REFLEKSI DAN RESOLUSI KELUARGA LAYAR SENTUH Selasa, 30 Desember 2014 09:11
REFLEKSI DAN RESOLUSI KELUARGA LAYAR SENTUH
Oleh:
Duski Samad
Ketua Majelis Ulama Indonesia Kota Padang
Tahun 2014 segera pergi meninggalkan anak manusia dengan segala kenangan, kesan, prestasi, kegagalan, suka, duka, dan keadaan masing-masing orang sesuai keyakinan, persepsi dan penghayatan hidupnya. Setiap insan pastilah sekali waktu dalam menjalani tahun lalu melakukan renungan diri, apa, berapa, mengapa dan cara seperti apa kehidupan yang sudah dilakukan dan bagaimana pula masa depan kelak.
Melakukan muhasabah, koreksian dan renungan terhadap masa lalu, akan besar sumbangannya untuk menyusun, menata dan membuat program masa datang. Resolusi masa datang akan lebih jelas arah, tujuan dan focus yang akan dilakukan bila kejadian, peristiwa dan kondisi masa lalu dapat dipetakan dengan obyektif, jelas dan terukur. Keadaan yang sama juga berlaku untuk menyiapkan kehidupan yang kondusif dalam bidang kehidupan social religious, keumatan dan kebangsaan.
Ciri paling menonjol di tahun 2014 dan dasawarsa sebelumnya adalah kemajuan teknologi dalam bidang perangkat komunikasi. Kehadiran smartphone, telpon pintar, atau bisa juga disebut computer saku tercanggih, dengan segala jenis produknya, keunggulannya berupa resolusi aplikasi yang menawarkan segala bentuk kemudahan, sejak kamera yang dapat digunakan untuk memotret diri sendiri ( selfi), telepon genggam , mainan ( game ) dan aplikasi menelusuri berita terkini dihampir semua media di dunia dan macam-macam keunggulan yang memanjakan pemakainya.
1/6
REFLEKSI DAN RESOLUSI KELUARGA LAYAR SENTUH Selasa, 30 Desember 2014 09:11
Memang harus diakui, revolusi terhebat dasawarsa terakhir adalah hadirnya produk tekhnologi layar sentuh. Layar sentuh di televisi, di handphone dan beberapa perangkat tekhnologi lainnya. Dampak sistimik yang dibawa oleh layar sentuh adalah percepatan dan perluasan akses, hubungan dan interaksi antar individu, personal, keluarga, antara satu komunitas dengan komunitas dan antar bangsa.
Laporan International Technologi Union (ITU) menyebutkan tahun 1990 perangkat teknologi personal computer (PC) dan jaringan internet membuat manusia di dunia saling menyambung ( connected ) sejumlah 50 juta orang. Dua puluh empat tahun setelah itu, tahun 2014, separoh penduduk dunia, 3 milyar lebih, sudah saling tersambung lewat jaringan internet, PC, Smartphone dan perangkat teknologi canggih lainnya.
Ketersambungan antar individu, komunitas dan bangsa berkat kehadiran tekchlogi super computer tidak semuanya membawa nilai lebih bagi kehidupan kolektif. Pada titik tertentu kehidupan yang luas, terbuka dan tranparan , dalam batas-batas tertentu kadang-kadang telanjang, telah membawa residu social dan kemanusiaan yang luar biasa mencemaskan. Laporan media cetak, elekronik dan media social tentang krisis kemanusiaa dan social kemasyarakatan seperti penyimpangan seksual, pornografi, pelecehan, perbudakan, pembunuhan dan perbuatan tercela lainnya telah membuat penegak moral khawatir terhadap ancaman kepunahan budaya, agama dan social.
Dampak ikutan yang tak bisa dipisahkan dari pengunaan tekcnologi layar sentuh yang menyimpang adalah meningkatnya kasus narkoba. Betapa mencemaskannya kejahatan narkoba di Indonesia, seperti laporan media, TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Narkotika Nasional Komisaris Jenderal Anang Iskandar menyatakan jumlah orang meninggal dunia akibat penyalahgunaan narkoba mencapai 200 juta per tahun. Angka ini didasarkan pada World Drug Report 2013 oleh Organisasi Dunia Penanganan Narkoba dan Kriminal (UNODC). "Pengguna narkoba tercatat sebanyak 315 juta orang pada usia produktif 15 hingga 64 tahun," kata Anang, Kamis, 26 Juni 2014. Pada bidang pemberantasan, Anang menyatakan, BNN telah berhasil mengungkap 108.701 kasus narkoba dengan 134.117 tersangka. Pencucian uang dari narkoba juga sudah terungkap sebanyak 40 kasus dengan nilai aset yang disita sebesar Rp 163,1 miliar.
