No. 15/03/63/Th.XIX, 1 Maret 2016
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2016 A.
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN FEBRUARI 2016 TURUN 0,22 PERSEN
Pada Februari 2016 NTP Kalimantan Selatan tercatat 98,82 atau turun 0,22 persen dibanding NTP Januari 2016. Turunnya NTP ini disebabkan indeks harga yang diterima petani (It) mengalami kenaikan sebesar 0,20 persen sedangkan Ib mengalami kenaikan relatif lebih besar yaitu sebesar 0,42 persen.
Dilihat dari subsektornya, tiga subsektor pertanian mengalami penurunan NTP dan dua subsektor mengalami kenaikan NTP. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat mengalami penurunan NTP sebesar 2,28 persen, Subsektor Peternakan turun sebesar 0,61 persen, dan Subsektor Perikanan turun sebesar 0,07 persen. Sementara itu, Subsektor Tanaman Pangan mengalami kenaikan NTP sebesar 0,82 persen dan Subsektor Holtikultura mengalami kenaikan sebesar 0,02 persen.
Pada Februari 2016 terjadi inflasi di daerah pedesaan Kalimantan Selatan sebesar 0,51 persen. Hal ini diakibatkan oleh naiknya indeks harga pada subkelompok bahan makanan sebesar 0,70 persen, subkelompok makanan jadi naik sebesar 0,56 persen, subkelompok perumahan naik sebesar 0,44 persen, subkelompok sandang naik sebesar 0,69 persen, subkelompok kesehatan naik sebesar 0,71 persen, dan subkelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga naik sebesar 0,22 persen.
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Kalimantan Selatan Februari 2016 sebesar 106,01 atau naik sebesar 0,07 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya.
Pada bulan Februari 2016, secara Nasional, Provinsi Riau mengalami kenaikan NTP tertinggi sebesar 1,21 persen, sebaliknya Provinsi Jawa Tengah mengalami penurunan NTP tertinggi sebesar 0,97 persen.
*) Nilai Tukar Petani (NTP) adalah angka perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam persentase
Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 15/03/63 /Th.XIX, 1 Maret 2016
1
1.
Nilai Tukar Petani Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima
petani terhadap indeks harga yang dibayar petani, merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk
biaya
produksi.
Semakin
tinggi
NTP,
relatif
semakin
kuat
pula
tingkat
kemampuan/daya beli petani. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Pada bulan Februari 2016, NTP Kalimantan Selatan tercatat sebesar 98,82 atau turun 0,22 persen jika dibandingkan NTP pada bulan Januari 2016 sebesar 99,04. Angka NTP tersebut diperoleh dari rasio antara indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib). Jika dilihat masing-masing subsektor, tiga subsektor pertanian mengalami penurunan NTP dan dua subsektor mengalami kenaikan NTP. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat mengalami penurunan NTP sebesar 2,28 persen, Subsektor Peternakan turun sebesar 0,61 persen, dan Subsektor Perikanan turun sebesar 0,07 persen. Sementara itu, Subsektor Tanaman Pangan mengalami kenaikan NTP sebesar 0,82 persen dan Subsektor Holtikultura mengalami kenaikan sebesar 0,02 persen. Tabel 1 Nilai Tukar Petani Per Subsektor serta Perubahannya (2012 = 100)
1
2
Subkelompok
Januari 2016
Februari 2016
% Perubahan
(1)
(2)
(3)
(4)
Tanaman Pangan a. Nilai Tukar Petani (NTP-P) b. Indeks Harga yang diterima Petani (It) - Padi - Palawija c. Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM
103,28 122,24 124,27 104,62 118,36 120,50 112,42
104,12 123,76 125,80 106,06 118,86 121,11 112,63
Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 15/03/63/Th.XIX, 1 Maret 2016
0,82 1,24 1,23 1,38 0,42 0,50 0,19
Tabel 1 Lanjutan Nilai Tukar Petani Per Subsektor serta Perubahannya (2012 = 100)
2
3
4
5
Subkelompok
Januari 2016
Februari 2016
% Perubahan
(1)
(2)
(3)
(4)
Hortikultura a. Nilai Tukar Petani (NTP-H) b. Indeks Harga yang diterima Petani (It) - Sayur-sayuran - Buah-buahan - Tanaman Obat c. Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM
102,21 121,10 133,78 117,77 105,08 118,47 120,70 107,47
102,23 121,78 135,13 118,13 107,80 119,13 121,44 107,65
0,02 0,57 1,01 0,30 2,59 0,55 0,62 0,17
