PUTUSAN Nomor : 35/Pdt.G/2011/PA.Pkc. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada tingkat pertama dalam peridangan Majelis Hakim telah menjatuhkan putusan sebagaimana tersebut dalam perkara Cerai Talak antara: PEMOHON, umur 28 tahun, agama Islam, pendidikan SMU, pekerjaan POLRI, bertempat tinggal di PELALAWAN, yang selanjutnya disebut sebagai Pemohon ; Melawan TERMOHON, umur 31 tahun, agama Islam, pendidikan S1 Ekonomi, pekerjaan Ibu Rumah Tangga, bertempat tinggal di PEKANBARU, yang selanjutnya disebut sebagai Termohon ; Pengadilan Agama tersebut; Telah membaca surat- surat perkara; Telah mendengar Pemohon dan Termohon serta saksi-saksi di persidangan; TENTANG DUDUK PERKARANYA Menimbang, bahwa Pemohon dalam surat permohonannya tertanggal 2 Februari 2011, terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci Nomor: 35/Pdt.G/2011/PA.Pkc. tanggal 2 Februari 2011 telah mengemukakan hal-hal yang pokok sebagai berikut: 1. Bahwa pada tanggal 18 Januari 2008, Pemohon dengan Termohon melangsungkan pernikahan yang dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pekanbaru Kota, Kota Pekanbaru sebagaimana bukti berupa Buku Kutipan Akta Nikah Nomor : 21/21/I/2008, tertanggal 18 Januari 2008, yang dikeluarkan oleh KUA Pekanbaru Kota, Kota Pekanbaru; 2. Bahwa setelah akad nikah Pemohon dengan Termohon hidup bersama sebagai suami-istri dengan bertempat tinggal di rumah orang tua Termohon di Jalan Gatot Subroto No. 49, Kelurahan Kota Tinggi, Kecamatan Pekanbaru Kota, Kota Pekanbaru, selama 1 tahun, kemudian pindah dan bertempat kediaman bersama di rumah kontrakan di Jalan Pendidikan Akasia, Kecamatan Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, sampai dengan sekarang; 3. Bahwa selama ikatan pernikahan, Pemohon dan Termohon telah melakukan hubungan badan layaknya suami isteri (ba'da dukhul), dan telah dikaruniai seorang anak bernama : ANAK, umur 2 tahun 3 bulan;
Anak-anak tersebut saat ini ikut bersama Termohon; 4. Bahwa keadaan rumah tangga Pemohon dengan Termohon semula berjalan rukun dan baik, tetapi sejak bulan April 2008 antara Pemohon dengan Termohon sering terjadi perselisihan dan pertengkaran yang mengakibatkan hubungan Pemohon dengan Termohon pada akhirnya menjadi tidak harmonis lagi; 5. Bahwa perselisihan dan Pertengkaran Pemohon dengan Termohon pada intinya disebabkan oleh : a. Termohon tidak mau ikut bersama Pemohon, dimanapun Pemohon bertugas, malah Termohon lebih memilih tinggal bersama orang tuanya, karena Termohon menikah dengan Pemohon dijodohkan oleh keluarga Termohon; b. Termohon lebih mendengarkan kata-kata orang tuanya dari pada Pemohon sebagai suaminya; c. Termohon selalu minta cerai kepada Pemohon apabila terjadi perselisihan dan pertengkaran; 6. Bahwa keluarga Pemohon dan Termohon sudah sering menasehati Termohon namun Termohon tidak pernah berubah; 7. Bahwa puncak perselisihan dan pertengkaran Pemohon dengan Termohon terjadi pada tanggal 27 April 2010 saat mana Pemohon dan Termohon berpisah tempat tinggal sampai sekarang tanpa saling menjalankan kewajiban sebagaimana layaknya suami-istri; 8. Pemohon sanggup untuk membayar biaya perkara yang timbul guna penyelesaian perkara ini; 9. Bahwa dengan keadaan rumah tangga seperti dijelaskan di atas Pemohon sudah tidak memiliki harapan akan dapat hidup rukun kembali bersama Termohon untuk membina rumah tangga yang bahagia dimasa yang akan datang. Dengan demikian, permohonan izin Pemohon untuk mengikrarkan talak terhadap Termohon telah memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku; Berdasarkan alasan/dalil-dalil di atas, Pemohon mohon agar Ketua Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci memeriksa dan mengadili perkara ini dengan memanggil Pemohon dan Termohon, dan selanjutnya menjatuhkan putusan yang amarnya berbunyi:
PRIMAIR: 1. Mengabulkan permohonan Pemohon; 2. Menetapkan memberi izin kepada Pemohon untuk mengucapkan ikrar talak terhadap Termohon; 3. Membebankan kepada Pemohon untuk membayar biaya perkara menurut hukum yang berlaku;
Putusan Nomor : 35/Pdt.G/2011/PA.Pkc
Halaman - 2 - dari 22 hal.
SUBSIDAIR: Atau apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya; Menimbang, bahwa pada hari dan tanggal sidang yang telah ditetapkan Pemohon dan Termohon telah datang menghadap sendiri di persidangan, dan Majelis telah memberikan kesempatan kepada kedua belah pihak untuk melakukan mediasi dengan mediator dari unsur hakim yang mereka pilih sendiri, akan tetapi dalam mediasi tersebut Pemohon dan Termohon gagal untuk mengakhiri sengketa dalam rumah tangganya dengan perdamaian, sebagaimana tersebut dalam Laporan Hasil Mediasi tertanggal 14 Maret 2011, Nomor: 35/Pdt.G/2011/PA.Pkc. yang dibuat oleh IMDAD, S.H.I, Hakim Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci sebagai Mediator; Menimbang, bahwa Majelis Hakim juga telah berusaha mendamaikan Pemohon dan Termohon supaya hidup rukun lagi sebagai suami istri yang baik, akan tetapi tidak berhasil, selanjutnya pemeriksaan perkara ini dimulai dengan membacakan surat permohonan Pemohon dalam sidang tertutup untuk umum yang di persidangan Pemohon telah melakukan perubahan dan penambahan terhadap surat permohonannya tersebut yang pada pokoknya sebagai berikut :
Bahwa maksud posita ketujuh yang menerangkan puncak dari perselisihan dan pertengkaran antara Pemohon dan Termohon terjadi pada tanggal 27 April 2010, yaitu ketika Pemohon dan Termohon berencana menghadiri pesta pernikahan adik Pemohon di Pekanbaru. Setelah pesta tersebut selesai Termohon tidak bersedia diajak pulang kembali ke Pangkalan Kerinci dan memiliH tinggal bersama dengan orang tuanya di Pekanbaru. Oleh karena Pemohon bekerja di Pangkalan Kerinci, sehingga Pemohon harus bolak-balik ke Pekanbaru sampai pada tanggal 5 Mei 2010 Termohon tetap tidak bersedia diajak tinggal bersama Pemohon di Pangkalan Kerinci. Dan sejak saat itu Pemohon dan Termohon berpisah tempat kediaman bersama sampai sekarang;
Bahwa sejak bulan Juli 2010 Termohon tidak memperbolehkan Pemohon untuk melihat maupun membawa anak Pemohon dan Termohon. Setiap Pemohon ingin bertemu anak Pemohon dan Termohon tersebut, Termohon maupun keluarganya selalu menghalangi; Menimbang, bahwa atas permohonan Pemohon tersebut, pada tanggal 28
Februari 2011 Termohon telah memberikan jawaban disertai eksepsi dan gugatan rekonpensi secara tertulis yang pada pokoknya sebagai berikut ; DALAM EKSEPSI : 1. Bahwa benar antara Pemohon dan Termohon telah melangsungkan pernikahan tanggal 18 januari 2008 yang dicatat pada Pegawai pencatat Nikah KUA Kecamatan Pekanbaru kota, sebagaimana buku Kutipan Akta Nikah Nomor : 21/21/I/2008;
Putusan Nomor : 35/Pdt.G/2011/PA.Pkc
Halaman - 3 - dari 22 hal.
