PERANCANGAN IDENTITAS VISUAL PARIWISATA KOTA MALANG Adrian Hartanto Koesnoto Desain Komunikasi Visual, School of Design, Universitas Bina Nusantara Jl. K. H. Syahadan no. 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480
[email protected]
Abstrak
Kota Malang merupakan salah satu tujuan wisata bagi para turis domestik maupun mancanegara. Dengan banyak dan berkembangnya potensi wisata di kota tersebut dibutuhkan sebuah identitas visual untuk memudahkan penyampaian informasi tentang apa keunikan yang ditawarkan dari kota tersebut. Oleh karena itu, dilakukanlah perancangan komunikasi melalui identitas visual yang dilakukan dengan metode wawancara dan studi lapangan. Dari metode tersebut didapati bahwa kota Malang masih banyak tidak diketahui orang tentang potensinya, namun sudah semakin banyak orang yang ingin berkunjung ke sana. Sehingga dengan adanya perancangan identitas visual ini diharapkan pengunjung tidak lagi buta, melainkan sudah tahu apa saja yang akan dilakukan ketika mengunjungi kota Malang. Selain itu, agar mereka yang belum mengetahui tentang kota Malang menjadi tertarik dan ingin mengunjungi kota Malang. Dengan demikian adanya identitas visual akan sangat membantu pertumbuhan kota Malang terutama di bidang pariwisata. AHK Kata Kunci : Identitas visual, komunikasi, pariwisata, potensi wisata
PENDAHULUAN Kota Malang merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur. Kota Malang sendiri yang terdiri dari tiga wilayah, yaitu kota atau keresidenan Malang, kabupaten Malang, dan kota Batu. Ketiga wilayah ini memang terpisah dan memiliki ciri khasnya masing-masing. Keresidenan Malang yang lebih modern sebagai pusat kegiatan perkotaan yang masih melestarikan cukup banyak bangunan peninggalan Belanda serta sudah mulai melakukan sedikit branding dalam kotanya walaupun masih kurang merata. Berbeda dengan keresidenan Malang, kabupaten Malang memiliki banyak sekali tempat wisata alam, mulai dari gunung, air terjun, waduk, pantai, serta candi. Pemandangan yang lebih menunjukkan sisi pedesaan dan keindahan alam dari Malang. Berikutnya kota Batu, yang sudah cukup modern dengan tempat wisata yang berbeda dengan kabupaten Malang, di mana kota Batu lebih mengutamakan wisata permainan, berbagai museum, kebun binatang, dan agrowisata. Perbedaan dari ketiga wilayah ini tentu saja membuat lambang atau logo masing-masing wilayah berbeda sesuai dengan ciri khas masing-masing wilayah. Hal ini menyebabkan kerancuan terhadap kota tersebut, di mana masyarakat yang tidak mengenal Malang Raya akan beranggapan bahwa ketiga wilayah ini terpisah dan tidak memiliki kesinambungan
17
sama sekali. Ditambah lagi dengan Malang Raya yang tidak memiliki logo tersendiri yang menyatukan ketiga wilayah tersebut. Dengan banyaknya potensi terutama di bidang pariwisata di Malang, sudah seharusnya dibangun sebuah image yang mengangkat ciri khas Malang sebagai keutuhan dari ketiga wilayah tersebut. Kota Malang, kabupaten Malang, dan kota Batu pun harus memiliki keselarasan image dengan Malang tersebut. Maka dari itu, perancangan branding atau identitas visual Malang sebagai kesatuan kota Malang, kabupaten Malang, dan kota Batu dirasa penting.
METODE PENELITIAN Metode yang digunakan untuk meneliti dalam perancangan ini bermacam-macam, antara lain dengan penelitian lapangan yang dilakukan di tempat terkait serta objek wisata alam dan budaya, wawancara dengan dinas-dinas terkait, serta studi literatur, baik dari buku-buku referensi, maupun artikel di website yang sesuai dengan topik pembahasan.
HASIL DAN BAHASAN Big Idea Feels Like Home Keywords Bersih, Bebas, Unik. Bersih, yaitu bersih, mencerminkan kota yang bersih dan nyaman. Bebas, yaitu menunjukkan kedinamisan kota Malang dan banyaknya kegiatan yang dapat dilakukan di kota Malang. Unik, yaitu menunjukkan keunikan karakteristik kota Malang. Positioning Malang merupakan kota yang memiliki iklim sejuk, nyaman, aman dan banyak potensi wisata yang sangat berkembang serta alam yang masih sangat natural. Unique Selling Point Kota yang beriklim sejuk, tenang dan cocok untuk bersantai, didukung dengan wisata alam mulai dari gunung, pantai, bahkan air terjun yang masih natural, selain membawa ketenangan juga dapat menjadi salah satu tujuan bagi pecinta alam dan petualangan. Pendekatan Emosional : meyakinkan target bahwa Malang adalah kota yang dapat dinikmati dalam berbagai sisi, dari segi wisatanya yang berkembang hingga suasana kotanya yang nyaman dan aman. Rasional : mengajak target mencoba wisata yang belum pernah dikunjungi selama ini, dengan menawarkan wisata yang belum pernah atau jarang diketahui oleh mereka seperti pantai Malang.
