Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015 BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
2.1.
GAMBARAN WILAYAH
2.1.1. Administrasi Wilayah Luas wilayah Kabupaten Tabanan adalah 839,33 km2 atau sekitar 14,89 % dari luas Provinsi Bali, secara geografis terletak diantara 08o-14’ 30” - 08o 30’ 07” Lintang Selatan dan 114o 54’52” – 115o 12’ 57” Bujur Timur. Secara administratif Kabupaten Tabanan terbagi menjadi 10 (sepuluh) kecamatan dan terdiri atas 131 desa. Secara administrasi batas-batas Kabupaten Tabanan adalah sebagai berikut: Utara
:
Kabupaten Buleleng
Selatan
:
Samudera Hindia
Timur
:
Kabupaten Badung
Barat
:
Kabupaten Jembrana
Jarak dari Ibukota Kabupaten Tabanan (Kota Tabanan) ke Ibu kota Provinsi Bali (Kota Denpasar) sekitar 20 km yang dihubungkan oleh jalan arteri primer dengan waktu tempuh perjalanan darat sekitar 30-45 menit. Jarak antara Ibukota Kecamatan ke Ibukota Kabupaten berkisar antara 0-55 km, dimana Kecamatan Pupuan merupakan daerah yang memiliki jarak terjauh dari Ibukota Kabupaten.
Untuk lebih jelas mengenai luas wilayah serta pembagian daerah administrasi di Kabupaten Tabanan ini dapat dilihat pada Tabel 2.1
1
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015 Tabel 2.1
Nama dan Luas Wilayah per Kecamatan dan jumlah desa/kelurahan di Kabupaten Tabanan
Nama Kecamatan
Jumlah Kelurahan /Desa
Luas Wilayah
Administrasi Terbangun (%) thd total (Ha) (%) thd luas (Ha) administrasi administrasi Selemadeg 10 5.205 6,20 2.718 5,45 Kerambitan 15 4.239 5,05 1.927 3,86 Tabanan 12 5.140 6,12 3.298 6,61 Kediri 15 5.360 6,39 2.758 5,53 Marga 16 4.470 5,34 2.156 4,32 Baturiti 12 9.917 11,82 8.833 17,71 Penebel 18 14.198 16,92 9.577 19,20 Pupuan 14 17.902 21,33 9.576 19,20 Selemadeg Barat 11 12.015 14,31 6.755 13,54 Selemadeg Timur 10 5.478 6,53 2.280 4,57 TOTAL 133 83.933 49.878 Sumber : Kabupaten Tabanan Dalam Angka, Tahun 2014 dan Kecamatan Dalam Angka, Tahun 2014
Sedangkan untuk wilayah kajian SSK di Kabupaten Tabanan dapat dilihat pada peta dibawah ini:
2
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
Sumber : RTRW Kabupaten Tabanan 2012-2032 Peta 2.1 Peta Wilayah Kajian SSK 3
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
2.1.2 Kependudukan Tahun 2014, jumlah penduduk yang tercatat dalam registrasi mencapai 448.033 orang. Jumlah tersebut meningkat sekitar 6 ribu jiwa jika dibandingkan dengan pencatatan registrasi tahun sebelumnya. Penduduk tersebut tersebar di sepuluh kecamatan yang ada di Kabupaten Tabanan. Dari 10 kecamatan tersebut, Kecamatan Kediri merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk yang paling banyak yaitu sebanyak 78.313 jiwa atau sekitar 17,48 persen dari total penduduk Kabupaten Tabanan. Kecamatan dengan persentase penduduk tertinggi kedua, berada di Kecamatan Tabanan dengan jumlah penduduk sebesar 70.509 jiwa. Dibandingkan dengan tahun 2012, persentase penduduk di Kecamatan Tabanan mengalami peningkatan sebesar 0,61 persen. Jika dilihat dari klasifikasi wilayah kawasan perkotaan dan perdesaan, maka jumlah penduduk kawasan perkotaan Tahun 2013 sebesar 178.182 jiwa dan jumlah penduduk kawasan perdesaan adalah 269.851 jiwa. Laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Tabanan sebesar 0,20% pada akhir Tahun 2013. Proyeksi penduduk Tahun 2015 sebesar 448.033 jiwa yang terdiri dari 178.182 jiwa penduduk perkotaan dan 269.851 jiwa penduduk wilayah perdesaan. Sedangkan proyeksi penduduk Tahun 2020 sebesar 455.151 jiwa yang terdiri dari 179.964 jiwa penduduk perkotaan dan 275.188 jiwa penduduk wilayah perdesaan. Jumlah penduduk Kabupaten Tabanan serta proyeksinya per kecamatan dapat dilihat pada Tabel 2.2.
4
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015 Tabel 2.2 Jumlah Penduduk dan Kepala Keluarga saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun
Nama Kecamatan
Wilayah Perkotaan Tahun 2014 2015 2020 5.593 5.593 5.649 19.693 19.693 19.890 44.688 44.688 45.135 60.423 60.423 61.027 18.294 18.294 18.477 17.738 17.738 17.915 6.402 6.402 6.466 3.250 3.250 3.283 2.101 2.101 2.122
Jumlah Penduduk (orang) Wilayah Perdesaan Tahun 2014 2015 2020 16.327 16.327 16.490 20.324 20.324 20.527 25.821 25.821 26.079 17.890 17.890 18.069 25.875 25.875 26.134 35.580 35.580 35.936 44.278 44.278 47.359 39.443 39.443 39.837 20.098 20.098 20.299
Total 2014 21.920 40.017 70.509 78.313 44.169 53.318 50.680 42.693 22.199
Tahun 2015 21.920 40.017 70.509 78.313 44.169 53.318 50.680 42.693 22.199
2020 22.139 40.417 71.214 79.096 44.611 53.851 53.825 43.120 22.421
Selemadeg Kerambitan Tabanan Kediri Marga Baturiti Penebel Pupuan Selemadeg Barat Selemadeg 0 0 0 24.215 24.215 24.456 24.215 24.215 24.457 Timur Sumber : Kabupaten Tabanan Dalam Angka, Tahun 2014 dan Kecamatan Dalam Angka, Tahun 2014 Jumlah KK di Kabupaten Tabanan Tahun 2013 sebesar 112.008 KK dimana sebanyak 44.547 KK di wilayah perkotaan dan 67.461 KK ada di wilayah perdesaan. Proyeksi jumlah KK Tahun 2015 sebesar 112.008 KK dimana sebanyak 44.547 KK di wilayah perkotaan dan 67.461 KK ada di wilayah perdesaan. Untuk proyeksi lima tahun kedepan, jumlah KK di Kabupaten Tabanan Tahun 2020 sebesar 114.788 KK yang terdapat di wilayah perkotaan sebesar 44.992 KK dan wilayah perdesaan sebesar 69.796 KK. Selengkapnya bisa dilihat pada Tabel 2.3 berikut. Tabel 2.3 Jumlah Kepala Keluarga Saat ini dan Proyeksinya untuk 5 tahun Jumlah KK Nama Kecamatan
Selemadeg Kerambitan Tabanan Kediri
Wilayah Perkotaan Tahun 2014 2015 2020 1.398 1.398 1.412 4.923 4.923 4.972 11.172 11.172 11.284 15.106 15.106 15.257
Wilayah Perdesaan Tahun 2014 2015 4.082 4.082 5.081 5.081 6.455 6.455 4.473 4.473
Total 2020 2014 4.123 5.480 5.132 10.004 6.520 17.627 4.517 19.578
Tahun 2015 2020 5.480 5.535 10.004 10.104 17.627 17.804 19.578 19.774 5
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015 Marga 4.574 4.574 4.619 6.469 6.469 6.533 11.042 11.042 11.153 Baturiti 4.435 4.435 4.479 8.895 8.895 8.984 13.330 13.330 13.463 Penebel 1.601 1.601 1.617 11.070 11.070 11.840 12.670 12.670 13.456 Pupuan 813 813 821 9.861 9.861 9.959 10.673 10.673 10.780 Selemadeg 525 525 531 5.025 5.025 5.075 5.550 5.550 6.605 Barat Selemadeg 0 0 0 6.054 6.054 6.114 6.054 6.054 6.114 Timur Sumber : Kabupaten Tabanan Dalam Angka, Tahun 2014 dan Kecamatan Dalam Angka, Tahun 2014
Sejalan dengan perkembangan pertumbuhan penduduk, Distribusi penduduk Kabupaten Tabanan dapat dikatakan tidak tersebar secara merata untuk masing-masing kecamatan. Kecamatan dengan jumlah penduduk paling banyak adalah Kecamatan Kediri dengan 78.313 jiwa, sedangkan Kecamatan Selemadeg merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk paling sedikit yaitu 21.920 jiwa. Kepadatan penduduk rata-rata di Kabupaten Tabanan pada akhir Tahun 2013 adalah 534 jiwa/km2. Kepadatan penduduk paling tinggi adalah di Kecamatan Kediri dengan tingkat kepadatan sebesar 1.461 jiwa/km2, kemudian diikuti oleh Kecamatan Tabanan dengan tingkat kepadatan 1.372 jiwa/km2. Kedua kecamatan tersebut memiliki tingkat kepadatan jauh diatas rata-rata Kabupaten Tabanan yang hanya sebesar 534 jiwa/km2. Sedangkan Kecamatan Selemadeg Barat memiliki tingkat kepadatan terendah dengan 185 jiwa/km2. Lebih jelasnya tingkat pertumbuhan penduduk dan kepadatannya dapat dilihat pada Tabel 2.4. Tabel 2.4 Tingkat pertumbuhan penduduk dan kepadatan Saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun Tingkat Kepadatan Pddk Pertumbuhan (%) (orang/Ha) Nama Kecamatan Tahun Tahun 2015 2016 2020 2015 2016 2020 Selemadeg 0.16 0.16 0.16 421 429 461 Kerambitan 0.16 0.16 0.16 944 965 1.049 Tabanan 0.16 0.16 0.16 1.372 1.393 1.477 Kediri 0.16 0.16 0.16 1.461 1.491 1.611 Marga 0.16 0.16 0.16 986 1.006 1.086 Baturiti 0.16 0.16 0.16 538 544 568 Penebel 0.16 0.16 0.16 357 362 382 Pupuan 0.16 0.16 0.16 238 242 258 Selemadeg Barat 0.16 0.16 0.16 442 445 457 Selemadeg Timur 0.16 0.16 0.16 185 196 240 Sumber : Kabupaten Tabanan Dalam Angka, Tahun 2014 dan Kecamatan Dalam Angka, Tahun 2014 6
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015 2.1.3
Jumlah Penduduk Miskin Keluarga Miskin di Kabupaten Tabanan di akhir Tahun 2013 sebesar 106.196 KK miskin
atau sebesar 94.81 % dari total Jumlah Kepala Keluarga (KK) yang terdapat di Kabupaten Tabanan yaitu 112.008 KK. Jumlah keluarga miskin di Kabupaten Tabanan tersebar di semua Kecamatan, terutama di Kecamatan Tabanan dan Kecamatan Kediri yang berada di wilayah perkotaan dekat dengan pusat pemerintahan. Jumlah Keluarga Miskin di Kabupaten Tabanan dapat dilihat pada Tabel 2.5 Tabel 2.5 Jumlah penduduk miskin per kecamatan
Nama Kecamatan
Jumlah keluarga miskin (KK)
Selemadeg Kerambitan Tabanan Kediri Marga Baturiti Penebel Pupuan Selemadeg Barat Selemadeg Timur
5.262 9.168 18.268 19.775 8.939 11.442 12.603 10.558 5.011 5.170
Sumber : Kabupaten Tabanan Dalam Angka, Tahun 2014 dan Kecamatan Dalam Angka, Tahun 2014
