Modul ke:
Nama Mata Kuliah
Filsafat Manusia Fakultas
Fakultas Psikologi Program Studi
Program Studi www.mercubuana.ac.id
Masyhar MA
Kegiatan dan Penyebaban manusia berkomunikasi Template Modul
FILSAFAT MANUSIA • Membantu para mahasiswa agar semakin memiliki wawasan pengetahuan/pemahaman yang lebih luas, lengkap dan mendalam tentang manusia sebagai misteri dalam ziarah intelektualnya sebagai seorang ilmuwan psikolog.
3
RUANG LINGKUP FILSAFAT MANUSIA • Pengantar Filsafat Manusia • Dimensi-Dimensi Aku • Eksistensi dan Dinamika Aku
4
PERMASALAHAN Manusia berkorelasi dengan yang lain. Bermacam-macam kegiatan manusia ( memahami yang lain, bicara dengan dia, bercinta kasih, belajar, mendidik anak, bekerja, dll ). ¬ Perlu diselidiki menurut dasarnya, menurut struktur manusiawi yang induk. ¬ Pertanyaan mendasar : - Apakah kegiatan ini merupakan hubungan yang efektif yang menyampaikan sesuatu pada yang lain ? - Atau hanya korelasi yang terdiri dari perbandingan dan pembagian peranan saja ? - Atau hanya merupakan dialog ( kelakuan ) yang pura-pura berkontak saja ? - Apa sebenarnya arti struktural " saling mengadakan " ?
BEBERAPA PENDAPAT FILSUF • Tradisi Platonis-Aristotelis-Tomistis: Manusia aktif secara imanen dan transenden. Kegiatan ini berupa komunikasi dan partisipasi timbal balik. Pertanyaan dasar: apakah hanya jiwa yang bergiat ataukah seluruh substansi? • Dualisme: Tak ada kontak/komunikasi langsung dengan yang lain yang bersifat operasional (Descartes, Malebranche, Lebinitz). • Materialisme: Klasik (tak ada kontak di antara atom-atom, hanya hubungan ekstrinsik belaka dan penggeseran tempat); Modern (semua kegiatan manusia sebagai fungsi-fungsi fisikkimis/biologis/organis yang kerja tanpa tujuan hanya mengikuti struktur saja. Kalr Marx/Marxis katakan: manusia tak hanya berpikir, tapi harus berpraksis untuk ubah dunia dengan kerja.
Spiritualisme/Subjetivisme (Kant: pengaruh manusia satu kepada yang lain/pengaruh balik itu rahasia tak teratasi, tak diketahui hasilnya. Lalu Idealisme: semua kegiatan manusia itu imaginasi saja, komunikasi kepada diri sendiri saja tanpa penyerahan kepada yang lain apa pun. Eksistensialis (tekankan aspek praktis, dalam komunikasi manusia bertindak, melaksanakan sesuatu, memberi arti kepada manusia lain dan dunia. Ia prihatin terhadap yang lain (Heidegger), membawa diri kepada yang lain (Marleau Ponty), tiadakan diri dan orang lain (Sartre), menerima/menyambut (Gabriel Marcel)
OTONOMI DAN KORELASI • Kegiatan imanen dan transendensi (imanen, transendensi, sejajar) • Komunikasi (terisi manusia sendiri, Aku pada partner, partner pada Aku, partner pada Kau, satu kegiatan spasial) • Kesimpulan: penyebaban manusia ialah komunikasi (tiap relasi manusia ialah kegiatan, bersifat iman dan transenden, ekspresi diri). Jadi bukan sebab akibat, namun hakikatnya manusia komunikasikan dirinya sendiri kepada yang lain, ia sampaikan aku/substansinya kepada yang lain, ada dalam yang lain tanpa tenggelam dalam yang lain itu.
AKTIF DAN PASIF • Kegiatan timbal balik (subjek aktif, partner pasif, partner aktif, subjek pasif) • Keaktifan dan kepasifan (Keaktifan mengandaikan kepasifan, sejajar).
OBJEK DAN POTENSI • • • •
Objek kegiatan Kegiatan objek itu sejajar Potensi kegiatan manusia Kesimpulan: kegiatan manusia dipandang dari segi induknya maupun setiap kegiatan sekunder konkret berlaku kesejajaran mutlak antara potensi, kegiatan dan objek.