2. Bahwa pada saat melangsungkan pernikahan dimaksud, Pemohon dan Termohon memegang Kartu Tanda Penduduk Kota Pekanbaru, artinya domisili hukum antara Pemohon dan Termohon adalah Kota Pekanbaru; 3. Bahwa hingga saat inipun, Termohon masih memegang Kartu Tanda Penduduk Kota Pekanbaru dan Termohon saat ini masih bekerja pada salah satu lembaga pendidikan di Pekanbaru; 4. Berdasarkan alasan di atas jelas bahwa seharusnya Pengadilan yang berwenang dalam memeriksa perkara ini adalah Pengadilan Agama Pekanbaru, sehingga secara hukum Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci tidak memeriksa perkara gugatan cerai talak Nomor : 35/Pdt.G/2011/PA.Pkc; DALAM POKOK PERKARA : 1. Bahwa secara tegas diakui oleh Termohon telah melangsungkan pernikahan dengan Pemohon pada tanggal 18 Januari 2008 di Jalan Gatot Subroto, Nomor 49, Kelurahan Kota Tinggi, ecamatan Pekanbaru Kota (rumah orang tua Termohon); 2. Bahwa tidak benar kalau setelah pernikahan antara Pemohon dan Termohon tinggal bersama di rumah orang tua Termohon, karena selama lebih kurang satu tahun pernikahan, Pemohon hanya pulang sekali seminggu bahkan terkadang hanya sekali sebulan, itupun Pemohon lebih sering berada di rumah orang tuanya di Bukit Barisan, Pekanbaru; 3. Dari awal pernikahan, hubungan rumah tangga kami berjalan kurang harmonis, karena Termohon sering diabaikan oleh Pemohon, bahkan orang tua Pemohon (mertua perempuan) terlalu dominan dalam rumha tangga kami; 4. Bahwa diakui secara tegas, antara Pemohon dan Termohon dijodohkan oleh keluarga, karena sebenarnya antara Pemohon dan Termohon masih ada hubungan kekeluargaan; 5. Bahwa dalam proses perkawinan tersebut, keluarga Pemohon meminta uang jemputan sebanyak Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah), padahal secara adat dan agama hal tersebut tidak dibenarkan. Namun mengingat hubungan baik antara pohak keluarga, semua biaya pernikahan terpaksa ditanggulangi sendiri oleh orang tua Termohon; 6. Bahwa tidak benar apa yang disampaikan oleh Pemohon pada angka 5 (hal.2), malah sebaliknya Pemohon telah banyak bercerita kepada orang tua Pemohon tentang hal-hal yang bersifat pribadi antara hubungan suami istri; 7. Bahwa nafkah jasmani pun tidak selayaknya diberikan oleh Pemohon untuk hidup sehari-hari pun Termohon dibantu orang tua Termohon; 8. Bahwa pada prinsipnya Termohon bersedia untuk dijatuhkan talak cerai, namun Termohon menuntut :
Putusan Nomor : 35/Pdt.G/2011/PA.Pkc
Halaman - 4 - dari 22 hal.
1. Nafkah ketinggalan dari bulan Mei 2010 sampai dengan keluarnya putusan Pengadilan Agama dalam perkara ini; 2. Nafkah iddah; 3. Mut’ah sejumlah Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah), sebagai pengganti biaya pernikahan dan uang hiburan; 4. Nafkah anak hingga dewasa; Berdasarkan alasan di atas, maka mohon kepada Majelis Hakim yang terhormat untuk memeriksa tentang kompetensi relatif terlebih dahulu, sebelum memeriksa pokok perkaranya dan memberikan putusan yang amarnya sebagai berikut : DALAM EKSEPSI : -
Mengabulkan eksepsi Termohon seluruhnya;
-
Menyatakan gugatan talak cerai Pemohon tidak dapat diterima karena Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci bukanlah pengadilan yang berwenang memeriksa perkara cerai dimaksud;
DALAM POKOK PERKARA : -
Mengabulkan tuntutan Termohon, yaitu : 1. Nafkah ketinggalan dari bulan Mei 2010 sampai dengan keluarnya putusan pengadilan agama dalam perkara ini; 2. Nafkah iddah; 3. Mut’ah sejumlah Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) sebagai pengganti biaya pernikahan dan uang hiburan; 4. Nafkah anak hingga dewasa;
-
Menguatkan hak asuh anak berada pada Termohon;
-
Menghukum Pemohon untuk membayar biaya perkara;
Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya; Menimbang, bahwa terhadap eksepsi yang diajukan oleh Termohon mengenai Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci tidak berwenang untuk memeriksa dan mengadili perkara
ini,
Majelis
Hakim
telah
menjatuhkan
Putusan
Sela
Nomor
:
35/Pdt.G/2011/PA.Pkc tanggal 14 Maret 2011, yang amarnya berbunyi sebagai berikut : SEBELUM MEMUTUS POKOK PERKARA 1. Menolak eksepsi Termohon; 2. Menyatakan bahwa Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci berwenang mengadili perkara tersebut; 3. Memerintahkan kepada Pemohon dan Termohon untuk melanjutkan perkara tersebut ;
Putusan Nomor : 35/Pdt.G/2011/PA.Pkc
Halaman - 5 - dari 22 hal.
4. Menangguhkan putusan tentang biaya perkara ini hingga putusan akhir ; Menimbang, bahwa atas jawaban, eksepsi dan gugatan rekonpensi dari Termohon tersebut, Pemohon dalam repliknya telah memberikan keterangan secara tertulis dan sekaligus penambahan yang pada pokoknya sebagai berikut: DALAM POKOK PERKARA 1.
Bahwa replik Pemohon kaitannya dengan eksepsi tentang kompetensi relatif tidak perlu dicantumkan lagi, karena sudah diputus oleh Majelis Hakim dengan Putusan Sela;
2.
Bahwa pada poin 1 dari jawaban Termohon pada pokok perkara ini tidak perlu Pemohon tanggapi;
3.
Bahwa benar setelah menikah Pemohon dan Termohon tinggal bersama di rumah orang tua Termohon dan itu juga atas permintaan Termohon dan keluarganya, apalagi secara adat kebiasaan Minangkabau hal itu sudah lazim dilakukan. Setelah menikah menantu laki-laki tinggal di rumah orang tua istri sampai anak menantunya mapan dan punya rumah sendiri atau sampai mandiri. Akan tetapi sebenarnya Pemohon pada awalnya menginginkan istri dibawa ke tempat Pemohon bertugas di Pangkalan Kerinci di samping untuk mendampingi suami, apalagi merupakan kewajiban istri untuk mendampingi suami tersebut, bahkan Pemohon telah menyediakan tempat yang layak sebagaimana orang berumah tangga sebagaimana pasangan suami istri, namun orang tua Termohon merasa keberatan Termohon dibawa oleh Pemohon ke tempat Pemohon bertugas, maka terjadilah pertengkaran kecil di antara kedua belah pihak keluarga Pemohon dan Termohon dengan alasan orang tua Termohon mengatakan bahwa anaknya belum mahir mengurus rumah tangga (memasak, mencuci, sebagaimana pekerjaan seorang ibu rumah tangga yang layak bagi suaminya), di samping itu Termohon masih terikat pekerjaan di Pekanbaru. Kondisi ini telah berlangsung sampai Termohon dalam kondisi hamil 5 bulan dan atau 7 bulan perkawinan, maka Pemohon dengaj sangat serius dan berusaha keras untuk membawa Termohon ke Pangkalan Kerinci dengan alasan bahwa Pemohon sangat mengkhawatirkan kondisi istri yang sedang hamil, di samping itu tentunya sebagai suami ingin memberikan perhatian yang cukup pada Termohon yang sedang mengandung buah hatinya. Maka berhasillah Termohon diajak ke Pangkalan Kerinci oleh Pemohon. Akan tetapi Termohon ikut Pemohon tersebut hanya berlangsung selama 3 bulan saja, karena Termohon berkeinginan melahirkan anak pertamanya di rumah orang tuanya di Pekanbaru. Setelah Termohon melahirkan sampai bayi pemohon dan Termohon berukur 2 bulan, maka Pemohon membawa kembali Termohon dan buah hatinya ke Pangkalan kerinci ke tempat kediaman Pemohon, semenjak itulah kehidupan rumah tangga Pemohon dan Termohon berjalan layaknya rumah tangga sepasang suami istri dan beserta anakya
Putusan Nomor : 35/Pdt.G/2011/PA.Pkc
Halaman - 6 - dari 22 hal.
