P U T U S A N Nomor: xxx/Pdt.G/2011/MS-ACEH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Mahkamah Syar’iyah Aceh yang memeriksa dan mengadili perkara Wakaf pada tingkat banding dalam persidangan Majelis Hakim telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara antara: 1. Pemerintah Republik Indonesia Cq. Gubernur Aceh Cq. Bupati Bireuen, Cq. Geuchiek Gampong Pulo Reudeup, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, alamat di Gampong Pulo Reudeup, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, semula Tergugat I sekarang Pembanding I; 2. Kepala Pemuda Gampong Pulo Reudeup, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, alamat di Gampong Pulo Reudeup, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, semula Tergugat II sekarang Pembanding II; 3. Pemerintah Republik Indonesia Cq. Menteri Agama RI Cq. Departemen Agama Aceh Cq. Departemen Agama Bireuen Cq. Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf, alamat di Kantor Urusan Agama, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, semula Turut Tergugat I sekarang Turut Terbanding I; 4. Pemerintah Republik Indonesia Cq. Badan Pertanahan Nasional Cq. Badan Pertanahan Aceh Cq. Badan Pertanahan Kabupaten Bireuen, alamat di Gampong Cot Gapu, Kecamatan Kota Juang, Kabupaten Bireuen, semula Turut Tergugat II
sekarang
Turut Terbanding II; 5. Pemerintah Republik Indonesia Cq. Menteri Agama RI Cq. Departemen Agama Aceh Cq. Departemen Agama Bireuen, alamat di Gampong Cot Gapu, Kecamatan Kota Juang, Kabupaten Halaman - 1 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
Bireuen, semula
Turut Tergugat III sekarang Turut
Terbanding III; Dalam hal ini Terbanding I/Tergugat I dan Terbanding II/Tergugat II telah memberikan kuasa khusus kepada ANWAR M.D, SH dan MUSTIWAL FITRI, SH masing-masing Advokad/Penasehat Hukum pada Kantor Hukum “ANWAR M.D, SH & ASSOCIATES” yang beralamat di Jalan Banda Aceh – Medan, Nomor 2 Lantai II, Matangglumpangdua, Meunasah Dayah, Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen, sebagaimana surat kuasa khusus tertanggal 02 Agustus 2010, yang telah didaftar pada Kepaniteraan Mahkamah Syar’iyah Bireuen di bawah Nomor : 49/D/VIII/2010, tanggal 02 Agustus 2010; M E L A W A N 1. BUSTAMI IBRAHIM, umur 40 tahun, bertindak atas nama Geuchiek Gampong Lhok Bugeng, Jabatan Geuchiek Gampong Lhok Bugeng, Kebangsaan Indonesia, Agama Islam, tempat tinggal
Gampong Lhok Bugeng, Kecamatan Jangka,
Kabupaten Bireuen; 2. ADNAN MAHMUD, umur 55 tahun, bertindak atas nama Nazir Gampong Lhok Bugeng, Jabatan Nadzir Gampong Lhok Bugeng, Kebangsaan Indonesia, Agama Islam, Tempat tinggal Gampong Lhok Bugeng, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen; 3. M. JAILANI YUSUF, umur 42, bertindak atas nama Nadzir Gampong Lhok Bugeng, Kebangsaan Indonesia, Agama Islam, tempat tinggal Gampong Lhok Bugeng, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen; 4. Tgk. MARBAWI HARUN, umur 28 tahun, bertindak atas nama Nadzir Gampong Lhok Bugeng, Kebangsaan Indonesia, Agama Islam, Tempat tinggal Gampong Lhok Bugeng, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen; Halaman - 2 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
5. Tgk. M. ZEIN bin Tgk. H. MAHMUD, umur 84 tahun, Agama Islam, pekerjaan Pensiunan, tempat tinggal
Gampong Lhok
Bugeng, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen; 6. SYARIFAH binti Tgk. H. MAHMUD, umur 82 tahun, Agama Islam, pekerjaan tani, tempat tinggal di Desa Cot Ulim, Kecamatan Jeumpa, Kabupaten Bireuen; 7. BASYARIAH binti Tgk. H. MAHMUD, umur 80 tahun, Agama Islam, pekerjaan tani, tempat tinggal
Gampong Lhok Bugeng,
Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen ; 8. DRS. H. RUSLI bin Tgk. H. MAHMUD, (meninggal dunia saat perkara ini diajukan), pekerjaan Guru, Agama Islam, tempat tinggal Desa Tualang Tengah, Kecamatan Kota Langsa, Kotamadya Langsa (telah meninggal dunia saat perkara ini diajukan dan sebelum perbaikan surat Kuasa khusus); 9. Hj. MANFARISYAH binti Tgk. H. MAHMUD, umur 70 tahun, pekerjaan Ibu rumah tangga, Agama Islam, tempat tinggal Gampong Lhok Bugeng, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen; 10. SYARBANI binti Tgk. H. MAHMUD, umur 65 tahun, Agama Islam, pekerjaan Ibu rumah tangga, tempat tinggal, Gampong Rawa Itek, Kecamatan Jambo Aye, Kabupaten Aceh Utara; 11. MAHDI bin Tgk. H. MAHMUD, umur 34 tahun, Agama Islam, pekerjaan wiraswasta, tempat tinggal
Gampong Lhok Bugeng,
Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen; 12. MARHAMI binti Tgk. H. MAHMUD, umur 38, Agama Islam, pekerjaan PNS, tempat tinggal Gampong Lhok Bugeng, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen; 13. JUMIATI binti Tgk. H. MAHMUD, umur 36 tahun, Agama Islam, pekerjaan PNS, tempat tinggal Gampong Cot Rabo Tunong, Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen; Halaman - 3 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
14. FADHIL bin Tgk. H. M. AMIN, umur 35 tahun, Agama Islam, pekerjaan Wiraswasta, tempat tinggal Gampong Seuneubok Aceh, Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen; 15. NURHAYATI binti Tgk. H. M. AMIN, umur 53 tahun, Agama Islam, pekerjaan Ibu rumah tangga, tempat tinggal Gampong Seuneubok
Aceh,
Kecamatan
Peusangan,
Kabupaten
Bireuen; 16. HADIANI binti Tgk. H. M. AMIN,umur 50 tahun, Agama Islam, pekerjaan Ibu rumah tangga, tempat tinggal Gampong Seuneubok Aceh, Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen; 17. KEMALA HAYATI binti Tgk. H. M. AMIN, umur 48 tahun, agama Islam, pekerjaan PNS/Guru, tempat tinggal Gampong Seuneubok Aceh, Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen; 18. SYUKRI bin Tgk. H. M. AMIN, umur 46 tahun, Agama Islam, pekerjaan Wiraswasta, tempat tinggal Gampong Seuneubok Aceh, Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen; 19. AZHARI bin Tgk. H. M. AMIN, umur 44 tahun, pekerjaan, Agama Islam, PNS/Guru, tempat tinggal Gampong Seuneubok Aceh, Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen; 20. ZAHARA binti Tgk. H. M. AMIN, umur 42 tahun, Agama Islam, pekerjaan BIDES,
tempat
tinggal
Gampong
Seuneubok
Aceh,
Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen; 21. H. NAZARUDDIN bin H. RAZALI, umur 35 tahun, Agama Islam, pekerjaan Jualan, tempat tinggal Gampong Keutapang, Kecamatan Bandar Raya, Kotamadya Banda Aceh; 22. NURLAILA binti H. RAZALI, umur 45 tahun, Agama Islam, pekerjaan, PNS/Guru,
tempat
tinggal
Gampong
Blang
Dalam,
Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen;
Halaman - 4 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
23. AKLIMA binti H. RAZALI, umur 43 tahun, Agama Islam, pekerjaan PNS, tempat
tinggal
Gampong
Tanjungan,
Kecamatan
Samalanga, Kabupaten Bireuen; 24. NAFSIAH binti H. RAZALI, umur 32 tahun, Agama Islam, pekerjaan Tani, tempat tinggal di Gampong Lhok Bugeng, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen; 25.
