PERANCANGAN INTERIOR PADA SPA & SALON Sheila Yohanny Siregar Apartemen Sudirman Park, Jl. K. H. Mas Mansyur Kav. 35 Tower A 23 AL
08126429029
[email protected] Budi Setiawan, S.Sn. Anita Dian Ekawati, S.Sn. ABSTRACT Currently, salon and spa business has been growing rapidly and caused a really tough competition, especially in Indonesia and most definitely in a big city like Jakarta whose the society tend to suffer from stress. No exception to women with their intensive activities everyday and in need to do physical beauty treatment and relaxation to release the weariness from work. With a high level of competition, urban society needs and lifestyle, the combination of Spa and Salon intended to serve beauty treatment from a salon combined with relaxation treatment from a spa. The author implement a research methode by doing a literature study and direct field survey to interview the reliable sources from Spa and Salon in Jakarta in order to obtain more accurate data and material. Further observation and analysis are done from the collected data about the needs and a complete standarization of a spa and a salon. And to learn more about designing an interior of spa and salon with more observation in ergonomic and esthetic side to every room, creating an ambiance and maximalize the facilities in order to give the customers comfort and for the staff or employees to perform their actifities conveniently. Because not only from the service aspect, an interior design held a very crucial part to give an image of Spa & Salon. Keywords : Spa, Salon, Beauty, Relaxation
ABSTRAK Berkembang pesatnya Salon maupun Spa saat ini menjadikan persaingan semakin ketat, termasuk di Indonesia dan terutama di ibu kota seperti Jakarta yang masyarakatnya cenderung rentan akan stres. Tak terkecuali bagi kaum wanita dengan aktifitas yang padat setiap harinya dan ingin melakukan perawatan kecantikan fisik dan juga relaksasi setelah seharian bekerja untuk melepas penat. Tingginya tingkat persaingan, kebutuhan dan juga gaya hidup masyarakat perkotaan yang meningkat membuat banyak dilakukan penggabungan Spa dan Salon yang bertujuan untuk menyediakan perawatan kecantikan dari Salon dan juga perawatan relaksasi dari Spa. Penulis melakukan metode penelitian dengan studi literatur maupun melakukan survei langsung ke lapangan untuk mewawancara narasumber dari Spa dan Salon di jakarta untuk perolehan data yang lebih akurat. Observasi dan analisa dilakukan setelah terkumpulnya data lengkap tentang kebutuhan dan standarisasi yang diperlukan dalam sebuah Spa dan Salon. Juga bagaimana merancangan interior yang sesuai untuk Spa dan Salon dengan memperhatikan sisi ergonomi dan estetika dari setiap ruangannya, suasana yang ingin diciptakan, dan memaksimalkan fasilitas demi kenyamanan pelanggan ataupun aktifitas karyawan yang bekerja di Spa dan Salon tersebut. Karena selain dari segi pelayanan, perancangan interior memiliki peran yang sangat krusial bagi citra dari sebuah Spa dan Salon. Kata Kunci: Spa, Salon, Kecantikan, Relaksasi
PENDAHULUAN Salon kecantikan saat ini merupakan tempat wajib terutama bagi kaum wanita untuk datang dan melakukan perawatan-perawatan untuk memperindah dan mempercantik tubuh, baik itu dari kesehatan kulit, keindahan rambut, estetika wajah, perawatan kuku, waxing, dan lainnya. Tidak hanya kaum wanita saja, tingginya gaya hidup perkotaan, terutama di Jakarta juga membuat para pria ikut melakukan perawatan fisik di salon. Baik hanya mengubah gaya rambut atau juga melakukan perawatan lengkap.