tersebut, namun hal ini hanya berjalan selama lebih kurang satu tahun setengah atau bayi berumur 17 bulan, jadi tidak benar tuduhan Termohon pada Pemohon yang mengatakan Pemohon jarang pulang tersebut; 0.
Bahwa benar Pemohon mengabaikan Termohon, apalagi dengan menuduh orang tua perempuan Pemohon sebagai mertua sering ikut campur atau apakah namanya sangat dominan dalam rumah tangga Pemohon dan Termohon itu adalah fitnah tanpa dapat dibuktikan;
0.
Bahwa perjodohan tersebut sebenarnya justru dari orang tua dan keluarga Termohon yang sebagai pengagasnya, ya apa boleh buat nasi sudah jadi bubur, toh juga sudah takdir dari yang maha Kuasa;
0.
Bahwa dalil Termohon pada poin 5 adalah keliru uang hantaran jika kita sebut dalam istilah adat Minangkabau, tepatnya adat Pariaman hal itu adalah sudah biasa dan sudah menjadi rahasia umum, toh hal itu juga sebagai memenuhi syarat adat istiadat, namun tidak ada unsur paksaan apalagi memberatkan para pihak, bahkan setelah dirundingkan dengan musyawarah mufakat bersama antara keluarga Pemohon dan Termohon beserta ninik mamak, setelah saling setuju barulah dibayarkan sebesar yang disepakati tersebut, dan perlu diketahui uang tersebut keguanaannya juga untuk keperluan hidup berumah tangga antara Pemohon dan Termohon juga, untuk persiapan setelah menikah dan membeli semua keperluah hidup berumah tangga. Jadi dalil ini tidak menjadi dasar maupun alasan hukum untuk dikemukakan dalam perkara aquo;
0.
Bahwa Pemohon tetap pada dalil pada poin 5 dari halaman 2 sebagaimana dalam surat pemohonan cerai talak terdahulu;
0.
Bahwa Termohon adalah tergolong orang yang tidak pandai mensyukuri nikmat Allah SWT, yang namanya orang baru hidup berumah tangga tidak akan mungkin langsung jadi sempurna, apalagi semua ada dan tersedia, apalagi hidup ini mulainya dari nol, dari bawah dahulu, namun perlahan-lahan sambil membina rumah tangga barulah berusaha baik untuk masa depan istri apalagi untuk anak-anak kelak, namun Termohon tidak sabar, semua jadi serba tidak mencukupi dan merasa serba kurang saja, makanya rumah tangga Pemohon dan Termohon ini sudah tidak bisa harmonis lagi;
0.
Bahwa Pemohon memohon ke hadapan majelis hakim Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci untuk dapat mengabulkan permohonan Pemohon seluruhnya; Bahwa terhadap tuntutan yang disampaikan oleh Termohon adalah sangat
mengada-ada, mengingat Pemohon juga termasuk anggota POLRI yang mengharap gaji lebih dari cukup dengan pangkat Brigadir Polisi dengan penghasilan rata-rata perbulan sebesar Rp. 2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu rupiah), jadi tidak masuk akal baik secara hukum maupun secara manusiawi bahwa tuntutan uang mut’ah sebesar Rp.
Putusan Nomor : 35/Pdt.G/2011/PA.Pkc
Halaman - 7 - dari 22 hal.
50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) apalagi dengan memakai istilah uang pengganti pernikahan dan hiburan. Mestinya Termohon malu untuk menuntut uang ini karena pernikahan dahulunya adalah kehendak bersama orang tua, apalagi pesta juga di rumah orang tua Termohon yang telah menutupi malu dan nama baik keluarga besar Termohon juga, jadi tidak pantas diungkit-ungkit lagi; Terakhir nafkah ketinggalan Mei 2010 juga tidak ada aturan bakunya atau standarnya untuk diganti, karena nafkah lahir dan batin hidup berumah tangga ini sangat relatif, jadi tidak ada ukuran seperti dalam kontrak perjanjian kerjasama dagang pula, oleh karena itu mohon semua tuntutan yang disampaikan Termohon untuk diabaikan seluruhnya, kecuali yang disanggupi saja oleh Pemohon berdasarkan kemampuan, yaitu nafkah anak hingga dewasa, karena darah daging Pemohon juga, nafkah iddah, karena kewajiban syariah disesuaikan dengan kemampuan Pemohon nantinya; Berdasarkan semua dalil-dalil replik di atas, maka mohon kepada yang terhormat Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara aquo untuk memberikan putusan yang amarnya sebagai berikut : 1.
Menolak eksepsi yang diajukan oleh Termohon seluruhnya;
2.
Mengabulkan permohonan Pemohon cerai talak seuruhnya;
Dan apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya; Menimbang, bahwa atas replik Pemohon tersebut, Termohon menyampaikan dupliknya secara tertulis yang pada pokoknya sebagai berikut ; DALAM EKSEPSI : 1. Bahwa dalam eksepsi yang disampaikan dalam jawaban cerai talak tanggal 28 Februari 2011 dianggap telah disampaikan dalam jawaban ini; 2. Diakui secara tegas oleh Termohon, bahwa Termohon pernah bertempat tingg al di Pangkalan kerinci karena mengikuti Pemohon yang berdinas di Polres pelalawan. 3. Namun bertempat tinggal di Pangkalan Kerinci, bukan berarti Termohon adalah warga Pangkalan Kerinci, karena domisili hukum Termohon, hingga saat ini masih di jalan Gatot Subroto Nomor 49, Pekanbaru sebagaimana tertera dalam Kartu Tanda Penduduk Termohon; 4. Bahwa memang benar, Termohon pernah dibuatkan Kartu Tanda Penduduk sementara di Pangkalan Kerinci, namun kuat dugaan bahwa KTP dimaksud tidak dikeluarkan menurut prosedur yang berlaku, karena sampai detik ini Pemohon tidak pernah secara hukum pindah domisili dari Pekanbaru ke Pangkalan Kerinci ataupun Pemohon (selaku suami) tidak pernah berusaha mengurus surat pindah Termohon dari Pekanbaru ke Pangkalan Kerinci. Artinya tidak ada itikad baik dari Pemohon untuk membawa Termohon ke Pangkalan Kerinci hanya karena keterpaksaan belaka;
Putusan Nomor : 35/Pdt.G/2011/PA.Pkc
Halaman - 8 - dari 22 hal.
