Tugas Mata Kuliah
PERKEMBANGAN PENELITIAN PENDIDIKAN MATEMATIKA (PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK)
OLEH
TATY ANDRIATI AMRIN (G2I1 012 017)
PROGRAM PASCA SARJANA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNVERSITAS HALUOLEO KENDARI 2013
PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA (MATH PROBLEM SOLVING)
I.
PENDAHULUAN Pemecahan
masalah
merupakan salah satu topik yang penting dalam mempelajari
matematika. Banyak ahli matematika mengatakan bahwa matematika searti dengan pemecahan masalah
yaitu mengerjakan soal cerita, membuat pola, menafsirkan gambar atau bangun,
membentuk konstruksi geometri, membuktikan teorema dan lain sebagainya. Dengan demikian belajar untuk memecahkan masalah merupakan prinsip dasar dalam mempelajari matematika. Beberapa ahli
pendidikan
matematika
menyatakan bahwa masalah merupakan
pertanyaan yang harus dijawab atau direspon. Namun tidak setiap pertanyaan otomatis merupakan suatu masalah. Suatu pertanyaan disebut masalah tergantung kepada pengetahuan yang dimiliki penjawab. Dapat terjadi bahwa bagi seseorang, pertanyaan itu dapat dijawab dengan menggunakan prosedur rutin tetapi bagi orang lain untuk menjawab pertanyaan tersebut memerlukan pengorganisasian pengetahuan yang telah dimiliki secara tidak rutin. Jadi suatu pertanyaan dapat menjadi masalah bagi seseorang tetapi bisa hanya menjadi pertanyaan biasa bagi orang lain. Hal ini sesuai dengan pernyataan Schoenfeld (1985) yaitu bahwa definisi masalah selalu
relatif bagi setiap individu. Kategori pertanyaan menjadi masalah atau pertanyaan
hanyalah pertanyaan biasa ditentukan oleh ada atau tidaknya tantangan serta belum diketahuinya prosedur rutin pada pertanyaan tersebut. Hal ini dikatakan oleh Cooney, 1975 bahwa suatu pertanyaan akan menjadi masalah hanya jika pertanyaan itu menunjukkan adanya tantangan yang tidak dapat dipecahkan oleh suatu prosedur rutin yang sudah diketahui oleh si pelaku. Ada dua jenis masalah yaitu masalah rutin dan tidak rutin. Masalah matematika yang merupakan masalah rutin adalah masalah yang disusun berkaitan secara langsung dengan konsepkonsep yang diberikan pada suatu topik. Sedangkan masalah tidak rutin adalah masalah yang disusun dengan maksud untuk memperluas wawasan sebagai aplikasi suatu konsep dalam memecahkan masalah nyata yang dihadapi, baik masalah yang berhubungan secara langsung dengan konsep tertentu maupun dengan disiplin ilmu yang lain. Pada tulisan ini diuraikan beberapa permasalahan tentang pemecahan masalah (problem solvimg) yang diperoleh dari beberapa sumber seperti : journal, tesis, disertasi, buku, laporan hasil penelitian maupun prosiding seminar.
II. KAJIAN TEORI A. Pemecahan Masalah Matematik Menyelesaikan suatu masalah merupakan proses untuk menerima tantangan dalam menjawab masalah. Menurut NCTM (2000) memecahkan masalah berarti menemukan cara atau jalan mencapai tujuan atau solusi yang tidak dengan mudah menjadi nyata. Polya mengatakan pemecahan masalah adalah salah satu aspek berpikir tingkat tinggi. Menurut Poyla pemecahan masalah adalah sebagai usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan, mencapai tujuan yang tidak dengan segera dapat dicapai.
Menurut Oemar Hamalik pemecahan masalah adalah suatu
proses mental dan intelektual dalam menemukan suatu masalah dan memecahkannya berdasarkan data dan informasi yang akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan yang tepat dan cermat. Polya mengelompokkan masalah dalam matematika menjadi dua kelompok, pertama adalah masalah yang terkait dengan menemukan sesuatu yang teoritis atau praktis, abstrak atau konkrit sedangkan yang kedua adalah masalah yang terkait dengan membuktikan atau menunjukkan bahwa suatu pernyataan itu benar atau salah atau tidak kedua-duanya. Masalah yang terkait dengan menemukan sesuatu lebih tepat digunakan pada matematika yang sifatnya dasar sedangkan masalah yang terkait dengan membuktikan lebih tepat digunakan pada matematika lanjut. Indikator pemecahan masalah matematika (Sumarno:2003) antara lain: a.
Mengidentifikasi unsur–unsur yang diketahui, yang ditanyakan, dan kecukupan unsur yang diperlukan.
b.
Merumuskan masalah matematika atau menyusun model matematika.
c.
Menerapkan strategi untuk menyelesaikan berbagai masalah (sejenis dan masalah baru) dalam atau luar matematika.
d.
Menjelaskan atau menginterpretasikan hasil permasalahan menggunakan matematika secara bermakna. Troutman (1982) menyatakan bahwa ada dua jenis pemecahan masalah matematika.
Pertama adalah pemecahan masalah yang merupakan masalah rutin. Pemecahan masalah ini menggunakan prosedur standar yang diketahui dalam matematika. Pemecahan masalah yang kedua adalah masalah yang diberikan merupakan situasi masalah yang tidak biasa dan tidak ada standar yang pasti untuk menyelesaikannya. Penyelesaian masalah ini memerlukan prosedur
yang harus diciptakan sendiri. Untuk menyelesaikannya perlu diketahui informasi yang ada, dipilih strategi yang efisien dan gunakan strategi tersebut untuk menyelesaikannya. Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematik adalah kemampuan untuk mengatasi kesulitan matematik dengan menggabungkan konsep, prinsip, dan prosedur atau metode matematika agar memperoleh cara untuk menemukan solusi permasalahan matematika.
B.
Proses Pemecahan Masalah (Problem Solving Process) Ada beberapa jenis proses dalam pemecahan masalah. Setiap proses terdiri dari beberapa langkah, yaitu mengidentifikasi masalah, mencari solusi yang mungkin, memilih solusi yang paling optimal dan mengimplementasikan sebuah solusi yang mungkin. Hal ini berfungsi untuk melihat pemecahan sebagai siklus karena kadang-kadang sebuah masalah membutuhkan beberapa percobaan untuk menyelesaikannya Proses dalam problem solving, adalah sebagai berikut : 1. Pengindentifikasian Masalah Tahap pertama dalam pemecahan masalah adalah
membentuk situasi untuk
mengindentifikasi masalah. Teknik-teknik untuk mengidentifikasi masalah meliputi : -
Membandingkan dengan lainnya
-
Memantau tanda-tanda kelemahan
-
Membandingkan prestasi sekarang dengan prestasi sebelumnya
-
Membuat daftar
-
Mengilhami
-
Mendaftar keluhan
-
Memainkan peran
2. Mengecek / Menyelidiki masalah Setelah mengidentifikasi masalah, pemecah masalah kemudian menganilis untuk melihat penyebab masalah tersebut. Hal terpenting pada langkah ini adalah untuk focus dalam menganalisa masalah penyebab nyata tanpa dipengaruhi oleh emosional.
Melihat jawaban dari masalah-masalah seperti di bawah ini akan membantu untuk menyelidiki masalah-masalah : a. Mengidentifikasi masalahnya – menanyakan siapa ? -
Siapa yang menanyakan masalah ini?
-
Siapa yang menyebabkan masalah ini?
-
Kepada siapa ini berpengaruh?
-
Siapa yang telah melakukan sesuatu kepada masalah ini ?
b. Mengidentifikasi masalahnya – menanyakan apa? -
Apa yang terjadi/ yang akan terjadi ?
-
Apa gejalanya?
-
Apa konsekuensi untuk yang lain?
-
Keadaan apa yang mengelilingi munculnya masalah?
-
Apa yang tidak berfungsi sesuai dengan yang diharapkan?
c. Mengidentifikasi masalahnya – menenyakan kapan? -
Akankan ini terjadi?
-
Mengapa ini terjadi?
-
Kapan ini pertama kali muncul?
d. Mengidentifikasi masalah- menanyakan dimana? -
Dimana masalah ini muncul?
-
Apakah ini memiliki pengaruh?
-
Dimana terjadi pengaruhnya?
e. Mengidentifikasi masalah- menanyakan mengapa? -
Mengapa ini menjadi masalah?
-
Akankah ini muncul?
-
Mengapa ini muncul?
-
Mengapa tidak ada yang terselesaikan untuk mencegah masalah ini muncul?
-
Mengapa tidak ada satupun yang mengenali akan melakukan sesuatu tentang masalah tersebut pada awalnya?
-
Mengapa sebuah respon dibutuhkan sekarang?
f. Mengidentifikasi masalah – menanyakan bagaimana? -
Bagaimana harusnya proses ini bekerja?
-
Bagaimana yang lain menyepakati dengan ini atau masalah yang sama?
-
Bagaimana kamu tahu ini adalah sebuah masalah, informasi apa saja yang kamu punya?
3. Menentukan tujuan Setelah menyelidiki dan menganalisis masalah, pemecah masalah harus dapat menuliskan sebuah petunjuk tujuan yang memfokuskan kepada keberhasilan proses akhir. Hal ini menolong mereka untuk mengklarifikasi petunjuk untuk memperoleh pemecahan masalah dan memberikan mereka suatu penjelasan untuk memfokuskan. 4. Melihat alternatif Pada tahap ini
pemecah masalah harus mengidentifikasi alternative solusi yang
tersedia. Beberapa teknik yang dilakukan sebagai berikut : -
Menganalisi solusi sebelumnya
-
Membaca
-
Menyelidiki
-
Memikirkan
-
Menanyakan pertanyaan
-
Mendiskusikan
-
Mengilhami
-
mendalami
5. Memilih solusi paling baik Pada tahap ini pemecah masalah mencoba untuk menggambarkan secara jelas cara terbaik apa yang diberikan dari asal masalah sehingga pemecah masalah harus memperkecil pilihan-pilihan untuk menjadi satu solusi paling baik yang akan menjanjikan hasil yang paling baik atau optimal. 6. Implementasi Implementasi adalah bagian yang penting dalam proses pemecahan masalah. Untuk mengimplementasikan solusi yang diplih, pemecah masalah harus memiliki sebuah rencana tindakan dan menyampaikannya.
Pemecah masalah harus menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang sangat penting, antara lain : -
Apa yang harus disampaikan.
-
Apa alasan dari keputusan.
