24
Jamik Siswati, Meningkatkan Prestasi Belajar Bidang Studi IPA...
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI IPA MATERI PERPINDAHAN PANAS DAN LISTRIK MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VI SEMESTER II TAHUN 2013/2014 SDN 3 NGANTRU TRENGGALEK Oleh: Jamik Siswati SDN 3 Ngantru Kabupaten Trenggalek
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Meningkatkan prestasi belajar siswa terhadap Pokok Bahasan Perpindahan energi panas dan listrik Kelas VI Semester II SDN 3 Ngantru Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2013/2014; (2) Mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen; dan (3) Mengetahui keefektifan pembelajaran IPA dengan menggunakan metode eksperimen. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas. Penelitian dilakukan di SDN 3 Ngantru Kecamatan Trenggalek Kabupaten Trenggalek. Obyek penelitian adalah siswa Kelas VI SDN 3 Ngantru Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2013/2014 untuk bidang studi IPA materi perpindahan energi panas dan listrik yang berjumlah 39 siswa. Pengumpulan data dilakukan menggunakan tes, observasi, angket, dan daftar nilai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prestasi belajar bidang studi IPA sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata : 64,74 (rendah), siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 73,42 (cukup) dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi sebesar 82,11 (baik). Hal ini menunjukkan bahwa dengan melakukan metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar terhadap bidang studi IPA materi perpindahan energi panas dan listrik pada siswa Kelas VI SDN 3 Ngantru Kecamatan Trenggalek Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2013/2014 Semester II secara signifikan. Kata kunci: mata pelajaran IPA, prestasi belajar, metode eksperimen
Pembelajaran IPA lebih diarahkan kepada kegiatan-kegiatan yang mendorong siswa belajar aktif secara fisik, sosial, maupun psikis dalam memahami konsep, yaitu dengan menggunakan berbagai keterampilan proses. Jadi dalam proses pembelajaran IPA pendekatan yang selalu harus digunakan adalah pendekatan keterampilan proses di samping pendekatan lain yang sesuai. Guna menumbuhkan cara berfikir yang logis dan sikap jujur serta obyektif tersebut dihasilkan suatu hasil atau produk berupa penjelasan atau deskripsi tentang fenomena-fenomena alam beserta hubungan kausalitasnya. Dalam pelajaran IPA hendaknya melibatkan anak sepenuhnya, sehingga dalam pembelajaran anak tidak terlalu pasif.
Kegiatan pembelajaran IPA meliputi penyentuhan, perakitan, pemanipulasi, percobaan dan penginderaan. Kegiatan IPA dirancang untuk anak SD hendaknya memberikan gambaran mental yang konkrit tentang konsep yang mereka pelajari. Gambaran mental yang konkrit ini penting dalam pembentukan konsep-konsep dasar yang kokoh. Selain itu, di atas konsep-konsep dasar yang kokoh ini akan dibangun pembelajaran berikutnya. (Pusat Kurikulum, 2002) Berdasarkan dengan melihat kondisi siswa di kelas pada saat proses belajar mengajar terlihat sekali siswa seperti kurang minat belajar, dan kurangnya perhatian saat pembelajaran berlangsung. Keadaan seperti ini diduga oleh peneliti dikarenakan siswa menganggap pelajaran IPA tersebut kurang
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
