NATAPRAJA Jurnal Kajian Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Tahun 2016
Halaman 127-136
KEBIJAKAN KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN SLEMAN PASCA BERAKHIRNYA MDGs Beti Nur Hayati1 dan Muhammad Arif fahrudin Alfana2
ABSTRACT The purpose of this study was to describe the specifics of population policy in Sleman post-MDGs. The issues are limited to a few indicators of education, health and poverty reduction. This research is a survey with key data used comes from Bappeda publication, the Central Bureau of Statistics, BKBPMPP and Dukcapil Sleman. The results showed that the achievement indikators of education, health and poverty reduction showed improvement from year to year. In 2015, most of these indikators have succeeded in meeting the targets set by the MDGs. In the future, education, health and poverty reduction still remains a strategic issue in the population development in Sleman. Some policies crafted to ensure that the development of population becomes better. Some of these policies are contained in the main points of development to create quality education, the creation of a healthy life and to realize a prosperous society and without poverty. Keywords: population policy, the subject of development, Sleman Regency ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan pokok-pokok kebijakan kependudukan di Kabupaten Sleman pasca MDGs. Isu yang dibahas terbatas pada beberapa indikator pendidikan, kesehatan dan penanggulangan kemiskinan. Penelitian ini merupakan penelitian survey dengan data utama yang digunakan bersumber dari publikasi Bappeda, Badan Pusat Statistik, BKBP MPP dan Dukcapil Kabupaten Sleman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa capaian indikator pendidikan, kesehatan dan penanggulangan kemiskinan menunjukkan perbaikan dari tahun ke tahun. Pada tahuh 2015, sebagian besar indikator tersebut telah berhasil memenuhi target yang ditetapkan oleh MDGs. Ke depan, pendidikan, kesehatan dan penanggulangan kemiskinan masih menjadi isu strategis dalam pembangunan kependudukan di Kabupaten Sleman.Beberapa kebijakan disusun agar pembangunan kependudukan semakin baik. Beberapa kebijakan tersebut termuat dalam pokok-pokok pembangunan adalah untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas, penciptaan kehidupan yang sehat serta mewujudkan masyarakat sejahtera dan tanpa kemiskinan Kata kunci: kebijakan kependudukan, pokok-pokok pembangunan, Kabupaten Sleman 1 2
Pascasarjana Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan, Universitas Gadjah Mada. Dosen, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada. email:
[email protected] 127
NATAPRAJA Vol. 4 No. 2, Desember 2016 PENDAHULUAN Mellennium Development Goals
kemitraan global untuk pembangunan.
(MDGs) merupakan komitmen bersama
Delapan tujuan tersebut memiliki target
dalam
spesifik yang diharapkan tercapai pada
bidang
pembangunan
yang
disepakati oleh 189 negara di dunia
tahun
termasuk
Nations, 2015).
Indonesia
(Stalker,
2008).
MDGs dibentuk sebagai respon dari
riwayat
2000 (McArthur, 20014). Keberhasilan
dalam
pembangunan
Manusia (IPM) yang tinggi dibandingkan
utama
kabupaten lain di DIY. Nilai IPM di
pembangunan. Oleh karena itu, target
Kabaupaten Sleman tercatat selalu berada
pembangunan yang ditetapkan cenderung
di atas nilai IPM DIY dan hanya kalah
kepada upaya untuk mensejahterakan melalui
baik
dilihat dari nilai Indeks Pembangunan
dengan menggunakan pendekatan hak
masyarakat
United
kependudukan. Hal itu salah satunya dapat
MDGs diukur dari target pencapaian
fokus
2008;
satu kabupaten di DIY yang memiliki
pembangunan yang terjadi pada tahun
sebagai
(Stalker,
Kabupaten Sleman merupakan salah
berbagai permasalahan dan tantangan
penduduk
2015
dari Kota Yogyakarta. Pada tahun 2015,
pengurangan
nilai IPM di DIY adalah sebesar 77,59 dan
kemiskinan dan kelaparan, pendidikan,
tercatat sebagai terbaik nomor dua secara
pemberdayaan perempuan, kesehatan dan
nasional. Adapun pada tahun yang sama
kelestarian lingkungan (United Nations
nilai IPM di Sleman sebesar 81,2 (Badan
Development Programme, 2010).
