IDUL FITRI: MULIAKAN PRESTASI DENGAN AKSI Jumat, 24 Juli 2015 10:27
Oleh:
Duski Samad
Seiring terbenamnya matahari terakhir bulan Ramadhan 1436 H, saat itulah bermulanya idul fitri 1436 H, hari-hari waktunya umat Islam merayakan hari kemenangan, menang dari pertarungan menundukan hawa nafsu amarah, (pengaruh buruk dan emosional), lawwamah (karakter buruk), menuju insane mutmainah (jujur, tenang, rasional, dan patuh pada aturan). Idul fitri adalah saat merayakan prestasi mencapai umat bertaqwa dengan segala ciri dan identitas yang dibawanya.
Ramadhan tahun ini, adalah bulan panas. Panas alamnya, panas ekonominya dan juga panas iklim politik yang akan berlangsung sampai akhir tahun 2015 ini, dan akan berakhir bila Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) serentak usai nantinya. Kondisi panasnya suhu yang ditimbulkan musim kemarau tentu dapat dijalani dan disikapi sebagai sunnatullah yang lebih besar porsinya manusia hanya bisa berdoa. Sedangkan iklim panas yang berhubungan dengan ekonomi, social dan politik adalah sunnah kehidupan yang harus diciptakan dan diupayakan oleh setiap elemen umat.
Taqwa
Firman Allah SWT : "Hai, orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Hasyr : 18)
Dalam ayat ini Allah SWT menegaskan sekaligus mengingatkan kepada orang yang beriman untuk terus meningkatkan kualitas keimanannya agar mampu menuju ke jenjang ketaqwaan. Sampai dua kali Allah menegaskan-Nya dalam satu ayat. Ini menandakan betapa pentingnya derajat ketaqwaan tersebut.
1 / 11
IDUL FITRI: MULIAKAN PRESTASI DENGAN AKSI Jumat, 24 Juli 2015 10:27
“Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa, dan bertaqwalah kepada-Ku hai orang yang berakal ”. (Q.S. Al Baqarah [2] : 197).
prestasi ketaqwaan ini, Allah Ta`ala memberikan jaminan kehidupan bagi mereka yang berhasil meraihnya, berupa kebahagiaan hidup di dunia maupun di akhirat. Ada dua jaminan yang Allah berikan kepada mereka yang bertaqwa, Pertama, Allah akan memberikan jalan keluar atas segala persoalan yang dihadapi. Kedua, Allah akan memberikan rezeki dari arah yang tidak diketahui sebelumnya. Dua hal ini merupakan kebutuhan hidup manusia di dunia dan sekaligus merupakan lambang dari suatu kebahagian. Manusia tidak akan lepas dari ujian dan cobaan, itu sudah merupakan pakaian sehari-hari bagi orang yang beriman, kemudian juga manusia tidak akan lepas dan selalu membutuhkan rezeki dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kemudian yang berkenaan dengan kebahagian akhirat, Allah tegaskan, “Dan bersegeralah menuju ampunan dari Tuhanmu dan menuju kepada sorga yang besarnya seluar langit dan bumi yang disediakan bawa orang-orang yang bertaqwa”. (Q.S. Ali Imran (3) : 133).
Sungguh luar biasa keistimewaan yang Allah berikan kepada orang-orang bertaqwa dan sungguh wajar kalau umat Islam berusaha semaksimal mungkin untuk meraihnya. Seseorang boleh saja mengatakan, bahwa dirinya telah bertaqwa, boleh-boleh saja. Tapi, mari kita lihat beberapa kriteria yang diberikan imam Ibnu Mas’ud, siapa manusia yang layak menyandang predikat taqwa.
Pertama, Al-Khoufu bi Al-Jaliil, merasa takut kepada Allah. Seseorang yang beriman harus mampu menanamkan rasa takutnya kepada Allah, di manapun dia berada dan kapanpun juga. Selalu merasa diperhatikan Allah, di manapun ia berada, dekat atau jauh, di lihat orang atau tidak, ia selalu merasakan bahwa Allah melihat apa yang ia lakukan.
