Bio Psikologi Modul ke:
Fakultas
Psikologi Program Studi
Psikologi
Mekanisme – Mekanisme Persepsi: 1. Sensasi dan Persepsi 2. Prinsip-Prinsip Organisasi Sistem Sensori 3. Sistem Auditori 4. Sistem Somatosensori 5. Indra Kimiawi: Penciuman dan Pencecapan 6. Atensi Selektif
Firman Alamsyah, MA
KONSEP SENSASI DAN PERSEPSI
Dalam memahami konsep persepsi, maka tidak akan terlepas dari sistem sensoris. Dalam bab ini akan dibahas kelima macam sistem sensori manusia (panca indera/exteroceptive sensory system) yang mengintepretasi stimuli dari luartubuh Sistem sensori adalah sistem paralel yang informasinya mengalir melalui berbagai komponen melalui banyak jalur. Sistem paralel menjadi fitur pemrosesan paralel yaitu sebuah analisis simultan terhadap sebuah sinyal dengan berbagai cara yang berbeda melalui banyak jalur paralel dalam jaringan neural.
• Proses persepsi dibedakan dalam dua fase: 1. fase sensasi 2. fase persepsi. Sensasi adalah proses mendeteksi keberadan stimuli dan merujuk pada proses pendeteksian hadirnya stimuli sederhana, sedangkan persepsi merujuk pada proses lebih lanjut, yaitu proses integrasi, rekognisi (mengenali), dan intepretasi pola‐pola sensasi yang kompleks.
PRINSIP-PRINSIP ORGANISASI SISTEM SENSORI
1. Model Tradisional dari Organisasi Sistem Sensoris bahwa daerah‐daerah primer, sekunder, dan asosiasi sebuah system sensori homogeny secara funngsional dengan artian bahwa semua daerah korteks di tingkat hierarki sensori manapun bekerja sama‐sama untuk menjalankan fungsi yang sama. • reseptor dari tiap organ akan menuju ke thalamus yang terletak di bagian atas batang otak. • Tiap nukleus di thalamus menyampaikan pesan dar:imasing‐masing reseptor ke bagian neocortex yang disebut primary sensory cortex yang sesuai • Dari primary sensory cortex, akan dilanjutkan ke daerah pertemuan cortical yaitu secondary sensory cortex yang sesuai • Jadi tujuan utama input sensoris dalam model tradisional adalah association cortex. Association Cortex diasumsikan berhubungan dengan aktivitas berbagai macam sistem sensori, yaitu menterjemahkan input sensori menjadi suatu program untuk melakukan output motorik dan sebagai perantara aktivitas kognitif, seperti berpikir dan menginga
2. Model Hierarkis dari Organisasi Sistem Sensoris • yaitu proses yang terjadi akan berlangsung sesuai dengan kompleksitasnya. • Segregasi fungsional yang menjadi karakteristik organisasi sistem‐sistem sensori dan bukan homogenitas fungsional. • ada hubungan yang erat antara yang lebih kompleks dan kurang kompleks • artinya sistem sensori yang lebih tinggi adalah yang lebih bersifat persepsual dan kurang bersifat sensoris, sebaliknya sistem sensori yang lebih rendah adalah yang lebih bersifat sensoris dan kurang bersifat persepsual
SISTEM AUDITORI • Fungsi sistem auditori adalah mempersepsi bunyi atau persepsi tentang objek dan kejadian‐kejadian melalui bunyi yang mereka timbulkan. Bunyi adalah vibrasi molekul‐ molekul udara yang menstimulasi sistem auditori. Fourier analysis (analisis Fourier) adalah prosedur matematis untuk memperinci gelombang kompleks menjadi gelombang‐ gelombang sinus yang merupakan komponennya.