Perkembangan usaha Spa semakin pesat dari tahun ke tahun. Termasuk Indonesia dengan berbagai macam keunikan tanaman, budaya dan memiliki banyak perawatan kecantikan tradisional alami yang membuat bisnis Spa di Indonesia semakin menjamur dan sangat diminati. Begitu pula dengan Salon kecantikan yang memang menjadi pilihan utama baik wanita maupun pria untuk melakukan perawatan kecantikan. Sehingga banyak sekali terdapat Salon dan juga Spa di Jakarta. Penggabungan Spa dan Salon banyak dilakukan karena tingginya tingkat persaingan. Juga kecenderungan masyarakat seperti di kota Jakarta ini yang sangat sibuk sehingga memiliki sedikit waktu jika ingin melakukan perawatan kecantikan di salon, tetapi juga ingin menikmati relaksasi spa. Para pengusaha ini berlomba-lomba membuat tempat usaha mereka berbeda dengan Spa dan Salon lainnya. Penggabungan ini dimaksudkan agar setiap orang yang datang dapat mendapatkan kecantikan dan juga sekaligus relaksasi. Sehingga ketika mereka keluar dari Spa dan Salon ini dengan merasa segar sekaligus cantik setelah melakukan perawatan. Walaupun banyak terdapat sebuat tempat usaha yang menggabungkan Salon dengan Spa, banyak dari Spa dan Salon tersebut yang tidak memenuhi kriteria sebagai salon dan spa yang memadai. Seperti tidak lengkapnya fasilitas, terganggunya klien yang satu dengan yang lainnya karena kebutuhan ruang tidak memadai, juga kerja karyawan menjadi tidak optimal karena kurangnya fasilitas atau tidak baiknya sirkulasi ruangan. Hal ini tentu menjadi masalah karena akan menyebabkan ketidakpuasan klien dan mereka akan berfikir dua kali untuk kembali ke salon ini. Maka dari itu perancangan interior sangat dibutuhkan agar menggabungkan Spa dengan Salon ini menjadi mungkin dan tidak mengganggu aktifitas satu dengan yang lainnya. Sehingga memungkinkan agar para klien tertarik untuk menikmati fasilitas yang ada Salon dan Spa ini. Pemilihan konsep untuk interior juga sangat penting dalam sebuah Spa dan Salon karena akan berpengaruh pada citra yang ingin ditampilkan dari Spa dan Salon itu sendiri dan dapat bersaing dengan Spa dan Salon lainnya dengan menciptakan atmosfer yang berbeda yang bisa di dapat dengan perancangan interior. Fungsi-fungsi ruangan juga harus dimaksimalkan berdasarkan kebutuhannya demi kenyamanan klien maupun karyawan.
METODE PENELITIAN Metode penelitian dilakukan penulis dengan studi literatur dengan pencarian dan pengumpulan data – data yang berhubungan dengan spa dan salon pada umumnya. Baik itu definisi, jenis, fungsi, sistem dan kebutuhan yang akan sangat membantu memahami tentang perancanganya. Lalu dengan melakukan survei langsung ke lapangan untuk mewawancara narasumber dari spa dan salon di jakarta untuk perolehan data yang lebih akurat dan memperoleh data survei yang lengkap seperti foto, kegiatan dan aktivitas yang dilakukan karyawan & terapis, fasilitas dan juga kebutuhan khusus. Observasi dan analisa dilakukan setelah terkumpulnya data lengkap tentang kebutuhan dan standarisasi yang diperlukan dalam sebuah Spa dan Salon. Selanjutnya membuat proses perancangan interior yang dimulai dengan membuat Program Aktivitas & Fasilitas, Program Ruang, Matriks Hubungan Antar Ruang dan Diagram kedekatan Ruang. Dilanjutkan dengan pemilihan konsep yang dapat dilakukan dengan mengetahui dan mempelajari background dari Spa dan Salon tersebut dan membuat Mind-Mapping. Tahap selanjutnya adalah masuk pada gambar kerja yang dimulai dengan perancangan layout. Studi layout dilakukan dengan menganalisa site plan, sirkulasi, arah mata angin, pencahayaan, view atau pemandangan, penghawaan dan juga tingkat kebisingan. Dilanjutkan dengan Zoning dan Grouping layout sesuai dengan area yang dibutuhkan. Selanjutnya diikuti pembuatan gambar kerja lain yaitu pembuatan Floor & Wall Plan, Ceiling Plan, Mechanical & Electrical Plan, Sections dan Furniture Detail. Setelah itu, perancangan interior dapat direalisasikan dalam bentuk gambar 3D interior.
