No.07/02/36/ Th.XI, 1 Februari 2017
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2017 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) JANUARI 2017 SEBESAR 98,97 ATAU TURUN 1,51 PERSEN NTP Banten Januari 2017 sebesar 98,97 atau naik 1,51 persen dibanding NTP bulan sebelumnya. Penurunan NTP dikarenakan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) mengalami penurunan sebesar 0,81 persen, sementara Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) justru mengalami kenaikan 0,71 persen. Pada Januari 2017 terjadi inflasi di daerah perdesaan di Provinsi Banten sebesar 0,72 persen terutama disebabkan oleh inflasinya indeks kelompok bahan makanan sebesar 1,05 persen. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Banten Januari 2017 sebesar 104,24 atau turun 1,53 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya.
Pada Bulan Januari 2017 dari 33 provinsi di Indonesia sebanyak 15 provinsi yang NTP-nya berada di atas angka 100. NTP tertinggi dicapai oleh Provinsi Sulawesi Barat dengan nilai indeks sebesar 106,58 yang diikuti oleh Provinsi Bali sebesar 106,25 dan Provinsi NTB sebesar 105,70. Sedangkan Nilai Tukar Petani terendah terjadi di Provinsi Sulawesi Utara sebesar 92,86.
NTP, yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di 4 Kabupaten di Provinsi Banten pada Januari 2017, NTP secara umum turun 1,51 persen dibandingkan NTP Desember 2016, yaitu dari 100,49 menjadi 98,97. Kenaikan NTP pada Januari 2017 dikarenakan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) turun sebesar 0,81 persen, sementara Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) yang naik sebesar 0,71 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 07/02/36/Th.XI, 1 Februari 2017
1
Tabel 1 Nilai Tukar Petani Provinsi Banten Bulan Januari 2017 (2012=100) Bulan
Subsektor
Persentase Perubahan
Desember 2016
Januari 2017
(2)
3)
(4)
a. Indeks yang diterima (It)
124.51
123,50
-0,81
b. Indeks yang dibayar (Ib)
123.91
124,79
0,71
c. Indeks Konsumsi Rumah Tangga
126.17
127,08
0,72
d. Indeks BPPBM
117.62
118,48
0,73
e. Nilai Tukar Petani (NTP)
100.49
98,97
-1,51
(1) Gabungan / Banten
Penurunan NTP Januari 2017 disebabkan oleh turunnya NTP pada seluruh (4) subsektor yakni; subsektor tanaman pangan turun 1,90 persen; subsektor hortikultura turun 1,10 persen; subsektor tanaman perkebunan rakyat turun 1,37 persen; subsektor peternakan yang turun 0,42 persen, dan subsektor perikanan yang turun 0,01 persen.
1.
Indeks Harga yang Diterima Petani (I t)
Indeks Harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan fluktuasi harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada Januari 2017, It Banten mengalami penurunan sebesar 0,81 persen dibanding It Desember, yaitu turun dari 124,51 menjadi 123,50. Penurunan It pada Januari 2017 disebabkan turunya It pada tiga subsektor yakni subsektor tanaman pangan yang turun 1,17 persen; It subsektor hortikultura turun 0,48 persen: It subsektor tanaman perkebunan rakyat turun 1,37 persen. Dua sebsektor lainnya masih mengalami kenaikan It yakni subsektor peternakan naik 0,22 persen: dan It subsektor perikanan yang naik 0,67 persen. Grafik 2 Perubahan Indeks Harga Yang Diterima Petani Desember 2016 - Januari 2017 Des-16 0,67
1,00
0,50
Jan-17
1,31
1,50 0,24
0,35
0,23
0,22
0,19
0,45
0,00 -0,50
-0,48
-1,00
-0,81
-1,50 -2,00
2
-1,37 -1,71 T. pangan
Hortikultura
Perkebunan
Peternakan
Perikanan
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 07/02/36/Th.XI, 1 Februari 2017
Gabungan
2.