Telinga • Ahli anatomi membagi telinga menjadi tiga bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Bagian telinga luar adalah pinna (daun telinga) • Gelombang bunyi >auditory canal (saluran auditori)>tympanic membrane (membran timpani) / eardrum (gendang telinga) > Membran timpani bergetarmelekat pada tiga ossicles > tingkat oval yaitu sebuah membran pada telinga dalam > siput yang disebut koklea (cochlea) Koklea adalah tube panjang melingkar‐llingkar seperti kumparan dengan selaput internal yang mengalir hingga hampir ujungnya. Selaput unternal inilah yang merupakan organ reseptor auditori > https://www.youtube.com/watch?v=I8IQJz5SnI0
Dari Telinga ke Korteks Auditori Primer • Tidak ada jalur auditori utama ke korteks yang dapat dibandingkan dengan jalur retina‐genikulat‐striatum pada sistem visual. Sebaliknya ada sebuah jaringan jalur auditori. Akson‐akson masing‐masing saraf auditori bersinapsis di nuklei koklear ipsilateral, darimana banyak proyeksi menghasilkan superior olives di kedua sisi batang otak di level yang sama. Akson‐akson neuron olivaria berproyeksi melalui lateral lemniscus (lemniskus lateral) ke inferior colliculi (kolikuli inferior) tempat mereka bersinapsis pada neuron‐neuron yang berproyeksi ke medial geniculate nuclei (nuklei genikulat medial) dalam talamus, yang pada gilirannya berproyeksi ke korteks auditori primer.
Dimensi fisik dan psikologi suara • Tiap gelombang suara memiliki amplitudo memiliki amplitudo dan frekuensi yang berbeda. • Amplitudo adalah intensitas suara • Kompresi udara dengan intensitas tinggi menghasilkan gelombang suara dengan amplitudo yang besar, contohnya seperti petir yang menggelegar. • Kenyaringan (loudness) adalah persepsi intensitas yang berkaitan dengan aplitudo • Frekuensi suara adalah jumlah kompresi per detik. Diukur dengan Hertz (Hz, siklus per detik). Tinggi nada (Pitch), adalah persepsi yang berkaitan erat dengan frekuensi. • Semakin tinggi frekuensi suatu suara, maka semakin tinggi pula tinggi nadanya.
• Sebagian besar manusia usia dewasa dapat mendengar getaran udara mulai dari frekuensi 15 Hz hingga sekitar kurang dari 2000 Hz, anak kecil dapat mendengar suara dengan frekuensi lebih tinggi daripada orang dewasa karena kemampuan mempersepsikan suara frekuensi tinggi menurun seiring pertambahan umur serta paparan terhadap bunyi nyaring.
Persepsi tinggi nada • Kemampuan manusia untuk memahami bahasa lisan, atau menikmati musik tergantung pada kemampuannya untuk membedakan suara dari frekuensi yang berbeda. Terdapat dua teori tentang cara manusia melakukannya: 1. Teori frekuensi, membran basilar bergetar secara sinkron dengan suara yang menyebabkan syaraf auditori menghasilkan potensial aksi pada frekuensi yang sama. 2. Teori tempat, membran basilar bekerja layaknya dawai‐dawai piano, dimana setiap area pada membran telah teradaptasi untuk frekuensi tertentu dan bergetar bila frekuensi tersebut muncul.
Korteks Auditori Primer dan Sekunder
• Pada primata, korteks auditori primer atau inti, yang menerima sebagian besar inputnya dari nukleus genikulat medial, terletak di lobus temporal, tersembunyi dari pandangan, dalam lateral fissure (fisura lateral). 1. Seperti korteks visual primer, korteks audiotori primer terorganisasi dalam kolom‐kolom fungsional. Semua neuron yang ditemui selama penetrasi mikroelektoda vertikal terhadap korteks auditori primer cenderung merespon secara optimal bunyi‐bunyi dalam rentang frekuensi yang sama. 2. Seperti koklea, korteks auditori diorganisasikan secara tonotoikal. Setiap daerah dalam korteks auditori primer dan sekunder tampaknya diorganisasikan berdasarkan frekuensi.
Hilang Pendengaran (Tuli) Tuli secara menyeluruh jarang terjadi, sekitar 99 % penderita gangguan pendengaran paling tidak dapat memberikan suatu respon terhadap suara nyaring Tuli dibagi menjadi dua kategori yaitu: • Tuli konduktif atau tuli telinga tengah Terjadi apabila tulang‐tulang pada telinga tengah gagal menghantarkan getaran secara tepat ke koklea. Hal tersebut dapat disebabkan oleh penyakit, infeksi, atau pertumbuhan tulang yang tidak wajar didekat telinga tengah. Tuli syaraf atau telinga dalam Terjadi karena adanya kerusakan pada koklea, sel‐sel rambut atau syaraf auditori, tingkat kerusakan dapat bervariasi dan kerusakan dapat terjadi hanya pada koklea. Pada kasus tersebut, penderita hanya dapat mendengar frekuensi tertentu dan tidak dapat mendengar frekuensi lain.
