PENETAPAN Nomor : 04/Pdt.P/2010/PA.Gst
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Gunungsitoli yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama telah menjatuhkan penetapan seperti tersebut di bawah ini, dalam perkara Wali Adhol yang diajukan oleh : PEMOHON, umur 24 tahun, agama Islam, pekerjaan Wiraswsta (menjahit), Pendidikan SLTA, tempat tinggal Desa Mu’awo, Kecamatan Gunungsitoli, Kota Gunungsitoli, disebut sebagai Pemohon. Pengadilan Agama tersebut; Telah membaca berkas perkara yang bersangkutan; Telah mendengar keterangan Pemohon; Telah memperhatikan surat bukti yang diajukan Pemohon di persidangan; Telah mendengar keterangan saksi-saki; TENTANG DUDUK PERKARANYA Menimbang, bahwa Pemohon dalam surat permohonannya tertanggal 10 Agustus 2010 yang terdaftar di Kepaniteraan Pegadilan Agama Gunungsitoli tanggal 10 Agustus 2010 Register Nomor : 4/Pdt.P/2010/PA.Gst dengan dalil-dalil sebagai berikut : 1. Bahwa Pemohon adalah seorang gadis bermaksud untuk melangsungkan pernikahan dengan seorang pemuda bernama Calon Suami Pemohon, umur 26 tahun, agama Islam, pekerjaan Wiraswasta (bengkel), tempat tinggal Desa Mu’awo, Kecamatan Gunungsitoli, Kota Gunungsitoli; 2. Bahwa Pemohon dengan calon suami Pemohon telah menjalin hubungan cinta selama kurang lebih 5 tahun, dan telah berjanji akan melangsungkan pernikahan; 3. Bahwa pihak keluarga calon suami Pemohon telah melamar Pemohon Halaman 1 dari 14 Halamam Penetapan Nomor : 4/Pdt.P/2010/PA.Gst
kepada orang tua Pemohon sebanyak 2 (dua) kali yakni pertama pada Tahun 2009 dan terakhir di bulan April 2010, akan tetapi orang tua Pemohon tidak menerima lamaran tersebut dengan alasan karena calon suami Pemohon berasal dari keluarga tidak mampu; 4. Bahwa Pemohon telah meminta kepada orang tua Pemohon supaya lamaran yang disampaikan oleh pihak keluarga Pemohon di terima, akan tetapi orang tua Pemohon tetap bertahan tidak menerima lamaran tersebut; 5. Bahwa berhubung karena orang tua Pemohon tidak menerima lamaran tersebut, sedangkan Pemohon sangat mencintai calon suami Pemohon, maka pada tanggal 28 Juli 2010, Pemohon pergi dari rumah orang tua Pemohon menuju Kantor Urusan Agama Kecamatan Tuhemberua dengan maksud untuk menikah dengan calon Suami Pemohon; 6. Bahwa Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Tuhemberua telah berupaya meminta izin kepada orang tua Pemohon, supaya orang tua Pemohon dapat menikahkan Pemohon dengan calon suami Pemohon, akan tetapi orang tua Pemohon tidak memberikan persetujuan; 7. Bahwa
berhubung
karena
orang
tua
Pemohon
tidak
memberikan
persetujuannya, lalu Kepala Kantor Urusan Agama Tuhemberua menolak permintaan Pemohon untuk menikah dengan calon suami Pemohon, sesuai dengan suratnya tanggal 6 Agustus 2010 Nomor : KK.02.11.3/PW-01/72/2010; 8. Bahwa antara Pemohon dengan calon suami Pemohon sekufu dan tidak ada halangan untuk melangsungkan pernikahan; 9. Bahwa berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, telah cukup alasan bagi Pemohon untuk mengajukan permohonan ini kepada Bapak Ketua Pengadilan Agama Gunungsitoli, dengan memohon agar Pemohon dan Wali Pemohon dapat dihadirkan di Persidangan Pengadilan untuk di dengar keterangannya dengan memberikan penetapan sebagai berikut :
Halaman 2 dari 14 Halamam Penetapan Nomor : 4/Pdt.P/2010/PA.Gst.