MANAWIYAH binti H. RAZALI, umur 30 tahun, Agama Islam, pekerjaan Santri, tempat tinggal di Gampong Lhok Bugeng, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen;
26. TI SUHARNI binti H. RAZALI, umur 27 tahun, Agama Islam, pekerjaan Santri, tempat tinggal di
Gampong Lhok Bugeng,
Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen; 27. ROSNIDAR binti H. RAZALI, umur 24 tahun, Agama Islam, pekerjaan eks. Siswa,
tempat tinggal di
Gampong Lhok Bugeng,
Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen; 28. SYARIBANUN binti H. RAZALI, umur 22 tahun, Agama Islam pekerjaan eks siswa,
tempat
tinggal di
Gampong Lhok Bugeng,
Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen; 29. YUSLAINI binti H. RAZALI, umur 20 tahun, pekerjaan siswa, tempat tinggal
di Gampong Lhok Bugeng, Kecamatan Jangka,
Kabupaten Bireuen; 30. HASRUL bin H. SALAM, umur 46 tahun, Agama Islam, pekerjaan Tani, tempat tinggal di Gampong Seuriget, Kecamatan Langsa Timur, Kotamadya Langsa; 31. IBRAHIM bin H. SALAM, umur 31 tahun, Agama Islam, pekerjaan Pengusaha, tempat tinggal di Gampong Seuriget, Kecamatan Langsa Timur, Kotamadya Langsa;
Halaman - 5 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
32. NAZARUDDIN bin H. SALAM, umur 29 tahun, Agama Islam, pekerjaan Jualan, tempat tinggal di Gampong Seuriget, Kecamatan Langsa Timur, Kotamadya Langsa; 33. TAJUDDIN bin H. SALAM, umur 26 tahun, Agama Islam, pekerjaan Jualan, tempat tinggal di Gampong Seuriget, Kecamatan Langsa Timur, Kotamadya Langsa; 34. SURYATI binti H. SALAM, umur 23 tahun, Agama Islam, pekerjaan Jualan, tempat tinggal di Gampong Seuriget, Kecamatan Langsa Timur, Kotamadya Langsa; 35. MUSLIM bin H. RIDWAN, umur 37 tahun, Agama Islam, pekerjaan Pengusaha, tempat tinggal di Gampong Lampeunurut, Kabupaten Aceh Besar; 36. MAHMUDI bin H. RIDWAN, umur 31 tahun, pekerjaan Wiraswasta, Agama Islam, tempat tinggal di Gampong Lhok Bugeng, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen; 37. MARLINA binti H. RIDWAN, umur 27 tahun, Agama Islam, pekerjaan Wiraswasta, tempat tinggal di
Gampong Lhok Bugeng,
Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen; 38.
MUNIR bin H. RIDWAN, umur 19 tahun, Agama Islam, pekerjaan Wiraswasta, tempat tinggal di
Gampong Lhok Bugeng,
Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen; semula
Para
Penggugat sekarang Para Terbanding; Dalam hal ini Para Pembanding/Para Penggugat, telah memberikan Kuasa Khusus kepada M. ALI AHMAD, SH. Sebagai Advokat dan JOHAN PERKASA, SH. sebagai Asisten Advokat pada Kantor Advokat “Ali & Partner’S” yang beralamat di Jl. Gajah Nomor 43 Bireuen, sesuai Surat Kuasa Khusus Nomor: 29/SK-Ag/PPH-2010/AP-Bir tertanggal 03 September 2010 yang telah didaftar pada Kepaniteraan Mahkamah Syar’iyah Bireuen di bawah Nomor: 55/D/X/2010, tanggal 12 Oktober 2010; Halaman - 6 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
1. Pemerintah Republik Indonesia Cq. Menteri Agama RI Cq. Departemen Agama Aceh Cq. Departemen Agama Bireuen Cq. Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf, alamat di Kantor Urusan Agama, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, semula Turut Tergugat I sekarang Turut Terbanding I; 2. Pemerintah Republik Indonesia Cq. Badan Pertanahan Nasional Cq. Badan Pertanahan Aceh Cq. Badan Pertanahan Kabupaten Bireuen, alamat di Gampong Cot Gapu, Kecamatan Kota Juang, Kabupaten Bireuen, semula Turut Tergugat II sekarang Turut Terbanding II; 3. Pemerintah Republik Indonesia Cq. Menteri Agama RI Cq. Departemen Agama Aceh Cq. Departemen Agama Bireuen, alamat di Gampong Cot Gapu, Kecamatan Kota Juang, Kabupaten Bireuen, semula Turut Tergugat III sekarang Turut Terbanding III; TENTANG DUDUKPERKARANYA Mengutip
segala
uraian tentang hal ini sebagaimana termuat
dalam putusan Mahkamah Syar’iyah Bireuen Nomor: 251/Pdt.G/2010/MSBir tanggal 31 Mei 2011 Miladiyah bertepatan dengan tanggal 27 Jumadil Akhir 1432 Hijriyah, yang amarnya berbunyi sebagai berikut: Dalam Eksepsi -
Menolak Eksepsi Tergugat;
Dalam Pokok Perkara 1.
Mengabulkan gugatan Penggugat sebagian;
2. Menyatakan, Tanah kosong/lapangan Bola seluas ± 8340 m² yang terletak di perbatasan Gampong/Desa Pulo Reudeup dan Gampong/Desa Lhok Bugeng, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, dengan batasbatas sebagai berikut: -
Utara berbatas dengan Jalan Desa;
-
Selatan berbatas dengan kebun Yusuf Azis/keluarga alm Budiman;
-
Timur berbatas dengan rencana Jalan;
-
Barat berbatas dengan tanah Meunasah Gampong/Desa Lhok Halaman - 7 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
Bugeng; Adalah Sah wakaf dari alm. Tgk. H. Mahmud kepada Mns (Meunasah) Gampong/Desa Lhok Bugeng, untuk fungsi kepentingan Masyarakat/ umum; 3.
Menyatakan sertifikat Hak Milik Wakaf Nomor 5 Tahun 1997 atas nama pemegang hak Nazhir Mns (Meunasah) Lhok Bugeng, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, mempunyai kekuatan hukum;
4.
Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara ini yang diperhitungkan sebesar Rp. 1,916,000. (Satu juta sembilan ratus enam belas ribu rupiah);
5.
Menolak gugatan Penggugat selain dan selebihnya;
Membaca Akta Pernyataan Banding yang dibuat oleh Wakil Panitera Mahkamah Syar’iyah Bireuen, bahwa pada hari Kamis tanggal 16 Juni 2011 para Tergugat/para Pembanding telah mengajukan permohonan
banding
terhadap putusan Mahkamah Syar’iyah Bireuen permohonan banding tersebut telah diberitahukan kepada Para Terbanding/Kuasanya tanggal 17 Juni 2011; Membaca dan memperhatikan memori banding yang diajukan oleh para Pembanding ke Kepaniteraan Mahkamah Syar’iyah Bireuen tanggal 20 Juli 2011,
memori banding tersebut telah diberitahukan kepada pihak para
Terbanding/Kuasanya pada tanggal 21 Juli 2011; Telah pula membaca relaas pemberitahuan memeriksa berkas kepada para Pembanding/Kuasanya tanggal 21 Juli 2011 dan para Terbanding/Kuasanya tanggal 20 Juli 2011, bahwa para Terbanding/Kuasanya telah datang untuk memeriksa berkas tanggal 21 April 2011 dan para Pembanding/Kuasanya tanggal 25 April 2011, dan para Turut Terbanding pada tanggal 22 Juli 2011; TENTANG HUKUMNYA Menimbang, diajukan oleh
bahwa
oleh karena permohonan banding telah
para Pembanding/para Tergugat/Kuasanya
dalam tenggang
Halaman - 8 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
waktu banding dan dengan cara sebagaimana ditentukan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku maka permohonan banding tersebut harus dinyatakan dapat diterima; Menimbang,
para
Pembanding/paraTergugat/Kuasanya
dengan
memori bandingnya pada tanggal 20 Juli 2011 mengajukan keberatan-keberatan atas putusan Mahkamah Syar’iyah Bireuen Nomor: 251/Pdt.G/2010/MS-Bir, tanggal 31 Mei 2011 sebagai berikut: 1. Bahwa Judex Factie di dalam salinan putusan pada halaman 5 pada alinea ke 2 di baca dari bawah, telah dengan nyata mengakomodir kesalahan yang diperbuat oleh para Terbanding dengan Kuasa hukumnya, yaitu dalam hal Kuasa hukum para Terbanding melakukan perbaikan surat kuasa dalam proses persidangan kali yang ke 4, sesuai dengan BAP yang tercatat dalam daftar agenda persidangan yang ada pada berkas kuasa hukum para Pembanding maka sidang kali ke 4 dilaksanakan pada tanggal 12 Oktober 2010. Namun ternyata Judex Factie telah melakukan kesalahan yang sangat besar, yaitu telah dengan sengaja bertindak memihak kepada para Terbanding untuk mengakomodir perbaikan Surat Kuasa Khusus secara keseluruhan dan telah dengan sengaja melakukan pemunduran tanggal perbaikan surat kuasa khusus tanggal 03 September 2010, pada hal pengajuan perbaikan itu pada sidang ke 4
tanggal 12 Oktober 2010.
