PUTUSAN Nomor : 25/Pdt.G/2012/PA.Gst BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Gunungsitoli yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama, telah menjatuhkan putusan seperti tersebut dibawah ini dalam perkara permohonan Cerai Talak yang diajukan oleh : PEMOHON, umur 42 tahun, agama Kristen, pendidikan SMA, pekerjaan Swasta, tempat
tinggal
di
Kecamatan
Gunungsitoli
Kota
Gunungsitoli, selanjutnya disebut sebagai " Pemohon"; Melawan TERMOHON, umur 45 tahun, agama Islam, pendidikan SMA, pekerjaan Ibu Rumah Tangga, semula bertempat tinggal di Kecamatan STM Hulu Kota Medan, saat ini tidak diketahui alamatnya di wilayah Indonesia ( Gaib ), selanjutnya disebut sebagai " Termohon"; Pengadilan Agama tersebut; Telah membaca surat permohonan Pemohon; Telah mendengar keterangan Pemohon; Telah meneliti surat-surat bukti serta mendengar keterangan saksi-saksi di persidangan; TENTANG DUDUK PERKARANYA Menimbang, bahwa Pemohon sesuai dengan surat permohonannya tertanggal 2 Oktober
2012 telah
mengajukan
permohonan cerai talak
ke
Pengadilan Agama Gunungsitoli dan telah terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Gunungsitoli register
Nomor : 25/Pdt.G/2012/PA.Gst., pada tanggal 2
Oktober 2012 dengan dalil-dalil sebagai berikut;
Hal 1 dari 20 halaman Putusan Nomor : 25/Pdt.G/2012/PA.Gst
1. Bahwa Pemohon dan Termohon adalah suami isteri yang sah, menikah pada
tanggal 13 September 2002, dan dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan STM Hulu, Desa Tiga Juhar, Kota Medan sebagaimana ternyata dari Kutipan Akta Nikah Nomor : 73/03/IX/2002, tanggal 13 September 2002; 2. Bahwa setelah menikah Pemohon dan Termohon bertempat tinggal di rumah
kontrakan di Kota Medan selama 5 tahun, kemudian pindah lagi kerumah kontrakan di Kota Gunungsitoli selama 3 tahun, namun sejak bulan Februari 2010 antara Pemohon dengan Termohon telah hidup berpisah, Pemohon bertempat tinggal di rumah orang tua Pemohon di Kota Gunungsitoli, sedangkan Termohon tidak diketahui lagi keberadaannya sampai dengan sekarang; 3. Bahwa Pemohon dan Termohon telah bergaul sebagaimana layaknya suami
isteri dan telah dikaruniai 1 orang anak yang bernama ANAK, anak Laki-laki, berumur 5 tahun dan anak tersebut saat ini berada dalam asuhan dan pemeliharaan Termohon; 4. Bahwa pada awalnya rumah tangga Pemohon dan Termohon rukun dan
harmonis, namun sejak akhir tahun 2009 antara Pemohon dengan Termohon telah terjadi perselisihan dan pertengkaran disebabkan perbedaan pendapat dan masalah ekonomi; 5. Bahwa kepergian Termohon pada bulan Februari 2010 tanpa seizin dan
sepengetahuan Pemohon; 6. Bahwa Pemohon telah berusaha mencari keberadaan Termohon, baik kepada
keluarga Termohon maupun teman-teman Termohon, namun tidak berhasil;; 7. Bahwa Puncak keretakan hubungan rumah tangga antara Pemohon dengan
Termohon tersebut terjadi pada Februari 2010, yang akibatnya antara Pemohon dengan Termohon telah pisah rumah; 8. Bahwa dengan kejadian tersebut rumah tangga antara Pemohon
Termohon
dengan
sudah tidak lagi dapat dibina dengan baik sehingga tujuan
perkawinan untuk membentuk rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan rahmah sudah sulit dipertahankan lagi dan karenanya agar masing-masing pihak tidak lebih jauh melanggar norma hukum dan norma agama maka perceraian merupakan
alternative
terakhir
bagi
Pemohon
untuk
menyelesaikan
permasalahan antara Pemohon dengan Termohon; 9. Bahwa ketidakharmonisan rumah tangga Pemohon dengan Termohon sudah
pernah diupayakan damai oleh keluarga, namun upaya tersebut tidak berhasil;
Hal 2 dari 20 halaman Putusan Nomor : 25/Pdt.G/2012/PA.Gst
10. Pemohon bersedia membayar biaya perkara sesuai dengan ketentuan yang
berlaku; Berdasarkan alasan/dalil-dalil diatas, Pemohon mohon agar Ketua Pengadilan Agama Gunungsitoli untuk memeriksa dan mengadili perkara ini, selanjutnya menjatuhkan putusan yang amarnya berbunyi sebagai berikut :
Primair : 1.
Mengabulkan gugatan Pemohon seluruhnya;
2.