Primair 1. Mengabulkan permohonan Pemohon seluruhnya; 2. Menyatakan enggan (adhol)nya Wali Pemohon bernama ORANG TUA PEMOHONuntuk menikahkan Pemohon dengan calon suami Pemohon bernama (CALON SUAMI PEMOHON); 3. Menunjuk Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Tuhemberua, Kabupaten Nias Utara sebagai Wali Hakim atas pernikahan Pemohon dengan calon suami Pemohon; 4. Membebankan biaya perkara sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku; Subsidair : Mohon Penetapan yang seadil-adilnya; Menimbang, bahwa pada hari sidang yang telah ditetapkan untuk memeriksa perkara ini, Pemohon telah dipanggil dan telah dating menghadap sendiri di persidangan; Menimbang, bahwa di persidangan
Majelis Hakim telah memberikan
nasehat kepada Pemohon agar berusaha kembali membujuk wali nikahnya agar mau menikahkannya, akan tetapi tidak berhasil, maka selanjutnya dibacakan surat permohonan Pemohon; Menimbang,
bahwa
Wali
Pemohon telah dipanggil untuk hadir di
persidangan untuk didengar keterangannya sebagai saksi, masing-masing tanggal 13 Agustus 2010 dan tanggal 23 Agustus 2010, namun tidak pernah hadir dalam persidangan ini; Menimbang,
bahwa
untuk
membuktikan
kebenaran
dalil-dalil
permohonannya, Pemohon telah mengajukan alat bukti berupa :
Halaman 3 dari 14 Halamam Penetapan Nomor : 4/Pdt.P/2010/PA.Gst.
A. SURAT : - Surat keterangan Penolakan pernikahan yang diterbitkan Kantor Urusan Agama Kecamatan Tuhemberua Nomor : Kk.02.11.3/PW/01/72/2010 tanggal 6 Agustus 2010 tanda (P); B. SAKSI-SAKSI : 1. Saksi I, umur 46 tahun agama Islam pekerjaan wiraswasta tempat tinggal Kecamatan Gunungsitoli Kota Gunungsitoli, di bawah sumpahnya memberikan keterangan sebagai berikut : - Bahwa saksi kenal dengan Pemohon sejak kecil karena saksi tinggal satu Desa dengan Pemohon; - Bahwa saksi juga kenal dengan ayah dan ibu Pemohon sejak lama karena tinggal satu desa dan kenal juga dengan calon suami Pemohon bernama Calon Suami Pemohon, karena berjiran tetangga juga mempunyai hubungan famili; - Bahwa saksi mengetahui bahwa Pemohon adalah anak kandung dari pasangan suami istri Orang Tua Pemohon dengan Yusron Lase, dan Pemohon adalah anak pertama; - Bahwa saksi mengetahui maksud dan tujuan Pemohon menghadap dipersidangan ini yaitu mengajukan permohonan wali adhol, karena ayah kandung Pemohon enggan menikahkan Pemohon dengan seorang laki-laki yang dicintainya bernama Calon Suami Pemohon; - Bahwa saksi pernah menjadi perantara dalam pelamaran Pemohon yang disuruh oleh pihak keluarga calon suami Pemohon pada bulan Desember 2009 dan berturut-turut sampai empat kali bulan Januari 2010 yang lalu; - Bahwa lamaran tersebut saksi
sampaikan langsung kepada ayah dan ibu
kandung Pemohon yang disaksikan oleh saudara dari ayah Pemohon dan pihak keluarga lainnya di bulan Desember 2009, dan berturut-turut sampai empat kali dibulan Januari sampai April 2010 dan pada bulan April saksi dipanggil saudara ayah Pemohon dan menyatakan lamaran diterima jika ada uang jujuran Rp. Halaman 4 dari 14 Halamam Penetapan Nomor : 4/Pdt.P/2010/PA.Gst.
