PUTUSAN Nomor: 720/Pdt.G/2011/PA.Dum BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Dumai yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama dalam persidangan Majelis Hakim telah menjatuhkan putusan dalam perkara hadhanah antara: PENGGUGAT, umur 23 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir SLTP, pekerjaan Ibu Rumah Tangga, tempat kediaman Kota Dumai; Melawan: TERGUGAT, umur 27 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir SLTP, pekerjaan Sopir, tempat kediaman di Kota Dumai;
Pengadilan Agama tersebut; Telah membaca dan mempelajari berkas yang bersangkutan; TENTANG DUDUK PERKARANYA Bahwa Penggugat berdasarkan surat gugatannya tertanggal 07 Desember 2011 yang telah terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Dumai di bawah register Nomor: 720/Pdt.G/2011/PA. Dum, tanggal 09 Desember 2011 telah mengajukan gugatannya dengan dalil-dalil sebagai berikut; 1. Bahwa Penggugat dengan Tergugat adalah pasangan suami isteri yang melangsungkan pernikahan pada tanggal 09 Maret 2007 dan dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Bukit Kapur Kota Dumai Propinsi Riau sesuai Kutipan Akta Nikah Nomor: XXXXXX tanggal 09 Maret 2007; 2. Bahwa setelah pernikahan Penggugat dengan Tergugat tersebut telah dikaruniai seorang anak perempuan, umur 4 tahun; 3. Bahwa pada tanggal 11 Oktober 2011, telah terjadi perceraian antara Penggugat dengan Tergugat dengan Akta Cerai Nomor: 432/Pdt.G/2011/PA.Dum tanggal 15 September 2011, namun dalam putusan tersebut belum ada disebutkan tentang Peliharaan Anak; 4. Bahwa Penggugat ingin memelihara anak tersebut dengan alasan-alasan sebagai berikut:
1
4.1 Bahwa pada tanggal 26 Oktober 2011, Tergugat membawa anak tersebut ke Siantar dan sekarang anak tersebut diasuh oleh orang tua Tergugat yang beragama Kristen; 4.2 Bahwa sejak anak tersebut dibawa oleh Tergugat ke Siantar, anak tersebut tidak pernah diperhatikan oleh Tergugat, bahkan Penggugat juga takut kalau nanti anak tersebut akan dipengaruhi oleh orang tua Tergugat untuk memeluk agama Kristen; 5. Bahwa Penggugat mohon kepada Ketua Pengadilan Agama Dumai agar hak asuh anak (hadhanah) terhadap anak Penggugat dengan Tergugat, perempuan umur, 4 tahun berada di bawah asuhan Penggugat; 6. Bahwa Penggugat sanggup membayar seluruh biaya yang timbul akibat perkara ini; Berdasarkan alasan/dalil-dalil di atas, Penggugat mohon agar Ketua Pengadilan Agama Dumai Cq. Majelis Hakim segera memeriksa dan mengadili perkara ini, selanjutnya menjatuhkan putusan yang amarnya berbunyi: Primer: 1. Mengabulkan gugatan Penggugat; 2. Menetapkan anak Penggugat dengan Tergugat, perempuan, umur 4 tahun berada di bawah asuhan (hadhanah) Penggugat; 3. Membebankan biaya perkara kepada Penggugat; Subsider: Atau menjatuhkan putusan lain yang seadil-adilnya. Bahwa pada hari persidangan yang telah ditetapkan untuk memeriksa dan mengadili perkara ini, Penggugat datang menghadap sendiri ke persidangan sedangkan Tergugat tidak datang menghadap ke persidangan dan tidak pula menyuruh wakil/kuasanya untuk datang menghadap ke persidangan meskipun Tergugat telah dipanggil secara sah dan patut sesuai dengan relaas Nomor: 720/Pdt.G/2011/PA.Dum tanggal 23 Desember 2011 dan 06 Januari 2012 dan 13 Januari 2012 yang dibacakan di persidangan; Bahwa Majelis Hakim telah memberikan nasehat dan menyarankan agar Penggugat menyelesaikan persoalannya secara kekeluargaan dengan Tergugat, akan tetapi tidak berhasil; Bahwa kemudian dibacakanlah gugatan Penggugat. Setelah Majelis Hakim memberikan penjelasan dan melakukan konfirmasi secukupnya, yang telah dimuat dalam berita acara persidangan, Penggugat menyatakan tetap mempertahankan isi gugatannya; 2