2.1.4 Keuangan dan Perekonomian Daerah Kerangka Ekonomi Makro Daerah dan Kerangka Pendanaan dalam RKPD Tahun 2014 ini memberi gambaran tentang kondisi ekonomi makro Kabupaten Tabanan serta pengaruh perekonomian regional, nasional maupun perekonomian global. Pada sisi yang lain, perkiraan sumber-sumber pendapatan dan besaran pendapatan dari sektor-sektor potensial merupakan dasar kebijakan anggaran untuk mengalokasikan secara efektif dan efisien dengan perencanaan anggaran berbasis kinerja. Analisa kondisi Kabupaten Tabanan saat ini akan memberikan gambaran asumsi perkembangan di tahun depan. Perencanaan tahun 2014 tidak akan lepas dari asumsi perkembangan kondisi perekonomian kabupaten di masa yang akan datang. Dari asumsi tersebut akan dilakukan pengembangan kebijakan guna mencapai visi misi pembangunan daerah. Pengembangan kebijakan akan didasarkan prioritas pembangunan yang telah ditetapkan serta sasaran pokok yang ingin dicapai. Rencana Kerja Pemerintah Daerah
7
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015 (RKPD) Kabupaten Tabanan Tahun 2014 memberikan gambaran makro kondisi terakhir perekonomian Kabupaten Tabanan, sasaran-sasaran pokok yang akan dicapai pada tahun 2014, serta kebutuhan pembiayaan pembangunan yang diperlukan. Sasaran tahun 2014 dicapai melalui berbagai kegiatan dan kebijakan pembangunan sesuai dengan prioritas pembangunan yang telah digariskan. Kondisi ekonomi makro Kabupaten Tabanan dapat dilihat dari angka pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Dalam kurun waktu tersebut, pertumbuhan ekonomi Tabanan menunjukkan trend positif, bersifat fluktuatif, dan masih di bawah 6 persen per tahun. Pertumbuhan ekonomi Tabanan mulai tahun 2009 telah mampu mencapai tingkat pertumbuhan di atas rata-rata Provinsi Bali. Tahun 2010 dan 2011 pertumbuhan ekonomi Tabanan mencapai 5,68 (Bali: 5,67 persen) dan 5,82 persen (Bali: 6,49 persen), sedangkan nasional pertumbuhan PDB nya mencapai 6,1 dan 6,5 persen. Indikator
lain
yang
sering
digunakan
mengukur
tingkat
perkembangan
kemakmuran suatu wilayah adalah PDRB per kapita. PDRB per kapita digunakan untuk menggambarkan rata-rata pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk dalam satu tahun. Selama periode 2007 – 2011 pendapatan per kapita Kabupaten Tabanan terus mengalami peningkatan, baik berdasarkan harga berlaku maupun konstan. Tahun 2011, PDRB perkapita penduduk Tabanan telah mencapai Rp. 12,873 juta, sedangkan penduduk Bali telah mencapai rata-rata Rp. 18,5 juta. Badung sebagai kabupaten yang memiliki PDRB perkapita tertinggi di Bali
telah mencapai Rp. 29,578 juta pada tahun 2011.
Meningkatkan pendapatan masyarakat merupakan tantangan yang sangat berat bagi pemerintah dan masyarakat Tabanan.
2.1.5 Kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tabanan RTRW disusun sebagai acuan dalam penataan ruang untuk mewujudkan keterpaduan pembangunan dalam wilayah kabupaten/kota maupun dengan wilayah sekitarnya. RTRW merupakan acuan spasial dalam pembangunan kabupaten/kota. Berdasarkan Peraturan daerah Nomor 11 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tabanan Tahun 2012-2032 dapat dijabarkan sebagai berikut.
8
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015 1. Tujuan dan Kebijakan Penataan Ruang Kabupaten Tabanan Tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Tabanan merupakan arahan perwujudan ruang wilayah kabupaten Tabanan yang ingin dicapai pada masa yang akan datang (20 tahun). Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten Tabanan dirumuskan berdasarkan visi dan misi pembangunan wilayah Kabupaten Tabanan, karakteristik wilayah Kabupaten Tabanan, isu strategis dan kondisi objektif yang diinginkan. Dengan demikian tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Tabanan adalah: Mewujudkan pemerataan pengembangan wilayah kabupaten yang hijau, lestari, aman dan berkelanjutan sebagai penyangga lingkungan, kebudayaan dan perekonomian Bali yang berbasis budaya agraris, berdaya saing dan terintegrasi dengan kepariwisataan dan sistem Kawasan Perkotaan Sarbagita sebagai Kawasan Strategis Nasional guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Berdasarkan tujuan tersebut di atas, maka RTRW Kabupaten menjadi pedoman untuk: a.
penyusunan rencana pembangunan jangka panjang daerah;
b.
penyusunan rencana pembangunan jangka menengah daerah;
c.
pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah kabupaten;
d.
perwujudan
keterpaduan,
keterkaitan,
dan
keseimbangan
perkembangan
antarwilayah kabupaten, serta keserasian antar sektor; e.
penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi;
f.
penataan ruang kawasan strategis kabupaten; dan
g.
penataan ruang wilayah kecamatan.
Kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten Tabanan dikembangkan untuk mewujudkan tujuan penataan ruang meliputi: 1.
pemerataan pengembangan wilayah sesuai karakter dan potensi wilayah yang berkelanjutan;
2.
pengintegrasian pusat-pusat pelayanan wilayah yang merata, berhierarki dan terintegrasi dengan Kawasan Perkotaan Sarbagita dan kawasan perdesaan;
3.
peningkatan aksesibilitas antar wilayah, antar kawasan perkotaan dan antar kawasan perdesaan;
9
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015 4.
peningkatan jangkauan pelayanan sistem jaringan prasarana wilayah untuk mendukung
peningkatan
produktivitas
dan
pemerataan
pelayanan
kepada
masyarakat; 5.
pengembangan Tabanan yang hijau, lestari dan aman sebagai penyangga lingkungan alam Bali;
6.
pemantapan budaya agraris melalui pengembangan potensi pertanian yang berdaya saing sebagai penyangga budaya dan perekonomian;
7.
pengembangan pariwisata terintegrasi berbasis ekowisata; dan
8.
pengembangan kegiatan budi daya untuk menunjang aspek pertahanan dan kemananan negara.
2. Rencana Struktur Ruang Sistem pusat pelayanan wilayah Kabupaten Tabanan merupakan bagian dari sistem Kawasan Perkotaan Sarbagita sebagai Kawasan Strategis Nasional dan wilayah kabupaten di luar sistem Kawasan Perkotaan Sarbagita. Rencana struktur ruang wilayah kabupaten meliputi: a. sistem pusat pelayanan yang meliputi : (1) sistem perkotaan; dan (2) sistem perdesaan.
b. sistem jaringan prasarana wilayah, yang meliputi : (1) sistem jaringan prasarana utama; dan (2) sistem jaringan prasarana lainnya.
Sistem jaringan prasarana utama meliputi sistem jaringan transportasi sedangkan Sistem jaringan prasarana lainnya meliputi: a. sistem jaringan energi/ kelistrikan; b. sistem jaringan telekomunikasi; c. sistem jaringan sumber daya air; dan d. sistem jaringan prasarana pengelolaan lingkungan.
10
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015 Selain itu seluruh kecamatan, kawasan perkotaan, dan kawasan perdesaan di Kabupaten Tabanan akan diatur lebih lanjut dalam Rencana Detail Tata Ruang (RDTR). Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Tabanan digambarkan dalam peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Tabanan seperti ditampilkan pada Gambar 2.2. Rencana sistem jaringan prasarana pengelolaan lingkungan menurut RTRW Kabupaten Tabanan terdiri atas: a. sistem penyediaan air minum (SPAM); b. sistem pengelolaan persampahan; c. sistem pengolahan air limbah; d. sistem jaringan drainase.
11
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
Sumber : RTRW Kabupaten Tabanan 2012-2032 Peta 2.2 Rencana Struktur Ruang Kabupaten Tabanan
12
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015 A. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) pemanfaatan air permukaan, mata air (MA) dan air tanah sebagai sumber air baku untuk air minum terdiri atas: a)
Bagian dari SPAM Sarbagitaku merupakan kerangka kerja sama pengelolaan air baku dan air minum secara terpadu lintas wilayah di Kawasan Bali Selatan yang juga melayani sebagian wilayah Kabupaten, pada pemanfaatan Sistem Barat atau Sistem Penet;
b)
SPAM kawasan perkotaan dengan sistem perpipaan meliputi: 1. SPAM Kawasan Perkotaan Tabanan di Kecamatan Tabanan dan Kecamatan Kediri; 2. SPAM Kawasan Perkotaan Lalanglinggah di Kecamatan Selemadeg Barat; 3. SPAM Kawasan Perkotaan Bajera di Kecamatan Selemadeg; 4. SPAM Kawasan Perkotaan Sembunggede di Kecamatan Kerambitan; 5. SPAM Kawasan Perkotaan Marga di Kecamatan Marga; 6. SPAM Kawasan Perkotaan Baturuti di Kecamatan Baturiti; 7. SPAM Kawasan Perkotaan Penebel di Kecamatan Penebel; 8. SPAM Kawasan Perkotaan Pupuan di Kecamatan Pupuan; 9. SPAM Kawasan Perkotaan Candikuning di Kecamatan Baturiti; dan 10. SPAM Kawasan Perkotaan Kerambitan di Kecamatan Kerambitan.
c)
SPAM kawasan perdesaan dengan sistem perpipaan maupun bukan perpipaan meliputi: 1. SPAM Kawasan perdesaan Kecamatan Tabanan; 2. SPAM Kawasan perdesaan Kecamatan Kerambitan; 3. SPAM Kawasan perdesaan Kecamatan Kediri; 4. SPAM Kawasan perdesaan Kecamatan Baturiti; 5. SPAM Kawasan perdesaan Kecamatan Penebel; 6. SPAM Kawasan perdesaan Kecamatan Marga; 7. SPAM Kawasan perdesaan Kecamatan Pupuan; 8. SPAM Kawasan perdesaan Kecamatan Selemadeg Barat; 9. SPAM Kawasan perdesaan Kecamatan Selemadeg; dan 10. SPAM Kawasan perdesaan Kecamatan Selemadeg Timur.