Pusat
Tujuan yang akan dicapai dalam
Statistik,
2016).Selain
IPM,
indikator MDGs merupakan salah satu
MDGs ada delapan. Secara spesifik
tolok
delapan
kependudukan. MDGs dianggap sebagai
tujuan
menanggulangi
tersebut
meliputi:
kemiskinan
dan
ukur
salah
pembangunan
satu
dokumen
dari
sisi
perencanaan
kelaparan; mencapai pendidikan dasar
pembangunan kependudukan karena di
untuk
dalamnya
semua;
mendorong
kesetaraan
diukur
indikator-indikator
gender dan pemberdayaan perempuan;
pembangunan
manusia.
Indikator
menurunkan
pembangunan
kependudukan
tersebut
angka
kematian
anak;
meningkatkan kesehatan ibu; memerangi
seperti
HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular
kesejahteraan (United Nations, 1993).
lainnya;
memastikan
kelestarian
pendidikan,
kesehatan
dan
Pencapaian MDGs di Kabupaten
lingkungan hidup; dan mengembangkan
Sleman 128
menunjukkan
hal
yang
Beti Nur Hayati dan Muh. Arif Fahrudin Alfana – Kebijakan Kependudukan . . . menggembirakan. Sebagian besar target
harapan hidup serta data angka kemtian
yang telah ditetapkan oleh MDGs telah
ibu dan bayi.
dapai tercapai bahkan sebelum tahun 2015
dengan analisis deskriptif kualitatif.
(Bappeda
Kabupaten
Meskipun
demikian
Sleman, masih
Analisis data dilakukan
2015). terdapat HASIL DAN PEMBAHASAN
beberapa indikator yang masih jauh dari target yang ditetapkan seperti beberapa
Capaian Pembangunan Kependudukan
indikator dalam pendidikan, kesehatan
pada MDGs di Kabupaten Sleman
dan isu lingkungan. Pembangunan Tulisan memetakan
ini
berusaha
pokok-pokok
kependudukan
di
untuk
Artinya
Sleman
target
semua tujuan MDGs dibahas pada tulisan Penulis
masalah
hanya
membatasi
kemiskinan,
MDGs
sudah
dapat
yang
ditetapkan
atau
belum.
Capaian MDGs di kabupaten Sleman
pada
pendidikan
tujuan
dievaluasi hasilnya apakah sesuai dengan
pasca MDGs. Meskipun demikian tidak
ini.
telah
berakhir pada tahun 2015 yang lalu.
kebijakan
Kabupaten
milenium
menunjukkan hal yang positif. Beberapa
dan
indikator telah menunjukkan performa
kesehatan.
yang luar biasa sehingga target yang ditetapkan
sudah
tercapai
(Bappeda
Kabupaten Sleman, 2015). Dari sisi
METODE Penelitian
ini
dilaksanakan
pembangunan kependudukan, beberapa
di
Kabupaten Sleman. Penelitian ini dilihat
indikator
dari
ekonomi menunjukkan perbaikan dari
obyeknya
survey. dilakukan
merupakan
Teknik
penelitian
pengumpulan
melalui
studi
kepustakaan
adalah untuk menanggulangi kemiskinan dan kelaparan. Beberapa indikator yang
Pusat Statistik, Dinas Kependudukan dan
digunakan untuk mengukur tujuan MDGs
Catatan Sipil, Bappeda serta dari sumber
tersebut adalah jumlah KK miskin dan
publikasi lain yang relevan. Data yang
prevalensi balita kurang gizi/gizi buruk.
dibutuhkan dalam tulisan ini antara lain
Jumlah KK miskin di Kabupaten Sleman
jumlah penduduk miskin, pevalensi balita
selama tahun 2008-2015 menunjukkan
kurang gizi/gizi buruk, angka partisipasi melek
huruf,
dan
Fokus MDGs pada tujuan pertama
yang bersumber dari publikasi Badan
angka
kesehatan
tahun ke tahun.
data
dengan mengumpulkan data sekunder
sekolah,
pendidikan,
tren menurun. Meskipun pada tahun 2009
angka 129
NATAPRAJA Vol. 4 No. 2, Desember 2016 jumlah
KK
miskin
menunjukkan
menyelesaikan pendidikan dasar pada
peningkatan, namun pada tahun 2010-
2015. Indikator yang digunakan dalam
2015 jumlah KK miskin terus mengalami
pencapaian target antara lain Angka
penurunan. Pada tahun 2015 jumlah KK
Partisipasi Murni (APM) sekolah
miskin kembali mengalami penurunan
angka melek huruf.
menjadi 41.023 KK.