17
Profil Target Gender : Pria dan Wanita Usia : 20 – 40 tahun SES : A, B Profesi : Pelajar, Pegawai, Keluarga Gaya hidup : Memiliki ketertarikan akan wisata baik wisata alam, maupun hanya bersantai mencari kesegaran baru atau sekedar mengistirahatkan diri dan berkumpul bersama keluarga. Hobi : Fotografi, Travelling, Berwisata alam, Retret, Refreshing Tone and Manner Clean : desain yang simple dan terlihat bersih. Bebas : menunjukkan kesan yang lebih dinamis. Unik : menunjukkan karakteristik kota Malang sendiri dari segi geografis yaitu dikelilingi gunung namun memiliki pantai di sisi selatannya. Strategi Verbal Menggunakan kalimat “feels like home” sebagai tagline dengan pendekatan emosional yang mencerminkan ciri khas atau karakteristik kehidupan dan wisata di kota Malang, di mana setiap orang dapat bebas memilih gaya berwisata apa yang mereka inginkan. Strategi Visual Warna yang digunakan mengandung kesan yang tidak lepas dari kesan Clean, namun tetap memberikan efek bebas dan menunjukkan identitas kota Malang yang dikelilingi gunung. Menggunakan typeface sans serif yang lebih menunjukkan kesan modern dan lebih bersahabat terhadap siapapun yang melihatnya. Menggunakan stilasi yang tetap mengandung karakteristik yang ingin dibawa sehingga terkesan lebih simple namun tetap memberikan informasi yang diinginkan.
Logo Malang terdiri dari logotype dan tagline. Logo ini menggunakan typeface script yang dinamis sesuai dengan teori tipografi di mana typeface yang digunakan harus dapat merefleksikan apa yang ingin disampaikan, pada logotype untuk menunjukkan bahwa di Malang terdapat banyak potensi yang dapat dinikmati oleh setiap wisatawan yang berkunjung ke kota ini. Sedangkan tagline menggunakan typeface yang terdiri dari
lowercase untuk menunjukkan kesederhanaan dan kenyamanan yang ditawarkan oleh kota Malang.
Supergrafik kota Malang yang telah dibuat merepresentasikan kondisi geografis kota Malang itu sendiri yang dikelilingi oleh gunung dan dibatasi laut di sisi selatannya. Kondisi geografis tersebut menginspirasi bentuk yang lebih dinamis pada supergrafik ini.
Warna yang dipakai untuk logo Malang merupakan warna yang tetap merepresentasikan warna yang khas dari kota Malang. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya keadaan geografis Malang yang dikelilingi gunung dan laut menginspirasi penggunaan warna biru dan hijau pada logo Malang sendiri.
Selain itu terdapat penggunaan warna yang tepat dan tidak tepat untuk logo Malang sendiri.
Tidak terlepas jauh dari warna logo, warna yang digunakan pada supergrafik juga dominan hijau dan biru dengan kombinasinya dengan warna shade dari hijau dan biru. Sesuai dengan prinsip warna menurut Robert B. Parker, warna logo dan supergrafik harus dapat memberikan ciri khas dari tempat tersebut.
Warna latar belakang yang digunakan berhubungan dengan penggunaan warna logo dan supergrafik yang digunakan. Penggunaan warna latar belakang ini harus mengikuti petunjuk penggunaan yang tepat.
Fonts yang digunakan untuk branding Malang terdiri atas dua set typeface, yaitu Univers dan Rawengulk. Univers digunakan sebagai typeface utama yang digunakan, sedangkan Rawengulk digunakan sebagai typeface sekunder yang digunakan pada saat-saat khusus.
Brand Malang dapat diaplikasikan dalam berbagai item di antaranya stationery yang terdiri atas letterhead, business card, envelope, folder, dan ID card. Selain itu aplikasi lainnya dapat dilihat dalam promotional item, kendaraan wisata serta beberapa suvenir sebagai oleholeh yang dapat dibawa pulang.
SIMPULAN DAN SARAN Branding kota Malang sebagai destinasi pariwisata penting adanya, selain sebagai pengenalan kota tersebut kepada dunia luar, branding tersebut memberikan identitas dan jati diri terhadap kota Malang. Jati diri tersebut adalah feels like home yang menunjukkan kenyamanan serta kebebasan menentukan wisata yang akan dilakukan di kota Malang. Untuk menunjukkan identitas tersebut dibuatlah item yang bisa menunjukkannya secara visual lewat logo, supergrafik, dan lain sebagainya yang diaplikasikan dan merepresentasikan kota Malang dengan jati diri dan identitasnya. Identitas visual yang dibuat belum sempurna secara visual. Untuk perancangan lanjutan dapat dilakukan penyempurnaan visualisasi dengan lebih mendalami ide besar dan konsep utama yang menjadi jati diri kota Malang sendiri. Penyempurnaan kehalusan pengerjaan logo juga harus lebih diperhatikan. Selain itu, brand Malang ini dapat digunakan secara benar dan diharapkan dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata.
REFERENSI Adams, Morioka. 2006. Logo Design Workbook. Massachusetts: Rockport Publishers.
Ambrosee, Gavin and Paul Harris . 2003.The Fundamentals of Creative Design. Switzerland : AVA Publishing. Davis, Graham. 2008. The Designer’s Toolkit 2000 Colour Palette Swatches. Ilex Dave, Holland. Brand Cookbook. dm ID HOLLAND. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Malang. 2014. Sejarah Kota Malang. 01-07-2014 http://budpar.malangkota.go.id/ Lidwell, William, Kritina Holden dan Jill Bulter. 2010. Universal Principles of Design. Massachusetts: Rockport Publishers. Sihombing, Danton, MFA.2001. Tipografi dalam Desain Grafis. Jakarta : Gramedia. Thomas, Gregory. 2000. How To Design Logos, Symbols and Icon.
RIWAYAT PENULIS Adrian Hartanto Koesnoto lahir di kota Malang pada 26 September 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Desain Komunikasi Visual pada tahun 2014.