MENGEMBANGKAN PROPOSAL PENELITIAN PENDIDIKAN MATEMATIKA YANG BERMUTU
Utari Sumarmo Pascasarjana Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi dan UPI 2015 1
A. Judul Proposal a) Judul harus singkat, jelas, dan dirumuskan dalam frasa yang menarik perhatian pembaca b) Judul memuat doing math atau kemampuan matematis tertentiu, aspek afektif tertentu (keduanya yang esensial untuk peserta didik pada jenjang pendidikan tertentu), tentang pendekatan pembelajaran tertentu, dan subyek jenjang sekolah tertentu 2 2
c) Beberapa contoh kemampuan matematis yang dapat dikembangkan antara lain: pemahaman, komunikasi, dan koneksi matematis (tingkat tinggi); penalaran, pemecahan masalah, representasi, berpikir kritis dan kreatif matematis, daya matematik, berpikir reflektif matematis, berpikir intuitif matematis, kemampuan spasial matematik, mathematical modeling , kemampuan membuktikan. 3 3
d) Beberapa aspek afektif yg dapat dikembangkan antara lain: disposisi matematis, konsep diri (self concept), kemampuan diri (self efficacy), kerpercayaan diri (self esteem), kemandirian belajar (SRL/ self regulated learning, self directed learning), kebiasaan berfikir (habit of mind), disposisi berfikir logis, kritis dan kreatif, reflektif, emotional intelegence, self motivation, motif berprestasi (achievement motive), motivasi belajar, kecemasan terhadap matematik 4
4
e) Beberapa pendekatan pembelajaran yang dikembangkan antara lain: pembelajaran berbasis masalah (PBM), pembelajaran kontekstual; induktif-deduktif, langsung-tak langsung, metakognitif, inkuiri, diskursif, penemuan; pembel berbasis teori APOS, pembelajaran berbasis metode Moore, IMPROVE, transactional teaching and learning, metaphorical thinking, pembelajaran dg menggunakan ICT antara lain: software Cabri, software Cinderella, software Autograph; berbagai strategi belajar kooperatif. 5
5
Contoh judul: 1. Perbandingan Hasil Belajar Matematika antara Siswa yang Belajar dengan Kooperatif tipe STAD dan yang Belajar dengan Kooperatif tipe JIGSAW Analisis: a) Judul tidak singkat, ada kata yang diulang yaitu: “belajar dengan kooperatif tipe”. b) Memuat istilah perbandingan. Pada hakekatnya setiap penelitian berdisain eksperimen sudah memuat kegiatan 6 membandingkan. 6
c) Memuat istilah hasil belajar. Istilah hasil belajar terlalu umum dan tidak operasional dan tidak jelas kemampuan matematik yang akan diukur. d) Sudah memuat perlakuan bahkan dua macam yaitu belajar dengan kooperatif tipe STAD dan tipe JIGSAW. Implikasinya harus menyusun dua macam bahan ajar yang sesuai untuk perlakuan yang bersangkutan. Ini akan menyita waktu persiapan penelitian, yang dapat mengakibatkan kurang baiknya kualitas bahan ajar. 7
7
e) Dalam istilah belajar kooperatif tipe STAD atau tipe JIGSAW, tidak jelas petunjuk untuk menyusun bahan ajar karena tidak ada pendekatan atau metode pembelajarannya. f) Sudah memuat subyek sampel yaitu siswa. Namun tidak jelas jenjang sekolahnya, apakah siswa dari SD sampai SMA? Alternatif judul yang disarankan: 1. Pendekatan kontekstual untuk meningkatkan kemampuan pemahaman dan komunikasi matematik, dan kepercayaan diri siswa SMP 8
8
Alternatif judul lainnya: 2. Pembelajaran berbasis masalah disertai dengan belajar kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematik dan habit of minds siswa SMA 3. Pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan disposisi matematik siswa SMA 4. Meningkatkan kemampuan dan disposisi berpikir kritis matematik siswa SMA melalui 9 pendekatan IMPROVE 9
2. Pendahuluan proposal penelitian 1) Latar belakang a) Memuat rasional pentingnya varabel penelitian (kognitif, afektif, dan pembelajaran) yang akan diteliti secara singkat dan disertai sumber yang relevan . b) Informasi dalam latar belakang akan dijadikan rujukan/pedoman dan dibahas dalam uraian selanjutnya. Pilih informasi yang benar-benar berkaitan dengan variabel yang akan diteliti.