Indeks Harga yang Dibayar Petani (I b)
Indeks harga yang dibayar petani terdiri dari 2 golongan yaitu konsumsi rumah tangga (KRT) dan biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM). Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada Januari 2017 indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,71 persen. Hal ini terjadi karena Indeks Konsumsi Rumah Tangga mengalami kenaikan 0,72 persen dan Indeks BPPBM mengalami kenaikan sebesar 0,73 persen. Kenaikan indeks BPPBM ini disebabkan naiknya lima kelompok yakni kelompok bibit naik 0,67 persen biaya sewa dan pengeluaran lain naik 0,29 persen; kelompok transportsi naik 1,15 persen; kelompok penambahan barang modal naik 0,90 persen dan kelompok upah buruh mengalami kenaikan 1,22 persen. Hanya kelompok pupuk, obat-obatan, dan pakan yang turun 0,01 persen; Grafik 3 Perubahan Indeks Harga Yang Di bayar Petani Bulan Januari 2017 Ib 1,00 0,90 0,80 0,70 0,60 0,50 0,40 0,30 0,20 0,10 0,00
0,88 0,75
0,72
0,75 0,63 0,66
BPPBM
0,83
0,74 0,77
0,75
0,71 0,72 0,73
0,68
0,65 0,56
0,53 0,42
T. Pangan
3.
Konsumsi RT
Hortikultura
Perkebunan
Peternakan
Perikanan
Gabungan
Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan/Padi dan Palawija (NTP-P) Pada bulan Januari 2017 NTP-P mengalami penurunan indeks sebesar 1,90 persen atau turun dari 101,69 menjadi 99,75. Hal ini karena Indeks Harga yang Diterima petani (It) mengalami penurunan sebesar 1,17 persen sementara Indeks Harga yang Dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan sebesar 0,75 persen. Penurun It pada subsektor tanaman pangan terjadi karena turunnya indeks pada subkelompok padi sebesar 1,15 persen dan subkelompok palawija mengalami penurunan 1,63 persen. Penurunan indeks subkelompok padi dipengaruhi oleh turunnya harga gabah sebesar 1,15 persen. Sementara penurunan indeks pada subkelompok palawija dipengaruhi turunnya harga ketela pohon, ubi jalar, dan kacang tanah. Di sisi lain indeks harga dibayar petani (Ib) yang mengalami kenaikan sebesar 0,75 persen karena pengaruh naiknya Indeks KRT dan BPPBM masing masing sebesar 0,72 persen dan 0,88 persen. Untuk BPPBM, kenaikan indeks ini dipengaruhi oleh naiknya indeks pada lima (5) kelompok yakni kelompok bibit naik 1,43 persen, kelompok biaya sewa dan pengeluaran lainn naik 0,02 persen, kelompok transportasi naik 1,23 persen, dan kelompok penambahan barang modal naik 1,31 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 07/02/36/Th.XI, 1 Februari 2017
3
Tabel 2 Indeks Diterima & Dibayar Petani Banten Per Subsektor & Perubahannya November 2016 – Januari 2017 (2012=100) Bulan Sektor, Kelompok dan Sub Kelompok (1)
November 2016
Desember 2016
Januari 2017
(2)
(3)
(4)
Persentase perubahan Januari 2017 thd Desember 2016 (5)
1. Tanaman Pangan a. Indeks Diterima Petani
127.56
127.87
126,37
-1,17
- Padi
127.56
128.03
126,56
-1,15
- Palawija
127.51
124.90
122,86
-1,63
125.47
125.75
126,69
0,75
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
126.36
126.67
127,59
0,72
- Indeks BPPBM
121.10
121.16
122,22
0,88
101.67
101.69
99,75
-1,90 -0,48
b. Indeks Dibayar Petani
c. Nilai Tukar Petani (NTP-P) 2. Hortikultura a. Indeks Diterima Petani
124.91
125.35
124,75
- Sayur-sayuran
120.57
123.34
124,55
0,98
- Buah-buahan
127.91
126.79
125,04
-1,38
- Tanaman Obat
118.84
120.33
118,58
-1,46
122.34
122.64
123,42
0,63
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
125.29
125.55
126,38
0,66
- Indeks BPPBM
114.22
114.64
115,27
0,56
102.09
102.20
101,08
-1,10
116.74
118.28
116,66
-1,37
116.74
118.28
116,66
-1,37
b. Indeks Dibayar Petani
c. Nilai Tukar Petani (NTP-H) 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks Diterima Petani - Tanaman Perkebunan Rakyat b. Indeks Dibayar Petani
