PUTUSAN Nomor : xx/Pdt.G/2012/PA.Ktb BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kotabumi yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama dalam persidangan Majelis telah menjatuhkan putusan sebagaimana tertera di bawah ini, dalam perkara cerai talak antara: Pemohon, umur 25 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir S1, pekerjaan Tidak Bekerja, bertempat tinggal di Kabupaten Lampung Utara, selanjutnya disebut Pemohon; melawan Termohon, umur 25 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir S1, pekerjaan Ibu Rumah Tangga, bertempat tinggal di Kabupaten Lampung Utara, selanjutnya disebut Termohon; Pengadilan Agama tersebut ; Setelah membaca dan mempelajari berkas perkara; Telah membaca laporan hasil mediasi ; Telah mendengar keterangan Pemohon, Termohon dan saksi-saksi di persidangan; TENTANG DUDUK PERKARA Menimbang,bahwa Pemohon berdasarkan surat permohonannya tertanggal 4 Januari 2012 yang telah terdaftar pada Kepaniteraan Pengadilan Agama Kotabumi dengan register Nomor: xx/Pdt.G/2012/PA.Ktb tanggal 4 Janauri 2012 telah mengajukan halnya sebagai berikut : 1.
Bahwa, Pada tanggal 11 Agustus 2011 Pemohon dan Termohon telah melangsungkan pernikahan
di rumah orang tua
Termohon
di Kabupaten
Hal 1 dari 16 hal Put. No. 15/Pdt.G/2012/PA.Ktb.
Lampung Utara; yang dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Abung Selatan dengan Kutipan Akta Nikah Nomor : 416/16/VIII/2011 tanggal 12 Agustus 2011; 2.
Bahwa, setelah pernikahan tersebut Pemohon dan Termohon bertempat tinggal di rumah kediaman bersama di rumah orangtua Termohon di Kabupaten Lampung Utara selama 1 hari;
3.
Bahwa, selama pernikahan tersebut Pemohon dan Termohon telah hidup bersama sebagaimana layaknya suami istri dan telah dikaruniai anak 1 orang yang berumur 2 bulan;
4.
Bahwa, kehidupan rumah tangga Pemohon dan Termohon awalnya rukun-rukun saja selama 1 hari namun setelah itu sudah tidak rukun lagi, sering terjadi perselisihan dan pertengkaran yang antara lain disebabkan : a. Termohon Suka melawan apa yang dikatakan Pemohon; b. Termohon selalu dipengaruhi oleh orang tua Termohon; c. Termohon selalu merasa tidak tercukupi ekonominya dikarenakan karena Pemohon belum mendapatkan penghasilan yang tetap;
5.
Bahwa, puncak perselisihan tersebut terjadi pada tanggal 12 Agustus tahun 2011 disebabkan Pemohon dan Termohon bertengkar, dimana Termohon membahas masalah mengapa orang tua Pemohon tidak hadir pada acara pernikahan antara Pemohon dan Termohon, dan Pemohon tidak suka membahas hal tersebut sehingga Termohon marah-marah kepada Pemohon; yang akhirnya pisah tempat tinggal Pemohon pergi meninggalkan Termohon dan pulang ke rumah orang tua Pemohon, sampai dengan sekarang sudah berjalan selama 4 bulan dan selama itu juga antara Pemohon dan Termohon sudah tidak ada lagi hubungan baik lahir maupun batin, dan selama itu juga Pemohon tidak pernah memberikan nafkah Hal 2 dari 16 hal Put. No. 15/Pdt.G/2012/PA.Ktb.
lahir maupun batin kepada Pemohon dan anak Pemohon, akan tetapi masih sering menjenguk anak Pemohon dan Termohon; 6.
Bahwa, Pemohon telah berupaya mengatasi masalah tersebut dengan jalan musyawarah namun tidak berhasil ;
7.
Bahwa, dengan sikap dan perbuatan Termohon tersebut di atas, Pemohon merasa tersiksa lahir maupun batin, oleh karenanya Pemohon bermaksud bercerai dengan Termohon di depan sidang Pengadilan Agama Kotabumi;
8.