Tanaman Perkebunan Rakyat a. Nilai Tukar Petani (NTP-TPR) b. Indeks Harga yang diterima Petani (It) - Tanaman Perkebunan Rakyat c. Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM
80,49 95,48 95,48 118,61 120,69 110,17
78,66 93,70 93,70 119,12 121,30 110,25
-2,28 -1,86 -1,86 0,43 0,51 0,08
Peternakan a. Nilai Tukar Petani (NTP-TR) b. Indeks Harga yang diterima Petani (It) - Ternak Besar - Ternak Kecil - Unggas - Hasil Ternak
109,44 124,80 128,73 122,12 125,39 121,18
108,77 124,53 128,28 121,43 124,84 121,45
-0,61 -0,22 -0,35 -0,57 -0,44 0,22
c. Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM
114,04 120,16 107,19
114,48 120,72 107,50
0,39 0,47 0,29
Perikanan a. Nilai Tukar Petani (NTNP) b. Indeks Harga yang diterima Petani (It) - Penangkapan Ikan - Budidaya c. Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM
110,47 131,74 135,65 121,36 119,26 124,83 109,30
110,39 131,96 135,73 121,93 119,54 125,47 108,94
-0,07 0,17 0,06 0,47 0,24 0,51 -0,33
Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 15/03/63 /Th.XIX, 1 Maret 2016
3
Tabel 1 Lanjutan Nilai Tukar Petani Per Subsektor serta Perubahannya (2012 = 100)
Subkelompok
Januari 2016
Februari 2016
% Perubahan
(1)
(2)
(3)
(4)
Gabungan a. Nilai Tukar Petani (NTP) b. Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) c. Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM
99,04 116,72 117,85 120,86 110,17
98,82 116,95 118,34 121,48 110,32
-0,22 0,20 0,42 0,51 0,13
Gabungan Tanpa Perikanan a. Nilai Tukar Petani (NTP) b. Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) c. Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM
98,06 115,45 117,73 120,52 110,25
97,84 115,68 118,24 121,14 110,44
-0,23 0,20 0,44 0,51 0,17
2.
Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Indeks harga yang diterima petani (It) menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian
yang dihasilkan petani. Pada bulan Februari 2016, indeks harga yang diterima petani (It) naik sebesar 0,20 persen dibandingkan Januari 2016, yaitu dari 116,72 menjadi 116,95. Kenaikan ini sepenuhnya didukung oleh kenaikan indeks harga yang diterima petani pada Subsektor Tanaman Pangan sebesar 1,24 persen, Subsektor Holtikultura sebesar 0,57 persen, dan Subsektor Perikanan sebesar 0,17 persen.
3.
Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan Harga Konsumen Pedesaan Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan
jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Indeks harga yang dibayar petani bulan Februari 2016 mengalami kenaikan sebesar 0,42 persen jika dibandingkan dengan bulan Januari 2016. Jika dilihat dari kelompok konsumsi rumah tangga, indeks harga pada subkelompok bahan makanan naik sebesar 0,70 persen, subkelompok makanan jadi naik sebesar 0,56 persen, subkelompok perumahan naik sebesar 0,44 persen, subkelompok sandang naik sebesar 0,69 persen, subkelompok
4
Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 15/03/63/Th.XIX, 1 Maret 2016
kesehatan naik sebesar 0,71 persen, dan subkelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga naik sebesar 0,22 persen. Dilihat dari kelompok biaya produksi dan penambahan barang modal pertanian, pada bulan Februari 2016 terjadi kenaikan indeks sebesar 0,13 persen dibandingkan kondisi bulan Januari 2016. Kenaikan ini disebabkan oleh naiknya harga bibit sebesar 0,03 persen, pupuk dan obat-obatan naik sebesar 0,28 persen, biaya sewa naik sebesar 0,04 persen, penambahan barang modal naik sebesar 0,15 persen, dan upah buruh naik sebesar 0,21 persen.
4.
NTP Subsektor
a.
Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) Pada bulan Februari 2016, nilai NTP-P naik sebesar 0,82 persen. Hal ini disebabkan It
mengalami kenaikan sebesar 1,24 persen, sementara Ib mengalami kenaikan relatif lebih kecil yaitu sebesar 0,42 persen. Naiknya It pada bulan Februari 2016 sebesar 0,82 persen terjadi akibat dari kenaikan pada kelompok padi sebesar 1,23 persen dan kenaikan pada kelompok palawija sebesar 1,38 persen. Kenaikan Ib sebesar 0,42 persen disebabkan oleh kenaikan pada indeks kelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,50 persen dan kenaikan pada indeks kelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,19 persen. b.
