PUTUSAN Nomor : 198/Pdt.G/2011/PA.Pkc BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan
Agama Pangkalan Kerinci yang memeriksa dan mengadili
perkara tertentu pada tingkat pertama dalam persidangan Majelis telah menjatuhkan putusan atas perkara yang diajukan oleh: PEMOHON, umur 24 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir SMA, pekerjaan tani karet, tempat tinggal di PELALAWAN, selanjutnya disebut sebagai Pemohon; MELAWAN TERMOHON, umur 23 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir SMA, pekerjaan
ibu
rumah
tangga,
bertempat
tinggal
di
PELALAWAN, selanjutnya disebut sebagai Termohon; Pengadilan Agama tersebut; Telah mempelajari berkas perkara yang bersangkutan; Telah mendengar keterangan Pemohon dan Termohon; Telah memeriksa bukti-bukti di persidangan; TENTANG DUDUK PERKARA Bahwa Pemohon berdasarkan surat permohonannya tanggal
19 Juli 2011
yang telah terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci dengan nomor perkara: 198/Pdt.G/2011/PA.Pkc. tanggal 19 Juli 2011, mengajukan dalil-dalil yang pada pokoknya adalah sebagai berikut: - Bahwa Pemohon dan Termohon telah melangsungkan pernikahan pada tanggal 14 Oktober 2009 sebagaimana tercatat dalam Buku Kutipan Akta Nikah nomor: 158/04/X/2009, tanggal 14 Oktober 2009, yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Bunut, Kabupaten Pelalawan; - Bahwa setelah menikah, Pemohon dan Termohon tinggal bersama di rumah orang tua Termohon di Desa Petani, Bunut selama 5 bulan, kemudian pindah ke Desa Balam Merah selama 4 (empat) bulan sampai dengan bulan Juli 2010; - Bahwa dalam perkawinan Pemohon dan Termohon telah dikaruniai seorang anak bernama ANAK dan sekarang ikut dengan Termohon; - Bahwa rumah tangga Pemohon dan Termohon pada awalnya harmonis, namun sejak bulan Februari 2010 mulai tidak harmonis sering terjadi perselisihan dan pertengkaran yang penyebabnya adalah Termohon tidak bisa menerima penghasilan Pemohon yang tidak seberapa. Orang tua Termohon juga sering ikut campur dalam Hal 1 dari..hal. Putusan No:198/Pdt.G/2011/PA.Pkc
rumah tangga Pemohon dengan Termohon, Termohon sangat egois mau menang sendiri dan pernah meminta kepada Pemohon agar menceraikannya; - Bahwa puncak perselisihan dan pertengkaran tersebut terjadi pada bulan Juli 2010, di mana Pemohon berpisah tempat tinggal dengan Termohon, masing-masing tinggal di rumah orang tuanya; - Bahwa perselisihan dan pertengkaran disebabkan antara lain Termohon tidak mau diberi dan selama itu pula tidak melaksanakan kewajiban sebagai suami istri; - Bahwa kondisi rumah tangga Pemohon dan Termohon sudah tidak mungkin dirukunkan kembali, karena itu Pemohon mengajukan permohonan untuk menceraikan Termohon; - Bahwa Pemohon sanggup membayar biaya yang timbul dalam penyelesaian perkara ini; Berdasarkan dalil-dalil di atas, Pemohon mohon agar Ketua Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci Cq. Majelis Hakim, untuk memeriksa dan mengadili perkara ini, selanjutnya menjatuhkan putusan yang amarnya berbunyi: 1. Mengabulkan permohonan Pemohon; 2. Menetapkan memberi izin kepada Pemohon untuk mengucapkan ikrar talak terhadap Termohon; 3. Membebankan kepada Pemohon untuk membayar seluruh biaya yang timbul akibat perkara ini; Atau menjatuhkan putusan yang seadil-adilnya; Bahwa pada hari persidangan yang telah ditetapkan, Pemohon