Bahwa Pemohon sanggup membayar seluruh biaya yang timbul akibat perkara ini. Bahwa berdasarkan dalil-dalil tersebut di atas, maka Pemohon mohon kepada
Bapak/Ibu Ketua Pengadilan Agama Kotabumi Cq. Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini untuk memeriksa, mengadili, dan selanjutnya memutuskan perkara ini sebagai berikut : A. PRIMER : 1. Mengabulkan Permohonan Pemohon; 2. Memberi izin kepada Pemohon untuk mengucapkan ikrar talak terhadap Termohon dimuka sidang Pengadilan Agama Kotabumi; 3. Membebankan biaya perkara menurut hukum; B. SUBSIDER : -
Mohon putusan yang seadil-adilnya; Menimbang, bahwa pada hari sidang yang telah ditetapkan Pemohon dan
Termohon masing-masing datang menghadap sendiri di persidangan, kemudian Majelis Hakim berusaha untuk mendamaikan kedua belah pihak yang berperkara tersebut, akan tetapi tidak berhasil ; Menimbang, bahwa untuk memaksimalkan usaha perdamaian itu, Majelis Hakim telah mewajibkan Pemohon dan Termohon untuk menempuh prosedur mediasi Hal 3 dari 16 hal Put. No. 15/Pdt.G/2012/PA.Ktb.
dengan perantaraan seorang Mediator Hakim, Sholihin, S.Ag.,M.H, yang ditunjuk Majelis Hakim setelah Pemohon dan Termohon menyerahkan sepenuhnya kepada Majelis Hakim untuk menunjuk mediator tersebut; Menimbang, bahwa berdasarkan laporan hasil mediasi tertanggal -- Januari 2012, usaha perdamaian melalui prosedur mediasi dinyatakan tidak berhasil; Menimbang, bahwa kemudian dalam sidang tertutup dilanjutkan dengan membacakan surat permohonan Pemohon yang isinya tetap dipertahankan oleh Pemohon ; Menimbang, bahwa atas dalil-dalil permohonan Pemohon tersebut, Termohon di depan persidangan meyampaikan jawaban secara lisan yang pada pokoknya Termohon membenarkan sebagian dalil-dalil permohonan Pemohon dan membantah sebagian lainnya, sebagai berikut: -
Bahwa benar Pemohon dan Termohon telah terikat hubungan hukum sebagai suami isteri sah, menikah pada tanggal 11 Agustus 2011;
-
Bahwa benar setelah menikah Pemohon dan Termohon bertempat tinggal di rumah kediaman orang tua Termohon hanya 1 hari, dan sesudah itu lalu pisah tempat tinggal;
-
Bahwa benar dalam pernikahan tersebut Pemohon dan Termohon mempunyai satu orang anak bernama ; GXX bin M.XX, S.E.;
-
Bahwa tidak benar penyebab pertengkaran adalah karena Termohon suka melawan Pemohon, Termohon selalu dipengaruhi oleh orang tua Termohon dan Termohon merasa tidak tercukupi ekonomi keluarga. Namun yang benar adalah karena Pemohon tidak mendapat restu dari orang tua Pemohon untuk menikah dengan Termohon;
Hal 4 dari 16 hal Put. No. 15/Pdt.G/2012/PA.Ktb.
