PERANCANGAN IDENTITAS VISUAL HUTAN KOTA CIJANTUNG Galas Astrid Setyowati Bina Nusantara University Jl. K. H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480 telp: (021) 534-5830/ fax: (021) 530-0244
[email protected] R. A. Diah Resita I. KJ, S.Sn, M,Sn. Andreas James Darmawan, S.Sn., M.Sn
ABSTRAK The research objective is to get accurate data about the strengths and weaknesses of Cijantung Urban Forestry in order to get a proper communication strategy by the theoretical basis from a variety of sources, both print and electronic media. The research method is carried out by means of direct observation to Cijantung Urban Forestry and a direct interview to the managers. Cijantung Urban Forestry is the one and only outdoor recreation in the District Cijantung. Its formerly called as a Borneo forest is only used as a counterweight in the middle of the urban ecosystem. But over time, this forest was overlooked until the month of November 2014 is used as a outdoor recreation. Therefore, Cijantung Urban Forestry need to have a visual identity that can represent a character. By doing the design of the visual identity, is expected to encourage public interest in the visit to the Cijantung Urban Forestry. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan data yang akurat tentang kelebihan, kekurangan dari Hutan Kota Cijantung agar mendapatkan strategi komunikasi yang tepat dengan diperkuat oleh landasan teori dari berbagai sumber baik media cetak maupun media elektronik. Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan cara observasi langsung ke Hutan Kota Cijantung, wawancara langsung terhadap pengelola Hutan. Hutan Kota Cijantung merupakan satu satunya sarana rekreasi alam di wilayah Kecamatan Cijantung. Dahulu Hutan yang disebut sebagai Hutan Kalimantan ini hanya dimanfaatkan sebagai penyeimbang ekosistem di tengah perkotaan. Namun seiring dengan berjalannya waktu, hutan ini sempat terabaikan sampai pada bulan November 2014 dimanfaatkan sebagai wisata alam. Oleh karena itu, Hutan Kota Cijantung perlu memiliki identitas visual yang dapat mewakili karakternya. Dengan dilakukannya perancangan identitas visual, diharapkan dapat mendorong minat kunjungan masyarakat terhadap Hutan Kota Cijantung. Kata Kunci: Rekreasi, Alam, Sosial, Rileksasi, Hutan Kota dan Identitas Visual
PENDAHULUAN Dimasa kini kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang berbentuk Hutan Kota di DKI Jakarta semakin sulit ditemui. Lebih mudah menemui gedung perkantoran, bangunan mall, maupun lingkungan perumahan daripada kawasan hijau dimana warga masyarakat dapat menikmati suasana kehijauan dan udara segar. Ruang terbuka hijau dapat mendukung adanya peningkatan kualitas lingkungan disekitarnya sekaligus sebagai kebanggaan dan identitas kota. Salah satu bentuk pemanfaatan dari ruang terbuka hijau yang ada di DKI Jakarta adalah Hutan Kota. Salah satu pemanfaatan ruang terbuka hijau di DKI Jakarta adalah dilakukan Hutan Kota Cijantung. Hutan Kota yang dulunya berfungsi sebagai area latihan Kopassus mulai November 2014
i
dibuka sebagai objek wisata. Dikelola oleh anggota Batalyon 31 Grup 3 Kopassus, Hutan Kota ini dibawah pengawasan Dinas Pertanian dan Kehutanan Jakarta Timur. Sejak dibuka untuk umumHutan Kota Cijantung mulai merubah citranya di mata masyarakat menjadi kawasan sarana rekreasi alami di tengah kota satu satunya di wilayah Cijantung. Namun sampai saat ini belum ada identitas visual yang dapat mendukung citra tersebut. Elemen dari identitas visual seperti adanya yang dapat membantu masyarakat dalam mengenal Hutan Kota ini juga belum tersedia. Hanya sebuah banner tentang dibukanya wisata Hutan Kota Cijantung yang menjadi satu – satunya informasi untuk masyarakat. Selain itu belum adanya identitas visual merupakan suatu kelemahan dari Hutan Kota Cijantung. Melihat kondisi seperti diatas, penulis berpendapat diperlukan suatu perancangan komunikasi dan identitas visual yang sesuai. Identitas yang baik akan mempengaruhi pola pikir masyarakat terhadap Hutan Kota Cijantung. Dengan perancangan identitas visual ini, akan membantu masyarakat untuk mengenal dan membangun sebuah image yang baik untuk Hutan Kota Cijantung sehingga masyarakat menjadikan Hutan Kota ini sebagai salah satu objek wisata yang patut dikunjungi.
METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah observasi langsung ke Hutan Kota Cijantung, melakukan wawancara dengan pengelola dan menyebarkan kuisioner kepada pengunjung dan masyarakat di sekitar Kecamatan Cijantung. Melalui observasi dan wawancara tersebut penulis mendapatkan informasi tentang sejarah, koleksi, fasilitas dan keadaan Hutan Kota Cijantung. Hutan Kota Cijantung dahulunya dikenal dengan nama Hutan Kalimantan atau pun Hutan Bantingan di era tahun 1980an. Merupakan bagian ruang terbuka hijau yang awalnya berfungsi sebagai area latihan anggota Kopassus, namun karena berada di tengah perkotaan, Hutan Kota ini menjadi area penyangga lingkungan dan wilayah resapan air tanah dengan surat persetujuan dari pengelola Komplek Kopassus. Di tahun 2004, secara hukum diperbarui dengan SK Gubernur Nomor 868/2004 dan diberi nama Hutan Kota Cijantung. Secara geografis, Hutan Kota ini terletak pada 6O11’11”LS dan 106O49’21” BT sedangkan secara administratif termasuk wilayah Kelurahan Cijantung, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur. Letak Hutan Kota ini cukup strategis yaitu dilewati Jl. R.A.Fadhillah yang merupakan akses jalan utama dan letaknya bersebrangan dengan mall Cijantung. Hutan Kota Cijantung memiliki koleksi tanaman sekitar 2500 pohon yang terdiri dari berbagai jenis. Jenis pohon yang ditanam merupakan jenis terpilih yang mampu mengurangi pencemaran udara diantaranya, Mahoni (sweitania mahagoni), Ketapang (terminalia catapa), Trembesi (samanea saman), Angsana (pterocarpus indicus), Flamboyan (delonix regia), Bungur (lager stromea speciosa), Kirai payung (Filicium defisien), Glondongan (plyanthia sp), Tanjung (mimomosops elengi) dan jenis Asam landi (pitelobrium sp) dan beberapa jenis lainnya. Diantara beberapa jenis pohon yang ada, jenis Mahoni (sweitania mahagoni) yang mendominasi. Selain tanaman terdapat pula satwa liar yang sering dijumpai seperti burung Emprie (lonchura sp), burung Prenjak (prinia sp), burung Bondol (lanchura sp), dan burung Kutilang (pycnonotus surigaster). Sedangkan jenis-jenis satwa liar lain yang ada antara lain, Kadal (mabuia sp), Tikus (raffus sp), dan beberapa jenis serangga meliputi Kupu-kupu, Belalang, Kalajengking dan berbagai jenis lainnya. Koleksi tanaman di kawasan Hutan Kota ini telah diberi label nama dan penomoran pohon oleh Dinas Kehutanan namun kondisinya sangat sederhana dengan tulisan yang kurang terbaca dengan baik. Hal ini menyulitkan pengunjung untuk mendapatkan informasi tentang koleksi tanaman disana.