Bahwa untuk meringkas uraian Putusan ini, Majelis Hakim cukup menunjuk kepada Berita Acara Persidangan perkara ini yang merupakan bagian tidak terpisah dari penetapan serta dianggap telah termuat dan turut dipertimbangkan dalam putusan ini; TENTANG HUKUMNYA Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah sebagaimana diuraikan di atas; Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 49 huruf (a) Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama (vide penjelasan Pasal tersebut) jo Pasal 73 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 tahun 1989 tersebut, perkara ini menjadi wewenang Peradilan Agama dalam hal ini Pengadilan Agama Dumai; Menimbang, bahwa pada hari yang telah ditentukan untuk memeriksa dan mengadili perkara ini Tergugat tidak datang menghadap ke persidangan dan tidak pula menyuruh wakil/kuasanya untuk datang menghadap ke persidangan, sedangkan Tergugat telah dipanggil secara sah dan patut sesuai dengan ketentuan Pasal 26 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 Tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, dan tidak ternyata ketidakhadirannya tersebut disebabkan alasan yang sah, maka Majelis Hakim terlebih dahulu menyatakan Tergugat tidak hadir di persidangan dan perkara ini akan diperiksa tanpa hadirnya Tergugat; Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah memberikan nasehat kepada Penggugat untuk menyelesaikan persolannya secara kekeluargaan dengan Tergugat akan tetapi tidak berhasil, oleh karenanya telah terpenuhi maksud pasal 154 ayat (1) R.Bg; Menimbang, bahwa pokok gugatan Penggugat adalah mengenai hadhanah terhadap seorang anak Penggugat dan Tergugat yang belum mumayyiz yang sekarang berada dalam pengasuhan Tergugat; Menimbang,
bahwa
berdasarkan
gugatan
Penggugat
dan
setelah
dikonfirmasikan kembali kepada Penggugat di persidangan, telah ternyata bahwa anak Penggugat dengan Tergugat tersebut sekarang berada dalam pemeliharaan orang tua Tergugat di Siantar, sementara itu Tergugat in person kembali ke Dumai; Menimbang, bahwa berdasarkan fakta tersebut di atas, Majelis Hakim berkesimpulan bahwa orang tua Tergugat merupakan pihak yang seharusnya ditarik sebagai pihak (sebagai Tergugat) karena anak yang disengketakan sekarang berada dalam pemeliharaan orang tua Tergugat tersebut; 3
Menimbang, bahwa dengan tidak dimasukannya orang tua Tergugat sebagai pihak (sebagai Tergugat) dalam perkara ini, maka Majelis Hakim berpendapat gugatan Penggugat mengandung error in persona dalam bentuk plurium litis consortium dalam arti pihak yang ditarik sebagai Tergugat dalam gugatan Penggugat tidak lengkap. Oleh karena itu gugatan Penggugat harus dinyatakan tidak dapat diterima (niet onvanklijke verklaark); Menimbang, bahwa perkara ini termasuk bidang perkawinan, sebagaimana dimaksudkan oleh Pasal 89 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 tahun 1989, maka semua biaya yang timbul akibat dari permohonan ini dibebankan kepada Penggugat; Mengingat segala peraturan perundang-undangan yang berlaku dan hukum Islam yang berhubungan dengan perkara ini; MENGADILI 1. Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (niet onvanklijke verklaark); 2. Membebankan kepada Penggugat untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.291.000.- (dua ratus sembilan puluh satu ribu rupiah); Demikianlah diputuskan dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Agama Dumai pada hari Kamis tanggal 19 Januari 2012 M, bertepatan dengan tanggal 25 Shafar 1433 H oleh kami Drs. H. Mukhlis sebagai Hakim Ketua Majelis, Taufik, S.HI dan Milda Sukmawati, S.HI masing-masing sebagai Hakim Anggota. Putusan ini diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Hakim Ketua Majelis tersebut didampingi oleh Hakim-Hakim Anggota dan Nursima, S.HI sebagai Panitera Sidang, serta dihadiri oleh Penggugat tanpa hadirnya Tergugat. Ketua Majelis, Ttd Drs. H. Mukhlis
Hakim Anggota,
Hakim Anggota,
Ttd Taufik, S.HI
Ttd Milda Sukmawati, S.HI Panitera Sidang, Ttd Nursima, S.HI
4
Perincian Biaya Perkara : Pendaftaran : Rp. 30.000,Proses : Rp. 50.000,Panggilan : Rp. 200.000,Redaksi : Rp. 5.000,Materai Rp. 6.000,Jumlah : Rp. 291.000,(Dua ratus sembilan puluh satu ribu rupiah)
Untuk Salinan Pengadilan Agama Dumai Panitera, ttd MANUFRI, S.H., M.H
5
6