Subsektor Hortikultura (NTP-H) Pada bulan Februari 2016, NTP-H naik sebesar 0,02 persen. Hal ini disebabkan It
mengalami kenaikan sebesar 0,57 persen, sedangkan Ib mengalami kenaikan relatif lebih kecil yaitu sebesar 0,55 persen. Kenaikan It bulan Februari 2016 disebabkan naiknya harga komoditas pada kelompok sayur-sayuran sebesar 1,01 persen, kelompok buah-buahan naik sebesar 0,30 persen, dan kelompok tanaman obat naik sebesar 2,59 persen. Sedangkan kenaikan Ib disebabkan naiknya indeks harga komoditas kelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,62 persen dan kenaikan indeks harga BPPBM sebesar 0,17 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 15/03/63 /Th.XIX, 1 Maret 2016
5
c.
Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-TPR) Pada bulan Februari 2016, NTP-TPR turun sebesar 2,28 persen. Hal ini terjadi karena It
mengalami penurunan sebesar 1,86 persen, sementara Ib mengalami kenaikan sebesar 0,43 persen. Penurunan It bulan Februari 2016 utamanya disebabkan turunnya indeks pada kelompok tanaman perkebunan rakyat (khususnya komoditi karet) sebesar 1,86 persen, yaitu dari 95,48 menjadi 93,70. Sementara itu, kenaikan yang terjadi pada Ib disebabkan oleh naiknya indeks biaya konsumsi rumah tangga sebesar 0,51 persen dan naiknya indeks BPPBM sebesar 0,08 persen. d.
Subsektor Peternakan (NTP-TR) Pada bulan Februari 2016, NTP-TR turun sebesar 0,61 persen. Hal ini disebabkan It
mengalami penurunan sebesar 0,22 persen, sementara Ib mengalami kenaikan sebesar 0,39 persen. Penurunan It bulan Februari 2016 disebabkan oleh turunnya harga komoditas Ternak Besar sebesar 0,35 persen, komoditas Ternak Kecil turun sebesar 0,57 persen, dan komoditas Unggas turun sebesar 0,44 persen. Sementara itu, kenaikan yang terjadi pada Ib disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,47 persen dan naiknya indeks BPPBM sebesar 0,29 persen. e.
Subsektor Perikanan (NTNP) Pada bulan Februari 2016, NTNP turun sebesar 0,07 persen. Hal ini terjadi karena It
mengalami kenaikan sebesar 0,17 persen, sedangkan Ib mengalami kenaikan relatif lebih besar yaitu sebesar 0,24 persen. Kenaikan It pada bulan Februari 2016 disebabkan naiknya indeks kelompok penangkapan ikan sebesar 0,06 persen dan naiknya indeks kelompok budidaya ikan sebesar 0,47 persen. Sementara itu, kenaikan yang terjadi pada Ib diakibatkan oleh indeks harga kelompok konsumsi rumah tangga mengalami kenaikan sebesar 0,51 persen. 1)
Kelompok Penangkapan Ikan (NTN) Pada Februari 2016, NTN turun sebesar 0,10 persen. Hal ini terjadi karena It
mengalami kenaikan sebesar 0,06 persen, sementara Ib mengalami kenaikan relatif lebih besar yaitu sebesar 0,17 persen. Kenaikan yang terjadi pada Ib dikarenakan naiknya indeks pada kelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,52 persen.
6
Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 15/03/63/Th.XIX, 1 Maret 2016
2)
Kelompok Budidaya Ikan (NTPi) Pada Februari 2016, NTPi naik sebesar 0,04 persen. Hal ini dikarenakan It
mengalami kenaikan sebesar 0,47 persen, sementara Ib mengalami kenaikan relatif lebih kecil yaitu sebesar 0,43 persen. Kenaikan yang terjadi pada Ib dikarenakan kelompok konsumsi rumah tangga mengalami kenaikan sebesar 0,51 persen dan kelompok BPPBM naik sebesar 0,26 persen.
5.
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Pada Februari 2016 terjadi kenaikan NTUP sebesar 0,07 persen. Hal ini terjadi karena
It mengalami kenaikan sebesar 0,20 persen, sementara indeks BPPBM mengalami kenaikan relatif lebih kecil yaitu sebesar 0,13 persen. Kalau dilihat dari subsektornya, diketahui bahwa NTUP Subsektor Tanaman Pangan mengalami kenaikan sebesar 1,06 persen, Subsektor Holtikultura naik sebesar 0,40 persen, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun sebesar 1,93 persen, Subsektor Peternakan turun sebesar 0,51 persen, dan Subsektor Perikanan naik sebesar 0,50 persen.
