PERANCANGAN IDENTITAS VISUAL PLANETARIUM JAKARTA Mochamad Rifqi Fairus Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia
Abstrak Planetarium Jakarta merupakan tempat wisata dibidang astronomi, Planetarium Jakarta merupakan sarana wisata pendidikan yang dapat menyajikan peragaan simulasi perbintangan atau benda-benda langit. Dalam kiprahnya Planetarium Jakarta menyelenggarakan acara pertunjukan untuk rombongan siswa sekolah khususnya untuk siswa tingkat Dasar maupun masyarakat umum. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan identitas visual dan promosi pada Planetarium Jakarta terhadap target audience serta meningkatkan value dari Planetarium Jakarta sebagai tempat wisata yang memiliki nilai edukasi tinggi. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan wawancara dari narasumber pihak terkait, survey dari berbagai sumber tertulis dan target audience, lalu mengembangkan sebuah identitas visual dan promosi yang menarik. Hasil yang telah dicapai dalam penelitian ini adalah suatu bentuk identitas visual serta promosi kepada target audience untuk meningkatkan nilai keberadaan Planetarium Jakarta. Simpulan yang diperoleh dari perancangan identitas visual Planetarium Jakarta ini adalah untuk meningkatkan ekspektasi target audience dan value secara luas.
Kata Kunci : Perancangan identitas visual, tempat wisata, astronomi
1. Pendahuluan Pusat edukasi dan informasi yang menarik sekaligus murah meriah memang sulit ditemui sekarang ini. Salah satunya, di pusat keramaian Jakarta yang senantiasa bising dan ramai, berdiri sebuah bangunan unik yang bergerak di bidang wisata pendidikan astronomi dan dikelilingi nuansa kesenian. Planetarium Jakarta, adalah tempat wisata yang mendukung kemajuan Astronomi sebagai salah satu cabang ilmu yang berperan penting dalam kehidupan masyarakat dewasa ini. Planetarium Jakarta merupakan sumber hiburan sekaligus pendidikan, berlokasi di Taman Ismail Marzuki, Cikini, dan telah berdiri sejak 1 Maret 1969.
Tujuan tempat wisata pendidikan Planetarium dan Observatorium Jakarta bukan sekedar memberikan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) semata kepada masyarakat. Lebih dari itu Planetarium dan Observatorium Jakarta harus juga membimbing masyakat agar menjadi masyarakat yang memiliki iman dan takwa (imtak) kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Dari segi visual, bangunan ini mempunyai daya tarik tersendiri karena bangunannya yang unik dan futuristik. Dengan konsep perancangan tata ruang yang menceritakan tentang teori Big Bang, teori mengenai terbentuknya alam semesta, maka diharapkan tercipta ruangan yang menarik, suasana yang berbeda antar ruang, namun tetap menjadi media yang nyaman untuk menjalankan tujuan utamanya yaitu sebagai sarana pendidikan (Edutainment).
Dengan menggunakan proyektor Universarium model M XI buatan pabrik Carl Zeiss Jerman. Sambil menunggu jadwal pertunjukan, kita dapat melihat-lihat museum kecil yang memberikan penjelasan mengenai antariksa. Bahkan ada patung astronot yang lengkap dengan atribut yang digunakan untuk ke ruang angkasa. Sebenarnya planetarium ini sangat berpotensi menjadi tempat wisata pilihan, namun terlihat kurang terawat. Hal tersebut diduga dari
kurangnya perhatian pemerintah terhadap tempat wisata pendidikan ini.
Studio pertunjukan teater bintang ini berada di lantai dua gedung yang berbentuk seperti lazimnya bioskop film biasa, hanya saja layarnya berada di atas, bukan di depan. Sehingga, jika ingin menikmati pertunjukan yang berdurasi hampir sejam ini, kursi yang diduduki harus direbahkan agar semua angle dapat dilihat dengan nyaman.
Tiket masuk seharga Rp 7.000 untuk dewasa dan separuhnya untuk anak-anak. Harga ini bahkan masih bisa turun jika pengunjung membawa rombongan. Sayangnya, meskipun cukup diminati terutama oleh kalangan menengah bawah yang haus akan hiburan, tempat ini terlihat kurang terawat. Lantainya kotor, apalagi jika pengunjung membludak di akhir Minggu. Selain itu, tidak adanya jalur antrean membuat tangga masuk ke dalam menjadi sedikit ricuh ketika jadwal pertunjukan sudah hampir dimulai. Hal ini terjadi karena tidak ada penomoran tempat duduk di dalam Planetarium, sehingga pengunjung selalu berebut mencari kursi yang sayangnya sudah banyak yang rusak.
Pertunjukan yang diputar pun itu-itu saja, tidak lebih tidak kurang. Satu macam untuk setiap hari, dari dulu sekali. Padahal seharusnya, isi pertunjukan yang beragam bisa menarik lebih banyak lagi pengunjung, terutama bagi yang sudah beberapa kali datang dan merasa bosan karena tidak ada perubahan.
Terlepas dari berbagai kekurangan yang ada, usaha pemerintah untuk mempertahankan Planetarium sebagai tempat rekreasi yang edukatif patut diacungi jempol. Tempat ini tentu saja bisa menjadi alternatif bagi kita yang ingin mengajak anak, adik, atau keponakan yang masih kecil untuk berlibur sekaligus belajar.
2. Pedoman Umum Ruang lingkup dari penelitian mencakup data analisa, konsep desain dan pembahasan desain pada identitas visual Planetarium Jakarta. Adapun pembahasan yang dilakukan meliputi sebagai berikut:
2.1.
Data Planetarium Jakarta Planetarium dan Observatorium Jakarta adalah satu dari tiga wahana simulasi langit di Indonesia selain di Kutai, Kalimantan Timur, dan Surabaya, Jawa Timur. Planetarium tertua ini letaknya di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Planetarium Jakarta merupakan sarana wisata pendidikan yang dapat menyajikan pertunjukan / peragaan simulasi perbintangan atau benda-benda langit. Pengunjung diajak mengembara di jagat raya untuk memahami konsepsi tentang alam semesta melalui acara demi acara. Planetarium Jakarta berdiri tahun 1964 diprakarsai Presiden Soekarno dan diserahkan ke Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada 1969. Di tempat ini juga tersedia ruang pameran benda- benda angkasa yang menyuguhkan berbagai foto serta keterangan lengkap dari berbagai bentuk galaksi, teori-teori pembentukan galaksi disertai pengenalan tokoh-tokoh di balik munculnya teori. Di ruang pameran ini, ada juga pajangan baju antariksa yang digunakan mengarungi angkasa, termasuk mendarat di bulan. Beberapa peralatan lain untuk pengamatan antariksa turut dipamerkan. Selain pertunjukan Teater Bintang dan multimedia / citra ganda, Planetarium & Observatorium Jakarta juga menyediakan sarana prasarana observasi benda-benda langit melalui peneropongan secara langsung, untuk menyaksikan fenomena / kejadian-kejadian alam lainnya, seperti
gerhana bulan, gerhana matahari, komet dan lain-lain.
Gambar 1 - Logo Planetarium Jakarta
Arti Logo yang digunakan Planetarium Jakarta adalah perpaduan antara jalur ekliptika dan ekuator langit dari ibu kota Jakarta. Sebagaimana maksud dari jalur ekliptika dan ekuator langit adalah: Ekliptika adalah jalur yang dilalui oleh suatu benda dalam mengelilingi suatu titik pusat sistem koordinat tertentu. Ekliptika pada benda langit merupakan suatu bidang edar berupa garis khayal yang menjadi jalur lintasan benda-benda langit dalam mengelilingi suatu titik pusat sistem tata surya. Seandainya bumi dijadikan sebagai titik pusat sistem koordinat, maka ekliptika merupakan bidang edar yang dilalui oleh benda-benda langit seperti planet dan matahari untuk mengelilingi bumi. Dan bila matahari dijadikan sebagai titik pusat sistem koordinat, maka ekliptika merupakan bidang yang terbentuk sebagai lintasan orbit bumi yang berbentuk elips dengan matahari berada pada titik pusat elips tersebut.
Sedangkan ekuator langit adalah suatu lingkaran besar semu, yang dapat dibuat dengan membesarkan ekuator Bumi sampai berpotongan dengan bola langit. Ekuator langit mempunyai inklinasi sebesar -23.5°, terhadap bidang ekliptika; sebagai hasil
dari kemiringan sumbu.
Visi Terwujudnya Planetarium & Observatorium Jakarta sebagai sarana pengayaan sains dan teknologi dunia antariksa, sekaligus obyek wisata ilmiah (edutainment) yang menarik, menakjubkan, dan mencerdaskan.
Misi 1. Peningkatan kualitas SDM pengelola. 2. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pertunjukan & observatorium. 3. Peningkatan kualitas & kuantitas materi pertunjukan. 4. Peningkatan kualitas pengamatan benda langit dan pendokumentasian. 5. Peningkatan kualitas layanan pendidikan astronomi kepada guru, pelajar, dan masyarakat umum.
2.2.
Analisa SWOT Strength (Kekuatan) 1.
Makna logo sangat erat dengan dunia astronomi.
2.
Bentuk logo bermakna dalam.
3.
Bentuk logo simple dan mudah diingat.
Weakness (Kelemahan)
• Bentuk logo masih terlalu abstrak dan sulit dimengerti. • Pengaplikasian logo terhadap media, belum konsisten. • Desain logo tidak sesuai dengan target audience utama Planetarium Jakarta.
Opportunity (Peluang) • Banyak masyarakat yang belum mengetahui logo Planetarium Jakarta secara pasti. • Belum adanya logo di semua Planetarium di Indonesia.
Threat (Ancaman) • Banyak tempat wisata lain dengan logo yang lebih menarik yang dapat meyakinkan masyarakat untuk datang. • Banyak landmark lain yang menawarkan excitement yang lebih dapat diterima oleh masyarakat umum.
Keyfact Planetarium Jakarta adalah tempat wisata edukasi yang memberikan sarana pengayaan sains dan teknologi dunia antariksa, sekaligus obyek wisata ilmiah (edutainment) yang menarik, menakjubkan, dan mencerdaskan.
Moods Fun, Scientific, Educational
Target Audience Target Primer/Utama 1.
2.
Demografi a.
Pria dan wanita
b.
Usia 6-11 tahun
c.
Tingkat sosial C-B
Geografi Masyarakat kota Jakarta, mayoritas tinggal di daerah Jakarta Pusat.
3.
Psikografi Anak-anak SD yang menyukai dan tertarik pada visual yang bagus dalam suatu bentuk dan bangunan.
4.
Behavioral Anak SD yang menyukai astronomi dan hobi membaca buku-buku scifi
Target Sekunder/lainnya 1.
2.
Demografi a.
Pria dan wanita
b.
Usia 12 tahun keatas
c.
Tingkat sosial C-B
Geografi Masyarakat kota Jakarta, mayoritas tinggal di daerah Jakarta Pusat.
3.
Psikografi Masyarakat umum yang memliki ketertarikan tentang berbagai macam hal
yang berhubungan dengan benda‐benda di jagat raya antara lain Tata Surya, gugusan bintang dan segala macam aspeknya yang mempengaruhi kehidupan manusia di Bumi. 4.
Behavioral Tertarik dengan teknologi dan informasi, hobi membaca, kritis terhadap sesuatu, suka menonton film-film yang ber-genre Sci-Fi.
Strategi Media Pembuatan media-media yang digunakan untuk mendukung identitas visual dari Planetarium Jakarta adalah:
2.3.
1.
Graphic Standard Manual
2.
Stationery
3.
Poster
4.
Enviromental Graphic Design
5.
Flyer
6.
Tiket masuk
7.
Pakaian Seragam
8.
Gifts
Konsep Visual Visual
Gaya illustrasi yang dipakai adalah gaya illustrasi yang bersifat fun dengan penggunaan vector tools, khususnya karena target audience utama adalah siswa sekolah tingkat dasar yang memiliki mata pelajaran yang berhubungan dengan astronomi. Objek visual diambil dari objek-objek yang terdapat di luar angkasa, seperti planet-planet, bintang, komet, roket, antariksawan dan lain-lain. Pengunaan stroke yang tebal pada logo merupakan cara untuk mengungkapkan suasana yang mengasyikkan di setiap kegiatannya dalam memberikan edukasi astronomi kepada anak-anak.
Logo Untuk logo Planetarium Jakarta ditampilkan logo membentuk planet Saturnus dengan berbagai visual yang berhubungan dengan antariksa. Objek Planet Saturnus diambil karena Saturnus merupakan planet yang paling unik di bimasakti, karena memiliki cincin yang menarik dan bentuknya mudah dikenal oleh anak-anak.
Gambar 2 – Planet Saturnus
Selain itu juga ditampilkan bintang dan komet yang menggambarkan pertunjukan di Planetarium Jakarta adalah pertunjukan pendidikan astronomi yang interaktif dan
menyenangkan atau bersifat edutainment.
Gambar 3 – Logo baru Planetarium Jakarta
3. Kesimpulan Di dalam suatu tempat wisata, identitas visual dan promosi merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari tempat wisata itu sendiri secara keseluruhan hal tersebut dapat terjadi karena sebuah identitas visual suatu tempat wisata adalah merupakan suatu komponen dasar dari pembentukan citra tempat wisata tersebut di mata khalayak umum, sehingga penerapannya yang konsisten harus tetap dijaga meskipun tempat wisata tersebut tidak bergerak demi komersialitas semata. Identitas visual dirancang berdasarkan konsep yang ingin dibangun dan disesuaikan juga dengan visi dan misi yang telah ditetapkan. Perwujudan konsep tersebut dibangun oleh unsurunsur desain (ilustrasi, tipografi, warna, dll) yang saling mendukung satu dengan yang lainnya. Dengan pembuatan identitas visual dan promosi untuk Planetarium Jakarta yang baru, diharapkan akan lebih mengarahkan pandangan khalayak umum terhadap Planetarium Jakarta dan dapat membantu dalam mencapai sasaran-sasaran yang ingin dicapai di masa yang akan datang.
Daftar Pustaka
[1] Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta. (2009). Planetarium & Observatorium Jakarta (Sarana Pendidikan & Wisata Ilmiah). Jakarta: Planetarium & Observatorium Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta. [2] Rustan, Surianto. S.Sn. (2009). Mendesain Logo. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. [3] Eiseman, Leatrice. (2000). Pantone Guide to Communicating With Color. Grafix Press, Ltd., Sarasota. [4] Glaser, Milton. (2003). Designing Brand identity : A Complete Guide to Creating, Building, Maintaining Strong Brands. John Wiley and Sons, Inc. [5] Wheeler, Alina. (2003). Designing Brand Identity : A Complete Guide to Creating, Building, Maintaining Strong Brands. John Wiley and Sons, Inc., Hoboken. [6] Wikipedia, 2011, Planetarium dan Observatorium Jakarta, http://id.wikipedia.org/wiki/Planetarium_dan_Observatorium_Jakarta [7] Binsar, 2011, Kondisi Planetarium Begitu Menyedihkan, http://www.poskota.co.id/tag/planetarium [8] Muhammad Zamroni, 2011, Belajar Astronomi di Planetarium, Jakarta, http://jengjeng.matriphe.com/belajar-astronomi-di-planetarium-jakarta.html [9] Pramesti, 2009, Sejarah Planetarium dan Observatorium Jakarta, http://langitselatan.com/2009/04/06/sejarah-planetarium-dan-observatorium-jakarta