Lokalisasi Suara • Penentuan arah dan jarak sebuah sumber suara membutuhkan suatu pembandingan respon antara kedua telinga yang sebenarnya hanya merupakan dua titik dalam ruang
• Gambar 6. Perbedaan kenyaringan dan waktu kedatangan suara sebagai dua penanda lokalisasi suara. Terdapat tiga penanda lokasi suara : 1. Perbedaan intensitas suara antar telinga 2. Perbedaan waktu kedatangan suara pada kedua telinga 3. Perbedaan fase gelombang suara antar telinga
SISTEM SOMATOSENSORI • Sensasi‐sensasi dari badan manusia disebut somatosensation (somatosensasi). Sistem yang memediasi sensasi‐sensasi badaniah – sistem somatosensori – pada kenyataannya adalah tiga sistem yang terpisah tetapi saling berinteraksi yaitu: • Sistem eksteroreseptif, yang mengindra stimuli eksternal yang diterapkan pada kulit, yang terdiri dari tiga divisi yang berbeda yaitu: 1. Stimuli mekanik (perabaan) 2. Stimuli thermal (temperatur) 3. Stimuli nosiseptif (rasa sakit)
• Sistem proprioseptif, yang memonitor informasi tentang posisi tubuh yang datang dari reseptor‐reseptor di otot, sendi dan organ‐organ keseimbangan • Sistem interoseptif, yang memberikan informasi umum tentang kondisi‐kondisi dalam tubuh (misalnya, temperatur dan tekanan darah). • System somatosensorik yaitu sensasi tubuh dan pergerakannya tidak hanya merespon satu stimulus. Termasuk stimulus yang direspon oleh sistem somatosensori adalah sentuhan pembeda, tekanan kuat, dingin, hangat, nyeri, gatal, geli, dan posisi serta pergerakan sendi.
Reseptor-reseptor Kutaneus • Cutaneus Receptor (reseptor kutaneus) paling sederhana adalah free nerve endings (ujung‐ujung saraf bebas) (ujung‐ujung neuron tanpa struktur terspesialisasi), yang sangat sensitif terhadap perubahan suhu dan rasa sakit.
Dua Jalur Somatosensori Utama • Informasi somatosensori mengalir naik dari masing‐masing sisi tubuh ke korteks manusia melalui dua jalur utama yaitu: • Sistem kolom‐dorsal‐lemniskus medial Sistem ini cenderung membawa informasi tentang sentuhan dan propriosepsi • Sistem antero‐lateral Sistem ini cenderung membawa informasi tentang rasa sakit dan temperatur
• Informasi dari reseptor sentuhan yang berada dalam kulit daerah kepala masuk kedalam sistem syaraf pusat (SSP) melalui syaraf‐syaraf kranial.informasi dari reseptor sentuhan yang berada di dalam kulit didaerah kepala kebawah masuk kedalam sunsum tulang belakang dan menuju otak melalui 31 pasang syaraf tulang belakang diantaranya 8 pasang syaraf servikal, 12 pasang syaraf torakal, 5 pasang syaraf lumbal, 5 pasang syaraf sakral, dan 1 pasang syaraf koksigeal.
Agnosia Somatosensori • Terdapat dua tipe agnosia somatosensori yaitu: • Astereognosia Ketidakmampuan untuk mengenali objek‐objek melalui sentuhan. Kasus‐kasus astereognosia murni – yang terjadi tanpa adanya defisit sensori sederhana – jarang terjadi. • Asomatognosia Ketidakmampuan untuk mengenali bagian‐bagian tubuh sendiri. Asomatognosia biasanya unilateral, hanya mempengaruhi sisi kiri tubuh dan biasanya berhubungan dengan kerusakan ekstensif pada lobus parietal posterior kanan. Asomatognosia sering disertai dengan anosognosia yaitu ketidakmampuan pasien neuropsikologis untuk mengenali gejalanya sendiri.