HASIL BAHASAN Program Aktivitas & Fasilitas Fasilitas ruang yang dibutuhkan pada Spa dan Salon ini sesuai dengan aktivitas yang ada yaitu Reception Area, Waiting Area, Retail Area, Area Styling, Salon Dispensary, Shampoo Area, Manicure Area, Pedicure Area, Reflexy Room, Lounge, Meeting Room, Owner Room, Staff Room, Employee Room, Training Room, Restroom, Facial Room, Wacing Room, Treatment Room Single, Treatment Room Double, Sauna, Massage Room, Shower Area, Hydrotheraphy Room, Product Room, Storage, Pantry, Laundry Room, Janitor & Musholla
Tabel 1 Program Ruang Matriks Hubungan Antar Ruang
Tabel 2 Matriks Hubungan Antar Ruang
Diagram Sirkulasi Antar Ruang
Gambar 1 Diagram Sirkulasi Antar Ruang Analisa Zoning & Grouping
Gambar 2 Zoning Alternatif 1 Terpilih Analisa positif dari zoning ini adalah area publik berada di entrance, area publik dan semi private mendapat view dan sinar matahari pagi, area publik dan semi privat berada di depan dan dekat dengan sumber bising, area privat berada jauh dari sumber bising, area servis berdekatan dengan semi privat dan
privat, area servis mendapat akses pintu belakang. Sedangkan analisa negatif dari zoning terpilih ini adalah area publik jauh dari servis.
Gambar 3 Grouping Alternatif 1 Terpilih Analisa Positif dari grouping terpilih ini adalah area resepsionis berada langsung di depan entrance dan menghubungkan ke cafetaria dan area tunggu, area lounge berada di antara area semi privat dan privat, ruang massage dengan shower berdekatan, terdapat toilet pada area semi privat dan privat sehingga mudah diakses, ruang karyawan dekat dengan area semi privat dan pantry (area servis) yang dekat dengan akses area privat, ruang shower, sauna, hydrotheraphy berdekatan. Sedangkan analisa negatif yang ada pada grouping terpilih ini adalah ketika masuk dari area tunggu (publik) ke area privat harus melalui area styling (semi privat) terlebih dahulu. Mind Map
Gambar 4 Mind Map Konsep Prapanca 21
Gambar 5 Mind Map Konsep Interior Konsep Perancangan “The Beauty Experience” Filosofi dari Prapanca 21 sebagai House of Beauty and Wellness khusus wanita dan visinya yang tidak hanya ingin membantu memancarkan aura kecantikan pelanggan dari luar namun juga kecantikan dari dalam, maka dipilihnya konsep “The Beauty Experience” yang direpresentasikan dengan memberikan ‘pengalaman kecantikan’ yang dapat diperoleh dengan pemanjaan diri menggunakan perawatan kecantikan dan relaksasi dari salon dan spa ini untuk tercapainya mengembalikan keseimbangan tubuh. Karena dengan terpenuhinya keseimbangan tubuh, maka aura kecantikan dapat terpancar kembali. Hal ini sangat penting terutama bagi kaum wanita yang tinggal di ibukota, baik ibu rumah tangga, eksekutif muda maupun mahasiswa dengan segudang aktifitasnya masing-masing setiap harinya dapat membuat mereka cenderung rentan akan stress dan kelelahan yang dapat menurunkan keseimbangan tubuh dan akhirnya mengurangi terpancarnya aura kecantikan. Konsep “The Beauty Experience” pada interior ini diterjemahkan dengan membantu memberikan suasana yang bisa membangkitkan kenyamanan, keanggunan dan kepercayaan diri. Sesuai dengan misi dari Prapanca 21 yaitu melayani konsumen dengan sebaik-baiknya sehingga tampil cantik, menawan dan memberikan kenyamanan relaksasi layaknya berada di rumah sendiri. Untuk mendukung terciptanya suasana yang warm, homey, relaxing but elegant, maka style interior Modern Elegant dipilih dan dengan memakai bentuk-bentuk organik yang halus dalam interior dengan flowing atau alur yang lembut membuat ruangan terasa lebih feminin, lembut dan harmonis.
Gambar 6 Mood & Theme Salon dan Spa
Citra Ruang Citra ruang sangat penting untuk mendukung terciptanya suasana ruang yang diinginkan dan sesuai dengan konsep interior. Karena dengan citra ruang yang sesuai akan membantu mengubah suasana hati ataupun mood seseorang ketika berada di suatu ruangan tersebut. Citra ruang yang diinginkan pada perencanaan interior ini adalah membuat ruangan dengan suasana yang elegan dan modern yang nyaman bagi pelanggan salon dan spa yang akan menikmati pemanjaan diri, perawatan kecantikan dan juga relaksasi. Penggunaan konsep “The Beauty Experience” pada ruangan ingin membangkitkan suasana yang Elegant, modern, warm, inviting, comfort dan relaxing dimana suasana tersebut sangat merefleksikan citra ruang yang diinginkan dan sesuai dengan konsep. Suasana ruang modern yang anggun namun hangat, nyaman dan ‘mengundang’ dalam arti kata dapat membuat pelanggan merasa rileks dan betah ketika berada di salon dan spa ini dan tidak segan untuk kembali lagi untuk menikmati pelayanan yang disuguhkan oleh Prapanca 21.