13
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015 d)
sumber-sumber mata air (MA) dan air tanah di Kabupaten Tabanan untuk penyediaan air baku untuk air minum baik SPAM kawasan perkotaan maupun SPAM kawasan perdesaan meliputi: 1. MA Gembrong, MA Riang Gede, dan MA Katos di Kec. Penebel; 2. MA Bijidukuh di Kecamatan Selemadeg Barat; 3. MA Tista, dan MA Telepud di Kecamatan Selemadeg Timur; 4. MA Pakung Kidang, MA Arca, dan MA Kikian di Kec. Selemadeg; 5. MA Kesiut dan Krotok, MA Pancoran Panas, dan MA Tibu Ranjang di Kecamatan Kerambitan; 6. MA Mekori, MA Beji Pujungan dan MA Tibu Dalem Kec. Pupuan; 7. MA Gangsang, MA Dedari, dan MA Metaum di Kec. Marga; dan 8. MA Kacagan 1, MA Kacagan 2, SB Candikuning, MA Temacun, MA Tasakan, dan MA Krobokan di Kecamatan Baturiti.
e)
Instalasi Pengolahan Air minum (IPA) meliputi: 1. IPA Nyambu di Kecamatan Kediri; 2. IPA Tukad Sungi di Kecamatan Kediri; 3. IPA Tukad Otan di Kecamatan Selemadeg; dan 4. IPA Lalang Linggah di Kecamatan Selemadeg Barat.
B. Sistem Pengelolaan Persampahan Sistem jaringan persampahan meliputi: a. Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPS) yang tersebar di tiap desa tiap kecamatan pada seluruh wilayah kabupaten; b. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah di TPA Suwung yang berada di wilayah Kota Denpasar sebagai kerangka kerjasama Kawasan Perkotaan Sarbagita; dan c. Peningkatan kualitas pelayanan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah TPA Mandung di Kecamatan Kerambitan dengan luas lahan kurang lebih 5,0 Ha (lima) hektar atau 0,01% (nol koma nol satu) persen dari luas wilayah kabupaten.
14
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015 C. Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem pengolahan air limbah terdiri atas: a. sistem pengolahan air limbah setempat (on site) dilakukan secara individual dengan penyediaan bak pengolahan air limbah atau tangki septik, tersebar di seluruh wilayah; b. sistem pengolahan air limbah terpusat (off site) dengan sistem perpipaan meliputi: 1. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Tabanan melayani Kawasan Perkotaan Tabanan; 2. IPAL Soka melayani Kawasan Efektif Kawasan Pariwisata Soka; 3. IPAL Bedugul melayani Kawasan Efektif KDTWK Bedugul; 4. IPAL Tanah Lot melayani Kawasan Efektif KDTWK Tanah Lot. c. pengembangan jaringan air limbah komunal di kawasan-kawasan padat permukiman.
D. Sistem Jaringan Drainase Sistem drainase meliputi: a. sistem jaringan drainase didasarkan atas kesatuan sistem dan sub sistem tata air meliputi jaringan primer berupa sungai/tukad utama, jaringan sekunder berupa parit atau saluran-saluran yang ada di tepi jalan dan jaringan tersier berupa saluran-saluran kecil yang masuk pada kawasan perumahan; b. sistem jaringan drainase terpadu antara sistem makro dengan sistem mikro mengikuti sistem jaringan yang ada dan daerah tangkapan air hujan (catchment area); c. sistem polder dilengkapi sistem pengendali dan pompa; d. sistem pembuangan air hujan yang terintegrasi mulai dari lingkungan perumahan sampai saluran drainase primer yang dilengkapi bangunan pengontrol genangan, bak penampung sedimen; dan e. jaringan drainase dengan jaringan irigasi dan jaringan air limbah.
15
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015 3. Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Tabanan Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Tabanan meliputi: a. kawasan lindung; dan b. kawasan budi daya. Kawasan lindung meliputi: a. kawasan hutan lindung; b. kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya; c. kawasan perlindungan setempat; d. kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya; e. kawasan rawan bencana alam; f. kawasan lindung geologi; dan g. kawasan lindung lainnya. Kawasan budi daya meliputi: a. kawasan hutan rakyat; b. kawasan peruntukan pertanian; c. kawasan peruntukan perkebunan; d. kawasan peruntukan perikanan; e. kawasan peruntukan pariwisata; f. kawasan peruntukan pertambangan; g. kawasan peruntukan industri; h. kawasan peruntukan permukiman; i. kawasan peruntukan fasilitas penunjang permukiman; dan j.
kawasan pertahanan dan keamanan negara.
Rincian luas rencana pola ruang sebagaimana pada tabel 2.6 dan Rencana pola ruang Kabupaten Tabanan sebagaimana terlihat pada gambar 2.3.
16
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
Sumber : RTRW Kabupaten Tabanan 2012-2032 Peta 2.3 Rencana Pola Ruang Kabupaten Tabanan
17
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015 Sedangkan Rincian luas rencana pola ruang di Kabupaten Tabanan dapat dilihat pada Tabel 2.6 berikut: Tabel 2.6 Rincian Luas Rencana Pola Ruang NO
LUAS (Ha)
JENIS POLA RUANG
A. 1 2 3 4 5 6 B. 1 2
Hutan Lindung Cagar Alam (CA) Taman Wisata Alam (TWA) Danau Beratan Waduk Telaga Tunjung Kaw. Perlindungan Setempat KAWASAN BUDIDAYA Kawasan Permukiman Kawasan Pariwisata Kawasan Daya Tarik Wisata Khusus 3 (KDTWK) 4 Kawasan Budidaya Tanaman Pangan 5 Kawasan Budidaya Hortikultura 6 Kawasan Budidaya Perkebunan 7 Kawasan Peruntukan Hutan Rakyat 8 Jalan, Sungai & Irigasi Total Sumber : RTRW Kabupaten Tabanan 2012-2032
PROSENTASE (%)
8.668 758 543 397 16 752 72.799 11.770 1.065 664 26.264 5.879 14.665 9.511 2.980 83.933
10,33 0,90 0,65 0,47 0,02 0,90 86,73 14,02 1,27 0,79 31,29 7,00 17,47 11,33 3,55 100,00
A. Kawasan Peruntukan Permukiman (1) Rencana pola ruang kawasan peruntukan permukiman merupakan kawasan yang diperuntukan bagi kegiatan permukiman atau didominasi oleh lingkungan hunian yang diarahkan seluas kurang lebih 12.283 Ha (dua belas ribu dua ratus delapan puluh tiga) hektar atau 15% (lima belas) persen dari keseluruhan luas wilayah meliputi: a. kawasan permukiman perkotaan; dan b. kawasan permukiman perdesaan. (2) Kawasan permukiman perkotaan meliputi: a. kawasan permukiman di kawasan perkotaan Tabanan; dan b. kawasan permukiman di kawasan perkotaan yang berfungsi PPK meliputi
kawasan
Lalanglinggah,
perkotaan
Marga,
Megati,
Pupuan,
Bajera,
Sembunggede,
Baturiti,
Penebel,
Candikuning
dan
Kerambitan. 18
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015 (3) Kawasan permukiman perdesaan meliputi seluruh pemusatan permukiman pada desa-desa yang berfungsi PPL dan kawasan perdesaan lainnya.
B. Kawasan Peruntukan Fasilitas Penunjang Permukiman Kawasan peruntukan fasilitas penunjang permukimanmerupakan bagian dari kawasan permukiman baik permukiman perkotaan maupun permukiman perdesaan meliputi: a. fasilitas perdagangan dan jasa; b. fasilitas perkantoran pemerintahan; c. fasilitas pendidikan; d. fasilitas kesehatan; e. fasilitas peribadatan; dan f. fasilitas rekreasi dan olah raga. Fasilitas perdagangan dan jasa meliputi: a. fasilitas perdagangan dan jasa skala pelayanan wilayah seperti pasar wilayah, pusat pertokoan, atau perdagangan modern
yang tersebar di Kawasan
Perkotaan Tabanan, maupun pusat kawasan efektif pariwisata; b. faslitas perdagangan dan jasa skala pelayanan kecamatan seperti pasar kecamatan, kelompok pertokoan, maupun perdagangan modern skala kecamatan tersebar di kawasan perkotaan berfungsi PPK atau kawasan perdesaan berfungsi PPL; dan c. fasilitas perdagangan dan jasa skala pelayanan lokal seperti pasar desa, kelompok pertokoan tersebar di tiap desa atau tiap lingkungan permukiman. Fasilitas perkantoran pemerintahan meliputi: a. fasilitas perkantoran pemerintahan skala wilayah kabupaten yang berada di Kawasan Perkotaan Tabanan yang diarahkan dengan luas lahan kurang lebih 8 Ha (delapan) hektar atau 0,01% (nol koma nol satu) persen dari luas wilayah kabupaten; b. fasilitas perkantoran pemerintahan skala kecamatan yang tersebar di Kawasan Perkotaan Ibukota Kecamatan; dan c. fasilitas perkantoran pemerintahan skala desa/kelurahan yang tersebar di tiap pusat-pusat desa/kelurahan.
19
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015 Fasilitas pendidikan meliputi: a. fasilitas pendidikan tinggi tersebar di Kawasan Perkotaan Tabanan; b. fasilitas
pendidikan
menengah
meliputi
SMP,
SMA
dan
sejenisnya
mempertahankan faslitas yang telah ada dan menambah fasilitas sesuai ketentuan jumlah penduduk pendukung; dan c. fasilitas pendidikan dasar mempertahankan fasilitas yang telah ada dan menambah fasilitas sesuai ketentuan jumlah penduduk pendukung. Fasilitas kesehatan meliputi: a. fasilitas kesehatan pelayanan wilayah dan internasional di Kecamatan Kediri yang diarahkan dengan luas lahan kurang lebih 7 Ha (tujuh) hektar atau 0,01% (nol koma nol satu) persen dari luas wilayah kabupaten; dan b. fasilitas kesehatan skala pelayanan kecamatan meliputi Puskemas, Puskesmas Pembantu, Klinik Bersalin yang tersebar di seluruh kecamatan di wilayah kabupaten. Fasilitas Peribadatan dikembangkan dengan mempertahankan fasilitas peribadatan yang telah ada yang tersebar di seluruh kecamatan di wilayah kabupaten dan pengembangan fasilitas peribadatan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Fasilitas rekreasi dan olah raga meliputi: a. taman-taman kota sebagai bagian dari ruang terbuka hijau kota terdiri atas taman lingkungan perumahan, taman skala banjar, taman skala desa, taman skala kecamatan dan taman skala kota; b. lapangan umum atau lapangan olah raga skala banjar, skala desa, skala kecamatan dan skala kabupaten atau skala kota; dan c. lapangan olah raga skala kecil seperti lapangan volley, basket, bulu tangkis, futsal, tenis dan lainnya tersebar di dalam kawasan pemukiman.
