Modul ke:
Psikologi Konseling Ketrampilan Empati
Fakultas
Psikologi Program Studi
Psikologi http://www.mercubuana.ac.id
Tazkia Edelia Sumedi, M.Psi
Pengantar ‘Moralitas’ (dari kata sifat Latin moralis) mempunyai arti yang pada dasarnya sama dengan ‘moral’, hanya ada nada lebih abstrak. Berbicara tentang “moralitas suatu perbuatan”, artinya segi moral suatu perbuatan atau baik buruknya perbuatan tersebut. Moralitas adalah sifat moral atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan baik dan buruk. Pengertian Etiket
Harifiah Empati
• mirip dengan simpati, akan tetapi tidak semata-mata perasaan kejiwaan saja. Empati dibarengi dengan perasaan organisme tubuh yang sangat intens/dalam.
Yang dilakukan oleh Konselor: • Konselor harus peka terhadap dilema moral yang dihadapi oleh para klien mereka dan asumsi moral serta etis yang mereka bawa ke tempat praktik mereka. Oleh karena itu, sebagai profesional yang diakui oleh masyarakat untuk mengahadapi klien yang kemungkinan besar sangat rapuh, membutuhkan, dan diduga sakit, konselor juga memiliki tanggung jawab untuk bertindak kepada klien mereka secara etis.
Kondisi Klien • . Klien mungkin membutuhkan pertolongan untuk memecahkan masalah moral yang terkandung dalam krisis atau masalah moral yang mareka bawa ke dalam konseling. Para konselor juga harus secara sensitif tanggap terhadap posisi moralnya sendiri, dan interaksinya dengan sistem nilai klien. Daerah kedua adalah berperilaku terhadap klien dengan etis dan bertanggung jawab
Bagaimana semestinya konseling yang ber empati kegiatan layanan bimbingan dapat berlangsung dengan arah yang jelas dan atas keputusan-keputusan yang berlandaskan nilai-nilai. Para pembimbing/konselor seyogianya berfikir dan bertindak atas dasar nilai-nilai, etika pribadi dan profesional, dan prosedur yang legal.
Ada empat etika yang penting dalam berempati 1. Profesional Responsibility 2. Confidentiality 3. Conveying Relevant Information to The Person In Counseling. 4. The Counselor Influence
Profesional Responsibility
Selama proses konseling berlangsung, seorang konselor harus bertanggung jawab terhadap kliennya dan dirinya sendiri
2. Confidentiality • Ada beberapa hal yang perlu penjelasan dalam etika ini, yaitu yang dinamakan previleged communication.Artinya konselor secara hukum tidak dapat dipaksa untuk membuka percakapannya dengan klien, namun untuk kasus-kasus yang dibawa ke pengadilan, hal seperti ini bisa bertentangan aturan dari etika itu sendiri. Dengan demikian tidak ada kerahasiaan yang absolute.
3. Conveying Relevant Information to The Person In Counseling • Maksudnya klien berhak mendapatkan informasi mengenai konseling yang akan mereka jalani
4. The Counselor Influence Konselor mempunyai pengaruh yang besar dalam relasi konseling, sehingga ada beberapa hal yang perlu konselor waspadai yang akan mempengaruhi proses konseling dan mengurangi efektifitas konseling.
Ada beberapa aspek dalam membahas etika konseling • • • •
Aspek kesukarelaan Aspek Kerahasiaan Aspek Keputusan Oleh Klien Sendiri Aspek Sosial Budaya
Menurut Corey • Etika dalam menggunakan tape recorder dalam proses wawancara. Beberapa konselor kadang tidak menggunakan tape recorder karena befikiran akan menimbulkan ketidakpercayaan dan ketidaknyamanan pada klien. Hasil rekaman wawancara yang dihasikan dapat membantu klien dalam menurunkan sedikit kecemasan yang dialaminya.
Proses konseling yang baik: • sebaiknya dilakukan karena kemauan klien itu sendiri, tanpa ada unsur perintah ataupun paksaan. Salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh konselor agar klien bersedia bekerjasama dengan baik dalam proses konseling yakni menghadirkan kemungkinankemungkinan kepada klien akan sesuatu yang akan dicapai dalam konseling.
Daftar Pustaka Sumber Pustaka; • Corey, G. 2009. Teori dan Praktek Konseling & Psikoterapi. PT. Refika Aditama: Bandung. Sumber lain • Wahid Suharmawan. https://eko13.wordpress.com/2012/09/17/etik a-dalam-konseling/(Parafrase
Terima Kasih Tazkia Edelia Sumedi, M.Psi