Inilah kriteria yang pertama yaitu merasa diawasi Allah.Kalaulah sikap ini dimiliki oleh orang yang beriman, apalagi bagi mereka yang memegang jabatan, niscaya ia akan berlaku adil, tidak memanfaatkan jabatan untuk kepentingan pribadi. Begitu pula para pengusaha, ia tidak akan berani membohongi para pembelinya, ia akan takut berlaku curng atau mengurangi timbangan. Begitu juga dengan jabatan-jabatan lainnya, yang kesemuanya itu adalah amanah yang kelak akan dimintakan pertangungjawaban di hadapan Allah.
2 / 11
IDUL FITRI: MULIAKAN PRESTASI DENGAN AKSI Jumat, 24 Juli 2015 10:27
Kedua, Al’amalu bi at-Tanjiil, beribadah sesuai dengan petunjuk Allah dan Rasul-Nya. Orang yang bertaqwa selalu berhati-hati dalam melaksanakan ibadah. Kehati-hatian ini berkaitan dengan perintah dan dalil-dalil yang menguatkan ketika melaksanakan ibadah.
Ketiga, Ar-ridlo bi alqoliil, bersikap ridha terhadap yang sedikit. Sikap inilah yang patut dimiliki oleh orang yang bertaqwa. Menerima apa yang telah Allah berikan dengn ridha. Ia mampu mensyukuri segala ni’mat yang Allah berikan sekecil apapun. Sikap inilah yang membuat seseorang menjadi qona’ah, yang membuatnya selalu mendekat kepada Allah Ta`ala dan mensyukuri segala ni’mat yang diberikannya.
Keempat, wa ilisti’daadu li alyaumi al rohiil, Orang yang bertaqwa, sangat betul menyadari, bahwa hidup di dunia ini sementara, segala keni’matan bersifat sementara. Ia yakin dengan seyakin-yakinnya ada kehidupan lain, kehidupan yang hakiki, bersifat langgeng dan abadi, dan tujuan akhirnya meraih surga, tempat yang menjadi sumber kebahagiaan.
Orang yang bertaqwa mengakui, bahwa untuk meraih kebahagiaan akherat itu bukan pekerjaan yang mudah, semua itu harus diperjuangkan semaksimal mungkin, tidak didapat dengan hanya berpangku tangan saja. Maka berkenaan dengan itu, ia selalu berpikir dan bekerja keras untuk mempersiapkan diri bekal-bekal yang bermanfaat yang kelak dapat digunakan di alam akherat.Kuncinya adalah, selalu memotret setiap sikap dan tingkah laku dengan bercermin kepada al-Qur’an dan Hadits Rasulullah SAW.
Oma Rahmad Rasyid
Ilmu dan Gerakan Pencerdasan.
28. Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama[Yang dimaksud dengan ulama dalam ayat ini ialah orang-orang yang mengetahui kebesaran dan kekuasaan Allah.]. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.
3 / 11
IDUL FITRI: MULIAKAN PRESTASI DENGAN AKSI Jumat, 24 Juli 2015 10:27
29. Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anuge- rahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, (QS. Fathiir,35:28-9).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
???????? ????????????? ???????????? ??????? ?? ???????????? ??????????? ???????? ??????? ?? ??????????? ???? ????????????? ????????? ???????????
“Orang mukmin yang paling utama adalah orang yang paling baik akhlaknya. Orang mukmin yang paling cerdas adalah orang yang paling banyak mengingat kematian dan paling bagus persiapannya untuk menghadapi kematian. Mereka semua adalah orang-orang cerdas (yang sesungguhnya, pent).” (Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, dan dinyatakan SHOHIH oleh syaikh Al-Albani rahimahullah di dalam Irwa’ul Gholiil no.682. Sedangkan di dalam Silsilatu Al-Ahaadiits Ash-Shohihah no.1384 beliau menilai hadits ini derajatnya HASAN dengan semua jalan periwayatannya).
2. Di dalam hadits lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
????? ?? ??? ???? ???? ??? ??? ?????
“Orang yang cerdas ialah siapa saja yang dapat menundukkan jiwanya (agar selalu taat kepada Allah, pent) dan ia senantiasa beramal untuk hari (akhirat) sesudah kematiannya.” (Hadits ini sanadnya dinyatakan DHO’IF oleh Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-’Asqolani dan syaikh Al-Albani rahimahumallah).
Jamaah
4 / 11
IDUL FITRI: MULIAKAN PRESTASI DENGAN AKSI Jumat, 24 Juli 2015 10:27
Berjamaah itu sangat dianjurkan, karena dengan berjamaah, umat akan menjadi sangat kuat. Rasulullah bersabda:" ???? ?????? ?????????????? " (Tangan Allah beserta jama'ah.) Ketika umat Islam bersatu dalam satu jam'ah Islam yang dipimpin oleh seoraang Imam yang dirahmati Allah, maka mereka berhak untuk mendapatkan uluran tangan Allah. Kasih sayang dan pertolongan Allah akan bersama mereka. Kekuatan, kemuliaan, dan kewibawaan yang selama ini dicita-citakan akan bersama mereka pula.
dalil naqli yang menjadi dasarnya iaitu firman Allah dan hadis Rasulullah (s.a.w) seperti berikut:
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kukuh - terjemahan surah as-Shaff (61):4
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’aruf dan mencegah kepada yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung - terjemahan surah Ali Imran (3):104
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah dan janganlah kamu bercerai berai - terjemahan surah Ali Imran (3): 103.
Dua lebih baik dari satu, tiga lebih baik dari dua, empat lebih baik dari tiga, wajib atas kamu berjamaah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengumpulkan umatku kecuali dalam hidayah hadis riwayat Ahmad dari Abi Dzar (r.a)
Pertolongan Allah bersama jamaah - hadis riwayat at-Tirmidzi
Hendaklah kalian berjamaah dan janganlah memisahkan diri sesungguhnya syaitan itu bersama-sama orang-orang yang menyendiri, dan syaitan menjauhkan diri dari dua orang.
5 / 11
IDUL FITRI: MULIAKAN PRESTASI DENGAN AKSI Jumat, 24 Juli 2015 10:27
Barangsiapa yang menginginkan tempat di Syurga hendaklah bergabung dengan jamaah. Barangsiapa yang kebaikannya menyenangkannya dan keburukannya menyusahkannya, ia itulah orang mukmin - hadis riwayat at-Tirmidzi dari Ibnu Umar.
Sesungguhnya Allah tidak mengumpulkan umatku dalam kesesatan, pertolongan Allah diberikan kepada jamaah. Barangsiapa yang menyendiri ke Neraka - hadis riwayat at-Tirmidzi dari Ibnu Umar (r.a)
Telah bersabda Rasulullah (s.a.w): Aku memerintahkan kepada kamu dengan lima hal yang Allah telah memerintahkannya kepada ku; hidup berjamaah, mendengar, taat, hijrah dan jihad fi sabilillah. Sesungguhnya barangsiapa yang keluar dari jamaah walau sejengkal, ia telah melepaskan ikatan Islam dari tengkuknya (murtad) sehinggalah ia kembali lagi ke dalam jamaah” - hadis riwayat Imam Ahmad
Problematika ummat islam kaum muslimin saat ini
Problem internal kaum muslimin :
Saling berpecah-belah
Terlena dengan kenikmatan dunia (penyakit wahn)
Lemah dalam berbagai sektor kehidupan : lemah aqidah, lemah politik, lemah ekonomi, lemah militer, lemah ilmu pengetahuan dan teknologi
Bermental terjajah, minder (inferior), dan beretos kerja buruk
Problem eksternal kaum muslimin :
6 / 11
IDUL FITRI: MULIAKAN PRESTASI DENGAN AKSI Jumat, 24 Juli 2015 10:27
Menghadapi konspirasi musuh-musuh Islam yang bersatu padu menghadapi Islam
Berada dalam jerat imperialisme dan ketergantungan yang parah terhadap negara-negara kafir.
