PERANCANGAN ULANG IDENTITAS VISUAL “SS” WULANDARI SALON & SPA Sesilia Perwita Sari Villa Taman Kartini Blok A2/10 Bekasi 17113, 085217303074,
[email protected]
ABSTRAK The objective of the research is to create an appropriate visual identity design for the “SS” Wulandari Salon & Spa. The data obtained through a variety of research methods, which include an interview with one of the“SS” Wulandari Salon & Spa franchiser, distributing questionnaires to the customers of “SS' Salon & Spa Wulandari, and conduct a literature review that related. Then do an accurate research analysis by theTOWS method (Threat, Opportunity, Weakness, and Strength). Of processing such data, obtained conceptual design of visual identity in accordance with the potential and problems associated. So that research produces a new visual identity design “SS” Wulandari Salon & Spa is more in line with today's urban woman without leaving the elements of tradition and culture of Yogyakarta, which is the cultural background that is brought by the “SS” Wulandari Salon & Spa, and visual identity can be applied consistently to all visual communication design systems. Thus, the study has created a new visual identity design more in line with the new concept for the “SS” Wulandari Salon & Spa and consistently to be applied to any system of visual communication design of it. Tujuan penelitian ialah untuk menciptakan rancangan identitas visual yang sesuai bagi “SS” Wulandari Salon & Spa. Data-data didapatkan melalui berbagai metode riset, antara lain berupa wawancara dengan salah seorang franchiser “SS” Wulandari Salon & Spa, menyebarkan kuesioner kepada para konsumen “SS” Wulandari Salon & Spa, serta melakukan tinjauan pustaka yang berkaitan. Kemudian melakukan analisa data-data akurat dari riset tersebut dengan metode TOWS (Threat , Opportunity, Weakness, dan Strength). Dari mengolah data-data tersebut, didapatkan konseptual perancangan identitas visual yang sesuai dengan potensi dan masalah yang berkaitan. Sehingga penelitian menghasilkan rancangan identitas visual baru “SS” Wulandari Salon & Spa yang lebih sesuai dengan wanita perkotaan masa kini tanpa meninggalkan unsur tradisi dan budaya Yogyakarta yang menjadi latar belakang budaya yang diusung oleh “SS” Wulandari Salon & Spa, serta identitas visual dapat diterapkan secara konsisten ke segala sistem desain komunikasi visualnya. Jadi, penelitian telah menciptakan rancangan identitas visual baru yang lebih sesuai dengan konsep baru untuk “SS” Wulandari Salon & Spa serta konsisten untuk diterapkan ke segala sistem desain komunikasi visualnya. Kata Kunci : Identitas, visual, salon, spa, Yogyakarta
PENDAHULUAN Dengan melihat persaingan di antara salon dan spa yang semakin kompetitif saat ini, “SS” Wulandari Salon & Spa memerlukan positioning yang tepat. Positioning merupakan strategi yang berusaha menciptakan perbedaan yang unik dalam benak konsumen, sehingga terbentuk citra brand yang lebih unggul dibandingkan brand lain. Tujuan dilakukan posistioning untuk menempatkan atau menggerakan suatu brand ke tingkat yang diinginkan. Dalam desain komunikasi visual, positioning dapat dicapai dengan melakukan perancangan identitas visual dari “SS” Wulandari Salon & Spa yang lebih komunikatif, sehingga lebih dapat menonjolkan karakter dan citra yang tepat dari brand tersebut. Dan harus dapat diaplikasikan dengan konsisten ke setiap franchise dan keseluruhan sistem desain komunikasi visualnya. Dalam penelitian ini agak berbeda dengan penelitian terdahulu yang mengambil topik yang sama, karena rancangan konsep dan strategi yang dibuat untuk “SS” Wulandari Salon & Spa lebih bersifat mengembangkan unsur-unsur tradisional sebagai identitas visual yang diadaptasi ke modern agar dapat diterima oleh target audiens, yakni wanita Indonesia di perkotaan. Sebab, menurut Wheeler (2009), strategi brand dibangun atas dasar visi, sejalan dengan strategi bisnis, muncul dari nilai dan budaya perusahaan, dan mencerminkan pemahaman mendalam akan kebutuhan dan persepsi konsumen. Strategi brand menetapkan positioning, diferensiasi, keuntungan yang kompetitif, dan nilai-nilai unik di dalam perusahaan.
METODE PENELITIAN Data-data dalam penelitian didapatkan melalui berbagai metode riset, antara lain berupa wawancara dengan salah seorang franchiser “SS” Wulandari Salon & Spa, yakni sebagai berikut: 1.
2. 3.
4.
5.