6.
Perbandingan Antar Provinsi Dari 33 provinsi yang dihitung NTP-nya, dapat dilihat bahwa 20 provinsi mengalami
penurunan NTP, dan 13 provinsi mengalami kenaikan NTP. Penurunan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Jawa Tengah yaitu sebesar 0,97 persen, sedangkan kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Riau yaitu sebesar 1,21 persen. Dari empat provinsi di Kalimantan yang melaporkan hasil survei bulan Februari 2016, Kalimantan Selatan mengalami penurunan NTP sebesar 0,22 persen, Kalimantan Barat turun sebesar 0,27 persen, Kalimantan Tengah naik sebesar 0,13 persen, dan Kalimantan Timur naik sebesar 0,14 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 15/03/63 /Th.XIX, 1 Maret 2016
7
Tabel 2 Ranking Nilai Tukar Petani (NTP) Januari – Februari 2016 (2012 = 100) PROVINSI (1)
NTP (7)
JABAR BANTEN SULSEL SULBAR JATIM NTB BALI GORONTALO MALUKU UTARA YOGYAKARTA LAMPUNG MALUKU BABEL NTT JATENG SULTRA SUMUT DKI PAPUA BARAT SULTENG KALSEL KEPRI NAD SULUT SUMBAR KALTIM KALTENG JAMBI PAPUA RIAU KALBAR SUMSEL BENGKULU
107,54 106,61 106,24 106,05 105,90 105,53 104,96 104,65 104,14 103,94 103,68 103,55 102,01 101,69 101,52 100,08 99,39 99,30 99,14 99,09 99,04 98,68 98,06 97,69 97,50 97,46 96,94 96,21 95,89 95,65 95,43 95,37 92,09
NASIONAL
102,55
8
Januari Ranking (8) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
% (9) 0,27 -0,78 -0,15 0,32 -0,22 -0,65 -0,16 0,23 0,65 0,58 -0,15 0,92 -0,88 -0,97 -0,50 -0,92 -1,22 0,54 -1,20 -0,73 0,01 -0,11 -0,08 0,86 -0,26 0,16 -0,82 0,50 -0,20 0,66 -0,63 -0,69 -0,94
-0,27
PROVINSI (6) JABAR BANTEN SULSEL SULBAR BALI JATIM GORONTALO NTB MALUKU UTARA YOGYAKARTA MALUKU LAMPUNG BABEL NTT JATENG SULTRA DKI PAPUA BARAT SUMUT SULTENG KALSEL SUMBAR KEPRI NAD KALTIM SULUT KALTENG RIAU JAMBI PAPUA KALBAR SUMSEL BENGKULU
NASIONAL
NTP (7) 107,42 106,57 106,27 106,04 105,42 105,32 105,30 104,85 104,18 103,90 103,83 103,60 101,38 101,13 100,53 99,87 99,57 99,29 99,21 99,08 98,82 98,57 98,41 97,89 97,60 97,47 97,06 96,82 96,58 95,98 95,17 94,99 92,03
Februari Ranking (8) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
102,23
Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 15/03/63/Th.XIX, 1 Maret 2016
% (9) -0,10 -0,04 0,03 -0,01 0,44 -0,54 0,62 -0,64 0,04 -0,04 0,27 -0,08 -0,62 -0,55 -0,97 -0,21 0,27 0,15 -0,18 -0,01 -0,22 1,09 -0,27 -0,17 0,14 -0,22 0,13 1,21 0,38 0,09 -0,27 -0,39 -0,07
-0,31
7.
Inflasi Pedesaan Perubahan indeks konsumsi rumah tangga (KRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi di
wilayah pedesaan. Pada bulan Februari 2016, di daerah pedesaan Kalimantan Selatan terjadi inflasi sebesar 0,51 persen. Hal ini terjadi sebagai akibat dari naiknya indeks harga pada subkelompok bahan makanan sebesar 0,70 persen, subkelompok makanan jadi naik sebesar 0,56 persen, subkelompok perumahan naik sebesar 0,44 persen, subkelompok sandang naik sebesar 0,69 persen, subkelompok kesehatan naik sebesar 0,71 persen, dan subkelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga naik sebesar 0,22 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 15/03/63 /Th.XIX, 1 Maret 2016
9
B. PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2016 RATA-RATA HARGA GABAH (GKP) DI TINGKAT PETANI PADA BULAN FEBRUARI 2016 TURUN 1,39 PERSEN
Selama Februari 2016, komposisi jumlah observasi dari 54 transaksi harga gabah di 10 kabupaten didominasi Gabah Kering Panen (GKP).