20.000.000,- (dua puluh juta rupiah), diluar adat dan biaya nikah, kemudian setelah saksi sampaikan kepada keluarga calon suami Pemohon, calon suami Pemohon menyatakan hanya sanggup Rp. 8.000.000,- (delapan juta rupiah), diluar adat dan biaya nikah, kemudian hal ini saksi sampaikan kepada keluarga Pemohon, keluarga Pemohon menyatakan uang jujuran menjadi Rp.18.000.000,(delapan belas juta rupiah) diluar adat dan biaya nikah dan keluarga calon suami Pemohon hanya sanggup Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) diluar adat dan biaya nikah sehingga karena tidak ada kesepakatan mengenai besarnya uang jujuran tersebut, akhirnya
lamaran tidak diterima, dan ayah Pemohon tidak
bersedia menikahkan Pemohon dengan Calon Suami Pemohon; -
Bahwa saksi menerangkan bahwa alasan lain ayah
Pemohon tidak mau
menikahkan Pemohon dengan calon suaminya adalah karena menurut ayah Pemohon, Pemohon adalah calon
sarjana sedangkan calon suami Pemohon
berpendidikan SLTA dan bekerja sebagai bengkel; - Bahwa menurut saksi bahwa uang jujuran sebesar Rp. 10.000.000,-
(sepuluh
juta rupiah) diluar adat dan biaya nikah menurut kebiasaan ukuran desa tempat tinggal Pemohon sudah termasuk besar, karena sepengetahuan saksi pada umumnya uang jujuran adalah berkisar
Rp. 6.000.000,- sampai
Rp.
7.500.000,-; - Bahwa saksi menerangkan antara Pemohon dengan calon suami Pemohon sudah saling mencintai sejak 4 tahun yang lalu, sama-sama beragama Islam dan sekufu dan tidak ada halangan perkawinan baik karena keturunan, susuan dan atau halangan disebabkan adat; - Bahwa saksi menerangkan calon suami Pemohon adalah orang baik-baik, dan berperilaku tidak tercela; - Bahwa saksi menerangkan maksud pernikahan Pemohon dengan calon
Halaman 5 dari 14 Halamam Penetapan Nomor : 4/Pdt.P/2010/PA.Gst.
suami Pemohon Calon Suami Pemohon, sudah disampaikan kepada Kepala Kantor Urusan Agama, namun KUA menyatakan tidak bisa menikahkan sebelum ada penetapan wali adhol dari Pengadilan Agama; 2. Saksi II, umur 37 tahun Agama Islam pekerjaan PNS pada Kantor Pos Gunungsitoli di bawah sumpahnya memberikan keterangan sebagai berikut : - Bahwa saksi kenal dengan Pemohon sejak kecil karena saksi tinggal satu Desa dengan Pemohon; - Bahwa saksi juga kenal dengan ayah dan ibu Pemohon sejak lama karena tinggal satu Desa dan kenal juga dengan calon suami Pemohon bernama Calon Suami Pemohon sejak kecil karena tinggal satu Desa di Mu’awo; - Bahwa saksi mengetahui bahwa Pemohon adalah anak kandung dari pasangan suami istri Orang Tua Pemohondengan Yusron Lase, dan Pemohon adalah anak pertama dari lima bersaudara, hal itu saksi ketahui karena saksi pernah dua tahun bekerja di Kantor Kepala Desa sebagai Kepala Urusan Umum, dan saksi sering melihat surat-surat yang berhubungan dengan Keluarga Orang Tua Pemohondan Kartu Keluarganya; - Bahwa saksi mengetahui maksud dan tujuan Pemohon menghadap di persidangan ini yaitu mengajukan permohonan wali adhol, karena ayah kandung Pemohon enggan menikahkan Pemohon dengan seorang laki-laki yang dicintainya bernama Calon Suami Pemohon; - Bahwa saksi menerangkan dalam keluarga calon suami Pemohon sudah empat kali datang kepada pihak keluarga Pemohon untuk melamar Pemohon yaitu sejak bulan Desember 2009 sampai bulan April 2010, namun tidak diterima orang tua Pemohon dengan alasan belum terpenuhi uang jujuran yang ditetapkan orang tua Pemohon; - Bahwa lamaran tersebut saksi ketahui langsung dari pihak keluarga calon suami Pemohon kepada ayah dan ibu kandung Pemohon yang disaksikan oleh saudara Halaman 6 dari 14 Halamam Penetapan Nomor : 4/Pdt.P/2010/PA.Gst.
dari ayah Pemohon dan pihak keluarga lainnya di bulan Desember 2009, Januari dan April 2010 dan ayah Pemohon menyatakan lamaran diterima jika ada uang jujuran Rp. 20.000.000,-
(dua puluh juta rupiah) diluar adat dan biaya nikah,
kemudian setelah di sampaikan kepada keluarga calon suami Pemohon, calon suami Pemohon menyatakan tidak sanggup dan hanya sanggup
Rp.