5. Bahwa Pemohon jelas salah menafsirkan dalam replik eksepsi angka 4 kata-kata “tempat kediaman Termohon”, kecuali apabila Termohon dengan sengaja meninggalkan tempat kediaman yang ditentukan bersama tanpa izin. Sepertinya Pemohon lupa kalau pemohonlah yang telah mengusir Termohon dari Pangkalan Kerinci, bahkan barang-barang Termohon dikirim oleh Pemohon ke Pekanbaru melalui orang lain. Kesannya malah “membuang” barang-barang miliki Termohon. Apakah ini sikap seorang suami yang bertanggung jawab? Dan agar Pemohon pahami kembali, bahwa tempat kediaman artinya adalah domisili hukum yang tetap. Secara hukum domoisili Termohon masih terdaftar di Pekanbaru. Karena itu jelas terhadap perkara cerai talak ini bukan menjadi kompetensi Pengadilan Agama pangkalan Kerinci; DALAM POKOK PERKARA : 1. Bahwa mohon agar jawaban cerai talak tanggal 28 Februari 2011 dianggap telah disampaikan dalam duplik ini. 2. Bahwa secara tegas Termohon membantah duplik dalam pokok perkara yang disampaikan Pemohon. 3. Bahwa agar Pemohon memahami kembali tentang adat Minangkabau. Kalau memang Pemohon memahami adat Minagkabau, seharusnya Pemohon menjadi sumando niniak mamak, bukan menjadi sumando kacang miang atau sumando lapiak buruak. 4. Bahwa dalam adat Minagkabau tidak mengenal istilah “uang hantaran”, memang benar dalam adat Pariaman dikenal istilah “uang jemputan”. Namun apakah Pemohon memahami filosofi uang jemputan dimaksud? Dan tahukah Pemohon kepada siapakah adat “uang jemputan” itu diberlakukan?; 5. Pernikahan yang diberlakukan uang jemputan apabila dilaksanakan oleh “orang pariaman”. Pertanyaannya apakah Pemohon orang Pariaman? Jelas jawabannya tidak. Karena menurut adat Minagkabau silsilah kekeluargaan mengikuti garis keturunan ibu (matrilinial). Sedangkan Pemohon secara matrilinial adalah orang Luhak Agam (Maninjau) bukan orang Pariaman, karena itu harap Pemohon jangan mengambil keuntungan dari kondisi yang ada; 6. Makna uang jemputan dalam filosofi adat Pariaman adalah sebagai penghargaan kepada pihak keluarga atas jerih payah membesarkan anaknya. Biasanya uang jemputan dimaksud sebahagian juga digunakan untuk persiapan rumah tangga, namun dalam kenyataannya “uang hantaran” versi Pemohon tidak jelas rimbanya, sehingga apa yang disampaikan oleh Pemohon dalam replik angka 5 menjadi bias, tidak ada korelasinya;
Putusan Nomor : 35/Pdt.G/2011/PA.Pkc
Halaman - 9 - dari 22 hal.
7. Secara umum dalam adat minangkabau mengenai istilah perkawinan sistem semenda, artinya pihak laki-laki (sumando) tinggal di rumah perempuan, namunj dalam kenyatannya, apakah Pemohon telah melaksanakan sebagaimana dimaksud oleh adat Minangkabau? jawabannya adalah tidak; 0. Bahwa apakah disampaikan oleh Pemohon dalam replik angka 7, memang kedengarannya sangat bijaksana, namun apakah Pemohon pernah menyampaikan hal itu secara langsung kepada Termohon? Pemohon harus realistis, dalam kondisi perekonomian sekarang ini, apakah uang Rp 50.000,- cukup untuk 3 hari? Bagi Termohon yang terpenting adalah gizi anak, bukan untuk diri Termohon. Termohon hanya menuntut perhatian secara mori dan materiil untuk anak, bukan untuk diri Termohon; 0. Bahwa sebagai aparat negara, seharusnya Pemohon memberikan contoh yang baik kepada masyarakat. Bagaimana mungkin Pemohon dapat mengemban tugas sebagai aparat negara, kalau membinan rumah tangga sendiripun Pemohon tidak sanggup, sungguh ironis; 0. Termohon sangat terharu dengan jawaban Pemohon, bahwa Termohon tidak manusiawi, karena menuntut uang mutah Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah), namun pernahkah Pemohon berpikir secara manusiawi, ketika akan melangsungkan pernikahan dahulu? Bahkan keluarga Pemohon meminta pesta diadakan digedung dengan biaya bersama. Tapi apa kenyataannya? Semuanya harus ditanggung sendiri oleh Termohon. Uang Rp. 50.000.000,- adalah sangat setimpal bahkan kurang apabila dibandingkan dengan beban moril maupun materiil yang dialami oleh Termohon. “habis manis sepah dibuang”; Berdasarkan alasan di atas, maka mohon kepada Majelis Hakim yang terhormat memberikan putusan yang amarnya sebagai berikut : DALAM EKSEPSI : -
Mengabulkan eksepsi Termohon seluruhnya;
-
Menyatakan gugatan talak cerai Pemohon tidak dapat diterima karena Pengadilan Agama pangkalan kerinci bukanlah pengadilan yang berwenang memeriksa perkara talak cerai dimaksud;
DALAM POKOK PERKARA : -
Mengabulkan tuntutan Termohon, yaitu : 0. Nafkah ketinggalan dari Mei 2010 sampai dengan keluarnya putusan Pengadilan Agama dalam perkara ini; 0. Nafkah iddah; 0. Mut’ah sejumlah Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah); 0. Nafkah anak hingga dewasa;
-
Menguatkan hak asuh anak berada pada Termohon;
Putusan Nomor : 35/Pdt.G/2011/PA.Pkc
Halaman - 10 - dari 22 hal.
-
Menghukum Pemohon untuk membayar biaya perkara;
Apabilan Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang sedail-adilnya; Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil permohonannya, Pemohon telah mengajukan alat bukti surat berupa :
1. 1 (satu) lembar asli surat izin cerai Nomor : SIC/01/2001 tentang persetujuan cerai atas nama Wiltarsa Halim yang dikeluarkan oleh Kepala Kepolisian Resor Pelalawan tanggal 22 Januari 2011, setelah diperiksa Majelis Hakim ternyata benar dan oleh Ketua Majelis diberi kode bukti P.1; 2. 1 (satu) lembar foto kopi buku kutipan akta nikah nomor : 21/21/I/2008, tanggal 18 Januari 2008 dan telah bermeterai cukup serta telah dinazzegelen Pejabat kantor Pos dan Giro Pangkalan Kerinci serta telah di legalisir oleh Panitera Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci, setelah diperiksa majelis hakim ternyata sama dan cocok dengan aslinya yang dikeluarkan oleh PPN/KUA.Kec.Pekanbaru Kota, Kota Pekanbaru oleh ketua majelis diberi kode P.2; Menimbang, bahwa
atas bukti P.1 dan P.2 tersebut, Termohon didengar
menerangkan, bahwa Termohon telah membenarkan semua bukti surat tersebut; Menimbang, bahwa di Persidangan Termohon telah mengajukan alat bukti surat berupa 1 (satu) lembar foto kopi Kartu Tanda Penduduk Nomor : 1471026808800041 atas nama Fenny Anggraini tanggal 25 Nopember 2008 dan telah bermeterai cukup serta telah di nazzegelen oleh Pejabat Kantor Pos dan Giro Pangkalan Kerinci serta dilegalisir oleh Panitera Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci. Setelah diperiksa Majelis Hakim ternyata sama dan cocok dengan aslinya yang dikeluarkan oleh Camat Pekanbaru Kota, oleh ketua majelis diberikode T.1; Menimbang, bahwa Pemohon telah pula mengajukan saksi-saksi di persidangan sebagai berikut: 1. Nama : SAKSI PERTAMA PEMOHON, umur 53 tahun, agama Islam, pekerjaan PNS, tempat tinggal di KAMPAR; Bahwa saksi di bawah sumpahnya telah memberikan keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut : -
Bahwa saksi sebagai kakek Pemohon menerangkan Pemohon dan Termohon adalah suami istri yang dikaruniai seorang anak berumur 3 tahun;
-
Bahwa saksi tidak mengetahui kapan Pemohon dan Termohon menikah, meskipun saksi hadir dalam pernikahan Pemohon dan Termohon;
-
Bahwa saksi melihat, setelah menikah Pemohon dan Termohon bertempat tinggal di rumah orang tua Termohon di Pekanbaru, setelah itu keduanya pindah ke tempat tugas Pemohon di Pangkalan Kerinci;
Putusan Nomor : 35/Pdt.G/2011/PA.Pkc
Halaman - 11 - dari 22 hal.