6.
7.
Bagaimana latar belakang berdirinya “SS” Wulandari Salon & Spa? Awalnya didirikan oleh Ibu Siti Sri Yatun bertempat di Jogjakarta dan memiliki 2 cabang di kota yang sama. Kemudian dikembangkan oleh anaknya (Bapak Imansyah Sutrisno) menjadi bisnis franchise hingga memiliki beberapa cabang di kota-kota besar. Dari mana nama “Wulandari” berasal? Wulandari merupakan nama anak perempuan dari Ibu Siti Sri Yatun. Produk apa saja yang ada di “SS” Wulandari Salon & Spa? Ada produk asli “SS” Wulandari Salon & Spa yang di supply langsung dan ada juga produk-produk yang sudah umum di pasaran seperti Loreal, La’ Tulipe, Makarizo, Biokos, dll. Contoh produk asli buatan “SS” Wulandari contohnya adalah produk body spa, minyak lulur, hand and foot spa. Apakah produk asli “SS” Wulandari Salon & Spa dijual di salon atau di pasaran? Tidak dijual di pasaran, hanya dijual di salon “SS” Wulandari Salon & Spa khususnya outlet pusat yang berada di Jogja. Untuk outlet cabang, franchiser diperbolehkan untuk menjual produk-produknya atau tidak. Apa keunggulan “SS” Wulandari Salon & Spa di mata Anda? Yang pertama, franchise “SS” Wulandari Salon & Spa lebih murah dan fleksibel jika dibandingkan dengan franchise-franchise sejenis yang lainnya. Kemudian, bagi customer di daerah sekitar masih jarang salon khusus wanita dengan tempat yang nyaman dan mendukung privasi serta strategis di daerah perkotaan. Promosi apa saja yang dilakukan oleh Anda? Promosi yang kami lakukan di daerah sekitar dengan menyebarkan flyer dan juga melakukan promosi melalui social media diantaranya facebook, twitter, dan juga melalui SMS. Apakah customer dapat menjadi member di “SS” Wulandari Salon & Spa ? Bagaimana caranya dan apa saja keuntungannya? Customer dapat menjadi member jika melakukan transaksi dengan nilai minimal sebesar Rp. 250.000,. Maka mereka akan mendapatkan diskon sebesar 10% untuk transaksi selanjutny, dengan minimal transaksi sebesar Rp. 100.000,-.
Kemudian menyebarkan kuesioner kepada para konsumen “SS” Wulandari Salon & Spa, serta melakukan tinjauan pustaka yang berkaitan. Kemudian melakukan analisa data-data akurat dari riset tersebut dengan metode TOWS (Threat , Opportunity, Weakness, dan Strength) sebagai berikut: Threat : - Kompetitor serupa sudah cukup banyak yang muncul lebih dahulu, dan pusat perawatan baru juga kian menjamur di kota-kota. - Wanita urban banyak yang percaya pada pusat perawatan dengan produk dan peralatan canggih di kotakota besar. - Telah banyak beredar produk-produk perawatan kecantikan yang instan dan dapat digunakan sendiri di rumah. - Banyak pula produk dan jasa perawatan kecantikan yang dikemas secara menarik dan tidak terasa ‘jualan’. Opportunities : - Menawarkan nuansa perawatan yang berbeda di tengah-tengah modernitas, sehingga terlihat lebih eksotis dan memiliki kalangan peminatnya sendiri. - Karena bersifat franchise, maka franchiser dapat lebih memahami target konsumennya. - Mayoritas masyarakat Indonesia adalah muslim, sehingga salon & spa yang dikhususkan untuk wanita ini dapat menjawab kebutuhan wanita muslimah maupun yang bukan. - Lingkungan sekitar pun akan lebih nyaman dan percaya dengan keberadaan salon & spa yang khusus wanita. Weakness : - Nama ”SS” Wulandari Salon dan Spa memiliki kelemahan dalam pelafalan, karena kurang mudah diucapkan dan diingat. - Produk hanya dijual di “SS” Wulandari Salon & Spa, tidak ada di pasaran bebas, sehingga sulit dijangkau konsumen dan namanya belum familiar bagi calon konsumen.