10 10
c) Uraikan secara singkat keterkaitan antara variabel yang akan diteliti. d) Memuat uraian singkat hasil penelitian yang relevan baik berhasil atau yang kurang berhasil disertai dengan sumber yang relevan (usahakan dari sumber pertama) e) Susun uraian secara sistimatis dan komprehensif, tidak berulang-ulang. Hati-hati menggunakan kata sambung dan atur panjang paragraf (tidak terlalu pendek/ panjang), disertai sumber utama yang 11 relevan 11
f) Uraian dalam latar belakang benar-benar memberi rasional dilakukannya penelitian dengan judul yang dimaksud atau masalah yang akan diteliti. Tidak terkesan judul atau masalah muncul tiba-tiba. g) Susun uraian secara sistimatis dan komprehensif, tidak berulang-ulang. Hatihati menggunakan kata sambung dan atur panjang paragraf (tidak terlalu pendek/ panjang). 12 12
2. Rumusan masalah a) Rumuskan dengan singkat dan jelas dan dapat diukur (jelas alat ukurnya) dan jelas pengujiannya b) Rumusan dalam bentuk pertanyaan sebaiknya memihak sesuai dengan prediksi teoritis. Contoh rumusan masalah: 1. Apakah pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kemampuan pemahaman matematik siswa? Analisis: Peneliti seolah-olah tidak paham kelebihan 13 atau keunggulan pembelajaran kontekstual. 13
Contoh rumusan masalah: 3. Apakah kemampuan pemahaman matematik siswa yang mendapat pembelajaran kontekstual lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran biasa? Analisis: Yang dibandingkan adalah kemampuan dengan siswa 4. Apakah kemampuan pemahaman matematik siswa yang mendapat pembelajaran kontekstual lebih baik daripada kemampuan pemahaman matematik siswa yang mendapat pembelajaran biasa? 14 Analisis:Rumusan terlalu panjang 14
5. Apakah kemampuan pemahaman matematik siswa yang mendapat pembelajaran kontekstual lebih baik daripada kemampuan siswa yang mendapat pembelajaran biasa? Analisis: Rumusan masalah memadai Contoh rumusan masalah (yang lengkap) 1. Apakah pencapaian dan peningkatan kemampu-an komunikasi matematik siswa yang mendapat pembelajaran kontekstual lebih baik daripada yang mendapat pembel biasa, ditinjau secara: a) keseluruhan dan b) 15 berdasarkan KAM
2. Apakah pencapaian dan peningkatan kemampuan berpikir kritis matematik siswa yang mendapat pembelajaran kontekstual lebih baik daripada yang mendapat pembelajaran biasa, ditinjau secara: a) keseluruhan dan b) berdasarkan KAM 2. Apakah disposisi matematik siswa yang mendapat pembelajaran kontekstual lebih baik daripada yang mendapat pembelajaran biasa, ditinjau secara: a) keseluruhan dan b) berdasarkan KAM 16 16
4) Adakah asosiasi antara: a) kemampuan komunikasi matematik dan kemampuan berpikir kritis matematik; b) kemampuan komunikasi matematik dan disposisi matematik; c) kemampuan berpikir kritis matematik dan disposisi matematik 5) Bagaimana gambaran kegiatan belajar siswa selama pembelajaran kontekstual dan kesulitan apa yang dialami dalam menyelesaikan soalsoal komunikasi matematik dan berpikir kritis matematik. 17 17
Catatan: 1) Lama penelitian hendaknya jangan terlalu pendek, tetapi misalnya 2 bulan (termasuk untuk pre-tes dan postes) dengan materi matematika cukup luas 2) Tes disusun untuk tiap kemampuan dan dengan banyaknya butir tes dan lama waktu tes yang memadai , didasarkan pada definisi operasional dan kisi-kisi tes 3) Dalam analisis tes uji coba (anates) diawali dengan penyusunan pedoman penskoran tes masing-masing (berdasarkan langkah-langkah pengerjaan dalam alternatif jawaban). 18
18