-
Bahwa saksi tidak mengetahui berapa lama Pemohon dan Termohon tinggal di Pangkalan Kerinci, namun setahu saksi Pemohon dan Termohon sudah hidup berpisah hingga sekarang 8 bulan;
-
Bahwa saksi tidak mengetahui secara pasti penyebab Pemohon dan Termohon hidup berpisah, namun sejak Mei 2010, yaitu ketika Pemohon dan Termohon menghadiri pesta pernikahan adik Pemohon, Termohon sudah tidak mau lagi ikut bersama dengan Pemohon;
-
Bahwa saksi tidak pernah melihat Pemohon dan Termohon bertengkar, namun setahu saksi sejak anaknya berumur 40 hari, Pemohon dan Termohon sudah berselisih tempat tinggal;
-
Bahwa saksi sudah memberikan nasehat kepada Pemohon dan Termohon, namun tidak berhasil; Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut, Pemohon maupun Termohon
menerangkan telah membenarkannya; 2. Nama : SAKSI KEDUA PEMOHON, umur 49 tahun, agama Islam, pekerjaan Ibu rumah tangga, tempat tinggal di Jalan PEKANBARU; Bahwa saksi di bawah sumpahnya telah memberikan keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut : -
Bahwa saksi adalah ibu kandung Pemohon menerangkan Pemohon dan Termohon adalah suami istri yang menikah pada tahun 2008;
-
Bahwa setelah menikah Pemohon dan Termohon tinggal bersama di rumah orang tua Termohon di Pekanbaru, setelah Termohon hamil 4 bulan, keduanya pindah ke rumah kontrakan di Pangkalan Kerinci;
-
Bahwa ketika hendak melahirkan (usia kehamilan 8 bulan) Termohon dengan diantar oleh Pemohon kembali ke rumah orang tua Termohon di Pekanbaru hingga usia anak Pemohon dan Termohon 40 hari, Termohon kembali lagi ke Pangkalan Kerinci;
-
Bahwa saksi melihat setelah keduanya tinggal di pangkalan Kerinci sampai usia anak Pemohon dan Termohon 17 bulan, yaitu pada bulan Mei 2010 Termohon menghadiri pesta adik Pemohon di Pekanbaru, namun setelah pesta Termohon tidak bersedia kembali ke rumah kontrakan Pemohon di pangkalan kerinci dan tinggal di rumah orang tuanya di Pekanbaru, sehingga antara Pemohon dan Termohon berpisah tempat tinggal hingga sekarang;
-
Bahwa setelah kejadian tersebut, Pemohon sudah berusaha menjemput Termohon, namun Termohon tidak mau;
-
Bahwa setahu saksi penyebab keretakan rumah tangga Pemohon dan Termohon adalah karena Termohon tidak mau mengikuti Pemohon an lebih mementingkan orang tuanya;
Putusan Nomor : 35/Pdt.G/2011/PA.Pkc
Halaman - 12 - dari 22 hal.
-
Bahwa persoalan itu sudah mulai muncul sejak usia pernikahan Pemohon dan Termohon 4 bulan;
-
Bahwa meskipun antara Pemohon dan Termohon sudah berpisah tempat tingga, namun Pemohon tetap memberikan nafkahnya kepada Termohon;
-
Bahwa saksi sudah pernah menasehati Pemohon dan Termohon agar berdamai dan hidup rukun lagi sebagai suami istri, namun Termohon tidak mau; Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut, Pemohon menerangkan telah
membenarkannya, sedangkan Termohon menyatakan bahwa keterangan saksi yang menyatakan Pemohon pernah menjemput Termohon adalah tidak benar, karena yang menjemput bukanlah Pemohon sendiri, melainkan adik Pemohon yang datang ke tempat Termohon; Menimbang, bahwa selain alat bukti surat tersebut Termohon juga mengajukan saksi-saksi sebagai berikut: 1. Nama : SAKSI PERTAMA TERMOHON, umur 57 tahun, agama Islam, pekerjaan Ibu rumah tangga, tempat tinggal di Jalan PEKANBARU; Bahwa saksi di bawah sumpahnya telah memberikan keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut : -
Bahwa saksi adalah bibi/tante dari Termohon mengetahui Pemohon dan Termohon adalah suami istri yang menikah pada tahun 2008 dan telah dikaruniai seorang anak berumur 3 tahun yang sekarang ikut Termohon;
-
Bahwa saksi mengetahui Pemohon dan Termohon adalah suami istri, karena saksi hadir sendiri dalam pernikahan Pemohon dan Termohon;
-
Bahwa setelah menikah Pemohon dan Termohon tinggal bersama di rumah orang tua Termohon di Pekanbaru selama kurang lebih 1 minggu, kemudian pindah ke rumah kontrakan di Pangkalan Kerinci;
-
Bahwa saksi melihat rumah tangga Pemohon dan Termohon sudah tidak harmonis lagi, karena sejak bulan Mei 2010 Termohon dan Pemohon sudah berpisah tempat tinggal;
-
Bahwa saksi tidak mengetahui penyebab keduanya berpisah tempat tinggal, saksi hanya tahu bahwa kejadian itu berawal ketika Termohon menghadiri pesta perkawinan keluarga Pemohon di pekanbaru, di mana setelah itu Termohon bersama dengan orang tuanya, sedangkan Pemohon tinggal di Pangkalan Kerinci
-
Bahwa setahu saksi penyebab keretakan rumah tangga Pemohon dan Termohon adalah karena Termohon tidak mau mengikuti Pemohon an lebih mementingkan orang tuanya;
-
Bahwa saksi tidak pernah melihat pertengkaran antara Pemohon dan Termohon,namun saksi hanya tahu dari cerita orang tua Termohon bahwa antara Pemohon dan Termohon sering terjadi percekcokan;
Putusan Nomor : 35/Pdt.G/2011/PA.Pkc
Halaman - 13 - dari 22 hal.
