PUTUSAN Nomor : 7/Pdt.G/2009/PA.Gst
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Agama Gunungsitoli yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama telah menjatuhkan putusan seperti tersebut di bawah ini dalam perkara Cerai Gugat antara : Penggugat, umur 30 tahun, Agama Islam, pekerjaan ibu rumah tangga, pendidikan SLTA, tempat tinggal Kecamatan Gunungsitoli, Kabupaten Nias, selanjutnya disebut sebagai “ PENGGUGAT’’; MELAWAN Tergugat, umur 34 tahun, Agama Islam, pekerjaan POLRI, Pendidikan SLTA, tempat tinggal Kecamatan Medan Tembung, Kota Medan, selanjutnya disebut sebagai “TERGUGAT ”; Pengadilan Agama tersebut; Telah membaca surat gugatan Penggugat dan surat-surat yang berhubungan dengan perkara ini serta telah pula mendengar keterangan Penggugat dan saksisaksi di persidangan; TENTANG DUDUK PERKARANYA Menimbang,
bahwa
Penggugat berdasarkan surat gugatannya
bertanggal 5 Maret 2009 telah mengajukan gugatan cerai terhadap Tergugat sebagaimana telah terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Gunungsitoli dibawah register Nomor : 7/Pdt.G/2009/PA.Gst, tanggal 5 Maret 2009 yang isinya sebagai berikut :
Halaman 1 dari 30 halaman Putusan Nomor : 7/Pdt.G/2009/PA-Gst.
-
Bahwa Penggugat adalah isteri Tergugat yang sah, menikah pada tanggal 11 Januari 2000 di Padang. Hal ini sesuai dengan Kutipan Akta Nikah Nomor : 606/24/I/2000 tanggal 2 Januari 2000 yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Guguk;
-
Bahwa setelah menikah Penggugat dan Tergugat telah melakukan hubungan badan sebagaimana layaknya suami isteri dan telah dikaruniai seorang anak laki-laki yang bernama Anak, umur 6 tahun dan saat ini dalam asuhan Penggugat;
-
Bahwa setelah menikah Penggugat dan Tergugat tinggal bersama di Kubang Kecamatan Guguk selama dua minggu, sesudah itu Penggugat dan Tergugat ke Gunungsitoli dan sesampainya di Gunungsitoli, Penggugat dan Tergugat tinggal bersama di rumah orangtua Penggugat dan setelah terjadinya gempa bumi Penggugat dan Tergugat pindah ke asrama dinas sampai dengan tahun 2007, dan pada bulan Maret Tergugat pindah dinas ke Medan;
-
Bahwa Penggugat dan Tergugat rukun damai dalam rumah tangga kurang lebih delapan tahun, sesudah itu mulai ada percekcokan dan pertengkaran yang terus menerus disebabkan Tergugat bermain dengan perempuan lain yang bernama “Pihak Ketiga” dan menurut informasi bahwa perempuan tersebut yang menjadi isterinya sekarang tanpa sepengetahuan Penggugat, dan sekarang Tergugat bersama “Pihak Ketiga” berdomisili di Medan;
-
Bahwa sejak bulan Mei 2007 Tergugat tidak pernah lagi memberikan belanja, baik kepada Penggugat maupun kepada anak Penggugat dan Tergugat dan juga tidak pernah menemui Penggugat lagi sejak Tergugat mutasi ke Kota Medan sejak bulan Maret 2007, dan pada saat Tergugat mutasi ia berjanji pada orang tua Penggugat bahwa tiga bulan mendatang Tergugat akan menjemput Penggugat dan anak Penggugat, tetapi Tergugat tidak pernah datang sampai Halaman 2 dari 30 halaman Putusan Nomor : 7/Pdt.G/2009/PA-Gst.
dengan sekarang, Penggugat dan Tergugat sudah pisah tempat tinggal lebih dari dua tahun lamanya; -
Bahwa pada bulan Juli 2007 Penggugat melapor kepada atasan Tergugat di Medan dan baru ada realisasi tanggal 3 September 2008, dan atasan Tergugat menyarankan agar Penggugat dan Tergugat rukun kembali, namun Penggugat tidak mau lagi bersatu dengan Tergugat;
-
Bahwa Penggugat memohon kepada Bapak Ketua Pengadilan Agama Gunungsitoli agar Penggugat ditetapkan sebagai pemegang hadhanah atas anak Penggugat dengan Tergugat yang bernama Anak yang masih dibawah umur dan sangat membutuhkan kasih sayang seorang ibu, karena Penggugat khawatir bila anak tersebut diasuh oleh Tergugat, pemeliharaannya tidak terjamin;
-
Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Penggugat sudah tidak tahan dan tidak sabar lagi dengan perbuatan Tergugat serta telah cukup alasan bagi Penggugat untuk mengajukan gugatan cerai ini kepada Bapak Ketua Pengadilan Agama Gunungsitoli, dan mohon kepada Bapak agar memanggil Penggugat dan Tergugat di persidangan pengadilan untuk didengar keterangannya dengan memberi putusan yang amarnya berbunyi sebagai berikut :
Primair : 1. Mengabulkan gugatan Penggugat; 2. Menjatuhkan
Talak satu
Ba’in
Sughra Tergugat (Tergugat) atas diri
Penggugat (Penggugat); 3. Menetapkan Penggugat sebagai pemegang hak hadhanah atas anak Penggugat dan Tergugat yang bernama Anak umur 6 tahun;
Halaman 3 dari 30 halaman Putusan Nomor : 7/Pdt.G/2009/PA-Gst.
4. Membebankan biaya perkara sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; Subsidair : -
Mohon putusan yang seadil-adilnya; Menimbang, bahwa pada hari dan tanggal persidangan yang telah
ditentukan untuk memeriksa perkara ini, Penggugat secara in persoon datang menghadap di persidangan, sedangkan Tergugat tidak pernah datang menghadap dan tidak pula mengutus orang lain sebagai kuasanya yang sah untuk datang menghadap di persidangan, meskipun Tergugat telah dipanggil secara resmi dan patut melalui Pengadilan Agama Medan dan ternyata pula bahwa ketidakhadiran Tergugat tersebut tidak didasari dengan suatu alasan yang sah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; Menimbang, bahwa oleh karena Tergugat tidak pernah hadir di persidangan, maka proses mediasi sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan Mahkamah
Agung
RI
(PERMA)
Nomor
01
Tahun
2008, tidak
dapat
diterapkan dalam perkara ini, namun Majelis Hakim di dalam persidangan telah berusaha mendamaikan dengan cara memberikan nasehat seperlunya
kepada
Penggugat agar kembali rukun sebagai suami istri guna membina rumah tangga dengan baik, akan tetapi tidak berhasil; Menimbang, bahwa oleh karena upaya mendamaikan yang dilakukan oleh
Majelis
Hakim
di
persidangan
tidak
membuahkan
hasil, maka
pemeriksaan terhadap pokok perkara ini dilakukan dengan terlebih dahulu membacakan surat gugatan Penggugat yang isinya tetap dipertahankan oleh Penggugat. Menimbang, bahwa mengajukan
tambahan
Penggugat
gugatannya
secara
di
persidangan lisan
agar
telah
Majelis
pula Hakim
Halaman 4 dari 30 halaman Putusan Nomor : 7/Pdt.G/2009/PA-Gst.