Seharusnya demi hukum Judex Factie boleh mempertimbangkan alasan eksepsi Tergugat I dan II sekarang para Pembanding untuk menyatakan gugatan para Penggugat/para Terbanding tidak dapat diterima (N0); 2. Bahwa untuk meyakinkan Majelis Hakim Mahkamah Syar’iyah Provinsi Aceh dalam tingkat banding, berikut ini Para Pembanding kembali mengemukakan alasan eksepsi Tergugat I dan II/para Pembanding yang berkaitan dengan Surat Kuasa Khusus Penggugat-Penggugat cacat hukum, sebagaimana alasan hukum berikut dibawah ini:
Halaman - 9 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
-
Bahwa hubungan hukum antara Fadhil bin Tgk. H. M. Amin dengan kuasa hukumnya, diawali dengan surat kuasa Insidentil , dimana Fadhil bin Tgk. H. M. Amin sebelum memberikan kuasa Subtitusi kepada kuasa hukum (Advokat), telah terlebih dahulu menerima kuasa dari Nur Hayati binti Tgk. H.M. Amin, dkk (Para Prinsipal Penggugat III). Maka demi mengajukan gugatan dalam perkara ini, Fadhil bin Tgk. H. M. Amin bertindak selaku pemberi kuasa Subtitusi kepada kuasa Hukum (Advokat) yang bertindak selaku penerima kuasa Subtitusi, keadaan demikian menurut teori hukum hubungan perjanjian memberi dan menerima kuasa tidak dibenarkan, karena kapasitas Fadhil bin Tgk. H. M. Amin, ia hanya boleh bertindak mewakili orang lain yang kemudian melepaskan kuasa secara subtitusi kepada advokat sebagai penerima kuasa subtitusi. Hal tersebut dibenarkan, apabila dilakukan sesama advokat untuk mewakili kepentingan orang lain. Demikian pula, sama halnya apa yang dilakukan oleh H. Nazaruddin bin H. Razali, setelah ianya secara insidentil mewakili orang lain (Nurlaila binti H. Razali dkk/Para prinsipal Penggugat IV) kemudian H. Nazaruddin bin H. Razali melapaskan kuasa secara Subtitusi kepada advokat selaku penerima kuasa Subtitusi. Selanjutnya Hasrul bin H. Salam telah bertindak sama dengan H. Nazaruddin bin H. Razali, dimana ianya selaku penerima kuasa Insidentil dari Ibrahim bin H. Salam, dkk, kemudian melepaskan secara subtitusi kepada advokat selaku Penerima Kuasa Subtitusi. Fakta hukum yang Tergugat I dan II terangkan tersebut, telah mengakibatkan Surat Kuasa Khusus yang diterima oleh Advokat untuk kepentingan hukum Penggugat-Penggugat menjadi cacat hukum. Oleh karena itu cukup berasalan hukum, apabila Mejelis Hakim persidangan perkara ini menyatakan gugatan Penggugat tidak diterima (NO) ;
-
Bahwa terjadinya perubahan atau perbaikan Surat Kuasa Khusus oleh Penggugat-Penggugat
kepada
kuasa
hukumnya
dalam
proses
Halaman - 10 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
persidangan perkara ini, menjadi permasalahan tersendiri. Di mana setelah Tergugat I dan II membaca register gugatan perkara nomor: 251/Pdt.G/2010/MS-BIR tertanggal 9 Juli 2010 membandingkan dengan persidangan perkara yang dimulai 3 Agustus 2010, kemudian perbaikan surat kuasa terjadi pada sidang ke 4 tanggal 12 Oktober 2010. Maka telah terjadi perbaikan surat kuasa oleh Penggugat-Penggugat kepada kuasa hukumnya dalam proses persidangan, secara hukum seharusnya dengan telah terjadinya perubahan atau perbaikan surat kuasa, maka dengan sendirinya surat gugatan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan kepentingan hukum Penggugat-Penggugat dimulai dari awal, artinya seharusnya Penggugat-Penggugat melalui kuasa hukumnya dapat mencabut gugatan untuk menyesuaikan dengan perubahan atau perbaikan surat kuasa tersebut. Oleh karena itu demi hukum, Mahkamah Syar’iyah Bireuen menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima; -
Bahwa ketika terjadinya perubahan atau perbaikan surat kuasa dalam proses persidangan perkara ini, telah dengan nyata Penggugat-Penggugat tidak mengikutsertakan prinsipal Penggugat II huruf c (Drs. H. Rusli bin Tgk. H. Mahmud). Ketidak ikutsertaan Penggugat II huruf c tersebut, juga mengakibatkan surat kuasa menjadi cacat hukum, oleh karena itu segala tindakan Penggugat-Penggugat melalui kuasa hukumnya menjadi cacat, maka demi hukum gugatan Penggugat-Penggugat sangat pantas dinyatakan tidak dapat diterima;
3. Bahwa sebagaimana telah dengan nyata terurai didalam salinan Judex Factie dalam perkara a quo pada halaman 1 s/d 6 tentang uraian identitas masingmasing Penggugat, mulai angka 1 s/d 38 merupakan kesalahan yang sangat besar, yaitu Judex Factie telah bersikap melampuai batas wewenang, dengan mencantumkan identitas masing-masing Penggugat diluar daripada uraian gugatan para Penggugat/para Terbanding sehingga kesemua identitas Penggugat tersebut oleh Judex Factie disebut dengan Penggugat (saja), Halaman - 11 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
padahal Para Penggugat, dalam gugatannya telah dengan terang menulis identitas dari masing-masing kelompok Penggugat, mulai dari Penggugat I, Penggugat II, III, IV, V, dan VI, dengan maksud
untuk menerangkan
kapasitas dari masing-masing. Keadaan penyebutan identitas para Penggugat sebagaimana terurai dalam salinan putusan Judex factie, demi hukum sangatlah keliru, oleh karena itu cukup beralasan hukum putusan Judex factie Mahkamah Syar’iyah Bireuen tersebut dinyatakan cacat yuridis; 4. Bahwa selanjutnya Judex Factie telah melakukan kesalahan yang sangat fatal, yaitu kurang tepat penerapan pertimbangan hukumnya tentang alasanalasan eksepsi yang dikemukakan oleh Tergugat I dan II/Para Pembanding dalam perkara a quo. Maka berikut ini para Pembanding mengemukakan kembali alasan eksepsi tersebut sebagai berikut: Gugatan Melanggar Kompetensi Absolut. -
Bahwa
inti
permasalahan
gugatan
Penggugat-Penggugat
adalah
mengenai adanya perselisihan batas Wilayah Gampong antara Gampong Lhok Bugeng dengan
Gampong Pulo Reudeup, dimana selama ini
masyarakat Gampong Lhok Bugeng telah mengklaim tanah objek terperkara berada di dalam wilayah administrasi Gampong Lhok Bugeng sementara pada sisi lain, masyarakat Pulo Reudeup pada pemanfaatan tanah objek terperkara tersebut, maka masyarakat Gampong Pulo Ieboih dan Gampong Pulo Seuna juga ikut memanfaatkan tanah tersebut untuk berbagai kegiatan olah raga dan keagamaan. Oleh karena itu cukup beralasan hukum Mahkamah Syar’iyah Bireuen menyatakan tidak berwenang mengadili perkara ini; Penggugat II, III, IV, V, dan VI tidak mempunyai kapasitas hukum: -
Bahwa salah satu substansi gugatan Penggugat-Penggugat
adalah
mengenai Wakaf, maka secara hukum diketahui bahwa peralihan tanah milik menjadi tanah wakaf dilangsungkan di hadapan Nazir, dan secara Halaman - 12 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
hukum telah beralih segala tanggung jawab terhadap
tanah wakaf
kepada Nazir baik secara intern maupun ekstern. Hal tersebut diperkuat dengan ketentuan dalam Bab. I, tentang Ketentuan Umum Pasal 1 ayat (4) yang menjelaskan Nazir adalah kelompok orang atau badan hukum yang diserahi tugas pemeliharaan dan pengurusan benda wakaf. Selanjutnya mengenai tugas-tugas Nazir sebagaimana dimaksud dalam bagian 3, Pasal 7 tentang kewajiban dan hak-hak Nazir ayat (1) Nazir berkewajiban untuk mengurus dan mengawasi kekayaan wakaf serta hasilnya menurut ketentuan
yang diatur lebih lanjut oleh Menteri
Agama, sesuai dengan tujuan wakaf, ayat (2) Nazir diwajibkan membuat laporan secara berkala atas semua hal yang menyangkut kekayaan wakaf sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat(3) Tatacara pembuatan laporan seperti dimaksud dalam ayat (2), diatur lebih lanjut oleh Menteri Agama, selanjutnya Undang Undang No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf, Pasal 11, menegaskan Nazir mempunyai tugas: a. Melakukan pengadministrasian
harta
benda
wakaf,
b.
