No. 08/02/63/Th.XXI, 1 Februari 2017
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2017 A.
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN JANUARI 2017 NAIK 0,40 PERSEN
Pada Januari 2017 NTP Kalimantan Selatan tercatat 98,24 atau naik 0,40 persen dibanding NTP Desember 2016. Naiknya NTP ini disebabkan indeks harga yang diterima petani (It) mengalami kenaikan sebesar 0,84 persen sementara indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan relatif lebih kecil yaitu sebesar 0,43 persen.
Pada Januari 2017 terjadi inflasi di daerah pedesaan Kalimantan Selatan sebesar 0,53 persen yang disebabkan oleh naiknya indeks harga di subkelompok bahan makanan, makanan jadi, perumahan, sandang, kesehatan, pendidikan, rekreasi dan olahraga, serta transportasi dan komunikasi.
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Kalimantan Selatan Januari 2017 sebesar 106,83 atau naik sebesar 0,73 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya.
Pada bulan Januari 2017, secara Nasional, Provinsi Riau mengalami kenaikan NTP tertinggi sebesar 0,69 persen, sebaliknya Provinsi Sulawesi Selatan mengalami penurunan NTP tertinggi sebesar 1,70 persen.
1.
Nilai Tukar Petani Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima
petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani.
Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 08/02/63 /Th.XXI, 1 Februari 2017
1
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Pada bulan Januari 2017, NTP Kalimantan Selatan tercatat sebesar 98,24 atau naik 0,40 persen jika dibandingkan NTP pada bulan Desember 2016 sebesar 97,84. Kenaikan tersebut disebabkan indeks harga hasil produksi pertanian mengalami kenaikan yang lebih besar dibandingkan dengan kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian. Jika dilihat masing-masing subsektor, empat subsektor pertanian mengalami kenaikan NTP dan satu subsektor mengalami penurunan NTP. Subsektor yang mengalami kenaikan NTP adalah Subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,60 persen, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,72 persen, Subsektor Peternakan sebesar 0,23 persen, dan Subsektor Perikanan sebesar 0,02 persen. Subsektor yang mengalami penurunan NTP adalah Subsektor Holtikultura sebesar 0,17 persen. Tabel 1 Nilai Tukar Petani Per Subsektor serta Perubahannya (2012 = 100) Subsektor
Desember 2016
Januari 2017
Persentase Perubahan
(1)
(2)
(3)
(4)
Gabungan a. Nilai Tukar Petani (NTP) b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM
97,84 118,29 120,89 124,59 111,54
98,24 119,27 121,41 125,25 111,65
0,40 0,84 0,43 0,53 0,10
Gabungan Tanpa Perikanan a. Nilai Tukar Petani (NTP) b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM
96,87 117,12 120,91 124,30 111,85
97,30 118,14 121,42 124,97 111,94
0,44 0,87 0,43 0,53 0,08
97,23 118,35 119,99 104,13 121,71 124,42 114,21
97,82 119,65 121,55 103,14 122,31 125,13 114,49
0,60 1,10 1,30 -0,96 0,49 0,57 0,25
1.
Tanaman Pangan a. Nilai Tukar Petani (NTP-P) b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) - Padi - Palawija c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM
Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 08/02/63 /Th.XXI, 1 Februari 2017
2
Tabel 1 Lanjutan Nilai Tukar Petani Per Subsektor serta Perubahannya (2012 = 100)
2.
3.
4.
5.