Angka
Prevalensi balita gizi kurang /gizi buruk
merupakan
ukuran
Partisipasi
Kabupaten
untuk
Murni
Sleman
peningkatan
dari
di
mengalami
tahun
2010-2013,
mengidentifikasi kasus kekurangan gizi
kemudian
pada balita. Adanya kasus ini menjadi
tahun 2013 dan naik kembali pada tahun
indikator adanya kelaparan yang berkaitan
2014-2015
erat dengan kondisi kerawanan pangan di
mengalami penurunan, nilai APM di
masyarakat.
perkembangan
Kabupaten Sleman telah memenuhi target
proporsi balita penderita gizi buruk di
dari MDGs. Target MDGs untuk APM
kabupaten
umum
tahun 2015 adalah sebesar 100 persen,
mengalami penurunan. Meskipun sempat
sedangkan di Kabupaten Sleman nilai
mengalami kenaikan pada tahun 2014,
APM sebesar 103,2 pada tahun 2015. Hal
akan tetapi angka prevalensi gizi buruk
ini
kembaali mengalami penurunan pada
pendidikan di Kabupaten Sleman telah
tahun 2015. Pada tahun 2015, persentase
berada dalam kategori baik.
Kondisi
Sleman
secara
balita gizi buruk di Kabupaten Sleman
pendidikan
kualitas
selanjutnya
melek huruf usia 15 tahun ke atas adalah
persen (Dinas Kesehatan, 2015).
100 persen. Sedangkan di kabupaten
Fokus MDGs pada tujuan kedua
Sleman, pada tahun 2015 angka melek
adalah mencapai pendidikan dasar untuk
huruf baru mencapai 98,8 persen.
semua. Tujuan kedua ini diturunkan ke
Meskipun demikian, jika dilihat
dalam 1 target yaitu menjamin semua
untuk
bahwa
yang ditetapkan oleh MDGs untuk angka
tahun (2010-2015) adalah sebesar 0,26
perempuan
Meskipun
tahun 2015 belum mencapai target. Target
Kabupaten Sleman selama kurun waktu 5
maupun
2).
paa
melek huruf di Kabupaten Sleman pada
penurunan persentase balita gizi buruk di
baik
menunjukkan
penurunan
adalah angka melek huruf. Capaian angka
persen dari tahun sebelumnya. Tercatata
dimanapun
(Gambar
Indikator
tercatat sebesar 0,4 persen atau turun 0,04
anak-anak
mengalami
dan
perkembangannya nilai angka melek huruf
laki-laki
di Kabupaten Sleman terus mengalami
dapat 130
Beti Nur Hayati dan Muh. Arif Fahrudin Alfana – Kebijakan Kependudukan . . . kenaikan. Tercatat pada tahun 2010,
derajat kesehatan di Kabupaten Sleman
angka melek huruf di kabupaten Sleman
dalam kategori baik.
hanya sebesar 92,61 persen dan nilainya
SDGs:
terus meningkat sampai tahun 2015. Pada
Babak
Baru
Pembangunan
Pasca MDGs
tahun 2015, angka melek huruf sebesar 98,8 persen. Artinya masih sebanyak 1,2
Pelaksanaan agenda pembangunan
persen penduduk di Kabupaten Sleman
milenium telah selesai dilaksanakan pada
yang buta huruf. Hal ini tentu saja perlu
tahun 2015. Era pembangunan baru kini
untuk
telah
mendapatkan
kemampuan
perhatian
baca
tulis
karena
disusun
pembangunan
merupakan
diskusi
indikator dasar dalam pendidikan.
untuk pasca
telah
mengakomodir Fokus selanjutnya adalah kesehatan. Dalam MDGs, indikator kesehatan sangat beragam
macamnya
seperti
angka
melanjutkan
2015.
Beberapa
dilakukan pembahasan
untuk mengenai
pembangunan
yang
berkelanjutan.