Menjatuhkan talak satu ba’in shughra PEMOHON terhadap TERMOHON;
3.
Membebankan biaya perkara sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
Subsidar : -
Mohon putusan lain yang seadil-adilnya; Menimbang, bahwa pada hari dan tanggal persidangan yang telah
ditetapkan untuk memeriksa dan mengadili perkara ini, Pemohon telah dipanggil dan telah hadir menghadap secara inperson di persidangan. Menimbang, bahwa Termohon juga telah dipanggil melalui media massa dengan cara diumumkan melalui mas media RRI Gunungsitoli pada tanggal 04 Oktober 2012 dan tanggal 05 Nopember 2012, Termohon tidak hadir dan tidak pula mengutus orang lain sebagai wakil atau kuasanya yang sah dan ternyata tidak datangnya Termohon tersebut tidak karena suatu alasan yang sah menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku; Menimbang, bahwa karena Termohon tidak hadir dalam persidangan maka mediasi
tidak
dapat
dilaksanakan
sesuai
Peraturan
Mahkamah
Agung
Nomor 1 Tahun 2008 tentang prosedur Mediasi di Pengadilan; Menimbang, bahwa meskipun Termohon tidak datang di persidangan Majelis Hakim telah berusaha menasehati Pemohon serta menganjurkan kepada Pemohon agar bersabar dan mengurungkan niatnya untuk mengajukan perceraian terhadap Termohon, akan tetapi usaha tersebut tidak berhasil dan Pemohon tetap pada pendiriannya semula;
Hal 3 dari 20 halaman Putusan Nomor : 25/Pdt.G/2012/PA.Gst
Menimbang, bahwa kemudian dibacakanlah permohonan Pemohon tersebut di atas yang isinya tetap dipertahankan oleh Pemohon; Menimbang, bahwa karena Termohon tidak pernah hadir dan tidak pula menyuruh orang lain sebagai wakil atau kuasanya yang sah pada persidangan, maka Majelis Hakim tidak dapat mendengar jawaban Termohon tersebut; Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil permohonannya di persidangan Pemohon telah mengajukan bukti-bukti berupa : 1. Surat: -
Fotocopi Kutipan Akta Nikah Nomor : 73/03/IX/2002 tanggal 16 September 2002, yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan STM Hulu, Desa Tiga Juhar, Kota Medan, Fotocopi tersebut telah dinazagelen oleh Kantor Pos, dan telah disesuaikan dengan aslinya, lalu diberi tanda (P);
2. Saksi-saksi : 2.1. SAKSI-1, umur 42 tahun, agama Kristen Protestan, pekerjaan Kontraktor, beralamat di Kecamatan Gunungsitoli, Kota Gunungsitoli, di bawah sumpahnya memberikan keterangan sebagai berikut : -
Bahwa saksi kenal dengan Pemohon sejak kecil, saksi juga masih ada hubungan keluarga, saksi sepupu dari ibu Pemohon;
-
Bahwa saksi kenal dengan Termohon setelah Pemohon dan Termohon menikah, kemudian pada tahun 2008 saksi bertemu dengan Pemohon dan Termohon di Medan;
-
Bahwa Pemohon dan Termohon adalah pasangan suami isteri menikah secara Islam, namun saksi tidak ingat tanggal, bulan dan tahun pernikahannya karena saksi tidak hadir pada saat Pemohon dan Termohon menikah;
Hal 4 dari 20 halaman Putusan Nomor : 25/Pdt.G/2012/PA.Gst
-
Bahwa sebelum menikah dengan Termohon, pada saat itu Pemohon beragama Kristen Protestan, namun ketika nikah dengan Termohon sudah masuk Islam;
-
Bahwa Pemohon dan Termohon telah dikaruniai anak 1 (satu) orang namanya Anak;
-
Bahwa sesudah menikah Pemohon dan Termohon tempat tinggal berpindah-pindah pertama di dekat Millenium Plaza Medan, kemudian pindah ke Gunungsitoli, lalu pindah lagi ke Medan;
-
Bahwa pada saat Pemohon dan Termohon tinggal bersama hidup rukun dan damai sampai akhir bulan Desember 2010, kemudian sejak bulan Januari 2011 antara Pemohon dan Termohon terjadi perselisihan dan percekcokan;
-
Bahwa penyebab Pemohon dan Termohon tidak rukun adalah Termohon selalu merasa kurang terhadap nafkah belanja yang diberikan Pemohon, padahal Pemohon telah menjelaskan kepada Termohon penghasilannya sedikit dengan harapan agar Termohon memahaminya, akan tetapi Termohon tidak terima dan akhirnya terjadilah pertengkaran antara Pemohon dan Termohon;
-
