PUTUSAN Nomor : 0023/Pdt.G/2013/PA.Plg.
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Agama Palembang yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama telah menjatuhkan putusan dalam perkara Cerai Gugat antara :
PENGGUGAT, umur 43 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir S.1, pekerjaan Ibu rumah tangga, tempat tinggal di Kota Palembang, selanjutnya disebut Penggugat; MELAWAN TERGUGAT, umur 56 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir SMA, pekerjaan Sopir, tempat tinggal di Kota Palembang, selanjutnya disebut Tergugat;
Pengadilan Agama tersebut; Setelah membaca dan mempelajari berkas perkara; Setelah mendengar keterangan Penggugat, Tergugat dan para saksi di persidangan;
TENTANG DUDUK PERKARANYA
Menimbang,bahwa Penggugat dengan surat gugatannya tertanggal 27 Desember 2012 yang telah terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Palembang Nomor 0023/Pdt.G/2013/PA.Plg., tertanggal 02 Januari 2013 mengemukakan hal-hal sebagai berikut : 1.
Bahwa Penggugat adalah isteri sah Tergugat yang akad nikahnya berlangsung di Kota Palembang pada tanggal 04 Nopember 1997, berdasarkan Kutipan Akta Nikah yang dikeluarkan oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Ilir Timur I Kota Palembang, Nomor 759/16/XI/97 tertanggal 06 Nopember 1997, dan setelah akad nikah Tergugat ada mengucapkan sighat taklik
Hal 1 dari 11 halaman Perkara Nomor 23/Pdt.G/2013/PA.Plg
talak yang berbunyi sebagaimana yang tercantum dalam Kutipan Akta Nikah tersebut; 2.
Bahwa Penggugat dan Tergugat setelah menikah tinggal di rumah orang tua Tergugat di alamat Tergugat di atas sampai dengan berpisah;
3.
Bahwa dari pernikahan Penggugat dengan Tergugat telah dikaruniai dua orang anak: 1. perempuan, umur 14 tahun; 2. perempuan, umur 7 tahun; Sekarang kedua anak tersebut tinggal bersama Penggugat;
4.
Bahwa pada awalnya rumah tangga Penggugat dan Tergugat berjalan rukun dan harmonis selama lebih kurang enam tahun, setelah itu rumah tangga Penggugat dan Tergugat sudah tidak ada lagi keharmonisan. Adapun yang menjadi penyebabnya adalah : 4.1. Bahwa Tergugat malas untuk mencari pekerjaan dan bila Penggugat menyuruh Tergugat untuk berkerja Tergugat hanya diam saja sehingga karena hal ini orang tua Penggugat terpaksa harus membantu memenuhi kebutuhan rumah tangga antara Penggugat dan Tergugat; 4.2. Bahwa Tergugat suka keluar malam dan pulang pagi hari tanpa alasan yang jelas sehingga karena hal ini Penggugat merasa kurang kasih sayang dari Tergugat; 4.3. Bahwa Tergugat kurang memperhatikan dan kurang memberikan kasih sayang kepada anak antara Penggugat dan Tergugat, bahkan Tergugat pernah memukul anak tersebut sehingga karena hal ini Penggugat merasa kesal atas tindakan Tergugat tersebut;
5.
Bahwa puncak ketidak harmonisan rumah tangga antara Penggugat dan Tergugat terjadi pada sekitar bulan September tahun 2012, ketika itu Penggugat berusaha menelpon Tergugat dikarenakan Tergugat sudah seharian belum datang ke rumah, akan tetapi ketika itu telpon genggam milik Tergugat tidak aktif, kemudian setelah Tergugat pulang ke rumah, Penggugat bertanya kepada Tergugat, mengapa telpon genggam milik Tergugat tidak aktif, akan tetapi Tergugat justru marah-marah terhadap Penggugat, sehingga karena hal ini terjadilah pertengkaran antara Penggugat dan Tergugat, sehingga karena hal ini terjadilah pertengkaran antara Penggugat dan Tergugat, setelah kejadian tersebut Tergugat pergi keluar rumah, namun setelah itu Tergugat mengirim sms kepada Penggugat yang berisi jika Tergugat mengusir Penggugat untuk pergi dari rumah tempat tinggal bersama Penggugat dan Tergugat, keesokan harinya Penggugat memutuskan untuk pergi meninggalkan Tergugat, dan sejak itu pula antara
Hal 2 dari 11 halaman Perkara Nomor 23/Pdt.G/2013/PA.Plg
Penggugat dan Tergugat telah berpisah tempat tinggal yang hingga diajukannya gugatan ini telah berlangsung selama lebih kurang satu bulan dan selama itu antara Penggugat dan Tergugat sudah tidak ada lagi hubungan baik lahir maupun batin; 6.