-
Siapa yang akan dipengaruhi dan bagaimana?
-
Apa keuntungan yang diharapkan untuk perorangan, departemen, dan organisasi.
-
Penyesuaian apa yang akan dalam dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan.
-
Secara khusus apa peran tiap individu dalam mengimplementasikan keputusan.
-
Hasil apa yang diharapkan tiap individu.
-
Kapan dikatan keputusan menghasilkan sebuah pengaruh.
7. Evaluasi Ini merupakan tahap akhir dalam proses pemecahan masalah. Melalui proses pengevaluasian, masalah-masalah baru bisa segera dikenali, dan lebih jauh lagi, masalah bisa didefinisikan ulang dan strategi baru mungkin muncul dengan sendirinya. Sumber-sumber daya yang baru bisa saja muncul, atau sumber daya yang sudah ada bisa digunakan secara lebih efisien.
C.
Strategi Pemecahan Masalah ( Problem Solving Strategies)
Secara umum strategi pemecahan masalah yang sering digunakan adalah strategi yang dikemukakan oleh Polya (1973).
Menurut Polya untuk mempermudah memahami dan
menyelesaikan suatu masalah, terlebih dahulu masalah tersebut disusun menjadi
masalah-
masalah sederhana, lalu dianalisis (mencari semua kemungkinan langkah-langkah yang akan ditempuh), kemudian dilanjutkan dengan proses sintesis (memeriksa kebenaran setiap langkah yang dilakukan).
Pada tingkatan masalah tertentu, langkah-langkah Polya di atas dapat
disederhanakan menjadi empat langkah, yaitu:
1. Understanding the problem / Memahami masalah Pada langkah pertama ini, pemecah masalah harus dapat menentukan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan.
Untuk mempermudah memahami masalah dan
memperoleh gambaran umum penyelesaiannya dapat dibuat catatan-catatan penting dimana catatan-catatan tersebut bisa berupa gambar, diagram, tabel, grafik atau yang lainnya. Dengan mengetahui apa yang diketahui dan ditanyakan maka proses pemecahan masalah akan mempunyai arah yang jelas.
2. Devising a plan / Membuat rencana penyelesaian
Untuk dapat menyelesaikan masalah, pemecah masalah harus dapat menemukan hubungan data dengan yang ditanyakan. Pemilihan teorema-teorema atau konsep-konsep yang telah dipelajari, dikombinasikan sehingga dapat dipergunakan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi itu. Jadi diperlukan aturan-aturan agar selama proses pemecahan masalah berlangsung, dapat dipastikan tidak akan ada satupun alternatif yang terabaikan.
3. Carrying out the plan / Melaksanakan rencana Berdasarkan
rencana,
penyelesaian–penyelesaian
masalah
yang
sudah
direncanakan itu dilaksanakan. Di dalam menyelesaikan masalah, setiap langkah dicek, apakah langkah tersebut sudah benar atau belum. Hasil yang diperoleh harus diuji apakah hasil tersebut benar-benar hasil yang dicari.
4. Looking back / Melihat kembali Tahap melihat kembali hasil pemecahan masalah yang diperoleh mungkin merupakan bagian terpenting dari proses pemecahan masalah. Setelah hasil penyelesaian diperoleh, perlu dilihat dan dicek kembali untuk memastikan semua alternatif tidak diabaikan misalnya dengan cara: a. Melihat kembali hasil b. Melihat kembali alasan-alasan yang digunakan c. Menemukan hasil lain d. Menggunakan hasil atau metode yang digunakan untuk masalah lain dan sebagainya. Selain strategi pemecahan masalah Polya di atas, berikut ini beberapa strategi pemecahan masalah menurut beberapa peneliti sebagai berikut : No 1.
Researchers (Peneliti) Babbitt (1993)
Strategy Steps (Langkah-langkah Strategi) - Read the problem (Membaca masalah) - Underline the problem (Menggaris bawahi masalah). - Choose solution strategy and solve (pemilihan strategi solusi dan pemecahannya) - Check “Is the question answered?” ( memeriksa apakah pertanyaan dijawab) - Check “Does the answer make sence?”(memeriksa apah jawaban memberikan penjelasan/ pedoman terhadap pertanyaan)
2.
Bennett (1981) Pre- organize
-
Consider applications and extensions (mempertimbangkan aplikasi (penggunaan) dan perluasan)
-
Read the problem (Membaca masalah) Underline numbers (menggarisbawahi angkaangka) Reread the problem (membaca kembali masalah) Decide on the operation (mnentukan dalam pengoperasian)
-
Post -organize
-
3.
Case, Harrist, and Graham(1992)
-
-
-
4.
Fleischner, Nuzum, and Marzolla
5.
Kramer (1970)
-
6.
Miller and Mercer (1993)
-
Write the mathematical sentence (menuliskan kalimat matematika) Read (membaca) Check operation (mengecek operasi) Check math statement (mengecek pernyataan matematika) Check calculation (mengecek perhitungan) Write labels (menulis labels) Read the problem out lout (membaca masalah yang sedang dipikirkan) Look for important words and circle them (melihat kata-kata yang penting dan melingkarinya) Draw pistures to help tell what is happening (membuat gambar untuk membantu menjelaskan apa yang sedang terjadi) Write down the math sentence (menuliskan kalimat matematika) Write down the answer (menuliskan jawaban) Read (membaca) Reread (membaca kembali) Think (berpikir) Solve (menyelesaikan) Check (memeriksa) Read the problem (membaca masalah) Reread the problem (membaca kembali masalah) Use objects to show the problem (menggunakan tujuan untuk menunjukkan masalah) Write the problem (menuliskan masalah) Work the problem (mengerjakan/ menyelesaikan masalah) Check your answer (mengecek masalah) Show your answer (menunjukkan jawaban anda) Find what you’re solving for (menemukan apa yang sedang kamu selesaikan)
Then to compute the answer…
7.
Montaque and Applegatc (1993)
8.
Snyder (1988)
9
Watanabe (1991)
-
-
Ask what are the parts of the problem (menanyakan bagian-bagian dari masalah) Set up the numbers (mengatur angka-angka) Tie down the sign (mengikat tanda) Discover the sign (menemukan tanda) Read the problem (membaca masalah) Answer, or draw and check (menjawab, atau menggambar dan memeriksa) Write the answer (menuliskan jawaban) Read (membaca) Paraphrase Visualize Hypothesize Estimeate (memperkirakan) Compute (menghitung) Check (mengecek) read the problem (membaca masalah) I know statement (mengetahui pernyataan) Draw a picture (melukiskan gambar) Goal statement (pernyataan tujuan) Equation development Solve the equation (menyelesaikan persamaan) Survey the question (mensurvey pertanyaan) Identify key words and labels (mengidentifikasi kata kunci dan pelabelan) Graphically draw problem (menggrafikkan masalah/ menggambarkan masalah dengan grafik) Note type of operation needed (menuliskan operasi yang dibutuhkan) Solve and check problem (menyelesaikan dan mengecek masalah)
III.
PEDOMAN PENSKORAN TES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK
Kemampuan pemecahan masalah matematik siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam memahami masalah, menyelesaikan masalah, dan menjawab masalah. Ketiga bagian tersebut merupakan indikator-indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah matematik siswa dengan menterjemahkannya ke dalam skor jawaban siswa atas soal-soal matematika yang diteskan. Pedoman penskoran pada Tabel di bawah ini digunakan untuk memberi skor jawaban siswa terhadap soal-soal kemampuan pemecahan masalah matematik. Skor maksimal setiap butir soal adalah 10 dan skor minimal adalah 0.
Aspek yang Di ukur
Memahami masalah
Menyelesaikan masalah
Menjawab masalah
Respon Siswa Terhadap Soal
Skor
Tidak ada usaha Kesalahan menginterpretasi masalah secara lengkap Sebagian besar salah dalam menginterpretasi masalah Sebagian kecil salah dalam menginterpretasi masalah Memahami masalah dengan lengkap Tidak ada usaha Keseluruhan rencana tidak tepat Sebagian prosedur benar tetapi sebagian besar salah Prosedur benar secara substansial dengan sedikit kekurangan atau kesalahan prosedur Rencana yang menuntun pada solusi yang benar tanpa ada kesalahan aritmetik Tidak ada jawaban atau jawaban salah berdasar pada rencana yang tidak tepat. Kesalahan menyalin, menghitung, hanya menjawab sebagian untuk masalah dengan banyak jawaban, pelabelan jawaban tidak benar Solusi benar
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1
2
Teaching Students Math Problem-Solving Through Graphic Representations
Asha Jitendra (CEC Chapter #905), Associate Professor, Education and Human Services, Lehigh University, Bethlehem, Pennsylvania
A.
Latar belakang penelitian Latar belakang penelitian ini didasari oleh oleh pentingnya pendidik untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam memecahkan berbagai masalah matematika yang bersifat kompleks, dengan menggunakan “gambaran grafik” untuk mengajarkan siswa yang rendah tingkat memecahkan masalah dapat menjadi pemecah masalah yang efektif. Hal ini dikarenakan strategi “gambaran grafik” menekankan pada pemahaman konseptual yang dapat membantu siswa dengan ketidakmampuannya, sehingga ia dapat menemukan ketertarikan dalam memecahkan masalah dalam kelas pada umumnya.
B.
Analisis factor penyebab masalahnya : Hal ini disebabkan karena kurangnya pemberian cara/ strategi yang diberikan guru untuk memecahkan masalah matematika (hanya menggunakan cara yang sama).
C. Alternative tindakan yang digunakan dan alasannya Menggunakan strategi “gambaran grafik” karena dengan menggunakan strategi “gambaran grafik” dapat memberikan/mengajarkan siswa cara baru dalam memecahkan masalah matematika sehingga mereka lebih tertarik dan tertantang dalam memecahkan masalah tersebut. Tidak hanya dapat meningkatkan keterampilan pemecahan masalah, siswa juga dapat menggabungkan konsep penjumlahan dan pengurangan. D. Rumusan Masalah 1. Bagaimana penggunaan strategi “ gambaran grafik” untuk memecahkan masalah matematika? 2. Bagaimana menilai prestasi pemecahan masalah siswa? E. Tujuan penelitian Siswa dapat : 1. Mengidentifikasi pemisahan utama dalam tiap tipe masalah. 2. Mengorganisasikan dan mewakili informasi yang relevan di dalam informasi cerita menggunakan “gambaran grafik”.