Bahwa selama Pemohon dan Termohon berdomisili di Kota Gunungsitoli ± ½ tahun Pemohon dan Termohon membuka usaha rumah makan, namun penghasilannya kurang memuaskan, ini pun sering memicu pertengkaran, lalu pindah ke Medan untuk membuka usaha baru;
-
Bahwa setelah pindah ke Medan awal mula rukun dan damai, namun pertengkaran kembali terjadi karena usaha jualan yang sedang dijalankan tidak berhasil sesuai yang diharapkan;
-
Bahwa bentuk pertengkaran antara Pemohon dan Termohon hanya bertengkar mulut saja, tidak sampai pukul-pukulan; Hal 5 dari 20 halaman Putusan Nomor : 25/Pdt.G/2012/PA.Gst
-
Bahwa sejak bulan Januari 2011 Pemohon dan Termohon sudah pisah tempat tinggal, Pemohon tetap tinggal di rumah kediaman bersama di Medan, sedangkan Termohon pergi meninggalkan Pemohon tanpa sepengetahuan Pemohon dengan membawa anak Pemohon dan Termohon yang bernama Anak, saat ini Termohon tidak lagi diketahui alamatnya;
-
Bahwa sejak Termohon pergi, Pemohon telah berusaha mencari Termohon melalui teman dekatnya dan keluarga Termohon, namun tetap tidak diketahui keberadaannya;
-
Bahwa sejak kepergian Termohon tidak pernah mengirim khabar berita kepada Pemohon;
-
Bahwa sejak Termohon tidak pernah kembali lagi ke rumah kediaman bersama, Pemohon pulang ke rumah orang tua Pemohon di Kota Gunungsitoli dimana orang tua dan keluarga Pemohon masih beragama Kristen Protestan;
-
Bahwa sejak Pemohon pulang kerumah orang tua Pemohon di Kota Gunungsitoli, Pemohon
kembali masuk
ke agama semula yaitu
agama Kristen Protestan, Pemohon juga sudah mengikuti acara kebaktian di Gereja; -
Bahwa saksi yakin Pemohon telah masuk ke agama semula Kristen Protestan, karena pada saat pengurusan KTP elektronik, identitas agama Pemohon di KTP adalah Kristen Protestan, Pemohon juga mengakui kepada saksi bahwa Pemohon telah pindah ke agama semula Kristen Protestan;
-
Bahwa saksi telah sering untuk mendamaikan antara Pemohon dengan Termohon namun tetap tidak berhasil, hal ini karena kedua belah pihak tetap bertahan pada prinsifnya masing-masing;
Hal 6 dari 20 halaman Putusan Nomor : 25/Pdt.G/2012/PA.Gst
-
Bahwa saksi tidak sanggup lagi mendamaikan Pemohon dan Termohon
2.2. SAKSI-2, umur 35 tahun, agama Kristen Protestan, pekerjaan penyedia jasa hiburan, beralamat di Kecamatan Gunungsitoli, Kota Gunungsitoli di bawah sumpahnya memberikan keterangan sebagai berikut : -
Bahwa saksi kenal dengan Pemohon sejak kecil, saksi juga masih ada hubungan keluarga, saksi sepupu Pemohon;
-
Bahwa saksi kenal dengan Termohon setelah Pemohon dan Termohon menikah;
-
Bahwa Pemohon dan Termohon adalah pasangan suami isteri, namun tidak ingat tanggal, bulan dan tahun pernikahan mereka, yang saksi ketahui Pemohon dan Termohon menikah secara Islam;
-
Bahwa sebelum menikah dengan Termohon, Pemohon beragama Kristen Protestan, ketika Pemohon dan Termohon menikah, Pemohon memeluk agama Islam;
-
Bahwa Pemohon dan Termohon telah dikaruniai 1 (satu) orang anak laki-laki namanya Anak, umurnya ± 5 (lima) tahun;
-
Bahwa sesudah menikah Pemohon dan Termohon bertempat tinggal di dekat Millenium Plaza Medan, pindah ke Gunungsitoli tahun 2007, lalu pindah lagi ke Medan, Pemohon dan Termohon hidup rukun dan damai sampai Desember 2010, kemudian sejak bulan Januari 2011 antara Pemohon dan Termohon terjadi perselisihan dan percekcokan;
-
Bahwa penyebab Pemohon dan Termohon tidak rukun adalah Termohon suka merokok, padahal Pemohon dan keluarga sudah melarang, Pemohon kurang senang dengan sifat Termohon yang merokok, namun Termohon tidak pernah perduli dengan nasehat Pemohon dan keluarga, sehingga Pemohon dan keluarga menjadi
Hal 7 dari 20 halaman Putusan Nomor : 25/Pdt.G/2012/PA.Gst
merasa malu karena kurang pantas seorang perempuan merokok dalam adat Nias; -
Bahwa setiap Pemohon menasehati Termohon agar jangan merokok, Termohon selalu marah-marah kepada Pemohon, pada akhirnya terjadi pertengkaran mulut yang tidak dapat dihindarkan, Termohon tetap dengan prinsifnya tidak mau berhenti merokok;
-