Bahwa Penggugat pernah mengajukan gugatan cerai terhadap Tergugat di Pengadilan Agama Kelas I A Palembang, yang tercatat dalam buku register perkara, Nomor : 1171/Pdt. G/2012/PA. Plg, tertanggal 21 Januari 2013 akan tetapi pada persidangan ketiga Penggugat mencabut gugatannya, dikarenakan terjadi perdamaian antara Penggugat dan Tergugat;
7.
Bahwa berdasarkan hal-hal yang Penggugat ungkapkan di atas, maka rumah tangga antara Penggugat dan Tergugat sudah tidak mungkin lagi untuk dapat dipertahankan, oleh karenanya Penggugat telah berketetapan hati untuk menggugat cerai terhadap Tergugat ke Pengadilan Agama Palembang;
Berdasarkan dalil-dalil diatas, Penggugat mohon kepada Ketua Pengadilan Agama Palembang dalam hal ini Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini, kiranya berkenan memberikan putusan yang amarnya berbunyi, sebagai berikut : 1. Mengabulkan gugatan Penggugat; 2. Menetapkan perkawinan antara Penggugat dan Tergugat putus karena perceraian; 3. Menetapkan biaya perkara menurut ketentuan yang berlaku; Atau : bila Majelis Hakim berpendapat lain mohon putusan yang seadil-adilnya;
Bahwa pada hari dan tanggal persidangan yang telah ditetapkan, Penggugat dan Tergugat telah hadir sendiri, kemudian Majelis Hakim berupaya mendamaikan para pihak tetapi tidak berhasil, begitu juga mediasi yang telah difasilitasi oleh Hakim Mediator Drs. H. Ahyauddin Karim, SH. juga tidak berhasil, maka dibacakanlah gugatan Penggugat, yang isinya tetap dipertahankan oleh Penggugat;
Bahwa gugatan Penggugat tersebut, oleh Tergugat telah dijawab secara lisan yang pokoknya sebagai berikut : -
Bahwa posita 1, 2, dan 3 adalah benar;
-
Bahwa posita 4.1. tidak benar karena Tergugat sudah bekerja menurut kemampuan Tergugat;
-
Bahwa posita 4.2 dan 4.3 adalah benar;
-
Bahwa puncak perselisihan dan pertengkaran benar pada tanggal tersebut, tetapi Tergugat masih tetap memberikan nafkah semampunya kepada
Hal 3 dari 11 halaman Perkara Nomor 23/Pdt.G/2013/PA.Plg
Penggugat, dan berpisah tempat tinggal memang benar, Penggugat ada di Lubuk Linggau dan Tergugat ada di Palembang, tetapi Tergugat tetap memberikan nafkah untuk Penggugat Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah) per bulan; -
Bahwa Tergugat keberatan untuk bercerai dengan Penggugat dan bila terjadi perceraian mohon anak-anak Penggugat dan Tergugat untuk ditetapkan hak asuhnya kepada Tergugat.