F. Manfaat penelitian Dengan menggunakan” gambaran grafik” siswa dapat mengorganisasikan informasi yang terdapat dalam masalah untuk memfasilitasi pengartian dan solusi dari masalah tersebut. G. Definisi operasional variabel Strategi “gambaran grafik” adalah salah satu jenis pemecahan masalah dengan menggunakan skema atau grafik yang dapat mengorganisasikan masalah menjadi lebih khusus sehingga siswa dapat dengan mudah mengartikan dan lebih tertarik dalam menemukan solusi dari masalah tersebut. H. Kesimpulan -
Dengan menggunakan strategi “gambaran grafik” penulis berhasil mengajarkan strategi ini kepada siswa SD dan SMP. Penulis menemukan peningkatan yang dinamis dalam nilai pemecahan masalah siswa. Selain itu juga siswa menunjukkan sifat yang positif dalam menjalankan empat minggu menggunakan strategi ini.
-
Salah satu guru yang menggunakan strategi” gambaran grafik” ini juga mengindikasikan keefektivan keterampilan siswa dalam pemecahan masalah di dalam kelas. Salah satu siswa yang phobia matematika sebelumnya menjadi lebih percaya diri dan konsisten dalam melabelkan pekerjaannya dalam tugas pemecahan masalah.
I.
Daftar Pustaka Referensi dari penelitian ini sebanyak 7. Sumber dari jurnal sebanyak 4, dan 3 bersumber dari buku.
Daftar acuan yang terdiri dari 2 orang penulis menggunakan “&” sebagai kata
hubung. Dalam penulisan nama tidak memakai gelar akademis, nama yang digunakan adalah nama generic yaitu nama kedua, kemudian diikuti tanda baca “koma” dan nama spesifik dalam bentuk inisial (huruf pertama dari nama spesifik) diikuti tanda baca titik secara berturut-turut. Acuan yang bersumber dari jurnal tidak perlu disebutkan nama penerbit dan kota, karena dianggap jurnal tersebut sudah dikenal secara internasional dan masuk dalam bibliografi internasional yang terakreditasi.
Tahun penulisan acuan dalam daftar acuan
ditulis antara dua tanda baca”titik” yang diberi tanda kurung, dimulai dengan tanda titik diikuti pemberian tanda kurung, diikuti tahun dan ditutup dengan titik lagi.
Prosiding Seminar Nasional
Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Sekolah Menengah Atas Oleh: Ibrahim (e-mail:
[email protected]) Prodi Pendidikan Matematika, Fakualtas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Kalijaga
A. Latar belakang penelitian Latar belakang penelitian ini didasari oleh fakta-fakta yang menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa masih belum cukup memadai baik di dalam maupun di luar Indonesia. Padahal dalam fungsinya pemecahan masalah memegang peranan penting dalam proses pembelajaran di kelas karena apabila kelemahan semacam ini tidak diantisipasi dan tidak diperbaiki maka akan selalu terjadi dan akan menghambat pada pencapaian tujuan pembelajaran matematika. B. Analisis factor penyebab masalahnya : Hal ini mungkin disebabkan siswa yang di didik sampai saat ini berada pada paradigma lama, yaitu paradigma yang monoton yang menghambat untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan masalah. C. Alternative tindakan yang digunakan dan alasannya : menggunakan pembelajaran berbasis masalah karena merupakan strategi pembelajaran matematika di dalam kelas dengan aktivitas memecahkan masalah serta memberikan peluang lebih banyak pada siswa untuk berpikir kritis, kreatif, dan berkomunikasi matematis dengan teman sebayanya. D. Rumusan Masalah 1. Pembelajaran matematika yang seperti apakah, yang mungkin untuk diadaptasi dalam upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa? 2. Faktor-faktor apa yang dianggap penting untuk diperhatikan dalam pembelajaran matematika dalam upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa? E. Tujuan penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam kajian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai: 1)
Pembelajaran matematika yang mungkin untuk diadaptasi dalam upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.
2) Faktor-faktor yang dianggap penting untuk diperhatikan dalam pembelajaran matematika dalam upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.
F. Manfaat penelitian Secara praktis hasil dari kajian ini dapat bermanfaat bagi sekolah (guru atau siswa), yaitu sebagai informasi tentang alternatif pembelajaran matematika yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Sedangkan secara teoritis akan bermanfaat bagi kajian/penelitian dan pengembangan keilmuan. G. Definisi operasional variabel : Kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan menemukan cara atau jalan mencapai tujuan atau solusi yang tidak dengan mudah menjadi nyata (NCTM 2000) sedangkan menurut Polya kemampuan pemecahan masalah adalah
usaha mencari jalan keluar dari suatu
kesulitan, mencapai tujuan yang tidak dengan segera dapat dicapai. H. Kesimpulan 1. Pembelajaran matematika yang mungkin untuk diadaptasi dalam upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa adalah pembelajaran matematika dengan menyajikan masalah pada awal pembelajaran sebagai salah satu stimulus atau kendaraan proses belajar siswa untuk berpikir dan mencapai tujuannya. Alternatif pembelajaran itu disebut pembelajaran berbasis masalah (PBM). 2. Faktor-faktor yang dianggap penting untuk diperhatikan dalam pembelajaran matematika dalam upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa adalah faktor kemampuan awal, kualifikasi sekolah, perbedaan gender, dan tingkat kecemasan, karena faktor-faktor ini diduga kuat ikut berinteraksi.
I. Daftar Pustaka Penyusunan daftar pustaka digabung antara buku, jurnal, thesis, disertasi dan hasil penelitian, dimana penyusunannya berdasarkan abjad yang terurut dari A-Z. Dalam penulisan nama tidak memakai gelar akademis, nama yang digunakan adalah nama generic yaitu nama kedua (apapun nama tersebut) , kemudian diikuti tanda baca “koma” dan nama spesifik dalam bentuk inisial (huruf pertama dari nama spesifik) diikuti tanda baca titik secara berturut-turut. Tahun penulisan acuan dalam daftar acuan ditulis antara dua tanda baca”titik” dimulai dengan tanda titik diikuti tahun dan ditutup dengan titik lagi. Judul buku yang menjadi acuan ditulis lengkap dengan huruf miring (italic). Kalimat dimulai dengan huruf besar dan kata-kata selanjutnya ditulis dengan huruf kecil. Setelah judul diakhiri dengan titik, kemudian ditulis nama kota diikuti nama penerbit.
Prosisding Seminar Nasional PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK
Oleh : Nila Kesumawati (
[email protected]) FKIP Universitas PGRI Palembang
A. Latar belakang penelitian Latar belakang penelitian ini didasari oleh fakta-fakta bahwa
dari setiap UN, mata
pelajaran matematika selalu dimasukkan sebagai mata pelajaran yang diujikan. Meskipun kurikulum matematika terus menerus disempurnakan, penelitian-penelitian dilakukan, para ahli dan praktisi pendidikan matematika berkumpul di seminar-seminar untuk menemukan solusinya, akan tetapi tetap saja matematika menjadi momok bagi siswa-siswa dalam menghadapi UN. Rendahnya penguasaan materi matematika pada siswa SMP, dapat dilihat pula pada rendahnya persentase jawaban benar pada peserta Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) 2003 dan Program for International Students Assessment (PISA) 2003. B. Analisis factor penyebab masalahnya : Hal ini karena di sekolah tempat siswa belajar matematika menekankan pada pemberian rumus, contoh soal, dan latihan soal. Mereka hanya mengerjakan soal latihan menggunakan rumus dan algoritma sehingga siswa dilatih seperti mekanik. Konsekuensinya jika mereka diberikan soal non rutin mereka akan membuat kesalahan. Itu berarti kemampuan pemecahan masalah siswa Indonesia masih kurang,,padahal dalam pembelajaran matematika kemampuan pemecahan masalah sangat penting. C. Alternative tindakan yang digunakan dan alasannya : Menggunakan pendekatan pendidikan matematika realistik karena pendekatan ini dalam pembelajaran matematika memberikan kesempatan pada siswa untuk aktif dalam belajar matematika. Pendekatan PMR ini merupakan pendekatan dalam pembelajaran matematik yang memandang matematika sebagai suatu aktivitas manusia sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemahaman, pemecahan masalah, dan disposisi matematis siswa.
D. Rumusan Masalah Rumusan masalah dari penelitian ini adalah “ apakah pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMP?
E. Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan, mengkaji secara komprehensif tentang peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mendapat pembelajaran dengan pendekatan PMR dan siswa yang mendapat pembelajaran konvensional pada : (a) gabungan ketiga peringkat sekolah; (b) sekolah peringkat tinggi; (c) sekolah peringkat sedang; dan sekolah peringkat rendah. F. Manfaat penelitian Penelitian ini akan menghasilkan suatu produk prototipe model pembelajaran Bangun Ruang Sisi Lengkung Sekolah Menengah Pertama. G. Definisi operasional variabel : -
Kemampuan pemecahan masalah matematis adalah suatu kemampuan yang berusaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan matematika, mencapai suatu tujuan yang tidak dengan segera dapat dicapai.
-
Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik
(PMR) merupakan pendekatan dalam
pembelajaran matematika dimana menekankan terhadap proses pembelajaran dimana aktivitas siswa dalam mencari, menemukan dan membangun sendiri pengetahuannya.
H.
Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data, pembehasan, dan temuan-temuan dalam penelitian yang telah dikemukakan pada sebelumnya dapat diperoleh kesimpulan bahwa peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan PMR lebih baik daripada siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada peringkat sekolah (tinggi, sedang, rendah) dan keseluruhan siswa.
I. Daftar Pustaka Referensi dari penelitian ini sebanyak 20. Rreferensi yang berbahasa inggris sebanyak 6 dan sisanya yang berbahasa Indonesia, yang terdiri dari 7 sumber buku, 3 bersumber dari disertasi, 1 bersumber dari prosiding seminar nasional, 2 bersumber dari jurnal, 2 bersumber
dari media Indonesia, 2 bersumber dari NCTM dan 2 bersumber dari TIMSS . Penyusunan daftar pustaka digabung antara buku, jurnal, prosiding seminar nasional dan artikel, dimana penyusunannya berdasarkan abjad yang terurut dari A-Z. Dalam penulisan nama tidak memakai gelar akademis, nama yang digunakan adalah nama generic yaitu nama kedua (apapun nama tersebut) , kemudian diikuti tanda baca “koma” dan nama spesifik dalam bentuk inisial (huruf pertama dari nama spesifik) diikuti tanda baca titik secara berturut-turut. Tahun penulisan acuan dalam daftar acuan ditulis antara dua tanda baca”titik” dimulai dengan tanda titik diikuti tahun dan ditutup dengan titik lagi. Judul buku yang menjadi acuan ditulis lengkap dengan huruf miring (italic). Kalimat dimulai dengan huruf besar dan kata-kata selanjutnya ditulis dengan huruf kecil. Setelah judul diakhiri dengan titik, kemudian ditulis nama kota diikuti nama penerbit.