Harian Singgalang, 19 Novmber 2014 melaporkan pula bahwa menurut data Badan Narkotika Nasional (BNN) pengguna narkoba di Sumatera Barat tahun ini berjumlah 63.873 jiwa. Jumlah tersebut menunjukkan gejala terus meningkat dari tahun ke tahun, merambat dari perkotaan
2/6
REFLEKSI DAN RESOLUSI KELUARGA LAYAR SENTUH Selasa, 30 Desember 2014 09:11
sampai ke desa-desa.Di tingkat nasional jumlah pecandu narkoba tahun ini diperkirakan telah mencapai lebih dari 5 juta jiwa. Sekitar 75 persen diantaranya adalah pelajar dan generasi muda.
Dalam hal berkaitan dengan ketahanan dan keharmonisan keluarga juga terjadi pergeseran kearah yang tidak baik. Tingginya angka perceraian pasangan perkawinan yang disebabkan oleh dampak pengunaan teknologi yang tidak proporsional, seperti sms, facebook, twitter antar lawan jenis di luar pasangan hidup, yang menimbulkan kecurigaan, cemburu dan selingkuh adalah bentuk lain yang juga bahagian yang tidak produktif. Informasi media menyebutkan bahwa di Indonesia jumlah perceraian cukup tinggi yakni 333 ribu per tahunnya.
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Tren perceraian di Kota Yogyakarta terus meningkat dari tahun ke tahun. Selain angkanya meningkat, terdapat fakta kasus perceraian yang sampai ke Pengadilan Agama, lebih banyak diajukan oleh kaum perempuan alias pihak istri. Meningkatnya gugatan cerai yang diajukan oleh pihak perempuan terlihat jelas sejak beberapa tahun terakhir. Data yang dihimpun dari Pengadilan Agama Kota Yogyakarta menyebutkan pada 2013 dari kasus perceraian yang sampai ke Pengadilan Agama penggugat perempuan mencapai 462 kasus, sementara penggugat laki-laki pada tahun itu hanya 190 kasus. Artinya, gugatan cerai yang diajukan perempuan mencapai 70 persen lebih jika dibanding gugatan yang diajukan pihak suami.
Terus berkecambahnya penyakit masyarakat seperti oplosan menimun keras yang menelan korban jiwa di beberapa daerah, meningknya angka pelacuran anak-anak ABG, pacaran bebas, hamil diluar nikah anak pelajar, remaja dan penyelewengan seksual yang menyebabkan timbulnya penyakit mematikah HIV dan AIDS adalah ancaman kehidupan yang merusak tatanan keluarga dan masa depan remaja.
Kekahwatiran orang tua terhadap anak remaja putra, apalagi anak gadis putri yang diganggu di angkutan umum, merasa tidak aman di tempat umum adalah bentuk nyata ancaman terhadap disiplin dan etika social yang menakutkan. Jatuhnya korban penipuan, pembunuhan, pemerkosaan oleh teman yang hanya berkenalan lewat media social, facebook, twitter, sms dan sejenisnya adalah bahagian penyimpangan media social yang mengkhawatirkan orang tua dan setiap keluarga.
Meluasnya pengunaan media social tanpa kendali etika dan kepatutan, seperti membully tokoh
3/6
REFLEKSI DAN RESOLUSI KELUARGA LAYAR SENTUH Selasa, 30 Desember 2014 09:11
politik, artis, bahkan Presiden sekalipun juga adalah bahagian residu pengunaan teknologi layar sentuh yang tidak dibingkai moralitas. Media social kini menjadi tren, mengalahkan media mainstream, survey menyebut bahwa informasi kini dikuasai media social lebih 60 persen dan sisanya dipengaruhi media mainstream.
MENYINTUH GENERASI LAYAR SENTUH.
Keluarga merupakan rujukan keberhasilan dan kebahagiaan. Seseorang mungkin gagal dalam karir social, tetapi jika ia sukses dan berbahagia dalam kehidupan keluarganya, maka ia tetap disebut sebagai orang yang sukses. Sebaliknya ada orang yang sukses dalam karir social, tetapi kehidupan keluarganya berantakan, maka orang itu tetap disebut sebagai orang yang gagal. Membangun keluarga tidak cukup dengan hitungan rasionil dan matematis. Hitungan psikologis justeru merupakan factor yang paling penting, karena hubungan dalam keluarga bersifat intens, berlangsung lama dan terus menerus.