Mengingat kondisi umat Islam sekarang ini, satunya ummat dalam jamaah dinilai sangat penting dan utama. Rasulullah bersabda “Tidak ada Islam kecuali dengan jama’ah, tidak ada jama’ah kecuali dengan kepemimpinan, tidak ada kepemimpinan kecuali dengan bai’at, dan tidak ada bai’at kecuali dengan taat.” Jadi pada hakekatnya, substansi kebersamaan atau jamaah itu terletak pada ketaatan. Kekuatan jamaah itu terletak pada ketaatan umatnya dan kehidupan berjamaah ini akan mengundang pertolongan Allah. Yadullaha ma’al jamaah. Oleh karena itu tidak dibenarkan sama sekali umat untuk tidak taat kepada Imam kecuali dalam bermaksiat kepada Allah.
Ketaatan yang diminta Allah dari umatnya adalah ketaatan yang maksimal. Islam yang dipersyaratkan Allah kepada umatnya adalah islam yang kaffah, bukan setengah-setengah. Ketaatan yang diminta seorang Imam atas umatnya juga ketaatan yang maksimal, ketaatan yang kaffah. Ketaatan yang maksimal akan menghasilkan kekuatan yang maksimal pula. Kalau ada salah satu di antara anggota jamaah tidak bersungguh-sungguh dalam bertaat, maka jamaah itu akan mengalami ”goncangan”. Tidak memiliki daya saing yang prima dan tidak memiliki kekuatan yang maksimal untuk menghadapi pesaing-pesaingnya.
Infak
Pengertian infaq adalah pengeluaran sukalrela yang di lakukan seseorang. Allah memberi kebebasan kepada pemiliknya untuk menentukan jenis harta, berapa jumlah yang sebaiknya diserahkan. setiap kali ia memperoleh rizki, sebanyak yang ia kehendakinya.
Menurut bahasa infaq berasal dari kata “anfaqa” yang artinya mengeluarkan harta untuk kepentingan sesuatu. Sedangkan menurut islilah syari'at, infaq adalah mengeluarkan sebagian harta yang diperintahkan dalam islam yang mencakup zakat dan non zakat. Infaq ada yang wajib dan ada yang sunnah. Infaq wajib diantaranya zakat, kafarat, nadzar, dll. Infak sunnah diantaranya, infaq kepada fakir miskin sesama muslim, infaq bencana alam, infaq
7 / 11
IDUL FITRI: MULIAKAN PRESTASI DENGAN AKSI Jumat, 24 Juli 2015 10:27
kemanusiaan, dll.
a. Membelanjakan Harta.
QS. Al-Anfal : 63
???? ????????? ??? ??? ???????? ???????? ???? ????????? ?????? ???????????
Walaupun kamu membelanjakan semua yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka. (QS. Al-Anfal : 63)
Dalam terjemahan versi Departemen Agama RI tertulis kata anfaqta dengan arti : membelanjakan dan bukan menginfaqkan. Sebab memang asal kata infaq adalah mengeluarkan harta, mendanai, membelanjakan, secara umum apa saja. Tidak hanya terbatas di jalan Allah, atau sosial atau donasi.
b. Memberi Nafkah
Kata infaq ini juga berlaku ketika seorang suami membiayai belanja keluarga atau rumah tangganya. Dan istilah baku dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan nafkah. Kata nafkah tidak lain adalah bentukan dari kata infaq. Dan hal ini juga disebutkan di dalam Al-Quran An-Nisa`: 34.
?????????? ??????????? ????? ????????? ????? ??????? ?????? ?????????? ????? ?????? ??????? ?????????? ???? ?????????????
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka atas sebahagian yang lain , dan karena mereka telah menafkahkan
8 / 11
IDUL FITRI: MULIAKAN PRESTASI DENGAN AKSI Jumat, 24 Juli 2015 10:27
sebagian dari harta mereka.
????? ???????? ????? ?????? ???? ? ???????? ?? ???????: ????????? ???????????? ??? ???????? ????? ?? ????????? ???????????? ??? ???????? ?? ????????? ??????????? ???? ????? ?????????? ?? ????????? ???????????? ????? ???????? .. ??????????? ??????? ??????? ???????????? ????? ????????. (????)