-
Bahwa saksi sudah pernah menasehati Termohon agar berdamai dan hidup rukun lagi dengan Pemohon sebagai suami istri, namun Termohon tidak mau; Menimbang, bahwa atas keterangan saksi Termohon tersebut, Termohon
maupun Pemohon menerangkan telah membenarkannya; 2. Nama : SAKSI KEDUA TERMOHON, umur 55 tahun, agama Islam, pekerjaan Ibu rumah tangga, tempat tinggal di Jalan HERMIATI Binti M. NUR RAUF PEKANBARU; Bahwa saksi di bawah sumpahnya telah memberikan keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut : -
Bahwa saksi adalah ibu kandung Termohon mengetahui Pemohon dan Termohon adalah suami istri yang menikah pada tahun 2008;
-
Bahwa setelah menikah Pemohon dan Termohon tinggal bersama di rumah saksi selama 40 hari, setelah itu pindah ke rumah kontrakan di Pangkalan Kerinci;
-
Bahwa ketika tinggal bersama dengan saksi, hubungan antara Pemohon dan Termohon baik-baik saja;
-
Bahwa pada bulan Mei 2010, Pemohon bersama Termohon hendak menghadiri pesta adik Pemohon di Pekanbaru, namun terlebih dahulu Termohon dititipkan di rumah saya, kemudian ketika pernikahan dilangsungkan, Pemohon datang menjemput Termohon, namun diperjalanan keduanya bertengkar hingga akhirnya Termohon pulang sendirian ke rumah saya dan tidak jadi menghadiri pesta tersebut;
-
Bahwa saksi tidak mengetahui secara pasti mengapa keduanya bertengkar, namun setelah peristiwa tersebut Termohon tetap tinggal di rumah saya, sedangkan Pemohon kembali ke Pangkalan Kerinci;
-
Bahwa saksi selama ini tidak pernah melihat ataupun mendengar secara langsung pertengkaran antara pemohon dan Termohon, namun setelah kejadian tersebut antara Pemohon dan termohon sudah hidup berpisah hingga sekarang;
-
Bahwa setelah hidup berpisah tersebut, Pemohon memang pernah datang untuk menjemput Termohon, namun Pemohon tidak menyampaikan sendiri, melainkan datang ke tempat tetangga;
-
Bahwa selama berpisah tersebut, Pemohon tidak pernah memberikan nafkah kepada Termohon;
-
Bahwa saksi sudah pernah menasehati Termohon agar berdamai dan hidup rukun lagi dengan Pemohon sebagai suami istri, namun tidak berhasil; Menimbang, bahwa atas keterangan saksi Termohon tersebut, Termohon
menerangkan telah membenarkannya, sedangkan Pemohon menyatakan keberatan dengan keterangan saksi yang menerangkan bahwa Pemohon pernah menjemput, namun hanya ke tempat tetangga. Pemohon menerangkan bahwa yang sebenarnya
Putusan Nomor : 35/Pdt.G/2011/PA.Pkc
Halaman - 14 - dari 22 hal.
adalah utusan keluarga Pemohon sudah pernah datang untuk menjemput Termohon, namun Termohon tidak mau; Menimbang, bahwa Pemohon dalam kesimpulannya menyatakan tetap pada pendiriannya semula sebagaimana yang terdapat dalam surat permohonan maupun repliknya, sedangkan Termohon dalam kesimpulannya menyatakan bersedia bercerai dengan Pemohon dengan mengajukan beberapa tuntutan, sebagaimana terdapat dalam jawaban dan dupliknya. Selanjutnya mereka tidak menyampaikan sesuatu apapun lagi, melainkan mohon putusan yang seadil-adilnya; Menimbang, bahwa selanjutnya untuk mempersingkat
uraian
putusan ini
ditunjuk kepada hal-hal sebagaimana tercantum dalam berita acara persidangan perkara ini; TENTANG HUKUMNYA DALAM EKSEPSI Menimbang, bahwa dalam jawabannya Termohon selain mengakui dan menyangkal sebagian isi permohonan Pemohon juga mengajukan eksepsi tentang kompetensi relatif yang pada pokoknya menyatakan Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci tidak berwenang memeriksa dan mengadili perkara ini; Menimbang, bahwa terhadap eksepsi yang diajukan oleh Termohon mengenai Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci tidak berwenang untuk memeriksa dan mengadili perkara
ini,
Majelis
Hakim
telah
menjatuhkan
Putusan
Sela
Nomor
:
35/Pdt.G/2011/PA.Pkc tanggal 14 Maret 2011, yang amarnya berbunyi sebagai berikut : Sebelum memutus pokok perkara : 0. Menolak eksepsi Termohon; 0. Menyatakan bahwa Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci berwenang mengadili perkara tersebut; 0. Memerintahkan kepada Pemohon dan Termohon untuk melanjutkan perkara tersebut ; 0. Menangguhkan putusan tentang biaya perkara ini hingga putusan akhir ; Menimbang, bahwa dengan ditolaknya eksepsi tentang kompetensi relatif yang diajukan oleh Termohon tersebut, maka Majelis hakim dapat melanjutkan perkara ini dan selanjutnya akan mempertimbangkan pokok perkara; DALAM KONPENSI Menimbang,
bahwa
maksud
dan
tujuan
permohonan
Pemohon
adalah
sebagaimana diuraikan di atas;
Putusan Nomor : 35/Pdt.G/2011/PA.Pkc
Halaman - 15 - dari 22 hal.
Menimbang, bahwa Majelis telah berusaha mendamaikan Pemohon dan Termohon untuk hidup rukun lagi sebagai suami istri dan juga telah menempuh mediasi sebagaimana diatur dalam Perma Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan, akan tetapi gagal karena kedua belah pihak tidak mampu mengakhiri sengketa dalam rumah tangganya dengan kesepakatan damai, sebagaimana terdapat dalam Laporan Hasil Mediasi tertanggal 14 Maret 2011, Nomor: 35/Pdt.G/2011/PA.Pkc. yang dibuat oleh IMDAD, S.H.I, Hakim Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci sebagai Mediator; Menimbang, bahwa permohonan Pemohon adalah mengenai izin untuk menceraikan Termohon dengan mendasarkan pada pokok alasan bahwa dalam rumah tangga antara Pemohon dan Termohon sudah tidak harmonis lagi karena antara Pemohon dan Termohon sering terjadi perselisihan dan pertengkaran yang disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut; -
Termohon tidak mau ikut bersama Pemohon di manapun Pemohon bertugas malahan Termohon memilih tinggal bersama dengan orang tuanya, karena Termohon menikah dengan Pemohon dijodohkan oleh keluarga Termohon;
-
Termohon lebih mendengarkan kata-kata orang tuanya dari pada Pemohon sebagai suaminya;
-
Termohon selalu minta cerai kepada Pemohon apabila terjadi perselisina dan pertengkaran; Menimbang, bahwa perceraian bagi anggota Kepolisian Republik Indonesia
menurut Petunjuk Teknis No. Pol. : JUKNIS/01/III/1981 tentang Perkawinan, Perceraian dan Rujuk bagi Anggota Polri, harus mendapat izin dari terlebih dahulu dari pejabat yang berwenang; Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P.1 (surat izin cerai Nomor : SIC/01/2011 tentang persetujuan cerai atas nama Pemohon yang dikeluarkan oleh Kepala Kepolisian Resor Pelalawan) telah ternyata terbukti bahwa Pemohon telah mendapatkan izin dari pejabat berwenang yang dimaksud; Menimbang, bahwa Pemohon dalam Pemohonannya mendalilkan bahwa Pemohon dengan Termohon telah melangsungkan pernikahan pada tanggal 18 Januari 2008 yang dicatatkan oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Pekanbaru Kota (Kutipan Akta Nikah Nomor : 21/21/I/2008 tertanggal 18 Januari 2008 dari Kantor Urusan Agama Kecamatan Pekanbaru Kota); Menimbang, bahwa untuk meneguhkan dalil permohonannya itu, Pemohon telah mengajukan bukti P.2, yang merupakan bukti akta otentik perkawinan Pemohon dengan Termohon yang dilakukan berdasarkan syari'ah (Hukum Islam), dengan demikian berdasarkan pasal 7 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam, Majelis berpendapat bahwa
Putusan Nomor : 35/Pdt.G/2011/PA.Pkc
Halaman - 16 - dari 22 hal.