dan Termohon hadir menghadapa sendiri di persidangan; Bahwa antara Pemohon dengan Termohon telah pula diupayakan perdamaian melalui mediasi dengan Hakim Mediator MASHURI,S.Ag., namun upaya tersebut tidak berhasil; Bahwa selanjutnya Majelis Hakim berusaha mendamaikan kedua belah pihak agar tetap rukun dan mempertahankan rumah tangganya, tetapi usaha tersebut tidak berhasil dan Pemohon menyatakan tetap pada permohonannya; Bahwa selanjutnya dibacakan surat permohonan Pemohon yang isinya tetap dipertahankan oleh Pemohon; Bahwa atas permohonan Pemohon tersebut, Termohon mengajukan jawaban secara lisan yang pada pokoknya adalah sebagai berikut: - Bahwa pada pokoknya, Termohon membenarkan dalil-dalil permohonan Pemohon, kecuali yang secara tegas dibantah oleh Termohon;
Hal 2 dari 13 hal. Putusan No: 198/Pdt.G/2011/PA.Pkc
- Bahwa benar Pemohon dan Termohon adalah pasangan suami istri yang sah dan telah dikaruniai seorang anak bernama ANAK; - Bahwa benar sejak tahun 2000 yang lalu, rumah tangga Pemohon dan Termohon sudah tidak harmonis karena sering terjadi perselisihan dan pertengkaran; - Bahwa tidak benar Termohon egois atau mau menang sendiri. Hal itu dapat dibuktikan ketika Termohon mau ikut tinggal di rumah orang tua Pemohon ; - Bahwa tidak benar orang tua Termohon ikut campur dalam rumah tangga Pemohon dengan Termohon. Yang benar adalah karena penghasilan Pemohon sebagai petani karet sangat kurang dan tidak dapat mencukupi kebutuhan keluarga, maka orang tua Termohon mengajak tinggal di rumahnya agar dapat membantu dan menambah penghasilan; - Bahwa tidak benar Termohon tidak menghargai penghasilan Pemohon. Termohon tetap menghargai nafkah dari Pemohon, namun ketika Termohon membantu Pemohon mencari nafkah, Pemohon tidak memberikan hasilnya kepada Termohon. Kemudian Pemohon bertengkar dengan Termohon; - Bahwa benar Termohon pergi dari rumah orang tua Pemohon. Pada saat itu, Termohon hamil 6 (enam) bulan dan Pemohon tidak memperdulikan Termohon . Karena itu Termohon minta agar diantar pulan ke rumah orang tua Termohon ; - Bahwa penyebab retaknya rumah tangga Pemohon dengan Termohon adalah karena Pemohon kurang perhatian kepada Termohon terutama dalam hal nafkah. Sehingga menimbulkan percekcokan dalam rumah tangga; - Bahwa sejak bulan juli 2010, Pemohon pisah tempat tinggal dengan Termohon, meskipun telah pisah, Pemohon pernah datang ke rumah orang tua Termohon. Namun sejak 2 bulan yang lalu Pemohon tidak pernah datang lagi ke rumah Termohon; - Bahwa sejak bulan April sampai dengan bulan Juli 2010 (selama tiga bulan), Pemohon tidak memberikan nafkah kepada Termohon ; - Bahwa Termohon tidak keberatan bercerai dengan Pemohon, namun Termohon mengajukan tuntutan balik terhadap Pemohon; Bahwa Termohon mengajukan gugat balik (rekonvensi) kepada Pemohon sebagai berikut:
Nafkah lampau selama 3 (Tiga) bulan sejak bulan April 2010 s.d. bulan Juli 2010 sebesar Rp. 400.000,- (Empat ratud ribu rupiah);
Nafkah selama masa iddah sebesar Rp. 1.000.000,- (Satu juta rupiah);
Mut’ah berupa emas seberat 1 emas (2,5 gram);
Hal 3 dari 13 hal. Putusan No: 198/Pdt.G/2011/PA.Pkc
Bahwa atas jawaban Termohon tersebut, Pemohon mengajukan replik yang pada pokoknya adalah sebagai berikut: -
Bahwa Pemohon tetap berpegang pada dalil-dalil permohonannya kecuali yang secara tegas dibantah oleh Pemohon;