Bahwa Replik Penggugat tetap sebagaimana gugatan terdahulu, dan terhadap gugatan balik Tergugat ingin ditetapkan hak asuh anak-anak Penggugat dan Tergugat kepada Tergugat, Penggugat tidak setuju; Bahwa Replik Penggugat tersebut ditanggapi oleh Tergugat dengan Dupliknya secara lisan yaitu bila Penggugat tidak setuju anak-anak Penggugat dan Tergugat ditetapkan diasuh oleh Tergugat, maka Tergugat mohon untuk dibagi satusatu, yang anak nomor satu diasuh oleh Penggugat dan yang nomor dua atau yang kecil untuk diasuh oleh Tergugat;
Bahwa untuk memperkuat dalil gugatannya, Penggugat telah mengajukan bukti-bukti surat berupa : a. Fotokopi bermaterai cukup sesuai dengan aslinya Kartu Tanda Penduduk Kota Palembang, NIK.1671056611690003 yang dikeluarkan tanggal 05 Maret 2012 (P.1); b. Fotokopi bermeterai cukup dan sesuai dengan aslinya Kutipan Akta Nikah dari Kantor Urusan Agama Kecamatan Ilir Timur I Nomor : 759/16/XI/97, tanggal 06 Nopember 1997 (P.2); c. Fotokopi bermeterai cukup dan sesuai dengan aslinya Kutipan Akta Kelahiran yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palembang tanggal 22 April 2002 (P.3); d. Fotokopi bermeterai cukup dan sesuai dengan aslinya Kutipan Akta Kelahiran yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palembang, tanggal 22 April 2008 (P.4);
Bahwa selain bukti surat-surat Penggugat juga mengajukan bukti saksi-saksi yaitu :
Hal 4 dari 11 halaman Perkara Nomor 23/Pdt.G/2013/PA.Plg
SAKSI I, umur 47 tahun, agama Islam, pekerjaan wiraswasta, tempat kediaman di Kota Lubuk Linggau, dihadapan persidangan memberikan keterangan dibawah sumpah yang pada pokoknya sebagai berikut : -
Bahwa Saksi adalah kakak kandung Penggugat;
-
Bahwa Saksi kenal dengan Tergugat;
-
Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah suami istri;
-
Bahwa Penggugat dan Tergugat sudah dikaruniai dua orang anak yang sekarang ikut Penggugat;
-
Bahwa Penggugat dan Tergugat sekarang sudah tidak tinggal serumah lagi sejak lebih kurang 6 bulan yang lalu;
-
Bahwa sebelum berpisah tempat tinggal Penggugat dan Tergugat tinggal di tempat orang tua Tergugat;
-
Bahwa yang pergi meninggalkan tempat kediaman bersama adalah Penggugat;
-
Bahwa yang menyebabkan antara Penggugat dengan Tergugat sering berselisih tengkar karena masalah ekonomi rumah tangganya yang kurang memadai (biaya rumah tangga Penggugat dan Tergugat dipenuhi oleh orang tua Penggugat);
-
Bahwa dulu Tergugat bekerja sebagai sopir mobil carteran, sedangkan Penggugat sebagai ibu rumah tangga;
-
Bahwa Saksi sudah memberikan nasehat kepada Penggugat tetapi tidak berhasil;
-
Bahwa Saksi sudah tidak sanggup untuk merukunkan Penggugat dan Tergugat;
Bahwa Penggugat dan Tergugat membenarkan keterangan yang telah disampaikan oleh Saksi Penggugat, tetapi Tergugat ada menyatakan bahwa selama berpisah ini Penggugat berada di Lubuk Linggau dan disana Penggugat ada Pria Idaman Lain (PIL);
SAKSI I, umur 41 tahun, agama Islam, pekerjaan Ibu Rumah Tangga, tempat kediaman di Kota Palembang, dihadapan persidangan memberikan keterangan dibawah sumpah yang pada pokoknya sebagai berikut : -
Bahwa Saksi adalah teman Penggugat;
-
Bahwa Saksi kenal dengan Tergugat;
-
Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah suami istri;
-
Bahwa Penggugat dan Tergugat sudah mendapatkan keturunan 2 orang anak;
Hal 5 dari 11 halaman Perkara Nomor 23/Pdt.G/2013/PA.Plg
-