- Identitas visual “SS” Wulandari Salon & Spa belum sesuai dengan citra sebenarnya dan belum konsisten diterapkan, baik dalam satu outlet maupun antara franchisee “SS” Wulandari Salon & Spa yang satu dengan yang lainnya. Strength : - Perawatan cukup lengkap, karena terdapat berbagai perawatan salon yang dilengkapi layanan spa, dan cukup up to-date. - Kepuasan konsumen tidak hanya dari luar tetapi juga dari dalam, dari segala indera, seperti memberikan suasana tenang dan relaks mulai dari keindahan interiornya, wewangian aromatherapi, dan alunan musik gamelan, serta bonus service berupa wedang jahe dan cemilan. - Salon ini khusus untuk pelanggan wanita dan seluruh pegawainya adalah wanita, sehingga para wanita merasa nyaman, dan tempat perawatannya pun disekat supaya privasi konsumen terjaga sehingga tidak merasa malu ataupun risih. - Atmosphere yang dibangun sangat tradisional dan menenangkan, sehingga terasa seperti jauh dari kesibukan perkotaan. - Konsumen wanita akan merasa sangat senang dimanjakan secara istimewa dan personal. - Dikembangkan dengan asaz kekeluargaan, sehingga suasana terasa lebih bersahabat dan ramah, dan sangat disukai wanita. - Menggunakan bahan-bahan dan peralatan yang bermutu, terapisnya pun sudah melalui pelatihan dan bersertifikat, tetapi harga cukup ekonomis. Dari mengolah data-data tersebut, didapatkan konseptual perancangan identitas visual yang sesuai dengan potensi dan masalah yang berkaitan. Sehingga penelitian menghasilkan rancangan identitas visual bagi “SS” Wulandari Salon & Spa yang lebih sesuai dengan target utama, yakni wanita perkotaan Indonesia masa kini yang termasuk dalam golongan menengah dengan usia rata-rata 25 hingga 45 tahun. Tetapi tetap tidak meninggalkan unsur tradisi dan budaya Yogyakarta yang menjadi latar belakang budaya yang diusung oleh “SS” Wulandari Salon & Spa. Serta identitas visual yang tercipta dapat diterapkan secara konsisten ke segala sistem desain komunikasi visualnya. Jadi, penelitian telah menciptakan rancangan identitas visual baru yang lebih sesuai dengan konsep baru untuk “SS” Wulandari Salon & Spa serta dapat konsisten untuk diterapkan ke segala sistem desain komunikasi visualnya, namun dalam penelitian ini belum tercapai penerapan ke keseluruhan media yang dibutuhkan oleh “SS” Wulandari Salon & Spa dalam pengembangannya.
HASIL DAN BAHASAN Logo Wulandari Salon & Spa
Gambar 1 Logo Wulandari Salon & Spa Brand yang semula bernama “SS” Wulandari Salon & Spa mengalami perubahan nama menjadi Wulandari Salon & Spa. Perubahan nama dilakukan dengan pertimbangan supaya lebih mudah dilafalkan dan diingat, serta penyesuaian dengan konsep perancangan identitas visual yang baru. Untuk itu, nama yang tertera di logo yang baru adalah Wulandari, dengan Salon & Spa sebagai deskriptor. Visual logo secara garis besar merupakan bentuk stilasi dari ‘Kalpataru’ atau disebut ‘Gunungan’ dalam istilah wayang. Kalpataru/Gunungan menyimbolkan pohon kehidupan, keabadian, dan harmonisasi. Pohon juga sering dianggap sebagai pembawa kedamaian bagi orang yang bernaung di bawahnya, pohon ini juga menjadi naungan Pangeran Sidharta bertapa hingga mencapai pencerahan. Kalpataru dianggap pula sebagai Pohon Khayangan yang dijaga oleh makhluk-makhluk khayangan, sehingga sering dilindungi payung atau pagar. Konsep logo tersebut sesuai dengan konsep yang diusung Wulandari Salon & Spa yang baru, yakni ‘Harmonisasi Kecantikan Wanita Sejati’, dimana kecantikan wanita sejati tidak hanya berasal dari lahiriah tapi juga batiniah. Nama Wulandari sudah memberi aura wanita tradisional, sehingga font yang digunakan
untuk logotype adalah font yang berkesan luwes namun tetap kokoh dan tidak terlalu dekoratif sehingga tetap sesuai dengan gambaran wanita Indonesia masa kini dan juga untuk tujuan memudahkan legibilitas.