Mengelola
dan
mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan tujuan, fungsi dan peruntukannya, c. Mengawasi dan melindungi harta benda wakaf, d. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada Badan Wakaf Indonesia. Oleh karena itu demi hukum, Penggugat II, III, IV, V dan VI selaku ahli waris alm.Tgk. H. Mahmud tidak lagi mempunyai kepasitas untuk mengajukan gugatan perkara ini. Maka karena demikian, demi hukum gugatan Penggugat-Penggugat dinyatakan tidak dapat diterima; Subyek Tergugat-Tergugat Tidak Lengkap -
Bahwa apabila yang dimasudkan oleh Penggugat-Penggugat tentang objek perkara sebagaimana terurai di dalam angka 3 lembaran ke 5 gugatan, maka sesuai fakta hukum yang telah berlansung turun-temurun, tanah objek terperkara tersebut telah dimiliki dan dimanfaatkan dengan sebesar-besarnya oleh masyarakat 2 (dua) Gampong lainnya yaitu Halaman - 13 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
Gampong Pulo Ieboih dan Gampong Pulo Seuna. Karena keadaan demikian, maka demi hukum masyarakat atau yang mewakili Gampong Pulo Ieboih dan Gampong Pulo Seuna juga seharusnya dijadikan sebagai subjek hukum Tergugat dalam perkara ini. Oleh karena itu, cukup beralasan hukum apabila gugatan Penggugat-Penggugat dinyatakan tidak dapat diterima; 5. Bahwa Judex Factie dalam perkara a quo telah melakukan tindakan yang dapat dikatagorikan sebagai tindakan yang melampaui batas wewenang, yaitu antara lain tercermin dalam keseluruhan diktum amar putusan yang sangat berlainan dan atau bertentangan dengan dalil gugatan dan petitum gugatan Para Penggugat/Para Terbanding. Objek tanah terperkara sebagaimana terurai dalam posita gugatan Para Penggugat pada point 3, terletak di Gampong Lhok Bugeng, Kecamatan Peusangan, Kabupeten Bireuen seluas 8471 m2, yang berbatas sebelah: - Utara : Jalan, - Selatan : Tanah dr. M. Yusuf Aziz dan tanah alm. Budiman, - Barat
: Tanah Meunasah dan tanah dayah/Balai pengajian, kebun (Ismail Asyek),
- Timur : Lorong, kebun sekolah Taman Kanak-Kanak dan tanah Isa Asyek; Sedangkan dalam bagian petitum gugatan Para
Penggugat/Para
Terbanding, dengan terang terurai pada point 5 ”Menyatakan tanah objek terperkara yang terletak di Desa/Gampong Lhok Bugeng, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen seluas 8471 M, yang berbatas sebelah: - Utara
: Tanah M. Aridha M. Umar,
- Selatan : Tanah M. Syaifullah M. Umar, - Barat
: Jalan Merdeka,
- Timur
: Tanah Nurdi; Halaman - 14 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
Sementara itu dalam bagian diktum amar putusan Judex Factie pada halaman 76 bagian mengadili, point 2 dengan terang tertulis menyatakan tanah kosong/lapangan bola seluas lebih kurang 8340 m2, yang terletak di perbatasan Gampong/Desa Pulo Reudeup dan Gampong/Desa Lhok Bugeng, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, dengan batas-batas sebagai berikut: - Utara berbatas dengan Jalan Desa, - Selatan berbatas dengan kebun Yusuf Aziz/Keluarga alm.Budiman, - Timur berbatas dengan rencana Jalan, - Barat berbatas dengan tanah Menasah Gampong/Desa Lhok Bugeng; Adalah sah wakaf dari alm Tgk. H. Mahmud kepada Meunasah Gampong Lhok Bugeng untuk fungsi kepentingan masyarakat/umum; 6. Bahwa tindakan Judex
Factie dalam perkara a quo yang telah
memberanikan diri menyatakan tentang letak dan batas-batas tanah objek terperkara yang sangat berbeda jauh dengan dalil dan petitum gugatan Para Pengggugat/Para Terbanding merupakan tindakan yang sewenangwenang, jauh dari tuntunan hukum perdata dan hukum acara perdata yang berlaku. Seolah-olah Judex Factie demi keberpihakannya kepada Para Penggugat/Para Terbanding telah mengesampingkan seluruh aturan hukum tentang hukum acara perdata yang berlaku dalam memeriksa, mengadili dan memutuskan suatu perkara, Judex Factie dalam perkara a quo terkesan memaksakan kehendaknya untuk meng akomodir kepentingan (bukan kepentingan umum) untuk memenuhi selera Para Penggugat/Para Terbanding, sungguh naif dan ironi sekali; 7. Bahwa sejatinya apabila Judex Factie memutuskan perkara a quo secara fair, maka Judex Factie setelah membaca Sertifikat Hak Milik Wakaf No. 5 tahun 1997, kemudian membandingkan dengan kenyataan tanah objek perkara saat diadakannya
sidang setempat (decente), ternyata
sama sekali tidak sama dengan kenyataan di lapangan, maka demi Halaman - 15 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
hukum Judex Factie dapat memberikan pertimbangan hukum bahwa tanah objek terperkara kabur, atau ternyata Para Penggugat/Para Terbanding tidak dapat membuktikan kebenaran objek terperkara sebagaimana kehendak apa yang didalilkan dan dimohonkan oleh Para Penggugat/Para Terbanding, tidak sesuai dengan data yang terurai dalam Sertifikat Hak Milik Wakaf No. 5 Tahun 1997, dan sangat jauh berbeda dengan letak dan batas-batas tanah objek terperkara sebagaimana didalilkan dan dituntut oleh Para Penggugat/Para Terbanding. Mengapa Judex Faktie
harus memaksakan kehendak untuk menyatakan tanah
objek terperkara di luar yang digugat dan dituntut, ini jelas sebuah pelanggaran terhadap hukum acara, yang berakibat kepada tidak fair dan bermuara kepada terjadinya konflik yang berkepanjang antara dua desa yaitu Desa Pulo Reudeup dan Desa Lhok Bugeng; 8. Bahwa Judex Factie dalam perkara a quo telah salah dalam meminpin acara persidangan dalam sesi pembuktian dengan agenda pemeriksaan saksi-saksi. Judex Factie telah melarang dengan sangat keras terhadap kuasa Tergugat I dan II/para Pembanding untuk mengajukan pertanyaan kepada saksi-saksi yang diajukan oleh kuasa Para Penggugat, demikian juga sebaliknya Mejelis Hakim telah bersikap arogan dengan tidak memberikan kesempatan kepada kuasa Para Penggugat/Para Terbanding untuk mengajukan pertanyaan kepada saksi-saksi yang dihadirkan oleh kuasa hukum Tergugat I dan II/para Pembanding. Keadaan persidangan seperti yang diterapkan oleh Judex Factie dalam perkara a quo telah melanggar asas indepedensi dan keterbukaan dalam memimpin proses persidangan sehingga dengan keadaan demikian tidak membuka ruang pembuktian yang seluas-luasnya kepada para pihak yang berperkara. Maka oleh karena itu putusan dalam perkara a quo demi hukum sangat pantas disebut cacat yuridis, maka untuk itu dalam tingkat banding haruslah dibatalkan dengan mengadili sendiri menyatakan gugatan Para Halaman - 16 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
Penggugat ditolak atau setidak-tidaknya gugatan Para Penggugat dinyatakan tidak dapat diterima untuk seluruhnya; 9. Bahwa Judex factie telah salah memberikan pendapat untuk menolak alasan eksepsi Tergugat I dan II tentang Penggugat II, III, IV, V, VI tidak mempunyai kapasitas untuk mengajukan gugatan perkara a quo, mengingat mengenai wakaf telah ada Nazir wakaf yang berwenang bertindak kedalam dan keluar untuk mempertahankan, melindungi, mengambil hasil untuk kepentingan umat Islam dan sebagainya. Kesalahan pendapat/pandangan yang sangat fatal yang dibuat oleh Judex Factie untuk menolak eksepsi tersebut, telah dengan nyata terurai pada halaman 63, dari bawah ke atas baris ke 6 s/d 8 yaitu dengan redaksi ”terhadap eksepsi
para Tergugat tersebut dapat dibenarkan jika
pelaksanaan wakaf yang dilakukan alm. Tgk. H. Mahmud mempunyai kekuatan hukum dan dibenarkan secara hukum serta tidak terjadi sengketa”. Pendapat Judex Factie tersebut sungguh sangat keliru, karena dalam hal sudah ada kekuatan hukum terhadap objek wakaf, memang secara otomatis tidak ada gugatan dari siapapun alias tidak ada sengketa. Dengan demikian, demi hukum apabila ada sengketa, maka pemangku objek wakaf dalam hal ini disebut Nazir Wakaf, maka marekalah yang bertindak keluar untuk menggugat siapa? Guna mempertahankan dan melindungi objek wakaf dari kerusakan dan atau peralihan kepada orang/badan lain. Oleh karena itu justru yang berkepentingan secara hukum untuk mempertahankan objek wakaf
adalah
Nazir Wakaf
bukanlah ahli waris alm. yang mewakafkan. Sungguh naif pendapat yang terlalu sempit dan tidak berdasar telah dibuat oleh Judex Factie. Demi hukum dan keadilan, maka telah sepantasnya dalam tingkat banding, putusan Judex Factie dalam perkara a quo dinyatakan dibatalkan dengan mengadili sendiri menyatakan gugatan para Penggugat dinyatakan tidak dapat diterima; Halaman - 17 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