Hutan Kota Cijantung
ii
Hutan Kota Cijantung dibuka untuk umum tanpa dipungut biaya apapun. Dibuka pada hari Sabtu mulai pukul 07.00 sampai pukul 22.00 WIB dan Minggu mulai pukul 06.00 sampai dengan pukul 16.00 WIB. Program wisata Hutan Kota Cijantung hanya dibuka pada hari Sabtu dan Minggu karena pengelola wisata merupakan anggota aktif Grup 3 Kopassus. Namun apabila ada instansi atau organisasi yang ingin melakukan kunjungan ke Hutan Kota Cijantung di hari kerja akan tetap dibuka oleh pengelola. Di dalam kawasan Hutan Kota Cijantung terdapat jalur yang terbuat dari bata blok berguna sebagai area berjalan para pengunjung mengelilingi Hutan Kota. Pengelola membuka kesempatan kepada pedagang untuk membuka lapak dagang menggunakan 80 tenda bongkar pasang dengan tujuan tidak merusak keaslian hutan. Jenis makanan yang dijual pun berbeda di setiap lapak dagangan. Untuk tetap menjaga kebersihan hutan, difasilitasi oleh Dinas Kebersihan DKI Jakarta berupa 50 set tempat sampah yang terdiri dari tempat sampah organik, non organik, dan tempat sampah kimia. Tempat sampah yang berbentuk binatang seperti penguin, katak dan panda juga cukup menarik perhatian pengunjung. Hutan Kota Cijantung belum mempunyai identitas visual yang dapat mewakilkan citra dan keunikannya dengan baik yang dapat meningkatkan minat masyarakat untuk berkunjung. Banyak masyarakat yang telah mengetahui keberadaan Hutan Kota ini namun bersikap acuh tak acuh karena yang mereka tahu bahwa Hutan Kota ini terkesan gelap, menyeramkan dan tidak menarik. Salah satu sumber informasi bagi masyarakat berasal dari sebuah banner yang terdapat pada pagar Hutan Kota Cijantung. Di dalam kawasan Hutan kota pun tidak ada panduan atau pun penunjuk arah bagi pengunjung. Sangat disayangkan karena dengan tidak adanya identitas visual minat masyarakat terhadap wisata ini masih kurang dan masih adanya pola pikir negatif masyarakat terhadap Hutan Kota ini. Dalam mengumpulkan data tambahan mengenai Hutan Kota Cijantung, penulis mencari informasi dari literatur buku maupun internet. Penyebaran kuisioner yang dilakukan penulis bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pengunjung dan masyarakat di sekitar Cijantung mengenal Hutan Kota Cijantung. Berikut ini adalah SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, and Threat) yang didapat dari hasil penelitian : Strength : • Lokasi hutan kota yang strategis dijangkau oleh masyarakat yaitu dilalui akses jalan utama dan berseberangan dengan mall Cijantung • Tranportasi menuju Hutan Kota mudah • Masyarakat sudah mengetahui keberadaan Hutan Kota Weakness : • Tidak memiliki identitas visual yang sesuai sehingga tidak ada yang dapat membedakannya dengan kompetitor • Citra Hutan Kota Cijantung yang kurang baik dari masyarakat Opportunity : • Didukung oleh adanya Car Free Day (CFD) di Jalan R.A.Fadhilah setiap hari minggu pagi • Salah satu rekomendasi wisata di Jakarta Timur Threat : • Adanya pola pikir masyarakat tentang berwisata ke Hutan Kota membosankan dan tidak menarik. • Adanya kompetitor Hutan Kota di wilayah Jakarta yang memiliki fasilitas lebih lengkap.
iii
HASIL DAN BAHASAN Logo
Logogram Hutan Kota Cijantung
Logo merupakan identitas utama dari Hutan Kota Cijantung. Logo Hutan Kota Cijantung terdiri dari logogram dan logotype. Logo tersebut merupakan wakil dari citra dan keunikan Hutan Kota Cijantung. Logogram terinspirasi dari bentuk buah mahoni yang sudah tua. Mahoni merupakan pohon yang jumlahnya paling banyak di Hutan Kota Cijantung. Pohon mahoni merupakan jenis pohon penyerap polusi udara yang baik. Bentuk garis logogram memiliki konsep bentuk organik yang berasal dari komponen Hutan Kota Cijantung. Sedangkan logotype Hutan Kota Cijantung menggunakan typeface DK Lemon Yellow Sun Regular yang memberikan mood santai dan menyenangkan. Tipografi
Tipografi Hutan Kota Cijantung Typeface Glen Bold Medium digunakan untuk keperluan body text. Warna
C = 50% M = 0% Y = 100% K = 0%
C = 11% M = 80% Y = 96% K = 2% Warna
iv
Warna merupakan komponen penting dalam identitas visual. Sebagai elemen identitas visual, pemilihan warna sangat penting dalam menciptakan karakteristik visual yang konsisten. Pada identitas visual Hutan Kota Cijantung, menggunakan 2 warna primer yaitu hijau dan orange. Warna hijau merupakan warna asli dari Hutan Kota Cijantung yang memberikan suasana alami, kesegaran dan relaksasi. Sedangkan pemilihan warna orange yang terinspirasi dari warna matahari memberikan kesan kehangatan dan energi yang ramah untuk rileksasi. Supergraphic
Supergraphic Elemen supergraphic dari Hutan Kota Cijantung merupakan perpaduan dari bentuk matahari dan bentuk lingkaran tahun dari batang pohon.