Pembangunan
yang
mengakomodir
beberapa prinsip yang mengerucut pada
kematian bayi, angka kematian ibu, angka
partisipasi, kesetaraan dan usaha-usaha
harapan hidup, prevalensi penduduk yang
untuk
terkena HIV/AIDS dan penyakit menular
menguatkan
kapasitas
dan
kemitraan global (United Nations, 2014).
lainnya serta indikator kesehatan lainnya.
Sustainable
Pada bagian ini indikator yang akan
Development
Goals
dibahas adalah angka harapan hidup.
(SDGs) adalah sebuah dokumen yang
Angka
akan
harapan
hidup
merupakan
menjadi
sebuah
acuan
dalam
indikator yang sering digunakan untuk
kerangka pembangunan dan perundingan
mengukur derajat kesehatan di suatu
negara-negara di dunia. Konsep dari
negara (United Nations, 2013; Alfana,
SDGs
Hanif dan Iffani, 2015). Angka harapan
pembangunan Millenium Development
hidup merupakan rata-rata jumlah tahun
Goals (MDGs) dan SDGs ini merupakan
kehidupan yang masih dijalani seseorang.
penyempurnaan dari MDGs. Dalam SDGs
Semakin panjang usia atau angka harapan
ini terdapat lima pondasi yaitu manusia,
hidup, semakin baik keadaan kesehatan.
kesejahteraan,
Angka
perdamaian.
harapan
Kabupaten
hidup
Sleman
penduduk
terus
di
mengalami
adalah
melanjutkan
kemitraan,
konsep
planet
dan
Tujuan dari SDGs ini diharapkan
peningkatan sejak sejak tahun 2008-2015.
akan dicapai pada tahun 2030 yakni
Tingginya nilai AHH ini menunjukkan
mengakhiri 131
kemiskinan,
mencapai
NATAPRAJA Vol. 4 No. 2, Desember 2016 kesetaraan
dan
mengatasi
perubahan
Pokok-Pokok
iklim. Secara rinci, tujuan yang ingin
Kebijakan
Kependudukan
dicapai dalam SDGs pada tahun 2030 ini
Pokok-pokok
ada 17 tujuan yaitu :
pembangunan
kependudukan di Kabupaten Sleman telah
1. Mengakhiri
kemiskinan
dalam
diarahkan
segala bentuk
kepada
4
hal
(Bappeda
Kabupaten sleman, 2015). Keempat hal
2. Mengakhiri Kelaparan. Mencapai
tersebut adalah 1) pengendalian kuantitas;
Ketahanan Pangan. Meningkatkan
2) peningkatan kualitas penduduk melalui
Nutrisi
pendidikan, kesehatan dan ekonomi; 3)
Dan
Mempromosikan
Pertanian Berkelanjutan 3. Kesehatan
yang
pembangunan keluarga; 4) pengarahan
Baik
dan
mobilitas dan 5) pembangunan database
Kesejahteraan
kependudukan yang baik. Dalam rangka
4. Pendidikan Berkualitas
mencapai pembangunan tersebut maka
5. Kesetaraan Gender
arah kebijakan yang dibuat harus spesifik
6. Air Bersih dan Sanitasi
dan memiliki tujuan yang jelas.
7. Energi Bersih dan Terjangkau 8. Pertumbuhan
ekonomi
Menurut dokumen Grand Design
dan
Pembangunan
pekerjaan yang layak
diarahkan
10. Mengurangi kesenjangan
pada
6
kebijakan.