Bahwa penyebab lainnnya adalah Termohon meminta Pemohon agar memberikan nafkah belanja yang cukup, padahal Termohon tahu kalau penghasilan Pemohon kecil, akan tetapi Termohon tetap menuntut diberikan nafkah belanja yang mencukupi, akhirnya pertengkaran antara Pemohon dan Termohon pun terjadi;
-
Bahwa ketika Pemohon dan Termohon berdomisili di Kota Gunungsitoli ± ½ tahun Pemohon dan Termohon membuka usaha rumah makan, namun usaha tersebut kurang maju, pendapatannya tidak mencukupi untuk kebutuhan rumah tangga;
-
Bahwa oleh karena usaha di Kota Gunungsitoli kurang beruntung Pemohon dan Termohon pindah ke Medan merintis pekerjaan yang lain;
-
Bahwa setelah pindah ke Medan awal mula rukun dan damai, namun pertengkaran kembali terjadi karena usaha tersebut tidak berhasil, hal ini kembali memicu pertengkaran antara Pemohon dan Termohon ;
-
Bahwa bentuk pertengkaran antara Pemohon dan Termohon hanya bertengkar mulut saja, tidak sampai pukul-pukulan;
-
Bahwa sejak bulan Januari 2011 Pemohon dan Termohon sudah pisah tempat tinggal, Pemohon tetap tinggal di rumah kediaman bersama di Medan, sedangkan Termohon pergi meninggalkan Pemohon tanpa sepengetahuan Pemohon dengan membawa anak Pemohon dan
Hal 8 dari 20 halaman Putusan Nomor : 25/Pdt.G/2012/PA.Gst
Termohon yang bernama Anak, saat ini Termohon tidak lagi diketahui alamatnya; -
Bahwa sejak Termohon pergi, Pemohon telah berusaha mencari Termohon melalui teman dekatnya dan keluarga Termohon, namun tetap tidak diketahui keberadaannya;
-
Bahwa sejak kepergian Termohon tidak pernah mengirim khabar berita kepada Pemohon tentang keberadaannya;
-
Bahwa sejak Termohon tidak pernah kembali lagi ke rumah kediaman bersama, Pemohon pulang ke rumah orang tua Pemohon di Kota Gunungsitoli;
-
Bahwa sejak Pemohon pulang kerumah orang tua Pemohon di Kota Gunungsitoli, Pemohon
kembali masuk
ke agama semula yaitu
agama Kristen Protestan, dan sudah mengikuti acara kebaktian Gereja di Kota Gunungsitoli; -
Bahwa Pemohon mengakui kepada saksi bahwa Pemohon telah kembali masuk ke agama semula yaitu Kristen Protestan sejak Termohon pergi meninggalkan Pemohon;
-
Bahwa saksi telah pernah mendamaikan Pemohon dan Termohon tidak berhasil;
-
Bahwa saksi menerangkan tidak sanggup lagi untuk mendamaikan antara Pemohon dengan Termohon ;
Menimbang, bahwa atas keterangan kedua orang saksi tersebut Pemohon membenarkannya; Menimbang, bahwa selanjutnya Pemohon menyampaikan kesimpulan akhirnya yaitu tetap dengan permohonannya dan mohon segera diputus dengan mengabulkan permohonan Pemohon; Menimbang, bahwa tentang jalannya pemeriksaan lebih jauh di persidangan selengkapnya telah di catat dalam Berita Acara Persidangan yang Hal 9 dari 20 halaman Putusan Nomor : 25/Pdt.G/2012/PA.Gst
bersangkutan, sehingga untuk mempersingkat uraian putusan ini cukuplah Pengadilan menunjuk kepada berita acara tersebut yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Putusan ini; TENTANG HUKUMNYA Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan Pemohon adalah seperti tersebut di atas dinilai oleh Majelis Hakim telah memenuhi persyaratan formil suatu permohonan; Menimbang, bahwa dari posita permohonan Pemohon, Pemohon adalah suami dari Termohon yang menikah berdasarkan Agama Islam, maka berdasarkan pasal 66 ayat 1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua UndangUndang Nomor 50 tahun 2009 tentang Peradilan Agama Jo. Pasal 14 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 Jo. Pasal 129 KHI, Pemohon adalah pihak yang berhak (legal standing in judicio) untuk mengajukan perkara ini; Menimbang, bahwa permohonan Pemohon a quo adalah termasuk bidang perkawinan, maka berdasarkan Pasal 49 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua Undang-Undang Nomor 50 tahun 2009 tentang Peradilan Agama perkara a quo merupakan kewenangan absolut (absolute competency)
Pengadilan
Agama
untuk
memeriksa,
memutus
dan
menyelesaikannya; Menimbang, bahwa berdasarkan posita permohonan Pemohon, Pemohon beralamat di Jalan Pendidikan Desa Sisobahili Kecamatan Gunungsitoli Kota Gunungsitoli, yang merupakan wilayah hukum Pengadilan Agama Gunungsitoli, maka berdasarkan Pasal 66 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, maka Pengadilan Agama Gunungsitoli berwenang secara relatif untuk memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara ini; Hal 10 dari 20 halaman Putusan Nomor : 25/Pdt.G/2012/PA.Gst
Menimbang bahwa pada hari sidang yang telah ditentukan Pemohon hadir sendiri dipersidangan, sedangkan Termohon tidak pernah hadir dan tidak pula mengutus orang lain sebagai wakil atau kuasanya meskipun kepadanya telah dilakukan pemanggilan secara resmi dan patut pada tanggal 04 Oktober 2012 dan tanggal 05 Nopember 2012 melalui Radio Republik Indonesia (RRI) Kota Gunungsitoli untuk datang menghadap dipersidangan namun tidak hadir, dan ketidakhadirannya tersebut tidak didasari suatu alasan yang sah menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku; Menimbang, bahwa pemanggilan terhadap Termohon telah sesuai dengan Pasal 145 ayat (1) R.Bg Jo. Pasal 27 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 Jo. Pasal 138 Kompilasi Hukum Islam, dengan demikian pemanggilan tersebut telah dianggap sah dan patut, dan ketidakhadiran Termohon dipandang tidak mempunyai alasan hukum dan permohonan
Pemohon
bersandar hukum dan
beralasan serta Pemohon tetap hadir di persidangan dan tetap mempertahankan permohonannya, maka
perkara ini dapat diputus tanpa hadirnya Termohon
(Verstek) berdasarkan Pasal 149 ayat (1) R.Bg Jo. Pasal 27 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975; Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 39 ayat (1) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 dan Pasal 82 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, dalam rangka upaya perdamaian Majelis Hakim telah memberikan nasehat kepada Pemohon agar bersabar dan supaya tetap mempertahankan ikatan perkawinan yang ada, akan tetapi tidak berhasil; Menimbang bahwa oleh karena Termohon
tidak pernah datang
menghadap di persidangan maka mediasi terhadap perkara a quo tidak layak dilaksanakan sesuai dengan pasal 7 ayat (1) Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2008 tentang prosedur Mediasi di Pengadilan;
Hal 11 dari 20 halaman Putusan Nomor : 25/Pdt.G/2012/PA.Gst
Menimbang, bahwa sebelum mempertimbangkan lebih lanjut mengenai pokok perkara Majelis hakim berpendapat perlu mempertimbangkan terlebih dahulu apakah Pengadilan Agama Gunungsitoli berwenang untuk memeriksa perkara a quo. Menimbang, bahwa didasarkan pada identitas Pemohon in casu bahwa Pemohon adalah beragama Kristen Protestan; Menimbang bahwa akan timbul pertanyaan apakah Pengadilan Agama dalam hal ini Pengadilan Agama Gunungsitoli berwenang untuk memeriksa dan menyelesaikan perkara yang sabjek hukumnya (Pemohon) tidak beragama Islam (beragama Kristen Protestan). Menimbang, bahwa Pasal 49 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama, bahwa Pengadilan Agama
bertugas dan berwenang memeriksa, memutus dan
menyelesaikan perkara tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam (azas Personalitas ke Islaman), namun azas ini tidak berlaku dalam kasus ini. Meskipun salah satu sabjek hukumnya (Pemohon) bukan beragama Islam, namun yang berwenang untuk memeriksa dan mengadili adalah Pengadilan Agama, karena yang dijadikan dasar kewenangan untuk memeriksa dan mengadili adalah peristiwa hukum pernikahannya yang dilakukan berdasarkan hukum Islam, maka perceraiannnya juga harus dilakukan berdasarkan hukum Islam dan hal ini adalah menjadi kewenangan Pengadilan Agama in casu Pengadilan Agama Gunungsitoli. Menimbang bahwa Termohon tidak ada memberikan jawaban dalam membela hak dan kepentingannya, karena tidak pernah hadir di persidangan; Menimbang, bahwa didasarkan kepada permohonan Pemohon bahwa yang menjadi pokok masalah dalam perkara ini adalah : Pemohon mengajukan permohonan cerai terhadap Termohon dengan alasan rumah tangga Pemohon dan Hal 12 dari 20 halaman Putusan Nomor : 25/Pdt.G/2012/PA.Gst