Gambar 2 Konsep Bentuk Logo
Warna Korporat
Gambar 3 Warna Korporat Primary Color: Harmonious Olive. Warna ini menunjukan Wulandari yang berusaha mewujudkan harmonisasi kecantikan sejati bagi wanita. Warna hijau ini juga menjadi salah satu warna khas kebudayaan Yogyakarta yang dapat bermakna keharmonisan dan ketenangan. Warna ini digunakan pada logo, teks, supergrafis, dan background . Friendly Apricot. Warna ini menunjukan Wulandari yang bersahabat, fleksibel, serta dinamis. Warna ini digunakan pada logo, teks, supergrafis, dan background . Secondary Color: Opulent Ochre. Warna ini menunjukan bahwa Wulandari berusaha mewariskan tradisi dari leluhur, yakni kemewahan perawatan kecantikan. Warna ini digunakan pada logo, teks, supergrafis, dan background . Brown. Warna ini digunakan untuk huruf korporat, outline, dan kebutuhan aplikasi background gelap. White. Warna ini digunakan untuk keperluan beberapa aplikasi. Light Yellow, Green, dan Orange. Warna-warna ini digunakan untuk background aplikasi komunikasi, sehingga dapat tetap menonjolkan warna logo. Dan untuk beberapa kebutuhan supergrafis.
Supergrafis
Gambar 4 Transformasi Bentuk Supergrafis I
Bentuk supergrafis tersebut merupakan transformasi dari bentuk brandmark. Yang kemudian disusun dan membentuk pola supergrafis. Bentuk tersebut juga disusun menyerupai batik Kawung yang geometris. Pola supergrafis tersebut juga memiliki makna personal care dalam rangkaian perawatan Wulandari Salon & Spa.
Gambar 5 Potongan Pola Supergrafis I Supergrafis I dapat diaplikasikan dalam bentuk pola A atau pola B. Pola A digunakan untuk format supergrafis yang terpotong di salah satu ujungnya. Sedangkan pola B digunakan untuk format supergrafis yang kedua ujungnya terpotong. Pola A dan pola B dapat diaplikasikan untuk format media potrait atau lanscape, dan boleh diperbanyak/dikurangi secara horisontal maupun vertikal saat pola tersebut diaplikasikan. Ukuran dapat disesuaikan dengan media, namun ukuran satu pola terlalu besar atau kecil. Posisi dan ukuran supergrafis beragam , namun sebaiknya menyisakan perbandingan ruang kosong di atas dan bawahnya.
Gambar 6 Supergrafis II Supergrafis II ini merupakan illustrasi dari ketiga dewi-dewi yang menjadi maskot Wulandari. Dapat diiaplikasikan untuk menggambarkan 3 dewi dalam 3 rangkaian produk spa Wulandari, maupun media lain. Gaya ilustrasi dibuat simpel, ringan, feminin, dan elegan sesuai dengan citra Wulandari. Gaya ilustrasi ini merupakan adaptasi dari gaya ilustrasi fashion maupun editorial.Untuk aplikasi pewarnaan baju dan selendang, pemotongan, serta layout ilustrasi tersebut dapat menyesuaikan kebutuhan media.
Gambar 7 Supergrafis III
Supergrafis III merupakan ilustrasi dari kandungan pada produk-produk Wulandari. Diaplikasikan untuk kemasan produk maupun media lain yang berhubungan dengan produk tersebut. Gaya ilustrasi ini mengadaptasi gaya ilustrasi botanical.
Huruf Korporat
Gambar 8 Huruf Korporat Wulandari Salon & Spa menggunakan huruf korporat Gill Sans MT. Gill Sans dirancang oleh Eric Gill pada tahun 1928. Gill Sans dinobatkan sebagai huruf sans serif yang bentuk fisiknya memiliki kualitas legibility yang terbaik. Proporsi dan bentuk hurufnya mengikuti rancangan dari huruf-huruf old style dan transitional. Gill Sans memiliki karakter huruf yang rapi dan elegan.
Buku Pedoman Penggunaan Brand (GSM)
Gambar 9 Cover Luar
Gambar 10 Halaman Depan Buku Pedoman Penggunaan Brand merupakan sebuah pedoman sebagai media acuan untuk menstandarisasi identitas yang telah dibuat untuk menjaga konsistensi identitas tersebut agar tetap tampil baik dan tidak salah dalam penempatannya pada berbagai media. Buku Pedoman Penggunaan Brand ini berukuran 25 cm x 17 cm dengan menggunakan soft cover.
Kop Surat & Amplop
Gambar 11 Kop Surat (kiri) & Amplop (kanan) Ukuran surat: 21 cm x 29,7 cm (A4) Ukuran amplop: 24 cm x 11 cm
Bussiness Card
Gambar 12 Business Card Depan (kiri) & Belakang (kanan) Ukuran: 5 cm x 9 cm
Owner Card
Gambar 13 Owner Crad Pusat (atas) & Cabang (bawah) Ukuran: 9 cm x 4,5 cm
Map
Gambar 14 Map Tampak Luar (kiri) & Dalam (kanan) Ukuran: 24 cm x 35 cm
Cap
Gambar 15 Cap Resmi (kiri) & Cap Lunas (kanan) Cap Resmi menggunakan logo Wulandari Berdeskriptor. Cap menggunakan satu warna, yakni Apricot dari warna primer korporat. Cap Lunas terdiri dari logo ditambah kata LUNAS di bawahnya. Cap Lunas ini digunakan untuk bukti pembayaran di nota.