Catatan: 4) Dalam rumusan masalah pencapaian dan peningkatan kemampuan dalam satu nomor. Dalam rumusan hipotesis harus ditulis sendirisendiri 6) Kalau akan melibatkan kemampuan awal matematik siswa, sebaiknya instrumen disusun sendiri oleh peneliti berkaitan dengan materi prasyarat dari materi penelitian Pengelompokan KAM didasarkan pada aturan patokan (misalnya KAM tinggi : x > 70% SI ; KAM sedang: 60% SI < x < 70% SI; dan KAM rendah : x < 60% SI) Kriteria yang sama untuk perhitungan asosiasi 19 antar variabel. 19
3. Tujuan penelitian a) Rumuskan dengan jelas sesuai dengan rumusan masalah b) Tidak sekadar untuk mengetahui saja Contoh tujuan penelitian • Menelaah peranan pembelajaran kontekstual terhadap pencapaian dan peningkatan kemampuan komunikasi matematik siswa SMP • Menelaah kesulitan atau jenis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal komunikasi matematik 20
4. Manfaat penelitian a) Uraikan manfaat yang akan diperoleh untuk berbagai pihak misalnya untuk siswa, guru sekolah, dan peneliti b) Tidak sekadar untuk menambah wawasan Contoh manfaat penelitian Untuk Siswa a) Belajar mengembangkan kemampuan komunikasi matematik melalui pembelajaran kontekstual. b) Menelaah kekurangan/kekuatan siswa dalam menyelesaikan soal komunikasi matematik dan upaya memperbaikinya 21
5. Definisi operasional a) Rumuskan definisi operasional tiap variabel yang terlibat secara singkat, jelas, terukur dan menjadi panduan dalam menyusun instrumen dan bahan ajar sesuai perlakuan yang diberikan. b) Diturunkan dari uaraian dalam Bab II, namun tidak memuat nama pakar yang dirujuk. c) Pilih indikator variabel yang didefinisikan sesuai dengan jenjang sekolah subyek sampel
22
Contoh rumusan definisi operasional 1. Kemampuan pemahaman matematik dalam penelitian ini adalah kemampuan yang penting dimiliki siswa karena akan membantu dalam menyelesaikan soal. Analisis: • Definisi operasional berlaku hanya dalam penelitian yang akan atau sedang dilaksanakan. Jadi kata-kata dalam penelitian ini tidak perlu dicantumkan. • Pernyataan di atas memang benar. Namun, definisi tersebut tidak memuat indikator pemahaman matematik yang jelas sehingga 23 tidak dapat disusun alat ukurnya (tes). 23
Alternatif definisi operasional: Kemampuan pemahaman matematik adalah kemampuan yang meliputi: a) Menerapkan konsep, prinsip, dan atau rumus matematika dalam soal matematika disertai alasannya. b) Melakukan intrapolasi dan ekstrapolasi c) Menginterpretasi suatu pernyataan matematika Analisis: Definisi tersebut sudah memuat indikator yang jelas sehingga dapat disusun butir tesnya. 24
24
Contoh rumusan definisi operasional 2. Kemampuan pemecahan masalah matematik adalah kemampuan yang meliputi: a) memahami masalah: mengidentifikasi unsur yang diketahui, unsur yang ditanyakan, kecukupan unsur, menyususn model matematika masalah. b) Memilih strategi yang sesuai c) Melaksanakan strategi (menyelesaikan model matematika, atau mengelaborasi) dan memeriksa kebenaran tiap langkahnya d) Memeriksa kebenaran solusi disesuaikan dengan masalah awal. 25
25
6. Hipotesis • Rumuskan hipotesis sesuai dengan teori dan rasional keunggulan variabel yang terlibat serta estimasi berdasarkan hasil penelitian yang relevan • Sebaiknya hipotesis penelitian bukan hipotesis nol (Tidak ada perbedaan ........) Contoh hipotesis nol yang kurang baik: 1. Tidak ada perbedaan antara kemampuan pemecahan masalah matematik siswa yang mendapat pembelajaran berbasis masalah dan yang mendapat pembelajaran biasa.
