RAMADHAN BERKAH Ditulis oleh Prof. Dr. H. Duski Samad, M. Ag./ Ketua MUI Kota Padang Selasa, 09 Juli 2013 21:02
RAMADHAN BERKAH [1]
OLEH:
DUSKI SAMAD
Ketua MUI Kota Padang
Ketika bulan Rajab masuk, Rasulullah Saw berdoa, allahumma bariklana fi rajaba, wa sa’bana wa balighna fi ramadhana (al-hadist). Artinya: Ya Allah berilah berkah kepada kami di bulan Rajab, Sya’ban, dan beri kami kesempatan melaksanakan Ramadhan dan sambungkan keberkahan itu pada kami). Menjemput keberkahan Allah adalah dambaan insane beriman. Keberkahan jelas tidak datang sendiri, berkah tidak akan berhasil didapatkan tanpa harus dipersiapkan dan dilakukan apa yang menciptakan keadaan itu tercapai.
1/5
RAMADHAN BERKAH Ditulis oleh Prof. Dr. H. Duski Samad, M. Ag./ Ketua MUI Kota Padang Selasa, 09 Juli 2013 21:02
Kata berkah dalam bahasa Indonesia disamakan dengan dengan berkat. Istilah berkat sudah dijadi kata serapan dari berkah. Kata berkah berasal dari bahwa arab, baraka. Al-‘alamah alRaghib al-Asfahany, dalam kitabnya Mu’jam al-mufaras fi alfazil qur’an , Penerbit Dar al-fikr, h.41 menjelaskan kata barakah dalam al-qur’an bermakna tsubutul al khairi al-ilahi fi al-syaiun (Kebaikan permanen yang sudah diberikan Allah pada sesuatu, artinya pendayagunaan potensi baik) dan al-ziyadah (artinya peningkatan kemanfaatan, atau value added ).
Berkenaan dengan berkah Ramadhan adalah adanya ikhitiar dan kesungguhan amaliah yang dapat memaksimalkan potensi kebaikan dan meningkatkan kualitas kemanfaatan dari setiat even kehidupan. Memperhatikan tantangan dan keadaan kehidupan yang tidak menentu, sulit dan penuh tipuan ini. Setidaknya ada empat hal pokok yang harus digali, dimaknai, diperkuat d an dilakukan dalam merebut keberkahan ramadhan itu.
Pertama: Membergunakan diri.
Pemberian paling berharga Allah adalah diri kita sendiri. Diri manusia yang super canggih dan mulia potensinya harus dapat dibergunakan sepenuhnya. Pemanfaatan sumber daya insani yang begitu lengkap dan sempurna adalah cara terbaik untuk mendapatkan keberkahan hidup. Kelengkapan fasilitas jiwa dan raga manusia tidak ada padanannya. Manusia yang tidak mampu mendayagunakan dirinya adalah orang-orang yang kehilangan berkah hidup. Begitu juga halnya mereka yang lalai meningkatkan potensi dan manfaat dirinya dan orang lain adalah juga manusia merugi dan jauh dari keberkahan.
Pemanfataan potensi insani dan peningkatan kualitas diri, dan manusia lainnya dapat dilatih melalui jalan puasa dan ibadah yang menyertainya. Menahan diri dengan puasa, disiplin diri seperti ajaran shalat, meluruskan pikiran lewat dzikir, ‘itikaf, tafakur, kesediaan memberi infaq, zakat dan sadaqah, adalah media efektif meningkatkan potensi dan kualitas insani. Pelatihan puasa itu terkandung sikap hidup tadharru’ (rendah hati), maka ketika itu dipastikan potensi dan
2/5
RAMADHAN BERKAH Ditulis oleh Prof. Dr. H. Duski Samad, M. Ag./ Ketua MUI Kota Padang Selasa, 09 Juli 2013 21:02
peningkatan kualitas manusia dapat diwujudkan.
Bukankah?, yang menghalangi manusia sadar diri, yang menghambat manusia maju dan berkualitas salah satunya adalah sikap takabbur (sombong atau arogan). Merasa diri lebih baik, lebih pintar, lebih bisa dan lebih-lebih lainnya menjadi penghalang ( hijab ) untuk memaksimalkan diri dan meningkatkan kualitas diri. Makna terdalam dari menahan diri selama puasa Ramadhan adalah menahan laju kearoganan dan keterbelengguan dari sifat sombong yang melekat dalam setiap insan. Berkah ramadhan harus dapat mencegah keterpenjaraan manusia pada egoisme dan keserakahan nafsu sombong itu.
Kedua: Memberhartakan harta.
Makna kedua dari keberkahan Ramadhan adalah melatih diri dengan pola pikir (maindset) yang lurus dan benar tentang harta. Kebutuhan dan kepentingan pada penguasaan harta adalah wajib adanya. Yang perlu mendapat perhatian adalah mengerti dan sadar sepenuh hati bahwa harta itu adalah alat penyagga kehidupan bukan tujuan hidup. Tanpa harta kehidupan memang bisa rubuh dan goyang, tapi harta bukan satu-satunya tiang utama kehidupan itu. Harta adalah komponen penting kehidupan, tetapi tanpa hartapun manusia bisa hidup.