Proseding Seminar Internasioanal Peningkatan Kemampuan Komunikasi dan kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Melalui Model pembelajaran Means-ends Analysis
Oleh : Andhin Dyas Fitriani
A. Latar belakang penelitian Latar belakang penelitian ini didasari oleh fakta-fakta bahwa proses pembelajaran matematika dari waktu ke waktu selalu mengalami perubahan yang mengarah pada perbaikan dan peningkatan kemampuan matematis siswa. Kemampuan dan keterampilan yang perlu dimiliki oleh peserta didik mengacu kepada Standar Kompetensi Lulusan yang telah ditetapkan, diantaranya adalah kemampuan komunikasi matematis dan kemampuan pemecahan masalah matematis. Rendahnya kemampuan komunikasi dan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa
mempengaruhi kualitas belajar siswa yang berdampak pada rendahnya
prestasi belajar siswa di sekolah Salah satu cara yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah memilih dan menetapkan model pembelajaran dengan mempertimbangkan kondisi pembelajaran, seperti karakter siswa agar model pembelajaran tersebut tepat, dan dapat meningkatkan keaktifan siswa. B. Analisis factor penyebab masalahnya : Hal ini karena untuk mengembangkan kemampuan komunikasi dan kemampuan pemecahan masalah matematis pada kegiatan belajar mengajar, maka harus dikembangkan model pembelajaran matematika yang tidak hanya mentransfer pengetahuan kepada siswa untuk mencerna dan membentuk pengetahuan tetapi juga membantu siswa agar mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya dan mengkomunikasikan ide mereka. C. Alternative tindakan yang digunakan dan alasannya : Menggunakan model pembelajaran Means-Ends-Analysis karena model pembelajaran ini merupakan salah satu variasi dari model pembelajaran yang dapat memaksimalkan proses dan hasil belajar, dimana siswa didorong untuk aktif berdiskusi, bertanya serta menjawab pertanyaan, mampu menjelaskan ide yang diperoleh, menjelaskan jawaban yang diberikan, serta memberikan alasan untuk jawabannya.
D. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah kualitas kemampuan komunikasi siswa apabila ditinjau berdasarkan model pembelajaran dan klasifikasi kemampuan awal matematika? 2. Bagaimanakah kualitas kemampuan pemecahan masalah matematis siswa apabila ditinjau berdasarkan model pembelajaran dan klasifikasi kemampuan awal siswa? E. Tujuan penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam kajian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai: 1. Bagaimana kualitas kemampuan komunikasi siswa yang memperoleh pembelajaran dengan model pembelajaran Means-ends Analysis. 2. Bagaimana kualitas kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan model Means –ends Analysis. F. Manfaat penelitian Secara praktis hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi sekolah (guru atau siswa), yaitu sebagai informasi tentang alternatif pembelajaran matematika yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis siswa. Sedangkan secara teoritis akan bermanfaat bagi kajian/penelitian dan pengembangan keilmuan. G. Definisi operasional variabel : -
Kemampuan
komunikasi
masalah
matematis
adalah
suatu
kemampuan
yang
mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa matematika sehingga penyampaian itu dapat lebih praktis, sistematis dan efisien. -
Kemampuan pemecahan masalah matematis adalah suatu kemampuan yang berusaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan matematika, mencapai suatu tujuan yang tidak dengan segera dapat dicapai.
-
Means –ends Analysis merupakan proses yang digunakan pada pemecahan masalah di mana mencoba untuk mereduksi perbedaan antara current state (pernyataan sekarang) dan goal state (tujuan)
H.
Kesimpulan 1. Terdapat
perbedaan
kemampuan
komunikasi
antara
siswa
yang
memperoleh
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Means-ends-Analysis dengan siswa yang memperoleh pembelajaran biasa.
2. Terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis antara siswa yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Means-ends Analysis dengan siswa yang memperoleh pembelajaran biasa.
I. Daftar Pustaka Referensi dari penelitian ini sebanyak 31. Rreferensi yang berbahasa inggris sebanyak 10 dan sisanya yang berbahasa Indonesia, yang terdiri dari 21 sumber buku, 3 bersumber dari jurnal,
5 bersumber dari makalah seminar nasional, dan 2 bersumber dari artikel .
Penyusunan daftar pustaka digabung antara buku, jurnal, makalah seminar nasional dan artikel, dimana penyusunannya berdasarkan abjad yang terurut dari A-Z. Dalam penulisan nama tidak memakai gelar akademis, nama yang digunakan adalah nama generic yaitu nama kedua (apapun nama tersebut) , kemudian diikuti tanda baca “koma” dan nama spesifik dalam bentuk inisial (huruf pertama dari nama spesifik) diikuti tanda baca titik secara berturut-turut. Acuan yang bersumber dari jurnal tidak perlu disebutkan nama penerbit dan kota, karena dianggap jurnal tersebut sudah dikenal secara internasional dan masuk dalam bibliografi internasional yang terakreditasi.
Tahun penulisan acuan dalam daftar acuan
ditulis antara dua tanda baca”titik” yang diberi tanda kurung, dimulai dengan tanda titik diikuti pemberian tanda kurung, diikuti tahun dan ditutup dengan titik lagi.
Prosiding Seminar Nasional MODEL PENGAJARAN UNTUK MENINGATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA GURU SMP
Oleh : Drs. Syaiful, M.Pd Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan alam, FKIP Universitas Jambi A. Latar belakang penelitian Latar belakang penelitian ini didasari oleh fakta-fakta bahwa masih rendahnya keterampilan siswa SMP dalam menyelesaikan masalah matematika. Hal ini mendorong peneliti untuk merancang suatu model pengajaran yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika pada guru SMP. Secara rasioanl bila guru telah memiliki keterampilan pemecahan masalah matematika yang memadai, diharapkan mereka dapat melaksanakan pengajaran yang berorientasi pada pemecahan masalah dan pada akhirnya diharapkan akan meningkatkan
keterampilan
pemecahan
masalah
matematika
siswanya.
Dengan
memperhatikan pentingnya pemilikan keterampilan pemecahan masalah matematika untuk semua yang belajar matematika, maka penelitian ini dirasakan perlu untuk dilaksanakan. B. Analisis factor penyebab masalahnya : Hal ini karena siswa kurang dilatih keterampilannya
dalam memecahkan
masalah
matematika dan pembelajaran yang dilakukan belum bermakna. C. Alternative tindakan yang digunakan dan alasannya : Penelitian ini mencobakan suatu model pengajaran Pemecahan Masalah Matematika (PMM) di SMP. Perlakuan diberikan secara betingkat, yaitu peneliti mengajarkan PMM kepada sampel guru, kemudian mereka mengajarkan PMM kepada siswa di
kelasnya masing-
masing. Pemilihan model pengajaran PMM ini karena model pengajaran PMM ini melatih guru dan siswa dalam berpikir kritis, logis dan kreatif dalam menyelesaikan permasalahan matematika. Melalui PBM pemecahan masalah diharapkan akan terbina sikap belajar yang positif, kreatif dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi tantangan.
D. Rumusan Masalah 1. Bagaimana kualitas hasil belajar pemecahan masalah matematika guru dan siswa SMp, ditinjau pada tiap langkah pemecahan masalah, secara keseluruhan, dan pada tiap tingkat kelas siswa ? 2. Adakah perolehan belajar yang berarti mengenai pemecahan masalah matematika pada guru dan siswa SMP, ditinjau pada tiap langkah pemecahan dan secara keseluruhan dan pada tiap tingkat kelas siswa? 3. Adakah perubahan pendapat guru terhadap proses belajar menagajr pemecahan masalah matematika? 4. Apakah kelemahan dan keunggulan PBM pemecahan masalah matematika di tingkat SMP
E. Tujuan penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1. Meneliti kualitas hasil belajar pemecahan masalah matematika guru dan siswa SMP, ditinjau pada tiap langkah pemecahan, secara keseluruhan dan pada tiap tingkat kelas siswa. 2. Meneliti kecendrungan dan perubahan pendapat guru tentang pendekatan proses belajar mengajar pemecahan masalah matematika, setelah mereka mendapat perlakuan. 3. Mengembangkan model pengajaran yang dapat meningkatkan kemampuan penyelesaian masalah matematika pada guru dan siswa SMP. Dengan kata lain yang akan diteliti sejauh mana perolehan belajar yang dicapai guru dan siswa sesudah perlakuan. 4. Meneliti kelemahan dan keunggulan pendekatan proses belajar mengajar pemecahan masalah matematika di SMP. F. Manfaat penelitian Penelitian ini memberikan manfaat ganda pada saat yang bersamaan, yaitu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah terhadap guru serta mencoba mengajarkannya kepada siswa yang kemudian diharapkan akan meningkatkan kemampuan pemecahan masalah pada siswanya. G. Definisi operasional variabel : -
Kemampuan
komunikasi
masalah
matematis
adalah
suatu
kemampuan
yang
mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa matematika sehingga penyampaian itu dapat lebih praktis, sistematis dan efisien.
-
Kemampuan pemecahan masalah matematis adalah suatu kemampuan yang berusaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan matematika, mencapai suatu tujuan yang tidak dengan segera dapat dicapai.
-
Means –ends Analysis merupakan proses yang digunakan pada pemecahan masalah di mana mencoba untuk mereduksi perbedaan antara current state (pernyataan sekarang) dan goal state (tujuan)
H.
Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan penelitian ini memberikan beberapa kesimpulan yang bervariasi. Beberapa temuan tersebut adalah : 1. Mengenai kualitas penguasaan pemecahan masalah matematika (PMM) guru dan siswa; a) Penguasaan PMM guru yang mendapat pengajaran PMM tergolong baik, namun sebaliknya; b) ditinjau pada tiap tingkat kelas dan secara keseluruhan, penguasaan PMM siswa SMP terutama kelas II masih belum memuaskan. Proses PMM masih merupakan proses yang sulit untuk siswa SMP. 2. Mengenai pengajaran dan hasil belajar PMM pada guru dan siswa SMP; a) ditinjau dari segi pemahaman mengenai tahap-tahap PMM, cara menyusun soal latihan dan tes PMM serta cara pemberian skornya, pengajaran PMM pada guru memberikan peningkatan pemahaman proses PMM yang baik; b) ditinjau dari keadaan awal dan akhir, pengajaran PMM bagi guru memberikan perolehan belajar PMM yang bermakna, dengan kata lain terdapat peningkatan hasil belajar guru dalam PMM; c) untuk siswa, meskipun hasil belajar PMM masih tergolong belum memuaskan, pengajaran PMM memberikan perolehan belajar yang bermakna pada kelas II dan III
SMP, terutama pada siswa
kelompok pandai. 3. Mengenai pendapat guru terhadap pengajaran PMM, dan peleksanaannya; a) ditinjau berdasarkan tingkat kelas dan secara keseluruhan, pendapat guru mengenai pengajaran PMM di SMP tergolong positif.
Ditinjau antar kelas, terdapat peningkatan derajat
kepositifan pendapat pada guru kelas yang makin tinggi.
I. Daftar Pustaka Referensi dari penelitian ini sebanyak 14. Rreferensi yang berbahasa inggris sebanyak 7 dan sisanya yang berbahasa Indonesia, yang terdiri dari 8 sumber buku, 2 bersumber dari
jurnal, 1 bersumber dari makalah seminar regional), dan 3 bersumber dari laporan penelitian . Penyusunan daftar pustaka digabung antara buku, jurnal, makalah seminar nasional dan artikel, dimana penyusunannya berdasarkan abjad yang terurut dari A-Z. Dalam penulisan nama tidak memakai gelar akademis, nama yang digunakan adalah nama generic yaitu nama kedua (apapun nama tersebut) , kemudian diikuti tanda baca “koma” dan nama spesifik dalam bentuk inisial (huruf pertama dari nama spesifik) diikuti tanda baca titik secara berturut-turut. Tahun penulisan acuan dalam daftar acuan ditulis antara dua tanda baca”titik” dimulai dengan tanda titik diikuti tahun dan ditutup dengan titik lagi. Judul buku yang menjadi acuan ditulis lengkap dengan huruf miring (italic). Kalimat dimulai dengan huruf besar dan kata-kata selanjutnya ditulis dengan huruf kecil. Setelah judul diakhiri dengan titik, kemudian ditulis nama kota diikuti nama penerbit.
Journal Mathematical problem solving is boring”: A study into the motivational impact of NRICH problem solving materials within the primary classroom "Pemecahan masalah Matematika membosankan": Sebuah studi mengenai dampak motivasi terhadap pemecahan masalah bahan NRICH dalam kelas Dasar
Oleh Jayne Callard
A. Latar Belakang Penelitian
Dalam ruang kelas sekolah dasar, anak-anak sering diminta untuk terlibat dalam kegiatan pemecahan masalah matematika. Penelitian menunjukkan bahwa pemecahan masalah merupakan dasar akuisisi pemahaman matematika yang lebih dalam, tetapi yang sering anak-anak temukan dalam kegiatan tersebut adalah mereka menjadi kesulitan dan tidak termotivasi. Paling memprihatinkan adalah perubahan dalam motivasi anak-anak selama sesi ini. Dimana perilaku dalam matematika biasanya baik, tetapi dalam kegiatan pemecahan masalah, mereka menunjukkan minat yang kurang seperti kurang percaya diri dan lebih condong untuk menyerah. Keterampilan ketekunan, trial and error, dan pengambilan resiko yang anak-anak perlukan untuk berhasil tampaknya kurang selama sesi ini, namun dalam kegiatan lain anakanak menunjukkan mereka lebih percaya diri.
Penelitian di kelas menunjukkan bahwa semakin banyak kegiatan yang diberikan kepada anak-anak akan membuat anak harus berbuat banyak yang nantinya akan mendukung pengembangan motivasi intrinsik anak-anak. Dengan mengidentifikasi pemecahan masalah tugas-tugas yang meningkatkan motivasi peserta didik, diharapkan bahwa kualitas pemahaman matematika dan keterampilan akan meningkat.
B. Analisis Faktor Penyebab Masalah Adapun yang merupakan faktor penyebab masalah adalah kurangnya kegiatan yang diberikan untuk mendukung pengembangan motivasi intrinsik anak-anak dalam pemecahan masalah Matematika. C. Alternatif Tindakan yang Digunakan dan Alasannya Adapun tindakan yang digunakan adalah dengan Tim NRICH matematika yang menghasilkan kegiatan, permainan, artikel, dan sumber daya lain untuk mendukung guru di kelas. Alasan menggunakan Tim NRICH Matematika karena memiliki beberapa keuntungan, antara lain:
Memperkaya pengalaman kurikulum matematika untuk semua peserta didik.
Menawarkan kegiatan yang menantang dan menarik
Mengembangkan pemikiran matematika dan keterampilan pemecahan masalah
Menampilkan matematika yang kaya dalam konteks yang bermakna
D. Rumusan Masalah Bagaimana Tim NRICH Matematika meningkatkan motivasi siswa dalam hal pemecahan masalah Matematika.
E. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dampak yang menggunakan satu set kegiatan pemecahan masalah bisa meningkatkan motivasi, keterlibatan, dan kesenangan kelompok anak usia 3 tahun. Pencapaian anak-anak dalam kegiatan pemecahan masalah diratakan pada tugas set non-konteks. Mereka ditampilkan tanda-tanda kebingungan dan kesalahpahaman, terutama ketika menghadapi masalah kata, sering memilih metode yang tidak tepat atau tidak efisien.
F. Definisi Operasional Variabel Definisi Operasional Variable jelas dipaparkan.
G. Kesimpulan Penelitian ini mengacu pada bukti yang bersifat kuantitatif untuk memeriksa yang dihasilkan oleh NRICH, mempengaruhi motivasi anak-anak selama pemecahan masalah dalam matematika. Temuan yang paling utama menunjukkan bahwa kegiatan Nrich memiliki efek positif untuk memotivasi anak-anak terlepas dari tingkat kemampuan mereka. Bukti lebih
lanjut mendukung temuan ini dikumpulkan dengan cara sampel yang sistematis pada empat orang yang dipilih untuk menjadi wakil kelas. Bukti ini menunjukkan keterlibatan yang lebih besar selama kegiatan NRICH dan peningkatan yang signifikan dalam kerja kelompok kolaboratif. H. Daftar Pustaka Referensi dari penelitian ini sebanyak 32.
PROBLEM SOLVING DAN MODEL ELICITING ACTIVITY DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Endang Wahyuningrum,
[email protected] A.
Latar belakang penelitian Latar belakang penelitian ini didasari oleh fakta penyelenggaraan pembelajaran matematika menunjukkan bahwa para siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari matematika.
B. Analisis factor penyebab masalahnya : Hal ini mungkin disebabkan siswa yang dididik sampai saat ini berada pada paradigma lama, yaitu paradigma yang monoton yang menghambat untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan masalah. C. Alternative tindakan yang digunakan dan alasannya Menggunakan model pembelajaran MEAs karena merupakan model pembelajaran yang membantu siswa menjadi orang yang mampu menyelesaikan masalah dengan lebih baik. D. Rumusan Masalah Bagaimana potensi problem solving dan MEAs dalam pembelajaran Matematika? E. Tujuan penelitian bertujuan untuk memberikan wawasan tambahan bagi praktisi pendidikan tentang potensi apa saja yang ditawarkan oleh Problem Solving dan MEAs dalam meningkatkan kemampuan berfikir matematik siswa. F. Manfaat penelitian sebagai referensi tambahan yang dapat menambah wawasan bagi para praktisi Pendidikan G. Definisi operasional variabel :
Pemecahan Masalah Matematik Utari Sumarmo (Sumarmo U, 2008) mengungkapkan bahwa pemecahan masalah matematik mempunyai dua makna yaitu: (a) sebagai suatu pendekatan pembelajaran yang digunakan untuk menemukan kembali (reinvention) dan memahami materi/konsep/prinsip matematika; pembelajaran diawali dengan penyajian masalah atau situasi yang kontekstual kemudian melalui induksi siswa menemukan konsep/prinsip matematika, dan (b) sebagai kegiatan yang meliputi: mengidentifikasi kecukupan data untuk pemecahan masalah, membuat
model
matematik
dari
suatu
situasi
atau
masalah
sehari-hari
dan
menyelesaikannya, memilih dan menerapkan strategi untuk menyelesaikan masalah
matematika dan atau di luar matematika, menjelaskan atau mengiterpretasikan hasil sesuai permasalahan asal serta memeriksa kebenaran hasil atau jawaban.
MEAs Pendekatan MEAs muncul karena kebutuhan akan pendekatan pembelajaran matematika yang menyertakan siswa dalam mempelajari prosedur matematika untuk menghasilkan model matematika. MEAs muncul pada pertengahan 1970 (Lesh, et al.,1983 dalam Chamberlin S.A., 2002). MEAs adalah pendekatan matematika yang dihasilkan oleh pendidik, professor, mahasiswa matematika kerjasama antara the United States and Australian untuk para pengajar matematika.
H. Kesimpulan Peran guru sebagai agen pembelajaran yang mengemban tugas mengembangkan potensi dan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran dan mengingat sifat matematika yang hierarkis serta pentingnya pencapaian mastery oleh siswa disetiap level, maka dengan memperhatikan karakteristik dari problem solving dan MEAs disimpulkan penggunaan kedua pendekatan dalam pembelajaran matematika potensial mengembangkan kemampuan berpikir matematika siswa secara bertahap dan bermakna hingga pada level berpikir matematik tingkat tinggi.
I. Daftar Pustaka Penyusunan daftar pustaka digabung antara buku, jurnal, thesis, disertasi dan hasil penelitian, dimana
penyusunannya berdasarkan
abjad yang terurut dari
A-Z.
Dalam
penulisan nama tidak memakai gelar akademis, nama yang digunakan adalah nama generic yaitu nama kedua (apapun nama tersebut) , kemudian diikuti tanda baca “koma” dan nama spesifik dalam bentuk inisial (huruf pertama dari nama spesifik) diikuti tanda baca titik secara berturut-turut. Tahun penulisan acuan dalam daftar acuan ditulis antara dua tanda baca”titik” dimulai dengan tanda titik diikuti tahun dan ditutup dengan titik lagi. Judul buku yang menjadi acuan ditulis lengkap dengan huruf miring (italic). Kalimat dimulai dengan huruf besar dan kata-kata selanjutnya ditulis dengan huruf kecil. Setelah judul diakhiri dengan titik, kemudian ditulis nama kota diikuti nama penerbit.