26 26
Analisis Hipotesis • Seolah-olah peneliti tidak memahami keunggulan pembelajaran berbasis masalah dari pembelajaran biasa (ekspositori) • Sebaiknya hipotesis penelitian bukan hipotesis nol (Tidak ada perbedaan ........) tetapi memihak sesuai prediksi teori Alternatif hipotesis yang lebih sesuai: Kemampuan pemecahan masalah matematik siswa yang mendapat pembelajaran berbasis masalah lebih baik daripada yang mendapat pembelajaran ekspositori
27 27
Analisis Hipotesis • Seolah-olah peneliti tidak memahami keunggulan pembelajaran berbasis masalah dari pembelajaran biasa (ekspositori) • Sebaiknya hipotesis penelitian bukan hipotesis nol (Tidak ada perbedaan ........) tetapi memihak sesuai prediksi teori Alternatif hipotesis yang lebih sesuai: Kemampuan pemecahan masalah matematik siswa yang mendapat pembelajaran berbasis masalah lebih baik daripada yang mendapat pembelajaran ekspositori
28 28
Contoh Hipotesis nol yang baik: 2. Tidak ada perbedaan antara kemampuan berpikir kritis matematik siswa yang mendapat pembelajaran kontekstual dan yang mendapat pembelajaran penemuan Analisis hipotesis : a) Peneliti beranggapan kedua jenis pembelajaran sama baiknya dalam mengembangkan dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematik siswa b) Hipotesis di atas sudah memadai karena memuat dua perlakuan pembelajaran
29 29
2. Bab II (Telaah Kepustakaan) Proposal Penelitian a) Judul Bab II dapat berupa variabel-variabel yang akan diteliti, telaah kepustakaan, atau landasan teoritik b) Uraian Bab II akan menghasilkan definisi operasional tiap variabel (yang berkaitan dengan judul dan masalah penelitian c). Uraikan tiap variabel yang terlibat dalam penelitian berdasarkan teori yang relevan dengan merujuk sumber yang relevan.
30 30
d) Usahakan gunakan sumber utama. Tiap sumber yang dirujuk harus tercantum pada daftar referensi (pustaka) dan sebaliknya yang dicantumkan dalam daftar pustaka harus pernah dirujuk dalam uraian. Tulis sesuai dengan aturan yang berlaku. e) Susun uraian secara rasional, sistimatik, dan komprehensif berdasarkan urutan tahun sumber utama yang dirujuk 31 31
f) Paragraf • Tiap paragraf hendaknya memuat satu kesatuan tema yang sama. • Paragaraf hendaknya tidak terlalu pendek atau terlalu panjang. • Hati-hati dalam menggunakan kata sambung pada tiap awal kalimat dan awal paragraf. • Uraian hendaknya tidak berulang-ulang
32
g) Penelitian yang relevan • Rujuk penelitian yang relevan dengan tiap variabel yang terlibat. •
Susun laporan secara singkat, jelas, sistimatis serta memuat hal yang esensial dari artikel yang dirujuk.
•
Gabungkan laporan yang setema secara komprehensif sehingga tidak bertele-tele (tidak satu per satu laporan)
•
Hati-hati menggunakan kata sambung 33
3. Metode Penelitian (Bab III) a) Kemukakan maksud /tujuan penelitian secara singkat diikuti dengan disain penelitian dan penjelasan simbol yang digunakan. b) Uraikan siapa subyek sampel, ukurannya dan bagaimana cara menetapkannya. c) Kalau tidak dilakukan acak terhadap subyek, jangan dicantumkan simbol acak pada disain. Contoh: O O
X
O O 34
d) Lama perlakuan yang akan dilaksanakan hendaknya tidak terlalu singkat (memadai utk mengembangkan kemamp yg diteliti) dan materi tidak terlalu sempit (representatif mewakili bidang studi matematika) e) Tuliskan jenis instrumen yang digunakan untuk mengukur varibel terikat. Periksa validitas dan reliabilitas instrumen melalui uji coba. Laporkan rangkuman karakteristik instrumen ybs (validitas dan reliabilitas instrumen ) sesuai dengan hasil uji coba. Perhitungan lengkap cantumkan di lampiran 35