-
Bahwa penghasilan Pemohon sebulan rata-rata sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah);
-
Bahwa terhadap gugatan balik/rekonvensi Termohon, Pemohon menyampaikan kesanggupan sebagai berikut:
Nafkah lampau selama 3 (Tiga) bulan sejak bulan April 2010 s.d. bulan Juli 2010 sebesar Rp. 300.000,- (Tiga ratus ribu rupiah);
Nafkah selama masa iddah sebesar Rp. 300.000,- (Tiga ratus ribu rupiah);
Mut’ah berupa uang sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah); Bahwa atas Replik Pemohon tersebut, Termohon mengajukan duplik secara
lisan yang pada pokoknya tetap bertahan pada jawaban dan menyatakan setuju dan tidak keberatan atas kesanggupan Pemohon tentang tuntutan Termohon; Bahwa atas duplik Termohon tersebut kemudian Pemohon mengajukan rereplik/duplik dalam rekonvensi yang pada pokoknya tetap pada permohonannya dan jawaban dalam rekonvensinya; Bahwa untuk menguatkan dalil dalil permohonannya Pemohon mengajukan alat bukti tertulis berupa surat yaitu Fotokopi
Kutipan Akta Nikah Nomor:
158/04/X/2009 tanggal 14 Oktober 2009 yang dibuat dan dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar. Fotokopi tersebut telah dinazzegelen oleh Pejabat Pos dan telah dicocokkan dengan aslinya serta telah dilegalisir oleh Panitera Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci, maka sah sebagai bukti dalam perkara tersebut (Bukti P.1); Bahwa selain alat bukti tertulis, Pemohon juga mengajukan saksi-saksi sebagai berikut yaitu: 1. SAKSI PERTAMA, umur 31 tahun, agama Islam, pekerjaan Tani karet, bertempat tinggal di PELALAWAN, di bawah sumpahnya telah menerangkan sebagai berikut: - Bahwa saksi adalah kakak kandung Pemohon ; - Bahwa benar Pemohon dan Termohon adalah pasangan suami istri sejak tahun 2009 dan telah dikaruniai seorang anak, sekarang ikut Termohon; - Bahwa benar rumah tangga Pemohon dengan Termohon tidak rukun lagi sejak bulan Juli 2010, di mana Pemohon berpisah tempat tinggal dengan Termohon;
Hal 4 dari 13 hal. Putusan No: 198/Pdt.G/2011/PA.Pkc
- Bahwa penyebab pisah tempat tinggal Pemohon dengan Termohon, karena sering percekcokan dan pertengkaran antara keduanya, sehingga pada bulan juli 2010, Termohon dijemput oleh orang tua Termohon dan tinggal di rumah orang tua Termohon ; - Bahwa saksi mengetahui ketidakharmonisan rumah tangga Pemohon dengan Termohon , berdasarkan cerita Termohon kepada saksi; - Bahwa saksi bahwa selama pisah tempat tinggal, Pemohon tetap memberikan nafkah kepada Termohon, namun saksi tidak mengetahui jumlahnya; - Bahwa pekerjaan Pemohon adalah petani karet; - Bahwa saksi pernah menasehati Pemohon dan Termohon agar hidup rukun, namun upaya tersebut tidak berhasil; - Bahwa menurut saksi rumah tangga Pemohon dan Termohon sulit
untuk
dirukunkan kembali; 2. SAKSI KEDUA, umur 56 tahun, agama Islam, pekerjaan dagang, tempat tinggal di PELALAWAN, menerangkan di bawah sumpahnya di persidangan sebagai berikut: - Bahwa saksi adalah bapak angkat Termohon dan kenal juga dengan Pemohon; - Bahwa benar Pemohon menikah dengan Termohon pada tahun 2009 dan telah dikaruniai seorang anak; - Bahwa benar setelah menikah, Pemohon dengan Termohon tinggal di rumash saksi selama 3 (tiga) bulan, kemudian pindah ke rumah orang tua Pemohon di desa Balam Merah; - Bahwa rumah tangga Pemohon dengan Termohon sejak bulan Juli 2010, tidak