123.81
124.30
125,23
0,75
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
125.66
126.13
127,06
0,74
- Indeks BPPBM
114.92
115.49
116,38
0,77
94.29
95.16
93,16
-2,10
120.60
120.89
121,15
0,22
- Termak Besar
130.28
130.43
129,02
-1,08
- Ternak Kecil
126.96
126.28
127,11
0,65
c. Nilai Tukar Petani (NTP-R) 4. Peternakan a. Indeks Diterima Petani
- Unggas
114.27
115.22
116,38
1,01
- Hasil Ternak
115.84
115.60
115,58
-0,01
b. Indeks Dibayar Petani
119.81
120.19
120,97
0,65
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
125.29
125.57
126,51
0,75
- Indeks BPPBM
113.99
114.47
115,08
0,53
100.67
100.58
100,16
-0,42
128.83
129.07
129,94
0,67
- Penangkapan
144.18
144.52
146,85
1,61
- Budidaya
116.87
117.04
116,76
-0,24
c. Nilai Tukar Petani (NTP-T) 5. Perikanan a. Indeks Diterima Petani
b. Indeks Dibayar Petani
121.85
122.03
122,85
0,68
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
126.10
126.32
127,36
0,83
- Indeks BPPBM
115.19
115.29
115,77
0,42
105.72
105.77
105,77
-0,01
c. Nilai Tukar Petani (NTNP)
4
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 07/02/36/Th.XI, 1 Februari 2017
b. Subsektor Hortikultura (NTP-H) Nilai Tukar Petani subsektor Hortikultura (NTP-H) pada bulan Januari 2017 mengalami penurunan sebesar 1,10 persen dari 102,20 menjadi 101,08. Hal ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 0,48 persen sementara Indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,63 persen. Penurunan It pada subsektor hortikultura disebabkan oleh turunnya indeks pada kelompok buah-buahan dan kelompok tanaman obat masing-masing sebesar 1,38 persen dan 1,46 persen. Sementara kelompok sayursayuran mengalami kenaikan 0,98 persen. Kenaikan indeks pada kelompok sayur-sayuran disebabkan oleh naiknya harga cabai rawit, melinjo, buncis, ketimun, terung panjang, kacang panjang dan cabai merah; penurunan indeks pada kelompok buah-buahan disebabkan turunnya harga pisang; penurunan kelompok tanaman obat disebabkan oleh turunnya harga lengkuas. Di sisi lain kenaikan indeks pada Ib dipengaruhi naiknya Indeks KRT sebesar 0,66 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,56 persen. c. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTP-R) Pada Bulan Januari 2017 NTP-R sebesar 93,16 atau mengalami penurunan sebesar 2,10 persen dibanding bulan lalu yang disebabkan karena penurunan indeks harga yang diterima petani yang sebesar 1,37 persen sementara indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,75 persen. Penurunan It terjadi karena turunya indeks harga pada kelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,37 persen yakni dari 118,28 menjadi 116,66 persen yang dipengaruhi oleh turunnya harga cengkeh, kelapa, lada dan kakao. Di sisi lain kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) dipengaruhi naiknya IKRT sebesar 0,74 persen dan BPPBM sebesar 0,77 persen. d. Subsektor Peternakan (NTP-T) Pada bulan Januari 2017 NTP-T mengalami penurunanan sebesar 0,42 persen yang disebabkan karena laju kenaikan indeks harga yang diterima petani yang sebesar 0,22 persen lebih lambat dari laju indeks harga yang dibayar petani yang naik sebesar 0,65 persen. Kenaikan yang terjadi pada It karena naiknya indeks pada dua kelompok peternakan, yakni kelompok ternak kecil naik 0,65 persen dan unggas naik 1,01 persen. Dua kelompok lainnya mengalami penurunan yakni ternak besar turun 1,08 persen dan hasil ternak turun 0,01 persen. Penurunan indeks pada kelompok ternak besar dipengaruhi oleh turunnya harga sapi potong dan kerbau; untuk unggas dipengaruhi oleh naikya harga ayam rras pedaging; pada kelompok ternak kecil kenaikan dipengaruhi oleh naiknya harga kambing dan domba; pada