8.000.000,- (delapan juta rupiah) diluar adat dan biaya nikah, namun orang tua Pemohon bertahan sebesar Rp. 18.000.000,- (delapan belas juta rupiah) diluar adat dan biaya nikah dan pihak keluarga calon suami Pemohon hanya sanggup Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) diluar adat dan biaya nikah, sehingga tidak ada kesepakatan mengenai besarnya uang jujuran, akhirnya lamaran calon suami Pemohon tidak diterima, dan ayah Pemohon tidak bersedia menikahkan Pemohon dengan Calon Suami Pemohon; -
Bahwa saksi menerangkan bahwa alasan lain ayah
Pemohon tidak mau
menikahkan Pemohon dengan calon suaminya adalah karena menurut ayah Pemohon, Pemohon adalah calon
sarjana sedangkan calon suami Pemohon
berpendidikan SLTA dan bekerja sebagai bengkel; - Bahwa menurut saksi bahwa uang jujuran sebesar Rp. 10.000.000,(sepuluh juta rupiah) diluar adat dan biaya nikah menurut kebiasaan ukuran Desa tempat tinggal Pemohon sudah termasuk besar, karena sepengetahuan saksi pada umumnya uang jujuran adalah berkisar
Rp. 6.000.000,- sampai
Rp.
7.500.000,-; - Bahwa saksi menerangkan antara Pemohon dengan calon suami Pemohon sudah saling mencintai sejak 4 tahun yang lalu, sama-sama beragama Islam dan sekufu dan tidak ada halangan perkawinan baik karena keturunan, susuan dan atau halangan disebabkan adat; - Bahwa saksi menerangkan calon suami Pemohon adalah orang baik-baik, dan berperilaku tidak tercela;
Halaman 7 dari 14 Halamam Penetapan Nomor : 4/Pdt.P/2010/PA.Gst.
- Bahwa
saksi
menerangkan maksud pernikahan Pemohon dengan calon
suami Pemohon Calon Suami Pemohon, sudah disampaikan kepada Kepala Kantor Urusan Agama, namun Kepala Kantor Urusan Agama menyatakan tidak bisa menikahkan sebelum ada penetapan wali adhol dari Pengadilan Agama; Menimbang, bahwa atas keterangan dua
orang saksi
tersebut
Pemohon menyatakan menerima dan membenarkannya; Menimbang, bahwa Pemohon telah mencukupkan terhadap buktibuktinya dan selanjutnya mengajukan kesimpulan akhirnya secara lisan dengan menyatakan tetap dengan permohonannya tersebut serta meminta perkara ini diputus dengan kabul; Menimbang, bahwa untuk mempersingkat uraian penetapan ini, maka Majelis Hakim menunjuk segala hal yang telah dimuat dalam Berita Acara Persidangan perkara ini yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari penetapan ini; TENTANG HUKUMNYA Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan Pemohon adalah sebagaimana yang telah diuraikan di atas; Menimbang, bahwa pada persidangan yang telah ditentukan Pemohon datang menghadap sendiri di persidangan dan Majelis Hakim telah berusaha semaksimal mungkin untuk menasehati Pemohon, akan tetapi tidak berhasil, maka perkara ini dilanjutkan dengan membacakan surat permohonan Pemohon, hal ini sejalan dengan ketentuan Pasal 154 R.Bg; Menimbang, bahwa didasarkan kepada permohonan dan keterangan Pemohon di persidangan, maka dapat disimpulkan bahwa yang menjadi masalah dalam perkara a quo adalah Pemohon mengajukan permohonan wali adhol terhadap ayah kandungnya bernama Orang Tua Pemohon, selaku wali nasab yang paling berhak menjadi wali nikah bagi Pemohon karena adhol atau enggan menikahkan Pemohon dengan seorang
laki-laki bernama Calon Suami Pemohon, dengan
Halaman 8 dari 14 Halamam Penetapan Nomor : 4/Pdt.P/2010/PA.Gst.
