PUTUSAN Nomor: 600/Pdt.G/2010/PA.Dum BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Agama Dumai yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama dalam persidangan Majelis Hakim telah menjatuhkan putusan atas perkara Cerai Talak antara: PEMOHON, umur 46 tahun, agama Kristen, pendidikan terakhir SMU, pekerjaan karyawan PT. Chevron Pasifik Indonesia, tempat kediaman di Kabupaten Bengkalis; Melawan: TERMOHON, umur 42 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir -, pekerjaan Ibu Rumah Tangga, tempat kediaman di Provinsi Medan, sekarang tidak diketahui dimana alamat dan keberadaannya di seluruh wilayah Republik Indonesia atau dimanapun berada;
Pengadilan Agama tersebut; Telah membaca dan mempelajari berkas yang bersangkutan; Telah mendengar keterangan Pemohon serta memperhatikan bukti-bukti yang diajukan di persidangan; TENTANG DUDUK PERKARANYA Bahwa Pemohon berdasarkan surat permohonannya tertanggal 06 Oktober 2010 yang telah terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Dumai di bawah register Nomor: 600/Pdt.G/2010/PA.Dum, tanggal 06 Oktober 2010 telah mengajukan hal-hal yang berbunyi sebagai berikut; 1. Bahwa Pemohon dengan Termohon adalah pasangan suami isteri yang telah melangsungkan pernikahan pada tanggal 13 Oktober 1992 yang dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Dumai Barat Kota Dumai
sesuai
dengan
Duplikat
Kutipan
Akta
Nikah
Nomor:
XXXXXXXXXXX yang dikeluarkan tanggal 05 Oktober 2010; 2. Bahwa setelah pernikahan tersebut, Pemohon dengan Termohon bertempat tinggal di rumah orang tua Termohon di Kota Medan selama 1,5 tahun. Setelah itu antara Pemohon dan Termohon berpisah, Pemohon tinggal di Perumahan Karyawan Chevron di Kecamatan Mandau, sementara Termohon pergi meninggalkan Pemohon dan sampai sekarang tidak diketahui 1
keberadaannya di seluruh wilayah Republik Indonesia. Selama pernikahan tersebut, Pemohon dengan Termohon telah hidup rukun sebagaimana layaknya suami isteri dan telah diakruniai seorang anak laki-laki, lahir 21 April 1993; 3. Bahwa sejak awal rumah tangga Pemohon dan Termohon sering terjadi pertengkaran, yang penyebabnya adalah bahwa saat di rumah orang tua Pemohon di Pekanbaru yang beragama Kristen (Pemohon saat itu beragama Islam) mengadakan acara hajatan, Termohon tidak bisa menerima acara tersebut karena di dalamnya ada makanan yang mengandung daging babi. Sementara saat itu Pemohon sudah meminta agar makanan untuk orang muslim yang tidak mengandung daging babi dipisah dari makanan yang mengandung daging babi. Dan hal itu sudah dipenuhi oleh pihak keluarga Pemohon. Akan tetapi, Termohon tetap saja tidak bisa menerimanya dan pergi dari rumah orang tua Pemohon tersebut dengan alasan akan pergi ke rumah saudaranya di Pekanbaru. Ternyata kemudian diketahui Termohon tidak pergi ke rumah saudaranya tersebut. Berselang beberapa hari kemudian Termohon menghubungi Pemohon bahwa Termohon ada di Dumai. Beberapa bulan kemudian Termohon menjumpai Pemohon yang bekerja di Bangko bahwa keluarga Termohon akan mengadakan
Kenduri selamatan orang tua
Termohon yang akan pergi haji. Kemudian Pemohon ikut menghadiri acara tersebut, setelah itu Pemohon kembali ke Bangko, sedangkan Termohon pergi ke rumah orang tuanya di kota Medan. Sejak saat itu, antara Pemohon dan Termohon tidak pernah berkomunikasi lagi sampai sekarang sudah 16 tahun, dan keberadaan Termohon tidak diketahui alamat serta keberadaannya di seluruh wilayah RI dan sejak itu tidak ada kabar dan hubungan lagi; 4. Bahwa adanya perselisihan dan pertengkaran tersebut mengakibatkan rumah tangga Pemohon dan Termohon tidak ada kebahagiaan lahir dan batin dan tidak ada harapan untuk kembali membina rumah tangga; 5. Bahwa pihak keluarga belum pernah berusaha mendamaikan Pemohon dan Termohon, namun tidak berhasil; 6. Bahwa Pemohon sanggup membayar seluruh biaya yang timbul akibat perkara ini; Berdasarkan alasan/dalil-dalil di atas, Pemohon mohon agar Ketua Pengadilan Agama Dumai Cq. Majelis Hakim segera memeriksa dan mengadili perkara ini, selanjutnya menjatuhkan putusan yang amarnya berbunyi: Primer: 1. Mengabulkan permohonan Pemohon; 2
2. Memberikan izin kepada Pemohon untuk menjatuhkan talak satu raj’i kepada Termohon di hadapan sidang Pengadilan Agama Dumai; 3. Membebankan biaya perkara menurut hukum; Subsider: Atau apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadiladilnya. Bahwa pada hari persidangan yang telah ditetapkan untuk memeriksa dan mengadili perkara ini, Pemohon datang menghadap sendiri ke persidangan sedangkan Termohon tidak datang menghadap ke persidangan dan tidak pula menyuruh wakil/kuasanya untuk datang menghadap ke persidangan meskipun Termohon telah dipanggil secara sah dan patut sesuai dengan berita panggilan melalui mass media (radio) oleh Jurusita Pengganti Pengadilan Agama Dumai sebagaimana relaas nomor: 600/Pdt.G/2010/PA.Dum yang dibacakan di persidangan; Bahwa terhadap krisis rumah tangga Pemohon, Majelis Hakim telah berusaha menasehati Pemohon agar bersabar demi keutuhan rumah tangganya, akan tetapi usaha tersebut tidak berhasil, lalu dibacakanlah surat permohonan Pemohon yang isi dan maksudnya tetap dipertahankan oleh Pemohon; Bahwa untuk menguatkan dalil-dalil permohonannya, Pemohon telah mengajukan alat bukti surat berupa fotokopi Duplikat Kutipan Akta Nikah atas nama Pemohon dan Termohon Nomor XXXXXXXXX tanggal 05 Oktober 2010, yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Dumai Barat Kota Dumai, yang telah dinazegelen dan dilegalisir oleh Panitera Pengadilan Agama Dumai, setelah diteliti, ternyata cocok dengan aslinya dan diberi kode (P.1); Bahwa di samping bukti surat tersebut, Pemohon juga mengajukan dua orang saksi masing-masing telah memberikan keterangan di bawah sumpahnya secara agama Kristen yang pada pokoknya sebagai berikut : Saksi 1, umur 37 tahun, agama Kristen, pekerjaan Buruh Bangunan, tempat tinggal di Kabupaten Bengkalis, menerangkan sebagai berikut: -
Bahwa saksi satu marga dengan Pemohon. Saksi kenal dengan Termohon karena Termohon adalah isteri dari Pemohon;
-
Bahwa saksi tidak tahu kapan Pemohon dengan Termohon menikah;
-
Bahwa setelah menikah, Pemohon dengan Termohon membina rumah tangga di rumah orang tua Termohon di Medan;
-
Bahwa setahu saksi rumah tangga Pemohon dengan Termohon sekarang tidak harmonis lagi disebabkan dulu ketika diadakan pesta marga yaitu acara syukuran untuk orang tua Pemohon di Pekanbaru, Pemohon dengan Termohon hadir ke pesta tersebut. Dalam pesta itu dihidangkan daging babi 3
untuk para undangan yang beragama Kristen dan juga disediakan hidangan khusus untuk undangan yang muslim. Melihat hal itu, Termohon merasa tidak senang, sehingga pada malam harinya Termohon langsung pergi dari rumah orang tua Pemohon dan sejak peristiwa itu saksi tidak pernah melihat Termohon lagi sampai sekarang; -
Bahwa Pemohon dengan Termohon telah berpisah tempat tinggal selama lebih kurang 10 tahun sampai sekarang. Termohon tidak diketahui lagi dimana alamat dan keberadaannya di seluruh wilayah Republik Indonesia ataupun dimana ia berada;
-
Bahwa setahu saksi Pemohon tidak pernah berupaya untuk mencari dimana Termohon tinggal sekarang;
-
Bahwa setahu saksi usaha damai tidak pernah dilakukan oleh Pemohon dan Termohon maupun keluarga masing-masing;
-
Bahwa Pemohon sekarang beragama Kristen. Sepengetahuan saksi Pemohon kembali memeluk agama Kristen lebih kurang 4 tahun yang lalu;
Saksi 2, umur 47 tahun, agama Kristen, pekerjaan Wirasawsta, tempat tinggal di Kabupaten Bengkalis, menerangkan sebagai berikut: -
Bahwa saksi adalah saudara sepupu Pemohon. Saksi kenal dengan Termohon, dan merupakan isteri Termohon;
-
Bahwa saksi tidak tahu kapan Pemohon dengan Termohon menikah;
-
Bahwa setahu Pemohon dengan Termohon sudah berpisah. Penyebabnya dulu ketika diadakan acara syukuran di rumah Mak Tuo saksi (rumah orang tua Jetro) di Pekanbaru, Pemohon dengan Termohon juga ikut hadir. Acara tersebut merupakan acara adat yaitu acara syukuran untuk orang tua Pemohon dimana dalam pesta tersebut harus menyembelih babi. Daging babi tersebut dihidangkan untuk para undangan yang beragama Kristen dan untuk para undangan yang muslim juga disediakan hidangan khusus. Melihat hal itu, Termohon merasa tidak senang dan agak menjauh dari pesta tersebut, dan pada malam harinya Termohon langsung pergi dari rumah orang tua Pemohon dan sejak peristiwa itu saksi tidak pernah melihat Termohon lagi sampai sekarang;
-
Bahwa Pemohon dengan Termohon telah berpisah tempat tinggal selama lebih kurang 8 tahun sampai sekarang. Termohon tidak diketahui lagi dimana alamat dan keberadaannya di seluruh wilayah Republik Indonesia ataupun dimana ia berada;
-
Bahwa setahu saksi Pemohon tidak pernah berupaya untuk mencari dimana Termohon tinggal sekarang; 4
-
Bahwa setahu saksi usaha damai tidak pernah dilakukan oleh Pemohon dan Termohon maupun keluarga masing-masing;
-
Bahwa Pemohon sekarang beragama Kristen. Saksi tidak tahu pasti kapan Pemohon kembali memeluk agama Kristen. Bahwa atas keterangan saksi-saksi tersebut Pemohon membenarkannya dan
tidak merasa keberatan; Bahwa Pemohon telah menyampaikan kesimpulan akhir tetap dengan permohonan semula dan mohon Pengadilan memutus perkaranya; Bahwa selanjutnya untuk meringkas uraian dalam putusan ini, Majelis Hakim cukup menunjuk kepada Berita Acara Persidangan perkara ini yang merupakan bagian yang tidak terpisah dari putusan ini; TENTANG HUKUMNYA Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan Pemohon
adalah
sebagaimana diuraikan di atas ; Menimbang, bahwa pada hari yang telah ditentukan untuk memeriksa dan mengadili perkara ini Termohon tidak datang menghadap ke persidangan dan tidak pula mengutus wakil/kuasanya untuk datang menghadap ke persidangan, sedangkan Termohon telah dipanggil dengan sah dan patut, dan tidak ternyata ketidakhadirannya tersebut disebabkan alasan yang sah, maka Majelis Hakim terlebih dahulu menyatakan Termohon tidak hadir di persidangan dan perkara ini akan diperiksa tanpa hadirnya Termohon; Menimbang, bahwa Pemohon ketika mengajukan permohonan ini memeluk agama Kristen, namun berdasarkan bukti (P.1) hubungan hukum pada saat perkawinan Pemohon dengan Termohon dilangsungkan berdasarkan agama Islam, maka berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 726K/Sip/1976 tanggal 15 Februari 1977 menegaskan bahwa setiap penyelesaian sengketa perkawinan (perceraian) ditentukan berdasarkan hubungan hukum pada saat perkawinan berlangsung, bukan berdasarkan agama yang dianut pada saat sengketa terjadi. Oleh karena itu, perkara tersebut menjadi wewenang Peradilan Agama dalam hal ini Pengadilan Agama Dumai; Menimbang, bahwa permohonan Pemohon yang diajukan telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu Pasal 67 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, dengan demikian secara formil permohonan Pemohon dapat diterima untuk dipertimbangkan lebih lanjut; Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P.1, Majelis Hakim telah menemukan fakta hukum tetap bahwa Pemohon dan Termohon masih terikat dalam hubungan hukum sebagai suami isteri yang sah sesuai dengan Pasal 2 Undang-undang Nomor 1 5
tahun 1974 jo Pasal 10 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1975 dan Pasal 7 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam, oleh karena itu Pemohon berhak mengajukan perkara ini (legal standi in judicio); Menimbang, bahwa dalam surat permohonannya, Pemohon telah mendalilkan bahwa yang menjadi alasan Pemohon untuk bercerai dengan Termohon pada pokoknya adalah karena rumah tangga Pemohon dengan Termohon tidak rukun dan harmonis lagi disebabkan ketika diadakan pesta untuk syukuran orang tua Termohon di Pekanbaru dihidangkan daging babi untuk para undangan yang beragama Kristen namun hidangan khusus untuk undangan yang muslim juga disediakan. Melihat hal itu, Termohon merasa tidak senang dan tidak bisa menerimanya, sehingga Termohon pergi dari rumah orang tua Pemohon dan meninggalkan pesta tersebut. Sejak peristiwa itu Pemohon dengan Termohon telah pisah tempat tinggal dan tidak pernah komunikasi lagi sampai sekarang sudah lebih kurang 16 tahun. Termohon tidak diketahui dimana keberadaannya sekarang baik diseluruh wilayah Republik Indonesia ataupun dimana ia berada; Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil permohonannya, Pemohon telah mengajukan dua orang saksi dari keluarga dan orang yang dekat dengan Pemohon dan Termohon ke persidangan yaitu SAKSI I dan SAKSI II, saksi tersebut telah memberikan keterangan di bawah sumpahnya yang pada pokoknya bersesuaian antara satu dengan yang lainnya serta telah bersesuaian dengan dalil-dalil permohonan Pemohon, dengan demikian telah terpenuhi maksud Pasal 22 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 Tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan. Berdasarkan hal tersebut Majelis Hakim menilai kesaksian dua orang saksi tersebut telah memenuhi syarat formil dan materiil tentang alat bukti, sehingga telah dapat diterima sebagai bukti untuk membuktikan kebenaran dalil-dalil permohonan Pemohon; Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi di atas dan dihubungkan dengan keterangan Pemohon di persidangan telah ditemukan fakta hukum bahwa antara Pemohon dengan Termohon telah terjadi perselisihan yang disebabkan oleh sikap Termohon yang tidak bisa menerima adanya daging babi yang dihidangkan untuk para undangan pada acara syukuran untuk orang tua Pemohon, walaupun waktu itu juga disediakan hidangan khusus untuk undangan muslim. Akibat dari perselisihan tersebut di atas kedua belah pihak telah pisah rumah lebih dari 10 tahun sampai perkara ini disidangkan. Termohon pergi dari tempat tinggal bersama tidak diketahui lagi keberadaannya sampai sekarang baik di wilayah Republik Indonesia maupun luar negeri;
6
Menimbang, bahwa terungkapnya fakta di persidangan antara Pemohon dan Termohon sudah tidak serumah lagi dalam kurun waktu yang relatif lama dan tidak saling mempedulikan, apatah lagi sekarang Termohon tidak diketahui dimana keberadaannya baik di wilayah Republik Indonesia atau dimanapun ia berada, dapat diklasifikasikan sebagai perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus dan patut disangka bahwa antara keduanya atau setidaknya bagi salah satu pihak sudah tidak ada ikatan batin lagi sesuai dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor: 1354 K/Pdt/2000 Tanggal 8 September 2003; Menimbang, bahwa dalam perceraian tidak perlu dilihat dari siapa yang menjadi penyebab perselisihan dan pertengkaran, tetapi yang perlu dilihat adalah perkawinan itu sendiri, apakah perkawinan itu masih dapat dipertahankan atau tidak hal mana telah sejalan dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor: 534 K/Pdt/1996 Tanggal 18 Juni 1996, karena apabila hati kedua belah atau salah satu pihak sudah terluka dan retak serta hubungan keduanya tidak lagi mencerminkan hubungan yang baik layaknya suami istri pada umumnya, maka pertanda perkawinan itu sudah sulit untuk disatukan lagi; Menimbang, bahwa berdasarkan fakta tersebut di atas, Majelis Hakim berkesimpulan bahwa rumah tangga Pemohon dengan Termohon telah pecah dan tidak ada harapan untuk hidup rukun kembali membina rumah tangganya yang ditandai dengan telah pisah rumahnya Pemohon dan Termohon sudah lebih dari 10 tahun yang lalu, maka jika perkawinan mereka diteruskan tidak akan tercapai tujuan perkawinan yaitu membentuk kehidupan rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagaimana tertuang dalam Pasal 1 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, bahkan akan mendatangkan kemudharatan yang lebih besar bagi kedua belah pihak; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, alasan permohonan Pemohon untuk bercerai dengan Termohon telah memenuhi unsur-unsur yang terkandung dalam Pasal 39 ayat (2) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan jo Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975, oleh karena itu berdasarkan Pasal 70 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, permohonan Pemohon dapat dikabulkan; Menimbang, bahwa berdasarkan pengakuan Pemohon dan keterangan saksisaksi di persidangan ditemukan fakta hukum bahwa Pemohon telah ternyata kembali memeluk agama Kristen/murtad, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa Pemohon tidak berhak untuk mengucapkan ikrar talak karena ikrar talak tersebut merupakan hal yang sakral, bersifat taabud hendaknya diucapkan oleh yang bersangkutan (in casu Pemohon) yang muslim. Oleh karena itu berdasarkan petitum subsider Pemohon, 7
Majelis Hakim memutus perkara a quo bukan dengan amar memberikan izin kepada Pemohon untuk mengikrarkan talak, akan tetapi talak dijatuhkan oleh Pengadilan Agama dalam bentuk putusan; Menimbang, bahwa berdasarkan yang telah dipertimbangkan di atas, permohonan Pemohon
cukup beralasan dan berdasarkan hukum, sedangkan
Temohon telah dipanggil dengan sepatutnya tidak hadir di persidangan, maka sesuai dengan Pasal 149 ayat (1) R.Bg, maka permohonan Pemohon dapat diputus dengan verstek; Menimbang, bahwa untuk memenuhi Pasal 84 ayat (1) dan (2) Undangundang Nomor 7 tahun 1989 Tentang Peradilan Agama, maka diperintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Dumai untuk menyampaikan Salinan Putusan ini setelah berkekuatan hukum tetap kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama tempat terdaftarnya pernikahan Pemohon dengan Termohon dan Kantor Urusan Agama tempat kediaman Pemohon dan Termohon saat ini; Menimbang, bahwa berdasarkan permohonan Pemohon dan bukti (P.1), pernikahan Pemohon dan Termohon telah tercatat di Kantor Urusan Agama Kecamatan Dumai Barat Kota Dumai, dan Pemohon bertempat kediaman di wilayah Kantor Urusan Agama Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis, sedangkan Termohon sekarang tidak diketahui dimana keberadaannya di seluruh wilayah Republik Indonesia ataupun di luar negeri, maka Majelis Hakim berkesimpulan bahwa salinan putusan ini dikirim oleh Panitera Pengadilan Agama Dumai kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Dumai Barat Kota Dumai dan Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis untuk dicatat perceraian Pemohon dan Termohon;
Menimbang, bahwa perkara ini termasuk bidang perkawinan, sebagaimana dimaksudkan oleh Pasal 89 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama, maka semua biaya yang timbul akibat dari permohonan ini dibebankan kepada Pemohon ; Mengingat, segala peraturan perundang-undangan yang berlaku dan hukum Islam yang berhubungan dengan perkara ini;
MENGADILI 1. Menyatakan bahwa Termohon telah dipanggil secara sah dan patut untuk menghadap persidangan, tidak hadir; 2. Menyatakan Pemohon telah kembali memeluk agama Kristen; 3. Mengabulkan permohonan Pemohon dengan verstek; 8
4. Menjatuhkan talak satu bain shugra Pemohon terhadap Termohon; 5. Memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Dumai untuk mengirimkan Salinan Putusan ini yang telah berkekuatan hukum tetap kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Dumai Barat Kota Dumai dan Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis untuk dicatat perceraian Pemohon dan Termohon; 6. Membebankan kepada Pemohon untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.241.000,- (Dua ratus empat puluh satu ribu rupiah).
Demikianlah diputus dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Agama Dumai pada hari Kamis tanggal 03 Maret 2011 M, bertepatan dengan tanggal 28 Rabiul Awal 1432 H oleh kami Drs. H. Mukhlis sebagai Ketua Majelis, Taufik, S.HI dan Milda Sukmawati, S.HI masing-masing sebagai Hakim Anggota. Putusan tersebut dibacakan pada hari itu juga dalam sidang yang terbuka untuk umum oleh Ketua Majelis tersebut, dengan didampingi oleh Hakim-Hakim Anggota dan dibantu oleh Nursima, S.HI sebagai Panitera Sidang serta dihadiri oleh Pemohon tanpa hadirnya Termohon.
Ketua Majelis, Ttd Drs. H. Mukhlis Hakim Anggota,
Hakim Anggota,
Ttd
Ttd
Taufik, S.HI
Milda Sukmawati, S.HI Panitera Sidang, Ttd Nursima, S.HI
Perincian Biaya Perkara : Pendaftaran Panggilan Redaksi Materai
: : : :
Rp. 30.000,Rp.200.000,Rp. 5.000,Rp. 6.000,-
Jumlah
:
Rp. 241.000,(Dua ratus empat puluh satu ribu rupiah)
9
Untuk Salinan Pengadilan Agama Dumai Panitera,
A Z W I R, S.H
Amar Putusan No
10