menghukum Tergugat membayar nafkah anak yang telah lampau sejak bulan Mei 2007 sampai dengan sekarang sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) setiap bulan dan nafkah anak akan datang sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) setiap bulan sampai dengan anak tersebut dewasa; Menimbang, bahwa
untuk
memperjelas
dalil-dalil
gugatannya,
Penggugat di persidangan telah memberikan keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut: -
Bahwa besaran gaji Tergugat setiap bulan adalah Rp. 1.800.000,- (Satu juta delapan ratus ribu rupiah);
-
Bahwa besaran gaji Tergugat tersebut Penggugat ketahui, karena setelah Tergugat dipindahkan bertugas dari Kepolisian Resort (POLRES) Nias ke Kepolisian Daerah Sumatera Utara (POLDASU) di Medan pada bulan Maret 2007, gaji Tergugat untuk bulan Maret 2007 dan April 2007 masih di Polres Nias, maka yang menerima gaji Tergugat adalah Penggugat;
-
Bahwa gaji Tergugat yang Penggugat terima hanya untuk bulan Maret 2007 dan April 2007 saja, akan tetapi setelah gaji Tergugat dipindahkan ke Poldasu pada bulan Mei 2007 Tergugat tidak pernah lagi mengirimkan atau memberikan uang gajinya untuk belanja Penggugat serta anak Penggugat dan Tergugat;
-
Bahwa alasan kuat Penggugat ingin bercerai dari Tergugat adalah karena antara Penggugat dengan Tergugat terjadi perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus, sehingga tidak ada harapan akan dapat hidup rukun lagi dalam rumah tangga;
-
Bahwa penyebab terjadinya perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus antara Penggugat dengan Tergugat adalah disebabkan Tergugat telah berpacaran dengan seorang wanita bernama “PIHAK KETIGA”; Halaman 5 dari 30 halaman Putusan Nomor : 7/Pdt.G/2009/PA-Gst.
-
Bahwa
Penggugat
sudah
menemui
“PIHAK KETIGA”
tersebut
dan
mengatakan kepadanya bahwa Tergugat adalah suami Penggugat serta Penggugat
dan
Tergugat
sudah
mempunyai
anak, namun
“PIHAK
KETIGA” tersebut tidak perduli dengan penjelasan Penggugat karena “PIHAK KETIGA” tersebut telah hamil dan akhirnya Tergugat menikah dengan “PIHAK KETIGA” tersebut di Medan tanpa seizin Penggugat; -
Bahwa Penggugat sudah melaporkan tindakan Tergugat tersebut ke atasanya, dan atasan Tergugat hanya menyarankan kepada Penggugat supaya bersatu kembali dengan Tergugat dan hidup rukun damai kembali dalam rumah tangga, akan tetapi Penggugat sudah tidak sanggup lagi melanjutkan hidup berumahtangga bersama Tergugat; Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah memberi kesempatan kepada
Tergugat untuk memberikan jawaban dan
atau
duplik
terhadap dalil-dalil
gugatan Penggugat guna membela hak dan kepentingannya di persidangan, akan tetapi Tergugat tidak pernah datang dan tidak pula mengutus orang lain sebagai wakil atau kuasanya yang sah untuk datang menghadap di persidangan, maka Majelis Hakim tidak dapat mendengar jawaban dan atau duplik dari Tergugat; Menimbang, bahwa sesuai dengan suratnya tertanggal 15 Juni 2009 perihal mohon putusan atas gugatan cerai, Tergugat telah mengirimkan surat yang ditujukan kepada Ketua Pengadilan Agama Gunungsitoli dan surat Tergugat tersebut telah diterima di Pengadilan Agama Gunungsitoli
pada
tanggal 17 Juni 2009, kemudian diserahkan kepada Majelis Hakim pada tanggal 18 Juni 2009, yang pada pokoknya Tergugat mohon kepada Ketua Pengadilan Agama Gunungsitoli agar kiranya dapat memberikan putusan atas gugatan cerai yang diajukan oleh Penggugat dengan pertimbangan dari Tergugat sebagai berikut : Halaman 6 dari 30 halaman Putusan Nomor : 7/Pdt.G/2009/PA-Gst.
-
Tergugat menerima gugatan cerai talak satu bain shughra dari Penggugat;
-
Tergugat tidak merasa keberatan jika hak asuh anak Penggugat dan Tergugat
bernama
Anak
diberikan
kepada
Penggugat, dan
jika
diperkenankan Tergugat bersedia mengasuh anak Penggugat dan Tergugat tersebut, apabila Penggugat keberatan mengasuhnya; -
Tergugat
keberatan
apabila
semua
biaya
perkara
ini
dibebankan
kepadanya, tetapi dibebankan kepada Penggugat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, sebab yang mengajukan gugatan ini adalah Penggugat dan Tergugat telah letih menghadapi tingkahlaku Penggugat yang melapor kemana-mana; Menimbang, bahwa untuk membuktikan
kebenaran dalil-dalil
gugatannya, Penggugat telah mengajukan alat bukti di persidangan berupa surat-surat yang terdiri dari: 1. Fotocopy Buku Kutipan Akta Nikah atas nama Penggugat dan Tergugat Nomor : 606/24/I/2000 tanggal 12 Januari 2000 yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Urusan Agama
Kecamatan Guguk, Kabupaten 50 Kota, Provinsi
Sumatera Barat, yang telah dibubuhi meterai secukupnya (dinazagelen) dan telah dicocokkan dengan surat aslinya di persidangan serta telah dilegalisir oleh Ketua Majelis, kemudian diparaf dan diberi tanda P.1; 2. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk atas nama : Penggugat Nomor : 0020/4927/167/N/2008 tertanggal 16-01-2008 yang diterbitkan oleh Camat Kecamatan Gunungsitoli, yang telah dibubuhi
meterai
secukupnya
(dinazagelen) dan telah dicocokkan dengan surat aslinya di persidangan serta telah dilegalisir oleh Ketua Majelis, kemudian diparaf dan diberi tanda P.2;
Halaman 7 dari 30 halaman Putusan Nomor : 7/Pdt.G/2009/PA-Gst.
3. Fotocopy Akta Kelahiran atas nama Anak Nomor : 02/KEPNAKERTRANSGST/KU-IS-03 tanggal 11 Pebruari 2003 yang diterbitkan oleh Kepala Dinas Kependudukan Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Nias, yang telah dibubuhi meterai secukupnya (dinazagelen) dan telah dicocokkan dengan surat aslinya serta telah dilegalisir oleh Ketua Majelis, kemudian diparaf dan diberi tanda P.3; Menimbang, bahwa di samping mengajukan alat bukti berupa suratsurat tersebut di atas, Penggugat juga telah mengajukan alat bukti lain berupa 2 (dua) orang saksi yang masing-masing mengaku bernama; 1.