hasil ternak dipengaruhi oleh turunnya harga telur ayam ras. Kenaikan indeks pada Ib yang sebesar 0,65 persen dipengaruhi oleh naiknya Indeks KRT dan BPPBM masing-masing sebesar 0,75 persen dan 0,53 persen. e. Subsektor Perikanan (NTNP) NTNP pada bulan Januari 2017 mengalami penurunan sebesar 0,01 persen dari 105,773 menjadi 105,767 persen . Hal ini karena laju kenaikan indeks harga yang diterima petani yang sebesar 0,67 persen lebih lambat dibandingkan dengan laju kenaikan pada indeks harga yang dibayar petani yang naik sebesar 0,68 persen. Kenaikan yang terjadi pada It karena naiknya indeks kelompok penangkapan sebesar 1,61 persen dan kelompok budidaya sebesar 0,24 persen. Kenaikan Ib sebesar 0,68 persen disebabkan naiknya Indeks KRT dan BPPBM masing-masing sebesar 0,83 persen dan 0,42 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 07/02/36/Th.XI, 1 Februari 2017
5
1) Kelompok Penangkapan Ikan (NTN) Pada Januari 2017, NTN naik sebesar 0,89 persen dari 118,39 menjadi 119,45. Hal ini terjadi karena It mengalami kenaikan sebesar 1,61 persen, sementara Ib hanya mengalami kenaikan sebesar 0,72 persen. Kenaikan It disebabkan oleh naiknya harga di sebagian besar ikan pada kelompok tangkap antara lain: ikan sebelah, cucut, tatengkek, manyung, selar, tongkol, kuwe, teri dan lainnya. Sedangkan kenaikan pada Ib disebabkan karena KRT mengalami kenaikan sebesar 0,82 persen dan BPPBM naik 0,54 persen. 2) Kelompok Budidaya Ikan (NTPi) Pada Januari 2017, NTPi turun sebesar 0,88 persen. Hal ini terjadi karena It mengalami penurunan sebesar 0,24 persen, sementara Ib mengalami kenaikan sebesar 0,65 persen. Penurunan It disebabkan oleh turunnya harga ikan pada kelompok budidaya air payau sebesar 0,06 persen yakni harga ikan bandeng dan kelompok budidaya air tawar mengalami penurunan sebesar 0,40 persen yang disebabkan turunnya harga ikan lele, dan mas. Sementara itu, Ib yang mengalami kenaikan karena IKRT dan BPPBM mengalami kenaikan masing-masing 0,17 persen dan 0,18 persen.
4.
Indeks Harga Konsumen Pedesaan
Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi di pedesaan. Pada bulan Januari 2017 dari pantauan di empat Kabupaten di Provinsi Banten, terjadi infllasi di perdesaan sebesar 0,72 persen. Pemicu infllasi tertinggi adalah inflasi pada bahan makanan sebesar 1,05 persen yang diikuti kelompok kesehatan 0,09 persen, , kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau inflasi sebesar 0,62 persen, kelompok perumahan 0,44 persen, kelompok transportasi dan komunikasi 0,49 persen, kelompok sandang 0,13 persen, dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,12 persen. Tabel 3 IKRT, Inflasi Perdesaan Provinsi Banten Menurut Kelompok Pengeluaran Bulan Januari 2017 (2012=100) KELOMPOK IKRT
IKRT Desember 2016
IKRT Januari 2017
Inflasi Perdesaan (persen)
UMUM
126,17
127,08
0,72
130,10
131,47
1,05
125,62
126,39
0,62
128,63
129,19
0,44
119,88
120,03
0,13
120,34
121,24
0,74
115,51
115,65
0,12
120,45
121,05
0,49
1. Bahan Makanan 2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 3. Perumahan 4. Sandang 5. Kesehatan 6. Pendidikan,Rekreasi&Olah Raga 7. Transportasi & Komunikasi
5.
Perbandingan antar Provinsi di Indonesia
Pada Bulan Januari 2017 dari 33 provinsi di Indonesia sebanyak 15 provinsi yang NTP-nya berada di atas angka 100. NTP tertinggi dicapai oleh Provinsi Sulawesi Barat dengan nilai indeks sebesar 106,58 yang diikuti oleh Provinsi Bali sebesar 106,25 dan Provinsi NTB sebesar 105,70. Sedangkan Nilai Tukar Petani terendah terjadi di Provinsi Sulawesi Utara sebesar 92,86. NTP nasional sebesar 100,91 yang mengalami penurunan sebesar 0,56 persen dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 101,49.