-
Bahwa tidak benar pada tanggal 12 Agustus 2011 terjadi pertengkaran, dimana Termohon mempermasalahkan mengapa orang tua Pemohon tidak hadir dalam pernikahan yang akhirnya pisah tanpa memberi nafkah dan tidak ada komunikasi lagi. Memang Termohon mengakui pernah menanyakan perihal tersebut tapi bukan pada tanggal 12 Agustus 2011 melainkan di waktu yang lain. tapi terjadi pisah karena Pemohon pulang ke rumah orangtuanya, namun selama pisah Pemohon masih sering menjenguk dan masih memberi nafkah kepada Termohon dan anaknya;
-
Bahwa tidak benar telah diadakan musyarawah. Yang benar selama ini belum pernah ada musyawarah untuk mendamaikan Pemohon dan Termohon;
-
Bahwa terhadap kehendak Pemohon yang akan menceraikan Termohon pada dasarnya Termohon tidak menginginkan untuk bercerai dengan Pemohon. Akan tetapi apabila Pemohon tetap menceraikan Termohon, maka Termohon menuntut agar Pemohon bersedia memberikan nafkah anak bernama GXX bin M. XX yang diasuh oleh Termohon sampai anak tersebut dewasa, dan juga Pemohon bersedia memberikan nafkah iddah dan mut’ah kepada Termohon yang jumlahnya sesuai dengan kesanggupan Pemohon berdasarkan asas kepatutan; Menimbang, bahwa atas jawaban Termohon tersebut, Pemohon mengajukan
replik secara lisan sepanjang mengenai hal-hal yang dibantah oleh Termohon yang pada pokoknya sebagai berikut: -
Bahwa Pemohon pada dasarnya mengakui dan membenarkan jawaban dan sanggahan Termohon, namun Pemohon tetap pada pendirian bahwa antara Pemohon dan Termohon terus menerus diwarnai perselisihan;
Hal 5 dari 16 hal Put. No. 15/Pdt.G/2012/PA.Ktb.
-
Bahwa Pemohon sanggup membayar nafkah anak sesuai kemampuan Pemohon dan kewajiban-kewajiban lain berupa mut’ah dan nafkah iddah kepada Termohon sebagai akibat dari perceraian ini;
-
Bahwa kalau terjadi perceraian, Pemohon akan memenuhi kewajiban Pemohon terhadap Termohon sebagai berikut: a. Memberi mut’ah kepada Termohon berupa cincin emas 24 karat seberat 10 gram; b. Membayar nafkah iddah 3 bulan sebesar Rp 1.000.000,- per bulan kepada Termohon, yang seluruhnya berjumlah Rp 3.000.000,-(tiga juta rupiah) ; c. Membayar nafkah anak bernama GXX bin M. XX yang diasuh oleh Termohon minimal sebesar
Rp 500.000,-(lima ratus ribu rupiah) setiap
bulan sampai anak tersebut dewasa; Menimbang, bahwa terhadap replik Pemohon tersebut, Termohon mengajukan tanggapan sebagai berikut: -
Bahwa Termohon pada pokoknya tetap pada jawaban semula dan tidak menghendaki perceraian;
-
Bahwa apabila terpaksa cerai, Termohon menyetujui kesanggupan Pemohon untuk membayar kewajiban-kewajibannya sebagai akibat perceraian tersebut di atas; Menimbang bahwa untuk menguatkan dalil permohonannya, Pemohon di
persidangan mengajukan alat bukti berupa surat-surat, yaitu: 1.
Fotocopy Kartu Tanda Penduduk atas nama M. PEBRA EISKA Nomor: 1803100802860005 tanggal 30 Juni 2011 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kependudukan Catatan Sipil Kabupaten Lampung Utara;
Hal 6 dari 16 hal Put. No. 15/Pdt.G/2012/PA.Ktb.
2.
Fotocopy, Kutipan Akta Nikah nomor : 416/16/VIII/2011 tanggal 12 Agustus 2011, atas nama M. XX dan AXX, dari Kantor Urusan Agama Kabupaten Lampung Utara;
Surat-surat bukti tersebut telah dinazzegelen dan dapat diperlihatkan aslinya di persidangan kemudian diberi tanda bukti P.1 dan P.2 dengan tinta hitam; Menimbang, bahwa di samping bukti P.1 dan P.2, Pemohon menghadirkan saksi-saksi yang berasal dari keluarga Pemohon dan Keluarga Termohon, masing masing bernama: 1. SAKSI 1, umur 59 tahun, agama Islam, pekerjaan Pimpinan Yayasan Pendidikan, bertempat tinggal di Kabupaten Lampung Utara sebagai saksi pertama berasal dari keluarga Pemohon, setelah disumpah menurut tata cara agama Islam, Saksi memberikan keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut: - Bahwa
Saksi
adalah paman (Uwak) Pemohon, dan Saksi kenal dengan
Termohon; - Bahwa, Pemohon menikah dengan Termohon pada tanggal 11 Agustus 2011 di rumah orang tua Termohon di Kabupaten Lampung Uatara, dan setelah menikah Pemohon dan Termohon tinggal bersama di rumah orang tua Termohon hanya 1 hari kemudian pisah tempat tinggal; - Bahwa dalam perkawinan tersebut telah dikaruniai satu orang anak bernama: GXX, umur 2 bulan, yang sekarang ikut Termohon; - Bahwa rumah tangga Pemohon dan Termohon tidak harmonis sejak menikah, sering diwarnai perselisihan terus menerus karena pernikahan tersebut tidak direstui oleh keluarga Pemohon; - Bahwa Saksi sudah menasihati Pemohon agar mempertahankan perkawinannya dengan Termohon, dan Saksi juga sudah membujuk orang tua Pemohon untuk Hal 7 dari 16 hal Put. No. 15/Pdt.G/2012/PA.Ktb.