harmonis, di mana Pemohon pulang sendiri ke rumah saksi tanpa diantar oleh Pemohon. Sejak saat itu, Pemohon dengan Termohon pisah tempat tinggal dan tidak berkumpul lagi; - Bahwa penyebab perpisahan Pemohon dengan Termohon adalah karena Pemohon kurang memenuhi kebutuhan rumah tangga dan tidak jujur dalam ekonomi keluarga, sehingga sering terjadi percekcokan; - Bahwa selama pisah tempat tinggal, Pemohon tetap memberikan nafkah kepada Termohon, namun tidak mencukupi kebutuhan hidup Pemohon; - Bahwa saksi pernah menasehati Pemohon dengan Termohon agar hidup rukun kembali, namun tidak berhasil; - Bahwa menurut saksi rumah tangga Pemohon dan Termohon sulit
untuk
dirukunkan kembali;
Hal 5 dari 13 hal. Putusan No: 198/Pdt.G/2011/PA.Pkc
Bahwa terhadap keterangan saksi-saksi tersebut di atas, Pemohon membenarkan dan menyatakan tidak keberatan ; Bahwa terhadap keterangan saksi-saksi tersebut di atas, Termohon membenarkan dan menyatakan tidak keberatan; Bahwa Pemohon menyampaikan kesimpulan secara lisan yang pada pokoknya permohonan Pemohon telah beralasan hukum oleh karenanya mohon dikabulkan, sedangkan Termohon menyampaikan kesimpulan secara lisan yang pada pokoknya Termohon tidak keberatan bercerai dengan Pemohon dan menerima kesanggupan Pemohon tentang gugatan balik Termohon ; Bahwa kemudian Pemohon dan Termohon menyatakan tidak mengajukan sesuatu apapun lagi dalam persidangan dan selanjutnya mohon putusan ; Bahwa untuk mempersingkat uraian putusan ini, maka sesuatu
ditunjuk segala
yang tercantum dalam berita acara sidang sebagai bagian yang tidak
terpisah dalam putusan ini; TENTANG HUKUMNYA DALAM KONVENSI Menimbang, bahwa maksud dan tujuan dari permohonan Pemohon sebagaimana diuraikan diatas ; Menimbang, bahwa sesuai dengan Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2008 tentang prosedur Mediasi di Pengadilan, terhadap perkara ini telah dilaksanakan perdamaian melalui mediasi dengan Hakim mediator MASHURI, S.Ag., namun usaha tersebut tidak berhasil; Menimbang, bahwa sesuai ketentuan pasal 154 Ayat (1) R.Bg jo pasal 31 Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1975 jo Pasal 82 ayat (2) dan ayat (4) UndangUndang Nomor 50 Tahun 2009 jo pasal 143 ayat (1) dan (2) Inpres Nomor 1 tahun 1999 tentang Kompilasi Hukum Islam, bahwa pada setiap kali persidangan Majelis Hakim telah berusaha mendamaikan Pemohon dengan Termohon, namun sampai putusan dijatuhkan, upaya perdamaian tersebut gagal, karena Pemohon tetap pada permohonannya untuk bercerai dengan Termohon; Menimbang, bahwa berdasarkan permohonan Pemohon dan bukti P.1 yang merupakan alat bukti otentik yang bersifat sempurna dan mengikat, maka harus dinyatakan terbukti Pemohon dengan Termohon masih terikat dalam perkawinan yang sah, sebagaimana ketentuan Pasal 2 Undang Undang Nomor 1 Tahun 1974 dan Pasal 7 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam, oleh karenanya permohonan cerai Pemohon telah ternyata mempunyai landasan formal, yakni adanya ikatan perkawinan tersebut;
Hal 6 dari 13 hal. Putusan No: 198/Pdt.G/2011/PA.Pkc
Menimbang, bahwa yang menjadi pokok masalah dari permohonan Pemohon adalah sejak bulan Februari 2010 rumah tangga Pemohon dengan tidak harmonis, sering terjadi perselisihan dan pertengkaran yang disebabkan karena Termohon tidak bisa menerima penghasilan Pemohon, orang tua Termohon ikut campur dalam rumah tangga Pemohon dengan Termohon, Termohon egois dan ingin menang sendiri; Menimbang, bahwa Termohon dalam jawabannya telah mengakui bahwa rumah tangganya sudah tidak harmonis lagi karena sering terjadi perselisihan dan pertengkaran dalam rumah tangga Pemohon dan Termohon, namun menurut Termohon penyebab perselisihan dan pertengkaran tersebut adalah Pemohon kurang perhatian kepada Termohon ; Menimbang, bahwa Pemohon dalam repliknya menyatakan tetap pada dalildalil permohonannya; Menimbang, bahwa Termohon dalam dupliknya menyampaikan tetap pada jawaban Termohon; Menimbang, bahwa salah satu alasan perceraian sesuai dengan ketentuan pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1975 jo pasal 116 huruf (f) Inpres Nomor 1 tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam adalah antara suami dan isteri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga; Menimbang, bahwa sesuai ketentuan Pasal 76 ayat (1) Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 jo. Pasal 22 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975, maka kedua belah pihak tetap dibebani agar menghadirkan keluarga atau orang dekat untuk didengar keterangannya dalam persidangan; Menimbang,
bahwa
Pemohon dan Termohon telah menghadirkan dua
orang saksi masing-masing bernama SAKSI PERTAMA dan SAKSI KEDUA di bawah
sumpahnya menyatakan bahwa rumah tangga Pemohon dengan Termohon
sudah tidak harmonis lagi, sering terjadi perselisihan dan pertengkaran bahkan antara Pemohon dengan Termohon telah berpisah tempat tinggal sejak bulan Juli 2010 sampai dengan sekarang;
Menimbang, bahwa saksi-saksi yang dihadirkan oleh Pemohon dan Termohon dalam persidangan telah memenuhi syarat-syarat pembuktian, maka saksisaksi tersebut beserta keterangannya dapat diterima dan dipertimbangkan lebih lanjut;
Hal 7 dari 13 hal. Putusan No: 198/Pdt.G/2011/PA.Pkc
Menimbang, bahwa berdasarkan pengakuan Termohon dan keterangan saksi-saksi yang diajukan kedua belah pihak, maka Majelis telah menemukan fakta di persidangan sebagai berikut: a. Bahwa Pemohon dengan Termohon telah menikah pada tahun 2009, dan telah dikaruniai seorang anak bernama ANAK; b. Bahwa rumah tangga Pemohon dengan Termohon mulai tidak harmonis sejak bulan Februari 2010, sering terjadi perselisihan dan pertengkaran yang disebabkan karena masalah nafkah, dimana Termohon merasakan bahwa Pemohon kurang perhatian dalam memberikan nafkah kepada Termohon. Bahkan sejak bulan Juli 2010 sampai sekarang, Pemohon dan Termohon sudah tidak lagi menjalankan kewajiban masingmasing sebagai suami istri; c. Bahwa keluarga dekat kedua belah pihak telah berusaha menasehati Pemohon agar bersabar dan mempertahankan rumah tangganya dengan Termohon, namun Pemohon tetap pada Permohonannya untuk bercerai dengan Termohon; Menimbang, bahwa berdasarkan fakta hukum sebagaimana tersebut di atas, maka telah terbukti rumah tangga Pemohon dengan Termohon tidak harmonis, sering terjadi perselisihan dan pertengkaran yang disebabkan karena Pemohon kurang memberikan perhatian dan nafkah kepada Termohon dan anaknya. Bahkan akibat dari permasalahan tersebut, Pemohon dengan Termohon telah berpisah tempat tinggal, masing-masing tinggal di rumah orang tuanya; Menimbang, bahwa terjadinya perselisihan dan pertengkaran secara terus menerus antara suami isteri in casu