10. Bahwa lagi-lagi Judex Factie dalam perkara a quo membuat kesalahan besar, yaitu sebagaimana terurai pada halaman 63 dari bawah ke atas baris ke 1, tertulis Penggugat V sampai XXXII. Sesungguhnya landasan awal Judex Factie dalam memutuskan perkara a quo adalah gugatan maka didalam sebuah gugatan antara lain harus terpenuhi syarat formal, subjek Penggugat, maka apabila merujuk kepada subjek Penggugat sebagaimana tertera dalam gugatan Para Penggugat maka sama sekali tidak ditemukan penulisan identitas Penggugat V sampai XXXII, yang ada hanya Penggugat I, II, III, IV,V dan VI. Pertanyaannya darimana Judex Factie mengambil identitas Penggugat V sampai XXXII. Judex Factie dalam perkara a quo sangatlah pantas disebut melampui batas wewenang, nampak sekali keberpihakannya kepada Para Penggugat. Oleh karena itu telah sepantasnya dalam tingkat banding, putusan Judex Factie dalam perkara a quo dinyatakan dibatalkan dengan mengadili sendiri menyatakan gugatan Para Penggugat dinyatakan ditolak untuk seluruhnya atau setidak-tidaknya gugatan Para Penggugat dinyatakan tidak dapat diterima; 11. Bahwa Judex Factie telah salah dalam hal melakukan penerapan hukum dalam perkara a quo, hal ini terbukti dengan jelas sebagai terurai di dalam pertimbangan hukumnya, yaitu mengenai pertimbangan hukum Judex Factie tentang surat bukti P.1, terhadap surat bukti P.1, Judex Factie menguraikan bukti tersebut merupakan akta autentik dan mempunyai kekuatan hukum pembuktian yang sempurna, sedangkan terhadap surat bukti P.II karena dipersidangan perkara a quo, Para Penggugat tidak dapat memperlihatkan aslinya, maka Judex Factie berpendapat surat bukti tersebut hanya menjadi sumber persangkaan Hakim, namun pada bagian lain sebagaimana dengan cukup terang tertulis pada halaman 71 alinea ke 2, yang intinya ternyata disebabkan para Penggugat sama sekali tidak dapat mengajukan alat bukti Akta Halaman - 18 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
Pengganti Ikrar Wakaf tanggal 24 September 1992 No. W3/5/606/1993, maka petitum Para Penggugat pada point 3 haruslah ditolak. Dari karena keadaan demikian, maka sungguh Judex Factie telah sangat salah dalam hal mengabulkan petitum Para Penggugat setentang Sertifikat Hak Milik Wakaf Nomor: 5 tertanggal 23 Januari 1997 dinyatakan berkekuatan hukum. Pertanyaan Para Pembanding tentang hal ini: Mengapa Judex Factie telah mengabulkan petitum tentang bukti P.1, pada hal bukti P. II sebagai alas hak untuk bukti P.1 telah diabaikan oleh Judex Factie sendiri dengan sebab tidak ada aslinya? Maka dari itu Para Pembanding memandang bahwa Judex Factie telah memaksakan kehendak untuk meluluskan hasrat besar para Penggugat. Pada hal ditinjau dari segi Pembuktian surat, posisi Para sangatlah lemah; 12. Bahwa telah nyata Judex Factie membuat kekeliruan yang sangat besar yaitu dalam hal tidak memberikan pertimbangan sama sekali tentang uraian tanah objek wakaf sebagaimana tertera pada Sertifikat Hak Milik Wakaf Nomor: 5 tertanggal 23 Januari 1997 sangatlah bertentangan tanah lapang bola milik 4 Desa (Pulo Reudeup, Pulo Seuna, Lhok Bugeng dan Pulo Iboih)P, artinya mengenai letak dan batas-batas tanah objek wakaf terperkara yang di dalilkan oleh Para Penggugat sama sekali tidah ada realita dilapangan, tetapi ironi dan menyedihkan, mengapa Judex Factie dalam perkara a quo dengan gagah berani mengklaim tanah yang dilihat pada saat sidang setempat (decente) disebut sebagai tanah objek Wakaf; 13.
Bahwa disamping itu, telah nyata Judex Factie membuat kesalahan besar dalam segi penerapan hukum dalam perkara a quo, yaitu dalam hal Judex Factie tidak mempertimbangkan satu persatu alasan diterima atau ditolak petitum gugatan Para Penggugat/Para Terbanding mulai dari petitum 1 sampai dengan 13, sehingga karena keadaan demikian menyebabkan putusan Judex Factie mengalamai cacat yuridis, maka untuk itu pada tingkat Halaman - 19 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
banding haruslah dibatalkan, dengan mengadili sendiri menolak gugatan Para Penggugat untuk seluruhnya atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan Para Penggugat tidak dapat diterima; Maka berdasarkan atas segala apa yang terurai diatas, para Pembanding mohon dengan hormat sudilah kiranya Mejalis Hakim Tingkat Banding berkenan memutuskan: -
Menyatakan menerima permohonan banding dari Para Pembanding;
-
Membatalkan
putusan
Mahkamah
Syar’iyah
Bireuen
Nomor:
251/Pdt.G/2010/MS-BIR dan dengan mengadili sendiri: -
Menghukum Para Penggugat/Para Terbanding untuk membayar segala biaya yang timbul dalam perkara ini; Menimbang, bahwa Para Penggugat/Para Terbanding telah pula
mengajukan kontra memori pada tanggal 10 Agustus 2011 menjawab memori banding yang diajukan oleh Tergugat I,Tergugat II/Pembanding dengan alasanalasan sebagai berikut: 1. Putusan dalam perkara ini, dimana Mahkamah Syar’iyah Bireuen telah benar dalam pertimbangan hukum dan dalam petitum, oleh karena itu segala alasan dan pertimbangan hukum Mejelis Hakim Tingkat Pertama, merupakan satu kesatuan dijadikan alasan Terbanding dalam menjawab kontra memori banding para Pembanding; 2. Memori banding (MB) pada: Point A.1. tentang: Perbaikan surat kuasa para Penggugat/para Terbanding. -
Kontra Memori Banding (KMB): bahwa gugatan boleh dirubah oleh Penggugat atau kuasanya berdasarkan Pasal 127 Rv sejauh Tergugat belum mengajukan jawaban. Perubahan boleh dilakukan mengenai peristiwa-peristiwa yang menjadi dasar gugatan dan boleh juga merubah petitum gugatan;
-
Bahwa apalagi dalam perkara ini Majelis Hakim telah menggunakan rumusan Pasal 58 (2) UU No. 7 tahun 1989 Jo. Pasal 143 R.Bg, Jo. Halaman - 20 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
Pasal
5
(2)
UU
No.
4
tahun
1970,
sehingga
Majelis
Hakim/Pengadilan membantu para pencari keadilan dan berusaha sekeras-kerasnya mengatasi segala hambatan dan rintangan untuk tercapainya peradilan yang sederhana, cepat dan biaya ringan. Hakim aktif dalam menangani perkara merupakan anjuran undangundang, apalagi mengingat para Penggugat sebagai orang desa dan kurang faham dibidang hukum; -
Disamping itu
Majelis Hakim mempertimbangkan juga ketidak
siapan jawaban para Tergugat/para Pembanding, yang dalam perkara ini Tergugat I, II, baru mampu mengajukan jawaban atas gugatan yang tak terbantah dan lagi pula diajukan dalam waktu yang sangat lama sekali yaitu pada tanggal 14 Desember 2010; 3. MB: Point A. 2. tentang: Dalam perbaikan surat kuasa, nama: Penggugat II c (Drs. H. Rusli bin alm Tgk. H. Mahmud) tidak ikut lagi sebagai pemberi kuasa; -
KMB: bahwa Penggugat II c (Drs. H. Rusli bin Tgk. Mahmud) tidak ikut lagi sebagai pemberi kuasa, karena meninggal dunia sebelum surat kuasa diperbaiki;
4. MB: Point A. 3 tentang: Identitas Para Penggugat beda dengan gugatan; -
KMB: bahwa hal ini para Pembanding/para Tergugat bukan salah tapi agak keliru memahami, yakni: Pada putusan diberi nomor urut, bukan merubah Penggugat I menjadi Penggugat XIII. Diberi nomor urut dengan tujuan, agar pertimbangan putusan dan petitum yang telah tepat dan benar, bertambah bagus dan indah dengan adanya nomor urut yang ditambah;
5. MB pada: Point A. 4 tentang: ulangi eksepsi; -
KMB: bahwa tidak ditanggapi karena pengulangan saja;
6. MB pada: Point A. 5 tentang: Melampaui batas kewenangan, karena beda luas dan batas tanah dalam gugatan dengan alasan putusan; Halaman - 21 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
- KMB: para Pembanding jangan salah, inilah Majelis Hakim yang paling tepat dan benar, sebab menggunakan Pasal 180 R.Bg, yaitu melakukan pemeriksaan setempat (Gerechttelijk Plaatsopneming); - Tujuan Gerechttelijk Plaatsopneming, ialah: a. Untuk mengetahui secara jelas dan pasti letak dan luas serta batas tanah objek perkara; b. Untuk mengetahui secara jelas dan pasti
kuantitas dan kualitas
barang yang disengketakan; c. Untuk non-executable jika putusan inkracht nantinya ke pihak Penggugat; Makanya pada hari Majelis Hakim yang paling tepat dan benar Gerechttelijk Plaatsopneming, dari mengukur dan menggambar situasi tanah, juga hal ini para Penggugat lakukan; -
Intermezzo = selingan (o ka gura
= selingan sederhana/selingan
sebukit Bhs, Jepang), yaitu dimana pihak para Pembanding/para Tergugat di hari pemeriksaan setempat, turun ramai ke objek perkara, yang para Penggugat/para Terbanding tidak ketahui tujuannya; - Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Majelis Hakim dalam perkara ini bukan melampaui batas kewenangan, akan tetapi undang-undang memberikan kewenangan untuk melakukan pemeriksaan setempat sehingga adanya perbaikan batas dan luas objek perkara telah jelas dan pasti serta executable; 7. MB. Point A. 6 tentang: Letak dan batas objek perkara beda digugatan dengan diputusan, ini naif dan ironi sekali; - KMB: Para Pembanding jangan keliru dan bukan ironi tetapi harus mengikuti
simponi dan irama hukum dari isi Yurisprudensi MA
Nomor: 3537 K/Pdt/1984, Jo. Surat Edaran Mahkamah Agung RI, Nomor 7 Tahun 2001, Jo. Pasal 351 HIR, yaitu Gerechttelijk Plaatsopneming berfungsi untuk memperjelas objek gugatan secara Halaman - 22 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
difinitif, yang tujuan akhirnya adalah: tidak naif dan tidak ironi putusan inkracht ketika dieksekusi riil, atas permohonan Penggugat; 8. MB: Point A. 7 tentang: Pemeriksaan setempat melanggar hukum acara sebab Majelis Hakim menyatakan objek perkara diluar gugatan; -
KMB: Mengulangi hal atau inti yang sama, dalam hal ini pembanding
menganggap
terbanding tidak mengerti Bahasa
Indonesia. Bahwa untuk jawaban MB point A. 7 mohon diangkat jawaban KMB untuk point 6. A; 9. MB: Point A. 8 tentang: Tergugat tidak boleh bertanya kepada saksi Penggugat dalam persidangan; - KMB: Boleh via Majelis Hakim, jika inti dan tujuan pertanyaan tidak sama dengan yang telah ditanya oleh Majelis Hakim kepada saksi. Jika itu ke itu laksana MB ini yang berulang-ulang patut Majelis Hakim tak memberi kesempatan untuk bertanya atau MB yang berkali menerangkan; 10.