TARAF-TARAF DI DALAM KEGIATAN MANUSIA • Lapangan-lapangan kegiatan (pertama: taraf substansial, kedua: bidang-bidang tertentu pada masing-masing taraf, ketiga: spesialisasi-spesialisasi konkret pada masingmasing bidang. • Objek dan potensi pada lapangan-lapangan kegiatan (tiap taraf, bidang dan spesialisasi punya kegiatan tersendiri, terdiri dari kegiatan tersendiri, masing-masing lapangan kegiatan berobjek formal sendiri, punya kemampuan khusus. Pada tiap lapangan itu kegiatan dan objek formal dan potensi merupakan kesatuan konkrit.
• Kesatuan Lapangan-Lapangan (Suatu kegiatan induk, distingsi, ciri manusiawi) • Semua unsur struktural • Kebiasaan • Kesimpulan: Manusia merupakan yg berkegiatan. Kegiatan manusia imanen dan transenden, aktif dan pasif, mendominasi seluruh eksistensinya.
KEGIATAN INDUK DAN SEKUNDER (DAN PERKEMBANGAN)
• Kegiatan induk dan sekunder • Perkembangan (imanensi dan transendensi berkembang, dalam keaktifan dan kepasifan terjadi peningkatan, objek formal dan potensi induk berkembang, taraf/bidang/spesialisasi berkembang.
ROHANI DAN JASMANI : DIMENSIONALITAS KEGIATAN Refleksi dan Eksterioritas Imanensi manusia merupakan "refleksi komplit" atau "lengkap" terhadap diri sendiri. seakan-akan masuk pada diri sendiri, ke dalam batas-batas sendiri dan hadir pada dirinya sendiri. Manusia juga keluar kepada yang lain, masuk dan hadir padanya dalam komunikasi. Bersama denga interiority lengkap kegiatan manusia memiliki eksteriority lengkap pula. Komunikasi bersifat spiritual-materiil dan dimensional.
• Meresapi Duniaku ⎫Aku mengkomunikasikan diriku bukan hanya kepada partner saja, tapi sekaligus kepada semua yanglain, dan itu meliputi segala orang dan seluruh alam infrahuman. ⎫Seluruh duniaku be'response' kepadaku di dalam penghayatannya, dalam cara rekasi itu kelihatan pengaruh dan komunikasiku. ⎫Aku sungguh-sungguh mengkomunikasikan diriku kepada yang lain sehingga keluar batas subtansiku dan meresapi seluruh dunia, dengan menyentuhnya sampai pada intinya. ⎫Komunikasi membawa pengaruh yang memiliki ciri spacial ( ruang ) sebab bersifat spirituial-materiil. ⎫Pengaruhnya seakan diberi alih dari yang satu kepada yang lain.. ⎫Subjek tidak hanya menelorkan pengaruhnya secara liar, lalu menunggu saja diterima atau tidaknya, ia mengarahkan diri kepada semua yang lain dengan langsung dan konkrit. ⎫Subjek memberikan strukturasi kepada keseluruhan yang lain, dan membuatnya menjadi dunianya sendiri. Dan partnernya diakuinya sebagai bagian dalam dunianya itu
Aku Pada Partner ⎫Komunikasi itu aku sendiri. ⎫Aku keluar dari batas-batasku dan menerobos yang lain. ⎫Aku masuk pada yang lain, dan itu bukan suatu 'aku duplikat', atau aku 'intensional saja'. ⎫Aku berinfiltrasi ke dalam yang lain, ke dalam partnerku dan dunianya. ⎫Ia tidak dapat mengosongkan dunianya lagi dari aku. ⎫Saya mengecap seluruh dunianya karena kehadiran dan pengakuanku. ⎫Adaku sendiri menyentuh partner bukan hanya wakilku, atau pengantar atau tandaku. Akun tidak tinggal 'disini saja', aku benar-benar 'di sana'. ⎫Aku sendiri, meskipun berdistingsi dari yang lain secara spasial, juga bersatu dengan yang lain secara spasial. ⎫Imanensi dan transendensi tetap sejajar dan saling memuat
Partner pada kau ⎫Partner tidak menunggui komunikasiku saja, tetapi juga tertarik olehnya, mencarinya, menjemputnya, dan mengulurkan tangannya. ⎫Ia datang padaku, tidak tinggal pada batas badan biologis, tapi menerobos sampai pada intiku untuk dipengaruhi. ⎫Dengan menerima komunikasi di dalam diri sendiri, ia bukan menelan dan mencerna saja, melainkan menjamin adaku dan menghormatinya. ⎫Ia hadir padaku, bukan hanya duplikatnya, gambarannya, wakilnya, pengaruhnya, melainkan dia sendiri ⎫Partner bukan hanya 'disana' melainkan sungguh-sungguh 'di sini'
Satu Kegiatan Spasial Imanensi dan transendensi komunikasiku juga mengandalkan imanensi dan transendensi penerimaan pihak lain, bersatu dalam satu kegiatan yang berdimensi spasial. Subjek dan partner saling memuat, memeluk dan meneliti. Imanensi dan transendensi juga saling memuat dan melengkapi secara dimensional ( spriritual materiil
KESIMPULAN Setiap relasi manusia adalah merupakan kegiatan. • Kegiatan manusia bersifat imanen dan transenden. • Manusia mengadakan dirinya bersama dengan mengadakan yang lain. • Ekspresi diri juga bersifat komunikatif. • Menghapus atau melalaikan dimensi transenden maka perkembangan diri menjadi steril dan membekukan orang itu. • Penyebaban bersifat manusiawi ditemukan sebagai komunikasi kepada yang lain, jadi semua relasi hakikatnya merupakan komunikasi real. • Pada hakikatnya manusia mengkomunikasikan dirinya sendiri pada yang lain. • Setiap kegiatan manusia terhadap yang lain bersifat konkret dan khusus.