2.1 Validitas Butir Tes:
xy(x)(y) (nx2 (x)2 (ny2 (y)2 n
a. r =
b. Dengan rpbis
Mp Mt p rpbis = St q
x : skor siswa pd suatu butir y : skor siswa pada seluruh butir
rpbis : koefisien korelasi point biserial Mp : rerata skor pada suatu butir Mt : rerata skor total St : simpangan baku skor total p : derajat kesukaran butir tes q :1-p
36
2. 2. Reliabilitas Tes a. Keajegan tes, melalui tes-retes Diukur dengan menggunakan korelasi skor pada tes (x) dan skor pada retes (y)
xy(x)y) r = {n x2 ( x)2}{n y2 ( y)2} n
n : banyak teste
b. Kekonsistenan tes, dengan tes paralel Diukur dengan menggunakan korelasi skor pada tes (x) dan skor pada tes paralel (y) r=
xy(x)(y) {nx2 (x)2}{ny2 (y)2} n
n : banyak teste 37
c. Kekonsistenan internal: 1. Tes objektif Dg metode paruhan, korelasi skor pada butir ganjil (x) dan genap (y)
xy(x)y) r = {n x2 ( x)2}{n y2 ( y)2} n
n : setengah banyaknya butir tes
2r Harus dikoreksi dengan rumus: rk = 1 r 2. Tes objektif Dengan Rumus KUDER-RICHARDSON k 2 – Σpq s r= dg k : banyaknya butir soal k 1 s2 s : simpangan baku p : proporsi teste yang menjawab benar q : proporsi teste yang menjawab salah (q = 1 – p) 38
c. Kekonsistenan internal: Tes Uraian (dengan rumus Cronbach Alpha) k r= k 1
st2 – Σ si2 s t2
k : banyaknya butir soal si : simpangan baku butir tes ke-i st : simpangan baku seluruh butir tes
39
Faktor yang mempengaruhi Reliabilitas Tes: a) Tes terlalu pendek b) Kecepatan c) Tes terlalu mudah atau terlalu sukar d) Objektivitas 3. a) b) c)
Keterpakaian Mudah dilaksanakan dan mudah diberi skor Mudah diinterpretasikan dan diaplikasikan Ada kesesuaian waktu, dan ada bandingannya d) Biaya memadai 40
g) Uraikan bagaimana bahan ajar dikembangkan sesuai dengan pendekatan pembelajaran yang diberikan h) Sertakan sampel instrumen dan bahan ajar yang akan digunakan i)
Tuliskan rencana analisis data dengan rencana pengujian hipotesis yang relevan
j)
Usahakan ilustrasikan tabel Wiener dari masalah yang akan diteliti 41 41
Contoh Tabel Wiener Kemampuan Pemahaman Siswa pada Kelas Pembelajaran Berbasis Masalah dan Kelas Konvensional Pembelajaran Berbasis Pembelajaran Statismasalah konvensional tik Pre Pos N-Gain Pre Pos N-Gain tes tes tes tes Rerata SB Catatan: Skor ideal kemampuan pemahaman : 60
42 42
5. Temuan Dan Diskusi a) Sajikan temuan dalam bentuk yang paling mudah dibaca misalnya bentuk tabel Wiener yang telah diisi dengan data b) Kalau dalam disain ada pretes dan postes, dalam tabel langsung sajikan gain dari variabel ybs, nyatakan dalam gain ternormalisasi agar dapat diinterpretasi-kan kualitasnya. c) Interpretasikan data temuan secara bermakna dan metakognitif
43
d) Rasional interpretasi data temuan didukung dengan hasil uji persyaratan yang relevan misalnya uji normalitas sebaran data, serta uji statistik lainnya e) Lakukan uji hipotesis, dan uji hubungan antar variabel dengan statistik yang relevan. Misalnya ANOVA satu dan dua jalur, uji-t, ujiF, uji Sceffe, Uji untuk asosiasi dua variabel e) Lengkapi temuan dengan tabel dan diagram/gambar yang mudah dibaca
44
g) Diskusikan hasil temuan untuk memperoleh simpulan yang komprehensif h) Usahakan simpulan/interpretasi data tidak hanya hasil uji hipotesis, misalnya tidak ada perbedaan atau ada perbedaan dsb,. i) Lengkapi hasil pengolahan data dengan analisis kualitatif. Misalnya, tidak ada perbedaan pencapaian siswa yang mendapat pemebelajaran kontekstual dan pembelajaran berbasis masalah. Namun kedua kemampuan tersebut tergolong kurang 45