Saksi I Penggugat, umur 61 tahun, agama Islam, pekerjaan Wiraswasta , tempat tinggal di Kecamatan Gunungsitoli, Kabupaten Nias, di bawah sumpahnya memberikan keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut : -
Bahwa saksi kenal dengan Penggugat karena Penggugat adalah anak kandung saksi, dan saksi kenal dengan Tergugat karena Tergugat adalah suami Penggugat (menantu saksi);
-
Bahwa Penggugat dan Tergugat
menikah di Payakumbuh (kampung
saksi) pada tahun 2000 yang lalu dan sejak menikah sampai sekarang antara Penggugat dengan Tergugat belum pernah bercerai talak; -
Bahwa oleh karena Tergugat seorang anggota POLRI dan waktu itu bertugas di Kepolisian Resort (POLRES) Nias, maka 1 (satu) minggu setelah menikah Penggugat dan Tergugat segera kembali ke Gunungsitoli dan tinggal bersama di rumah saksi di Jln. Kelapa Gunungsitoli, lalu setelah 3 (tiga) minggu Penggugat dan Tergugat tinggal bersama di rumah saksi, saksi pindah ke rumah saksi di Jln. Sirao No. 35 (tempat tinggal saksi sekarang), akan tetapi sejak terjadinya gempa pada tanggal Halaman 8 dari 30 halaman Putusan Nomor : 7/Pdt.G/2009/PA-Gst.
28 Maret 2005 Penggugat dan Tergugat pindah rumah ke asrama Polres Nias; -
Bahwa Penggugat dan Tergugat telah dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Anak,
sekarang
berumur
6
tahun
dan
tinggal
bersama
Penggugat, tetapi anak tersebut adalah anak kedua karena sewaktu hamil anak pertama Penggugat mengalami keguguran; -
Bahwa sekarang ini anak Penggugat dan Tergugat tersebut sudah sekolah baru tamat Taman Kanak-kanak (TK) dan tahun ini akan masuk Sekolah Dasar (SD);
-
Bahwa tujuan Penggugat datang ke Pengadilan Agama Gunungsitoli adalah untuk bercerai dengan Tergugat;
-
Bahwa pada mulanya rumah tangga Penggugat dan Tergugat berada dalam keadaan harmonis, akan tetapi sejak Tergugat pindah tugas dari Polres Gunungsitoli ke Kepolisian
Sektor
(Polsek)
Lotu,
antara Penggugat
dengan Tergugat sering terjadi perselisihan dan pertengkaran disebabkan Tergugat berpacaran dengan perempuan lain, sementara anak Penggugat dan Tergugat waktu itu sudah berumur 4 (empat) tahun; -
Bahwa saksi pernah 1 (satu) kali mendengar dan melihat sendiri pada bulan Maret 2007, Penggugat bertengkar dengan Tergugat di pelabuhan Gunungsitoli;
-
Bahwa saksi bisa mendengar dan melihat pertengkaran Penggugat dengan Tergugat tersebut karena pada waktu itu hari Jum’at sore saksi memperoleh
informasi bahwa hari
berangkat ke Medan
Jum’at
bersama perempuan
malam Tergugat akan
pacar
Tergugat
tersebut,
Halaman 9 dari 30 halaman Putusan Nomor : 7/Pdt.G/2009/PA-Gst.
sementara Tergugat belum mengembalikan sepeda motor saksi yang dipinjam oleh Tergugat, lalu saksi beberapa kali menelepon Tergugat untuk
meminta Tergugat agar mengembalikan
sepeda
motor
saksi
tersebut, namun Tergugat tidak mau menerima telepon saksi. -
Bahwa oleh karena saksi merasa ada keanehan, maka sekitar pukul 19.ºº wib
malam
Gunungsitoli
itu
untuk
saksi
dan Penggugat pergi
menemui Tergugat dan
ketika
ke
pelabuhan
saksi
bertemu
dengan teman Tergugat, saksi menanyakan keberadaan Tergugat dan menceritakan tentang sepeda motor saksi yang belum dikembalikan oleh Tergugat, lalu teman Tergugat tersebut mengatakan kepada saksi bahwa sepeda motor saksi rusak dan sedang dititip di bengkel dan teman
Tergugat
tersebut
mengaku
mengetahui bengkel
tempat
penitipan sepeda motor saksi tersebut, lalu saksi mengajak teman Tergugat tersebut untuk pergi ke bengkel dimaksud; -
Bahwa ketika saksi sedang berbicara dengan teman Tergugat tersebut, tanpa saksi ketahui Penggugat pergi meninggalkan saksi dan ketika saksi dan teman Tergugat tersebut akan berangkat menuju bengkel tempat penitipan sepeda motor saksi, tiba-tiba saksi melihat ada keributan dan ternyata insiden itu tidak lain adalah pertengkaran antara Penggugat dengan Tergugat disebabkan
Penggugat
melihat
Tergugat datang bersama perempuan pacar Tergugat tersebut, namun saksi terus pergi menuju bengkel tempat penitipan sepeda motor saksi bersama teman Tergugat tersebut; -
Bahwa terakhir saksi ketahui, pada saat Penggugat dengan Tergugat sedang bertengkar,
tiba-tiba
Provost datang dan
selanjutnya
Halaman 10 dari 30 halaman Putusan Nomor : 7/Pdt.G/2009/PA-Gst.
mengamankan Tergugat dengan membawa
Tergugat ke
Polres
Nias
sehingga akhirnya Tergugat tidak jadi pergi pada malam itu; -
Bahwa selain pertengkaran Penggugat dengan Tergugat yang terjadi di pelabuhan tersebut, saksi juga memperoleh informasi dari
anggota
polisi teman-teman Tergugat yang juga tinggal di asrama, kalau Penggugat sering bertengkar dengan Tergugat; -
Bahwa oleh
karena
Tergugat
dimutasikan
ke
Kepolisian
Daerah
(POLDA) Sumatera Utara di Medan, maka pada bulan Maret 2007 Tergugat berangkat ke Medan dan Tergugat berjanji kepada Penggugat dan saksi dalam waktu 3 (tiga) bulan Tergugat akan datang menjemput Penggugat, akan tetapi sampai sekarang Tergugat tidak pernah datang menemui dan atau menjemput Penggugat, sehingga sejak bulan Maret 2007 itu pula antara Penggugat dengan Tergugat telah pisah rumah dan tidak pernah bersatu lagi dalam rumah tangga serta masing-masing mengurusi diri sendiri; -
Bahwa sejak bulan Mei 2007 sampai sekarang, Tergugat tidak pernah mengirimkan uang untuk belanja Penggugat serta anak Penggugat dan Tergugat, sehingga untuk menanggulangi biaya hidup Penggugat serta anak Penggugat dan Tergugat sekitar 60 % (enam puluh prosen) saksi yang membantunya;
-
Bahwa menurut saksi, Penggugat sanggup mengasuh dan memelihara anak Penggugat dan Tergugat tersebut dengan baik, oleh karena itu hak asuh atau pemeliharaan anak Penggugat dan Tergugat lebih baik diberikan kepada Penggugat,
sebab
apabila
anak
Penggugat
dan
Halaman 11 dari 30 halaman Putusan Nomor : 7/Pdt.G/2009/PA-Gst.