merestui dan mendukung pernikahan Pemohon dan Termohon akan tetapi tidak berhasil; - Bahwa Saksi mengetahui akibat perselisihan yang terus menerus tersebut, rumah tangga Pemohon dan Termohon sudah sangat tidak harmonis dan tidak ada harapan akan kembali utuh lagi ; 2. SAKSI 2, umur 52 tahun, agama Islam, pekerjaan Guru, bertempat tinggal di Kabupaten Lampung Utara sebagai saksi kedua berasal dari Keluarga Termohon, setelah disumpah menurut tata cara agama Islam memberikan keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut : - Bahwa Saksi adalah ayah kandung Termohon; - Bahwa, Saksi mengetahui Pemohon menikah dengan Termohon pada tanggal 11 Agustus 2011 di rumah Saksi di Kabupaten Lampung Uatara; - Bahwa setelah akad nikah Pemohon dan Termohon tinggal bersama di rumah orang tua Termohon hanya 1 malam kemudian esok harinya Pemohon pergi meninggalkan Termohon dan sejak itu terjadi pisah tempat tinggal, namun Pemohon kadang-kadang masih menjenguk Termohon dan anaknya; - Bahwa selama pisah tersebut Pemohon masih memberi nafkah untuk anaknya; - Bahwa Pemohon sama sekali tidak pernah datang lagi ke tempat kediaman Termohon sejak kurang lebih seminggu sebelum sidang perkara ini; - Bahwa dalam perkawinan tersebut telah dikaruniai satu orang anak bernama GXX, umur 2 bulan yang selama ini ikut Termohon; - Bahwa rumah tangga Pemohon dan Termohon selama ini dalam keadaan tidak harmonis, serring diwarnai perselisihan karena orang tua Pemohon tidak merestui pernikahan tersebut karena beda suku, dimana menurut adat orang tua Pemohon anak laki-laki pertama tidak boleh menikah dengan suku lain; Hal 8 dari 16 hal Put. No. 15/Pdt.G/2012/PA.Ktb.
- Bahwa Saksi selaku orang tua Termohon sudah pernah mendamaikan Pemohon dan Termohon akan tetapi tidak berhasil, dan sampai saat ini Saksi tidak pernah membicarakan hal tersebut dengan orang tua Pemohon karena tidak dapat berkomunikasi dengan mereka; - Bahwa Saksi dalam hal permohonan cerai Pemohon ini menyerahkan sepenuhnya kepada Pemohon dan Termohon karena Saksi telah berusaha dan tidak berhasil mendamaikan mereka; Menimbang, bahwa terhadap keterangan saksi-saksi tersebut Pemohon membenarkannya ; Menimbang bahwa Pemohon telah mencukupkan dengan pembuktian yang ada dan tidak akan mengjukan bukti-bukti lagi, sedangkan Termohon tidak akan mengajukan bukti di persidangan ini, kemudian masing-nasing telah menyampaikan kesimpulannya secara lisan yang pada pokoknya tetap dengan pendirian semula, dan selanjutnya mohon putusan ; Menimbang, bahwa tentang jalannya pemeriksaan di persidangan, selengkapnya telah dicatat dalam berita acara, sehingga untuk mempersingkat uraian putusan ini, cukup dengan menunjuk kepada berita acara tersebut; TENTANG HUKUMNYA Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan Pemohon adalah sebagaimana telah diuraikan di muka ; Menimbang, bahwa perkara ini adalah termasuk bidang perkawinan, oleh karena itu berdasarkan Pasal 49 ayat (1) huruf a dan (2) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009, adalah menjadi wewenang mutlak (kompetensi absolut) Pengadilan Agama untuk memeriksa, memutus dan menyelesaikannya; Hal 9 dari 16 hal Put. No. 15/Pdt.G/2012/PA.Ktb.