MB: Point A. 9 tentang: Eksepsi nomor 2 Tergugat/Pembanding I dan Tergugat/Pembanding II mengenai ada pihak yang tak berkapasitas sebagai Penggugat, tetapi eksepsi ditolak; - KMB: Bahwa ada dalam gugatan sebagai Penggugat adalah Nazir Gampong Lhok Bugeng; - Bahwa maksud dari pertimbangan hukum pada halaman 63 dari putusan dalam perkara ini, sudah tepat dan benar, sebab harus dipahami jika tiada sengketa, namun jika bersengketa atas dasar objek wakaf maka ahli waris pewakaf sungguh sangat punya kepentingan untuk mengajukan perkara, yang dalam hal ini atas Tergugat I dan Tergugat II (para Pembanding); - Bahwa hal ini sesuai dengan konsideran dan tujuan UU No. 41 Tahun 2004, Jo. PP No. 28 Tahun 1997, Jo. PP No. 42 tahun 2006 tentang Wakaf. Bahwa lagi pula antara Nazir Gampong Lhok Bugeng ada Halaman - 23 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
hubungan hukum yang wajib dipertanggungjawabkan oleh ahli waris, dikarenakan
perbuatan
hukum
alm.Tgk.
H.
Mahmud
telah
mewakafkan objek perkara hak miliknya penuh kepada para Penggugat/Nazir Gampong Lhok Bugeng; -
Shabru (sabar-tenang) pembanding membaca pertimbangan putusan agar tak ironi arti dan tidak naif pemahaman atas putusan yang telah tepat dan benar. Caranya: tarik nafas dalam-dalam, lepas (ulangi 3 x), konsentrasi positive thingking, Insya Allah dapat natijah yang benar untuk point no. 2 halaman 63 dari putusan dalam perkara ini;
11.
MB: Point A. 10 tentang: Dalam putusan ada identitas V sampai XXXII (= A.3). KMB: bukan merobah identitas – o ka gura akan tetapi diberikan nomor urut;
12.
MB: Point A. 11 tentang: Salah penerapan hukum atas bukti P.1 Sertifikat Hak Milik Wakaf, juga atas bukti yaitu APAIW menjadi sumber persangkaan Hakim sementara APAIW tiada aslinya; - KMB: sertifikat dibuat oleh Pejabat yang berwenang untuk itu, berdasarkan asli surat APAIW. Oleh karena itu APAIW yang asli ada pada Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Aceh Utara;
13. MB: Point A.12 tentang: Objek perkara milik 4 Desa (Pulo Seuna, Pulo Ieboih, Lhok Bugeng dan Pulo Reudeup); - KMB: Bahwa dari fakta dan data yang didapat dalam persidangan atau diluar persidangan tidak seperti para Pembanding utarakan, hal ini dapat para Terbanding utarakan sebagai berikut: a. Kades Pulo Seuna dan Kades Pulo Ieboih tidak ambil pusing dengan tanah Hak Milik Wakaf Nazir Desa Lhok Bugeng, malah kedua kades tersebut enggan dan malu menjadi saksi dalam perkara ini karena mereka tahu pasti tentang kepemilikan objek perkara;
Halaman - 24 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
b. Ada 1 (satu) saksi dari Desa Pulo Seuna yang dipaksakan sehingga saksi 3 dari para Tergugat yaitu Tgk. memberikan
keterangan
palsu
dan
M. Yusuf Daud
sumpah
palsu
pada
persidangan di Mahkamah Syar’iyah Bireuen dalam perkara ini pada tanggal 22 Pebruari 2011; c.
Konsekwensinya para Penggugat/para Terbanding ajukan pidana pada tanggal 26 Pebruari 2001 ke Polres Bireuen Sektor Jeumpa;
d. Bahwa Terbanding mendengar keterangan saksi M. Yusuf bin Daud yang intinya tidak sudi lagi memberikan keterangan yang ianya tidak mengetahui tapi disuruh untuk itu; e. Bahwa oleh karena tutur M. Yusuf bin Daud yang demikian tulus, para Terbanding luluh mendengarnya dan para Terbanding sudi menerima perdamaian yang diajukannya dan mengingat usianya yang telah uzur. Kemudian dibuat pernyataan bersalah bersumpah palsu dan memberikan keterangan palsu yang dilampirkan dalam surat M. Yusuf bin Daud yang dikirim ke Mahkamah Syar’iyah Bireuen bertanggal 01 Maret 2011, yang inti surat tersebut adalah: M. Yusuf bin Daud mencabut semua keterangan yang pernah diberikan dalam perkara Nomor: 251/Pdt.G/2010/MS-BIR (point 3) sehingga aslinya surat ini ada dalam berkas perkara atau di Mahkamah Syar’iyah Bireuen (foto copinya terlampir dalam KMB ini); f.