Tergugat
tersebut ikut
bersama
Tergugat
saksi
khawatir
anak
Penggugat dan Tergugat tersebut tidak terurus dengan baik; -
Bahwa saksi tidak mengetahui berapa penghasilan (gaji) Tergugat setiap bulan dan saksi juga tidak mengetahui berapa belanja anak Penggugat dan Tergugat tersebut yang layak setiap bulan;
-
Bahwa untuk merukunkan rumah tangga Penggugat dan Tergugat, saksi sudah sering menasehati Penggugat saja, akan tetapi saksi tidak pernah menasehati Tergugat;
-
Bahwa 2 (dua) minggu setelah peristiwa pertengkaran Penggugat dengan Tergugat di pelabuhan Gunungsitoli, keluarga Tergugat (ibu dan adik kandung Tergugat) datang dari Medan menemui saksi di Gunungsitoli untuk menanyakan keberadaan Tergugat kepada saksi. Oleh karena saksi tidak mengetahui dimana Tergugat berada, lalu adik Tergugat tersebut langsung menelepon Tergugat dan tidak berapa lama kemudian Tergugat datang;
-
Bahwa ibu kandung Tergugat bersikap, lebih baik Tergugat bercerai dengan Penggugat;
-
Bahwa saksi tidak
mampu lagi untuk merukunkan Penggugat dan
Tergugat dan saksi sudah menyerahkan sepenuhnya kepada Penggugat bagaimana menyelesaikan permasalahan yang melanda rumah tangga Penggugat dengan Tergugat; engguh daikn 2. Saksi II Penggugat, umur 56 tahun, agama Islam, pekerjaan ibu rumah tangga, tempat tinggal di Kecamatan Gunungsitoli, Kabupaten Nias, di
Halaman 12 dari 30 halaman Putusan Nomor : 7/Pdt.G/2009/PA-Gst.
bawah sumpahnya memberikan keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut : -
Bahwa saksi kenal dengan Penggugat dan Tergugat karena bertetangga dekat dengan jarak antara rumah saksi dengan rumah Penggugat dan Tergugat berselang 3 (tiga) rumah;
-
Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah suami isteri, menikah di Payakumbuh pada tahun 2000 dan saksi turut hadir sewaktu Penggugat menikah dengan Tergugat;
-
Bahwa sejak menikah
sampai
sekarang,
antara Penggugat dengan
Tergugat tidak pernah bercerai talak; -
Bahwa lebih kurang 1 (satu) minggu setelah akad nikah, Penggugat dan Tergugat segera kembali ke Gunungsitoli dan tinggal bersama di rumah orangtua Penggugat di jalan Kelapa Gunungsitoli karena Tergugat harus bekerja sebagai anggota Polri yang waktu itu bertugas di Polres Nias, akan tetapi setelah terjadi gempa bumi di Nias pada bulan Maret 2005 Penggugat
dan
Tergugat
pindah
rumah
ke
asrama
Polri
di
Gunungsitoli; -
Bahwa Penggugat dan Tergugat telah memperoleh seorang anak laki-laki bernama Anak,
sekarang ini anak Penggugat dan Tergugat tersebut
tinggal bersama Penggugat dan sudah berumur sekitar 6 tahun; -
Bahwa sejak menikah sampai Tergugat pindah tugas dari Polres Nias ke Polsek Lotu,
rumah tangga Penggugat dan Tergugat dalam keadaan
rukun damai, akan tetapi sejak Tergugat bertugas di Polsek Lotu pada
Halaman 13 dari 30 halaman Putusan Nomor : 7/Pdt.G/2009/PA-Gst.
tahun 2007 sampai sekarang keadaan rumah tangga Penggugat dan Tergugat tidak rukun lagi; -
Bahwa penyebab terjadinya perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus antara Penggugat dengan Tergugat adalah karena sejak bertugas di Polsek Lotu Tergugat berpacaran dengan perempuan lain yang tinggal di Lotu, akan tetapi saksi tidak kenal dengan perempuan tersebut;
-
Bahwa saksi tidak melihat peristiwa pertengkaran yang terjadi antara Penggugat dengan Tergugat di pelabuhan Gunungsitoli, akan tetapi Penggugat pernah menceritakan kepada saksi kalau Penggugat pernah bertengkar
dengan
Tergugat
di
pelabuhan
Gunungsitoli
sampai
ditangani oleh Provost disebabkan Penggugat memergoki Tergugat bersama
perempuan
pacar
Tergugat
tersebut
akan
berangkat
ke
Medan, yang akhirnya Tergugat gagal menyeberang naik kapal dari Gunungsitoli ke Sibolga karena pada malam itu juga Tergugat dibawa oleh Provost ke Polres Nias; -
Bahwa saksi tidak pernah melihat atau mendengar langsung Penggugat dan Tergugat bertengkar, akan tetapi sejak Tergugat dipindahkan bertugas ke Medan pada tahun 2007 sampai sekarang saksi melihat Penggugat dan Tergugat telah pisah rumah, Penggugat tinggal bersama orang tua Penggugat di jalan Sirao Gunungsitoli, sedangkan Tergugat tinggal di Medan;
-
Bahwa selama pisah rumah tersebut, saksi melihat Tergugat tidak pernah datang melihat Penggugat serta anak Penggugat dan Tergugat;
Halaman 14 dari 30 halaman Putusan Nomor : 7/Pdt.G/2009/PA-Gst.
-
Bahwa penyebab Penggugat berpisah rumah dengan Tergugat adalah karena Tergugat dipindahkan bertugas dari Polres Nias ke Poldasu di Medan;
-
Bahwa selama pisah rumah tersebut, saksi melihat Tergugat tidak pernah datang melihat Penggugat serta anak Penggugat dan Tergugat;
-
Bahwa menurut saksi, anak Penggugat dan Tergugat tersebut lebih baik ikut bersama Penggugat
daripada
ikut
bersama atau diasuh
oleh
Tergugat, sebab anak tersebut masih kecil; -
Bahwa saksi tidak mengetahui berapa gaji Tergugat setiap bulan dan saksi juga tidak tahu menaksir berapa layaknya nafkah anak Penggugat dan Tergugat tersebut setiap bulan;
-
Bahwa sepengetahuan saksi, pihak keluarga Penggugat tidak pernah merukunkan Penggugat dan Tergugat, demikian juga keluarga Tergugat, meskipun pernah datang ke Gunungsitoli akan tetapi tidak bertujuan untuk merukunkan Penggugat dengan Tergugat; Penggugat saja ; Menimbang, bahwa atas keterangan kedua orang saksi tersebut,
Penggugat membenarkan dan menyatakan tidak berkeberatan atas kesaksian saksi Penggugat tersebut, sedangkan Tergugat tidak dapat dikonfirmasi karena tidak hadir di persidangan; Menimbang bahwa selanjutnya Penggugat menyatakan tidak akan mengajukan sesuatu apapun lagi dan telah menyampaikan kesimpulan akhirnya secara lisan di persidangan, yaitu tetap pada gugatannya ingin bercerai dari Tergugat
dan mohon
agar
perkara
ini
dapat
segera diputus dengan
mengabulkan gugatan Penggugat;
Halaman 15 dari 30 halaman Putusan Nomor : 7/Pdt.G/2009/PA-Gst.