Persepsi Kesakitan Paradoks adalah kontradiksi logis. Persepsi sakit bersifat paradoksial dilihat dari tiga hal penting yaitu: • Adaptivitas rasa sakit • Tidak adanya representasi kortikal yang jelas untuk rasa sakit • Descending pain control
Rasa Sakit Neuropatik • Neuropathic pain (rasa sakit neuropatik) adalah rasa sakit kronis berat tanpa adanya stimulus kesakitan yang dapat ditengarai. Meskipun mekanisme eksak rasa sakit neuropatik belum diketahui, ia tampaknya disebabkan oleh perubahan patologis dalam sistem saraf yang entah bagaimana terinduksi oleh cedera aslinya. Meskipun rasa sakit neuropatik dapat dipersepsi di lengan atau tungkai, sumbernya biasanya adalah aktivitas dalam sistem saraf pusat (SSP).
Sensasi nyeri • Nyeri, pengalaman yang ditimbulkan oleh stimulus yang berbahaya mengarahkan perhatian kita ke arah sumber bahaya dan menyita perhatian kita. Korteks pre frontal yang memberikan respon singkat hampir terhadap semua stimulus, memberikan respon terhadap stimulus nyeri selama stimulus tersebut berlangsung.
Stimulus dan lintasan nyeri • Sensasi nyeri dimulai dari ujung syaraf tak bercabang, sebuah reseptor yang paling rendah tingkat spesialisasinya. Terdapat beberapa reseptor nyeri yang memberikan respon untuk asam dan suhu diatas 43 o C (110 O F). Senyawa kimia kapsaisin yang ditemukan dalam cabai juga mestimulasi reseptor tersebut dan dapat menimbulkan sensasi panas dan menyengat pada berbagai bagian tubuh. •
Cara-cara meredakan Nyeri • Teori kendali gerbang nyeri yaitu sebuah usaha untuk menjelaskan mengapa terdapat beberapa individu yang dapat menahan nyeri lebih baik daripada individu lain dan mengapa jenis luka yang sama terasa lebih menyakitkan pada satu waktu daripada waktu lainnya. Perbedaan tiap individu sebagian disebabkan oleh faktor genetik tetapi pengalaman juga memberikan sumbangan pada variasi antar individu. Berdasarkan teori tersebut neuron pada sunsum tulang belakang yang menerima informasi dari reseptor nyeri juga menerima input dari reseptor sentuhan dan dari akson yang cabangnya turun dari otak.
•
•
Morpin tidak menghalangi nyeri menyakitkan yang diakibatkan oleh pisau bedah, anastesi umumlah yang dapat melakukannya. Morpin menghalangi nyeri yang lebih lambat dan terpendam yang tetap terasa setelah pembedahan. Akson yang berdiamter besar menghantarkan informasi nyeri yang menyakitkan dan tidak terpengaruh oleh morpin. Mariyuana dan senyawa kimia yang berkerabat dengannya juga dapat menghalangi jenis nyeri tertentu dengan cara menstimulasi reseptor anandamida dan 2‐ AG di otak bagian tengah. Plasebo digunakan beberapa orang untuk menurunkan rasa sakit. Plasebo adalah sebuah obat atau prosedur lain yang tidak memiliki efek farmakologi. Secara teori, plasebo seharusnya tidak memberikan banyak pengaruh dan dihampir semua penelitian medis, plasebo tidak memberikan pengaruh, tetapi memang terkadang meredakan nyeri.
Sensasi gatal • Histamin lah yang menghasilkan sensasi gatal dengan cara mengeksitasi akson‐akson pada lintasan tersebut sementara stimulus lain tidak menghasilkan eksitasi. Walaupun sebuah stimulus telah melepaskan histamin, tapi lintasan gatal lambat lah yang memberikan respon. Gatal bermanfaat karena hal tersebut membuat seseorang menggaruk daerah yang terasa gatal dan menghilangkan apapun yang mengiritisasi kulit. Garukan yang kuat menimbulkan nyeri ringan dan nyeri menginhibisi gatal. Opiat yang meredakan nyeri justru meningkatkan gatal. Hubungan inhibitori antara nyeri dan gatal merupakan bukti kuat yang menegaskan bahwa gatal bukanlah suatu tipe nyeri.
INDRA KIMIAWI: Penciuman dan Pencecapan
• Olfaction (penciuman) dan gustation (pencecapan) disebut indra kimiawai karena fungsi mereka adalah untuk memantau kandungan kimia lingkungan • Penciuman • Suatu respon sistem olfaktori terhadap bahan‐bahan kimia yang ada di udara, yang ditarik dengan menghirup nafas melalui reseptor‐reseptor dalam saluran nasal. • Pencecapan • Suatu respon sistem gustatorik terhadap bahan kimia dalam larutan di rongga mulut.