Pemohon dengan Termohon sangat buruk pengaruhnya terhadap suatu rumah tangga siapapun pihak yang menjadi penyebab terjadinya perselisihan dan pertengkaran, karena itu dalam rangka tasrihun bi ihsan Majelis Hakim tidak mempertimbangkan sumber penyebabnya, akan tetapi sematamata melihat kepentingan suami isteri itu sendiri, sebagaimana Yurisprudensi Mahkamah Agung RI, antara lain dalam putusannya No. 266 K/Ag/1993 tanggal 25 Juni 1994; Menimbang, bahwa dalam hal tidak adanya harapan untuk hidup rukun antara Penggugat dengan Tergugat, ini dapat diketahui dari keterlibatan keluarga kedua belah pihak yang telah secara maksimal berupaya merukunkan keduanya tetapi tidak berhasil dan ketidakhadiran Tergugat di persidangan meskipun telah dipanggil secara sah dan patut menunjukkan bahwa Tergugat sudah tidak ingin mempertahankan rumah tangganya dengan Penggugat, juga fakta di persidangan di mana kedua belah pihak telah tidak dapat menerima saran serta nasehat Majelis Hakim untuk hidup rukun lagi;
Hal 8 dari 13 hal. Putusan No: 198/Pdt.G/2011/PA.Pkc
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut di atas, Majelis Hakim berpendapat bahwa keadaan rumah tangga Pemohon dengan Termohon telah pecah sedemikian rupa, sehingga tujuan perkawinan untuk membentuk keluarga / rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa ( vide pasal 1 Undang-undang Nomor 1 tahun 1974) dan atau keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah (vide pasal 3 Kompilasi Hukum Islam) tidak dapat terwujud dalam rumah tangga Pemohon dengan Termohon ; Menimbang, bahwa berdasarkan atas pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas, maka Majelis Hakim berkesimpulan bahwa perceraian yang dikehendaki oleh Pemohon berdasarkan alasan antara Pemohon dengan Termohon terjadi perselisihan dan pertengkaran secara terus menerus dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga telah terbukti dan telah memenuhi ketentuan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang No.1 Tahun 1974 jo Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo. Pasal 116 huruf (f) Inpres Nomor 1 tahun 1999 Kompilasi Hukum Islam, oleh karena itu permohonan Pemohon patut dikabulkan; Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan pasal 70 ayat (3) Undang-Undang No.7 tahun 1989 maka Pemohon baru dapat mengucapkan ikrar talaknya setelah putusan ini berkekuatan hukum tetap, dan oleh sebab itu sidang penyaksian ikrar talak tersebut baru akan ditentukan kemudian; Menimbang, bahwa oleh sebab talak yang akan dijatuhkan oleh Pemohon adalah talak yang ke satu dan antara suami isteri sudah dalam keadaan ba’da dukhul, maka berdasarkan ketentuan pasal 118 Kompilasi Hukum Islam, talak yang akan dijatuhkan oleh pemohon adalah talak raj’i; DALAM REKONVENSI Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Rekonvensi Penggugat Rekonvensi adalah sebagaimana tersebut di atas; Menimbang, bahwa pertimbangan dalam Konvensi, juga menjadi dasar dalam pertimbangan Rekonvensi; Menimbang, bahwa Penggugat Rekonvensi mengajukan tuntutan kepada Tergugat Rekonvensi sebagai berikut:
Nafkah lampau sejak bulan April 2010 s.d. bulan Juli 2011 sebesar Rp 400.000,(Empat ratus ribu rupiah);
Nafkah selama masa iddah sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah);
Mut’ah emas seberat 1 (satu) emas atau 2,5 gram.