Menimbang, bahwa untuk mempersingkat uraian dalam putusan ini, maka Majelis Hakim cukup menunjuk kepada hal ihwal jalannya pemeriksaan perkara ini sebagaimana telah dicatat di dalam berita acara persidangan
yang
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari putusan ini; TENTANG HUKUMNYA Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah sebagaimana telah diuraikan di atas ; Menimbang, bahwa pada hari sidang yang telah ditetapkan untuk memeriksa dan mengadili perkara ini, Penggugat secara in person datang menghadap di persidangan, sedangkan Tergugat tidak pernah datang menghadap dan tidak pula mengutus orang lain sebagai kuasanya yang sah untuk datang menghadap di persidangan
(vide
Pasal
147
ayat
(1)
R.Bg), meskipun
berdasarkan Berita Acara Panggilan (relaas) yang dibacakan di persidangan Tergugat telah dipanggil secara resmi dan patut (vide Pasal 26 ayat (1), (2), (3) dan (4) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 Jo Pasal 138 ayat (1), (2), (3) dan (4) Kompilasi Hukum Islam), dan ternyata pula bahwa ketidakhadiran Tergugat tersebut tidak didasari dengan suatu alasan yang sah menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Oleh karena itu berdasarkan ketentuan pasal 149 ayat (1) R.Bg, Pengadilan
in casu
Majelis Hakim dapat memeriksa dan
memutus perkara a quo tanpa hadirnya Tergugat (verstek); Menimbang, bahwa oleh karena Tergugat tidak pernah hadir di persidangan, maka proses mediasi sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan Mahkamah
Agung
RI
(PERMA)
Nomor
01
Tahun
2008
tidak
dapat
diterapkan dalam perkara ini, namun sesuai dengan ketentuan Pasal 39 ayat (1) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Jo. Pasal 82 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana telah diubah menjadi Undang-undang Nomor 3 Tahun Halaman 16 dari 30 halaman Putusan Nomor : 7/Pdt.G/2009/PA-Gst.
2006, Majelis Hakim di dalam setiap persidangan telah berusaha mendamaikan dengan cara memberikan nasehat seperlunya kepada Penggugat agar kembali rukun sebagai suami istri guna membina rumah tangga dengan baik, akan tetapi tidak berhasil; Menimbang, bahwa oleh karena upaya
mendamaikan
tidak
membuahkan hasil sebagaimana yang diharapkan, maka pemeriksaan terhadap pokok perkara ini dimulai dengan terlebih dahulu membacakan surat gugatan Penggugat, dan Penggugat di persidangan pada prinsipnya menyatakan tetap dengan gugatannya; Menimbang, bahwa
yang
menjadi
permasalahan
pokok
dalam
perkara ini adalah : 1. Penggugat menggugat agar dijatuhkan talak satu ba’in sughra dari Tergugat atas diri Penggugat dengan alasan karena antara Penggugat dengan Tergugat terjadi percekcokan, perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus sehingga tidak ada lagi kerukunan dan keharmonisan serta tidak ada harapan lagi untuk hidup rukun dalam rumah tangga, disebabkan Tergugat awalnya berpacaran
dengan
seorang
wanita
bernama
“PIHAK KETIGA”
dan
akhirnya Penggugat ketahui bahwa Tergugat telah menikah dengan wanita tersebut di Medan tanpa seizin Penggugat dan saat ini Tergugat tinggal serumah bersama wanita tersebut di Medan; 2.
Penggugat mohon agar ditetapkan sebagai pemegang hak hadhanah atas seorang anak laki-laki kandung Penggugat dan Tergugat
bernama Anak
yang lahir pada tanggal 4 Pebruari 2003 di Gunungsitoli (umur 6 tahun) dengan alasan karena anak tersebut masih di bawah umur dan sangat mengharapkan kasih sayang dari Penggugat selaku ibu kandungnya, karena
Halaman 17 dari 30 halaman Putusan Nomor : 7/Pdt.G/2009/PA-Gst.
Penggugat khawatir pemeliharaannya tidak terjamin bila anak tersebut diasuh oleh Tergugat; 3. Penggugat menggugat Tergugat untuk membayar nafkah lampau anak tersebut sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) setiap bulannya sejak bulan Mei 2007 sampai dengan sekarang (25 bulan) dan nafkah anak untuk masa yang akan datang sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) setiap bulannya sampai dengan anak tersebut dewasa; Menimbang, bahwa
dasar
hukum
yang
dijadikan
alasan
oleh
Penggugat dalam mengajukan gugatan perceraian ini adalah sebagaimana tersebut di dalam Penjelasan Pasal 39 ayat (2) huruf “f” Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Jo Pasal 19 huruf “f” Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan
Undang-undang
Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan Jo Pasal 116 huruf “f” Kompilasi Hukum Islam yang mengisyaratkan bahwa “antara suami dan isteri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan dapat hidup rukun lagi dalam rumah tangga”; Menimbang, bahwa meskipun perkara ini dapat diperiksa dan diputus tanpa hadirnya Tergugat, akan tetapi oleh karena perkara ini termasuk dalam bidang perkawinan, maka untuk membuktikan adanya hak dan alasan hukum bagi Penggugat dalam mengajukan gugatan perceraian ini, Majelis
Hakim
tetap
membebani
Penggugat
dengan
pembuktian
sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 283 R.Bg Jo Pasal 139 ayat (4) Kompilasi Hukum Islam Jo Pasal 1865 KUH. Perdata; Menimbang, bahwa terhadap surat yang dikirimkan oleh Tergugat tersebut, Majelis Hakim menilai bahwa sebagian isi surat Tergugat tersebut merupakan keterangan Tergugat secara tertulis kepada Ketua Pengadilan Halaman 18 dari 30 halaman Putusan Nomor : 7/Pdt.G/2009/PA-Gst.
Agama Gunungsitoli i.c Majelis Hakim yang pada intinya menjelaskan bahwa keadaan kehidupan rumah tangga Penggugat dan Tergugat memang benar tidak rukun dan tidak harmonis lagi, perselisihan dan pertengkaran terus menerus terjadi.
Sedangkan sebagian
lain merupakan
pernyataan tidak
keberatan dari Tergugat terjadinya perceraian antara Penggugat dengan Tergugat
dan
pernyataan
tidak
keberatan
dari
Tergugat
jika
hak
pemeliharaan anak (hadhonah) diberikan kepada Penggugat, serta pernyataan keberatan
dari
Tergugat
kalau
biaya
perkara
ini
dibebankan
kepada
Tergugat. Menimbang, bahwa oleh karena surat dari Tergugat tersebut sampai kepada Majelis Hakim pada tanggal 18 Juni 2009 setelah pemeriksaan perkara sedang berlangsung pada tahap pembuktian, dan isi surat Tergugat tersebut
sedikitpun
tidak
ada
mengandung
eksepsi
kompetensi, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa
terhadap
relatif
isi surat Tergugat
tersebut patut dikesampingkan. Menimbang,
bahwa
untuk
menguatkan
dalil-dalil
gugatannya,
Penggugat telah mengajukan alat bukti surat di persidangan yaitu P1, P2 dan P3 serta (2) orang saksi, di mana Majelis Hakim akan mempertimbangkannya sebagai berikut : Menimbang, bahwa berdasarkan alat bukti surat (P.1) yang diajukan oleh Penggugat tersebut, Majelis Hakim menilai bahwa alat bukti surat dimaksud
telah memenuhi syarat
karenanya bukti surat tersebut dinyatakan
formil
dan
materil
pembuktian, oleh
dapat diterima, dengan demikian harus
terbukti bahwa antara
Penggugat
dengan
Tergugat
terdapat
hubungan hukum yaitu sebagai suami isteri yang sah, masih terikat dalam suatu ikatan tali pernikahan yang dilangsungkan pada tanggal 11 Januari 2000 Halaman 19 dari 30 halaman Putusan Nomor : 7/Pdt.G/2009/PA-Gst.