Arah
kebijakan tersebut meliputi:
11. Keberlanjutan kota dan komunitas dan
(GDPK)
Kabupaten Sleman, arah pembangunan
9. Industri. inovasi dan invrastruktur
12. Konsumsi
Kependudukan
1. Mengelola pertumbuhan penduduk
produksi
melalui
bertanggung jawab
pengendalian
13. Aksi terhadap iklim
kelahiran
14. Kehidupan bawah laut
memaksimalkan akses dan kualitas
15. Kehidupan di darat
pelayanan kesehatan reproduksi dan
16. Institusi peradilan yang kuat dan
Keluarga Berencana,
kedamaian
dengan
angka cara
2. Meningkatkan kualitas sumber daya
17. Kemitraan untuk mencapai tujuan
manusia melalui upaya peningkatan akses
pelayanan
pendidikan,
kesehatan
serta
dan
penyediaan
lapangan pekerjaan dan kesempatan berusaha; 132
Beti Nur Hayati dan Muh. Arif Fahrudin Alfana – Kebijakan Kependudukan . . . 3. Meningkatkan pemberdayaan dan
berkelanjutan, dan berbudaya sesuai visi
ketahanan keluarga dalam rangka memperkuat
kemampuan
pengasuhan
dan
penumbuhkembangan
GDPK 2015-2035. Pembangunan pasca MDGs disebut dengan SDGs atau pembangunan yang
anak,
berkelanjutan. Beberapa tujuan SDGs
peningkatan pendapatan keluarga
sangat
miskin dan peningkatan kualitas
bersentuhan
langsung
dengan
pembangunan kependudukan. Di antara
lingkungan keluarga;
tujuan SDGs tersebut
adalah tujuan
4. Mengatur persebaran dan mobilitas
pertama (tanpa kemiskinan), tujuan ke tiga
penduduk secara lebih seimbang
(kehidupan sehat dan berkualitas) serta
sesuai dengan daya dukung dan
tujuan
daya tampung lingkungan;
berkualitas). Dalam rangka pencapaian
5. Mengembangkan kependudukan
tujuan
data
yang
akurat
modern,
yang
maju,
adalah
sistem
transparan,
dalam
Kabupaten
Sleman
penanggulangan
kemiskinan,
berkualitas.
Untuk
mencapai
tujuan
tersebut maka berikut adalah pokok-pokok
utama
dalam
kebijakan-kebijakan
kebijakan kependudukan yang diterapkan
menjalankan
turunan
Kabupaten Sleman dalam beberapa tahun
dalam
kependudukan
ke depan sesuai dengan dokumen RPJMD.
di
Pokok kebijakan dalam menurunkan
Kabupaten Sleman. Arah kebijakan ini sebagai
di
utama
serta pencapaian kehidupan sehat dan
dan
Keenam arah kebijakan merupakan
pembangunan
isu
pencapaian pendidikan yang berkuaitas
yang
terkendali
pondasi
menjadi
kependudukan
pembangunan
kependudukan
kebijakan
Tiga dari tujuh belas tujuan SDGs
bagi perencanaan pembangunan.
administrasi
maka
yang
dapat terpenuhi.
dapat dimanfaatkan sebagai dasar
melalui
tersebut
(pendidikan
mutlak agar sasaran yang ingin dicapai
dalam suatu sistem informasi serta
kependudukan
empat
kependudukan yang tepat menjadi syarat
dan
dapat dipercaya, yang terintegrasi ke
6. Melaksanakan
ke
pedoman
para
kemiskinan adalah dengan peningkatan
pemangku
kualitas ekonomi. Strategi yang dapat
kepentingan untuk menciptakan penduduk
dilakukan untuk meningkatkan kualitas
berkualitas yang maju, mandiri, sejahtera,
133
NATAPRAJA Vol. 4 No. 2, Desember 2016 ekonomi terbagi menjadi empat hal,
1. Meningkatkan
meliputi:
sekolah.
1. Meningkatkan
meningkatkan
pemerintah
untuk rata-rata lama sekolah adalah sebesar 10,48 tahun.
peluang
investasi daerah, mengembangkan koperasi,
Target
lama
Kabupaten Sleman pada tahun 2021
pertumbuhan
ekonomi. Strategi yang dilakukan adalah
rata-rata
2. Meningkatkan
meningkatkan
sekolah.
harapan
Target
lama
pemerintah
perlindungan terhadap pelaku usaha
Kabupaten Sleman pada tahun 2021
dan UMKM. Target pemerintah
untuk harapan lama sekolah adalah
Kabupaten Sleman pada tahun 2021
sebesar 15,88 tahun.
untuk pertumbuhan ekonomi adalah
3. Meningkatkan
sebesar 5,65 persen. 2. Mengurangi ketimpangan
kesenjangan/ pendapatan
pemerintah Kabupaten Sleman pada
yang
tahun 2021 terbuka adalah 78,35 persen.