Bahwa Penggugat sekarang sudah tidak tinggal serumah lagi sejak lebih kurang enam bulan yang lalu;
-
Bahwa Penggugat dan Tergugat sebelum berpisah tempat tinggal membina rumah tangga di tempat Tergugat;
-
Bahwa yang pergi meninggalkan tempat tinggal adalah Penggugat;
-
Bahwa penyebab Penggugat berpisah tempat tinggal karena masalah ekonomi rumah tangganya yang kurang mencukupi;
-
Bahwa Tergugat bekerja sebagai sopir travel;
-
Bahwa Saksi tidak sanggup untuk merukunkan Penggugat dan Tergugat;
Bahwa atas keterangan Saksi Penggugat tersebut, Penggugat dan Tergugat menyatakan tidak keberatan;
Bahwa Tergugat juga telah mengajukan seorang saksi sebagai yaitu :
- SAKSI I, umur 63 tahun, agama Islam,pekerjaan Pensiunan PNS, tempat kediaman di Kota Palembang, di hadapan persidangan Saksi tersebut memberikan keterangan dibawah sumpah yang pada pokoknya sebagai berikut : -
Bahwa Saksi adalah kakak kandung Tergugat;
-
Bahwa Saksi kenal dengan Penggugat;
-
Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah suami istri;
-
Bahwa pada awalnya Saksi tidak tahu kalau Penggugat dan anak-anak Penggugat dan Tergugat pergi meninggalkan Tergugat dan Saksi baru tahu setelah kepergiannya berlangsung selama lebih kurang sebulan;
-
Bahwa kepergian Penggugat menurut cerita Tergugat untuk mengurus orang tuanya yang sudah tua dan setelah kepergian Penggugat 3 bulan ternyata ada panggilan sidang di Pengadilan Agama;
-
Bahwa ketika Saksi bertanya kepada Tergugat kenapa Penggugat minta cerai, Tergugat tidak menjawab;
-
Bahwa Saksi tidak sanggup untuk merukunkan Penggugat dan Tergugat;
-
Bahwa selama antara Penggugat dengan Tergugat berpisah tempat tinggal tidak ada keluarga yang berusaha untuk merukunkan Penggugat dan Tergugat;
Bahwa selanjutnya Penggugat dan Tergugat menyatakan tidak lagi mengajukan sesuatu apapun dan mohon putusan; Bahwa untuk mempersingkat uraian putusan ini, maka ditunjuk segala hal ikhwal sebagaimana tercantum dalam berita acara pemeriksaan perkara ini;
Hal 6 dari 11 halaman Perkara Nomor 23/Pdt.G/2013/PA.Plg
TENTANG HUKUMNYA
Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat pada pokoknya adalah sebagaimana tersebut di atas; Menimbang, bahwa sesuai dengan maksud pasal 82 Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang telah diubah yang kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 tahun 2009 Majelis Hakim telah berusaha mendamaikan para pihak yang berperkara tetapi tidak berhasil; Menimbang, bahwa mediasi sebagaimana dimaksud Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2008 telah dilaksanakan dan difasilitasi oleh Hakim Mediator Drs. H. AHYAUDDIN KARIM, SH. tetapi juga tidak berhasil;
I. Dalam Konvensi Menimbang, bahwa berdasarkan alat bukti P.1 terbukti Penggugat Konvensi adalah penduduk Kota Palembang, oleh karena itu perkara ini diajukan di Pengadilan Agama Palembang telah sesuai dengan maksud pasal 73 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 sehingga perkara ini menjadi wewenang Pengadilan Agama Palembang untuk mengadilinya; Menimbang, bahwa berdasarkan dalil gugatan Penggugat Konvensi, bukti P.1, dan keterangan saksi-saksi di persidangan telah terbukti bahwa Penggugat Konvensi dan Tergugat Konvensi terikat dalam perkawinan yang sah, oleh karena itu Penggugat Konvensi dan Tergugat Konvensi merupakan Subyek Hukum yang berkualitas pada perkara ini; Menimbang, bahwa gugatan Penggugat Konvensi didasarkan pada dalil yang pada pokoknya bahwa diantara Penggugat Konvensi dan Tergugat Konvensi tidak ada keharmonisan lagi yang disebabkan karena ekonomi rumah tangga Penggugat Konvensi dan Tergugat Konvensi kurang memadai; Menimbang,
bahwa
dalam
jawabannya
Tergugat
Konvensi
telah
membenarkan dalil gugatan Penggugat Konvensi maka dengan sendirinya dalil Penggugat Konvensi telah diakui oleh Tergugat Konvensi, sedangkan pengakuan merupakan alat bukti yang sempurna dan mengikat; Menimbang, bahwa dari keterangan para saksi Penggugat Konvensi dan juga keterangan saksi Tergugat Konvensi telah terungkap fakta yang pada pokoknya menguatkan kebenaraan dalil gugatan Penggugat Konvensi; Menimbang, bahwa upaya perdamaian yang dilakukan oleh Majelis Hakim dan pihak keluarga telah tidak berhasil, fakta tersebut dihubungkan dengan sikap Penggugat Konvensi yang tetap pada gugatannya, membuktikan bahwa perselisihan
Hal 7 dari 11 halaman Perkara Nomor 23/Pdt.G/2013/PA.Plg
dan pertengkaran sudah sulit untuk didamaikan lagi dan keluarga kedua belah pihak sudah tidak sanggup lagi untuk merukunkan Penggugat Konvensi dan Tergugat Konvensi; Menimbang, bahwa dari fakta tersebut diatas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa perkawinan Penggugat Konvensi dan Tergugat Konvensi sudah sulit untuk dipertahankan lagi karena justru akan menimbulkan beratnya penderitaan dan mudlarat kedua belah pihak, oleh karena itu penyelesaian yang dipandang adil adalah perceraian; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas maka gugatan Penggugat Konvensi dipandang telah mempunyai cukup alasan dan memenuhi pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 jis. pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 dan pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam, oleh karena itu gugatan Penggugat Konvensi mengenai perceraian patut untuk dikabulkan; Menimbang, bahwa sesuai dengan pasal 84 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989, Majelis Hakim perlu memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Palembang untuk mengirimkan salinan putusan ini yang telah berkekuatan hukum tetap kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama kecamatan yang wilayahnya meliputi tempat tinggal Penggugat Konvensi dan Tergugat Konvensi, serta Pegawai Pencatat Nikah tempat Penggugat Konvensi dan Tergugat Konvensi melangsungkan pernikahan untuk di daftarkan dalam daftar yang telah disediakan untuk itu;
II. Dalam Rekonvensi Menimbang, bahwa dalam jawabannya Tergugat selain menanggapi gugatan perceraian yang diajukan Penggugat, Tergugat ada menggugat balik mengenai hak asuh anak-anak Penggugat dan Tergugat agar ditetapkan kepada Tergugat, dengan demikian Tergugat selanjutnya disebut Penggugat Rekonvensi dan Penggugat disebut Tergugat Rekonvensi; Menimbang, bahwa Tergugat Rekonvensi dalam Repliknya menyatakan tidak setuju kedua anak Penggugat dan Tergugat tersebut untuk diasuh oleh Penggugat Rekonvensi; Menimbang, bahwa berdasarkan alat bukti P.3 dan P.4 terbukti kedua anak tersebut adalah anak Penggugat Rekonvensi dan Tergugat Rekonvensi. berumur 14 tahun, sedangkan masih berumur 7 tahun; Menimbang, bahwa karena Tergugat Rekonvensi tidak menyetujui gugatan Rekonvensi mengenai hak asuh anak yang digugat oleh Penggugat Rekonvensi, maka dalam dupliknya Penggugat Rekonvensi kembali menyatakan kalau rekonvensi untuk
Hal 8 dari 11 halaman Perkara Nomor 23/Pdt.G/2013/PA.Plg