Laporan Hasil Penelitian Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS) dengan Pendekatan Problem Solving (Studi Eksplorasi dalam Pembelajaran Trigonometri Kelas X SMA Negeri 1 Ujungloe)”.
Oleh : Rahmawati Hamzah Upu Nurdin Arsyad
A. Latar belakang penelitian Latar belakang penelitian ini didasari oleh fakta-fakta yang menunjukkan bahwa rata-rata ulangan harian siswa masih rendah khususnya pada materi trigonometri, dimana perolehan hasil ulangan harian pada materi tersebut rata-rata kurang dari 50% mencapai nilai KKM. Selain itu pula banyaknya permasalahan yang ada disekitar lingkungan siswa yang berkaitan dengan trigonometri membutuhkan kemampuan pemecahan masalah yang baik oleh siswa, yang
memungkinkan
siswa membangun sendiri atau secara berkelompok
konsep
matematika yang berkaitan dengan materi trigonometri tersebut. B. Analisis factor penyebab masalahnya : Hal ini disebabkan oleh pembelajaran yang masih di dominasi oleh guru dan kenyataan dilapangan juga menunjukkan siswa pasif dalam pembelajaran. C. Alternative tindakan yang digunakan dan alasannya : Menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) dengan pendekatan Problem Solving (pemecahan masalah)
karena TPS memberikan penekanan pada
penggunaan struktur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa sehingga siswa memiliki waktu yang lebih banyak untuk berpikir, menjawab dan saling membantu
satu sama lain serta pendekatan
pemecahan masalah
secara kelompok
merupakan salah satu cara untuk membangun kerjasama yang saling menguntungkan.
D. Rumusan Masalah 1. Bagaimana deskripsi aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan pendekatan problem solving di SMA Negeri 1 Ujungloe dalam memahami materi trigonometri? 2. Bagaimana respons siswa yang diajar dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan pendekatan problem solving di SMA Negeri 1 Ujungloe dalam memahami materi trigonometri? 3.
Sejauhmana peningkatan penguasaan trigonometri siswa setelah diterapkan pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan pendekatan problem solving siswa kelas Xf SMA Negeri 1 Ujungloe?
E. Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mendeskripsikan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan menerapan pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan pendekatan problem solving di SMA Negeri 1 Ujungloe dalam memahami materi trigonometri. 2. Mendeskripsikan respons siswa terhadap pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan pendekatan problem solving di SMA Negeri 1 Ujungloe dalam memahami materi trigonometri. 3. Mendapatkan informasi yang akurat tentang peningkatan penguasaan trigonometri siswa setelah diterapkan pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan pendekatan problem solving siswa kelas X SMA Negeri 1 Ujungloe? F. Manfaat penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut. 1.
Untuk siswa: dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan dapat meningkatkan kinerja siswa dalam memecahkan masalah matematika, khususnya berdasarkan langkah problem solving.
2.
Untuk guru: memberikan alternatif dalam memvariasikan model, pendekatan pembelajaran dan meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika.
3.
Untuk Dinas Pendidikan : sebagai masukan bagi para pengambil kebijakan dalam memberikan arahan pengembangan pembelajaran matematika di sekolah.
4.
Untuk penulis : dapat meningkatkan pengetahuan pendidikan matematika penulis dan dapat digunakan sebagai acuan bagi penelitian selanjutnya.
G. Definisi operasional variabel : 1. Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah suatu model pembelajaran yang digunakan oleh guru dengan langkah-langkah berikut: (a) Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang berhubungan dengan pelajaran, (b) guru meminta memikirkan pertanyaan atau isu tersebut secara mandiri, (c) guru meminta siswa berpasangan dengan siswa lain, (d) guru meminta kepada pasangan untuk berbagi seluruh kelas. 2. Pendekatan problem solving yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah pendekatan pembelajaran berbasis keterampilan
menyelesaikan masalah
matematika menurut
George Polya. 3.
Pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan pendekatan
problem solving yang
dimaksudkan dalam penelitian ini adalah seluruh rangkaian kegiatan siswa dan guru yang dirancang dengan cara menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan pendekatan problem solving. 4.
Aktivitas siswa yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah perilaku-perilaku yang ditampilkan siswa beserta hasil-hasil belajar yang dicapai siswa selama proses pembelajaran, baik dalam tugas (on-task) maupun di luar tugas (off-task) pada setiap tahap pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan pendekatan problem solving.
5.
Respons siswa yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah pendapat siswa tentang komponen-komponen kegiatan pembelajaran.
6.
Penguasaan siswa yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah pengetahuan siswa terhadap materi trigonometri yang diukur dengan tes awal yang diberikan sebelum mengikuti pembelajaran dan tes akhir yang diperoleh setelah mengikuti kegiatan pembelajaran melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan pendekatan problem solving pada materi trigonometri.
7.
Trigonometri yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah materi matematika yang diajarkan pada kelas X SMA semester 2 sesuai dengan standar isi pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
H. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penerapan pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan pendekatan problem solving dalam memahami materi trigonometri pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Ujungloe dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Aktivitas siswa yang teramati adalah interaksi personal dan selain interaksi personal. 2. Kategori dominan pada tahap think. Siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi cenderung menyelesaikan masalah secara mandiri, siswa yang mempunyai kemampuan awal sedang cenderung membaca materi ajar dan menyelesaikan masalah secara mandiri sedangkan siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah cenderung membaca sumber lain dan melamun. 3. Kategori dominan pada tahap pair. Siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi memberi bantuan dengan penjelasan dan berdiskusi kepada siswa yang mempunyai awal sedang, siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi memberi bantuan tanpa penjelasan kepada siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah, sedangkan siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah meminta bantuan kepada siswa yang mempunyai kemampuan awal sedang. 4. Kategori dominan pada tahap share. Kecenderungan siswa berdiskusi atau bernegosiasi antara semua pasangan. 5. Siswa menunjukkan respons positif terhadap penerapan pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan pendekatan problem solving. Hal ini diindikasikan oleh hasil angket dengan presentase rata-rata respons yang diberikan siswa dari semua indikator diatas 75 %. Respons positif siswa juga dapat diindikasikan dari antusiasme dan keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran dengan penerapan pembelajaran kooeratif tipe TPS dengan pendekatan problem solving. 6. Penguasaan siswa pada materi trigonometri pada pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan pendekatan problem solving yang diamati menunjukkan bahwa nilai tes awal rata-rata 18,27dari skor ideal 100 dan standar deviasi 13,50 sedang nilai tes sesudah pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan pendekatan problem solving rata-rata 74,49 dari skor ideal 100 dan standar deviasi 10,11. Hal ini berarti bahwa pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan penguasaan siswa pada materi trigonometri, memfasilitasi siswa untuk mencapai ketuntasan klasikal serta nilai hasil belajar antara siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah setelah pembelajaran kooperatif memiliki variasi yang semakin kec.
I. Daftar Pustaka Referensi dari penelitian ini sebanyak 41. Rreferensi yang berbahasa inggris sebanyak tiga dan sisanya yang berbahasa Indonesia, yang terdiri dari 35 sumber buku, 2 bersumber dari jurnal, 1 bersumber dari hasil penelitian, 2 bersumber dari disertasi, dan 1 bersumber dari thesis. Penyusunan daftar pustaka digabung antara buku, jurnal, thesis, disertasi dan hasil penelitian, dimana
penyusunannya berdasarkan
abjad yang terurut dari
A-Z.
Dalam
penulisan nama tidak memakai gelar akademis, nama yang digunakan adalah nama generic yaitu nama kedua, kemudian diikuti tanda baca “koma” dan nama spesifik dalam bentuk inisial (huruf pertama dari nama spesifik) diikuti tanda baca titik secara berturut-turut. Tahun penulisan acuan dalam daftar acuan ditulis antara dua tanda baca”titik” dimulai dengan tanda titik diikuti tahun dan ditutup dengan titik lagi. Judul buku yang menjadi acuan ditulis lengkap dengan huruf miring (italic). Kalimat dimulai dengan huruf besar dan kata-kata selanjutnya ditulis dengan huruf kecil. Setelah judul diakhiri dengan titik, kemudian ditulis nama kota diikuti nama penerbit.
Jurnal PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI IDEAL PROBLEM SOLVING BERMUATAN PENDIDIKAN KARAKTER Oleh : Muchayat (Pengajar di SMA Negeri 1 Lasem Kabupaten Rembang) Email:
[email protected],
A. Latar belakang penelitian Latar belakang penelitian ini didasari oleh fakta bahwa sejak krisis moneter, ekonomi, politik, hukum, kepercayaan, kepemimpinan hingga adanya krisis akhlak dan moral yang mempunyai dampak yang berkelanjutan sampai saat ini. Krisis yang semula merupakan krisis identitas memiliki dampak yang lebih luas yakni adanya krisis karakter bangsa. Sebagaimana tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, nilai-nilai karakter perlu ditanamkan kepada siswa dalam pembelajaran matematika. Oleh karena itu dalam rangka memperbaiki pembelajaran matematika di kelas diperlukan usaha untuk memperbaiki pemahaman guru, siswa, bahan yang digunakan untuk pembelajaran dan interaksi antara mereka. Agar tujuan pembelajaran mencapai sasaran dengan baik, disamping adanya pemilihan metode dan strategi pembelajaran yang sesuai, juga diperlukan adanya pengembangan perangkat pembelajaran yang sesuai pula dengan metode dan strategi pembelajaran yang digunakan.
B. Analisis faktor penyebab masalahnya : Hal ini disebabkan karena masih kurangnya perangkat pembelajaran yang berorientasi pada pemecahan masalah matematika dimana siswa tidak dibiasakan untuk berpikir kreatif, dan mengembangkan rasa ingin tahu serta pantang menyerah dalam menghadapi suatu masalah.
C. Alternative tindakan yang digunakan dan alasannya : Menggunakan pembelajaran dengan menerapkan strategi IDEAL Problem Solving bermuatan pendidikan karakter dengan menggunakan model pengembangan 4-D Thiagaraja yang dimodifikasi melalui serangkaian tahap pengembangan, yakni tahap pendefinisian, perancangan,
pengembangan
hingga
penyebaran.
