TAHUN BARU 2016, CEGAH “GADAI” MORAL Rabu, 06 Januari 2016 14:52
TAHUN BARU 2016, CEGAH “GADAI” MORAL
Oleh:
Duski Samad
Ketua MUI Kota Padang
Orgen Mesum Masih Marak, Peran Tungku Sajarangan Perlu Ditingkatkan. Sumbar Darurat Narkoba . Berdasarkan penelitian Universitas Indonesia (UI) bekerjasama dengan BNN, pada tahun 2014, jumlah penguna narkoba di Sumbar mencapai 65.300 orang. Terdiri dari 33.600 pekerja, 18.300 pelajar dan mahasiswa 13.400 ibu rumah tangga. Selain jika kita lihat data di kepolisian, sejak Januari hingga November 2015, Polda Sumbar mengungkap 561 kasus narkoba dengan 773 orang tersangka. (Harian Padang Ekspres, Minggu, 20-12-2015, h.4-5).
Kolom Nan Padek dan Wajah yang menyajikan informasi seperti data di atas adalah cerminan kondisi moral anak nagari di Sumatera Barat yang dikatakan sebagai nagari bapaga adat tentunya mencemaskan. Tidak berlebihan bila dikatakan bahwa moral, akhlak dan kehalusan budi yang menjadi identitas individu dan komunitas Minangkabau sudah tergadai, semua pihak tentu berkomitmen dan terus berjuang jangan sampai dikatakan terjual habis. Tsunami moral yang dahsyat tengah melanda dapat saja disimak dari berita media cetak dan elektronik setiap harinya tidak pernah absen menghidangkan segala macam jenis kebobrokan moral yang menghingapi hampir semua elemen masyarakat.
EVALUASI 2015
1/5
TAHUN BARU 2016, CEGAH “GADAI” MORAL Rabu, 06 Januari 2016 14:52
Keterbukaan informasi dan kemudahan akses pada media yang tengah dinikmati anak bangsa ini, diyakini tidak semua membawa kebaikan, akan tetapi ia meninggalkan residu negatif. Pengaruh negatif dari multi media berupa berita, gambar, dan audio yang diantarkan oleh televisi, jaringan internet, gedgat, handphone, dan perangkat canggih lainnya telah mengubah gaya hidup (style), pola komunikasi, pandangan terhadap norma dan nilai, dan dalam batas tertentu ada yang menjungkir balikkan nilai agama, adat, moral dan kepatutas sosial.
Kisruh dan konflik rumah tangga, yang ditandai tingginya angka perceraian. Permisifnya masyarakat terhadap pelaku amoral, perzinaan, selingkuh, pergaulan bebas, narkoba dalam satu lingkungan. Perbuatan cabul bapak terhadap anak tiri, beberapa kasus ada kejadian bapak menghamili anak kandungnya. Pelecehan terhadap kaum perempuan di tempat umum dan dijalan raya. Kekerasan suami terhadap isteri (KDRT) di rumah tangga. Penelantaran anak oleh orang tua. Kekerasan terhadap anak-anak oleh orang tua yang semestinya melindungi. Itu semua adalah gejala gadai moral.
Era digitalisasi yang melahirkan anak-anak generasi layar sentuh dengan segala perangkat tekhnologi tingkat tinggi di tangannya ternyata tidak saja membawa percepatan kemajuan, akan tetapi juga menyisakan masalah-masalah kemanusiaan, terutamanya berkaitan dengan keluarga. Kualitas hubungan dalam keluarga mengalami pergeseran dari interaksi langsung dengan hubungan lewat sms, facebook, twitter dan media social lainnya.
Meja makan di malam hari yang lazimnya waktu dan tempat bercanda antar anggota keluarga, tanpa disadari berubah menjadi tempat asyik bermain gadget, dan berkomunikasi dengan teman di luar sana, keluarga menjadi sepi dalam kebersamaan. Begitu juga halnya dengan hari-hari yang dilewati, anggota keluarga hampir saja sepertinya robot yang dikendalikan mesin kehidupan.
Perubahan gaya hidup keluarga, luasnya jaringan informasi yang mempengaruhi alam bawah sadar, tingginya mobilitas social dan terbatasnya waktu berkumpul bersama keluarga, telah menimbulkan ekses yang tidak sehat untuk kebaikan kelangsungan keluarga. Berita media menyajikan informasi setiap saat tentang keluarga yang bermasalah. Anak memperkarakan orang tua. Orang tua membunuh anak. Anak di buang, karena hasil hubungan gelap. Anak membunuh orang tua. Kasus-kasus penyimpangan hubungan seksual remaja, hubungan dan hamil di luar nikah, pemuda yang pesta narkoba, minuman keras, tawuran pelajar dan mahasiswa, dan segala jenis penyakit social yang dilakukan remaja pada dasarnya tidak bisa dilepas dari lemahnya peran keluarga. Kegamangan anak-anak muda menghadapi kehidupan di masa datang yang berdampak pada lemahnya etos kerja, tingginya angka pengangguran bila ditelisik juga punya titik singgung dengan keluarga.
2/5
TAHUN BARU 2016, CEGAH “GADAI” MORAL Rabu, 06 Januari 2016 14:52
Lebih mencemas lagi adalah bahaya penyakit HIV dan AIDS dengan jumlah penderita semangkin tinggi dari kalangan anak-anak muda harapan bangsa, adalah bahaya besar yang tentunya mengancam keberlangsungan keluarga. Dampak berita media tentang pengunaan narkotika dan obat terlarang yang dilakukan oleh bintang ternama dan selebritis juga membawa efek luas bagi pembinaan remaja, pemuda dan anggota keluarga.