Subkelompok
Desember 2016
Januari 2017
Persentase Perubahan
(1)
(2)
(3)
(4)
Hortikultura a. Nilai Tukar Petani (NTP-H) b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) - Sayur-sayuran - Buah-buahan - Tanaman Obat c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM
106,45 129,44 148,34 124,70 101,82 121,59 124,09 109,21
106,27 129,72 150,57 124,35 101,88 122,06 124,62 109,39
-0,17 0,22 1,50 -0,28 0,06 0,39 0,43 0,17
Tanaman Perkebunan Rakyat a. Nilai Tukar Petani (NTP-TPR) b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) - Tanaman Perkebunan Rakyat c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM
83,87 102,22 102,22 121,89 124,41 111,64
84,47 103,35 103,35 122,35 125,07 111,30
0,72 1,10 1,10 0,38 0,53 -0,31
Peternakan a. Nilai Tukar Petani (NTP-TR) b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) - Ternak Besar - Ternak Kecil - Unggas - Hasil Ternak c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM
108,84 126,98 137,84 120,73 126,49 119,60 116,66 124,03 108,41
109,10 127,74 137,33 120,73 128,65 119,62 117,09 124,70 108,58
0,23 0,60 -0,37 0,00 1,71 0,02 0,37 0,54 0,16
Perikanan a. Nilai Tukar Petani (NTNP) b. Indeks Harga yang Diterima Nelayan dan Pembudidaya Ikan (It) c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM
109,39 132,08 120,74 127,96 107,82
109,42 132,69 121,26 128,54 108,26
0,02 0,46 0,44 0,45 0,40
5.1. Perikanan Tangkap a. Nilai Tukar Nelayan (NTN) b. Indeks Harga yang Diterima Nelayan (It) - Penangkapan Perairan Umum - Penangkapan Laut c. Indeks Harga yang Dibayar Nelayan (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM
112,14 135,15 123,96 139,86 120,51 127,90 107,21
112,53 136,19 125,87 140,54 121,03 128,50 107,60
0,34 0,78 1,54 0,49 0,43 0,46 0,37
5.2. Perikanan Budidaya a. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) b. Indeks Harga yang Diterima Pembudidaya Ikan (It) - Budidaya Air Tawar - Budidaya Air Payau c. Indeks Harga yang Dibayar Pembudidaya Ikan (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM
102,15 123,93 118,99 139,47 121,33 128,10 109,45
101,23 123,38 118,64 138,28 121,88 128,65 110,01
-0,90 -0,45 -0,30 -0,85 0,45 0,43 0,51
Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 08/02/63 /Th.XXI, 1 Februari 2017
3
2.
Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Indeks harga yang diterima petani (It) menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian
yang dihasilkan petani. Pada bulan Januari 2017, It naik sebesar 0,84 persen dibandingkan Desember 2016, yaitu dari 118,29 menjadi 119,27. Kenaikan ini disebabkan oleh naiknya indeks harga yang diterima petani pada Subsektor Tanaman Pangan sebesar 1,10 persen, Subsektor Holtikultura sebesar 0,22 persen, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 1,10 persen, Subsektor Peternakan sebesar 0,60 persen, dan Subsektor Perikanan sebesar 0,46 persen.
3.
Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan
jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada Januari 2017, Ib mengalami kenaikan sebesar 0,43 persen jika dibandingkan dengan bulan Desember 2016, yaitu dari 120,89 menjadi 121,41. Kenaikan Ib disebabkan naiknya Ib di seluruh subsektor, yaitu Subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,49 persen, Subsektor Holtikultura sebesar 0,39 persen, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,38 persen, Subsektor Peternakan sebesar 0,37 persen, dan Subsektor Perikanan sebesar 0,44 persen.
4.
NTP Subsektor
a.
Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) Pada bulan Januari 2017, nilai NTP-P naik sebesar 0,60 persen. Hal ini disebabkan It
mengalami kenaikan sebesar 1,10 persen, sementara Ib mengalami kenaikan relatif lebih kecil yaitu sebesar 0,49 persen. Naiknya It pada bulan Januari 2017 disebabkan kenaikan indeks harga pada kelompok padi sebesar 1,30 persen. Sementara kelompok palawija mengalami penurunan indeks sebesar 0,96 persen. Kenaikan Ib sebesar 0,49 persen disebabkan oleh kenaikan pada indeks harga kelompok konsumsi rumah tangga (KRT) sebesar 0,57 persen dan kelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,25 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 08/02/63 /Th.XXI, 1 Februari 2017
4
b.