Penggunaan
strategi
ini
karena
memudahkan siswa dalam menyusun tahapan-tahapan penyelesaian masalah. Strategi ini
memungkinkan terbentuknya kelompok-kelompok diskusi, memberikan kesempatan pada siswa untuk saling bertukar pikiran sehingga memberikan pengaruh positif terhadap aktivitas dan motivasi belajarnya. Pemecahan masalah pada materi penerapan turunan fungsi, dapat menggali nilai-nilai pendidikan karakter dengan membiasakan siswa untuk berpikir kreatif, mengembangkan rasa ingin tahu, bersikap demokratis dan memupuk semngat pantang menyerah dalam menghadapi suatu masalah.
D. Rumusan Masalah Permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1.
Bagaimanakah pengembangan perangkat pembelajaran matematika dengan strategi IDEAL Problem Solving bermuatan pendidikan karakter materi turunan fungsi?
2.
Apakah hasil pengembangan perangkat pembelajaran matematika dengan strategi IDEAL problem Solving bermuatan pendidikan karakter materi turunan fungsi valid?
3.
Apakah perangkat pembelajaran matematika dengan strategi IDEAL Problem Solving bermuatan pendidikan karakter yang dikembangkan efektif dalam pembelajaran materi turunan fungsi?
E. Tujuan penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Mendeskripsikan pengembangan perangkat pembelajaran matematika dengan strategi IDEAL Problem Solving bermuatan pendidikan karakter materi turunan fungsi kelas XI.
2.
Menghasilkan perangkat pembelajaran matematika dengan strategi IDEAL Problem Solving bermuatan pendidikan karakter materi turunan fungsi kelas XI yang valid.
3.
Mengetahui keefektifan perangkat pembelajaran matematika dengan strategi IDEAL Problem Solving bermuatan pendidikan karakter pada pembelajaran materi turunan fungsi kelas XI.
F. Manfaat penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah sehingga pencapaian prestasi belajarnya dapat lebih optimal sedangkan bagi guru, strategi pembelajaran IDEAL Problem Solving ini dapat dijadikan
sebagai alternatif strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. G. Definisi operasional variabel : -
Pemecahan masalah adalah suatu cara yang dilakukan seseorang dengan menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman untuk memenuhi tuntutan dari situasi yang tidak rutin.
Polya menjelaskan bahwa pemecahan masalah merupakan usaha untuk
mencari jalan keluar dari suatu kesulitan untuk mencapai suatu tujuan yang tidak segera dapat dicapai. -
Pendidikan karakter adalah usaha sadar dan terencana dalam menanamkan nilai-nilai sehingga terinternalisasi dalam diri peserta didik yang mendorong dan mewujud dalam sikap dan perilaku yang baik.
H. Kesimpulan Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pengembangan perangkat pembelajaran dengan menggunakan model 4-D yang telah dimodifikasi, dihasilkan perangkat pembelajaran dengan strategi IDEAL Problem Solving bermuatan pendidikan karakter yang valid dan efektif dalam materi turunan fungsi. 2. Siswa yang mengikuti pembelajaran strategi IDEAL Problem Solving bermuatan pendidikan karakter mencapai ketuntasan belajar. 3. Kemampuan pemecahan masalah siswa di kelas yang menggunakan strategi IDEAL Problem Solving bermuatan pendidikan karakter lebih baik daripada kelas yang menggunakan pembelajaran ekspositori dengan kelompok belajar konvensional. 4. Aktivitas dan motivasi belajar siswa secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa di kelas yang menggunakan strategi IDEAL Problem Solving bermuatan pendidikan karakter.
I. Daftar Pustaka Referensi
dari penelitian ini sebanyak 12. Rreferensi yang berbahasa inggris
sebanyak tujuh dan sisanya yang berbahasa Indonesia, yang terdiri dari 6 sumber buku, 4 bersumber dari jurnal,
dan 2 bersumber dari thesis. Penyusunan daftar pustaka digabung
antara buku, jurnal, thesis, dimana penyusunannya berdasarkan abjad yang terurut dari A-Z. Dalam penulisan nama tidak memakai gelar akademis, nama yang digunakan adalah nama
generic yaitu nama kedua (apapun nama tersebut) , kemudian diikuti tanda baca “koma” dan nama spesifik dalam bentuk inisial (huruf pertama dari nama spesifik) diikuti tanda baca titik secara berturut-turut. Tahun penulisan acuan dalam daftar acuan ditulis antara dua tanda baca”titik” dimulai dengan tanda titik diikuti tahun dan ditutup dengan titik lagi. Judul buku yang menjadi acuan ditulis lengkap dengan huruf miring (italic). Kalimat dimulai dengan huruf besar dan kata-kata selanjutnya ditulis dengan huruf kecil. Setelah judul diakhiri dengan titik, kemudian ditulis nama kota diikuti nama penerbit.
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan
PENINGKATAN
KEMAMPUAN
PEMECAHAN
MASALAH
MATEMATIKA
TERBUKA MELALUI INVESTIGASI BAGI SISWA KELAS V SD 4 KALIUNTU
Oleh : I Gusti Ngurah Japa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Undiksha
A. Latar belakang penelitian Latar belakang penelitian ini didasari oleh fakta bahwa pengembangan kemampuan berpikir logis, kritis, analitis, kreatif, produktif siswa belum tercapai secara optimal dan masih kurangnya kemampuan dalam pemecahan masalah matematika terbuka.
B. Analisis factor penyebab masalahnya : Hal ini disebabkan karena dalam pembelajaran matematika, guru cenderung procedural dan lebih menekankan pada hasil belajar. Siswa belajar sesuai dengan contoh yang diberikan guru, dan soal-soal yang diberikan kepada siswa hanya soal-soal tertutup. Akibatnya, siswa kurang berkesempatan untuk mengembangkan kreativitas dan produktivitas berpikirnya.
C. Alternative tindakan yang digunakan dan alasannya : Menggunakan pembelajaran yang menerapkan metode investigasi matematika. Investigasi matematika yang diterapkan terdiri atas 6 tahap, yaitu : pemberian masalah, eksplorasi, perumusan tugas belajar, kegiatan belajar, analisis kemajuan, dan cek ulang. Hal ini karena penerapan investigasi matematika dapat meningkatkan cara belajar siswa dengan adanya antusiasme dan kerjasama dalam belajar kelompok, membimbing siswa berpikir sistematis, kritis, analitis, kreatif, dan dapat mengaktifkan siswa sehingga produktif dalam belajar. D. Rumusan Masalah Apakah penerapan investigasi matematika dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah matematika terbuka?
E. Tujuan penelitian
Tujuan yang
ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah meningkatkan cara belajar dan
kemampuan siswa dalam pemecahan masalah matematika.
F. Manfaat penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa dalam mengembangkan kompetensinya secara rutin sehingga dapat meningkatkan aktivitas, kreativitas, dan produktivitas berpikirnya. G. Definisi operasional variabel : -
Kemampuan pemecahan masalah matematika terbuka yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mencakup beberapa kemampuan spesifik, yaitu yang berkaitan dengan operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.
-
Investigasi matematika adalah salah satu cara yang digunakan dalam pembelajaran untuk mengaktifkan siswa dalam mengkonstruksi atau merekonstruksi kembali pengetahuannya serta mampu mengaplikasikannya dalam pemecahan masalah.
H. Kesimpulan Berdasarkan temuan dan pembahasan dari penelitian ini, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Setelah diterapkannya metode investigasi dalam pemecahan masalah matematika terbuka, cara belajar siswa mengalami peningkatan, dimana dalam belajar siswa tampak aktif, kreatif, produktif, antusias, dan disiplin. 2. Kemampuan siswa dalam pemecahan masalah matematika juga cenderung meningkat. Hal ini dapat dilihat dari rerata persentase skor yang dicapai siswa pada tes akhir suatu siklus ke siklus berikutnya mengalami peningkatan. Di samping itu, persentase banyak siswa yang mencapai kategori baik atau sangat baik juga semakin meningkat.
I. Daftar Pustaka Referensi dari penelitian ini sebanyak 12. Rreferensi yang berbahasa inggris sebanyak lima dan sisanya yang berbahasa Indonesia, yang terdiri dari 4 sumber buku, 3 bersumber dari jurnal, 2 bersumber dari makalah, 1 bersumber dari disertasi, dan 2 bersumber dari thesis. Penyusunan daftar pustaka digabung antara buku, jurnal, thesis, disertasi dan makalah, dimana penyusunannya berdasarkan abjad yang terurut dari A-Z. Dalam penulisan nama tidak memakai gelar akademis, nama yang digunakan adalah nama generic yaitu nama kedua
(apapun nama tersebut) , kemudian diikuti tanda baca “koma” dan nama spesifik dalam bentuk inisial (huruf pertama dari nama spesifik) diikuti tanda baca titik secara berturut-turut. Tahun penulisan acuan dalam daftar acuan ditulis antara dua tanda baca”titik” dimulai dengan tanda titik diikuti tahun dan ditutup dengan titik lagi. Judul buku yang menjadi acuan ditulis lengkap dengan huruf miring (italic). Kalimat dimulai dengan huruf besar dan kata-kata selanjutnya ditulis dengan huruf kecil. Setelah judul diakhiri dengan titik, kemudian ditulis nama penerbit diikuti nama kota.
Artikel PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN PENALARAN FORMAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA BAGI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
Oleh : I Made Pait Program Studi teknologi Pembelajaran Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Ganesha.
A. Latar belakang penelitian Latar belakang penelitian ini didasari oleh fakta-fakta yang menunjukkan bahwa guru sebagai fasilitator dalam pendidikan dituntut untuk dapat membentuk siswa yang memiliki kemampuan inovatif dan kreatif. Seorang guru perlu memiliki kemampuan merancang dan mengimplementasikan berbagai strategi pembelajaran yang cocok dengan minat dan bakat serta sesuai dengan taraf perkembangan siswa termasuk di dalamnya memanfaatkan berbagai sumber dan media pembelajaran untuk menjamin efektifitas pembelajaran.
Peran guru,
apalagi untuk siswa pada usia pendidikan dasar, tak mungkin dapat digantikan oleh perangkat lain seperti televisi, radio dan lain sebagainya. Keberhasilan implementasi suatu strategi pembelajaran akan tergantung kepada guru dalam menggunakan metode, taktik, dan tehnik pembelajaran.
Rendahnya mutu pendidikan di indonesia juga dapat ditinjau dari pola
pembelajaran yang digunakan selama ini, yang masih sangat minim menekankan pada keterampilan berpikir tingkat tinggi. Oleh karena itu diperlukan model pembelajaran yang mengarah pada proses berpikir siswa.