Bersabda Rasulullah SAW : Uang Dinar yang engkau nafkahkan di jalan Allah, uang Dinar yang engkau nafkahkan (untuk menebus) budak, uang Dinar yang engkau sedekahkan kepada orang miskin dan uang Dinar yang engkau nafkahkan kepada keluargamu .. yang paling besar pahalanya adalah yang engkau nafkahkan kepada keluargamu.( HR. Muslim)
Dalam surat Al-Furqan ( 25 ) : 67
??????????? ????? ????????? ???? ?????????? ?????? ?????????? ??????? ?????? ?????? ???????? ???
Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.
Orang yang beli minuman keras yang haram hukumnya bisa disebut mengifaqkan uangnya. Orang yang membayar pelacur untuk berzina, juga bisa disebut menginfaqkan uangnya. Demikian juga orang yang menyuap atau menyogok pejabat juga bisa disebut menginfaqkan uangnya.
Terkait dengan infaq ini Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim ada malaikat yang senantiasa berdo'a setiap pagi dan sore : "Ya Allah SWT berilah orang yang berinfaq, gantinya. Dan berkata yang lain : "Ya Allah jadikanlah orang yang menahan infaq, kehancuran".
9 / 11
IDUL FITRI: MULIAKAN PRESTASI DENGAN AKSI Jumat, 24 Juli 2015 10:27
Infak hanya ditunjukkan pada hal-hal yang bersifat material seperti uang atau benda-benda lain yang berharga dan bermanfaat. Sedangkan sedekah bisa bersifat materi maupun non materi. Secara umum Islam menghendaki umatnya untuk menyuburkan infak dan sedekah, antara lain melalui ayat Al-Qur’an dan hadits sebagai berikut:
”….yaitu orang yang berinqak baik diwaktu lapang maupun sempit”. - (Qs Al-Imran:134).
”Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah (Al-Qur’an) dan melaksanakan shalat dan menginfaqkan sebagian rejeki yang kami anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka mengharapkan perdagangan yang tidak akan merugi”. (Qs 35:29).
”Setiap ruas jari-jari yang pada manusia itu bisa memberikan sedekah pada setiap hari yang diterbiti matahari. Berbuat adil diantara dua orang yang berselisih adalah sedekah. Setiap langkah yang diayunkan untuk pergi shalat adalah sedekah. Dan menyingkirkan sesuatu yang dapat mengganggu dijalan adalah sedekah. (HR Bukhori dan Muslim).
Para jumhur mufasir dan ulama kontemporer juga menyepakati suatu kondisi sosial yang mewajibkan orang untuk peduli. Pada banyak riwayat dikatakan bahwa infaqdan sedekah bukan mengurangi harta, bahkan sebaliknya, menjadi banyak dan berkah. Dalam hal lain juga disampaikan bahwa infaq dan sedekah dapat menghindarkan orang dari bala dan kesempitan.
Infaq berbeda dengan zakat, infaq tidak mengenal nisab atau jumlah harta yang ditentukan secara hukum. Infaq tidak harus diberikan kepada mustahik tertentu, melainkan kepada siapapun misalnya orang tua, kerabat, anak yatim, orang miskin, atau orong-orang yang sedang dalam perjalanan. Simak ayat berikut ini:
Artinya : “ mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: "Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan." dan apa saja kebaikan yang kamu buat, Maka Sesungguhnya Allah Maha mengetahuinya.” (QS. Al Baqarah 215)
10 / 11
IDUL FITRI: MULIAKAN PRESTASI DENGAN AKSI Jumat, 24 Juli 2015 10:27
2.2.1 Hikmah Berinfaq
Adapun hikmah infaq bagi seorang muslim antara lain:
1. Infaq merupakan bagian dari keimanan dari seorang muslim
2. Orang yang enggan berinfaq adalah orang yang menjatuhkan diri dalam kebinasaan.
3. Di dalam ibadah terkandung hikmah dan mamfaat besar. Hikmah dan mamfaat infaq adalah sebagai realisasi iman kepada allah, merupakan sumber dana bagi pembangunan sarana maupun prasarana yang dibutuhkan ummat islam, menolong dan membantu kaum du’afa. Kaum Du’afa : Adalah sebuah kelompok manusia yang dianggap lemah atau mereka yang tertindas.
11 / 11