Gambar 7 Images Citra Ruang Local Content Nama dari Prapanca 21 sendiri yang berasal dari bahasa Jawa dan juga sang pemilik dari Prapanca 21 yang memang keturunan Jawa, maka muatan lokal yang dipakai pada perancangan interior kali ini adalah batik motif Sekar Jagad yang berasal dari Jawa Timur. Sekar Jagad berasal dari bahasa Jawa, yaitu ‘sekar’ yang berarti bunga, dan ‘jagad’ yang berarti dunia. Makna batik Sekar Jagad berkonotasi pada keindahan, keanggunan dan keanekaragaman flora yang memperindah dunia. (Yoyok RM, 2008. Pendidikan Seni Budaya. Erlangga). Berdasarkan bentuknya yang memang didasari dari bentuk bunga (bentuk organik), batik Sekar Jagad memiliki karakteristik bentuk asimetris, motifnya yang mirip tambalan atau patchwork dan memiliki lengkungan-lengkungan.
Gambar 8 Batik Sekar Jagad Makna dari batik Sekar Jagad merepresentasikan filosofi dari pelayanannya untuk membantu keanggunannya masing-masing.
yang memiliki arti keindahan dan keanggunan ini dirasa mampu Prapanca 21 sebagai rumah kecantikan yang sangat fokus pada pelanggan memancarkan Inner Beauty atau aura kecantikan dan Penerapannya pada interior adalah dengan mengadaptasi ataupun
mengambil esensi dari karakteristik bentuk organik yang ada dari batik ini dan diterapkan pada layout ataupun pada elemen interior, seperti pola lantai, wall treatment, dan juga pada bentuk furnitur. Selain itu, penerapan batik ini juga langsung sebagai elemen dekoratif, seperti memakai kain ini sebagai upholstery atau kain balutan untuk furnitur ataupun dijadikan kain pada bantal dan kain penutup pada massage bed sebagai aksen ruang yang dapat memberikan sentuhan etnik.
Gambar 9 Contoh Penerapan Bentuk Batik Sekar Jagad pada Interior
Konsep Material Lantai, Dinding dan Ceiling Material lantai yang digunakan untuk area salon yang tingkat lalu lalangnya sangat tinggi perlu diperhatikan pemilihan material yang lebih tahan terhadap gesekan dan juga tahan lama. Serta dengan pemilihan warna yang sesuai dapat membantu memperjelas konsep ruangan. Pada area spa seperti ruang massage dan ruang treatment pilihan material lantai juga bisa dipertimbangkan sebaik mungkin yang dapat membuat ruangan menjadi terkesan hangat namun juga tahan terhadap cipratan air. Treatment pada dinding bisa diberi elemen dekoratif sesuai konsep ruang dengan finishing cat dinding atau wallpaper dengan variasi warna dan tekstur yang disesuaikan dengan konsep warna. Pemakaian bahan alami seperti kayu pada treatment dinding juga bisa dipertimbangkan karena menghasilkan suasana yang hangat, tampak alami dan menyatu dengan daya tarik kenyamanan, kelenturan dan durabilitasnya. Untuk Ceiling, penggunaan permainan tinggi rendah ceiling, seperti drop ceiling dengan hidden lamp juga bisa menambah daya tarik ruangan. Dengan memakai cat warna natural atau warna yang lebih terang disesuaikan dengan warna ruangan. 4.7. Konsep Warna Penggunaan warna pada perancangan salon dan spa kali ini memakai warna-warna natural dan hangat seperti warna krem, coklat muda dan coklat tua. Karena warna-warna tersebut dapat membuat ruangan terasa lebih bersih, hangat, calming dan tentram. Sebagai aksen agar ruangan terlihat lebih feminin dan elegan, warna deep purple dan lavender atau ungu muda dipilih sebagai aksen warna ruang. Penyatuan warna-warna natural dengan ungu bisa membuat ruangan terlihat lebih membumi, mengurangi stres, namun juga fresh, tidak membuat ruangan terlihat tua dan dapat membuat tamu merasa seperti bangsawan, sangat sesuai untuk konsep perancangan interior yaitu “The Beauty Experience” yang memberikan suasana yang bisa membangkitkan kenyamanan, keanggunan dan kepercayaan diri.