Pemohon memenuhi syarat kedudukan hukum (legal standing) untuk mengajukan perceraian; Menimbang, bahwa untuk meneguhkan dalil bantahannya, Termohon telah mengajukan bukti T.1 yang merupakan bukti kependudukan Termohon yang beralamat di Jalan Gatot Subroto No. 49 RT. 003 RW. 004, Kelurahan Kota Tinggi, Kecamatan Pekanbaru Kota, Kota pekanbaru; Menimbang, bahwa mengenai domisili Termohon tersebut telah dipertimbangkan dalam Putusan Sela Nomor : 35/Pdt.G/2011/PA.Pkc. tanggal 21 Maret 2011, maka Majelis berpendapat bukti tersebut patut dikesampingkan; Menimbang, bahwa perceraian menurut ketentuan pasal 39 ayat (1) Undangundang Nomor 1 Tahun 1974 hanya dapat dilakukan di depan sidang Pengadilan setelah Pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak; Menimbang, bahwa pada ayat (2)nya menyatakan, untuk melakukan perceraian harus ada cukup alasan, bahwa antara suami isteri itu tidak akan dapat hidup rukun sebagai suami istri; Menimbang, bahwa alasan yang dapat dijadikan dasar untuk perceraian, sebagaimana tersebut dalam penjelasan pasal 39 ayat (2) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974, antara lain pada huruf f menyatakan
bahwa antara suami istri terus
menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga; Menimbang, bahwa dalil-dalil Pemohon yang telah menjadi tetap karena telah diakui benar oleh Termohon dan berdasarkan bukti P.1 dan P.2 serta keterangan saksisaksi yang juga telah diakui benar oleh Termohon adalah : - Bahwa Pemohon adalah anggota POLRI aktif yang bertugas di Polres Pelalawan (bukti P.1); - Bahwa antara Pemohon dan Termohon adalah suami istri yang sah, menikah pada tanggal 18 Januari 2008 (Bukti P.2) dan dalam perkawinannya tersebut Pemohon dan Termohon telah dikaruniai seorang anak bernama ANAK; - Bahwa rumah tangga antara Pemohon dan Termohon tidak harmonis, sering terjadi perselisihan dan pertengkaran karena Termohon tidak bersedia lagi hidup dengan Pemohon di Pangkalan Kerinci dan memilih tinggal bersama dengan orang tuanya di Pekanbaru dengan alasan bahwa pernikahan antara Pemohon dan Termohon adalah atas dasar perjodohan dari orang tua; - Bahwa antara Pemohon dengan Termohon telah berpisah rumah sejak Mei 2010, yaitu sejak Pemohon dan Termohon menghadiri pesta pernikahan adik Pemohon dan sejak saat itu Termohon tidak bersedia kembali bersama Pemohon ke Pangkalan kerinci hingga sekarang ;
Putusan Nomor : 35/Pdt.G/2011/PA.Pkc
Halaman - 17 - dari 22 hal.
Menimbang, bahwa
pihak keluarga Pemohon dan Termohon telah berusaha
mendamaikan Pemohon dan Termohon supaya hidup rukun lagi sebagai suami istri, akan tetapi tidak berhasil; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, Majelis berkesimpulan bahwa perselisihan dan pertengkaran yang terjadi antara Pemohon dan Termohon telah sampai pada puncak sedemikian rupa sifatnya sehingga hubungan antara Pemohon dan Termohon dalam membina rumah tanggannya telah pecah dan sudah tidak ada harapan akan hidup rukun lagi sebagai suami istri; Menimbang, bahwa dalam kondisi rumah tangga yang demikian, kehidupan keluarga yang sakinah mawaddah dan rahmah sebagai tujuan perkawinan sebagaimana dimaksud dalam firman Allah surat Ar-Rum ayat 21, jelas tidak akan tercapai. Dan bahkan apabila perkawinannya ini tetap dipertahankan justru dikhawatirkan Pemohon sebagai seorang suami dan atau Termohon sebagai seorang istri tidak akan dapat melaksanakan kewajibannya masing-masing sebagaimana tersebut dalam Pasal 33 dan Pasal 34 ayat (1) dan (2) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 jo. Pasal 77 ayat (1), (2), (3), dan (4) Kompilasi Hukum Islam sehingga akan menimbulkan mafsadat yang lebih besar lagi; Menimbang, bahwa menghindari terjadinya mafsadat dalam rumah tangga harus lebih diutamakan dari pada mendatangkan kemaslahatan sesuai qaidah Fiqhiyyah yang berbunyi : دراء اﻟﻤـﻔـــﺎﺳـــﺪ ﻣـﻘـــﺪم ﻋﻠﻰ ﺟـﻠــﺐ اﻟﻤـﺼــﺎﻟـﺢ؛ Artinya : Menolak mafsadat lebih diutamakan untuk menjaga kemaslahatan; Menimbang, bahwa dari apa yang telah dipertimbangkan di atas, Majelis berpendapat bahwa Pemohon yang mohon diizinkan untuk mengucapkan talak terhadap Termohon tersebut telah memenuhi alasan perceraian sebagaimana dimaksud dalam penjelasan pasal 39 ayat (2) huruf f Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 jo pasal 116 huruf f Kompilasi Hukum Islam dan pasal 22 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975. oleh karena itu permohonan tersebut patut dikabulkan; DALAM REKONPENSI Menimbang,
bahwa
maksud
dan
tujuan
gugatan
Penggugat
rekonpensi/Termohon konpensi adalah sebagaimana diuraikan di atas; Menimbang, bahwa apa yang telah dipertimbangkan dalam konpensi di atas adalah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam gugatan rekonpensi; Menimbang, bahwa tuntutan Penggugat rekonpensi/Termohon konpensi adalah bahwa
Penggugat
rekonpensi/Pemohon
rekonpensi/Termohon konpensi
untuk
konpensi
menuntut
memberikan
kepada
kepada
Tergugat Penggugat
rekonpensi/Termohon konpensi berupa :
Putusan Nomor : 35/Pdt.G/2011/PA.Pkc
Halaman - 18 - dari 22 hal.
1. Nafkah ketinggalan dari bulan Mei 2010 sampai dengan keluarnya putusan ini; 0. Nafkah iddah; 0. Mut’ah sejumlah Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah); 0. Nafkah anak hingga dewasa; 0. Menguatkan hak asuh anak kepada Termohon; Menimbang, bahwa atas tuntutan Penggugat rekonpensi/Termohon konpensi tersebut, Tergugat rekonpensi/Pemohon konpensi telah memberikan jawabannya yang pada pokoknya sebagai berikut : 1.
Bahwa tuntutan yang disampaikan Termohon tersebut sangat mengada-ada, mengingat Pemohon sebagai anggota POLRI yang berpangkat Brigadir Polisi berpenghasilan perbulan Rp. 2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu rupiah), sehingga sangat tidak manusiawi jika Termohon menuntut mut’ah sebesar Rp. 50.000.000,(lima puluh juta rupiah);
2.
Bahwa tuntutan terhadap nafkah ketinggalan sejak Mei 2010 tidak ada aturan dan standar yang baku, karena nafkah lahir dan batin dalam hidup berumah tangga sangat relatif;
3.