Menimbang, bahwa pokok perkara ini adalah permohonan cerai talak yang didasarkan atas alasan bahwa antara Pemohon dan Termohon telah terjadi perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus yang disebabkan Termohon suka melawan Pemohon, Termohon selalu terpengaruh oleh orang tua Termohon, Termohon selalu merasa tidak tercukupi ekonomi sedangkan Pemohon belum mempunyai penghasilan tetap, dan puncak ketidakharmonisan rumah tangga terjadi pada tanggal 12 Agustus 2012 dimana pada waktu itu terjadi pertengkaran antara Pemohon dan Termohon yang akhirnya Pemohon pergi meninggalkan Termohon hingga sekarang; Menimbang, bahwa perkara ini adalah termasuk bidang perkawinan dalam perkara perceraian, maka sekalipun Termohon telah mengakui sebahagian dalil-dalil permohonan pemohon, akan tetapi untuk menghindari kebohongan dalam pengakuan serta rekayasa dalam perceraian, maka kepada Pemohon tetap dibebani pembuktian; Menimbang, bahwa Pemohon di persidangan telah mengajukan alat-alat bukti berupa bukti tertulis P.1 dan P.2 serta 2 (dua) orang saksi yang berasal dari orang yang dekat dengan Pemohon; dan Termohon juga telah mengajukan seorang saksi keluarga, yang masing-masing telah memberikan keterangan di depan persidangan sebagaimana terurai di atas, alat-alat bukti mana telah diajukan sesuai dengan ketentuan pertaruran perundang-undangan
yang
berlaku,
oleh
karenanya
dapat
diterima
dan
dipertimbangkan lebih lanjut; Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P-1, i.c. berupa fotocopy Kartu Tanda Penduduk Pemohon, bukti mana bila dihubungkan dengan tempat tinggal Termohon, maka perkara ini menjadi kompetensi relatif Pengadilan Agama Kotabumi, sesuai dengan ketetuan pasal 66 ayat (2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009;
Hal 10 dari 16 hal Put. No. 15/Pdt.G/2012/PA.Ktb.
Menimbang, bahwa berdasarkan alat bukti P-2, i.c. berupa akte nikah yang bersangkutan, harus dinyatakan terbukti bahwa antara Pemohon dengan Termohon mempunyai hubungan hukum sebagai suami isteri sah, sesuai dengan maksud bunyi Pasal 7 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam Tahun 1991, dengan demikian Pemohon dan Termohon adalah pihak-pihak yang berhak dan berkepentingan dalam perkara ini (persona standi in judicio); Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah mendengar keterangan saksi-saksi dari keluarga atau orang yang dekat Pemohon dan Termohon, sesuai dengan ketentuan Pasal 22 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor : 9 tahun 1975, jo. Pasal 134 Kompilasi Hukum Islam Indonesia Tahun 1991, sehingga telah cukup jelas sifat pertengkaran (persengketaan) antara Pemohon dan Termohon beserta penyebabnya ; Menimbang, bahwa saksi-saksi tersebut di bawah sumpahnya telah memberikan keterangan sebagai apa yang dilihat dan didengar sendiri tentang rumah tangga Pemohon dan Termohon, dan oleh karena keterangan kedua saksi tersebut saling bersesuaian antara yang satu dengan lainnya maka keterangan kedua saksi tersebut dapat diterima sebagai alat bukti dan dapat dipertimbangkan lebih lanjut ; Menimbang, bahwa dari dalil-dalil permohonan Pemohon, jawaban Termohon dihubungkan dengan pembuktian terhadap perkara a quo, ditemukan fakta tentang rumah tangga Pemohon dan Termohon sebagai berikut : - Bahwa Pemohon menikah dengan Termohon pada tanggal 11 Agustus 2011 di hadapan Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Abung Selatan, Kabupaten Lampung Utara; - Bahwa antara Pemohon dan Termohon hanya sempat berkumpul satu hari di rumah kediaman orang tua Termohon, kemudian terjadi pisah karena perkawinan antara Pemohon dan Termohon tidak mendapat restu dari orangtua Pemohon sehingga Hal 11 dari 16 hal Put. No. 15/Pdt.G/2012/PA.Ktb.