Hal 9 dari 13 hal. Putusan No: 198/Pdt.G/2011/PA.Pkc
Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 158 ayat (1) RBG, gugatan balik/rekonvensi diajukan bersama-sama jawaban baik secara tertulis maupun lisan; Menimbang, bahwa gugatan Rekonvensi dari Penggugat Rekonvensi ternyata bersama-sama dengan jawaban, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa pengajuan gugatan Rekonvensi dari Penggugat Rekonvensi adalah tepat dan sesuai dengan ketentuan Pasal 158
ayat
(1) RBG, oleh karena itu gugatan Penggugat
Rekonvensi/Termohon Konvensi dapat diterima; Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat Rekonvensi, Majelis Hakim memberikan pertimbangan sebagai berikut; Menimbang, bahwa sesuai ketentuan Pasal 80 ayat (4), (5) dan (7), Pasal 84 ayat (1) dan (2), Pasal 149 huruf (b) dan Pasal 152 Kompilasi Hukum Islam, berhak tidaknya seorang istri atas nafkah yang digugat didasarkan atas ada atau tidak adanya perilaku nusyuz dari pihak istri; Menimbang, bahwa berdasarkan fakta di persidangan, tidak terbukti Penggugat Rekonvensi/Termohon Konvensi termasuk istri yang nusyuz, karena Penggugat Rekonvensi/Termohon Konvensi pergi meninggalkan rumah orang tua Tergugat Rekonvensi/Pemohon Konvensi dengan ijin dan persetujuan
Tergugat
Rekonvensi/Pemohon Konvensi dan kepergiannya dengan alasan karena tidak mendapatkan perhatian yang cukup dari suaminya; Menimbang, bahwa atas gugatan balik/Rekonvensi Penggugat Rekonvensi tersebut, Tergugat rekonvensi/Pemohon konvensi menyatakan tidak sanggup memenuhi tuntutan Penggugat Rekonvensi, karena penghasilannya hanya sekitar Rp. 1.000.000,(Satu juta rupiah), namun Tergugat Rekonvensi mengajukan kesanggupan sebagai berikut:
Nafkah lampau sejak bulan April 2010 s.d. bulan Juli 2010 sebesar Rp 300.000,(Tiga ratus ribu rupiah);
Nafkah selama masa iddah sebesar Rp. 300.000,- (Tiga ratus ribu rupiah);
Mut’ah berupa uang sebesar Rp. 50.000,- (Lima puluh ribu rupiah); Menimbang, bahwa terhadap kesediaan dan kesanggupan Tergugat
Rekonvensi/Pemohon Konvensi di atas, Penggugat Rekonvensi/Termohon Konvensi menyatakan tidak keberatan dan persetujuannya; Menimbang, oleh karena Penggugat Rekonvensi dan Tergugat Rekonvensi telah sepakat dalam hal nominal tuntutan balik, maka majelis hakim memandang bahwa kesepakatan tentang nominal tuntutan Penggugat Rekonvensi telah sesuai dengan kemampuan Tergugat Rekonvensi dan kesepakatan tersebut merupakan hukum yang
Hal 10 dari 13 hal. Putusan No: 198/Pdt.G/2011/PA.Pkc
lahir dari para pihak, maka majelis hakim dapat mengabulkan tuntutan Penggugat Rekonvensi/Termohon Konvensi sebagaimana kesepakatan tersebut; Menimbang, bahwa berdasarkan fakta sebagaimana terurai diatas dan juga ketentuan Pasal 34 ayat (1) Undang-Undang No.1 tahun 1974 jo. Pasal 78 huruf (a) dan (b) Undang-Undang No.7 tahun 1989 yang telah diubah terakhir kali dengan UndangUndang No. 50 tahun 2009 jo. Pasal 149 huruf (a) dan Pasal 158 huruf (b) Kompilasi Hukum Islam, maka Majelis menghukum kepada Tergugat Rekonvensi untuk membayar kepada Penggugat rekonvensi sesuai dengan kesanggupannya dan telah disetujui Penggugat rekonvensi yaitu nafkah