Jadi oleh karena itu tidak ada 1 (satu) orangpun dari Desa Pulo Seuna dan Desa Pulo Iboih yang mau bersaksi atas objek perkara milik 4 Desa, minimal ada milik Desa Pulo Seuna atau milik Desa Pulo Ieboih, sementara di dua Desa tersebut ada penduduk 2011 orang lebih;
g. Bahwa hal ini menjadi petunjuk bagi Majelis Hakim dalam memutuskan perkara ini, hanya ada 1 dan itupun palsu pula, Halaman - 25 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
disamping para Tergugat/para Terbanding tidak memiliki sepucuk suratpun yang diajukan sebagai bukti; 14. MB: Point A.13 tentang: Putusan cacat yuridis, oleh karena itu mohon dibatalkan pada tingkat Mahkamah Syar’iyah Aceh; - KMB: Putusan yang telah benar dalam pertimbangan hukumnya, yang konstruksinya dibangun diatas alat bukti yang sah serta disandarkan pada fakta dan data yang diperoleh dalam persidangan serta dibarengi oleh petunjuk dan persangkaan positive thingking maka putusan tersebut merupakan mahkota bagi seorang hakim sehingga siapapun yang membacanya akan berkata: mohon maaf untuk membatalkannya, atau sorry ya karena wajib saya benarkan putusan ini sebab tepat yuridisnya serta tiada cacat yuridis; Menimbang, bahwa Mahkamah Syar’iyah Aceh setelah mempelajari dengan seksama berkas perkara a quo, berpendapat bahwa atas dasar apa yang telah dipertimbangkan Judex factie pada tingkat pertama dalam memutuskan perkara sebagaimana tercantum dalam putusannya Nomor: 251/Pdt.G/2010/MSBir, tanggal 31 Mei 2011 Miladiyah, bertepatan dengan tanggal 20 Jumadil Akhir 1432 Hijriyah, dalam hal yang sudah benar dan memenuhi syarat serta ketentuan hukum yang berlaku maka pertimbangan tersebut sepenuhnya dapat disetujui untuk dijadikan sebagai pertimbangan dan pendapat
Mahkamah
Syar’iyah Aceh sendiri; Dalam Eksepsi Menimbang, Syar’iyah
Aceh
bahwa
sebelum
mempertimbangkan
Majelis
tentang
Hakim
Mahkamah
keberatan-keberatan
para
Pembanding/para Tergugat dalam memori bandingnya mengenai kualitas ahli waris alm Tgk. H. Mahmud sebagai pihak dalam perkara a quo sesuai Penjelasan Umum Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 angka 3 bahwa prinsip Undang Undang Nomor 41 Tahun 2004 yang tidak memisahkan antara Wakaf ahli yang pengelolaan dan pemanfaatan harta benda wakaf terbatas untuk Halaman - 26 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
kaum kerabat (ahli waris) dengan Wakaf khairi yang dimaksudkan untuk kepentingan masyarakat umum sesuai dengan tujuan dan fungsi wakaf; Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P. 2 tanah terperkara berupa tanah wakaf yang berasal dari Tgk. H. Mahmud untuk kepentingan Mns (Meunasah) masyarakat Gampong Lhok Bugeng artinya sesuai peruntukannya untuk kepentingan keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan masyarakat umum menurut prinsip-prinsip Syari’at Islam; Menimbang, bahwa keikutsertaan para ahli waris alm Tgk. H. Mahmud
sebagai
pihak
dalam
perkara
a
quo
dimungkinkan
untuk
mempertahankan dan mengembangkan harta terperkara sesuai amanat Wakif berdasarkan ketentuan Pasal 6 ayat (2) dan ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006; Menimbang, bahwa eksepsi yang telah dipertimbangkan oleh Judex factie tidak bertentangan dengan hukum
dan telah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku sepenuhnya dapat disetujui dan sebagai pertimbangan Mahkamah Syar’iyah Aceh sendiri; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, Majelis Hakim Mahkamah Syar’iyah Aceh
berpendapat bahwa keberatan-
keberatan para Pembanding/para Tergugat dalam memori bandingnya tidak beralasan hukum karenanya eksepsi dalam perkara a quo harus ditolak; Dalam Pokok Perkara Menimbang, bahwa apa yang telah dipertimbangkan dalam eksepsi merupakan rangkaian tidak terpisahkan dengan pokok perkara, dengan demikian tidak perlu diulang kembali dan dapat dijadikan pertimbangan dalam pokok perkara; Menimbang, bahwa Mahkamah Syar’iyah Aceh berpendapat bahwa atas dasar apa yang telah dipertimbangkan Judex factie tingkat pertama dalam memutuskan perkara sebagaimana tercantum dalam putusannya Nomor: 251/Pdt.G/2010/MS Bir tanggal 31 Mei 2011 Miladiyah bertepatan dengan Halaman - 27 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
tanggal 27 Jumadil Akhir 1432 Hijriyah menyangkut tentang pokok perkara mengenai apa yang telah dipertimbangkan dan diputuskan sudah benar dan memenuhi syarat serta ketentuan hukum maka pertimbangan tersebut sepenuhnya dapat dijadikan sebagai pertimbangan dan pendapat Mahkamah Syar’iyah Aceh sendiri; Menimbang, bahwa Mahkamah Syar’iyah Aceh tidak sependapat dengan Majelis Hakim Tingkat Pertama atas penilaiannya terhadap bukti P. 2 sebagaimana dinyatakan pada pertimbangan hukumnya halaman, 69 bahwa sebagai alat bukti Akta Sepihak walaupun telah memenuhi syarat formil dan materil sebagai Akta Pengakuan Sepihak (APS) oleh karena Penggugat (para Penggugat) tidak memperlihatkan aslinya di persidangan
sehingga Majelis
Hakim hanya menilai alat bukti P. 2 tertanggal 6 Juli 1962 tersebut sebagai persangkaan Hakim akan tetapi tidak dipertimbangkan lebih lanjut untuk menolak atau mengabulkan petitum surat gugatan para Penggugat/para Terbanding pada angka 3, halmana bertentangan dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung Nomor: 1498 K/Pdt/2006 tanggal 23 Januari 2008 bahwa dalam keadaan tertentu foto copy dari foto copy dapat diterima sebagai bukti; Menimbang, bahwa sesuai Yurisprudensi Nomor: 1498 K/Pdt/ 2006 tersebut maka bukti P. 2 sebagai Akta Pengakuan Sepihak (APS) merujuk pada ketentuan Pasal 1875 KUH Perdata dianggap sebagai Akta Bawah Tangan (ABT) sehingga pada bukti P. 2 tersebut memiliki nilai kekuatan pembuktian sempurna dan mengikat (volledig en bindende bewijskracht) yang dijadikan dasar oleh Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf/Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Peusangan (sekarang setelah dimekarkan menjadi Kecamatan Jangka) menerbitkan Akta Pengganti Ikrar Wakaf tanggal 24 September 1992 Nomor: W 3/5/606/1993 karena Wakif (orang yang mewakafkan sudah meninggal dunia) dengan susunan Nadzir: 1. Ketua: Tgk. Budiman Ali, 2. Wakil: Muhammad Ismail, 3. Sekretaris: M. Ali Mahmud, 4. Bendahara: Adnan Mahmud, 5. Anggota: M. Jailani Yusuf; Halaman - 28 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
Menimbang, bahwa oleh karena mana Akta Pengganti Ikrar Wakaf yang diterbitkan oleh Pejabat Pemuat Akta Ikrar Wakaf, Nomor: W 3/5/606/1993 tenggal 24 September 1992 menurut hukum adalah sah; Menimbang, bahwa Akta Pengganti Ikrar Wakaf tersebut telah dijadikan dasar pula oleh Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Aceh Utara (sekarang setelah dimekarkan menjadi Kabupaten Bireuen) menerbitkan Sertifikat Hak Milik Nomor 5 Wakaf Tahun 1997, sesuai ketentuan Pasal 31 Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006; Menimbang,
bahwa
berdasarkan
petimbangan
tersebut
Mahkamah Syar’iyah Aceh berpendapat bahwa petitum surat gugatan para Penggugat/para Terbanding yang memohon agar Akta Penganti Akta Ikrar Wakaf tanggal 24 September 1992 Nomor: W 3/5/606/1993 dinyatakan mempunyai kekuatan hukum dapat dikabulkan; Menimbang, bahwa Mahkamah Syar’iyah Aceh tidak sependapat dengan putusan Hakim Tingkat Pertama yang telah melaksanakan pemeriksaan setempat (decente) atas tanah yang sudah bersertifikat telah melampaui batas kewenangan dengan melakukan pengukuran atas obyek tanah terperkara sebab pengukuran atas tanah merupakan wewenang Badan Pertanahan Nasional maka sesuai ketentuan Pasal 284 R.Bg bahwa hasil pemeriksaan setempat tidak termasuk alat bukti; Menimbang, bahwa oleh karena objek tanah terperkara telah memiliki sertifikat (bukti P. 1) berupa: Sertifikat Hak Milik Wakaf Nomor 5 Tahun 1997 seluas 8471 m2 (Delapan ribu empat ratus tujuh puluh satu meter persegi) atas nama pemegang Hak Nadzir Mns (Meunasah) Desa/Gampong Lhok Bugeng, Kecamatan Jangka (dahulu Kecamatan Peusangan), Kabupaten Bireun (dahulu Kabupaten Aceh Utara), Mahkamah Syar’iyah Aceh dipandang perlu menetapkan baik batas maupun luas tanah terperkara kecuali
terjadi
perubahan atas kepemilikan disekitar tanah terperkara sehingga dapat terjadi perubahan para pemilik baru saat dilakukan pemeriksaan setempat; Halaman - 29 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