kedua anak tidak disetujui oleh Tergugat Rekonvensi maka Penggugat Rekonvensi mohon ditetapkan hak asuh anak yang nomor satu untuk tetap diasuh Tergugat Rekonvensi, sedangkan anak yang kedua untuk diasuh oleh Penggugat Rekonvensi selaku ayah kandungnya; Menimbang, bahwa anak pertama Penggugat Rekonvensi dan Tergugat Rekonvensi sesuai dengan maksud pasal 105 huruf (b) Kompilasi Hukum Islam telah dihadirkan di persidangan, dan Majelis Hakim telah meminta keterangannya bila terjadi perceraian antara ayah dan ibunya (Penggugat Rekonvensi dan Tergugat Rekonvensi), ternyata di depan persidangan anak tersebut telah menyatakan memilih ikut ibunya (Tergugat Rekonvensi, oleh karena itu gugatan Rekonvensi untuk ditetapkan sebagai pemegang hak asuh terhadap anak tersebut dinyatakan ditolak; Menimbang, bahwa anak nomor dua dari Penggugat Rekonvensi dan Tergugat Rekonvensi berdasarkan alat bukti P.4 terbukti masih berumur 7 tahun, maka dengan mempertimbangkan bahwa anak tersebut pada kenyataannya telah ikut dan diasuh oleh Tergugat Rekonvensi selaku ibu kandungnya, dan selama dalam pengasuhannya di persidangan tidak terbukti ada permasalahan terhadap anak tersebut, maka sesuai pasal 105 huruf (a) Kompilasi Hukum Islam gugatan Rekonvensi dari Penggugat Rekonvensi untuk ditetapkan sebagai pemegang hak asuh anak tersebut dinyatakan ditolak;
III. Dalam Konvensi dan Rekonvensi Menimbang, bahwa oleh karena perkara ini termasuk dalam bidang perkawinan, maka sesuai pasal 89 ayat (1) Undang-Undang Nomar 7 Tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan UndangUndang Nomor 50 tahun 2009, biaya perkara dibebankan kepada Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi; Mengingat, segala ketentuan perundang-undangan yang berlaku, dan dalil syar'i yang berkaitan dengan perkara ini;
MENGADILI
I. Dalam Konvensi; 1. Mengabulkan gugatan Penggugat Konvensi; 2. Menjatuhkan talak satu ba’in sughro Tergugat terhadap Penggugat; II. Dalam Rekonvensi -
Menolak gugatan Penggugat Rekonvensi
III. Dalam Konvensi dan Rekonvensi
Hal 9 dari 11 halaman Perkara Nomor 23/Pdt.G/2013/PA.Plg
Membebankan
kepada
Penggugat
Konvensi/Tergugat
Rekonvensi
untuk
membayar biaya perkara ini sebesar Rp. 211.000,- ( Dua ratus sebelas ribu rupiah );
Demikian putusan ini dijatuhkan berdasarkan musyawarah Majelis Hakim pada hari Senin tanggal 18 Februari 2013 M. bertepatan dengan tanggal 7 Rabiulakhir 1434 H, oleh Majelis Hakim Pengadilan Agama Palembang yang terdiri dari Dra. SRI WAHYUNINGSIH, SH., M.H.I. sebagai Ketua Majelis serta Dra. LAILA AMIN, SH. dan Drs. M. WANCIK DAHLAN, SH., M.H. sebagai Hakim-Hakim Anggota serta diucapkan oleh Ketua Majelis pada hari itu juga dalam sidang terbuka untuk umum dengan didampingi oleh para hakim Anggota serta BAHDER JOHAN, SH. sebagai Panitera Pengganti dan dihadiri oleh pihak Penggugat dan Tergugat.
Ketua Majelis Ttd. Dra. SRI WAHYUNINGSIH, SH., M.H.I. Hakim Anggota
Hakim Anggota
Ttd.
Ttd.
Dra. LAILA AMIN, SH.
Drs. M. WANCIK DAHLAN, SH., M.H.
Panitera Pengganti Ttd. BAHDER JOHAN, SH.
Hal 10 dari 11 halaman Perkara Nomor 23/Pdt.G/2013/PA.Plg
Perincian Biaya Perkara : 1.
Pendaftaran
: Rp.
30.000,-
2.
Biaya Proses
: Rp.
50.000,-
3.
Panggilan Penggugat
: Rp.
60.000,-
4.
Panggilan Tergugat
: Rp.
60.000,-
5.
Redaksi
: Rp.
5.000,-
6.
Materai
: Rp.
6.000,-
Jumlah
: Rp.
211.000,-
Hal 11 dari 11 halaman Perkara Nomor 23/Pdt.G/2013/PA.Plg