Berharta banyak adalah suruhan Allah Swt, karena disana ada kewajiban zakat dan himbaun infaq, sadaqah, wakaf dan membantu orang-orang lemah, akan tetapi harta tidak boleh menjadikan manusia diperbudak harta. Mengumpulkan harta dengan tujuan untuk kepentingan memuliakan kehidupan dan umat manusia adalah cara tepat untuk hidup berkah. Menempatkan harta sebagai alat pendukung kehidupan adalah cara bijak untuk terhindar dari orang yang dijajah hartanya.
Memberhartakan harta adalah menjadikan harta itu sebagai alat bukan sebagai tujuan. Lebih menyedihkan lagi, di antara manusia yang tidak cukup cerdas adalah mereka yang menempatkan harta sebagai tuhannya. Mereka yang menghabiskan waktu dan semua potensi diri hanya untuk meraup sebanyak mungkin harta adalah pertanda dari orang-orang menuhankan harta. Mereka yang menghalalkan segala cara untuk mengumpulkan harta adalah indikasi kuat orang yang mempertuhan harta.
3/5
RAMADHAN BERKAH Ditulis oleh Prof. Dr. H. Duski Samad, M. Ag./ Ketua MUI Kota Padang Selasa, 09 Juli 2013 21:02
Ulama sufi mengajarkan untuk terhindar dari penghambaan diri terhadap harta, maka sifat dan sikap hidup qanaah harus dilatihkan. Qanaah adalah sifat yang merasakan cukup dan puas atas jumlah barang dan uang yang diperolehnya. Penguasaan pada harta, uang dan barang bukan ukuran bagi kualitas dirinya atau orang lain yang dinilainya. Harta adalah alat kelengkapan hidup yang tidak boleh menjadi dinding pembatas antar manusia. Lebih-lebih lagi jika penguasaan jumlah harta itu menjadikan orang merasa lebih, dan memandang remeh pada orang yang kurang harta itu adalah pertanda sifat qanaah telah kalah oleh serakah.
Kehadiran puasa ramadhan pada dasarnya adalah untuk melatih sifat kesederhanaan dan mengontrol pola hidup serakah dan melimpah ruah penuh kemubaziran. Adalah aneh, lucu dan menyedihkan pola hedonisme dan gaya hidup (style) konsumerisme, wah-wah yang ditunjuk kan sebahagian orang dalam berbuka puasa dan berlebaran, itulah bentuk hilangnya hidup berkah.
Ketiga: Membertuhankan Allah.
Pelatihan penting lainnya dari puasa adalah menghabitkan Allah Swt, dalam setiap nafas kehidupan. Maksudnya, adalah menjadikan sifat-sifat keilahian – seperti pengasih, penyanyang, mencintai makhluk lemah dan sifat terpuji lainnya- sebagai pakaian hidup. Pendidikan Ramadhan mengajarkan selagi berpuasa, haruslah hati-hati jangan orang lain tersakiti. Berpuasa itu adalah menahan diri apapun jua yang akan menimbulkan kemudaratan.
Puasa adalah menjadikan orang bersifat wara’. Wara’ adalah hati-hati dalam melakukan dan apapun jua, karena semua yang dilaksanakan pasti diketahui dan dilihat Allah. Kesadaran ilahi yang lekat dan menyatukan dalam pikiran, perasan dan prilaku adalah syarat mutlak untuk tercapai berkah tertinggi dari Ramadhan. Sikap, prilaku dan gaya hidup yang terpimpin dan terpola dengan lurus dan baik itulah wujud dari w ara’.
Keempat: Menentramkan hati.
Kebutuhan pokok lain yang ingin didapatkan manusia adalah ketenteraman dan kenyaman.
4/5
RAMADHAN BERKAH Ditulis oleh Prof. Dr. H. Duski Samad, M. Ag./ Ketua MUI Kota Padang Selasa, 09 Juli 2013 21:02
Tenteram dan nyaman tidak bisa terwujud tanpa ada keyakinan. Kesadaran bahwa hidup ini bukan sekedar hitungan lahiriyah dan fisik belaka tetapi juga adalah terpenuhinya kebutuhan mental ruhaniyah. Cara berfikir utuh seperti itu, tidak akan didapatkan bila keyakinan hidup lemah. Keyakinan itulah yang dapat mengundang rasa aman dan tenteram.
Keyakinan dalam bahasa lain disebut juga iman. Iman merupakan sandaran batin yang menjadi tulang punggung kenyaman hidup. Kehilangan atau melemahnya iman membuat kenyamaan terganggu. Kecemasan, kegelisahan dan ketakutan secara permanen tidak bisa dicegah, hanya saja ia bisa dikendalikan lewat mesin iman. Iman yang tidak aktif dan tidak efektif akan mengancam kebahagian manusia.
Keteguhan keyakinan diri dapat didik melalui puasa. Puasa yang didasari iman dan perhitungan matang atau ikhlas, (imanan wah tisahaban) akan menghapuskan dosa. Terhapusnya dosa adalah penanda berkurangnya kecemasan dan tekanan kehidupan.
Pembahasan di atas menegaskan bahwa keberkahan ramadhan akan menghampiri setiap insan yang dapat menjadikan dirinya dan manusia lain berharga tinggi (value added), menjadikan harta bukan tujuan hidup, menjadikan Allah sebagai pengontrol hidup dan mendasarkan apapun jua pada keyakinan yang kokoh. Semoga Ramadhan menjadi wahana untuk peningkatan kualitas insane umat dan bangsa. Tks. Ds.30062013.
[1] Sambut Ramadhan di Pemko Kota Padang Panjang, Jum’at, 5 Juli 2013.
5/5