berguna yang berdampak pada kurangnya minat anak untuk mengikuti proses belajar mengajar, selain itu juga disebabkan oleh minimnya pendekatan pembelajaran yang dimiliki oleh guru sehingga siswa cenderung bosan dan menganggap pelajaran tersebut kurang bermakna. (Masturmudi, 2002). Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada adalah menggunakan metode eksperimen, Eksperimen adalah suatu bentuk strategi pembelajaran yang difokuskan pada kegiatan aktif dan praktis siswa yang mengarah pada pemahaman dan penguasaan materi pembelajaran melalui aktifitas-aktifitas nyata dan terwujud dalam sebuah pola pembelajaran yang efektif dan efisien. Eksperimen memberikan suatu khazanah pengetahuan baru bagi siswa, yang mampu memberikan motivasi yang baru bagi proses pembelajaran pada bidang studi IPA. Di sisi lain, pembelajaran yang menggunakan eksperimen memberikan kegiatan rekreatif pada siswa yang bersifat refreshing (penyegaran kembali) tanpa mengurangi esensi dari kegiatan belajar mengajar (KBM) itu sendiri dan menunjang serta mengarah pada pencapaian pembelajaran bidang studi IPA yang telah ditentukan. (Kistona, 2002). Metode eksperimen merupakan salah satu upaya nyata yang dilaksanakan oleh guru pengajar bidang studi IPA untuk menjawab permasalahan atau problematik penurunan prestasi belajar siswa yang memiliki ekses serta dampak kemana-mana, menyentuh berbagai elemen dalam pendidikan di sekolah dasar itu sendiri, maupun masyarakat secara umum. Dengan demikian, peneliti tertarik menggunakan metode eksperimen dalam proses pembelajaran IPA dengan pertimbangan metode eksperimen
25
25
dapat menjawab permasalahan atau problematik penurunan prestasi belajar siswa. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian dilakukan pada siswa Kelas VI Semester II SDN 3 Ngantru Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2013/2014. Lokasi penelitian adalah di SDN 3 Ngantru Kabupaten Trenggalek. Pengumpulan data dilakukan menggunakan tes, observasi, angket, dan daftar nilai. Desain penelitian yang digunakan terdiri dari 2 siklus, tiap siklus meliputi: planning (perencanaan), action (pelaksanaan), observation (pengamatan) dan reflection (refleksi). Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Permasalahan yang belum dapat dipecahkan dalam siklus pertama direfleksikan bersama tim peneliti dalam suatu pertemuan kolaborasi, untuk mencari penyebabnya, selanjutnya peneliti merencanakan berbagai langkah perbaikan untuk diterapkan dalam siklus II. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif. (Arikunto, 1987). HASIL Siklus Pertama Refleksi Awal Peneliti bersama mitra guru mengadakan pengamatan di kelas VI tentang rendahnya nilai mata pelajaran IPA dan faktorfaktor penyebabnya. Dalam hal ini pembelajaran pada Kelas VI kurang efektif kegiatan pembelajaran masih menggunakan metode yang kurang tepat sehingga membuat siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran karena siswa cenderung hanya mendengarkan dan mencatat materi yang telah disampaikan oleh guru sedangkan guru sendiri hanya menggunakan metode ceramah sehingga siswa menjadi kurang aktif dan
26
Jamik Siswati, Meningkatkan Prestasi Belajar Bidang Studi IPA...
cenderung pasif karna kurang terlibatnya siswa dalam proses pembelajaran sehingga siswa cenderung cepat bosan pada saat pelajaran berlangsung. Planning Perencanaan kegiatan pembelajaran pada siklus I ini membahas materi Perpindahan energi panas dan listrik dengan alokasi waktu efektif 2 minggu, setiap minggu terdiri dari 4 jam pelajaran efektif, dalam setiap minggu memerlukan 2 kali tatap muka, tatap muka yang pertama 2 jam pelajaran dan tatap muka yang kedua I jam pelajaran, setiap jam pelajaran alokasi waktunya 40 menit.
Pertemuan II A. Kegiatan pendahuluan (10 menit) 1) Motivasi: bagaimana susunan baterai pada lampu senter 2) Sebutkan macam-macam gejala kelistrikan B. Kegiatan inti (100 menit) 1) Guru menjelaskan cara pembuatan rangkaian listrik sederhana (2 model) 2) Secara kelompok siswa membuat rangkaian listrik: C. Kegiatan penutup (10 menit) 1) Guru memberikan penghargaan atau hasil kerja peserta didik. 2) Penegasan catatan siswa.
Acting Setelah tahap perencanaan selesai dilakukan tahap selanjutnya adalah melaksanakan tindakan sesuai dengan perencanan. Pada siklus I pada konsep sama. Langkah langkah dalam pembelajaran meliputi pembukaan, inti dan penutup. Pertemuan I A. Kegiatan awal (10 menit) 1) Motivasi: apakah kamu pernah melihat kilatan cahaya dilangit? 2) Energi apa yang terdapat pada petir? B. Kegiatan Inti (100 menit) 1) Guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran tentag perpindahan energi panas dan listrik. 2) Secara kelompok siswa melakukan kegiatan. C. Kegiatan Akhir (10 menit) 1)
2)
Membimbing peserta didik untuk membuat rangkuman Memberi tugas setiap kelompok untuk membuat rangkaian listrik sederhana pada pertemuan berikut.
Observation Peneliti yang sekaligus berperan sebagai observer mengamati proses pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas yang dilakukan oleh guru Kelas VI sebagai peneliti. Dari hasil observasi tersebut diperoleh hasil sebagai berikut: (a) Guru selalu memusatkan perhatian, memperjelas pendapat siswa, memberi waktu yang cukup untuk berfikir, mengajukan pertanyaan secara. merata, membuat rangkuman dan memberikan. Dari hasil ini diperoleh persentase aktivitas guru sebesar 50% dan dapat dilihat pada Tabel 1; (b) Siswa selalu memperhatikan: (1) guru sedang memberi penjelasan, (2) Siswa yang mengemukakan pendapat dan pertanyaan (3) Siswa yang mendefinisikan suatu konsep, (4) Siswa yang sedang merubah mengerjakan soal, selain itu siswa bersikap selalu melaksanakan perintah, melakukan penelitian, dan bekerja sama dengan kelompoknya. Dari hasil ini diperoleh persentase aktivitas siswa sebesar 60%, hal ini dapat dilihat secara rinci pada Tabel 2.
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
27
Tabel 1 Aktivitas Guru pada Siklus I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kegiatan Guru membuat RPP Waktu yang digunakan sesuai rencana Materi yang diberikan sesuai dengan RPP Guru melaksanakan kegiatan belajar yang menyenangkan Guru membimbing siswa dalam melakukan eksperimen Guru merangsang interaksi antar siswa Guru menggunakan bahasa yang komunikatif saat proses proses belajar berlangsung Guru memberikan umpan balik dari materi yang dibahas Metode pembelajaran berpusat pada siswa Guru melaksanakan evaluasi Jumlah %Rata-rata
SIKLUS I P1 P2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Jumlah 4 4 4 4 4 4 4
2 2 2
4 4 4 40 50
Tabel 2 Aktivitas Siswa pada Siklus I No 1 2 3 4 5
Indikator Siswa Mempersiapkan Alat-Alat Yang Diperlukan Dalam Eksperimen Siswa Melakukan Eksperimen Sesuai Dengan Petunjuk Dari Guru Kesungguhan Siswa Dalam Melakukan Eksperimen Hasil Kerja Siswa Dalam Eksperimen Kebersihan Tempat Setelah Melakukan Eksperimen Jumlah %Rata-rata
Kegiatan yang sering dilakukan oleh guru adalah: (1) Menguraikan permasalahan bila ada pendapat yang kurang jelas, (2) Meminta Pendapat kelompok lain untuk memberi penegasan, dan (3) memberi kesempatan siswa untuk bertanya. Aktifitas siswa yang sering dilakukan, yaitu (1) Mengemukakan contoh peristiwa dalam kehidupan seharihari yang berhubungan dengan konsep, dan (2) Memperhatikan temannya yang sedang mendemonstrasikan suatu pokok bahasan dengan alat atau gambar. Nilai hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada Tabel 3. Berdasarkan hasil penelitian dengan penggunaan metode eksperimen pada bidang studi IPA mengalami peningkatan yang cukup berarti dalam prestasi belajar, nilai rata-rata yang diperoleh sebelum siklus
27
P1 2
SIKLUS I P2 3
2 2 2 2
2 3 3 3
∑ 5 4 5 5 5
24 60
sebesar 66,58 (rendah) sedangkan pada siklus I meningkat sebesar 75,53 dengan ketuntasan belajar mencapai 73,68%. Dari ketuntasan siswa pada siklus I masih belum mencapai ketuntasan yang peneliti inginkan yaitu sebesar 85%, sehingga perlu diadakan perbaikan pada tahap selanjutnya pada siklus ke II. Refleksi Setelah selesai pelaksanaan tindakan diadakan refleksi untuk membahas hasil observasi yang telah dilakukan. Dalam refleksi ini observasi memberikan data tentang pelaksanaan pembelajaran. Data yang tersedia kemudian dianalisis dengan hasil, yaitu: (a) Proses belajar mengajar sudah berjalan sesuai dengan rencana walaupun belum sempurna; (b) Siswa masih banyak yang belum memahami jalannya metode eksperimen; (c)
28
Jamik Siswati, Meningkatkan Prestasi Belajar Bidang Studi IPA...