Di tingkat petani, harga gabah tertinggi berasal dari gabah kualitas GKP varietas Karang Dukuh yaitu senilai Rp 7.727,00 per Kg yang terdapat di Kecamatan Rantau Badauh Kabupaten Barito Kuala. Sedangkan harga terendah senilai Rp 4.500,- per Kg berasal dari gabah kualitas GKP varietas IR42 yang terdapat di Kecamatan Batu Mandi Kabupaten Balangan.
Rata-rata harga gabah kualitas Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani turun 1,39 persen, dari Rp 6.424,37 per Kg di bulan Januari 2016 menjadi Rp 6.335,37 per Kg di bulan Februari 2016. Sedangkan harga gabah di tingkat penggilingan turun 1,32 persen dari Rp 6.527,68 per Kg di bulan Januari 2016 menjadi Rp 6.441,21 per Kg di bulan Februari 2016.
Survei harga produsen gabah selama Februari 2016 dilakukan terhadap 54 observasi di 10 Kabupaten meliputi Tanah Laut, Banjar, Barito Kuala, Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Tabalong, Tanah Bumbu dan Balangan, Berdasarkan komposisinya, jumlah observasi harga gabah didominasi Gabah Kering Panen (GKP) sebanyak 54 observasi. Tabel 1 Jumlah Observasi, Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan, dan HPP Menurut Kelompok Kualitas, Februari 2016 Kalimantan Selatan
Kelompok Kualitas
Jumlah Observasi (%)
1 GKP
Harga di Tingkat Petani (Rp/Kg)
(Rp/Kg)
(%)
8
9
Tertinggi
Ratarata
2
3
4
5
6
7
54
4.500,00
7.727,00 Karang Dukuh, Rantau Badauh (Batola)
6.335,37
6.441,21
3.700
IR42, Batu Mandi (Balangan)
10
Harga Pembelian Pemerintah (HPP) (Rp/Kg)
Terendah
(100 %)
Keterangan: ◙ GKG : ◙ GKP : ◙ Di Luar Kualitas : ◙ HPP berdasarkan
Harga Ratarata di Tingkat Penggilingan (Rp/Kg)
Selisih (6) thd (7)
2.635,37
171
2.691,21
172
(Petani) 3.750 (Penggilingan)
KA 14,00% dan KH 3,00% KA (14,01%-25,00%) dan KH (3,01%-10,00%) KA > 25,00% atau KH > 10,00% Inpres No.5 Tahun 2015 tgl. 17 Maret 2015, diberlakukan mulai 17 Maret 2015
Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 15/03/63/Th.XIX, 1 Maret 2016
Dibandingkan bulan sebelumnya, rata-rata harga gabah kualitas Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani turun 1,39 persen, dari Rp 6.424,37 per Kg di bulan Januari 2016 menjadi Rp 6.335,37 per Kg di bulan Februari 2016. Sedangkan harga gabah di tingkat penggilingan turun 1,32 persen dari Rp 6.527,68 per Kg di bulan Januari 2016 menjadi Rp 6.441,21 per Kg di bulan Februari 2016. Tabel 2 Rata-rata Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan Menurut Kualitas Januari – Februari 2016
Tingkat Petani (Rp/Kg) Kelompok Kualitas
1 GKP
Tingkat Penggilingan (Rp/Kg)
Januari
Februari
Perubahan (3) thd (2) (%)
Januari
Februari
Perubahan (6) thd (5) (%)
2
3
4
5
6
7
6.424,37
6.335,37
-1,39
6.527,68
6.441,21
-1,32
Secara umum, komponen mutu gabah selama bulan Februari 2016 cenderung fluktuatif, Rata-rata Kadar Air (KA) dan Kadar Hampa/Lainnya gabah kualitas GKP masingmasing sebesar 14,60 persen dan 3,15 persen. Tabel 3 Rata-rata Komponen Mutu menurut Kualitas Gabah Januari – Februari 2016
Kelompok Kualitas
GKP
Kadar Air (%)
Kadar Hampa/Kotoran (%)
Januari
Februari
Januari
Februari
14,44
14,60
3,55
3,15
Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 15/03/63 /Th.XIX, 1 Maret 2016
11