AKTIF DAN PASIF KEGIATAN TIMBAL BALIK
Subjek Aktif - Partner Pasif Komunikasi subjek seluruhnya bersifat aktif, subjek sendiri hadir pada partner. Kemudian, komunikasi subjek diterima oleh partner ( ditentukan secara pasif oleh subjek ), terjadi perubahan di dalamnya. Perkembangan atau tambahan di dalam partner itu sekaligus komunikasi subjek dan perubahan partner. Komunikasi real terjadi hanya sejauh pengaruh subjek diterima oleh partner. ϖ Partner Aktif - Subjek Pasif Penerimaan komunikasi subjek oleh partner bukan hanya 'pasif' saja tetapi menerima dengan aktif ( ia mengolahnya dan memperkembangkan diri di dalam komunikasi dan pengaruih subjek ). Partner berkomunikasi kepada subjek , dan subjek tertimpa oleh pengaruh itu , subjek menerima pengaruh partner ini dengan pasif, diubah olehnya dan mendapatkan penentuan baru. Komunikasi menjadi real hanya sejauh komunikasi partner di terima oleh subjek ϖ Kesimpulan analisis : antar komunikasi Keempat langkah tersebut merupakan unsur-unsur struktural yang termuat dalam satu lingkaran atau "circuit". Partner baru berkomunikasi sambil menerima komunikasi subjek, subjek baru mengkomunikasikan diri sambil menerima pengaruh partner. Subjek membuat partner berkegiatan, partner membuat subjek berkomunkasi. Tidak ada unsur yang mendahului yang lain. Semua terjadi sekaligus. Semua kegiatan saling timbal-balik, saling memuat dan mengukur
KEAKTIFAN DAN KEPASIFAN Keaktifan mengandaikan kepasifan Komunikasi subjek hanya mungkin kalau kegiatan itu korelatif atau timbal balik, dan bersama dengan penerimaan dari yang lain. Dalam subjek maupun dalam partner aspek aktif dan pasif keduanya ditemukan bersama-sama. ϖSejajar Aspek aktif dan pasif dalam komunikasi itu sejajar, manusia hanya aktif sejauh ia pasif ( menerima ), dan ia hanya pasif sejauh ia aktif ( menawar ) pula. Kesejajaran keaktifan dan kepasifan, imanensi dan transendensi berlaku pada komunikasi dengan satu partner, namun mungkin bukan semua aspek atau unsurdi dalam subtansi subjek dengan lengkap dapat di eksplisitkan di dalam komunikasi itu.