Subsektor Hortikultura (NTP-H) Pada bulan Januari 2017, NTP-H turun sebesar 0,17 persen. Hal ini disebabkan It
mengalami kenaikan sebesar 0,22 persen, sedangkan Ib mengalami kenaikan relatif lebih besar yaitu sebesar 0,39 persen. Kenaikan It bulan Januari 2017 disebabkan naiknya indeks harga komoditas pada kelompok sayur-sayuran (khususnya komoditas cabai merah dan cabai rawit) sebesar 1,50 persen dan kelompok tanaman obat (khususnya komoditas kencur) sebesar 0,06 persen. Sementara kelompok buah-buahan mengalami penurunan indeks sebesar 0,28 persen. Kenaikan pada Ib disebabkan naiknya indeks komoditas kelompok KRT sebesar 0,43 persen dan kelompok BPPBM sebesar 0,17 persen. c.
Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-TPR) Pada bulan Januari 2017, NTP-TPR naik sebesar 0,72 persen. Hal ini terjadi karena It
mengalami kenaikan sebesar 1,10 persen, relatif lebih besar daripada kenaikan Ib yaitu sebesar 0,38 persen. Kenaikan It bulan Januari 2017 utamanya disebabkan naiknya indeks harga pada kelompok tanaman perkebunan rakyat (khususnya komoditi karet dan kelapa sawit) sebesar 1,10 persen. Kenaikan pada Ib disebabkan naiknya indeks komoditas kelompok KRT sebesar 0,53 persen. Sementara indeks harga kelompok BPPBM mengalami penurunan sebesar 0,31 persen. d.
Subsektor Peternakan (NTP-TR) Pada bulan Januari 2017, NTP-TR naik sebesar 0,23 persen. Hal ini disebabkan It
mengalami kenaikan sebesar 0,60 persen, relatif lebih besar daripada kenaikan Ib yaitu sebesar 0,37 persen. Kenaikan It bulan Januari 2017 disebabkan oleh naiknya indeks harga komoditas Unggas sebesar 1,71 persen, dan komoditas Hasil Ternak sebesar 0,02 persen. Sementara indeks harga komoditas Ternak Besar turun sebesar 0,37 persen, sedangkan komoditas Ternak Kecil relatif tidak berubah. Kenaikan yang terjadi pada Ib disebabkan oleh naiknya indeks harga kelompok KRT sebesar 0,54 persen dan kelompok BPPBM sebesar 0,16 persen. e.
Subsektor Perikanan (NTNP) Pada bulan Januari 2017, NTNP naik sebesar 0,02 persen. Hal ini terjadi karena It
mengalami kenaikan sebesar 0,46 persen relatif lebih besar daripada kenaikan Ib yaitu
Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 08/02/63 /Th.XXI, 1 Februari 2017
5
sebesar 0,44 persen. Kenaikan It pada bulan Januari 2017 disebabkan indeks kelompok perikanan tangkap (khususnya komoditas ikan gabus, ikan papuyu, ikan tenggiri, dan udang) secara rata-rata naik sebesar 0,78 persen. Sementara indeks kelompok budi daya ikan (khususnya komoditas ikan mas, ikan nila, ikan patin, dan ikan bandeng) turun sebesar 0,45 persen. Kenaikan Ib disebabkan indeks harga kelompok KRT mengalami kenaikan sebesar 0,45 persen dan kelompok BPPBM naik sebesar 0,40 persen. 1)
Kelompok Penangkapan Ikan (NTN) Pada Januari 2017, NTN naik sebesar 0,34 persen. Hal ini terjadi karena It
mengalami kenaikan sebesar 0,78 persen relatif lebih besar daripada kenaikan Ib yaitu sebesar 0,43 persen. Kenaikan yang terjadi pada Ib dikarenakan naiknya indeks harga kelompok KRT sebesar 0,46 persen dan kelompok BPPBM sebesar 0,37 persen. 2)
Kelompok Budidaya Ikan (NTPi) Pada Januari 2017, NTPi turun sebesar 0,90 persen. Hal ini dikarenakan It
mengalami penurunan sebesar 0,45 persen dan Ib mengalami kenaikan sebesar 0,45 persen. Kenaikan yang terjadi pada Ib dikarenakan indeks harga kelompok KRT mengalami kenaikan sebesar 0,43 persen dan kelompok BPPBM naik sebesar 0,51 persen.