lalu dan sampai saat ini belum pernah bercerai. Hal ini sesuai dengan ketentuan yang
terkandung
dalam Pasal 2 ayat (1) dan (2) Undang-undang
Nomor 1 Tahun 1974 Jo Pasal 7 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam, sehingga Penggugat mempunyai kapasitas secara hukum dan harus dipandang sebagai pihak yang berkepentingan langsung (persona standi in yudicio) dalam perkara ini; Menimbang, bahwa berdasarkan alat bukti surat (P.2) yang diajukan oleh Penggugat tersebut, Majelis Hakim menilai bahwa alat bukti surat dimaksud
telah
memenuhi
syarat
formil
dan materil
pembuktian, oleh
karenanya alat bukti tersebut dapat diterima, sehingga harus dinyatakan terbukti bahwa Penggugat saat ini benar dan resmi terdaftar sebagai warga atau penduduk yang berdomisili di dalam wilayah Kota Gunungsitoli yang berada dalam yurisdiksi Pengadilan Agama Gunungsitoli. Dengan demikian Pengadilan Agama Gunungsitoli berwenang untuk memeriksa dan mengadili serta memutus perkara ini (vide Pasal 73 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana telah diubah menjadi Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 Jo Pasal 132 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam); Menimbang, bahwa berdasarkan alat bukti surat (P.3) yang diajukan oleh Penggugat tersebut, Majelis Hakim menilai bahwa alat bukti surat dimaksud
telah
memenuhi
syarat
formil
dan materil
pembuktian, oleh
karenanya alat bukti tersebut dapat diterima, sehingga harus dinyatakan terbukti bahwa anak yang bernama Anak, lahir pada tanggal 4 Pebruari 2003 adalah anak laki-laki kandung Penggugat dan Tergugat serta masih di bawah umur atau belum mumayyiz karena saat ini masih berumur 6 (enam) tahun;
Halaman 20 dari 30 halaman Putusan Nomor : 7/Pdt.G/2009/PA-Gst.
Menimbang, bahwa terhadap alat bukti berupa saksi pertama yang diajukan oleh Penggugat di persidangan bernama Saksi I Penggugat tersebut, Majelis Hakim menilai bahwa saksi tersebut adalah orang yang sesuai dengan kehendak Pasal 76 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana telah diubah menjadi Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan orang yang tidak dilarang untuk menjadi saksi dalam perkara ini (vide Pasal 172 R.Bg Jo Pasal 1909 KUH. Perdata), kemudian telah bersumpah sebelum memberikan keterangan di depan persidangan (vide Pasal 175 R.Bg Jo Pasal 1911 KUH. Perdata) serta keterangan-keterangan yang diberikannya juga berdasarkan hal-hal yang diketahuinya secara langsung (vide Pasal 308 ayat (1) R.Bg Jo Pasal 1907 alinea 1 KUH. Perdata), sehingga telah mendukung kebenaran dalil-dalil gugatan Penggugat. Dengan demikian, Majelis Hakim berpendapat bahwa syarat formil dan materil saksi tersebut telah terpenuhi, maka kesaksian saksi tersebut dapat diterima sebagai bukti yang sempurna sesuai ketentuan Pasal 308 ayat (1) R.Bg dan Pasal 309 R.Bg; Menimbang, bahwa terhadap alat bukti berupa saksi kedua yang diajukan oleh Penggugat di persidangan bernama Saksi II Penggugat tersebut, Majelis Hakim menilai bahwa saksi tersebut adalah orang yang yang sesuai dengan kehendak Pasal 76 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana telah diubah menjadi Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan orang yang tidak dilarang untuk menjadi saksi dalam perkara ini (vide Pasal 172 R.Bg Jo Pasal 1909 KUH. Perdata), kemudian telah bersumpah sebelum memberikan keterangan di depan persidangan (vide Pasal 175 R.Bg Jo Pasal 1911 KUH. Perdata) serta antara keterangan-keterangan yang diberikannya terdapat kesesuaian atau persamaan dengan kesaksian saksi pertama meskipun tidak berdasarkan hal-hal yang diketahui saksi tersebut Halaman 21 dari 30 halaman Putusan Nomor : 7/Pdt.G/2009/PA-Gst.
secara langsung, sehingga telah mendukung kebenaran dalil-dalil gugatan Penggugat. Dengan demikian, Majelis Hakim berpendapat bahwa syarat formil dan materil saksi tersebut telah terpenuhi, maka kesaksian saksi tersebut dapat diterima sebagai bukti yang sempurna sesuai ketentuan Pasal 309 R.Bg dan Pasal 1908 KUH. Perdata; Menimbang, bahwa apabila bukti-bukti tersebut dihubungkan dengan dalil-dalil gugatan dan keterangan Penggugat di persidangan, maka Majelis Hakim telah menemukan fakta konkrit di persidangan yang dapat disimpulkan sebagai berikut: -
Bahwa antara Penggugat dengan Tergugat terdapat hubungan hukum, yaitu sebagai suami isteri yang masih terikat dalam suatu ikatan tali perkawinan, telah menikah secara sah pada tanggal 11 Januari 2000 di Payakumbuh Provinsi Sumatera Barat dan sampai saat ini belum pernah bercerai serta telah mempunyai seorang anak laki-laki bernama Anak, lahir pada tanggal 4 Pebruari 2003 (umur 6 tahun) dan sekarang berada dalam asuhan Penggugat;
-
Bahwa sejak awal tahun 2007, antara Penggugat dan Tergugat sering terjadi perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus yang pada
akhirnya
mengakibatkan sejak kepindahan Tergugat bertugas ke Poldasu di Medan pada bulan Maret 2007 sampai sekarang lebih dari 2 (dua) tahun lamanya Penggugat dan Tergugat telah berpisah rumah dan tidak saling memperdulikan lagi atau masing-masing sudah mengurusi dirinya sendiri; -
Bahwa pihak
keluarga
maupun
atasan
Tergugat
telah
berupaya
mendamaikan dan menyarankan agar Penggugat dan Tergugat rukun kembali, akan tetapi tidak berhasil;
Halaman 22 dari 30 halaman Putusan Nomor : 7/Pdt.G/2009/PA-Gst.