Bahwa tuntutan terhadap nafkah anak dan nafkah iddah adalah sudah menjadi kewajiban Pemohon, namun berdasarkan kemampuan Pemohon; Menimbang, bahwa atas jawaban tersebut, Penggugat rekonpensi/Termohon
konpensi memberikan tanggapan yang pada pokoknya tetap pada tuntutan semula ; Menimbang, bahwa berdasarkan hal-hal tersebut diatas, oleh karena antara tuntutan Penggugat rekonpensi/Termohon konpensi dalam hal mut’ah tidak ada kejelasan besaran nominal dengan kesanggupan untuk memberi dari Tergugat rekonpensi/Pemohon konpensi kepada Penggugat Rekonpensi/Termohon Konpensi tersebut, maka dalam hal ini Majelis Hakim karena jabatannya dapat menentukan besaran nominal untuk mut’ah tersebut; Menimbang, bahwa Majelis Hakim sependapat dengan ahli fiqih dalam Kitab Tuhfah juz. III, hal. 173 yang selanjutnya Majelis jadikan sebagai pendapat hukum sebagai berikut :
وﯾـﻘـــﺪر ﻗﺎض ﺑﺎﺟـﺘـﮭـﺎده ﻋﻨــﺪ ﺗـﻨـﺎزﻋـﮭـﻤـﺎ و ﯾـﻔــﺎوت ﺑـﯿﻦ ﻣـﻮﺳــﺮ و ﻏـﯿـﺮه و ﯾـﻔــﻮض ﻣـﺎ ﯾـﻠـﯿــﻖ؛ Artinya : Hakim dapat menetapkan menurut ijtihadnya, bilamana terdapat perselisihan dan perbedaan antara suami yang kaya dan lainnya, maka ditentukan menurut keadaan suami yang patut ; Menimbang, bahwa dari apa yang telah dipertimbangkan di atas, Majelis akan menentukan besaran nominal tuntutan tersebut yang patut (sesuai dengan kemampuan)
Putusan Nomor : 35/Pdt.G/2011/PA.Pkc
Halaman - 19 - dari 22 hal.
bagi
Tergugat
rekonpensi/Pemohon
konpensi
dan
layak
bagi
Penggugat
Rekonpensi/Termohon Konpensi, maka dengan memperhatikan ketentuan dalam pasal 149 huruf (a) Kompilasi Hukum Islam, Majelis dapat mengabulkan tuntutan Penggugat Rekonpensi/Termohon Konpensi tersebut dengan menghukum kepada Tergugat Rekonpensi/Pemohon Konpensi untuk membayar sejumlah uang kepada Penggugat Rekonpensi/Termohon Konpensi berupa mut’ah sebesar Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah); Menimbang, bahwa untuk tuntutan nafkah seorang anak bernama ANAK, umur 2 tahun 3 bulan, Penggugat Rekonpensi/Termohon Konpensi tidak menyebutkan jumlah nominalnya secara rinci; Menimbang, bahwa berdasarkan hal tersebut di atas, dengan memperhatikan ketentuan dalam pasal 41 huruf (b) Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 jo. pasal 149 huruf (d) Kompilasi Hukum Islam dan kepentingan masa depan anak tersebut di masa yang akan datang, maka Majelis Hakim dapat mengabulkan tuntutan nafkah seorang anak bernama ANAK, umur 2 tahun 3 bulan yang harus dibayar oleh Tergugat Rekonpensi/Pemohon Konpensi sebesar Rp. 800.000,- (delapan ratus ribu rupiah) setiap bulan sampai dengan anak tersebut dewasa; Menimbang, bahwa oleh karena anak tersebut dalam asuhan Penggugat Rekonpensi/Termohon Konpensi, maka nafkah untuk anak tersebut diserahkan kepada Penggugat Rekonpensi/Termohon Konpensi; Menimbang, bahwa mengenai tuntutan Penggugat Rekonpensi/Termohon Konpensi mengenai hak asuk anak, oleh karena anak tersebut sudah berada dalam asuhan Penggugat Rekonpensi/Termohon Konpensi, maka Majelis berpendapat bahwa tuntutan Penggugat Rekonpensi/Termohon Kompensi tersebut tidak dipertimbangkan; Menimbang, bahwa oleh karena terbukti Termohon telah nusyuz dengan tidak bersedia hidup bersama dengan Pemohon di tempat kediaman bersama, maka berdasarkan Pasal 149 huruf b Kompilasi Hukum Islam, tuntutan Termohon mengenai nafkah lampau dan nafkah iddah tersebut tidak dapat dikabulkan; Menimbang, bahwa karena perkara ini merupakan bidang perkawinan, berdasarkan pasal 89 ayat (1) Undang-undang Nomor 50 tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 7 tahun 1989, tentang Peradilan Agama, maka biaya perkara ini dibebankan kepada Pemohon konpensi/Tergugat rekonpensi; Memperhatikan segala Peraturan Perundang-undangan lain yang berlaku, dan dalil syar'i yang rkaitan dengan perkara ini; MENGADILI Dalam Eksepsi : - Menolak eksepsi Termohon seluruhnya;
Putusan Nomor : 35/Pdt.G/2011/PA.Pkc
Halaman - 20 - dari 22 hal.
Dalam Pokok Perkara DALAM KONPENSI 1. Mengabulkan permohonan Pemohon; 1. Menetapkan memberi izin kepada Pemohon ( PEMOHON ) untuk menjatuhkan talak satu raj’i terhadap Termohon ( TERMOHON ) di depan sidang Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci; DALAM REKONPENSI 1. Mengabulkan
gugatan
Penggugat
rekonpensi?Termohon
Konopensi
untuk
sebahagian; 2. Menghukum kepada Tergugat rekonpensi/Pemohon konpensi untuk membayar sejumlah uang kepada Penggugat rekonpensi/Termohon kenpensi berupa : a. Mut’ah sebesar Rp.5.000.000,- (lima juta rupiah); a. Nafkah seorang anak bernama ANAK, umur 2 tahun 3 bulan minimal Rp.1.000.000 ( satu juta rupiah ) setiap bulannya sampai anak tersebut dewasa atau mampu mandiri; 1. Menolak gugatan Penggugat rekonpensi/Termohon konpensi untuk selain dan selebihnya; DALAM KONPENSI DAN REKONPENSI Membebankan
kepada
Pemohon
Konpensi/Tergugat
rekonpensi
untuk
membayar biaya perkara ini sebesar Rp.221.000.- (duaratus duapuluhsatu ribu rupiah); Demikian putusan ini di jatuhkan dalam Rapat Permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci pada hari Senin tanggal 18 April 2011, bertepatan dengan tanggal 14 Jumadil Awal1432 H., oleh Kami Drs. ASY’ARI, MH sebagai Hakim Ketua
Majelis, YUNIATI FAIZAH,S.Ag.,SH.,M.SI. dan IMDAD, S.H.I..
masing-masing sebagai Hakim Anggota yang telah ditunjuk oleh Ketua Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci untuk memeriksa, mengadili serta memutus perkara ini pada tingkat pertama. Putusan mana diucapkan oleh Hakim Ketua Majelis tersebut dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga, dengan dihadiri oleh Hakim-Hakim Anggota tersebut dan FAKHRIADI, SH, sebagai Panitera Sidang serta dihadiri pula oleh Pemohon dan Termohon; KETUA MAJELIS
Drs. ASY’ARI, MH
HAKIM ANGGOTA I
Putusan Nomor : 35/Pdt.G/2011/PA.Pkc
HAKIM ANGGOTA II
Halaman - 21 - dari 22 hal.
YUNIATI FAIZAH, S.Ag.,SH, M.SI
IMDAD, S.H.I.
PANITERA SIDANG
FAKHRIADI, SH Perincian Biaya : - Pendaftaran
Rp
30.000,-
- Biaya Proses
Rp
50.000,-
- Panggilan Sidang
Rp 130.000,-
- Redaksi
Rp
5.000,-
- Meterai
Rp
6.000,-
Jumlah
Rp 221.000,-
( duaratus duapuluh satu ribu rupiah)
Putusan Nomor : 35/Pdt.G/2011/PA.Pkc
Halaman - 22 - dari 22 hal.