Gambar 10 Konsep Skema Warna 4.8. Konsep Pencahayaan Pencahayaan dalam perancangan interior salon dan spa ini memakai teknik pencahayaan alami dan buatan. Pencahayaan alami didapat dari cahaya matahari yang masuk melalui jendela dari setiap ruangan yang terdapat jendela, sehingga bisa lebih menghemat energi terutama juga ruangan sedang tidak terpakai. Namun di beberapa ruangan yang membutuhkan privasi seperti ruang treatment dan massage jika terdapat jendela harus memiliki curtain atau blind untuk menghindari cahaya masuk. Sedangkan untuk pencahayaan buatan, teknik pencahayaan menggunakan pencahayaan tidak langsung (indirect)
dengan temperatur hangat agar membuat suasana hangat, elegan dan terkesan dramatis dalam ruangan. Jenis penerangan yang cahayanya menyorot kebawah (downlight) atau, penerangan aksen (accent lighting) penerangan yang secara khusus diarahkan ke objek tertentu untuk lebih memperkuat penampilannya dan juga jenis penerangan yang dibiaskan sehingga menyapu dinding (Wall Washer) menghasilkan efek yang menarik pada dinding, terutama dinding dengan permukaan bertekstur untuk lebih membuat suasana terkesan dramatis. Namun khusus untuk area styling salon yang posisi pencahayaan perlu diperhatikan dengan baik, seperti untuk bagian kursi salon yang merupakan area paling krusial, untuk mengeliminasi bayangan pada wajah yang sangat berpengaruh pada penampilan pelanggan ketika sedang bercermin. Hal ini bisa diatasi dengan posisi wall lighting diletakan pada kedua sisi dan bagian atas cermin untuk mengurangi bayangan. Dan juga diperlukan general lighting yang cukup untuk menerangi area salon yang memerlukan cahaya lebih banyak daripada area spa. Pemakaian lampu dekoratif (decorative lighting) juga bisa dipertimbangkan yang selain berfungsi sebagai penerangan, juga bisa menambah keindahan ruang. Konsep Penghawaan Penghawaan yang dipakai dalam perancangan ini adalah penghawaan alami dan penghawaan buatan. Penghawaan alami bisa didapat dari ruangan yang memiliki jendela hidup. Namun penghawaan buatan juga diperlukan dengan menggunakan Air Conditioner (AC) untuk membuat udara lebih sejuk dan tidak pengap. Pada ruangan seperti toilet, ruang shower, ruang hydrotheraphy, ruang sauna dan pantry memerlukan Exhaust Fan yang berfungsi untuk pertukaran udara. Konsep Akustik Ruang Akustika ruang sangat diperlukan untuk menghindari kebisingan, terutama pada area spa yang membutuhkan ketenangan. Hal-hal yang dapat dipertimbangkan untuk menghindari kebisingan adalah memisahkan ruang yang membutuhkan ketenangan dengan area yang cenderung menghasilkan kebisingan, mempertimbangkan tata letak ruangan dengan baik namun tetap memperhatikan kenyamanan pengguna, memakai dinding akustik dengan gypsum dan glasswool untuk meredam suara, memakai material lantai seperti kayu atau parket pada ruangan, memakai speaker pada ruangan di area spa untuk menyamarkan kebisingan yang mungkin timbul Konsep Keamanan & Signage Untuk sistem keamanan, baik keamanan kebakaran maupun pencurian, sangat dianjurkan untuk dipakai untuk menjamin keselamatan. Untuk sistem keamanan untuk kebakaran diperlukan perangkat seperti alarm kebakaran, alat pendeteksi asap (smoke detector), dan alat penyiraman air (sprinkler) pada setiap ruangan. Sedangkan untuk mencegah pencurian atau penyelundup, perangkat yang diperlukan adalah CCTV (Closed Circuit Television) dan Security Alarm System. CCTV dipasang pada ruangan tertentu, seperti area resepsionis, area pintu masuk, ataupun cafetaria. Ruangan lain tidak diperlukan CCTV karena dikhawatirkan akan mengganggu kenyamanan dan privasi dari pelanggan yang akan melakukan perawatan. Security Alarm System yang terhubung dari meja resepsionis dengan petugas sekuriti yang ada juga diperlukan. Untuk signage berupa logo dari Prapanca 21 menggunakan kayu yang dibentuk sesuai logo Prapanca 21 dengan menggunakan teknik laser cutting, yang kemudian di cat hitam. Peletakan signage logo dalam ruangan terdapat pada area resepsionis, bisa diletakan pada bagian depan meja resepsionis maupun pada backdrop.