alasan karena calon suami Pemohon berasal dari keluarga miskin karena tidak sanggup memberikan uang jujuran sebesar Rp. 18.000.000,- (delapan belas juta rupiah) diluar uang adat dan biaya nikah dan juga karena Pemohon adalah calon sarjana sedangkan calon suami Pemohon pendidikannya adalah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) dan bekerja di bengkel; Menimbang,
bahwa
Wali
Pemohon telah dipanggil untuk hadir di
persidangan untuk didengar keterangannya sebagai saksi, namun tidak
pernah
hadir dalam persidangan, hal ini semakin memperkuat alasan Pemohon tentang keadholan wali nikahnya tersebut; Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil permohonannya Pemohon dipersidangan telah mengajukan bukti tertulis (P) dan dua orang saksi seperti tersebut di atas; Menimbang, bahwa bukti surat (P) berupa Surat Penolakan pernikahan yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Tuhemberua, dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang untuk itu dan secara
material
membuktikan bahwa Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Tuhemberua telah menolak untuk melangsungkan pernikahan antara Pemohon dengan Calon Suami Pemohon dengan alasan 1. tidak adanya kelengkapan surat Model N dari Desa masing-masing, 2. tidak adanya persetujuan orang tua 3. tidak pula memberikan surat kuasa wali, dan setelah Majelis Hakim memeriksa dan meneliti alat bukti surat ( P) tersebut, ternyata telah memenuhi syarat, baik formil maupun materil, oleh karena itu alat bukti tersebut dapat diterima; Menimbang, bahwa dua orang saksi yang diajukan oleh Pemohon adalah orang yang tidak
dilarang
untuk
menjadi
saksi, (vide pasal 172 R.Bg. Jo.
pasal 1909 KUH. Perdata dan telah bersumpah sebelum memberi keterangan di depan sidang (vide pasal 175 R.Bg. jo. pasal 1911 KUH. Perdata, serta keterangan yang diberikan berdasarkan hal-hal yang diketahuinya secara langsung (vide pasal 308 ayat (1) R.Bg. jo. Pasal 1907 alinea 1 KUH. Perdata) kemudian keterangan Halaman 9 dari 14 Halamam Penetapan Nomor : 4/Pdt.P/2010/PA.Gst.
saksi mendukung kebenaran dalil-dalil Permohonan Pemohon dengan demikian Majelis Hakim berpendapat syarat formil dan materil saksi telah terpenuhi dan maka kesaksian tersebut dapat diterima, sesuai pasal 308 ayat (1) dan pasal 309 R.Bg; Menimbang, bahwa berdasarkan permohonan dan keterangan Pemohon dihubungkan dengan bukti surat dan keterangan saksi-saksi, maka Majelis Hakim dapat menemukan fakta hukum sebagai sebagai berikut : -
Bahwa Pemohon adalah anak perempuan kandung dari pasangan Orang Tua Pemohon dan Orang Tua Pemohon II, berumur 24 tahun, bertempat tinggal di Desa Mu’awo Kecamatan Gunungsitoli, Kota Gunungsitoli;
-
Bahwa Pemohon telah mempunyai calon suami bernama Calon Suami Pemohon, perjaka umur 26 tahun yang telah menjalin hubungan cinta dari sejak 4 tahun yang lalu dan telah berjanji akan melangsungkan pernikahan;
-
Bahwa keluarga/utusan keluarga calon suami Pemohon sudah beberapa
kali
datang untuk melamar Pemohon sejak Desember 2009 sampai bulan April 2010, namun lamaran tersebut tidak diterima orang tua Pemohon, karena calon suami Pemohon tidak sanggup untuk membayar uang jujuran sebesar Rp. 18.000.000,- (delapan belas juta rupiah) diluar uang adat dan biaya nikah dan karena Pemohon calon sarjana sedangkan calon suami Pemohon berpendidikan SLTA dan bekerja sebagai bengkel sehingga ayah Pemohon tidak bersedia menikahkan Pemohon dengan calon suaminya yang bernama Calon Suami Pemohon; -
Bahwa besarnya uang jujuran yang dimintakan oleh orang tua Pemohon sudah termasuk besar berdasarkan kebiasaan di Desa tersebut, biasanya besarnya uang jujuran hanya berkisar Rp. 6.000.000,- sampai Rp. 7.500.000,-;
-
Bahwa Pemohon telah berulangkali memohon kepada Wali Pemohon untuk menikahkannya dengan calon suaminya tersebut, akan tetapi Wali Pemohon tersebut tetap tidak mau; Halaman 10 dari 14 Halamam Penetapan Nomor : 4/Pdt.P/2010/PA.Gst.