Menimbang, bahwa dalam Penjelasan Pasal 39 ayat (2) huruf “f” Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Jo Pasal 19 huruf “f” Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undangundang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan Jo Pasal 116 huruf “f” Kompilasi
Hukum
Islam
disebutkan
bahwa
salah
satu
alasan
yang
dibenarkan oleh hukum untuk memutuskan ikatan tali perkawinan adalah apabila antara suami dan isteri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan dapat hidup rukun lagi dalam rumah tangga; Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan tersebut di atas dikaitkan dengan fakta yang ditemukan dalam persidangan, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa rumah tangga Penggugat dan Tergugat telah pecah (Broken Mariage), dan ikatan batin yang menjadi unsur terpenting di dalam membina rumah tangga sudah sirna dari dalam lubuk hati Penggugat dan Tergugat, sehingga mempertahankan kehidupan rumah tangga yang seperti itu dengan tetap memaksakan suami isteri tersebut untuk tetap bertahan dalam satu ikatan perkawinan yang sudah sangat kritis, bukanlah solusi yang tepat, karena akan dapat menimbulkan dampak psikologis yang negatif bagi kedua belah pihak; Menimbang, bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Majelis hakim berpendapat bahwa rumah tangga Penggugat dan Tergugat tidak layak lagi untuk dipertahankan, dan Majelis Hakim menilai akan lebih besar mudhoratnya dari pada manfaatnya apabila rumah tangga antara Penggugat dengan Tergugat tetap dipertahankan, padahal mencegah kerusakan lebih utama dari pada memperoleh kebaikan, hal ini sejalan dengan kaedah fiqhiyah yang tercantum di dalam kirab Al-Asybahu wa al-Nadzoiru pada halaman 62 yang berbunyi :
Halaman 23 dari 30 halaman Putusan Nomor : 7/Pdt.G/2009/PA-Gst.
درأ اﻠﻤﻔﺎﺴﺪ اﻮﻠﻰ ﻤﻥ ﺠﻟﺐ اﻠﻣﺻﺎﻠﺢ Artinya : “menolak mafsadat (kerusakan) lebih utama daripada memperoleh maslahat (kebaikan)”; Menimbang, bahwa oleh karena itu sebaliknya, lebih maslahat apabila ikatan perkawinan antara Penggugat dan Tergugat diputuskan, sebab sudah tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam membina rumah tangga, dengan demikian alasan perceraian yang didalilkan oleh Penggugat dipandang telah terbukti dan sesuai dengan ketentuan Penjelasan Pasal 39 ayat (2) huruf
“f”
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974, Jo Pasal 19 huruf “f” Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 Jo Pasal 116 huruf “f” Kompilasi Hukum Islam. Menimbang, bahwa selain gugatan Penggugat beralasan dan tidak melawan
hukum, secara
nyata
pula Penggugat
sudah
sangat
membenci
Tergugat, ditambah lagi dengan tidak adanya keinginan Tergugat untuk berbaikan dengan Penggugat, sehingga lebih dari 2 (dua) tahun lamanya keadaan rumah tangga Penggugat dan Tergugat menjadi morat-marit. Oleh karena
itu,
maka petitum nomor 2 gugatan Penggugat agar Majelis Hakim
menjatuhkan talak satu ba’in shughra dari Tergugat atas diri Penggugat sangat patut dikabulkan, mengingat dalil syar’iy yang tercantum di dalam kitan AlMuhazzab Juz-II pada halaman 81 yang berbunyi :
ﻮ اذا اﺸﭠﺪ ﻋﺪﻢ ﺮﻏﺑﺔ اﻠﺰﻮﺠﺔ ﻠﺰﺠﻬﺎ ﻃﻠﻖ ﻋﻠﻳﻪ اﻠﻘﺎﻀﻰ ﻃﻠﻘﺔ Artinya : “Apabila
telah
memuncak
kebencian
seorang
isteri
terhadap
suaminya, maka ketika itu Hakim dapat menjatuhkan talak sat (bain shughra) atas dirinya”; Menimbang, bahwa oleh karena gugatan cerai yang diajukan oleh Penggugat telah dikabulkan, maka gugatan Penggugat tentang hak hadlonah
Halaman 24 dari 30 halaman Putusan Nomor : 7/Pdt.G/2009/PA-Gst.
dan nafkah anak untuk masa lalu dan untuk masa yang akan datang, Majelis Hakim akan mempertimbangkannya sebagai berikut : Menimbang, bahwa salah satu akibat hukum yang akan timbul dari terjadinya perceraian antara suami isteri yang telah mempunyai anak adalah persoalan pemeliharaan anak (hadlonah) sampai anak tersebut dewasa atau mampu berdiri sendiri (Vide Pasal 45 ayat (2) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974); Menimbang, bahwa gugatan Penggugat dalam petitumnya Nomor (3) tentang pemegang hak hadlonah (pemeliharaan) terhadap anak, menurut pengertian dari Pasal 105 huruf (a) Jo. Pasal 156 huruf (a) Kompilasi Hukum Islam, dalam hal terjadi perceraian dan atau akibat putusnya perkawinan karena perceraian, maka anak yang belum mumayyiz (belum berumur 21 tahun) berhak mendapatkan pemeliharaan (hadlonah) dari ibunya; Menimbang, bahwa oleh karena anak Penggugat dan Tergugat
yang
bernama Anak tersebut sekarang ini masih berumur 6 tahun atau belum mumayyiz, maka Majelis Hakim berpendapat hak pemeliharaan anak (hadlonah) dimaksud
patut diberikan
kepada
Penggugat
(Penggugat) sebagai ibu
kandungnya. Hal ini sejalan dengan hadist Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Abu Daud dan yang berbunyi :
أﻧﺕ أﺣﻖ ﺑﻪ ﻣﺎ ﻟﻢ ﺘﻧﻜﺤﻰ Artinya : “Kamu (ibu kandung anak tersebut) lebih berhak terhadap anak itu selama kamu belum menikah dengan laki-laki lain “. Oleh karena itu, Majelis Hakim berpendapat bahwa gugatan Penggugat terhadap hak pemeliharaan (hadlonah) atas anak tersebut dapat dikabulkan;
Halaman 25 dari 30 halaman Putusan Nomor : 7/Pdt.G/2009/PA-Gst.
Menimbang, bahwa dalam tambahan gugatannya di depan persidangan secara lisan Penggugat juga menggugat Tergugat untuk membayar nafkah lampau anak tersebut sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) setiap bulan, yaitu sejak bulan Mei 2007 sampai dengan sekarang (25 bulan) dan nafkah anak untuk
masa
bulannya,
akan datang sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) setiap
sampai
dengan
anak
tersebut
dewasa, Majelis
Hakim
akan
mempertimbangkannya sebagai berikut : Menimbang, bahwa meskipun Penggugat yang ditetapkan sebagai pihak
yang
berhak
memelihara
dan
mengasuh
anak
laki-laki kandung
Penggugat dan Tergugat yang bernama Anak tersebut, namun hal itu tidak berarti
kewajiban
Tergugat
untuk
membiayai
segala
kebutuhan
anak
Penggugat dan Tergugat tersebut menjadi lepas dengan sendirinya, melainkan tetap melekat dan terus berlanjut sampai anak tersebut dewasa atau mampu berdiri sendiri (vide Pasal 41 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Jo Pasal 105 huruf “c” dan Pasal 149 huruf “d” Kompilasi Hukum Islam). Hanya saja yang menjadi parmasalahan adalah tidak adanya bukti yang menunjukkan berapa besaran penghasilan riil Tergugat setiap bulannya
sekarang
ini,
sehingga
sulit
menentukan
apakah
sudah
mewujudkan rasa keadilan dan pantas kalau besaran nafkah anak seperti yang diminta Penggugat sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) setiap bulan; Menimbang, bahwa terhadap tambahan gugatan Penggugat mengenai nafkah lampau anak sejak bulan Mei 2007 sampai dengan sekarang (25 bulan), Majelis Hakim menilai bahwa hal tersebut adalah tidak berdasarkan hukum,
oleh karenanya tidak
dapat
dipertimbangkan dan
patut
untuk
dikesampingkan; Halaman 26 dari 30 halaman Putusan Nomor : 7/Pdt.G/2009/PA-Gst.
Menimbang, bahwa mengenai tuntutan Penggugat tentang biaya nafkah anak yang akan datang sampai dengan anak tersebut dewasa sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) setiap bulannya adalah tidak sesuai dengan jumlah gaji yang diperoleh Tergugat setiap bulan sebagai seorang anggota POLRI, maka Majelis Hakim akan menetapkan sendiri besaran biaya hadhanah untuk memenuhi kebutuhan
minimal
dari
anak
tersebut
sesuai
kemampuan
Tergugat, dengan memperhatikan firman Allah SWT di dalam al-Qur’an surat al-Thalaq ayat 7 yang berbunyi :
ﻠﻳﻧﻓﻖ ذﻮ ﺳﻌﺔ ﻣﻥ ﺳﻌﺘﻪ ۗ ﻮ ﻣﻥ ﻘﺪرﻋﻠﻳﻪ رﺰﻘﻪ ﻓﻠﻳﻧﻓﻖ ﻣﻣﺎ أﺘﻪ اﷲ ۗ ﻻ ﻳﻜﻠﻒ اﷲ ﻧﻓﺳﺎ ﺇﻻ ﻣﺎ أﺘﻬﺎ ۗ ﺳﻳﺠﻌﻝ اﷲ ﺒﻌﺪ ﻋﺳر ﻳﺳرا Artinya : Orang-orang yang mampu hendaklah ia memberi nafkah sesuai dengan kemampuannya, dan orang-orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang telah diberikan Allah SWT kepadanya itu, Allah tidak akan memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang telah diberikan Allah kepadanya. Allah akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan. Menimbang, bahwa
berdasarkan
besaran
gaji
yang
diperoleh
Tergugat sebagai anggota Polri pada bulan April 2007 sebesar Rp. 1.800.000,(satu juta delapan ratus ribu rupiah), maka telah dapat dipandang layak dan memenuhi rasa keadilan jika Majelis Hakim menetapkan besaran uang belanja atau nafkah seorang anak laki-laki kandung Penggugat untuk masa yang akan datang sebesar Rp. 400.000,- (empat ratus ribu rupiah) setiap bulan terhitung sejak putusan ini memperoleh kekuatan hukum tetap sampai dengan anak tersebut dewasa atau mampu berdiri sendiri (berumur 21 tahun);
Halaman 27 dari 30 halaman Putusan Nomor : 7/Pdt.G/2009/PA-Gst.
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas maka patutlah Majelis Hakim menyatakan gugatan Penggugat dapat dikabulkan untuk sebahagian serta menolak selain dan selebihnya; Menimbang, bahwa oleh karena perkara ini termasuk dalam bidang perkawinan, maka sesuai dengan ketentuan Pasal 89 ayat (1) Undang-undang Nomor 7
Tahun 1989 yang telah
diubah menjadi Undang-undang Nomor 3
Tahun 2006, semua biaya yang timbul akibat perkara ini pada tingkat pertama dibebankan kepada Penggugat ; Memperhatikan segala ketentuan
dalam
peraturan
perundang-
undangan yang berlaku serta dalil-dalil syar’iy yang berkaitan dengan perkara ini; MENGADILI 1. Menyatakan, bahwa Tergugat yang telah dipanggil dengan resmi dan patut untuk datang menghadap di persidangan, tidak hadir; 2. Mengabulkan sebahagian gugatan Penggugat dengan verstek; 3. Menjatuhkan talak satu ba’in shughra dari Tergugat (Tergugat) terhadap Penggugat (Penggugat); 4. Menetapkan anak laki-laki kandung Penggugat dan Tergugat bernama Anak, lahir pada tanggal 4 Pebruari 2003, berada di bawah hadlonah (pemeliharaan) Penggugat (Penggugat) sebagai ibu kandungnya; 5. Menetapkan
nafkah
anak
Penggugat
dan
Tergugat
bernama
Anak
sebagaimana tersebut pada point 4 di atas untuk masa yang akan datang sebesar Rp. 400.000,- (Empat ratus ribu rupiah) setiap bulan; 6. Menghukum Tergugat (Tergugat) untuk membayar nafkah anak Penggugat dan Tergugat yang namanya sebagaimana tersebut pada point 4, kepada Penggugat (Penggugat) sebesar sebagaimana tersebut pada point 5 di atas, Halaman 28 dari 30 halaman Putusan Nomor : 7/Pdt.G/2009/PA-Gst.
terhitung sejak putusan ini berkekuatan hukum tetap sampai anak tersebut dewasa (berusia 21 tahun atau telah menikah); 7. Menolak gugatan Penggugat selain dan selebihnya; 8. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara ini pada tingkat pertama sebesar Rp. 494.000,- (Empat ratus sembilan pulu empat ribu rupiah); Demikian putusan ini dijatuhkan dalam sidang musyawarah Majelis Hakim Pengadilan Agama Gunungsitoli pada hari Kamis tanggal 25 Juni 2009 M bertepatan dengan tanggal 2 Rajab 1430 H, oleh kami Drs. Adlin, yang ditunjuk oleh
Ketua
Pengadilan
Agama
Gunungsitoli sebagai Ketua
Majelis dan Abd. Rasyid Nasution, SH serta Drs. H. Ahmad Rasidi, SH masingmasing sebagai Hakim Anggota dengan dibantu oleh Rosnah Zebua,
S.Ag
sebagai Panitera Pengganti, putusan mana pada hari itu juga diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum oleh Ketua Majelis dengan dihadiri oleh Penggugat dan tanpa hadirnya Tergugat atau kuasanya;
Ketua Majelis :
Hakim Anggota;
Drs. Adlin.
Abd. Rasyid Nasution, SH.
Drs. H. Ahmad Rasidi, SH.
Panitera Pengganti ;
Rosnah Zebua, S. Ag.
Halaman 29 dari 30 halaman Putusan Nomor : 7/Pdt.G/2009/PA-Gst.
Rincian biaya perkara : 1. Pendaftaran;………………..
Rp.
2. Panggilan;…………………..
Rp 450.000,-
3. Redaksi;……………………..
Rp.
5.000,-
4. Leges;………………………..
Rp.
3.000,-
5. Meterai;……………………...
Rp.
6.000,-
Jumlah
30.000,-
Rp. 494.000,-
Halaman 30 dari 30 halaman Putusan Nomor : 7/Pdt.G/2009/PA-Gst.