Nota
Gambar 16 Nota Ukuran: 14 cm x 21 cm
Member Card
Gambar 17 Member Card Depan (kiri) & Belakang (kanan) Ukuran: 9 cm x 5,5 cm
Shopping Bag
Gambar 18 Shopping Bag Depan(kiri) & Belakang (kanan) Ukuran: 30 cm x 20 cm
Pakaian Perawatan
Gambar 19 Pakaian Perawatan untuk Pengunjung (warna 1 & 2) Pakaian tersebut mengadopsi bentuk pakaian dewi-dewi dari Jawa, dimana mereka biasanya menggunakan kemben, kain, dan selendang. Bentuk pakaian ini juga diadopsi dari perpaduan bentuk kimono dengan kemben yang umum digunakan di tempat-tempat spa. Dimana pakaian di tersebut berbentuk kemben, namun menggunakan selendang untuk mengkaitkannya. Hal ini bertujuan untuk memudahkan proses perawatan tubuh.
Sandal Pengunjung
Gambar 20 Sandal Pengunjung
Handuk
Gambar 21 Handuk & Bend untuk Handuk
Bandana
Gambar 22 Bandana
Jubah Potong Rambut
Gambar 23 Jubah Penutup Untuk Potong Rambut
Kemasan
Gambar 24 Layout Kemasan
Promosi (Brosur Produk & Poster)
Gambar 25 Brosur Produk& Poster
Sign System
Gambar 26 Sign System
Seragam Pegawai
Gambar 27 Seragam Pegawai (kiri) & Celemek Pegawai (kanan)
Website
Gambar 28 Homepage Website
SIMPULAN DAN SARAN Identitas visual yang baik sangat penting bagi suatu perusahaan, guna memberikan citra yang sesuai bagi perusahaan tersebut. Identitas visual Wulandari Salon & Spa bertujuan untuk menarik target sasaran, serta memberikan pencitraan yang kuat, khas, dan mudah diingat. Mengingat “SS” Wulandari Salon & Spa juga dikembangkan dalam sistem franchise, maka identitas visualnya harus jelas dan diterapkan secara konsisten ke semua franchisee-nya. Dalam identitas visual tersebut sangat diperlukan penyampaian yang komunikatif, sehingga maksud dan tujuan perusahaan tersebut dapat tersampaikan dengan baik ke target sasaran.
Mengingat pentingnya sebuah identitas visual bagi suatu perusahaan, maka Penulis menyarankan agar perancangan identitas visual yang baik, tidak hanya dalam logo tetapi juga tahap pengaplikasian selanjutnya haruslah sesuai dengan konsep rancangan dan diterapkan secara konsisten.
REFERENSI Anakku, (2012), Antioksidan dan Penuaan, http://www.anakku.net/antioksidan-dan-penuaan.html Anonym, (2011), Dari Yogyakarta Mereka Mengindonesia, http://edukasi.kompas.com/ read/2011/11/10/0218142/Dari.Yogyakarta.Mereka.Mengindonesia Endraswara, S. (2003). Falsafah Hidup Jawa. Tangerang: Cakrawala Hembree, R. (2006). The Complete Graphic Designer : A Guide To Understanding Graphics And Visual. Gloucester, Massachusetts: Rockport Publisher. Kertopati, L., (2012), Rahasia Wajah Tetap Muda, http://www.seputarindonesia.com/edisicetak/content/view/465607/ Melindacare, (2009), Regenerasi Kulit Wajah, http://melindahospital.com/modul/user/ detail_artikel.php?id=287_Regenerasi-Kulit-Wajah Sihombing, D. & Sunarto, W. (2011). Tipografi Dalam Desain Grafis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Suardana, G., (2011), Pertumbuhan Industri Spa di Indonesia Naik 7% di 2010, http://news.detik.com/read/2011/05/17/002203/1641014/10/pertumbuhan-industri-spa-di-indonesianaik-7-di-2010 Tamansari, (2010), Sejarah Spa Indonesia, http://spa-java.blogspot.com/2010/02 Sejarah-spa-indonesia.html Wheeler, A. (2009). Designing Brand Identity : An Essential Guide for The Whole Branding Team. Hoboken, New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
RIWAYAT PENULIS Sesilia Perwita Sari lahir di kota Jakarta pada 11 November 1989. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Desain Komunikasi Visual (DKV) pada tahun 2012.