6. Kesimpulan, Implikasi, Dan Saran 1) Kesimpulan : a) Simpulkan temuan sesuai dengan rumusan masalah b) Dalam rumusan kesimpulan tidak dicantumkan numerik namun dalam bentuk kualitatif atau narasi c) Simpulan harus singkat dan jelas menjawab masalah penelitian
46
2) Implikasi Berdasarkan temuan dan simpulan, rumuskan implikasi teoritis dan empiris (kalau ada) 3) Saran Rumuskan saran berdasarkan hasil diskusi, sehingga tidak bersifat umum (misalnya tanpa penelitian yang dilakukan saran tersebut berlaku)
47
7. Daftar pustaka: 1. Susun sesuai aturan yang berlaku 2. Tiap sumber yang tercantum pada daftar pustaka, dalam uraian harus pernah dirujuk. 3. Semua yang pernah dirujuk dalam uraian, harus tercantum pada daftar pustaka 8. Lampiran a) Data mentah dan analisisnya dan pengujian hipotesis dicantumkan pada lampiran dan yang dicantumkan dalam uraian hasilnya saja. 48
b) Lampirkan instrumen, bahan ajar, dan pendukung lain yang sesuai 8. Contoh menulis pendapat penulis : 1) Berdasarkan sifatnya yang unik, matematika mempunyai beberapa nama, misalnya matematika sebagai “extention language” atau matematika sebagai “formal language” atau sebagai “symbolic language” (Usiskin, dalam Elliott dan Kenney, 1996, h.231). 49
9. Contoh menulis daftar pustaka Susun daftar pustaka sesuai dengan aturan yg berlaku • Tiap sumber yang tercantum pada daftar pustaka, dalam uraian harus pernah dirujuk. • Semua yang pernah dirujuk dalam uraian, harus tercantum pada daftar pustaka Cooney, T.J., Shanchez, W.B, dan Ice, N.F (2001).“Interpreting Teachers’ Movement toward Reform in Mathematics”. dalam The Mathematics Educator. Vol.11-No.1 Winter 2001. (contoh artikel dalam jurnal ) 50
Duch, B.J.(2001). “Models for Problem Based Instruction in Undergraduate Courses”. dalam Duch,S.E. Groh, dan D Allen (Eds): The Power of Problem Based Learning. Virginia: America: Stylus Pubhishing. (contoh artikel dalam Handbook) Sumarmo,U. (2006). High Level Mathematical Thinking: Experiments with High School and Under Graduate Students using Various Approaches and Strategies. Makalah disajikan pada The First International Conference in Mathematics and Statistics, 9th June, 2006 in Bandung, Indonesia.(contoh artikel disajikan dalam 51 seminar)
Hendriana, H. (2009). Pembelajaran dengan Pendekatan Methaporical Thinking untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematik, Komunikasi Matematik dan Kepercayaan Diri Siswa Sekolah Menengah Pertama. Disertasi pada Sekolah Pasca Sarjana UPI : tidak diterbitkan. (contoh sumber berupa disertasi) Kendal, M. (2001). Teaching and Learning Introductory Differential Calculus with Computer Algebra System. Disertation: tidak dipublikasikan. [Online]. Tersedia: archive/00001525/01/Margaret_Kendal. pdf. Tuliskan kapan diunduh (artikel di website) 52
Langrehr, J. (2006). Thinking Skill. Jakarta: Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia. (contoh sumber dari buku) Lowry, C. M. (2000). Supporting and Facilitating Self-Directed Learning. ERIC Digest No 93,1989-00-00 . Tuliskan kapan diunduh (contoh artikel di website) Meissner,H. (2006). Creativity and Mathematics Education [Online]. Tersedia: www.math.ecnu.cn/earcome3/ sym1/sym104.pdf. [2 Februari 2007] (contoh artikel di website) 53
Qohar, A. (2010). “Mengembangkan kemampuan komunikasi matematis dan kemandirian belajar siswa SMP melalui Reciprocal Teaching”. (Published disertation). In Journal on Mathematics Education, Vol.4, No.1, pp 1-128, 2013. (contoh sumber dalam jurnal)
54