20
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015 2.2 Kemajuan Pelaksanaan SSK a. Air limbah domestik Kemajuan pelaksanaan SSK untuk sub-sektor air limbah domestik dapat dilihat pada Tabel 2.7 berikut ini:
Tabel 2.7 Kemajuan Pelaksanaan SSK untuk Air Limbah Domestik SSK (periode sebelumnya) Thn 2011 – Thn 2015 Tujuan Sasaran Data dasar* (1) (2) (3) Meningkatkan Terwujudnya 20 unit IPAL kualitas pengelolaan limbah Komunal di 3 lingkungan domestik pada Tahun Kecamatan dengan 2015 pengelolaan limbah RT, limbah industri/UKM, Limbah RS dan Limbah Hotel. Terwujudnya Tangki 50% RT septik yang sesuai mempunyai standar untuk jamban Tangki septik dan MCK pada Tahun yang sesuai 2015 standar kesehatan
SSK (saat ini) Status saat ini (4) 28 unit IPAL Komunal di 2 kecamatan
Catatan: *) Berdasarkan Buku Putih periode sebelumnya **) Perbedaan dari target yang telah ditetapkan (menggunakan data dasar sebagai dasar perhitungannya) b. Pengelolaan persampahan Kemajuan pelaksanaan SSK untuk sub-sektor persampahan dapat dilihat pada Tabel 2.8 berikut ini: Tabel 2.8 Kemajuan Pelaksanaan SSK untuk Persampahan SSK (periode sebelumnya) Thn 2011 – Thn 2015 Tujuan Sasaran Data dasar* (1) (2) (3) Meningkatkan Terwujudnya 80% RT di cakupan pelayanan pengelolaan sampah di Kabupaten persampahan di tiap RT melalui Tabanan
SSK (saat ini) Status saat ini (4)
21
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015 Kabupaten Tabanan.
komposting di Tahun 2014.
Terwujudnya sistem sanitary Landfill di TPA Mandung pada Tahun 2014 Terwujudnya sarana dan prasaana persampahan yang memadai untuk melayani 3 Kecamatan prioritas Terwujudnya SDM pengelola sampah yang berkualitas Terwujudnya pengelolaan sampah berbasis masyarakat di 3 Kecamatan Terwujudnya peningkatan kualitas pengelolaan persampahan pada tahun 2014
mempunyai pengelolaan sampah dengan 3R . Sanitary Landfill
2 kecamatan terlayani
Belum dapat dilaksanakan revitalisasi karena terkendala pengadaan lahan 2 kecamatan terlayani
80% pelayanan sampah
Catatan: *) Berdasarkan Buku Putih periode sebelumnya **) Perbedaan dari target yang telah ditetapkan (menggunakan data dasar sebagai dasar perhitungannya) c.
Drainase perkotaan Kemajuan pelaksanaan SSK untuk sub-sektor drainase perkotaan dapat dilihat pada Tabel 2.9 berikut: Tabel 2.9 Kemajuan Pelaksanaan SSK untuk Drainase Perkotaan SSK (periode sebelumnya) Thn 2011 – Thn 2015 Tujuan Sasaran Data dasar* (1) (2) (3)
Meningkatkan dan mengintegrasikan
SSK (saat ini) Status saat ini (4)
Terwujudnya sistem drainase yang tertata 22
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015 fungsi drainase jalan raya, permukiman dan perumahan pada tahun 2015 untuk mengurangi daerah genangan dan banjir
dengan baik dan tidak menimbulkan genangan di 10 Kecamatan
Peningkatan sarana dan prasarana drainase dan trotoar di wilayah perkotaan Tabanan pada Tahun 2015
90% saluran drainase dibangun
Catatan: *) Berdasarkan Buku Putih periode sebelumnya **) Perbedaan dari target yang telah ditetapkan (menggunakan data dasar sebagai dasar perhitungannya)
23
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015 2.3.
PROFIL SANITASI SAAT INI
A. Air Limbah Domestik (1). Sistem dan infrastruktur Sistem pengolahan air limbah rumah tangga di Kabupaten Tabanan yaitu untuk black water (tinja urine, air penggelontor) umumnya diolah dengan system on site dalam hal ini menggunakan septic tank. Berdasarkan data Profil Kesehatan Tabanan 2014 terdapat 125.222 unit unit jamban keluarga dan ini berarti kepemilikan jamban sudah mencapai 98,80 % dari total KK di Kabupaten Tabanan. Namun demikian, masih perlu dilakukan pendataan yang lebih akurat untuk mengetahui apakah tangki septik yang dipergunakan sudah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) atau aturan yang ada. Sedangkan grey water (limbah cuci dan mandi serta dapur) biasanya tanpa pengolahan dan cenderung langsung dibuang ke sungai ataupun saluran drainase. Dari 32,136 rumah yang diperiksa hanya 54.32% yang memiliki pengolahan limbah dan 93.64% berkondisi sehat.
Untuk pengolahan lumpur tinja telah terbangun Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang menampung limbah rumah tangga yang sudah dilakukan penyedotan lumpur tinja baik dari pemerintah maupun layanan swasta. Sejak tahun 2015 Pemerintah Kabupaten Tabanan mendapatkan bantuan teknis secara intensif
untuk program “Percontohan Pengelolaan Lumpur Tinja dan Peningkatan
Kapasitas” dari Water and Sanitation Programme (WSP)-The World Bank. Lingkup bantuan teknis yang diberikan meliputi : 1. Pemetaan pengelolaan lumpur tinja dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (ICT). 2. Identiikasi area pelayanan penyedotan secara terjadwal 3. Perkuatan kerjasama dengan sektor swasta 4. Pengembangan kemungkinan penggunaan lumpur tinja kering hasil pengolahan lumpur tinja sebagai alternati pupuk organik 5. Bantuan perbaikan disain dan operasi IPLT 6. Identiikasi kebutuhan perbaikan atau perubahan peraturan daerah
24
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015 Bantuan teknis ini akan dijadikan rintisan bagi pengembangan program Layanan Lumpur Tinja Terjadwal (LLTT) yang tentunya akan memberikan kontribusi bagi penyehatan lingkungan dan juga pendapatan daerah serta peningkatan pelayanan dari sektor swasta. Sedangkan untuk kondisi existing sub-sektor air limbah sebagai berikut: NO
URAIAN
I
PERATURAN DAN STUDI TEKNIS PERDA No. 19 Tahun 2011 Peraturan Bupati No. 3 Tahun 2012
Peraturan Bupati No. 22 Tahun 2013
II
III
Peraturan Bupati Nomor 36 Tahun 2014 Masterplan Air Limbah KONDISI UMUM Jumlah KK yg memiliki jamban sehat Persentase KONDISI SARANA DAN PRASARANA 1. IPAL/IPLT Tahun Pendirian Lokasi Luas Kapasitas Jumlah Armada Truk Tinja 2. IPAL KOMUNAL Jumlah IPAL komunal Jumlah KK yang dilayani IPAL komunal jumlah jiwa terlayani IPAL komunal (jiwa) 3. MCK ++
KONDISI EXISTING SUB SEKTOR AIR LIMBAH Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus Tata Laksana Perijinan dan Pengawasan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun serta Pengawasan Pemulihan Akibat Pencemaran Limbah Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun 2011 tentang Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus Pembentukan UPTD Pengolahan Sampah dan Lumpur Tinja 2014 125.222 unit 98,80 %
1 unit 1996 Desa Sembung Gede, Kec. Kerambitan 0,5 Ha 27,4 (m3/hari) 5 unit ( 1 unit=Pemda dan 4 unit=swasta) 28 unit 1240 KK 4400 orang 4 unit
Infrastruktur air limbah domestik di Kabupaten Tabanan terdiri dari : 1) Jamban Keluarga dengan tangki septik
25
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015 Prasarana jamban keluarga umumnya diupayakan secara mandiri oleh masyarakat. Demikian juga untuk pemeliharaannya dilakukan secara swadaya oleh masyarakat. Untuk beberapa penduduk yang tergolong miskin, yang mendapat bantuan bedah rumah akan langsung dibangunkan jamban untuk memberikan rumah yang layak huni tidak saja secara fisik namun juga dari segi kesehatan lingkungan. Selain itu di beberapa tempat dilaksanakan pengadaan jamban yang bekerja sama dengan TNI dalam pembangunannya. masih diupayakan oleh masyarakat itu sendiri, hanya sebagian kecil yang merupakan sumbangan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan sedangkan untuk pengelolaan jamban keluarga menjadi tanggung jawab penduduk pengguna. 2) Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) merupakan suatu sistem untuk menampung dan menyalurkan air limbah dari dapur, kamar mandi, jamban dan atau tangki septik yang berfungsi sebagai wadah pengumpul dengan sebuah pipa pembuangan atau sebagai unit pengolahan yang berhubungan langsung dengan tanah. 3) IPAL Komunal Pembangunan IPAL Komunal di Kabupaten Tabanan pertama kali dilaksanakan pada tahun 2007. Sampai dengan tahun 2013, terdapat 22 unit Ipal Komunal yang sudah terbangun baik dari dana DAK, dana reguler dan dana hibah. Dengan adanya penambahan pembangunan sebanyak 6 unit di tahun 2014, total jumlah ipal komunal yang terbangun menjadi 28 unit yang menjadikan KabupatenTabanan dengan IPAL Komunal terbanyak di Provinsi Bali.
Dari beberapa IPAL Komunal yang terbangun bahkan ada yang cukup sering mendapat kunjungan dan mendapat penghargaan baik di tingkat daerah maupun nasional. Pembangunan IPAL komunal cukup diminati oleh masyarakat Tabanan, dimana dapat dilihat dari banyaknya peminatan akan pembangunan ipal komunal. Walaupun keterbatasan lahan terkadang menjadi kendala akan pembangunan IPAL Komunal namun masyarakat menyiasatinya dengan menggunakan badan jalan sebagai lokasi IPAL Komunal. Sebagai gambaran dapat dilihat pada Gambar 2.4 berikut ini:
26
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
Gambar 2.4 Pembangunan IPAL Komunal
Pada tahun 2012, Kabupaten Tabanan mendapat hibah dari JICA (Japan International Coperation Agency) yang dilaksanakan oleh APEX (Asian People’s Exchange)
27
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015 untuk pembangunan IPAL Komunal, dan akan dilakukan pembangunan yang kedua di tahun 2015. Pernyataan kerjasama sebagaimana pada lampiran 2. Adapun unit IPAL yang dibangun menggunakan sistem kombinasi aerobik dan anaerobik, dengan penambahan rotor dengan tenaga listrik dimana efluent yang dihasilkan lebih bagus dibandingkan dengan sistem IPAL yang umum digunakan.
B. IPLT MANDUNG Kondisi existing IPLT Mandung sebagai berikut: 1.
Operasional tahun 1995/1996
2.
Luas : 5.000 m2
3.
Letak : Banjar Mandung, Desa Sembung Gede, Kec. Kerambitan, Kab. Tabanan
4.
Jaraknya ± 8 km ke arah barat dari pusat kota Tabanan
5.
Sistem operasional : Imoff Tank (1996-2011) SSC (Solid Separation Chamber) (2011-sekarang)
6.
Kapasitas : 27,4 (m3/hari)
7.
Jumlah armada yang ada baik pemerintah dan swasta yaitu 5 unit yang terdri dari 1 unit dari Pemda dan 4 unit dari swasta.