5.
Perbandingan Antar Provinsi Dari 33 provinsi yang dihitung NTP-nya, dapat dilihat bahwa 10 provinsi mengalami
kenaikan NTP dan 23 provinsi mengalami penurunan NTP. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Riau yaitu sebesar 0,69 persen, sedangkan penurunan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Sulawesi Selatan yaitu sebesar 1,70 persen. Dari empat provinsi di Kalimantan yang melaporkan hasil survei bulan Januari 2017, Kalimantan Selatan mengalami kenaikan NTP sebesar 0,40 persen, Kalimantan Tengah naik sebesar 0,55 persen, Kalimantan Barat naik sebesar 0,54 persen, dan Kalimantan Timur turun sebesar 0,17 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 08/02/63 /Th.XXI, 1 Februari 2017
6
Tabel 2 Ranking Nilai Tukar Petani (NTP) Desember 2016 – Januari 2017 (2012 = 100) PROVINSI (1)
SULBAR BALI NTB GORONTALO LAMPUNG JABAR JATIM SULSEL YOGYAKARTA RIAU MALUKU UTARA SUMUT NTT JAMBI MALUKU BANTEN PAPUA BARAT BABEL JATENG DKI KALTENG KEPRI KALTIM SULTRA SULTENG SUMBAR KALSEL KALBAR NAD SUMSEL PAPUA BENGKULU SULUT NASIONAL
6.
Desember 2016 NTP Ranking (7) (8)
% (9)
107,70 106,74 106,56 105,95 105,12 104,31 103,95 103,93 103,40 102,23 102,04 101,56 101,31 101,09 100,67 100,49 100,17 99,84 99,35 99,10 98,81 98,63 98,56 98,37 97,87 97,87 97,84 97,15 95,90 95,45 94,95 94,62 93,94
-0,84 -0,30 -0,71 0,16 1,22 0,50 0,16 0,02 -0,80 1,60 -1,08 0,73 -0,51 1,26 -0,15 0,18 -0,64 1,27 -0,20 -0,22 0,45 0,75 0,07 -0,59 -0,33 1,31 0,08 0,40 -0,14 0,63 -0,11 1,37 -0,53
101,49
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
0,18
PROVINSI (6)
SULBAR BALI NTB GORONTALO LAMPUNG JABAR JATIM RIAU YOGYAKARTA SULSEL MALUKU UTARA JAMBI NTT SUMUT PAPUA BARAT MALUKU KALTENG DKI JATENG BANTEN BABEL KALTIM KALSEL KEPRI SUMBAR SULTRA KALBAR SULTENG NAD PAPUA SUMSEL BENGKULU SULUT NASIONAL
Januari 2017 NTP Ranking (7) (8)
106,58 106,25 105,70 105,59 104,96 103,25 103,12 102,94 102,22 102,16 101,59 101,45 101,19 100,33 100,01 99,57 99,35 99,17 98,98 98,97 98,75 98,40 98,24 98,16 97,92 97,72 97,68 97,03 96,09 95,53 95,29 94,99 92,86
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
% (9)
-1,03 -0,46 -0,81 -0,34 -0,16 -1,01 -0,80 0,69 -1,14 -1,70 -0,44 0,35 -0,12 -1,21 -0,16 -1,09 0,55 0,07 -0,37 -1,51 -1,09 -0,17 0,40 -0,48 0,05 -0,65 0,54 -0,86 0,20 0,61 -0,16 0,39 -1,15
100,91
-0,56
Inflasi Pedesaan Perubahan indeks konsumsi rumah tangga (KRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi di
wilayah pedesaan. Pada bulan Januari 2017, di daerah pedesaan Kalimantan Selatan terjadi inflasi sebesar 0,53 persen. Hal ini terjadi sebagai akibat dari naiknya indeks harga pada subkelompok bahan makanan sebesar 0,20 persen, subkelompok makanan jadi sebesar 0,79 persen, subkelompok perumahan sebesar 1,01 persen, subkelompok sandang sebesar 0,25 Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 08/02/63 /Th.XXI, 1 Februari 2017
7
persen, subkelompok kesehatan sebesar 0,93 persen, subkelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 1,04 persen, dan subkelompok transportasi dan komunikasi sebesar 0,65 persen. Tabel 3 Indeks Harga Konsumen Perdesaan dan Persentase Perubahannya, Desember 2016 – Januari 2017 (2012 = 100) Kelompok
Desember 2016
Januari 2017
Persentase Perubahan
(1)
(3)
(3)
(4)
1. Bahan Makanan 2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar 4. Sandang 5. Kesehatan 6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga 7. Transportasi dan Komunikasi
134,22 116,30 118,76 122,30 123,47 116,24 118,85
134,49 117,22 119,96 122,61 124,63 117,45 119,62
0,20 0,79 1,01 0,25 0,93 1,04 0,65
Konsumsi Rumah Tangga
124,59
125,25
0,53
7.
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Pada Januari 2017 terjadi kenaikan NTUP sebesar 0,73 persen. Hal ini terjadi karena It
mengalami kenaikan sebesar 0,84 persen lebih besar daripada kenaikan indeks kelompok BPPBM sebesar 0,10 persen. Kalau dilihat dari subsektornya, diketahui bahwa NTUP Subsektor Tanaman Pangan mengalami kenaikan sebesar 0,85 persen, Subsektor Holtikultura naik sebesar 0,05 persen, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik sebesar 1,42 persen, Subsektor Peternakan naik sebesar 0,44 persen, dan Subsektor Perikanan naik sebesar 0,06 persen. Tabel 4 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian per Subsektor dan Persentase Perubahannya Desember 2016 – Januari 2017 (2012 = 100)
1. 2. 3. 4. 5.
Subsektor
Desember 2016
Januari 2017
Persentase Perubahan
(1)
(3)
(3)
(4)
103,62 118,53 91,56 117,13 122,49 126,06 113,23
104,50 118,58 92,86 117,65 122,56 126,57 112,15
0,85 0,05 1,42 0,44 0,06 0,41 -0,95
106,05
106,83
0,73
Tanaman Pangan Holtikultura Tanaman Perkebunan Rakyat Peternakan Perikanan a. Tangkap b. Budidaya
NTUP Kalimantan Selatan
Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 08/02/63 /Th.XXI, 1 Februari 2017
8
B. PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2017 RATA-RATA HARGA GABAH (GKP) DI TINGKAT PETANI PADA BULAN JANUARI 2017 NAIK 1,99 PERSEN
Selama Januari 2017, komposisi jumlah observasi dari 35 transaksi harga gabah di 10 kabupaten didominasi Gabah Kering Panen (GKP).
Di tingkat petani, harga gabah tertinggi berasal dari gabah kualitas GKP varietas Karang Dukuh yaitu senilai Rp 7.727,00 per Kg yang terdapat di Kecamatan Rantau Badauh Kabupaten Barito Kuala. Sedangkan harga terendah senilai Rp 3.850,- per Kg berasal dari gabah kualitas GKP varietas Ciherang yang terdapat di Kecamatan Lampihong Kabupaten Balangan.
Rata-rata harga gabah kualitas Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani naik 1,99 persen, dari Rp 5.139,24 per Kg di bulan Desember 2016 menjadi Rp 5.241,66 per Kg di bulan Januari 2017. Sedangkan harga gabah di tingkat penggilingan naik 1,93 persen dari Rp 5.234,02 per Kg di bulan Desember 2016 menjadi Rp 5.335,09 per Kg di bulan Januari 2017.
Survei harga produsen gabah selama Januari 2017 dilakukan terhadap 35 observasi di 10 Kabupaten meliputi Tanah Laut, Banjar, Barito Kuala, Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Tabalong, Tanah Bumbu dan Balangan, Berdasarkan komposisinya, jumlah observasi harga gabah didominasi Gabah Kering Panen (GKP) sebanyak 35 observasi. Tabel 1 Jumlah Observasi, Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan, dan HPP Menurut Kelompok Kualitas, Januari 2017 Kalimantan Selatan
Kelompok Kualitas
Jumlah Observasi (%)
1 GKP
Harga di Tingkat Petani (Rp/Kg)
Harga Pembelian Pemerintah (HPP) (Rp/Kg)
(Rp/Kg)
(%)
8
9
Terendah
Tertinggi
Ratarata
2
3
4
5
6
7
35
3.850,00
7.727,00 Karang Dukuh, Rantau Badauh (Barito Kuala)
5.241,66
5.335,09
3.700
Ciherang, Lampihong (Balangan) Keterangan: ◙ GKG : ◙ GKP : ◙ Di Luar Kualitas : ◙ HPP berdasarkan
Harga Ratarata di Tingkat Penggilingan (Rp/Kg)
Selisih (6) thd (7)
1.541,66
142
1.585,09
142
(Petani) 3.750 (Penggilingan)
KA 14,00% dan KH 3,00% KA (14,01%-25,00%) dan KH (3,01%-10,00%) KA > 25,00% atau KH > 10,00% Inpres No.5 Tahun 2015 tgl. 17 Maret 2015, diberlakukan mulai 17 Maret 2015
Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 08/02/63 /Th.XXI, 1 Februari 2017
9
Dibandingkan bulan sebelumnya, rata-rata harga gabah kualitas Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani naik 1,99 persen, dari Rp 5.139,24 per Kg di bulan Desember 2016 menjadi Rp 5.241,66 per Kg di bulan Januari 2017. Sedangkan harga gabah di tingkat penggilingan naik 1,93 persen dari Rp 5.234,02 per Kg di bulan Desember 2016 menjadi Rp 5.335,09 per Kg di bulan Januari 2017. Tabel 2 Rata-rata Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan Menurut Kualitas Desember 2016 – Januari 2017
Tingkat Petani (Rp/Kg) Kelompok Kualitas
Tingkat Penggilingan (Rp/Kg)
Desember 2016
Januari 2017
Perubahan (3) thd (2) (%)
Desember 2016
Januari 2017
Perubahan (6) thd (5) (%)
2
3
4
5
6
7
5.139,24
5.241,66
1,99
5.234,02
5.335,09
1,93
1 GKP
Secara umum, komponen mutu gabah selama bulan Januari 2017 cenderung fluktuatif. Rata-rata Kadar Air (KA) dan Kadar Hampa/Lainnya gabah kualitas GKP masing-masing sebesar 14,46 persen dan 4,00 persen. Tabel 3 Rata-rata Komponen Mutu Menurut Kualitas Gabah Desember 2016 – Januari 2017
Kelompok Kualitas
GKP
Kadar Air (%)
Kadar Hampa/Kotoran (%)
Desember 2016
Januari 2017
Desember 2016
Januari 2017
14,75
14,46
3,65
4,00
Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 08/02/63 /Th.XXI, 1 Februari 2017
10