Termohon telah terjadi perselisihan dan pertengkaran yang terus-menerus disebabkan Termohon selalu merasa kurang terhadap nafkah belanja yang diberikan Pemohon, padahal Pemohon telah menjelaskan kepada Termohon penghasilannya sedikit dengan harapan agar Termohon memahaminya, akan tetapi Termohon tidak terima dan akhirnya terjadilah pertengkaran antara Pemohon dan Termohon, pihak keluarga sudah berupaya untuk mendamaikan, namun tidak berhasil, dan mereka telah pisah rumah sejak bulan Januari 2011 sampai dengan sekarang, Termohon awalnya di Medan, namun ketika perkara ini diajukan sudah tidak diketahui lagi alamat tempat tinggalnya, selanjutnya Pemohon berpendapat bahwa rumah tangganya dengan Termohon sudah tidak ada harapan hidup rukun lagi; Menimbang, bahwa bukti (P) berupa Foto copy Kutipan Akta Nikah telah membuktikan Pemohon dan Termohon adalah suami isteri yang sah, mereka menikah pada tanggal 13 September 2002, perkawinan mana tercatat pada kantor Urusan Agama Kecamatan STM Hulu, Kota Medan,
bukti a quo memiliki
kekuatan pembuktian yang sempurna dan mengikat untuk membuktikan perkawinan sesuai dengan ketentuan Pasal 7 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam; Menimbang, bahwa didasarkan kepada bukti (P) di atas, maka Pemohon adalah pihak yang berkepentingan hukum dalam mengajukan perkara ini (Persona standi in Yudicio) sesuai dengan ketentuan Pasal 73 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Perubahan kedua Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama. Menimbang, bahwa saksi-saksi yang diajukan oleh Pemohon adalah orang-orang yang tidak dilarang menjadi saksi dan telah bersumpah serta telah memberikan keterangan di depan sidang dan keterangan saksi-saksi a quo, adalah berdasarkan alasan dan pengetahuan dan saling bersesuaian serta relevan dengan dalil-dalil permohonan Pemohon, maka keterangan saksi-saksi a quo telah Hal 13 dari 20 halaman Putusan Nomor : 25/Pdt.G/2012/PA.Gst
memenuhi syarat formil dan materil dan dapat diterima, berdasarkan ketentuan Pasal 308, 309 dan 310 R.Bg. maka kesaksian tersebut dapat diterima sebagai bukti yang sempurna dalam perkara ini; Menimbang, bahwa berdasarkan bukti-bukti yang diajukan Pemohon di persidangan, baik bukti tertulis maupun saksi-saksi tersebut di atas, dihubungkan dengan permohonan dan keterangan Pemohon, maka Majelis Hakim dapat menemukan fakta hukum di persidangan sebagai berikut : 1.
Bahwa antara Pemohon dengan Termohon adalah sebagai suami isteri yang terikat dalam suatu perkawinan yang sah, belum pernah bercerai dan sudah dikaruniai 1 (satu) orang anak laki-laki bernama Anak, umur 5 (lima) tahun ;
2.
Bahwa setelah menikah Pemohon dan Termohon tempat tinggal berpindahpindah pertama di dekat Millenium Plaza Medan, kemudian pindah ke Gunungsitoli, lalu pindah lagi ke Medan, pada saat Pemohon dan Termohon tinggal bersama hidup rukun dan damai sampai akhir bulan Desember 2010, kemudian sejak bulan Januari 2011 antara Pemohon dan Termohon pisah tempat tinggal sampai dengan sekarang, Pemohon pulang kerumah orang tua Pemohon di Kota Gunungsitoli, sedangkan Termohon tidak lagi diketahui alamat tempat tinggalnya;
3.
Bahwa antara Pemohon dan Termohon sudah terjadi pertengkaran dan perselisihan dalam rumah tangga sejak bulan Desember 2010, dan pertengkaran dan perselisihan tersebut mencapai puncaknya pada bulan Januari 2011;
4.
Bahwa bentuk pertengkaran antara Pemohon dengan Termohon adalah dalam bentuk pertengkaran mulut;
5.
Bahwa penyebab pertengkaran antara Pemohon dan Termohon adalah Termohon selalu merasa kurang dengan nafkah belanja yang diberikan Pemohon, Termohon suka merokok, padahal Pemohon sudah melarang, namun Termohon tidak mengindahkannya;
Hal 14 dari 20 halaman Putusan Nomor : 25/Pdt.G/2012/PA.Gst
6.
Bahwa sejak Termohon pergi meninggalkan Pemohon pun telah kembali ke kepercayaan dan agama sebelumnya yaitu Kristen dan telah mengikuti acara kebaktian di gereja;
7.