berakibat terjadi perselisihan dan ketidakharmonisan antara Pemohon dan Termohon; -
Bahwa dalam perkawinan Pemohon dan Termohon telah dikaruniai satu orang anak bernama GXX, berada di bawah asuhan Termohon; Menimbang, bahwa dari fakta-fakta yang disimpulkan tersebut merupakan fakta-fakta yang dikonstatir, ternyata antara Pemohon dan Termohon telah sering terjadi perselisihan; fakta tentang tidak adanya testu dari orang tua Pemohon terhadap perkawinan Pemohon dan Termohon dan fakta terjadidnya pisah tempat tinggal antara Pemohon dan Termohon sekurang-kurangnya selama 1 bulan terakhir dan tidak mau bersatu lagi merupakan petunjuk kuat yang patut diduga sebagai penyebab dan atau akibat terjadinya perselisihan yang terus menerus antara Pemohon dengan Termohon, hal mana didasarkan kepada pembuktian. Dengan demikikan Majelis Hakim berkeyakinan bahwa antara Pemohon dan Termohon terus menerus terjadi perselisihan dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi sebagai suami isteri dalam sebuah rumah tangga ; Menimbang bahwa Pemohon dalam persidangan menunjukkan sikap dan tekadnya yang kuat akan menceraikan Termohon setelah Majelis Hakim, baik di setiap persidangan maupun melalui prosedur mediasi, berusaha dengan sungguh-sungguh dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak yang berpekrara; fakta mana menunjukkan bahwa antara Pemohon dan Termohon sudah tidak ada lagi kecocokan dalam rumah tangganya karena perkawinannya telah pecah; Menimbang, bahwa Majelis Hakim perlu mendasarkan pada dalil hukum dari Al Qur’an, Surah Al Baqarah ayat 227 yang berbunyi :
Hal 12 dari 16 hal Put. No. 15/Pdt.G/2012/PA.Ktb.
Artinya : “Dan jika mereka ber`azam (bertetap hati untuk) talak, maka sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut di atas, Majelis Hakim berkesimpulan bahwa benar telah terjadi perselisihan antara Pemohon dan Termohon sehingga tidak ada harapan dapat hidup rukun lagi sebagai suami-istri yang bahagia dan kekal, dengan demikian tujuan perkawinan sebagaimana yang diamanatkan dalam Firman Allah SWT. dalam Surat Ar-Rum ayat 21 yang berbunyi :
Artinya : “ Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya, ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya yang demikian itu benar-benar terdapat tandatanda bagi kaum yang berfikir” dan pasal 1 Undang Undang Republik Indonesia nomor 1 tahun 1974 jo pasal 3 Kompilasi Hukum Islam di Indonesia tahun 1991, tidak dapat diwujudkan; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa permohonan Pemohon telah cukup alasan sebagaimana ketentuan Pasal 39 ayat (2) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974, jo. Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 tahun 1975 jo pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam Indonesia Tahun 1991, oleh karenanya Majelis Hakim berkesimpulan bahwa permohonan pemohon dapat dikabulkan, sesuai maksud Pasal 70 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 tahun 1989 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009; Hal 13 dari 16 hal Put. No. 15/Pdt.G/2012/PA.Ktb.
