. Tangkap
104,20
103,20
-0,96
b. Budidaya
95,60
96,04
0,46
Sumatera Utara
103,10
102,71
-0,38
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 57/09/12/Th. XVIII, 01 September 2015
B. HARGA PRODUSEN GABAH AGUSTUS 2015
Selama Agustus 2015 dilakukan 104 observasi penjualan gabah di 13 kabupaten. Jumlah observasi harga gabah masih didominasi Gabah Kering Panen (GKP) sebanyak 87 observasi (83,65%), diikuti oleh Gabah Kering Giling (GKG) sebanyak 10 observasi (9,62%), dan Gabah Kualitas Rendah sebanyak 7 observasi (6,73%).
Di tingkat petani pada Agustus 2015, harga tertinggi senilai Rp5.500,00 per kg berasal dari gabah kualitas GKP varietas Ciherang di Kabupaten Asahan. Sedangkan harga terendah senilai Rp3.800,00 per kg berasal dari gabah kualitas GKP varietas Ciherang dan Pulopandan di Kabupaten Mandailing Natal serta varietas Ciherang di Kabupaten Simalungun.
Di tingkat penggilingan pada Agustus 2015, harga tertinggi senilai Rp5.550,00 per kg berasal dari gabah kualitas GKP varietas Ciherang di Kabupaten Asahan. Sedangkan harga terendah senilai Rp3.850,00 per kg berasal dari gabah kualitas GKP varietas Ciherang dan Pulopandan di Kabupaten Mandailing Natal serta varietas Ciherang di Kabupaten Simalungun.
Survei harga produsen gabah selama Agustus 2015 dilakukan di 13 kabupaten terhadap 104 observasi. Berdasarkan komposisinya, jumlah observasi harga gabah masih didominasi Gabah Kering Panen (GKP) sebanyak 87 observasi (83,65%), diikuti oleh Gabah Kering Giling (GKG) sebanyak 10 observasi (9,62%), dan Gabah Kualitas Rendah sebanyak 7 observasi (6,73%).
1. HARGA TERTINGGI DAN TERENDAH Di tingkat petani pada Agustus 2015, harga tertinggi senilai Rp5.500,00 per kg berasal dari gabah kualitas GKP varietas Ciherang di Kabupaten Asahan. Sedangkan harga terendah senilai Rp3.800,00 per kg berasal dari gabah kualitas GKP varietas Ciherang dan Pulopandan di Kabupaten Mandailing Natal serta varietas Ciherang di Kabupaten Simalungun. Di tingkat penggilingan pada Agustus 2015, harga tertinggi senilai Rp5.550,00 per kg berasal dari gabah kualitas GKP varietas Ciherang di Kabupaten Asahan. Sedangkan harga terendah senilai Rp3.850,00 per kg berasal dari gabah kualitas GKP varietas Ciherang dan Pulopandan di Kabupaten Mandailing Natal serta varietas Ciherang di Kabupaten Simalungun.
2. RATA-RATA HARGA GABAH DAN KOMPONEN MUTU Selama Agustus 2015, rata-rata harga gabah kualitas GKG di tingkat petani senilai Rp5.195 per kg dan di tingkat penggilingan senilai Rp5.247 per kg. Rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani senilai Rp4.338 per kg dan di tingkat penggilingan senilai Rp4.392 per kg. Rata-rata harga gabah kualitas rendah di tingkat petani senilai Rp4.267 per kg dan di tingkat penggilingan senilai Rp4.351 per kg. Komponen mutu gabah pada Agustus 2015, rata-rata Kadar Air (KA) dan Kadar Hampa/Kotoran (KH) gabah kualitas GKG masing-masing tercatat 13,12 persen dan 2,38 persen, rata-rata KA dan KH gabah kualitas GKP masing-masing tercatat 19,04 persen dan 4,63 persen, rata-rata KA dan KH gabah kualitas rendah masing-masing tercatat 26,57 persen dan 4,00 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 57/09/12/Th. XVIII, 01 September 2015
9
Tabel 5 Jumlah Observasi, Harga Gabah di Petani dan Penggilingan, dan HPP menurut Kelompok Kualitas, Agustus 2015
Kelompok Kualitas
Jumlah Observasi (%)
Terendah
Tertinggi
Rata-rata
Harga Ratarata di Penggilingan (Rp/Kg)
Harga Gabah di Petani (Rp/Kg)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
GKG
10
4 642 (Balige; Toba Samosir)
5 480 (Air Putih; Batu Bara)
5 195
5 247
3 800 (Panyabungan; Mandailing Natal, Pematang Bandar; Simalungun)
5 500
(9,62) 87 GKP (83,65)
Gabah Kualitas Rendah
Total
(Rawang Panca Arga; Asahan)
7
4 100
4 400
(6,73)
(Batang Angkola; Tapanuli Selatan)
Sei Bamban ; Serdang Bedagai)
104 (100,00)
-
-
4 338
Harga Pembelian Pemerintah (HPP) (Rp/Kg) (7)
Rp/Kg
%
(8)
(9)
4 600
(Penggilingan)
647
14,07
3 700
(Petani)
638
17,24
3 750
(Penggilingan)
642
17,12
4 392
4 267
4 351
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Keterangan: ◙ GKG : KA≤14,00% dan KH≤3,00% ◙ GKP : KA (14,01%-25,00%) dan KH (3,01%-10,00%) ◙ Di LuarKualitas : KA > 25,00% atau KH > 10,00% 1 )HPP berdasarkan Inpres No.5 Tahun 2015 tanggal 17 Maret 2015
10
Selisih Harga Kol (5) atau (6) thd Kol (7)
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 57/09/12/Th. XVIII, 01 September 2015
BPS PROVINSI SUMATERA UTARA Informasi lebih lanjut hubungi: BPS Provinsi Sumatera Utara Telepon: 061-8452343 E-mail:
[email protected] Website: http://sumut.bps.go.id
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 57/09/12/Th. XVIII, 01 September 2015
11