Bahwa percekcokan antara Pemohon dan Termohon telah diusahakan damai oleh pihak keluarga, namun tidak berhasil ; Menimbang, bahwa salah satu alasan yang dibenarkan oleh hukum
untuk melakukan perceraian adalah apabila antara suami isteri terjadi perselisihan dan pertengkaran yang terus-menerus dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga, Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo. Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam; Menimbang, bahwa akibat dari perselisihan dan pertengkaran antara Pemohon dan Termohon yang disebabkan oleh hal-hal sebagaimana tersebut di atas, antara Pemohon dan Termohon sejak bulan Januari 2011 mereka sudah pisah tempat tinggal hingga sampai sekarang Termohon pergi meninggalkan Pemohon, sekarang tidak diketahui lagi tempat tinggalnya, sedangkan Pemohon tetap di Kota Gunungsitoli, dan pihak keluarga sudah berusaha untuk mendamaikan Pemohon dan Termohon, namun tidak berhasil, hal ini menjadi indikasi kuat bahwa antara Pemohon dan Termohon sudah tidak ada harapan hidup rukun lagi; Menimbang, bahwa secara psikologis Pemohon merasa trauma dan tertekan bathin yang mendalam, Pemohon merasa perkawinannya dengan Termohon telah gagal dan tidak dapat dipertahankan lagi, karena telah terjadi perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus disebabkan Termohon selalu merasa kurang dengan nafkah belanja yang diberikan Pemohon begitu juga kebiasaan Termohon yang suka merokok; Menimbang, bahwa sejak Termohon pergi meninggalkan Pemohon sejak bulan Januari 2011, dengan kondisi yang seperti ini Pemohon tidak sabar lagi untuk menunggu
Termohon,
oleh
karena
itu
bagi
Pemohon
mempertahankan
Hal 15 dari 20 halaman Putusan Nomor : 25/Pdt.G/2012/PA.Gst
rumahtangganya dengan Termohon hanyalah menambah penderitaan yang lebih lama bagi Pemohon, lebih baik bercerai dari Termohon; Menimbang, bahwa demikian juga halnya dengan tekad Pemohon di persidangan yang tetap bersikeras ingin bercerai dari Termohon, karena Pemohon telah kecewa atas sikap Termohon yang meninggalkan Pemohon, hal ini menunjukkan bahwa Pemohon sudah tidak mau lagi untuk melanjutkan perkawinan dengan Termohon, ikatan lahir bathin antara Pemohon dan Termohon sudah tidak ada lagi, padahal ikatan lahir bathin atau rasa saling cinta mencintai adalah merupakan dasar yang sangat fundamental bagi suatu perkawinan, maka atas keadaan ini, Majelis Hakim berpendapat bahwa rumah tangga Pemohon dan Termohon sudah pecah dan sudah tidak ada harapan hidup rukun lagi dalam rumah tangga sehingga perkawinan a quo sudah tidak dapat lagi mewujudkan tujuan perkawinan sebagaimana yang dikehendaki firman Allah dalam surat Al-Rum ayat 21 dan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Jo. Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam (KHI) di Indonesia Tahun 1991, dan perceraianlah adalah jalan terbaik bagi Pemohon dan Termohon Menimbang, bahwa didasarkan kepada
fakta hukum tersebut di atas,
Majelis Hakim berkesimpulan bahwa rumah tangga Pemohon dan Termohon telah pecah (broken marriage) dan tidak mungkin lagi didamaikan dan dipertahankan, Pemohon dengan Termohon telah pisah tempat tinggal sejak bulan Januari 2011 sampai dengan sekarang, kehidupan rumah tangga Pemohon dan Termohon yang sedemikian rupa tersebut sudah tidak mungkin lagi dapat mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan rahmah, mempertahankan rumah tangga Pemohon dan Termohon yang telah pecah tersebut akan membawa lebih banyak kemudaratan daripada kemaslahatan, oleh karenanya jalan yang terbaik adalah perceraian, hal ini juga berdasarkan
kaidah
Fiqh
dalam
Kitab
Al-Asybah halaman 62 berbunyi :
ﺩﺮﺍﺀ ﺍﻠﻣﻓﺎﺴﺩ ﺍﻮﻟﻰ ﻤﻥ ﺠﻟﺏ ﺍﻠﻣﺻﺎ ﻠﺢ Hal 16 dari 20 halaman Putusan Nomor : 25/Pdt.G/2012/PA.Gst
Artinya : “ Menghindari kerusakan
( mafsadat )
lebih
utama
dari
pada
memperoleh kebaikan ( maslahat) ; Menimbang, bahwa dari pertimbangan-pertimbangan
tersebut di atas