Menimbang, bahwa Termohon dalam keadaan ba’da dukhul dan selama perkawinan pertama belum pernah bercerai, maka sesuai Pasal 16 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 tahun 1975 Jo. pasal 131 ayat (2) Kompilasi Hukum Islam di Indonesia tahun 1991 perlu ditetapkan memberi izin kepada Pemohon untuk mengikrarkan talak satu raj’i terhadap Termohon di depan sidang Pengadilan Agama Kotabumi ; Menimbang bahwa berdasarkan pasal 41 huruf c Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974, Majelis Hakim karena jabatannya (ex officio) dapat mewajibkan kepada bekas suami untuk menentukan sesuatu bagi bekas isterinya, yang secara rinci diatur dalam pasal 149, 152 dan 158 Kompilasi Hukum Islam; Menimbang, bahwa di depan persidangan Pemohon telah menyatakan sanggup untuk memenuhi kewajibannya sebagai akibat hukum dari perceraian atas kehendak Pemohon sendiri, oleh karena itu sesuai dengan kemampuannya itu, Pemohon akan dihukum untuk memberikan dan/atau membayar kepada Termohon: - Mut’ah berupa cincin emas 24 karat seberat 10 gram; - Nafkah iddah sebesar Rp.3.000.000,- (tiga juta rupiah), dan - Nafkah anak bernama GXX bin M. XX, S.E. yang diasuh oleh Termohon minimal sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) setiap bulan sampai anak tersebut dewasa; Menimbang, bahwa berdasarkan pasal 89 ayat 1 Undang-undang Nomor: 7 Tahun 1989, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor: 50 Tahun 2009, maka semua biaya dalam perkara ini dibebankan kepada Pemohon untuk membayarnya ; Mengingat bunyi pasal-pasal dari peraturan perundangan yang berlaku serta dalil-dalil hukum yang berkaitan dengan perkara ini. Hal 14 dari 16 hal Put. No. 15/Pdt.G/2012/PA.Ktb.
MENGADILI 1.
Mengabulkan permohonan Pemohon;
2.
Memberi izin kepada Pemohon untuk menjatuhkan talak satu raj’i terhadap Termohon di depan sidang Pengadilan Agama Kotabumi.
3.
Menghukum Pemohon untuk memberikan /membayarkan kepada Termohon: a.
Mut’ah berupa cincin emas 24 karat seberat 10 gram;
b.
Nafkah iddah seluruhnya sebesar Rp.3.000.000,- (tiga juta rupiah) ;
c.
Nafkah anak bernama GXX bin M. XX, S.E. yang diasuh oleh Termohon minimal sebesar Rp. 500.000,- (Lima Ratus Ribu Rupiah) setiap bulan sampai anak tersebut dewasa ;
4.
Membebankan kepada Pemohon untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 216.000,- ( Dua Ratus Enam Belas Ribu Rupiah) ; Demikian diputuskan dalam Rapat Permusyawaratan Majelis
Pengadilan
Hakim
Agama Kotabumi pada hari Rabu, tanggal 8 Pebruari 2012 Masehi,
bertepatan dengan tanggal 15 Rabi’ul Awwal 1433 Hijriyah, Oleh kami Jasmani, S.H., sebagai Ketua Majelis didampingi Shobirin S.H.I. dan Nur Amalia Hikmawati, S.H.I. masing-masing sebagai Hakim Anggota dengan dibantu oleh Rosita, S.Ag. sebagai Panitera Sidang, putusan mana diucapkan oleh Ketua Majelis Hakim tersebut pada hari itu juga dalam sidang terbuka untuk umum dengan dihadiri oleh Pemohon
dan
Termohon;
Hakim Anggota I,
Hakim Ketua
SHOBIRIN, S.H.I.
JASMANI, S.H.
Hal 15 dari 16 hal Put. No. 15/Pdt.G/2012/PA.Ktb.
Hakim Anggota II,
NUR AMALIA HIKMAWATI, S.H.I. Panitera Pengganti
ROSITA, S.Ag.
Perincian biaya : 1. Pendaftaran
Rp
30.000,00
2. ATK perkara
Rp
50.000,00
3. Panggilan
Rp. 125.000,00
4. Redaksi
Rp
5.000,00
5. Materai
Rp.
6.000,00
Jumlah
Rp. 216.000,00 ( Dua Ratus Enam Belas Ribu Rupiah ).
Hal 16 dari 16 hal Put. No. 15/Pdt.G/2012/PA.Ktb.