6
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 07/02/36/Th.XI, 1 Februari 2017
Tabel 3 Nilai Tukar Petani Seluruh Provinsi di Indonesia Januari 2017 (2012=100) Provinsi Sulawesi Barat Bali NTB Gorontalo Lampung Jawa Barat Jawa Timur Riau Yogyakarta Sulawesi Selatan Maluku Utara Jambi NTT Sumatera Utara Papua Barat Maluku Kalimantan Tengah
NTP
Rangking
106,58 106,25 105,70 105,59 104,96 103,25 103,12 102,94 102,22 102,16 101,59 101,45 101,19 100,33 100,01 99,57 99,35
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Provinsi DKI Jawa Tengah Banten Bangka Belitung Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Kepulauan Riau Sumatera Barat Sulawesi Tenggara Kalimantan Barat Sulawesi Tengah NAD Papua Sumatera Selatan Bengkulu Sulawesi Utara Nasional
NTP
Rangking
99,17 98,98 98,97 98,75 98,40 98,24 98,16 97,92 97,72 97,68 97,03 96,09 95,53 95,29 94,99 92,86 100,91
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
6. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Subsektor Pada Januari 2017 terjadi penuruan NTUP sebesar 1,53 persen. Hal ini terjadi karena It mengalami penurunan sebesar 0,81 persen sementara indeks BPBBM justru mengalami kenaikan sebesar 0,73 persen. Jika dilihat per subsektor, kenaikan NTUP disebabkan oleh turunya NTUP pada empat (4) subsektor yakni subsektor tanaman pangan turun 2,03 persen, subsektor hortikultura turun 1,03 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat turun 2,13 persen, subsektor peternakan turun 0,31 persen. Hanya subsektor perikanan yang naik sebesar 0,25 persen. Tabel 4 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian per Subsektor dan Persentase Perubahannya, Januari 2017 (2012=100) Subsektor (1)
Desember 2016
Januari 2017
Perubahan (%)
(2)
(3)
(4)
1. Tanaman Pangan
105,54
103,40
-2,30
2. Hortikultura
109,34
108,22
-1,03
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
102,41
100,24
-2,13
4. Peternakan
105,61
105,28
-0,31
5. Perikanan
111,95
112,24
0,25
a. Tangkap
125,12
126,45
1,07
b. Budidaya
101,67
101,10
-0,55
105,86
104,24
-1,53
Gabungan
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 07/02/36/Th.XI, 1 Februari 2017
7
B. PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH Rata-rata harga gabah di tingkat petani pada Januari 2017 dibandingkan keadaan Desember untuk Gabah Kering Giling (GKG) tidak mengalami perubahan harga dan untuk Gabah Kering Panen (GKP ) turun sebesar 0,44 persen. Rata-rata harga gabah bulan Januari 2017 di tingkat penggilingan untuk kualitas GKG Rp. 5.050 per kg,- dan kualitas GKP Rp. 4.300,- per kg. Dari keseluruhan observasi diperoleh harga gabah terendah di tingkat petani sebesar Rp. 3.400,- per kg untuk kualitas rendah dengan varietas Ciherang dan harga tertinggi di tingkat petani sebesar Rp 5.000,- per kg untuk kualitas GKG dengan varietas ciherang
Pada Januari 2017, dari seluruh observasi yang dilakukan ditemukan kualitas GKG sebanyak 2,56 persen, kualitas GKP sebanyak 89,74 persen, dan kualitas rendah 7,69 persen. Dari keseluruhan observasi diperoleh harga gabah terendah di tingkat petani sebesar Rp. 3.400,- per kg untuk kualitas rendah dengan varietas Ciherang dan harga tertinggi di tingkat petani sebesar Rp 5.000,- per kg untuk kualitas GKG dengan varietas ciherang. Tabel 5 Banyaknya Observasi Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan, dan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) menurut Kelompok Kualitas, Januari 2017 Rata-rata Harga Tingkat Penggilingan (RP/Kg)
Harga Pembelian Pemerintah (HPP)* (Rp./Kg.)
(5)
(6)
(7)
5.000
5.050
Penggilingan 4.600
Harga Gabah di Tingkat Petani (Rp./Kg.)
Kelompok Kualitas
Persentase Jumlah Obser-vasi
Terendah
Tertinggi
Rata-Rata
(1)
(2)
(3)
(4)
GKG
2,56%
5.000
5.000
GKP
89,74%
3.900
4.900
Gabah Kualitas Rendah
7,69
3.400
3.600
4.184
4.300
3.500
3.600
Petani 3.700 Penggilingan 3.750
-
Keterangan: GKG: kadar air ≤14 persen dan kadar lain ≤3 persen. GKP: kadar air (14,01-25persen) dan kadar lain (3,01-15persen).Kualitas rendah: kadar air > 25 persen atau kadar lain > 15persen * HPP di tingkat penggilingan berdasarkan INPRES NOMOR 5 TAHUN 2015 TANGGAL 17 Maret 2015
2.