•
•
• • • •
Pada manusia, peran adaptif utama indra kimiawi adalah pengenalan rasa. Akan tetapi, di banyak spesies lainnya, indra kimiawi juga berperan signifikan dalam meregulasi interaksi sosial. Para anggota banyak spesies melepaskan hormon pheromones (feromon) yaitu bahan kimia yang mempengaruhi fisiologi dan perilaku conspesifics (anggota lain dari spesies yang sama). Kemungkinan bahwa manusia melepaskan feromon seksual telah menerima cukup banyak perhatian karena potensi finansial dan rekreasionalnya, berikut beberapa contoh temuan sugestif tentang hal tersebut: Sensitivitas olfaktori perempuan paling tinggi ketika mereka sedang berovulasi atau hamil Siklus‐siklus menstrual perempuan‐perempuan yang tinggal bersama cenderung tersinkronisasi Manusia – khususnya perempuan‐ dapat menyebutkan jenis kelamin sesoeorang dari bau nafas atau bau ketiaknya Manusia dapat menilai tahap siklus seorang perempuan berdasarkan bau vaginalnya.
Ketidakmampuan Otak dan Indraindra Kimiawi
• Anosmia Ketidakmampuan untuk mencium. Penyebab neurologis paling lazim anosmia adalah pukulan di kepala yang menyebabkan displacement otak dalam tengkorak dan memotong saraf‐saraf olfaktori yang berjalan melalui cribriform plate (pelat sribriform). • Ageusia Ketidakmampuan untuk mencecap. Ageusia jarang terjadi, diduga karena sinyal‐sinyal sensori dari mulut dibawa melalui tiga jalur yang terpisah. Akan tetapi ageusia parsial yang terbatas pada dua pertiga anterior lidah di salah satu sisi, kadang‐kadang dijumpai setelah kerusakan pada telinga di sisi tubuh yang sama.
ATENSI SELEKTIF • Selective attention (atensi/ perhatian selektif) adalah suatu proses yang hanya mempersepsi secara sadar sejumlah kecil subset dari banyak stimuli yang membangkitkan organ‐organ sensori kita pada suatu saat dan mengabaikan sisanya. Atensi selektif memiliki dua ciri yaitu: • Meningkatkan persepsi terhadap stimuli yang menjadi fokusnya • Menginterferensi persepsi stimuli yang tidak menjadi fokusnya.
Atensi selektif dapat difokuskan dengan dua cara, yaitu: 1. Proses‐proses kognitif internal (atensi endogen) Diduga dimediasi oleh mekanisme‐mekanisme neural dari atas ke bawah (dari tingkat yang lebih tinggi ke tingkat yang lebih rendah) 2. Kejadian eksternal (atensi eksternal) Diduga dimediasi oleh mekanime‐mekanisme neural dari bawah ke atas (dari ringkat yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi). Salah satu karakteristik penting lain dari atensi selektif adalah Coctail‐party phenomenon (fenomenon‐pesta‐koktail) yaitu fakta bahwa ketika anda sedang memfokuskan perhatian dengan begitu intens pada sebuah percakapan sehingga anda sama sekali tidak mengetahui isi percakapan‐percakapan lain yang berlangsung di sekitar anda, disebutkannya nama anda di salah satu percakapan lain itu akan tiba‐tiba mendapatkan akses ke kesadaran anda
Change Blindness • Tidak ada ilustrasi lain yang lebih baik untuk pentingnya atensi dibanding fenomenon change blindness (kebutaan terhadap perubahan). • Change blindness dapat terjadi karena berlawanan dengan impresi kita, ketika kita melihat sebuah scene, kita sama sekali tidak memiliki ingatan akan bagian‐bagian scene yang tidak menjadi fokus perhatian kita. • Fenomenon change blindness kurang dari 0,1 detik • di antara gambar‐gambar, meskipun mereka hampir tidak menghasilkan kedipan.
Simulatanagnosia • Simultanagnosia adalah sebuah gangguan atensi, yaitu kesulitan dalam memperhatikan secara visual lebih dari satu objek pada saat yang sama. Kerusakan yang berhubungan dengan simultanagnosia biasanya bersifat bilateral.
Terima Kasih Firman Alamsyah AB, MA