Sedangkan aktifitas di IPLT Mandung seperti Gambar 2.5 berikut:
28
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
Gambar 2.5 Aktifitas di IPLT Mandung
29
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015 Diagram sistem sanitasi (DSS) air limbah domestik yang ada di Kabupaten Tabanan sebagai berikut:
Gambar 2.6 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik
Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik di Kabupaten Tabanan yaitu untuk black water (tinja urine, air penggelontor) umumnya diolah dengan system on site dalam hal ini menggunakan septic tank. Untuk selanjutnya dilakukan pengurasan pada waktu tertentu dan selanjutnya diolah di IPLT. Selain itu di beberapa banjar sudah terbangun IPAL Komunal dimana digunakan untuk penampungan air limbah untuk rumah tangga dengan skala 50-100 KK. Untuk selanjutnya dilakukan pengurasan dalam kurun waktu -/+ 4 tahun untuk dibuang dan diolah di IPLT. Namun tidak dapat dipungkiri juga masih ada masyarakat yang melakukan Buang Air Besar Sembarangan (BABS) dimana umumnya dilakukan di daerah kumuh dan perdesaan dan ada juga yang dilakukan karena kebiasaan yang sulit untuk diubah. Prilaku ini akan mencemari lingkungan dimana akan langsung mencemari sungai atau lingkungan di sekitarnya.
30
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015 Adapun cakupan akses dan sistem layanan air limbah domestiki per kecamatan dan Kondisi Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik dapat dilihat pada tabel 2.10 berikut : Tabel 2.10 Cakupan Layanan Air Limbah Domestik saat ini di Kabupaten Tabanan Sanitasi tidak layak
Sanitasi Layak Sistem Onsite
BABS *
No
Nama Kecamatan
(KK)
(i) A. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Sistem Offsite Sistem Berbasis Komunal
Cubluk* **, jamban tidak aman** (KK)
Cubluk aman/ Jamban keluarg a dgn tangki septik aman (KK) (v)
MCK /Jamban Bersama (KK)
MCK Komunal **** (KK)
Tangki Septik Komuna l > 10 KK (KK)
IPAL Komun al (KK)
Skala Kawasan / terpusat Sambunga n Rumah yg berfungsi (KK)
(ii) (iii) (iv) (vi) (vii) (viii) (ix) (x) Wilayah Perdesaan Selemadeg 434 0 2.187 1.459 0 0 0 Kerambitan 71 26 4.607 387 0 0 0 Tabanan 145 146 5.370 795 0 0 242 Kediri 58 291 7.319 133 0 0 0 Marga 42 0 5.102 1.326 0 0 0 Baturiti 77 0 7.245 1.570 0 0 0 Penebel 799 603 7.924 1.745 0 0 0 Pupuan 267 265 8.147 1.182 0 0 0 Selemadeg 0 0 4.049 973 0 0 0 Barat 10 Selemadeg 210 106 4.847 891 0 0 0 Timur B. Wilayah Perkotaan 1 Selemadeg 48 0 997 354 0 0 0 2 Kerambitan 63 491 3.955 409 0 0 0 3 Tabanan 67 1 7.487 1.738 0 0 698 4 Kediri 235 254 9.428 847 0 0 506 5 Marga 22 0 4.040 513 0 0 0 6 Baturiti 20 0 3.586 829 0 0 0 7 Penebel 94 68 916 521 0 0 0 8 Pupuan 7 0 645 161 0 0 0 9 Selemadeg 0 0 433 93 0 0 0 Barat 10 Selemadeg 0 0 0 0 0 0 0 Timur * Yang termasuk BABS: BAB langsung di kebun, kolam, laut, sungai, sawah/ladang, dsb. ** Tidak Aman: tangki septik tidak sesuai kriteria SNI atau tidak mempunyai tangki septik sama sekali ***Cubluk dikategorikan tidak aman bila dibangun di area dengan kepadatan > 50 orang/Ha dan jarak terhadap sumber air bersih yg bukan perpipaan < 10 m.
31
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015 ****MCK Komunal: cakupan layanan 10 – 200 KK baik dengan tangki septik, biofilter dan dapat dilengkapi dengan biodigester. Termasuk didalamnya toilet bergerak (mobile toilet).
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa Cakupan Layanan Air Limbah Domestik saat ini di Kabupaten Tabanan menggunakan sistem onsite dan off site. Sistem onsite dengan Cubluk, jamban tidak aman, Cubluk aman/ Jamban keluarga dgn tangki septik aman dan MCK /Jamban Bersama yang tersebar di seluruh kecamatan. Sedangkan untuk sistem offsite yaitu dengan menggunakan IPAL Komunal dimana sudah 1446 KK terlayani yang tersebar di perdesaan Tabanan dan perkotaan Tabanan dan Kediri. Namun demikian, masih terdapat masyarakat yang memiliki prilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS). Kondisi prasarana dan sarana pengelolaan air limbah domestik dapat dilihat pada Tabel 2.11 berikut: Tabel 2.11 Kondisi Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik Satuan No
Jenis
(i) (ii) (iii) SPAL Setempat (Sistem Onsite) 1 Berbasis komunal - MCK Komunal Unit 2. Truk Tinja Unit/M3 3 IPLT : kapasitas M3/hari SPAL Terpusat (Sistem Offsite) 1 Berbasis komunal - Tangki septik Unit komunal >10KK - IPAL Komunal 2
IPAL Kawasan/Terpusat - kapasitas - sistem
Unit
(iv)
Kondisi Berfungsi Tdk berfungsi (v) (vi)
0 1/3,5M3 27,4
Berfungsi Berfungsi
-
-
-
-
-
Berfungsi
-
-
-
-
-
Tidak Ada
-
-
-
-
Jumlah/ Kapasitas
0 28/60 M3
M3/hari
Keterangan
(vii)
IPLT: Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja IPAL: Instalasi Pengolahan Air Limbah
Kondisi Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik dimana untuk SPAL Setempat (Sistem Onsite) jenis prasarana yang ada yaitu Truk Tinja yang dimiliki 1 unit dengan kapasitas 3,5M3 dan IPLT dengan kapasitas 27,4 m3/hari masih berfungsi dengan baik.
32
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015 Sistem yang digunakan dalam IPLT menggunakan : •
Kolam SSC (4 unit),
•
Kolam Pengering (2 Unit),
•
Kolam Anaerobik (2 Unit),
•
Kolam Fakultatif (2 Unit),
•
Kolam Maturasi (2 Unit) Sedangkan untuk SPAL Terpusat (Sistem Offsite) masyarakat terlayani dengan IPAL
Komunal yang berjumlah 28 unit dengan kapasitas 60 m3 semuanya rata-rata berfungsi dengan baik. Adapun Cakupan Akses dan Sistem Layanan Air Limbah Domestik per Kecamatan dapat dilihat pada gambar 2.7 berikut:
33
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
Peta 2.7 Cakupan Akses dan Sistem Layanan Air Limbah Domestik per Kecamatan
34
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015 Sedangkan sebaran lokasi IPAL Komunal yang ada di Kabupaten Tabanan dapat dilihat pada gambar 2.8 berikut:
Peta 2.8 Sebaran lokasi IPAL Komunal di Kabupaten Tabanan
Dari peta tersebut dapat digambarkan bahwa hampir seluruh kecamatan masih terdapat perilaku BABS yang berkisar antara 0-8,79 % yang terendah di Kecamatan Selemadeg Barat dan Tertinggi di Selemadeg,. Demikian juga untuk sistem setempat (onsite) umumnya sudah banyak digunakan oleh masyarakat di seluruh kecamatan yang berkisar antara 87-99 % dari populasi yaitu terrendah di kecamatan Tabanan dan tertinggi 35
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015 di Baturiti. Namun demikian seperti halnya di Kecamatan Tabanan, untuk akses onsite lebih rendah dari kecamatan lainnya tetapi sudah dilayani pula oleh sistem komunal dimana hal ini masih terpusat di Kecamatan Tabanan dan Kediri. Untuk Kecamatan Tabanan sudah mencakup 15% dari populasi dan Kecamatan Kediri sudah mencakup 6% dari populasi. (2) Kelembagaan dan Peraturan Kelembagaan yang bertanggung jawab dalam pengelolaan air limbah di Kabupaten Tabanan terdiri dari 3 (tiga) institusi yaitu : 1. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Tabanan yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dan pembinaan 2. UPT Persampahan dan Pengelolaan Lumpur Tinja sesuai tupoksi-nya bertanggung jawab terhadap operasional IPLT. 3. Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tabanan adalah institusi yang melaksanakan penyediaan sistem air limbah skala komunal dan pembinaan terhadap KSM yang telah memiliki IPAL Komunal. Adapun peraturan terkait pengelolaan air limbah di Kabupaten Tabanan meliputi : 1. Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun 2011 tentang Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus 2. Peraturan Bupati No. 3 Tahun 2012 tentang Tata Laksana Perijinan dan Pengawasan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun serta Pengawasan Pemulihan Akibat Pencemaran Limbah 3. Peraturan Bupati No. 22 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun 2011 tentang Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus 4. Peraturan Bupati Nomor 36 Tahun 2014 tentang Pembentukan UPTD Pengolahan Sampah dan Lumpur Tinja b. Persampahan (1) Sistem dan infrastruktur SISTEM PERSAMPAHAN Sistem pengelolaan persampahan di Kabupaten Tabanan dilakukan bersinergi antara pemerintah dan masyarakat. 36
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015 Secara umum cakupan pelayanan per sampah di Kabupaten Tabanan oleh DKP baru mencapai 28,57 %, dan baru menjangkau 2 kecamatan dan fasilitas umum seperti pasar. Wilayah yang sudah mendapat pelayanan persampahan dari pemerintah daerah meliputi kecamatan Kediri dan kecamatan Tabanan, di 8 Desa yaitu : Desa Delod Peken, Dajan Peken, Dauh Peken, Bongan, Denbantas, Banyar Anyar, Kediri dan Abiantuwung. Sedangkan fasilitas umum berupa pasar yang terlayani yaitu Pasar Kediri, Pasar Tabanan, Pasar Dauhpala dan Pesiapan, Pasar Marga, Pasar Penebel, Pasar Baturiti, Pasar Candi Kuning, Pasar Kerambitan, Pasar Bajera. Fasilitas umum lainnya yaitu melayani pengangkutan sampah di Obyek Pariwisata Tanah Lot. Keterbatasan pemerintah dalam menyediakan pelayanan persampahan disebabkan masih terbatasnya sarana dan prasarana yang dimiliki mengingat luasnya jangkauan layanannya. Volume sampah yang mampu ditangani dan dikelola oleh pemerintah daerah sampai saat ini, rata-rata per-harinya baru sebanyak 345 m3 dari total timbulan sampah Kabupaten Tabanan sebesar 625 m3/hari. Jumlah volume sampah yang terangkut ke TPA sebesar 345 m3/hari. Di samping pengelolaan persampahan yang dilakukan oleh pemerintah melalui Dinas Kebersihan dan Pertamanan, masyarakat khususnya di perkotaan sudah mulai menunjukkan keperdulian untuk melakukan pengolahan sampah secara mandiri dimana dapat dilihat dengan terbentuknya bank-bank sampah yang dibentuk dan dikelola secara mandiri oleh masyarakat. Dari pengelolaan ini masyarakat baik ibu rumah tangga dan anak-anak sudah melakukan pemilahan di tingkat rumah tangga untuk kemudian dilakukan pengumpulan/penyetoran dalam 1-2 kali sebulan untuk selanjutnya sampah yang masih memiliki nilai ekonomis dijual yang menjadi penghasilan tambahan bagi warga.Untuk pengurangan sampah dengan adanya pengolahan tersebut mencapai 101 m3/hari atau sekitar 8 % dari total timbulan sampah. Perintisan pembentukan bank sampah di Kabupaten Tabanan tidak terlepas dari upaya Pemerintah Daerah dalam penanganan persampahan yaitu dengan meluncurkan program unggulam Gemah Ripah yaitu singkatan dari Gerakan Masyarakat Mandiri Perduli Sampah. Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan unggulan dengan melakukan sosialisasi mengenai persampahan dengan mengarahkan akan pembentukan bank sampah. Sosialisasi disampaikan oleh dinas teknis terkait, pihak swasta yang perduli sampah yaitu PT. Enviro Pallet, LSM yang aktif dalam pengelolaan lingkungan. 37
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015 Selain itu diberikan juga bantuan prasarana persampahan untuk masyarakat. Kegiatan ini dilaksanakan setiap tahun mulai tahun 2013 dan sampai dengan tahun 2015 sudah seluruh kecamatan mendapatkan pembinaan, untuk selanjutnya akan dilaksanakan pembinaan di tingkat yang lebih kecil skala banjar untuk lebih memicu masyarakat dalam pengolahan sampah secara mandiri. Selain itu, Kabupaten Tabanan menjadi bagian dari kerjasama persampahan SARBAGITA. Kerjasama tersebut berupa pengelolaan sampah terpadu yang berlokasi di TPA Suwung-Depasar. Volume sampah yang perlu diangkut sesuai wilayah pelayanan untuk kabupaten Tabanan rata-rata 60 truk setiap minggu. Kerjasama ini baru dapat kita penuhi mulai September 2008 yang ditarget sebanyak 25 truk per hari. Kemampuan Kabupaten Tabanan baru dapat memenuhi target tersebut mulai bulan September 2008 sampai Desember 2008 sebanyak 10 truk per hari. Karena keterbatasan anggaran maka tahun berikutnya Kabupaten Tabanan baru mampu hanya 2 truk per hari.
INFRASTRUKTUR PERSAMPAHAN 1. Tempat Pengolahan Akhir (TPA) TPA DI Kabupaten Tabanan terletak di Dusun Mandung, Desa Sembung Gede, Kecamatan Kerambitan Kabupaten Tabanan. Adapun luasannya mencapai 2,575 Ha. TPA di Kabupaten Tabanan sudah ada sejak tahun 1995 dimana kondisi TPA di Kabupaten Tabanan sudah overload sementara pengadaan lahan masih menjadi kendala. Upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan penataan dan pengelolaan yang sudah mengarah pada controlled landfill dengan melakukan penimbunan sampah secara berkala. Kondisi disekitar area TPA Mamdung dapat dilihat pada Gambar 2.9 berikut:
38
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
Gambar 2.9 Kondisi TPA Mandung Adapun sistem pengelolaan persampahan di Kabupaten Tabanan sebagaimana penjelasan dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.10 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan
39
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015 Sampah yang terdiri dari sampah organik dan anorganik umumnya langsung dibuang di penampung sementara seperti tempat penampungan sementara, gerobak, container untuk selanjutnya diangkut langsung ke TPA. Beberapa warga sudah juga melakukan pemilahan yaitu antara sampah organik dan anorganik dimana untuk sampah organik akan dibuang atau dilakukan pengomposan dan untuk sampah anorganik akan dijual atau di daur ulang. Timbunan sampah per kecamatan dapat dilihat pada Tabel 2.12 berikut: Tabel 2.12 Timbunan Sampah per Kecamatan Jumlah Penduduk Nama Kecamatan
Selemadeg Kerambitan Tabanan Kediri Marga Baturiti Penebel Pupuan Selemadeg Barat Selemadeg Timur
Wilayah Wilayah Perdesaan Perkotaan orang 16.327 20.324 25.821 17.890 25.875 35.580 44.278 39.443 20.098 24.215
orang 5.593 19.693 44.688 60.423 18.294 17.738 6.402 3.250 2.101
Volume Timbulan Sampah Total
Wilayah Perdesaan
Wilayah Perkotaan
Total
orang (%) (M3/hari) (%) (M3/hari) (%) (M3/hari) 21.920 76 40,8 24 14 100 54,8 40.017 51 50,8 49 49,2 100 100 70.509 35 64,6 65 111,7 100 176,3 78.313 23 44,7 77 151 100 195,7 44.169 59 64,7 41 45,7 100 110,4 53.318 73 88,9 27 44,3 100 133,2 50.680 86 110,7 14 16 100 126,7 42.693 94 98,6 6 8,1 100 106,7 22.199 91 9 5,2 100 55,4 50,2
0 24.215 100
60,5
0
0 100
60,5
Sebagaimana diketahui bahwa kecamatan dengan populasi terbanyak di Kabupaten Tabanan yaitu Tabanan dan Kediri sehingga jumlah timbulan sampah tertinggi didominasi oleh 2 (dua) kecamatan ini yaitu mencapai 195,7 m3/hari untuk Kecamatan Kediri dan 176,3 m3/hari untuk Kecamatan Tabanan. Cakupan akses dan sistem layanan persampahan per kecamatan dapat dilihat pada Tabel 2.13 berikut:
40
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015 Tabel 2.13 Cakupan Akses dan Sistem Layanan Persampahan per Kecamatan 3R Nama Kecamatan
Selemadeg Kerambitan Tabanan Kediri Marga Baturiti Penebel Pupuan Selemadeg Barat Selemadeg Timur
Wilayah Wilayah Total perdesaan perkotaan (%) (M3) (%) (M3) (%) (M3) 0,00 0,00 20,00 5,56 20,00 5,56 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 20,00 15,01 20,00 15,01 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 8,00 7,64 8,00 7,64 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Volume sampah yg terangkut ke TPA Wilayah Perkotaan (%) (M3) 10,47 6,00 5,84 6,00 48,50 85,12 19,20 39,27 5,23 6,00 4,40 6,00 4,52 6,00 0,00 0,00 10,29 6,00 9,45 6,00
Total (%) (M3) 10,47 6,00 5,84 6,00 48,50 85,12 19,20 39,27 5,23 6,00 4,40 6,00 4,52 6,00 0,00 0,00 10,29 6,00 9,45 6,00
Sedangkan kondisi prasarana dan sarana persampahan yang ada di Kabupaten Tabanan dapat dilihat pada Tabel 2.14 berikut : Tabel 2.14 Kondisi Prasarana dan Sarana Persampahan
N o
(i) 1
2
Jenis Prasarana / Sarana
(ii)
Satuan
(iii)
Jumlah / luas total terpak ai
(iv)
Pengumpulan Setempat - Gerobak Unit 34 - Becak/Becak Unit Motor - Kendaraan Unit 20 Pick Up Tempat Penampungan Sementara (TPS) - Bak sampah (beton/kayu/fi Unit ber) - Container Unit 30 - Bin Container Unit 15 - Transfer Depo Unit 6
Kapasita s / daya tampun g*
Ritas i /har i
M3 (v)
6
(vi)
1
Keterangan **
Kondisi
Bai k (vii )
Rusa k ringa n (viiii)
Rusa k Berat (ix)
(x)
√
-
-
-
√
-
-
-
6
2
√
-
-
-
10
1
√
-
-
41
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
N o
3.
4
5
Jenis Prasarana / Sarana
- Beton/Batako - Transfer Stasiun - SPA (Stasiun Peralihan Antara) Pengangkutan - Dump Truck - Truk Bak terbuka Non Hidrolik - Arm Roll Truck - Compactor Truck - Truk Sampah Terpilah Pengolahan Sampah - Sistem 3R - Incinerator TPA/TPA Regional Konstruksi:lahan urug saniter/lahan urug terkendali/ penimbunan terbuka Operasional:laha n urug saniter/lahan urug terkendali/ penimbunan terbuka
Satuan
Jumlah / luas total terpak ai
Kapasita s / daya tampun g*
Ritas i /har i
M3
Keterangan **
Kondisi
Bai k
Rusa k ringa n
Rusa k Berat
Unit
95
Unit
-
-
-
-
-
-
-
Unit
-
-
-
-
-
-
-
Unit
9
Unit
4
Unit
7
-
-
-
√
Unit Unit
1
unit unit
3 -
-
-
√ -
1
- Luas total TPA yg terpakai
Ha
2,575
-
- Luas sel
Ha
-
-
-/+ 20th UPT Pengolahan Sampah dan Lumpur Tinja
42
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
N o
6
7
Jenis Prasarana / Sarana
Satuan
Jumlah / luas total terpak ai
Kapasita s / daya tampun g*
Ritas i /har i
M3
Keterangan **
Kondisi
Bai k
Rusa k ringa n
Rusa k Berat
Landfill - Daya tampung (M3/har 286 TPA i) Alat Berat - Bulldozer unit - Whell/truck unit loader - Excavator / unit 1 backhoe - Truk tanah unit IPL: Sistem kolam/aerasi/….. Hasil pemeriksaan lab (BOD dan COD): - Efluen di Inlet - Efluen di Outlet IPL: Instalasi Pengolahan Lindi *daya tampung TPA : m3/tahun **Beri keterangan mengenai umur dan lembaga pengelola
Kondisi Prasarana dan Sarana Persampahan di Kabupaten Tabanan umumnya berfungsi dengan baik dimana untuk pengumpulan sementara ditampung dengan gerobak (34 unit) dan pick up (20 unit). Untuk pengangkutan dilayani dengan dump truck (9 unit), truk terbuka non hidrolik (4 unit), arm roll (7unit) dan truk sampah terpilah (1unit) yang semua masih layak untuk digunakan walaupun dengan usia yang cukup tua dan sudah perlu untuk dilakukan peremajaan. Adapun pengolahan sampah melalui TPS 3 R sudah terbangun sebanyak 3 unit dan berfungsi baik. Kondisi TPA dengan luas 2,575 HA dengan daya tamping 286 m3hari. sudah dalam berumur -/+ 20 tahun yang dalam kondisi overload dan mendesak untuk segera dilakukan perluasan dan revitalisasi TPA. Pegelolaannya sendiri sudah dilakukan pemisahan antara regulator dan operator dimana dikelola oleh UPT Pengolahan Sampah dan Lumpur Tinja.
43
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015 Peralatan yang tersedia di TPA juga masih sangat terbatas dimana hanya tersedia Excavator yang berjumlah 1 (satu) unit. Cakupan Akses dan Sistem Layanan Persampahan per Kecamatan dapat dilihat pada Gambar 2.11 berikut:
44
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
Peta 2.11 Cakupan Akses dan Sistem Layanan Persampahan per Kecamatan 45
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015 Dari peta di atas dapat diketahui bahwa untuk pelayanan persampahan baru mencapai 0,35-9,36 % dari populasi untuk kecamatan yang ada di Kabupaten Tabanan yang bervariasi yaitu pelayanan yang berbasis masyarakat, layanan langsung, layanan tak langsung dan sistem 3 R. Pelayanan persampahan masih terfokus di perkotaan yaitu di 2 (dua) kecamatan yaitu Tabanan dan Kediri serta di obyek-obyek wisata dan pasar-pasar. Untuk kecamatan Tabanan (2) Kelembagaan dan Peraturan
Kelembagaan pengelolaan persampahan di Kabupaten Tabanan yaitu : 1.
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Tabanan memiliki 3 (tiga) bidang yang bertanggung jawab dalam pengelolaan persampahan yaitu Bidang Persampahan, Kebersihan dan Pengangkutan.
2.
UPT Pengolahan Sampah dan Lumpur Tinja selaku operasional dalam pengelolaan TPA di Mandung
Adapun peraturan terkait pengelolaan persampahan di Kabupaten Tabanan yaitu : 1. PERDA No. 20 Tahun 2011 tentang Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan. 2. Peraturan Bupati No. 23 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 20 Tahun 2011 tentang Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan. 3. PERDA No. 6 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga. 4. Peraturan Bupati Nomor 36 Tahun 2014 tentang Pembentukan UPTD Pengolahan Sampah dan Lumpur Tinja. 5. Surat Keputusan Bupati Tabanan Nomor 180/507/04/HK&HAM/2014 tentang Pembentukan dan Penetapan Bank Sampah Kabupaten Tabanan.
c. Drainase Perkotaan
Lokasi genangan dan perkiraan luas genangan (sesuai definisi SPM) pada area terbangun seperti tabel dan peta dibawah ini:
46
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015 Tabel 2.16 Lokasi Genangan dan Perkiraan Luas Genangan Wilayah Genangan No
Lokasi Genangan
Luas (Ha)
1
Perumahan Bukit Sanggulan Indah
1,5
Ketinggia n (M) 50 cm
Lama
Frekuensi
(jam/hari ) 4 jam
(kali/tahun ) 2 kali
Penyebab ***
Infrastruktur* Keteranga Jenis n**
Limpahan pasa Dimensi air hujan, ngan tidak perubaha batu cukup, n fungsi kali perlu saluran dala sodetan dari m saluran kond irigasi ke isi drainase rusak 2 Br. Puseh, 4,85 50 cm 3 jam 2 kali Limpahan Pasa Perlu Desa Kediri air hujan, ngan integrasi saluran batu tersier dan tidak kali sekunder cukup untuk menampu ng air limpahan permuki man *) Infrastruktur dapat terdiri dari saluran drainase (primer dan sekunder) ataupun bangunan pelengkap. Infrastruktur yang terdapat di dalam kawasan genangan. **) Dapat berupa informasi terkait panjang saluran, kapasitas pompa, luas kolam retensi dll yang terdapat di dalam kawasan genangan ***) Merupakan indikasi penyebab dari timbulnya genangan. Indikasi penyebab dapat berasal dari dalam kawasan atau dapat berasal dari luar kawasan namun masih dalam satu sistem drainase. 1) Sistem dan Infrastruktur
Sistem Drainase di Kabupaten Tabanan pada umumnya masih memanfaatkan sungai yang ada dan saluran pengairan yang saat ini telah berkembang menjadi saluran drainase Kota Tabanan. Darinase yang ada saat ini sepanjang 62.901,61 m yang sebagian besar masih dalam Kota dan Ibu Kota Kecamatan dengan kondisi yang kurang memadai. Penanganan drainase perkotaan selama ini dihubungkan dengan saluran drainase utama yang telah ada. Pada titik-titik lokasi tertentu, kawasan perkotaan masih ada genangan akibat luapan/ limpasan yang disebabkan drainase perkotaannya kurang optimal atau tidak sesuai lagi dimensi badan saluran karena tekanan terhadap ruang dan lingkungan untuk kebutuhan perumahan, kawasan jasa dan perdagangan menjadi kawasan terbangun.
47
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015 Secara garis besar kondisi saluran drainase Kota Tabanan banyak yang mengalami endapan, aliran air kurang lancar, kemiringan saluran kurang cocok serta kurang serasinya antara hubungan saluran yang satu dengan yang lainnya, seperti kurang sesuainya tampang basah saluran yang menyeberang / menyilang jalan seperti gorong-gorong dan duiker plat, saluran yang terletak dibawah trotoar kurang kurang dapat terkontrol karena jumlah bak kontrol yang sedikit atau jarak bak kontrol yang terlalu jauh. Pada beberapa ruas jalan ternyata pembuangan air dari jalan ke saluran drainase kurang terpelihara dan juga bahkan tidak memiliki saluran drainase tepi, sehingga pengeringan air dari muka jalan sangat sulit selain hanya dengan penguapan air pada muka jalan saja. Pada lokasi tertentu ada salurannya dari dimensi besar dan kemudian mengecil (saluran tersier), sehingga pada saat hujan dengan curah hujan yang agak tinggi akan menggenagi jalan. Permasalahan yang sering di hadapi adalah kurang optimalnya fungsi drainase yang ada, mengingat banyak kondisi saluran drainase yang tersedia telah rusak sehingga sering terjadinya genangan pada saat musim penghujan. Belum tersedianya master plan sistem drainase di Kabupaten Tabanan juga merupakan kendala dalam pengelolaan drainase secara efektif dan effisien. Selain itu data base drainase seluruh Kabupaten Tabanan masih minim. NO
URAIAN
KONDISI EXISTING SUB SEKTOR AIR LIMBAH
I
PERATURAN DAN STUDI TEKNIS
1 II
Masterplan Drainase KONDISI UMUM Jumlah RT yang dilayani saluran drainase depan rumah Jumlah yang rumahnya tergenang >30 cm selama 2 jam Luas genangan total KONDISI SARANA PRASARANA Jumlah sumur resapan Jumlah biopori
1 2 3 II 1 2 No
1
Sistem Drainase
Saluran Primer
Wilayah Tukad Yeh Nusa, Tukad Yeh Empas, Tukad Penahan, Tukad Yeh Dati, Tukad Yeh Sungi
Jenis Saluran
Alamiah
2012 108.000 KK 520 KK 5 Ha 278 unit 180 unit Kedalam Saluran (m)
15 -20
Lebar (m)
10-15
Operasional dan Pemeliharaan Sistem pengaliran drainase yang digunakan adalah sistem pengaliran gravitasi mengingat topografi Tabanan 48
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
2
Saluran Skeunder
Jurusan Pulau Batam
saluran tertutup dengan bentuk saluran Trapsesium
3
Saluran Tersier
Desa Kediri, Sekitar Jalan Mawar dan Jalan KS Tuban
Saluran terbuka dari Tanah
0,4 - 1
0,5 - 15
yang memungkinkan hal itu terjadi dan ditunjang banyaknya DAS yang juga difungsikan sebagai saluran drainase.
Kondisi sarana dan prasarana drainase perkotaan di Kabupaten Tabanan dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 2.17 Kondisi sarana dan prasarana drainase perkotaan di Kabupaten Tabanan
No
Jenis Prasarana / Sarana
Satuan
(ii)
(iii)
(i)
Bentuk Penampang Saluran*
Dimensi B**
H*** (iv)
Berfungsi (v)
Frekuensi Pemeliharaan Tdk berfungsi (kali/tahun) (vi) (vii)
berfungsi
1
berfungsi
2
Kondisi
Saluran 1
- S. Primer A
m
Alamiah
m
saluran tertutup dengan bentuk saluran Trapsesium Saluran terbuka dari Tanah
- Saluran Sekunder A1
2
.
- Saluran Sekunder A2 Bangunan Pelengkap - Rumah Pompa - Pintu Air - Kolam retensi - Trash rack/ saringan sampah - S. Primer B - Saluran Sekunder B1 Bangunan Pelengkap - Rumah Pompa - Pintu Air - Kolam retensi - Trash rack/ saringan sampah Keterangan:
m
1015 0,5 15
15 20
0,4 1
unit unit unit m m
unit unit unit unit
49
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015 *Bentuk penampang saluran: segi empat atau trapesium **B : lebar dasar saluran ***H: tinggi saluran
Genangan di Kabupaten Tabanan relatif jarang terjadi dikarenakan topografi yang berbukit sehingga jarang ditemukan genangan dalam waktu yang lama. Beberapa genangan yang terjadi berada di wilayah permukiman padat yaitu di areal Perumahan Bukit Sanggulan Indah. Selain itu terdapat juga di Banjar Puseh, Desa Kediri, Kecamatan Kediri yang berada di areal permukiman padat dan jalur Kediri-Tanah Lot. Lokasi genangan adalah seperti pada peta berikut:
50
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
Peta 2.12 Lokasi Genangan di Kabupaten Tabanan (2) Kelembagaan yang bertanggung jawab untuk pelaksanaan pengelolaan drainase di Kabupaten Tabanan adalah : 1. Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tabanan dimana dibagi dalam beberapa bidang : 51
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
2.4.
-
Bidang Permukiman menangani drainase permukiman
-
Bidang Bina Marga menangani drainase pada jalan-jalan kabupaten
AREA BERESIKO DAN PERMASALAHAN MENDESAK SANITASI
a. Area berisiko dan permasalahan air limbah domestik Area beresiko sanitasi untuk air limbah domestik didominasi oleh daerah kumuh perkotaan yaitu di Tabanan, Kediri, Marga. Demikian juga untuk daerah wisata Tanah Lot yang sangat beresiko dimana diperlukan penanganan yang lebih intensif dikarenakan merupakan daerah tujuan wisata dunia yang akan memberikan citra terhadap pengunjung di daerah wisata tersebut. Are beresiko sanitasi sub-sektor air limbah domestik dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
52
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
Peta 2.13 Area Beresiko Air Limbah Domestik 53
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015 Daftar wilayah prioritas yang beresiko 4 dan 3 untuk sub-sektor air limbah domestik dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.18 Area berisiko sanitasi Air Limbah Domestik
1.
Area Berisiko*) Risiko 4
Wilayah prioritas Air Limbah Dauh Peken Kediri Delod Peken Abyan Tuwung Dajan Peken Peken Beraban Batan Nyuh
2.
Risiko 3
Bajera Baturiti / Baturiti Samsam Bongan Gubug Denbantas Wanasari Pejaten
No
Beringkit Candi Kuning Mengesta Biaung Babahan Senganan Jatiluwih
Catatan: *) Hanya untuk wilayah dengan risiko 4 dan 3
Daftar permasalahan terkait pengelolaan air limbah domestik dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.19 Daftar Permasalahan Mendesak Air Limbah Domestik
No.