Majelis Hakim berpendapat bahwa alasan Pemohon tentang perceraian telah terbukti memenuhi alasan perceraian dalam Pasal 19 huruf f Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan jo. pasal 116 huruf f KHI tahun 1991, oleh karena itu permohonan Pemohon dapat dikabulkan; Menimbang, bahwa walupun perkara ini diajukan oleh Pemohon dalam bentuk permohonan sebagaimana diatur dalam Pasal 66 dan 67 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama, akan tetapi oleh karena Pemohon yang telah beralih agama (murtad) yakni Kristen Protestan (Vide keterangan saksi Pemohon), tidak dapat lagi untuk menjatuhkan talaknya kepada Termohon yang masih beragama Islam, karena talak adalah masalah yang berhubungan dengan masalah ketentuan syariat agama, sehingga yang memutuskan perceraian antara Pemohon dan Termohon adalah talak yang dijatuhkan oleh Hakim, maka putusan perkara ini tidak mengacu kepada ketentuan dalam Pasal 70 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama, dengan demikian Majelis Hakim dapat mengabulkan petitum permohonan Pemohon pada angka 2 (dua) dengan menjatuhkan talak Satu Bain Sughra Pemohon terhadap Termohon, hal ini sesuai dengan Pedoman Pelaksaaan Tugas dan Administrasi Peradilan Agama, Buku II, Edisi Revisi 2010, Mahkamah Agung RI. Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama, hal. 153. Hal 17 dari 20 halaman Putusan Nomor : 25/Pdt.G/2012/PA.Gst
Menimbang, bahwa untuk memenuhi ketentuan pasal 84 ayat (1) dan (2) Undang-undang nomor 3 tahun 2006 tentang perubahan atas Undang-undang nomor 7 tahun 1989 dan Undang-undang nomor 50 tahun 2009 tentang perubahan kedua atas Undang-undang nomor 7 tahun 1989 Jo. 147 ayat (2) dan (5) Kompilasi Hukum
Islam,
maka
diperintahkan
kepada
Panitera
Pengadilan
Agama
Gunungsitoli untuk menyampaikan salinan putusan ini kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan tempat perkawinan Pemohon dan Termohon dilangsungkan, dan Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama, Kecamatan tempat perkawinan Pemohon dengan Termohon tinggal, untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu; Menimbang, bahwa berdasarkan pasal 84 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989, maka diperintahkan pula kepada Panitera Pengadilan Agama Gunungsitoli untuk menyampaikan salinan putusan ini kepada Kantor Urusan Agama (KUA) yang mewilayahi tempat Pemohon dan Termohon menikah untuk dicatatkan dalam daftar yang disediakan untuk itu; Menimbang, bahwa oleh karena perkara ini termasuk dalam bidang perkawinan, maka sesuai dengan ketentuan Pasal 89 ayat (1) Undang-undang Nomor : 7 Tahun 1989, yang telah diubah dengan Undang-undang Nomor : 3 Tahun 2006, seluruh biaya perkara pada tingkat pertama ini dibebankan kepada Pemohon; Mengingat bunyi Pasal-pasal dari Peraturan Perundang-undangan yang berlaku serta dalil Syar’i yang berkaitan dengan perkara ini; MENGADILI 1. Menyatakan bahwa Termohon yang telah dipanggil secara
resmi dan
patut untuk datang menghadap dimuka persidangan, tidak hadir. 2. Mengabulkan permohonan Pemohon dengan verstek. 3. Menjatuhkan
talak
satu
Bain
Sughra
(PEMOHON)
terhadap
(TERMOHON). Hal 18 dari 20 halaman Putusan Nomor : 25/Pdt.G/2012/PA.Gst
4. Memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Gunungsitoli untuk menyampaikan salinan putusan ini yang telah berkekuatan hukum tetap kepada Pegawai Pencatat Nikah yang wilayahnya meliputi tempat kediaman Pemohon dan Termohon, serta kepada Pegawai Pencatat Nikah ditempat perkawinan Pemohon dan Termohon dilangsungkan untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu. 5. Menghukum Pemohon untuk membayar biaya perkara ini sebesar Rp. 261.000,- (dua ratus enam puluh satu ribu rupiah). Demikianlah putusan ini dijatuhkan pada hari Kamis tanggal 7 Februari 2013 M bertepatan dengan tanggal 26 Rabiul Awal 1434 H., oleh kami Drs. Indrawisol yang ditunjuk oleh Ketua Pengadilan agama Gunungsitoli sebagai Ketua Majelis, Pahrudin Ritonga, S.HI dan M. Andri Irawan, S.HI masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan tersebut pada hari itu juga diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum oleh Ketua Majelis dengan dihadiri oleh HakimHakim Anggota tersebut, dan didampingi oleh Miharza, SH., MH sebagai Panitera Pengganti dan dihadiri oleh Pemohon tanpa hadirnya Termohon;
Hakim Anggota,
Ketua Majelis,
Pahruddin Ritonga, SHI
Drs. Indrawisol
Hakim Anggota,
Panitera Pengganti,
M. Andri Irawan, SHI
Miharza, SH., MH
Hal 19 dari 20 halaman Putusan Nomor : 25/Pdt.G/2012/PA.Gst
Rincian Biaya perkara : 1. Biaya Pendaftaran
Rp.
30.000,-
2. Biaya Adm / ATK
Rp.
50.000,-
3. Biaya Panggilan Pemohon
Rp.
50.000,-
4. Biaya Panggilan Termohon
Rp . 120.000,-
5. Meterai
Rp
6.000,-
6. Redaksi
Rp
5.000,-
Jumlah
Rp.
261.000,-
(dua ratus enam puluh satu ribu rupiah)
Hal 20 dari 20 halaman Putusan Nomor : 25/Pdt.G/2012/PA.Gst