Suasana kelas masih gaduh belum mengarah pada suasana yang hidup dalam proses belajar mengajar; dan (d) Siswa masih sedikit Tabel 3 Nilai Hasil Belajar Siswa pada Siklus I Ketuntasan Tidak No. Nama Siswa Nilai Tunta Tunta s s 1. Alifia Silvia Arsetya 60 TT 2. Amanda Agristya 70 T Ningrum 3. Anindya Diva 70 T 4. Ahmad Tulus Arrofik 80 T 5. Arwidya Mahendra 60 TT 6. Bagas Surya 70 T Maulana 7. Bintar Pratama 80 T 8. Daffa Mustika 70 T 9. David Harisangka 70 T 10. Debi Rinia Putri 70 T 11. Diva Shalhi Effendi 60 TT 12. Evada Mutiara 80 T Rahmadani 13. Fadilla Wadyahari 90 T Natasya 14. Fatma Ironi 80 T 15. Giusti Fara Wedya K 90 T 16. Haliza Nadiatus 60 TT Zahra 17. Hendriko Satriyo 60 TT Ruskatama 18 Herjuna Wahyu 90 T Alvan 19 Iza Zafa Makarin 90 T 20 Kirana Andini Janna 80 T l 21 Martha Elfira W 60 TT 22 Melisa Nur'aini 70 T 23 Moch.Handista 80 T Ashar 24 Muhammad Naufal 70 T Rifqi 25 Muhammad 90 T Muntaqibun H 26 Nabila Permatasari 90 T 27 Novela Hayunda P 80 T 28 Putri Ananda P 60 TT 29 Reghita Wina P 70 T 30 Renandika Salsabilla 90 T 31 Sabrina 60 TT Rosmawardani 32 Tegar Dwi Saputro 70 T 33 Tria Yusika S 70 T 34 Wahyu Andrianti P 60 TT
yang bertanya, sehingga guru banyak memberikan penjelasan.
35 36 37 38 39
Wynne Faiza Rosada Yossep Brastito Amelia Putri Budiarko Anggita Amaliyanti Sutarjo Mayoma Cahya Lilinuha Jumlah Rata-rata
80
T
90 60
T
80
T
TT
60 2870 75.5 3
TT 28 73.68
11 28.95
Siklus Kedua Planning Dengan memperhatikan refleksi pada siklus I maka diimplementasikan siklus II. Siklus II dimulai dengan perencanaan menyusun rencana pembelajaran pada konsep yang sama. Penggunaan metode eksperimen berdasarkan refleksi siklus I terdapat beberapa perubahan yang harus diperbaiki. Perbaikan tersebut sesuai yaitu pertama tujuan dari kegiatan sudah sedikit diarahkan atau dipandu sesuai dengan hasil refleksi siklus I, kedua penggunaan tabel penilaian diri dan penialian teman. Acting Langkah-langkah dalam pembelajaran pada siklus 2 meliputi pembukaan, inti dan penutup. Pertemuan I A. Kegiatan awal (10 menit) 1) Motivasi: apakah kamu pernah melihat kilatan cahaya dilangit? 2) Energi apa yang terdapat pada petir? B. Kegiatan Inti (100 menit) 1) Guru mengkomunikasikan tujuan
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
pembelajaran tentag perpindahan energi panas dan listrik. 2) Secara kelompok siswa melakukan kegiatan. C. Kegiatan Akhir(10 menit) 1) Membimbing peserta didik untuk membuat rangkuman 2) Memberi tugas setiap kelompok untuk membuat rangkaian listrik sederhana pada pertemuan berikut. Pertemuan II A. Kegiatan pendahuluan (10 menit) 1) Motivasi: bagaimana susunan baterai pada lampu senter 2) Sebutkan macam-macam gejala kelistrikan B. Kegiatan inti (100 menit) 1) Guru menjelaskan cara pembuatan rangkaian listrik sederhana (2 model) 2) Secara kelompok siswa membuat rangkaian listrik: C. Kegiatan penutup (10 menit) 1) Guru memberikan penghargaan atau hasil kerja peserta didik. 2) Penegasan catatan siswa. Observation Peneliti yang sekaligus berperan sebagai observer mengamati proses pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas yang dilakukan oleh guru Kelas VI sebagai peneliti. Dari hasil observasi tersebut diperoleh hasil sebagai berikut: (a) Guru selalu memusatkan perhatian, memperjelas pendapat siswa, memberi waktu yang cukup untuk berfikir, mengajukan pertanyaan secara. Merata, membuat rangkuman dan memberikan. Dari hasil ini diperoleh persentase aktivitas guru sebesar 92,11% yang secara rinci disajikan pada Tabel 4; (b) Siswa selalu memperhatikan: (1) Guru sedang memberi penje-
29
29
lasan, (2) Siswa yang mengemukakan pendapat dan pertanyaan (3) Siswa yang mendefinisikan suatu konsep, (4) Siswa yang sedang merubah mengerjakan soal, selain itu siswa bersikap selalu melaksanakan perintah, melakukan penelitian, dan bekerja sama dengan kelompoknya. Dari hasil ini diperoleh persentase aktivitas siswa sebesar 80% dan secara rinci dapat dilihat pada Tabel 5; (c) Kegiatan yang sering dilakukan oleh guru adalah: (1) Menguraikan permasalahan bila ada pendapat yang kurang jelas, (2) Meminta Pendapat kelompok lain untuk memberi penegasan, dan (3) Memberi kesempatan siswa untuk bertanya.
Tabel 4 Aktivitas Guru pada Siklus II Siklus II No Kegiatan P1 P2 1 Guru membuat RPP 3 4 2 Waktu yang digunakan sesuai 3 3 rencana 3 Materi yang diberikan sesuai 3 4 dengan RPP 4 Guru melaksanakan kegiatan 3 4 belajar yang menyenangkan 5 Guru membimbing siswa 3 3 dalam melakukan eksperimen 6 Guru merangsang interaksi 3 4 antar siswa 7 Guru menggunakan bahasa 3 3 yang komunikatif saat proses proses belajar berlangsung 8 Guru memberikan umpan balik 3 4 dari materi yang dibahas 9 Metode pembelajaran berpusat 3 4 pada siswa 10 Guru melaksanakan evaluasi 3 4 Jumlah %Rata-rata
∑ 7 6 7 7 6 7 6 7 7 7 67 83.75
Aktifitas siswa yang sering dilakukan adalah mengemukakan contoh peristiwa dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan konsep, dan memperhatikan temannya yang sedang mendemonstrasikan suatu pokok bahasan dengan alat atau gambar. Nilai hasil belajar siswa siklus II
30
Jamik Siswati, Meningkatkan Prestasi Belajar Bidang Studi IPA...
secara rinci disajikan pada Tabel 6. Tabel 5 Aktivitas Siswa pada Siklus II No 1 2 3 4 5
Indikator Siswa Mempersiapkan Alat-Alat Yang Diperlukan Dalam Eksperimen Siswa Melakukan Eksperimen Sesuai Dengan Petunjuk Dari Guru Kesungguhan Siswa Dalam Melakukan Eksperimen Hasil Kerja Siswa Dalam Eksperimen Kebersihan Tempat Setelah Melakukan Eksperimen Jumlah %Rata-rata
SIKLUS II P P2 ∑ 1 3 4 7 3
3
6
3
3
6
3
4
7
3
3
6
32 80
Berdasarkan hasil penelitian dengan melakukan eksperimen pada bidang studi IPA dapat dipertahankan dan meningkat lagi dalam prestasi belajar, nilai rata-rata yang diperoleh pada siklus I sebesar 75,53, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi sebesar 84,21. Perolehan persentase aktivitas guru sebesar 92,11% dan aktivitas siswa sebesar 80%. Hal ini dapat dikatakan bahwa guru dalam penyampaian materi pembelajaran dengan melakukan eksperimen sesuai dengan harapan karena dapat meningkatkan prestasi belajar dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Refleksi Setelah selesai pelaksanaan tindakan diadakan refleksi untuk membahas hasil observasi yang telah dilakukan. Dalam refleksi ini observasi memberikan data tentang pelaksanaan pembelajaran. Data yang tersedia kemudian dianalisis, dengan hasil sebagai berikut (a) Proses belajar mengajar sudah berjalan sesuai dengan rencana dan berjalan dengan sempurna; (b) Siswa sudah dapat
memahami konsep IPA dengan mudah dengan diterapkannya metode demonstrasi eksperimen; (c) Suasana kelas menjadi suasana lebih hidup; dan (4) Siswa sudah mulai berminat dan sudah terbiasa bertanya kepada guru. Table 6 Nilai Hasil Belajar Siswa pada Siklus II Ketuntasan No. Nama Siswa Nilai Tidak Tuntas Tuntas 1. Alifia Silvia Arsetya 80 T 2. Amanda Agristya 90 T Ningrum 3. Anindya Diva 100 T 4. Ahmad Tulus Arrofik 80 T 5. Arwidya Mahendra 90 T 6. Bagas Surya 70 T Maulana 7. Bintar Pratama 60 TT 8. Daffa Mustika 80 T 9. David Harisangka 90 T 10. Debi Rinia Putri 80 T 11. Diva Shalhi Effendi 80 T 12. Evada Mutiara 60 TT Rahmadani 13. Fadilla Wadyahari 100 T Natasya 14. Fatma Ironi 90 T 15. Giusti Fara Wedya K 90 T 16. Haliza Nadiatus 60 TT Zahra 17. Hendriko Satriyo 80 T Ruskatama 18 Herjuna Wahyu 70 T Alvan 19 Iza Zafa Makarin 80 T 20 Kirana Andini Janna l 90 T 21 Martha Elfira W 70 T 22 Melisa Nur'aini 90 T 23 Moch.Handista 80 T Ashar 24 Muhammad Naufal 90 T Rifqi 25 Muhammad 60 TT Muntaqibun H 26 Nabila Permatasari 80 T 27 Novela Hayunda P 70 T 28 Putri Ananda P 80 T 29 Reghita Wina P 90 T 30 Renandika Salsabilla 90 T 31 Sabrina 90 T Rosmawardani 32 Tegar Dwi Saputro 80 T 33 Tria Yusika S 80 T
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
No. 34 35 36 37 38 39
Nama Siswa Wahyu Andrianti P Wynne Faiza Rosada Yossep Brastito Amelia Putri Budiarko Anggita Amaliyanti Sutarjo Mayoma Cahya Lilinuha Jumlah Rata-rata
Nilai 80 90
Ketuntasan Tidak Tuntas Tuntas T T
100 90
T T
80
T
90
T
3200 84.21
35 92.11
4 10.53
Interpretasi Data Dari hasil penelitian tindakan kelas di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar bidang studi IPA sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata sebesar 66,58 siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 75,53 dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi sebesar 84,21. Hal ini menunjukkan bahwa dengan melakukan eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar melalui materi pokok perpindahan energi panas dan listrik di bidang studi IPA pada siswa Kelas VI SDN 3 Ngantru Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2013/2014 Semester II secara signifikan. Peningkatan prestasi belajar siswa dari awal siklus, siklus I dan II dapat dilihat pada Gambar 1. PENUTUP Kesimpulan
31
31
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar bidang studi IPA sebelum siklus diperoleh nilai ratarata sebesar 66,58 (rendah), siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 75,53 (cukup) dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi sebesar 84,21 (baik). Bukan hanya nilai ratarata siswa yang mengalami peningkatan selain itu ketuntasan belajar siswapun juga mengalami peningkatan dari sebelum siklus yaitu sebesar 48,39% meningkat pada siklus ke I dengan persentase 73,68% dan setelah diadakan penelitian lanjutan pada siklus ke II ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan kembali dengan persentase 92,11%. Hal ini menunjukkan bahwa dengan melakukan metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar terhadap materi perpindahan energy panas dan listrik bidang studi IPA pada siswa Kelas VI SDN 3 Ngantru Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2013/2014 Semester II secara signifikan. Setelah pembelajaran dilaksanakan dengan melakukan Metode eksperimen, banyak siswa yang merasakan manfaatnya sehingga dapat mengikuti pelajaran dengan penuh semangat dan berdasarkan hasil pengamatan terdapat peningkatan prestasi belajar. Dengan menggunakan metode yang variatif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
32
Jamik Siswati, Meningkatkan Prestasi Belajar Bidang Studi IPA...
100.00
92.11 84.21
90.00 75.5373.68
80.00 70.00 60.00
66.58 50.00
50.00
RATA-RATA
40.00
KETUNTASAN BELAJAR
30.00 20.00 10.00 0.00 SEBELUM SIKLUS
SIKLUS I
SIKLUS II
Gambar 1 Perkembangan Hasil Belajar Siswa
Saran Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian, yaitu: (a) Mengingat pentingnya metode Ekperimen sebagai upaya menunjang Cara Belajar Siswa Aktif di sekolah maka diharapkan agar para guru untuk menerapkan metode dalam proses keDAFTAR RUJUKAN Anton.1989. Penerapan Aljabar Linear. Jakarta: Erlangga. Arikunto, S.1987. Prosedur Penelitian. Jakarta: Bina Aksara. Hadi, S. 1986. Metodologi Research. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Hamalik, O. 1980. Metodologi Belajar dan kesulitan-kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito. Kistona, AR. 2002. Classroom Action Research. Makalah disajikan dalam Pelatihan Wakasek Kurikulum SD se Jawa Timur, BPG, Surabaya, tahun 2002. Koenoesantoro. 2002. Evaluasi Pembelajaran. Makalah disajikan dalam Pelatihan Wakasek Kurikulum SD se Jawa Timur, BPG, Surabaya, tahun 2002.
giatan belajar mengajar di kelas; (b) Hendaknya guru dalam kegiatan belajar mengajar menggunakan metode yang sesuai dengan pelajaran dan konsep yang diajarkan; dan (c) Metode belajar yang digunakan dapat membuat siswa tidak merasa bosan dan sukar.
Masturmudi. 2002. Inovasi Pendidikan. Makalah disajikan dalam Pelatihan Wakasek Kurikulum SD Se Jawa Timur, BPG, Surabaya, tahun 2002. Mutmainah Amini. 2002. Pengalaman Proses Pembelajaran Metode Demonstrasi Eksperimen di Malang. Makalah disajikan dalam Seminar Pembelajaran Kontruktivisme pada SD, Jurusan FMIPA UM, Malang, tahun 2002. Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas. 2002. Petunjuk Teknis Penelitian IPA. Jakarta: Depdiknas. Rahadi. 2003. Dinamika Kekuasaan Ekonomi Politik Indonesia Pasca-Soeharto. Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia.
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
33
33