Graphic Standard Manual
Cover GSM Book GSM Book adalah buku panduan mengenai brand Hutan Kota Cijantung dan penjelasan tentang ketentuan penggunaan seluruh elemen komunikasi visual yang ada. GSM Book harus dapat menjelaskan dengan sederhana dan mudah dimengerti oleh penggunanya. Tone and manner dari Hutan Kota Cijantung harus bisa dibaca oleh pihak yang akan menggunakannya seperti pihak investor dan percetakan. Buku ini berukuran 18 cm x 18 cm, menggunakan jenis kertas Matte Paper 120 gsm untuk isi dan Art Carton 310 gsm untuk cover. Kop Surat
Kop Surat Kop Surat Hutan Kota Cijantung menggunakan jenis kertas HVS 80 gsm berukuran 210 mm x 297 mm (A4).
v
Amplop
Amplop Amplop Surat Hutan Kota Cijantung menggunakan jenis kertas Matte Paper 120 gsm berukuran 225 mm x 110 mm. Kartu Nama
Kartu Nama Kartu Nama pengelola berukuran 55 mm x 90 mm dengan jenis kertas Art Carton 260 gsm menggunakan finishing laminasi doff dan emboss. ID Card
ID Card
Kartu Tanda Parkir
Kartu Tanda Parkir
vi
CD & CD Cover
CD & CD Cover
Signage System
Signage System
Kartu Pedagang
Kartu Pedagang
vii
Peta Saku
Peta Saku Peta Saku Hutan Kota Cijantung berukuran 420 mm x 297 mm (A3) dan menggunakan jenis kertas Matte Paper 120 gsm. Label Pohon
Label Pohon Label Pohon Hutan Kota Cijantung menggunakan jenis kertas Art Carton 260 gr berukuran 190 mm x 60 mm dengan finishing laminasi doff. Poster
Poster
viii
Seragam
Seragam
Topi
Topi
Umbul-umbul
Umbul-umbul
ix
Tenda
Tenda
SIMPULAN DAN SARAN Identitas visual merupakan hal yang penting dalam mewakilkan karakteristik dari Hutan Kota Cijantung sebagai penyeimbang lingkungan alam di pandangan masyarakat umum. Penggunaan elemen identitas visual yang konsisten dapat mewakilkan brand image yang baik yang dibangun oleh masyarakat. Elemen - elemen dari identitas visual tersebut meliputi logo, tipografi, warna dan bentuk yang dirancang sesuai dengan konsep dan kepribadian Hutan Kota Cijantung. Dengan adanya perancangan identitas visual Hutan Kota Cijantung yang digunakan secara maksimal, diharapkan dapat mendorong minat kunjungan masyarakat terhadap Hutan Kota Cijantung. Identitas visual dari Hutan Kota Cijantung diharapkan dapat digunakan secara maksimal dan sesuai dengan aturan pemakaian elemen visual sehingga dapat menarik minat kunjungan masyarakat terhadap Hutan Kota Cijantung dan tetap menjaga fungsinya sebagai penyeimbang lingkungan hidup.
DAFTAR PUSTAKA Coates, K., Ellison, A. (2014). An Introduction to Information Design. London: Laurence King Publishing Ltd. Wheeler, Alina. (2009). Designing Brand Identity. New Jersey: John Wiley & Son, Inc. Sutton, Tina., Whelan, B.M., (2007). The Complete Color Harmony: Expert Color Information for Professional Color Result. London: Rockport Publishers. Dameria, Anne., (2004). Color Basic: Panduan Dasar Warna untuk Desainer dan Industri Grafika. Jakarta: Link & Graphic. Adams, Sean. Morioka, Noreen. (2004). Logo Design Workbook: A Hands On Guide to Creating Logo. Massachuetts: Rockport Publishers,Inc. Wiedemann, J. (2007). Logo Design. Köln: Taschen. Irwan, Z.D. (2005). Tantangan Lingkungan dan Lansekap Hutan Kota. Jakarta. PT. Bumi Aksara.
RIWAYAT PENULIS Galas Astrid Setyowati lahir di Jakarta pada 2 Maret 1993.Penulis menamatkan pendidikan S1 di Bina Nusantara University dalam bidang Desain Komunikasi Visual Program New Media 2015.
x