OBJEK DAN POTENSI Objek Kegiatan
Objek materiil bagi kegiatanku yang aktif dan pasif ialah aku sendiri bersama-sama dengan semua yang lain. Objek induk atau objek formal adalah manusia sekedar manusia ; memanusiakan diri sendiri dan yang lain dengan mengkomunikasikan diri dan menerima komunikasi dari yang lain ; membawa diri dan yang lain dan dibawa pula kepada penghayatan hakikat manusia menurut semua unsur struktural, dengan makin mendalam dan meluas
Potensi Kegiatan Manusia o Kemampuan manusia sama luasnya dengan aktualitas kesadaran yang telah tercapai. o Kemampuan manusia induk adalah kemampuan untuk memanusiakan diri dan yang lain dan dimanusiakan. o Kemampuan atau potensi subtansial ( yang selalu aktif dan pasif ) diintegrasikan oleh seribu satu potensi-potensi konkret dan sekunder ( yang juga semua aktif dan pasif ), sesuai dengan macam-macamkegiatan itu. o Kesimpulan : Kegiatan manusia yang dipandang menurut induknya yaitu memanusia, maupun kegiatan sekunder konkret berlaku kesejajaran mutlak antara potensi, kegiatan dan objek
Kegiatan dan Objek itu sejajar Objek adalah isi atau sasaran kegiatan sendiri atau hasil dari komunikasi diri dan partisipasi pada yang lain. o Komunikasi-partisipasi manusia dan objeknya sesuai satu sama lain. o Kegiatannya adalah memanusiakan diri dan yang lain dan dimanusiakan. o Objeknya adalah pemanusiaan diri sendiri dan yang lain. o Kegiatan manusia dan objek saling menentukan dan memuat, apabila komunikasi-partisipasi berhasil dan terjadi kesatuan antara subjek yang berkegiatan dengan objeknya. o Bagi setiap kegiatan konkret berlaku kesejajaran antara kegiatan sendiri dan objeknya. o contoh kegiatan konkret : " ibu mencium anaknya
TARAF-TARAF DI DALAM KEGIATAN MANUSIA LAPANGAN-LAPANGAN KEGIATAN Aspek kegiatan manusia yang induk : ¬Pertama Keseluruhan kegiatan manusia dibedakan menjadi empat taraf subtansial : Kegiatan fisikokismis, biologis, psikis-naluri ( sensori-motoris ), dan kegiatan kesadaran. ¬Kedua Masing-masing taraf dibedakan bidang-bidang tertentu yang lebih kurang berlainan dari yang lain
Ketiga Dibedakan spesialisasi -spesialisasi konkret pada masing-masing bidang, misalnya ada gaya berfikir -mengerti yang khusus bagi ilmu pasti, ilmu sosial, filsafat ada pengertian yang lebih analitis dan sintetis. Pada bidang biologis : konstitusi badan bagi iklim panas atau dingin, pencernaan makanan atau olah raga
Objek dan Potensi pada Lapangan Kegiatan ¬Setiap taraf, bidang dan spesialisasi bidang memiliki kegiatannya sendiri. ¬selalu ada kesejajaran antara kegiatan, objeknya dan potensinya. ¬Bagi setiap taraf, bidang dan spesialisasi bidang kegiatan dapat dibedakan kemampuan khusus, atau potensi bagi macam kegiatan itu. ¬Bagi setiap lapangan dalam kegiatan induk berlaku kesejajaran antara kegiatan, objek formal dan potensi yang merupakan kesatuan yang konkret
Kesatuan Lapangan-Lapangan Suatu Kegiatan Induk Objek formal masing-masing tidak dipandang sebagai cita-cita puncak. Potensi masing-masing lapangan merupakan generator-generator kecil dalam manusia yang masih tanpa isi pribadi. Pada setiap lapangan manapun kegiatan, objek formal, dan potensi selalu menjadi kesatuan yang konkret
Distingsi Distingsi antara objek-formal dan potensi itu serupa dengan perbedaan antara keempat taraf. Semua spesialisasi akhirnya berintegrasi di dalam batas salah satu bidang. Setiap bidang merupakan bagian integral bagi salah satu keempat taraf. νKeempat taraf bersama-sama mewujudkan subtansi manusia yang satu
Ciri manusiawi Semua taraf, bidang, dan spesialisasi yang ada dalam manusia memiliki kekhususan, sehingga berbeda dari aspek yang serupa di dalam yang bukan manusia. Semua unsur struktural Semua unsur struktural bagi kegiatan manusia berlaku pada semua lapangan kegiatan yang juga terealisasi baik imanensi maupun transendensi, baik keaktifan maupun kepasifan. Subjek dan Partner berkomunikasi dan berpartisipasi di dalam batas-batas potensi dan objek formal yang menentukan kegiatan lapangan itu.
Kebiasaan ¬ Kebiasaan merupakan realisasi konkret dalam hal kegiatan, objek formal dan potensi yang telah terendap dan terbentuk pada masa lampau. ¬ Setiap kegiatan konkret baru bersama pengkonkretan objek formal dan potensi baru mengalir realitas yang telah tercapai ¬ Kebiasaan konkret dalam manusia konkret merupakan arah yang telah diambilnya, pembangunan dan penyusunan dari semua lapangan di dalam hakikat manusia