B. Analisis factor penyebab masalahnya : Hal ini
disebabkan oleh guru yang cenderung menggunakan metode konvensional dan
kurang mengadopsi metode pembelajaran yang inovatif dan konstruktivisme, guru masih menggunakan siswa sebagai objek untuk menyelesaikan target kurikulum, siswa kurang dilatih untuk berpikir kritis dalam menghadapi permasalahan. Selain itu pula karena ketrampilan berpikir dan memecahkan masalah peserta didik di indonesia hingga saat ini belum begitu membudaya. Kebanyakan peserta didik terbiasa melakukan kegiatan belajar berupa menghafal tanpa dibarengi ketrampilan berpikir dan memecahkan masalah.
C. Alternative tindakan yang digunakan dan alasannya : Menggunakan pembelajaran problem solving (pemecahan masalah)
karena pembelajaran
ini mengarah pada proses berpikir siswa serta memberikan peluang kepada siswa untuk lebih banyak terlibat dalam proses pembelajaran matematika. Model pembelajaran ini merangsang siswa untuk berpikir kritis dan berorientasi pada permasalahan.
Dengan demikian
pembelajaran akan lebih bermakna karena melibatkan siswa dari awal sampai akhir pembelajaran.
D. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini dalah sebagai berikut : 1. Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar matematika siswa yang mengikuti model pembelajaran problem solving dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional? 2. Apakah terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran dengan penalaran formal terhadap prestasi belajar matematika siswa? 3. Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa yang mnegikuti model pembelajaran problem solving dengan siswa yang mengikuti pembelajarn konvensional pada kelompok siswa yang memiliki penalaran formal tinggi? 4. Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa yang mengikuti model pembelajaran problem solving dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada kelompok siswa yang memiliki penalaran formal rendah?
E. Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran problem solving dan penalaran formal terhadap prestasi belajar matematika. F. Manfaat penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut. 1. Untuk siswa: dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan dapat meningkatkan kinerja siswa dalam memecahkan masalah matematika, khususnya berdasarkan langkah problem solving.
2. Untuk guru: memberikan alternatif dalam memvariasikan model, pendekatan pembelajaran dan meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika. G. Definisi operasional variabel : 1. Model problem solving adalah salah satu model pembelajaran yang merangsang siswa untuk berpikir kritis dan pada permasalahan. 2.
Penalaran formal adalah
3.
Prestasi belajar matematika adalah
H. Kesimpulan Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Terdapat perbedaan prestasi belajar matematika siswa yang mengikuti model pembelajaran problem solving dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional. 2. Terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran dengan penalaran formal terhadap prestasi belajar matematika siswa. 3. Terdapat perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa yang mnegikuti model pembelajaran problem solving dengan siswa yang mengikuti pembelajarn konvensional pada kelompok siswa yang memiliki penalaran formal tinggi? 4. Terdapat perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa yang mengikuti model pembelajaran problem solving dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada kelompok siswa yang memiliki penalaran formal rendah. Berdasarkan kesimpulan di atas, maka terdapat pengaruh model pembelajaran problem solving dan penalaran foramal terhadap prestasi belajar matematika siswa.
I. Daftar Pustaka Referensi dari penelitian ini sebanyak 39. Rreferensi yang berbahasa inggris sebanyak 11 dan sisanya yang berbahasa Indonesia, yang terdiri dari 20 sumber buku, 10 bersumber dari jurnal, 1 bersumber dari artikel, 2 bersumber dari makalah, 1 bersumber dari disertasi, dan 5 bersumber dari thesis. Penyusunan daftar pustaka digabung antara buku, jurnal, thesis, disertasi , makalah dan artikel, dimana penyusunannya berdasarkan abjad yang terurut dari A-Z. Dalam penulisan nama tidak memakai gelar akademis, nama yang digunakan adalah
nama generic yaitu nama kedua (apapun nama tersebut) , kemudian diikuti tanda baca “koma” dan nama spesifik dalam bentuk inisial (huruf pertama dari nama spesifik) diikuti tanda baca titik secara berturut-turut. Tahun penulisan acuan dalam daftar acuan ditulis antara dua tanda baca”titik” dimulai dengan tanda titik diikuti tahun dan ditutup dengan titik lagi. Judul buku yang menjadi acuan ditulis lengkap dengan huruf miring (italic). Kalimat dimulai dengan huruf besar dan kata-kata selanjutnya ditulis dengan huruf kecil. Setelah judul diakhiri dengan titik, kemudian ditulis nama penerbit diikuti nama kota.
Dissertation The Effects of GoSolve Word Problems Math Intervention on Applied Problem Solving Skills of Low Performing Fifth Grade Students Jessica Lynn Fede dissertation University of Massachusetts – Amherst
A. Latar belakang penelitian Latar belakang penelitian ini didasari oleh oleh pentingnya pendidik untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam memecahkan berbagai masalah matematika yang bersifat kompleks, terutama dalam memecahkan masalah
pemaknaan kata dengan menggunakan strategi
pemecahan GO berbasis intervensi siswa diharapkan dapat meningkatkan keterampilan menganalisis dan memecahkan masalah matematika yang bersifat kompleks tersebut. B. Analisis factor penyebab masalahnya : Hal ini disebabkan karena siswa kesulitan memahami pemaknaan kata dalam beberapa soal yang kompleks C. Alternative tindakan yang digunakan dan alasannya Memberikan perlakuan pemecahan GO berbasis intervensi dalam memecahkan masalah pemaknaan kata dengan menggunakan program berbasis computer dan untuk mengajarkan strategi dasar instruksi. Hal ini karena dengan menggunakan strategi ini, siswa diharapkan dapat mengerti dan kemampuan analisis pemaknaan kata dapat dipecahkan dengan lebih baik dibandingkan dengan menggunakan cara standar atau strategi yang biasa digunakan. D. Rumusan Masalah Bagaimana strategi pemecahan GO berbasis intervensi matematika dapat meningkatkan pemahaman kata dalam instruksi matematika yang bersifat kompleks? E. Tujuan penelitian Dengan mengunakan pemecahan GO berbasis intervensi maka untuk memecahkan masalah pemahaman kata, siswa diharapkan dapat mengurangi kesulitan memahami instruksiinstruksi yang terdapat dalam soal. F. Manfaat penelitian -
Memberikan siswa kesempatan untuk mendiskripsikan dan belajar tentang berbagai masalah yang memerlukan strategi dan solusi yang berbeda-beda untuk dipecahkan.
-
Guru memberikan kesempatan yang lebih kepada siswa untuk menggambarkan konsep dan memahami pemecahan masalah, siswa diizinkan untuk menyampaikan pemikiran mereka, dan guru menjadi lebih membimbing secara kognitif dalam pemecahan masalah siswa.
G. Definisi operasional variabel GO Solve Word Problems adalah salah satu jenis pemecahan masalah pemaknaan matematika yang berdasar atas strategi dasar rencana. H. Kesimpulan Penelitian ini menunjukkan bahwa strategi pemecahan masalah jenis GO, intervensi dasar komputer yang mengajarkan siswa untuk memecahkan masalah terutama pemaknaan kata dalam soal matematika telah efektif meningkatkan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah
secara signifikan.
Sebagai tambahan, penelitian ini juga menunjukkan bahwa
negara-negara lain mengajarkan berbagai cara pemecahan masalah pemaknaan kata dalam matematika, yang biasa diajarkan dengan satu jenis atau cara yang sama.
I.
Daftar Pustaka Sumber acuan pnelitian ini sebanyak 188 sumber. Daftar acuan yang terdiri dari 2 orang penulis menggunakan “&” sebagai kata hubung. Dalam penulisan nama tidak memakai gelar akademis, nama yang digunakan adalah nama generic yaitu nama kedua, kemudian diikuti tanda baca “koma” dan nama spesifik dalam bentuk inisial (huruf pertama dari nama spesifik) diikuti tanda baca titik secara berturut-turut. Acuan yang bersumber dari jurnal tidak perlu disebutkan nama penerbit dan kota, karena dianggap jurnal tersebut sudah dikenal secara internasional dan masuk dalam bibliografi internasional yang terakreditasi.
Tahun
penulisan acuan dalam daftar acuan ditulis antara dua tanda baca”titik” yang diberi tanda kurung, dimulai dengan tanda titik diikuti pemberian tanda kurung, diikuti tahun dan ditutup dengan titik lagi.
Daftar Pustaka Callard, Jayne, 2008. Mathematical problem solving is boring”: A study into the motivational impact of NRICH problem solving materials within the primary classroom. The Journal of Mathematical Behaviour, volume 27, No. 3 Januari 2008. From http://nrich.math.org/ Fede, Jessica Lynn, 2010. The Effects of GoSolve Word Problems Math Intervention on Applied Problem Solving Skills of Low Performing Fifth Grade Students. Dissertation. University of Massachusetts – Amherst. from http://scholarworks.umass.edu/open_access_dissertations. Fitriani, Andhin, D, 2010. Peningkatan Kemampuan Komunikasi dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Melalui Model Pembelajaran Means-Ends Analysis. Disajikan dalam Proceding 2ND International Seminar Practice Pedagogig in Global Education Perspective. Gusti, Ngurah Japa, 2008. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Terbuka Melalui Investigasi Bagi Siswa kelas V SD Kaliuntu. Jurnal penelitian dan Pengembangan Pendidikan. Undiksa. Jitendra, A. 2002. Teaching Students Math Problem Solving Through Grapich Representation. Teaching Exceptional Children, Vol. 34, No. 4, pp. 34-38. Kesumawati, Nila., 2009. Model Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP melalui Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik . Disajikan dalam Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika Universitas Negeri Yogyakarta, tanggal 5 Desember 2009. Mantha, Sharma, S., 2001. Handbook On Problem Solving Skills. Developed by Centre for Good Governance(CGG). Polya, G. (1957). How to solve it. NJ: Princeton University Press. Muchayat, 2011. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika dengan Strategi Ideal Problem Solving Bermuatan Pendidikan Karakter. JURNAL PP VOLUME 1, NO. 2. http://pasca.undiksha.ac.id/e-journal Pait, Made I, 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Solving dan Penalaran Formal Terhadap Prestasi Belajar Matematika bagi Siswa Sekolah Menengah Pertama. Artikel. Syaiful, 2009. Model Pengajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika pada Guru SMP. Disajikan dalam Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika Universitas Negeri Yogyakarta, tanggal 5 Desember 2009. Wahyuningrum, Endang. Problem Solving dan Model Eliciting Activity dalam Pembelajaran Matematika. From
[email protected]