Di pihak lain tingginya angka perceraian, gonta ganti pasangan hidup, khususnya bagi pasangan usia muda, adalah bentuk virus pemusnah sacral dan mulianya perkawinan. Terbatasnya pengetahuan, lemahnya pembinaan pra nikah, belum siapnya pasangan memasuki area pernikahan, minimnya waktu orang tua berbagi pengalaman dengan anak-anak remaja adalah menjadi factor menentukan sukses atau tidaknya satu keluarga.
Kerusakan moral yang sudah diambang kehancuran ini tentu menjadi kepedulian semua pihak. Penegakkan hukum positif, sesuai undang-undang yang berlaku, pemberian saknsi dan hukum sosial dan pendidikan yang mencerahkan adalah media yang diharapkan semangkin intensif dilakukan. Kepedulian, perhatian dan kontrol orang tua dan anggota keluarga adalah kunci menentukan untuk tegaknya kehidupan bermoral.
MENGHADAPI 2016
Kalender pada dasarnya adalah perhitungan tahun. Tahun masehi didasarkan pada perhitungan bumi mengeliling matahari dalam rentang waktu 365, 25 hari, maka setiap tahun ada tahun kabisat umur bulan Februari 29 hari. Berkenaan dengan sistim peredaran matahari dan bulan ada isyarat yang jelaskan dalam al-Qur’an; Artinya: Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak[Maksudnya: Allah menjadikan semua yang disebutkan itu bukanlah dengan percuma, melainkan dengan penuh hikmah.]. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui. (QS. Yunus,5). Dalam surat al-Rahman ...Artinya: Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan. (QS. Al-Rahman,5)
Penghitungan tahun baru masehi berdasarkan catatan sejarah diawali sejak dipopulerkan sejak
3/5
TAHUN BARU 2016, CEGAH “GADAI” MORAL Rabu, 06 Januari 2016 14:52
zaman Nabi Isa, bukan sebagai kelahiran Nabi, karena Nabi Isa (Yesus di dalam agama Kristen) diperingati hari lahir (Natal) setiap tanggal 25 Desember. Mencermati pergantian tahun baru Masehi yang setiap tahunnya diperingati oleh sebahagian anggota masyarakat, dengan acara dan kegiatan yang hura-hura, bergadang malam menanti pukul nol-nol, pergaulan bebas, dan perbuatan melanggar nilai-nilai ajaran Islam, serta ketertiban masyarakat.
Bagi umat Islam, pergantian tahun baru adalah sunnatullah (hukum alam yang ditetapkan Allah SWT), sebagai tanda-tanda agar manusia mensyukuri kehidupan, dan meningkatkan amal-salehnya untuk menjadi orang yang bertaqwa. Oleh karena itu dalam menghadapi dan menyambut tahun baru Masehi 2016 dihimbau agar dilakukan dengan cara-cara yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai ajaran Islam, norma hukum dan dan bernilai manfaat bagi diri, keluarga dan masyarakat luas.
Penyambutan tahun baru semestinya dilakukan dengan aktivitas yang mendorong kesyukuran atas nikmat hidup, melakukan intropeksi dan kegiatan yang produktif bagi kebaikan lebih luas. Tokoh umat, ulama dan pengurus organsiasi keagamaan, pengurus Masjid, dan tokoh masyarakat agar membimbing umat melakukan kegiatan keagamaan berupa tabligh akbar, muhasabah (evaluasi dan intropeksi diri), dan musabaqah pada Masjid, Mushalla, Surau dan tempat-tempat ibadah sebagai upaya penguatan perbaikan akhlak dan moral umat. Tahun baru 2016 ini bersama dengan peringatan Hari Maulid Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada tanggal 24 Desember 2016 supaya Peringatan Maulid Nabi lebih disyiarkan.
Hal yang lain yang dimintai masyarakat adalah pihak pengelola tempat wisata, hotel, tempat hiburan, pemandian umum, dan tempat-tempat yang dikunjungi masyarakat untuk menyediakan situasi dan kondisi nyaman, terbuka, tidak mengundang timbulnya perilaku menyimpang dan tidak menyediakan tempat hiburan yang berpotensi menimbulkan maksiat, keonaran, dan perbuatan melanggar hukum.
Kepada Pemerintah Kota Padang, Kepala Kepolisian Kota Padang, dan aparat penegak hukum, Majelis Ulama Indonesia dan semua komponen umat mendukung untuk dengan tegas menegakkan dan menjalankan peraturan daerah dan peraturan perundangan yang menjamin terlaksanakanya ketertiban hukum, sosial dan masyarakat terutama sekali dalam menghadapi pergantian tahun baru Masehi 2016.
4/5
TAHUN BARU 2016, CEGAH “GADAI” MORAL Rabu, 06 Januari 2016 14:52
Akhirnya, untuk menyosong tahun 2016 ke depan semua pihak dituntut untuk memiliki tanggung jawab moral membentengi dan mempertahankan kepribadian bangsa beruapa nilai-nilai religiusitas, moralitas dan peradaban bangsa. Sulit menidakkanya bahwa sepanjang tahun 2015 gadai moral begitu dahsyatnya. Hastag di media sosial, seperti “papa minta saham”, “papa minta paha” “papa minta pulang” dan segala bentuk jenis bahasa gaul di media sosial yang menunjukkan tergadainya moral bangsa adalah ancaman peradaban yang mencemaskan masa depan kehidupan. Selamat Tahun 2016, semoga lebih baik dan menjunjung tinggi martabat luhur. Amin. Ds. 20122015. Ed. EN.
5/5