-
Bahwa antara Pemohon dengan calon suaminya tersebut tidak ada halangan perkawinan baik halangan hukum maupun adat;
-
Bahwa
Wali
Pemohon telah dipanggil untuk hadir di persidangan untuk
didengar keterangannya sebagai saksi, namun tidak
pernah
hadir
dalam
persidangan, hal ini semakin memperkuat alasan Pemohon tentang keadholan wali nikahnya tersebut; Menimbang, bahwa ketentuan Pasal 19
Kompilasi Hukum Islam
menjelaskan, wali nikah dalam perkawinan adalah merupakan rukun yang harus dipenuhi bagi calon mempelai wanita yang bertindak menikahkannya; Menimbang, bahwa wali yang paling berhak menjadi wali nikah adalah wali yang paling dekat kekerabatannya dengan calon mempelai wanita dari kelompok kerabat laki-laki garis lurus ke atas yakni ayah (vide Pasal 21 Kompilasi Hukum Islam); Menimbang, bahwa namun demikian dalam hal wali nasab tidak ada atau tidak mungkin menghadirkannya atau tidak diketahui tempat tinggalnya atau ghaib atau adhol (enggan), maka Wali Hakim dapat bertindak selaku wali nikah. Dalam hal wali adhol (enggan) maka Wali Hakim baru dapat bertindak sebagai wali nikah setelah adanya Penetapan Pengadilan Agama tentang wali tersebut (vide Pasal 23 ayat ( 1 dan 2 ) Kompilasi Hukum Islam; Menimbang, bahwa berdasarkan pasal 2 ayat (3) Peraturan Menteri Agama RI. Nomor 2 Tahun 1987, menyebutkan
Pengadilan Agama memeriksa dan
menetapkan adholnya wali dengan cara singkat atas permohonan calon mempelai wanita dengan menghadirkan wali calon mempelai wanita; Menimbang, bahwa tentang alasan keadholan/keengganan wali nikah Pemohon karena calon suami Pemohon berasal dari keluarga miskin karena tidak sanggup memberikan uang jujuran sebesar Rp. 18.000.000,- (delapan belas juta rupiah) diluar uang adat dan biaya nikah dan juga karena Pemohon adalah calon sarjana sedangkan calon suami Pemohon pendidikannya adalah Sekolah Lanjutan Halaman 11 dari 14 Halamam Penetapan Nomor : 4/Pdt.P/2010/PA.Gst.
Tingkat Atas (SLTA) dan bekerja di bengkel, hal ini tidak dapat dibenarkan karena kafaah (kesetaraan) dalam perkawinan bukanlah merupakan salah satu syarat maupun rukun dalam perkawinan. Disamping itu kafaah (kesetaraan) yang disepakati oleh Ulama adalah masalah dien atau tingkat ketaatan beragama, bukan atas dasar usaha atau profesi, maupun tingkat pendidikan, hal ini dapat didasarkan kepada pemahaman dari Pasal 61 Kompilasi Hukum Islam yang menyebutkan bahwa tidak se-kufu itu adalah karena perbedaan agama atau ikhtilaf al-dien. Pendapat ini juga didasarkan kepada firman Allah SWT. surat al-Hujurat ayat (13) yang berbunyi : ٳﻥ ﺍﻛﺮﻣﻜﻢ ﻋﻨﺪﷲ ﺍﺗﻘﺎﻛﻢ Artinya : Yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah yang paling bertaqwa diantara kamu. Menimbang, bahwa berdasarkan fakta hukum di atas
Majelis Hakim
berpendapat bahwa ayah kandung Pemohon bernama Orang Tua Pemohon, selaku wali nasab yang paling berhak menjadi wali nikah bagi Pemohon telah adhol atau enggan menikahkan Pemohon dengan seorang laki-laki bernana Calon Suami Pemohon, tanpa alasan yang sah, maka Pengadilan akan menunjuk Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Tuhemberua sebagai Pejabat Pencatat Nikah sebagai Wali Hakim yang akan bertindak sebagai wali nikah dalam pernikahan antara Pemohon dengan seorang laki-laki bernana Calon Suami Pemohon; Menimbang, bahwa hal ini juga didasarkan kepada Hadist Rasul S.AW. bersabda : ﴾ ﻔﺎﻥ ﺍﺸﺗﺟﺭﻭﺍ ﻔﺎﻟﺳﻟﻂﺎﻥ ﻭﻠﻰ ﻤﻦﻻﻭﻠﻰ ﻠﻪ ﴿ ﺮﻮﺍﻩﺍﻠﺧﻣﺳﺔ ﺍﻻﺍﻠﻧﺳﺎﺉ Artinya : “ Jika wali-wali itu enggan (untuk menikahkan putrinya), maka Sulthan menjadi wali bagi orang yang tidak ada walinya “ (HR. Al-Khomsah kecuali Al-Nasaiy); Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, Majelis Hakim berkesimpulan bahwa permohonan Pemohon, dapat dikabulkan; Halaman 12 dari 14 Halamam Penetapan Nomor : 4/Pdt.P/2010/PA.Gst.