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari hasil perancangan interior salon dan spa dari Prapanca 21 ini, beberapa kesimpulan diambil oleh penulis, yaitu melihat aktifitas dan kegiatan dari sebuah salon dan spa, sangat perlu dilakukan pertimbangan untuk menentukan konsep interior yang memperhatikan kenyamanan pengguna ruang, tidak hanya pelanggan, namun juga para karyawan dan para staff. Selain itu perlu diperhatikannya aspek sirkulasi dan juga memaksimalkan kebutuhan ruang untuk menghindari terhambatnya aktifitas pengguna ruang. Dan juga perancangan interior dari segi ergonomi dan estetika yang harus diperhatikan dengan baik. Pentingnya desain interior sebuah salon dan spa terhadap citra Prapanca 21 menjadi dasar dipilihnya konsep “The Beauty Experience” dengan style interior Modern Elegant yang sesuai dengan visi dan misi dan juga pengunjung dari Prapanca 21 itu sendiri yang khusus wanita dan menginginkan agar para
pelanggannya dapat memperoleh “pengalaman kecantikan” baik dari segi pelayanan maupun dari perancangan interior yang sangat penting untuk mendukung suasana suatu ruang. Selain itu, didasari dari bentuk logo dari Prapanca 21 sendiri dengan bentuk elegant dan organik dengan sulur menyerupai tanaman dan juga dengan pemilihan local content batik Sekar Jagad yang juga memiliki bentuk organik yang memiliki makna keindahan dan keanggunan, maka penerapan bentuk organik juga dilakukan dan diadaptasi kedalam interior, baik sebagai bentuk furnitur, elemen interior, maupun pada pembuatan layout. Dengan konsep Prapanca 21 yang baru dan lebih modern namun tetap nyaman ini diharapkan agar lebih menarik pelanggan salon dan spa ini lebih banyak lagi. Saran Dalam suatu salon dan spa, diharapkan kedepannya untuk memperhatikan hal-hal yang sangat penting seperti citra dari sebuah salon dan spa agar tujuannya yang tidak hanya untuk perawatan kecantikan, namun juga relaksasi dan pemanjaan diri dapat tercapai. Dan juga untuk lebih memperhatikan perancangan interior dari salon dan spa itu sendiri yang memperhatikan kenyamanan tidak hanya untuk pelanggan, namun juga untuk para karyawan dan staff. Selain itu juga pentingnya memaksimalkan fungsifungsi ruang dalam sebuah salon dan spa dan terpenuhinya fasilitas-fasilitas yang akan menambah kenyamanan sehingga banyak pelanggan yang merasa puas tidak hanya dari servis perawatan, namun juga kenyamanan ruang yang sangat penting bagi mood atau suasana hati seseorang.
REFERENSI Jumarani, L. (2009). The Essence of Indonesian Spa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1205/MENKES/PER/X/2004. Tentang Pedoman Persyaratan Kesehatan Pelayanan Sehat Pakai Air (SPA). Armstrong, J. (2006) The Official Guide To The City & Guilds Certivicate in Salon Service. London: Thomson Learning. Black, P. (2004) The Beauty Industry: Gender, Culture, Pleasure. New York: Routledge. Panero, J. & Zelnik, M. (1979). Dimensi Manusia & Ruang Interior. Jakarta: Erlangga, 2003. Yoyok, RM. (2008). Pendidikan Seni Budaya. Jakarta: Erlangga. Habia.org. Health & Safety for Salon, diakses 1 April 2013 dari http://www.habia.org/ Dana (2010) Get The Scoop on Color In Your Spa, diakses 13 Maret 2013 dari http://spastyle.wordpress.com/ Trevor (2012) Can You Imagine a World Without Great Salons Like Theory Hair Salon? We Can’t, diakses 10 Maret 2012 dari http://theoryhairsalon.com/ Pelafas, M. (2010). Salon Lighting 101, diakses 14 Maret 2013 dari http://spastyle.wordpress.com/ Yudhoyono, A. B. & Pangestu, M. E. (2010) Batikku: Pengabdian Cinta Tak Berkata, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
RIWAYAT PENULIS Sheila Yohanny Siregar lahir di kota Medan pada 5 Agustus 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang desain interior pada tahun 2013.