terutang sebesar Rp. 300.000,- (Tiga ratus ribu rupiah) dan nafkah iddah sebesar Rp. 300.000,- (Tiga ratus ribu rupiah) serta mut’ah sebesar Rp. 50.000,- ( Lima puluh ribu rupiah); DALAM KONVENSI DAN REKONVENSI Menimbang, bahwa perkara ini menyangkut bidang perkawinan sesuai dengan ketentuan pasal 89 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama, yang telah diubah dan ditambah untuk kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 50 tahun 2009, maka biaya perkara ini dibebankan kepada Pemohon Konvensi/Tergugat Rekonvensi yang jumlahnya akan ditentukan dalam diktum putusan perkara ini; Mengingat semua ketentuan hukum yang berlaku yang berkaitan dengan perkara ini; MENGADILI: DALAM KONVENSI 1. Mengabulkan permohonan Pemohon; 2. Memberi izin kepada Pemohon (PEMOHON) untuk menjatuhkan talak satu raj’i terhadap Termohon (TERMOHON) di depan sidang Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci; DALAM REKONVENSI 1. Mengabulkan gugatan Penggugat Rekonvensi; 2. Menghukum
Tergugat
Rekonvensi
untuk
membayar
kepada
Penggugat
Rekonpensi berupa: 2.1. Nafkah terutang
sejak bulan April 2010 sampai dengan bulan Juli 2010
sejumlah Rp. 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah); 2.2. Nafkah selama masa iddah sebesar Rp. 300.000,- (Tiga ratus ribu rupiah); 2.3. Mut’ah berupa uang sebesar Rp. 50.000,- (Lima puluh ribu rupiah):
Hal 11 dari 13 hal. Putusan No: 198/Pdt.G/2011/PA.Pkc
DALAM KONVENSI DAN REKONVENSI Membebankan kepada Pemohon Konvensi/Tergugat Rekonvensi
untuk
membayar biaya perkara sebesar Rp. 366.000,- (Tiga ratus enam puluh enam ribu rupiah); Demikian diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci pada hari Kamis tanggal 04 Agustus 2011 Masehi bertepatan dengan tanggal 4 Ramadan 1432 Hijriyah, oleh Drs. AGUSTI sebagai Ketua Majelis, SYAFRUDDIN,S.Ag.,MSI. dan MASHURI, S.Ag. masing-masing sebagai Hakim Anggota yang telah ditunjuk oleh Ketua Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci untuk memeriksa dan mengadili perkara ini pada tingkat pertama, putusan tersebut diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis dengan didampingi oleh Hakim-Hakim Anggota tersebut dan dibantu oleh FAKHRIADI, SH. sebagai Panitera Pengganti, serta dihadiri oleh Pemohon dan Termohon; KETUA MAJELIS ttd Drs. AGUSTI HAKIM ANGGOTA
HAKIM ANGGOTA
ttd
ttd
SYAFRUDDIN,S. Ag.,MSI.
MASHURI, S. Ag.
PANITERA PENGGANTI ttd FAKHRIADI, S.H. Perincian biaya perkara: 1. Biaya Pendaftaran ----------------------------------------------------------Rp. 30.000,2. Biaya Proses -----------------------------------------------------------------Rp. 50.000,3. Biaya panggilan para pihak -----------------------------------------------Rp. 275.000,4. Redaksi ----------------------------------------------------------------------Rp. 5.000,5. Meterai ----------------------------------------------------------------------Rp. 6.000,---------------------------------------------------- J u m l a h-------------- Rp. 366.000,-
( Tiga ratus enam puluh enam ribu rupiah)
Hal 12 dari 13 hal. Putusan No: 198/Pdt.G/2011/PA.Pkc
Hal 13 dari 13 hal. Putusan No: 198/Pdt.G/2011/PA.Pkc