Rata – rata Komponen Mutu
Untuk rata – rata komponen mutu yang terdiri dari kadar air (KA) dan kadar hampa/kotoran (KH), yaitu untuk gabah dengan kualitas GKG KA nya sebesar 13,25 persen dan KH nya 2,49 persen; sedangkan untuk Kualitas GKP KA nya 13.73 persen dan KH 5,73 persen.
8
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 07/02/36/Th.XI, 1 Februari 2017
Tabel 3 Rata – rata Komponen Mutu Gabah menurut Kualitas Gabah November 2016 - Januari 2017 Kelompok Kualitas
4.
Kadar Air (persen)
Kadar Hampa/Kotoran (persen)
November’16
Desember’16
Januari’17
November’16
Desember’16
Januari’17
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
GKG
13,25
13,25
13,60
2,49
2,49
2,40
GKP
13,80
13,73
13,58
5,67
5,73
5,18
Kualitas Rendah
-
-
14,17
-
-
10,23
Rata – rata Harga Gabah Menurut Kualitas
Rata-rata harga harga gabah kualitas kering giling (GKG) di tingkat penggilingan sebesar Rp. 5.050,- per kg sementara di tingkat petani rata-rata harga gabah kualitas GKG sebesar Rp. 5.000,- per kg. Untuk gabah kualitas GKP di tingkat penggilingan mengalami penurunan rata-rata harga sebesar 0,76 persen dan di tingkat petani juga mengalami penurunan rata-rata harga yakni sebesar 0,44 persen. Tabel 5 Rata-rata Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan menurut Kualitas November 2016 – Januari 2017 T ing ka t P engg il ing an (Rp/ Kg )
T ing ka t P e tani (Rp /Kg)
N o v’ 1 6
D e s ’ 16
J an ’ 1 7
P e rs en ts se P e ruba han Ko l (4 )thd (3 )
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
GKG
5.050
5.030
5.050
0,40
5.000
5.000
5.000
0,00
GKP
4.265
4.333
4.300
-0,76
4.140
4.202
4.184
-0,44
K u al i tas r end ah
-
-
3.600
-
-
-
3.500
-
K u al i tas
No v’ 1 6
De s ’ 16
J an ’ 1 7
P e rs en ta se P e rub a han Ko l ( 8 ) th d (7)
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 07/02/36/Th.XI, 1 Februari 2017
9
C. PERKEMBANGAN UPAH BURUH UPAH NOMINAL HARIAN BURUH TANI PROVINSI BANTEN JANUARI 2017 SEBESAR Rp 44.287,Upah nominal buruh tani pada Januari 2017 dibanding upah buruh tani Desember mengalami kenaikan sebesar 3,22 persen atau naik dari Rp. 42.905,- per hari menjadi Rp. 44.287,- per hari. Secara riil*) mengalami kenaikan 2,48 persen yakni naik dari Rp. 34.006- per hari menjadi Rp. 34.849,- per hari
*) Upah riil = upah nominal/indeks konsumsi rumah tangga perdesaan (2012=100)
Secara umum, rata-rata upah nominal buruh tani pada Januari 2017 dibanding upah buruh tani Desember 2016 mengalami kenaikan sebesar 3,22 persen atau naik dari Rp. 42.905,- per hari menjadi Rp. 44.287,- per hari. Secara riil mengalami kenaikan 2,48 persen atau naik dari Rp. 34.006,- per hari menjadi Rp. 34.849,- per hari Tabel 6 Ringkasan Upah Buruh Tani Provinsi Banten Per Hari (rupiah) November 2016 - Januari 2017 Bulan Rincian (1)
Provinsi
November ‘16
Desember ‘16
Januari 2017
% Perubahan Januari 2017 thd Desember 2016
(3)
(4)
(5)
(6)
Upah Nominal
42.768
42.905
44.287
3,22
Upah Riil *)
33.986
34.006
34.849
2,48
Jenis Upah (2)
*) Upah riil = upah nominal/indeks konsumsi rumah tangga perdesaan (2012=100)
10
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 07/02/36/Th.XI, 1 Februari 2017
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 07/02/36/Th.XI, 1 Februari 2017
11
BPS PROVINSI BANTEN Informasi lebih lanjut hubungi: Ir. Agoes Soebeno, M.Si Kepala BPS Provinsi Banten Telepon: 0254-267027; Fax: 0254-267026 E-mail :
[email protected] Website : banten.bps.go.id
12
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 07/02/36/Th.XI, 1 Februari 2017