Menimbang, bahwa oleh karena perkara ini adalah termasuk bidang perkawinan, maka sesuai dengan ketentuan Pasal 89 ayat (1) Undang-undang Nomor : 7 Tahun 1989 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor : 3 Tahun 2006, dan perubahan kedua dengan Undang Undang Nomor : 50 Tahun 2009, Pemohon dibebankan untuk membayar biaya perkara ini; Memperhatikan segala peraturan perundang-undangan yang berlaku dan hukum Syara’ yang berkaitan dengan perkara ini; MENETAPKAN 1. Mengabulkan permohonan Pemohon; 2. Menyatakan ayah kandung Pemohon, bernama Orang Tua Pemohon selaku wali nasab yang paling berhak menjadi wali nikah bagi Pemohon (Pemohon) telah adhol atau enggan menikahkan Pemohon dengan calon suami Pemohon seorang laki-laki bernama Calon Suami Pemohon; 3. Menunjuk Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Tuhemberua selaku Pegawai Pencatat Nikah bertindak
sebagai Wali Hakim atas pernikahan
Pemohon (Pemohon) dengan calon suami Pemohon ( Calon Suami Pemohon); 4. Menghukum Pemohon untuk membayar biaya perkara ini sebesar Rp. 191.000,- (Seratus sembilam puluh satu ribu rupiah); Demikian Penetapan ini dijatuhkan dalam sidang musyawarah Majelis Hakim Pengadilan Agama Gunungsitoli pada hari Selasa tanggal 31 Agustus 2010 M, bertepatan dengan tanggal 21 Ramadhan 1431 H. oleh kami Drs. Jamalaba Malau, MH. Wakil ketua Pengadilan Agama Gunungsitoli sebagai Ketua Majelis, Drs. H. Ahmad Rasidi, SH, dan Syamsul Hadi, S.Ag. masing-masing sebagai Hakim Anggota, dan diucapkan pada hari itu juga dalam sidang terbuka untuk umum, dengan dihadiri oleh Hakim-Hakim Anggota tersebut dan dibantu oleh Drs. Abd. Haris. sebagai Panitera Pengganti serta dihadiri Pemohon.
Halaman 13 dari 14 Halamam Penetapan Nomor : 4/Pdt.P/2010/PA.Gst.
Hakim Anggota,
Ketua Majelis Hakim,
Drs. H. Ahmad Rasidi, SH.
Drs. Jamalaba Malau, MH.
Syamsul Hadi, S.Ag.
Panitera Pengganti,
Drs. Abd. Haris
Rincian Biaya Perkara : 1. Biaya Pendaftaran ; ………………………………
Rp.
2. Biaya Panggilan ; …………………………………
Rp. 150.000,-
3. Biaya Meterai ; …………………………………....
Rp.
6.000,-
4. Redaksi ; …………………………………………..
Rp.
5.000,-
Jumlah ……………………………………………..
30.000,-
Rp. 191.000,-
Halaman 14 dari 14 Halamam Penetapan Nomor : 4/Pdt.P/2010/PA.Gst.