Menimbang, bahwa Majelis Hakim Tingkat Pertama tidak cermat dan kurang dalam memberikan pertimbangan hukumnya bahwa para Tergugat/para Pembanding dinyatakan tidak terbukti menguasai atau hendak menguasai tanah terperkara padahal secara nyata para Tergugat/para Pembanding telah menggunakan atau memanfaatkan sebagai lapangan bola kaki maupun kegiatan keagamaan baik sendiri-sendiri atau bersama-sama dengan masyarakat gampong lainnya dan tidak bersedia menyerahkan tanah terperkara kepada Nadzir yang telah menerima Wakaf dari alm Tgk. H. Mahmud merupakan perbuatan melawan hukum; Menimbang, bahwa mengenai posisi atau letak keberadaan tanah terperkara apakah berada diwilayah administrasi Gampong Lhok Bugeng atau diwilayah administrasi Gampong Pulo Reudeup tidak mengurangi keabsahan bagi seorang Wakif (pihak yang mewakafkan harta benda miliknya) untuk mewakafkan harta benda/tanah miliknya kepada Nadzir (perseorangan, organisasi, atau badan hukum) dimana salah seorang nadzir harus bertempat tinggal di Kecamatan tempat benda wakaf berada, sesuai ketentuan Pasal 4 ayat (6) Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006; Menimbang, bahwa alm Tgk. H. Mahmud telah mewakafkan atas sebidang tanah dan telah disertifikatkan (bukti P. 1) kepada Nadzir perseorangan yang telah ditunjuk olehnya sendiri terdiri atas: 1. Ketua: Tgk. Budiman Ali, 2. Wakil: Muhammad Ismail, 3. Sekretaris: M. Ali Mahmud, 4. Bendahara: Adnan Mahmud, (Penggugat II), 5. Anggota: M. Jailani Yusuf (Penggugat III); Menimbang, bahwa fakta yang terungkap dipersidangan nadzir harta benda wakaf atau tanah terperkara dimaksud semuanya bertempat tinggal di Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen; Menimbang, bahwa oleh karena itu segala kegiatan apapun yang dilakukan oleh siapapun tanpa mendapat persetujuan dari Nadzir yang telah menerima amanat atas tanah terperkara dari alm Tgk. H. Mahmud adalah dapat dikatagorikan sebagai perbuatan melawan hukum; Halaman - 30 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
Menimbang, bahwa dengan demikian para Pembanding/Tergugat I, dan Tergugat II yang tidak bersedia menyerahkan obyek tanah terperkara kepada Nadzirnya dapat dikatagorikan sebagai menguasai atau hendak menguasai tanah terperkara yang secara nyata-nyata bukan haknya adalah perbuatan melawan hukum; Menimbang, bahwa dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa permohonan para Penggugat/para Terbanding pada petitum angka 6 surat gugatannya agar perbuatan Tergugat I, dan Tergugat II yang menguasai atau hendak menguasai tanah terperkara yang bukan haknya merupakan perbuatan melawan hukum dapat dikabulkan; Menimbang, bahwa dengan demikian petitum surat gugatan para Penggugat/para Terbanding angka 7 agar menghukum Tergugat I, dan Tergugat II untuk menyerahkan obyek tanah terperkara kepada para Penggugat/para Terbanding atau Nadzir tanah Wakaf Mns (Meunasah) Gampong Lhok Bugeng, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, secara bebas tanpa ikatan hukum dengan pihak manapun dapat dikabulkan; Menimbang, bahwa petitum surat gugatan para Penggugat/para Terbanding angka 8 agar menghukum Turut Tergugat I, Turut Tergugat II, dan Turut Tergugat III bertanggung jawab dalam hal penyerahan obyek tanah terperkara kepada para Penggugat/para Terbanding secara bebas tanpa ikatan hukum dengan pihak manapun karena bertentangan dengan hukum harus ditolak; Menimbang, bahwa petitum surat gugatan para Penggugat/para Terbanding angka 9 agar menghukum Tergugat I, dan Tergugat II untuk membuat permohonan permintaan maaf kepada para Penggugat pada 1 (satu) surat kabar harian Serambi Indonesia dan pada 1 (satu) surat kabar harian Waspada seluas satu halaman penuh selama 3 (tiga) hari berturut-turut, tidak terbukti pemanfaatan tanah terpekara untuk kepentingan pribadi dan wakaf
Halaman - 31 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
diperuntukkan bagi kepentingan masyarakat/umum sesuai prinsip Syariah maka tuntutan demikian harus ditolak; Menimbang, bahwa Mahkamah Syar’iyah tidak melakukan sita jaminan dan Mahkamah Syar’iyah Aceh tidak melihat adanya alasan para Tergugat/para Pembanding memindah tangankan tanah terperkara maka tuntutan demikian harus ditolak; Menimbang, bahwa petitum surat gugatan para Penggugat/para Terbanding angka 11 agar menghukum para Tergugat/para Pembanding dan para Turut Tergugat/para Turut Terbanding untuk tunduk dan patuh atas putusan perkara ini dapat dikabulkan; Menimbang, bahwa oleh karena pihak para Tergugat/para Pembanding merupakan pihak yang kalah maka sesuai dengan ketentuan Pasal 192 R.Bg. kepada mereka dibebankan untuk membayar biaya perkara pada kedua tingkatan dan untuk tingkat banding diperhitungkan sebesar Rp. 150,000. (Seratus lima puluh ribu rupiah); Dengan mengingat pada segala peraturan yang perundang-undangan yang berlaku dan dalil Syar’i yang berkaitan dengan perkara ini; M E N G A D I L I Menerima permohonan banding para Pembanding; Membatalkan, putusan Mahkamah Syar’iyah Bireuen Nomor:251/Pdt.G/2010/ MS Bir, tanggal 31 Mei 2011 Miladiyah bertepatan dengan tanggal 27 Jumadil Akhir 1432 Hijriyah; DENNGAN MENGADILI SENDIRI: Dalam Eksepsi: - Menolak Eksepsi para Pembanding/para Tergugat; Dalam Pokok Perkara: 1. Mengabulkan gugatan para Penggugat/para Terbanding untuk sebagian; 2. Menetapkan, sah wakaf tanah objek perkara milik Tgk. H. Mahmud kepada Meunasah Gampong/Desa Lhok
Bugeng, Kecamatan Jangka,
Halaman - 32 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
Kabupaten Bireuen; 3. Menetapkan, Akta Pengganti Ikrar Wakaf tertanggal 24 September 1992, Nomor: W.3/5/606/1993 berdasarkan
“Surat Keterangan Wakaf“
tertanggal 6 Juli 1962 mempunyai kekuatan hukum; 4. Menetapkan, Sertifikat Hak Milik Nomor: 5 Tahun 1997, tanggal 23 Januari 1997 atas nama
pemegang hak Nadzir Mns (Meunasah)
Gampong/ Desa Lhok Bugeng, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, mempunyai kekuatan hukum; 5. Menetapkan, tanah objek terperkara yang terletak di
Gampong/Desa
Lhok Bugeng, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, seluas 8471 m2 (meter persegi) dengan batas-batas sebagai berikut: - Sebelah Utara
: Jalan Desa;
- Sebelah Selatan
: kebun Yusuf Aziz/Keluarga alm.
- Sebelah Timur
: rencana Jalan;
- Sebelah Barat adalah tanah
Budiman;
: Meunasah Gampong/Desa Lhok Bugeng; wakaf dari alm Tgk. H. Mahmud kepada Meunasah
Gampong/Desa Lhok Bugeng, Kecamatan Jangka, Kabupeten Bireuen; 6. Menyatakan, perbuatan Pembanding I/Tergugat I dan Pembanding II/Tergugat II atau siapa saja selain dari Nadzir yang menguasai atau hendak
menguasai tanah obyek terperkara merupakan perbuatan
melawan hukum; 7. Menghukum
Pembanding I/Tergugat I dan
Pembanding II/Tergugat
II untuk menyerahkan tanah terperkara kepada Para Terbanding/Para Penggugat
secara bebas dan tanpa ikatan hukum dengan pihak
manapun; 8.
Menghukum Pembanding I/Tergugat I dan Pembanding II/Tergugat II serta para Turut Terbanding untuk tunduk dan patuh atas putusan perkara ini;
9. Menolak gugatan para Penggugat untuk selain dan selebihnya; Halaman - 33 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
10.
Menghukum para Tergugat untuk membayar biaya perkara ini yang diperhitungkan sebesar Rp. 1,916,000. (Satu juta sembilan ratus enam belas ribu rupiah); Menghukum para Pembanding untuk membayar biaya perkara pada tingkat banding sebesar Rp. 150,000. (Seratus lima puluh ribu rupiah ); Demikianlah, diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis
Hakim Mahkamah Syar’iyah Aceh pada Kamis tanggal 10 November 2011 Miladiyah bertepatan dengan tanggal 14 Zulhijjah 1432 Hijriyah, oleh kami Drs. H. Abd. Mannan Hasyim, S.H., M.H. Hakim Tinggi Mahkamah Syar’iyah Aceh yang ditunjuk sebagai Hakim Ketua Majelis, Drs. Ridhuan Santoso dan Drs. A. Mu’thi, M.H., masing-masing sebagai Hakim Anggota berdasarkan Surat Penetapan Ketua Mahkamah Syar’iyah Aceh Nomor: 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH, tanggal 22 Agustus 2011 dan diucapkan pada hari itu juga dalam sidang terbuka untuk oleh Ketua Majelis yang didampingi para Hakim Anggota tersebut, dan dibantu oleh Drs. Hasanuddin Abbas sebagai Panitera Pengganti tanpa dihadiri pihak-pihak yang berperkara;
Hakim-Hakim Anggota D.t.o Drs. Ridhuan Santoso
Ketua Majelis D.t.o Drs.H. Abd. Mannan Hasyim,S.H.,M.H.
D.t.o Drs. A. Mu’thi, M.H. Panitera Pengganti D.t.o Drs. Hasanuddin Abbas
Halaman - 34 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
Perincian Biaya Perkara: 1. Biaya Redaksi ………………………..
Rp.
5,000.
2. Biaya Meterai …………………………
Rp.
6,000.
3. Biaya Leges …………………………..
Rp.
6,000.
4. Biaya Proses ………………………….
Rp. 134,000.
J u m l a h ……………….
Rp. 150,000.
----------------------------- Seratus lima puluh ribu rupiah --------------------------
Banda Aceh, 30 Desember 2011 Untuk salinan yang sama bunyinya PANITERA MAHKAMAH SYAR’IYAH ACEH dto Drs. H. SYAMSIKAR
Halaman - 35 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH