PERANCANGAN IDENTITAS VISUAL CHILDREN FASHION MOLDS Kiasati Haq Fidyanti Pembimbing:
Muhammad Imam Tobroni, S.Sn Julianto, S.Sn Komplek Bukit Pratama blok G/5 Lebak Bulus Jakarta 021-9975590
[email protected]
ABSTRAK
Tujuan penelitian, ialah untuk merancang identitas visual Molds yang memiliki produk yang unggul dengan menggabungkan konsep fashion dengan edukasi kedalam pakaian agar menciptakan brand awareness dan menggapai kepercayaan konsumen, sehingga dapat bersaing dengan kompetitor lainnya. Metode penelitian yang dilakukan adalah studi pustaka dan studi lapangan. Hasil yang dicapai adalah untuk menjadikan Molds sebagai brand fashion yang unggul dan memiliki keunikan tersendiri. Juga menciptakan persepsi bahwa Molds adalah brand yang berinovasi dan kreatif. Kesimpulan dengan pembuatan identitas visual secara keseluruhan adalah Molds secara brand akan lebih jelas, sehingga tingkat kesadaran konsumen terhadap brand meningkat dan Molds dapat bersaing dalam dunia fashion khususnya dalam bidang fashion anak, baik secara nasional maupun internasional. Kata Kunci : Inovasi, fashion, identitas, kreatif, anak-anak.
ABSTRACT
The purpose of the study, was to design a visual identity for Molds which has a superior product by combining the concept of education into fashion with clothing to create brand awareness and consumer confidence reached, so it can compete with other competitors. The research method is literature study and conducted a field study. The result achieved is to make Molds as a superior fashion brand and has its own uniqueness. Also creates the perception that the brand is innovating and creative. The conclusion by making the overall visual identity is Molds as a brand will be clearer, so that the level of consumer awareness of the brand increased and Molds can compete in the fashion world on the fields of fashion, especially children, both nationally and internationally. Keywords: Innovation, fashion, identity, creative children.
PENDAHULUAN Munculnya desainer-desainer muda fashion lokal yang ambisius, berani dan memiliki kreativitas yang mengutamakan inovasi dan mempunyai daya pakai serta daya jual yang tinggi, sangat diminati saat ini. Maka, brand fashion lokal belakangan ini kian tumbuh pesat dan semakin mempunyai nama di mata konsumennya. Brand fashion lokal yang ada sekarang tidak hanya brand fashion wanita dan pria, tapi kini brand fashion untuk anak-anak pun mulai muncul seiring dengan kebutuhan anak kecil yang berbeda-beda. Molds adalah brand fashion yang di peruntukkan bagi anak usia 3-7 tahun. Dengan desain pakaiannya yang ready to wear tapi dengan sentuhan detail artistik juga konsep tiap koleksinya yang matang, membuat brand ini sangat menarik tidak hanya untuk anak-anak tapi juga untuk orang dewasa. Disamping itu, penerapan konsep pada desain pakaian dan sepatu mempunyai tujuan yang menarik, yaitu membantu anak-anak dalam pegenalan edukasi. Tapi pada praktiknya, brand ini belum dikenal oleh masyarakat, dan khususnya pada target marketnya karena belum memiliki identitas visual yang di perlukan dan sesuai dengan karakter Molds. Identitas yang ada sekarang tidak dibuat dengan matang dan bersifat sementara, sehingga Molds belum dapat bersaing dengan kompetitornya yang sudah berada di pasaran. Rumusan Masalah Bagaimana merancang identitas visual brand Molds yang sesuai dengan karakternya dan aplikasinya secara konsisten dengan media komunikasi yang mendukung sehingga tercipta brand awareness dan dapat lebih bersaing dengan brand sejenisnya. Tujuan Penelitian Adalah untuk mengetahui sisi kekuatan dan karakter dari brand Molds agar dapat menciptakan positioning baru yang kuat, berbeda dan sesuai dengan karakter juga market yang ada. Sehingga dapat menciptakan awareness, persepsi yang diinginkan sesuai dengan positioning dan karakternya, juga agar dapat bersaing dengan kompetitornya.
METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dipakai adalah studi pustaka, studi kasus dan survey lapangan. Dalam studi pustaka, pencarian teori-teori desain yang sesuai dilakukan dan dengan pencarian data-data yang relevan sebanyak-banyaknya. Dalam studi kasus, pengumpulan data yang penting di satukan dan mempelajari kasus desain lain yang sudah ada sebagai referensi dan menganalisisnya. Sehingga kasus desain referensi tersebut dapat menjadi acuan berpikir dalam menganalisis brand Molds. Dalam survey lapangan, pencarian data di dapatkan dari nara sumber, kompetitor dan target market. Survey ini termasuk mengkaji produk dan mengkaji pasar dengan studi dengan pengamat tren, juga target market yang paling relevan. Pengambilan data pada target market adalah dengan bertanya langsung di tempat-tempat yang sesuai dengan profil target market. Data yang telah ada dikumpulkan dan disatukan lalu dianalisis. Sehingga mencapai kesimpulan dan menciptakan positioning serta strategi desain yang paling mendekati untuk brand Molds. Pencarian data yang paling utama adalah melalui wawancara nara sumber secara langsung, setelah itu pencarian data dari berbagai sumber lain, seperti buku, majalah, artikel di internet, trend forecast untuk tahun-tahun ke depan dan wawancara dengan kompetitor utamanya. Setelah semua data terkumpul, analisis pun berulang dilakukan dengan mengkaji ulang dan mencari kebenaran dari data, hingga mencapai kesimpulan final yang dianggap paling mendekati. Berikut adalah foto produk yang dikaji dan logo Molds yang sebelumnya:
Gambar 1 Desain produk brand Molds
Pada produk Molds yang dikaji, di simpulkan bahwa tiap desainnya mengutamakan bahan yang berkualitas dan nyaman bagi anak-anak. Detail yang atraktif di tiap produknya menandakan bahwa pembuatan produk Molds memiliki tangan yang terampil dan ilmu yang tinggi. Potonganpotongan tiap produk selalu tampil menarik dan playful. Selain itu penerapan konsep sangat mendalam dan visible, sehingga peranan edukasi disini menjadi nyata dan menarik.
Gambar 2 Logo Molds Sebelumnya
Identitas yang ada sekarang diambil dari font Doodlepen, yang sudah tersedia dan dapat di unduh secara cuma-cuma dengan mudah. Identitas ini belum menggambarkan karakter juga visi misi Molds dengan baik, karena tidak dibuat dengan matang, seadanya dan hanya bersifat sementara. Pengaplikasian identitas ini juga tidak konsisten dan tidak memiliki sistem didalamnya.
Kompetitor Terdapat beberapa kompetitor yang ada di pasaran, tapi dipilih kompetitor utama yang secara memiliki kesamaan secara target market, kematangan konsep, range harga dan keunikan desain.
Gambar 3 radici
Radici adalah brand children wear yang banyak menggunakan detail pada tiap koleksinya seperti rajutan, sulaman, detail pocket dan semua detail dibuat dengan tangan. Terinspirasi dari alam sekitar, dedaunan, pepohonan dan burung hantu sehinga koleksi Radici menjadi terlihat ‘down to earth’ sehingga cocok untuk anak-anak yang memiliki sense of adventure, dan playful.
Gambar 4 Jizeeru
Jizeeru adalah brand children wear umur 8-12 tahun yang terinspirasi dari warna-warna vivid dan illustrasi yang berani. Bahan-bahan yang di pakai adalah bahan yang cukup nyaman untuk tempat tropis. Jizeeru menghadirkan pakaian yang quirky, cute, bold dan diperuntukkan bagi orang-orang yang kreatif, berjiwa seni dan berani untuk mengekspresikan diri. Pada penjualannya, kini Jizeeru melebarkan brand nya melalui produk untuk wanita dan pria yang di kemas secara unisex.
HASIL DAN BAHASAN Gambar 5 Logo Molds
Identitas visual Molds diambil dari pemikiran terhadap mainan balok, dimana mainan balok sering identik dengan mainan anak-anak sejak usia dini. Mainan balok ini memiliki beberapa bentuk yang berbeda yang dapat disatukan dan di buat menjadi banyak kemungkinan bentuk baru lain. Sehingga permainannya tergantung pada imajinasi, kreatifitas dan perhitungan. Sifat edukasi dan cara bermain dari mainan balok ini sesuai dengan karakter Molds yang kreatif, imajinatif dan berani berinovasi untuk menciptakan sesuatu yang baru dalam lingkup edukasi. Sesuai dengan konsepnya, logotype Molds menggunakan font dekoratif sebagai representasi mainan balok yang memiliki beberapa modul yang dapat di padu padankan. Brand descriptor berfungsi sebagai penjelas apa dan siapa brand ini sebenarnya. Karena brand Molds tergolong baru, sehingga konsumen mudah untuk mengetahui bergerak di bidang apa brand Molds ini dan juga untuk menghindari kesalahpahaman terhadap brand. Pemilihan warna adalah berdasarkan warna-warna yang telah ada pada mainan balok yang dijual dipasaran Indonesia pada umumnya. Warna-warna ini dipilih karena memiliki dampak yang paling besar terhadap anak-anak. Pada pemilihan font, di pakai Aller family sebagai font primer. Font ini digunakan pada headline dan penggunaan copywriting yang membutuhkan highlight. Font Myriad di pakai sebagai penulisan sekunder, yaitu pada bodycopy agar keterbacaan menjadi mudah dan jelas. Font ini juga dipilih karena mudah untuk ditemukan pada komputer generasi kini.
Grafis Sekunder Adalah elemen grafis unik yang mendukung identitas visual. Disamping membuat brand Molds menjadi berbeda, grafis sekunder ini juga membantu menjelaskan sedikit tentang brand Molds.
Gambar 6 Grafis sekunder modul
Dibuatnya bentuk baru dari modul yang tersedia menandakan bahwa Molds adalah brand yang inovatif, kreatif, playful dan memiliki banyak kemungkinan. Masing-masing bentuk mewakili brand Molds secara personality.
Gambar 7 Grafis sekunder keseluruhan
Terinspirasi dari jahitan yang merupakan sebuah awal untuk membuat dan juga sebuah akhir untuk menyelesaikan pakaian dan salah satu penilaian penting untuk mengukur kualitas suatu pakaian. Lingkaran adalah representasi dari sesuatu yang dilakukan berulang kali tanpa terputus. Lingkaran berulang juga merupakan representasi dari imajinasi. Ini diambil berdasarkan esensi brand Molds yang terus menerus berinovasi melalui fashion. Penggabungan antara modul logo dan jahitan menghasilkan grafis sekunder seperti diatas.
Aplikasi Gambar 8 Stationery
Gambar 9 Hangtag
Gambar 10 Label
Gambar 11 Paper bag dan packaging
Gambar 12 Poster komunikasi
Gambar 13 Environmental graphic
SIMPULAN DAN SARAN Karena identitas visual adalah dasar dari pembentukan citra persahaan tersebut di masyarakat. Sehingga identitas visual yang baik adalah yang mencerminkan karakter yang sesuai dengan perusahaannya. Sehingga, pembuatan identitas visual harus memiliki konsep yang sesuai dengan karakternya dan dapat merepresentasikan apa yang menjadi kelebihan juga semangat dari brand tersebut. Visi dan misi perusahaan adalah sebagai roda penggerak semangat atau esensi brand. Karena itu penerapan sistemnya secara konsisten dan teratur adalah hal yang mutlak agar brand awareness dapat tercapai. Disarankan untuk selalu dapat menjaga konsistensi dalam setiap aplikasi dari identitas visual Molds untuk menjaga citra dan persepsi perusahaan, serta mencegah terjadinya kesalahpahaman interpretasi. Hal ini dilakukan sebagai bentuk usaha menjaga kepercayaan konsumen
REFERENSI Adams, Sean (2004). Logo Design Workbook. 1st edition. Massachusetts: Rockport Publishers Inc. Cook, Daniel Thomas (2011). Textile History vol.42. London: Maney Publishing Eko Siswono. (2012). Kelas Konsumen Baru. Majalah Tempo edisi 20-26 Februari 2012. Hal 64 Hembree, Ryan (2006). The Complete Graphic Designer. 1st edition. Massachusetts: Rockport Publishers Inc. Murphy, John (1998). How To Design Trademarks & Logos. Ohio: North Light Books
Rustan, S. (2008). LAYOUT, Dasar dan penerapannya. 1st edition. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Rustan, S. (2009). Mendesain LOGO. 1st edition. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Wheeler, Alina (2006). Designing Brand Identity. 1st edition. New Jersey: John Wiley & Sons.Inc.
RIWAYAT PENULIS Kiasati Haq Fidyanti Lahir di kota Jakarta pada tanggal 13 April 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Desain Komunikasi Visual pada tahun 2012. Saat ini bekerja sebagai freelance designer and photographer pada beberapa instansi desain di Jakarta. Penulis aktif di kegiatan organisasi HIM Desain Komunikasi Visual dan pernah aktif di kegiatan Klub Seni Fotografi Bina Nusantara.