Pasangan ideal dari kata keluarga adalah bahagia, sehingga idiomnya menjadi keluarga bahagia. Maknanya, tujuan dari setiap orang yang membina rumah tangga adalah mencari kebahagiaan hidup. Hampir seluruh budaya bangsa menempatkan kehidupan keluarga sebagai ukuran kebahagiaan yang sebenarnya. Keberhasilan dan kegagalan dalam rumah tangga seseorang akan tercermin di wajahnya, tercermin pula pada pola hidupnya. Hidup berkeluarga memang merupakan fitrah sosial manusia. Secara psikologis, kehidupan berkeluarga, baik bagi suami, isteri, anak-anak, cucu-cicit atau bahkan mertu a merupakan pelabuhan perasaan ; ketenteraman, kerinduan, keharuan, semangat dan pengorbanan, semuanya berlabuh di lembaga yang bernama keluarga. Sacara alamiah, ikatan kekeluargaan memiliki nilai kesucian, oleh karena itu bukan hanya di masyarakat tradisionil kesetiaan keluarga dipandang mulia, pada masyarakat liberalpun, kesetiaan keluarga masih menjadi nilai keindahan, meski persemayaman keindahan itu di alam bawah sadar. Dibalik budaya “pergaulan bebas” yang dinikmati masyarakat liberal, tetap saja diakui di alam bawah sadarnya “kebenaran” nilai kesetiaan dalam hidup berkeluarga.
Setiap keluarga menyadari bahwa di era layar sentuh kehidupan keluarga tengah mengalami tantangan baru yang perlu kekuatan lebih kuat lagi. Keluarga layar sentuh adalah keluarga yang hidup hari ini. Keluarga di era layar sentuh dipastikan tidak dapat menunaikan tugas dengan baik, tanpa mampu menkoneksikan diri dengan lingkungan dan masyarakat dunia. Kepala dan anggota keluarga wajib menjadi manusia zaman sekarang, manusia yang hidup dalam satu dunia untuk semua. Bayangkan bagaimana perasaan dan sikap hati seorang bapak
4/6
REFLEKSI DAN RESOLUSI KELUARGA LAYAR SENTUH Selasa, 30 Desember 2014 09:11
atau ibu, jika anak dengan waktu yang singkat dapat memperoleh informasi dari sumber conneted masyarakat global.
Orang tua sebagai pemimpin keluarga yang kini hidup di zaman layar sentuh tidak boleh menjadi gagap technologi, khussnya untuk menjadi terkoneksi dengan sumber-sumber informasi masa kini. Tidak mungkin lagi mengingkari siapapun yang menjadi pengubah harus mau dan mampu berubah lebih dahulu. Aneh, lucu dan menyedihkan jika orang tua tidak menjadi terpanggil untuk menjadi get connected, menjadi orang yang nyambung dan tersambung.
Untuk mengawal kehidupan keluarga layar sentuh agar jangan sampai keluar dari fitrahnya, ajaran al-Qur’an menuntun untuk melakukan prinsip pokok dalam kehidupan berkeluarga. Setidaknya ada 3 (tiga) prinsip penting menukik pada penguatan keluarga. Pertama, merawat dan menyirami bibit cinta dan kasih sayang dalam keluarga. Dalam keluarga itu ada mawaddah dan rahmah (Q/30:21). Mawaddah adalah jenis cinta membara, yang menggebu-gebu, sedangkan rahmah adalah jenis cinta yang lembut, siap berkorban dan siap melindungi kepada yang dicintai. Mawaddah saja kurang menjamin kelangsungan rumah tangga, sebaliknya, rahmah, lama kelamaan menumbuhkan mawaddah.
Kedua, memastikan bahwa individu dalam keluarga saling membutuhkan. Hubungan antara suami isteri harus atas dasar saling membutuhkan, seperti pakaian dan yang memakainya ( hunna libasun lakum wa antum libasun lahunna , Q/2:187). Ketiga , keluarga harus terlibat aktif dan progresif dalam hubungan social. Suami isteri dan seluruh anggota keluarga dalam bergaul memperhatikan hal-hal yang secara sosial dianggap patut ( ma`ruf ), tidak asal benar dan hak, Wa`a syiruhunna bil ma`ruf (Q/4:19).
Akhirnya dapat disimpulkan bahwa keberhasilan dan kebahagian keluarga layar sentuh adalah tanggung jawab bersama, khususnya semua anggota keluarga. Keluarga layar sentuh yang mempedomani, mengamalkan dan peduli pada ajaran moral agama dan terlibat aktif dalam
5/6
REFLEKSI DAN RESOLUSI KELUARGA LAYAR SENTUH Selasa, 30 Desember 2014 09:11
interaksi social diyakini tidak akan mudah tergerus dari nilai-nilai kesuciannya. Selamat tahun baru 2015, selamat untuk berkarya dan hidup dalam era yang lebih baik. Amin. Ds.28122014.
6/6