pemerintah Kabupaten Sleman pada
4. Meningkatkan
tahun 2021 untuk koefisien gini
partisipasi
pada jenjang pendidikan dasar dan
3. Menurunkan penganggur terbuka. pemerintah
angka
kasar dan angka partisipasi murni
adalah nilainya kurang dari 0,4.
menengah
Kabupaten
Pokok
Sleman pada tahun 2021 untuk
kebijakan
untuk
meningkatkan kualitas kesehatan adalah
penganggur terbuka adalah sebesar
dengan
8,0 persen. 4. Menurunkan
partisipas
kasar pada jenjang PAUD. Target
diukur dengan koefisien gini. Target
Target
angka
meningkatkan
rata-rata
usia
harapan hidup. Menurut RPJMD, target keluarga
miskin.
rata-rata harapan hidup pada tahun 2021
Target KK miskin pada tahun 2021
adalah sebesar 74,49 tahun.
adalah sebesar 5,4 persen. Pokok kebijakan untuk menciptakan pendidikan
yang
berkualitas
SIMPULAN
adalah
dengan meningkatkan mutu dan kualitas
Era pembangunan baru kini telah
pendidikan. Strategi yang dapat dilakukan
disusun untuk melanjutkan pembangunan
diantaranya adalah:
pasca
134
2015.
Pembangunan
yang
Beti Nur Hayati dan Muh. Arif Fahrudin Alfana – Kebijakan Kependudukan . . . mengakomodir beberapa prinsip yang
di Kabupaten Sleman Tahun 2014. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sleman
mengerucut pada partisipasi, kesetaraan dan
usaha-usaha
untuk
menguatkan
Bappeda Kabupaten Sleman. 2015. Grand Design Kependudukan Kabupaten Sleman 2015-2035. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sleman
kapasitas dan kemitraan global. Konsep dari
SDGs
melanjutkan
konsep
pembangunan Millenium Development Goals (MDGs) dan SDGs ini merupakan penyempurnaan dari MDGs. Dalam SDGs
Badan Pusat Statistik. 2016. Statistik Daerah Istimewa Yogyakarta Dalam Angka 2016. Badan Pusat Statistik
ini terdapat lima pondasi yaitu manusia, kesejahteraan,
kemitraan,
planet
dan
perdamaian. Arah baru untuk mengakhiri Badan Pusat Statistik. 2016. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Dalam Angka 2016. Badan Pusat Statistik
kemiskinan, mencapai kesetaraan dan mengatasi perubahan iklim.
Dinas DAFTAR PUSTAKA Alfana, M.A.F., Hanif, W.A.P dan Iffani, M. 2015. Dinamika Mortalitas di Indonesia. dalam Seminar Nasional Geo Maritim. Jakarta: Ikatan Geografi Indonesia-Badan Informasi Geografi.
Kesehatan Kabupaten Sleman. Profil Kesehatan Kabupaten Sleman. Sleman: Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman
McArthur, J. W. 2014. The Origins of the Millennium Development Goals. SAIS Review Vol. XXXIV no. 2 (Summer–Fall 2014). The Johns Hopkins University Press
Alfana, M.A.F., dan Yuanjaya, P. 2016. Pemetaan Isu Strategis Pembangunan Kependudukan di Kabupaten Sleman. dalam Seminar Nasional pemanfaatan Informasi Geospasial untuk Peningkatan Strategi Pengelolaan Lingkungan Hidup. Prodi S2 PKLH Universitas Sebelas Maret Surakarta-Ikatan Geografi Indonesia-Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan-Badan Informasi Geografi 2016
Stalker, P. 2008. Kita Suarakan MDGs Demi Pencapaiannya di Indonesia. Cetakan Kedua. Jakarta: BAPPENAS dan UNDP. United Nations. 1993. Population and Development Planning. New York: United Nations. United Nations. 2013. World Mortality Report 2013. New York: United Nations United Nations. 2014. Delivering the Post-2015 Development Agenda. New York: United Nations.
Bappeda Kabupaten Sleman. 2015. Tujuan Pembangunan Millenium
135
NATAPRAJA Vol. 4 No. 2, Desember 2016 United Nations. 2015. The Millennium Development Goals Report 2015. New York: United Nations. United Nations Development Programme. 2010. Beyond the Midpoint: Achieving the Millennium Development Goals. New York: United Nations Development Programme.
136