Permasalahan Mendesak Air Limbah
1. Aspek Teknis: Pengembangan Sarana dan Prasarana (user interface-pengolahan awal-pengangkutan-pengolahan akhir-pembuangan akhir) serta Dokumen Perencanaan Teknis 1 Belum adanya Outline Plan Pengelolaan Air Limbah Domestik 2 Jumlah truk tinja tidak memadai (hanya 1 unit) 3 Tidak ada pengukuran kualitas efluen. 4 Penyediaan sarana dan prasarana air limbah di lokasi kumuh dan WBD 5 Pengelolaan limbah dari ternak dan limbah cair UKM dibuang bersama limbah cair domestik ke saluran umum maupun ke sungai 6 Pengelolaan limbah industri rumah tangga (tidak dikelola dengan baik) 7 Pemantauan terhadap efektivitas sistem IPAL Komunal/Sanimas yang telah dibangun 8 Kabupaten Tabanan dipisahkan oleh sugai-sungai besar dan dalam sehingga membatasi area pelayanan sistem off site. 9 Masih ada masyarakat yang Buang Air Besar Sembarangan (BABs). 10 Kawasan Tanah Lot sebagai tempat wisata pelayanan sanitasi hanya 54
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015 mengandalkan MCK umum seangkan rumah makan dan pertokoan belum memiliki sanitasi dan pengolahan air limbah yang baik. 2. Aspek Non Teknis: Pendanaan, kelembagaan, Peraturan dan Perundang-undangan, Peranserta Masyarakat dan Dunia Usaha/Swasta, Komunikasi 1. Belum adanya peraturan daerah mengenai pengelolaan air limbah 2 Masih terbatasnya SDM yang terkait pengelolaan untuk dapat melalukan Pembinaan kepada KSM-KSM yang sudah terbentuk. 3 Pengawasan terhadap IPAL Komunal yang telah terbangun 4 Peran serta masyarakat masih rendah terhadap penyelenggaraan pengembangan sistem yang berbasis masyarakat, masih kurangnya sosialisasi mengenai pentingnya pengelolaan air limbah. 5 SDM untuk pengawasan lingkungan yang tidak ditempatkan sesuai keahlian. 6 Pemanfaatan hasil olahan IPLT masih kecil. 7 Pembinaan dan pengawasan di masing-masing lingkungan sekitar kita pentingnya pengelolaan air limbah. 8 Kesulitan reagen bahan kimia untuk melaksanakan uji laboratorium 9 Penerapan sanksi terhadap pelanggar aturan 10 Melakukan komunikasi kepada masyarakat melaui media informasi terkait (koran, radio, televisi) maupun pada saat acara-acara resmi 11 Penekanan terhadap pelaku usaha kecil, menengah atau besar pada saat melakukan daftar ulang diwajibkan melaukan pengelolaan limbah disekitarnya 12 Belum optimalnya penggalian potnsi pendanaan dari masyarakat; pendanaan internal Kabupaten; Pengusulan dana anggaran APBD Provinsi Bali dan APBN 13 Tidak seimbangnya besaran biaya operasional pemeliharaan (OM) pengelolaan dan besarnya penerimaan retribusi sebagai konsekuensi logis pelayanan pengelolaan.
b. Area berisiko dan permasalahan persampahan Berdasarkan instrumen profil sanitasi adapun area berresiko sanitasi sangat tinggi sektor persampahan yaitu di Kecamatan Marga, Baturiti dan Pupuan. Namun demikian, pada umumnya, hampir semua kecamatan memiliki resiko untuk masalah persampahan yang memiliki resiko tinggi. Area beresiko sanitasi subsektor persampahan di Kabupaten Tabanan dapat dilihat pada gambar dibawah:
55
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
Peta 2.14 Area Beresiko Persampahan
56
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015 Daftar wilayah prioritas yang beresiko 4 dan 3 untuk sub-sektor persampahan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.20 Area berisiko sanitasi Persampahan
Wilayah prioritas No
Area Berisiko*)
1.
Risiko 4
Bajera Peken
Batan Nyuh Baturiti/Baturiti
Candikuning Pupuan
2.
Risiko 3
Serampingan Selemadeg Pupuan Sawah Wanagiri Wanagiri Kauh Manik Yang Bajera Utara Penarukan Belumbang Tista Kerambitan Meliling Sembung Gede Samsam Dauh Peken Subamia Buahan Wanasari Sesandan Pangkuh Tibah Belalang Buwit Kaba-kaba
Pandak Gede Bengkel Pejaten Nyitdah Kukuh Beringkit Kuwum Caubelayu Marga Perean Tengah Luwus Mekarsari Apuan Angsari Batunya Antapan Rejasa Mengesta Penebel Senganan Jatiluwih Sangketan Kebon Padangan
Belimbing Sanda Batungsel Pajahan Bantiran Padangan Karyasari Sai Lalang Linggah Antosari Tiying Gading Lumbung Lumbung Kauh Mundeh Kangin Angkah Mundeh Kauh Selabih Bengkel Sari Tegal Mengkeb Beraban Tangguntiti Megati
Persampahan
Catatan: *) Hanya untuk wilayah dengan risiko 4 dan 3
Daftar permasalahan mendesak untuk persampahan adalah sebagai berikut : Tabel 2.21 Daftar Permasalahan Mendesak Persampahan
No.
Permasalahan Mendesak Persampahan
1. Aspek Teknis: Pengembangan Sarana dan Prasarana (user interface-pengolahan awal-pengangkutan-pengolahan akhir-pembuangan akhir) 57
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015 serta Dokumen Perencanaan Teknis 1 Terkendala sarana pengangkutan sampah terbatas/sarana persampahan terpilah 2 Terbatasnya sarana persampahan 3 Sampah yang dibuang ke TPS masih belum dipilah 4 TPA Overload 5 Belum tertanganinya gas metan di TPA 6 Kolam Leachate belum tertangani/belum berfungsi sebagaimana mestinya 7 Penyediaan Lahan TPA belum bisa dipenuhi 8 Perlu Pengelolaan sampah bekerjasama dengan investor/swasta 9 Penyediaan sarana prasarana persampahan yang sesuai dengan ketentuan (tong sampah terpilah, TPS tertutup) 10 Revitalisasi TPA agar sesuai dengan ketentuan yang dipersyaratkan/perubahan sistem dari Open dumping menjadi Controlled Landfill (Sanitary Lanfill) 11 Penyediaan incenerator untuk sampah medis 2. Aspek Non Teknis: Pendanaan, kelembagaan, Peraturan dan Perundang-undangan, Peranserta Masyarakat dan Dunia Usaha/Swasta, Komunikasi 1 Pendanaan terbatas 2 Perlu Pembinaan KSM untuk Bank Sampah 3 Perlu Pembinaan kepada masyarakat 4 Pengawasan untuk sektor persampahan masih sangat kurang 5 Penerapan sanksi terhadap pelanggar aturan 6 Pemberdayaan kelompok masyarakat perlu ditingkatkan 7 Belum maksimalnya sosialisasi perda pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga 8 Kampanye dan komunikasi kepada masyarakat melaui media informasi terkait untuk membudayakan nilai-nilai pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan 9 Pada saat daftar ulang perijinan agar pelaku usaha wajib melakukan pengelolaan sampah yang ditimbulkan dan menjaga lingkungannya.
c. Area berisiko dan permasalahan drainase perkotaan Area beresiko untuk drainase perkotaan berada di wilayah perkotaan yaitu di Kecamatan Kediri. Genangan yang terjadi berada di wilayah permukiman padat yaitu di areal Perumahan Bukit Sanggulan. Selain itu terdapat juga di Desa Kediri yang berada di areal permukiman padat dan jalur Kediri-Tanah Lot. Lokasi genangan dapat dilihat pada gambar dibawah:
58
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
Peta 2.15 Area Beresiko Drainase Perkotaan
59
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015 Daftar wilayah prioritas yang beresiko 4 dan 3 untuk sub-sektor drainase perkotaan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.22 Area berisiko sanitasi Drainase Perkotaan
1.
Area Berisiko*) Risiko 4
Wilayah prioritas Drainase Perkotaan Dauh Peken Kediri Delod Peken Banyar Anyar Dajan Peken
2.
Risiko 3
Bajera Baturiti / Kerambitan Denbantas Pandak Bandung Kukuh
No
Peken Baturiti / Baturiti Candi Kuning Jatiluwih Mundeh Kangin
Catatan: *) Hanya untuk wilayah dengan risiko 4 dan 3
Daftar permasalahan mendesak untuk persampahan adalah sebagai berikut : Tabel 2.23 Daftar Permasalahan Mendesak Drainase Perkotaan
No.
Permasalahan Mendesak Drainase Perkotaan
1. Aspek Teknis: Pengembangan Sarana dan Prasarana serta Dokumen Perencanaan Teknis 1 Perlu Penyediaan sarana drainase pada jalur utama/arteri primer dan sekunder 2 Sarana drainase tidak berfungsi sebagaimana mestinya/tidak tersalur dengan baik 3 Belum tersedianya DED Drainase terutama pada kawasan rawan genangan seperti : - Br. Puseh Desa Kedir - Perumahan Sanggulan Indah bagian selatan - Desa Br. Anyar - Sebelah barat BRSU Tabanan 4 Perlu segera perbaikan drainase untuk mencegah terjadinya banjir dan genangan di br. Puseh, Kedir, Kompleks Perumahan Bukit Sanggulan Indah, sebelah barat BRSU 5 Perlu segera perbaikan drainase/trotoar di Kota Tabanan karena sebagian besar sudah rusak berat dan membahayakan pejalan kaki 6 Perlu pemeliharaan saluran primer/sungai dalam kota yang saat ini sebagai tempat pembuangan sampah dan tidak terpelihara terutama yang berbatasan 60
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015 dengan perumahan 7 Perlu pemeliharaan drainase/trotoar di seluruh Kota Tabanan agar drainase berfungsi optimal 2. Aspek Non Teknis: Pendanaan, kelembagaan, Peraturan dan Perundangundangan, Peranserta Masyarakat dan Dunia Usaha/Swasta, Komunikasi 1 Perlu Pengawasan untuk penyelenggaraan drainase 2 Melaksanakan pemeliharaan terhadap jaringan drainase yang telah ada 3 Pemberdayaan kelompok masyarakat untuk pengelolaan drainase perlu ditingkatkan 4 Kekurangan dana untuk meyiapkan DED dan konstruksi, drainase/trotoar untuk itu perlu dibantu dana dari APBD Provinsi dan APBN 5 Dibutuhkan Perda tentang Drainase/Trotoar sebagai dasar pelaksanaan/pengelolaan drainase/trotoar 6 Diperlukan penyuluhan secara berkelanjutan kepada masyarakat agar tidak membuang sampah ke dalam drainase dengan melibatkan Br. Dinas dan Adat 7 Dalam jangka pendek dibutuhkan Peraturan Bupati tentang sempadan drainase sebagai dasar untuk mengawasi pelanggaran fungsi/manfaat drainase sebelum terbitnya Perda tentang drainase 8 Pembinaan terhadap masyarakat melaui kelompok-kelompok masyarakat manfaat drianase disekitar lingkungan mereka 9 Pengawasan/pemeliharaan drainase di lingkungan masing-masing
61